EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION: Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung.

(1)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Oleh

SYAMSIDAH LUBIS 1201422

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan masih rendahnya proses dan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Inggris dalam kemampuan Reading Comprehension siswa kelas VIII SMPN 29 Bandung. Tujuan Utama penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan Reading

Comprehension siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan pre-test dan post-test, sedangkan untuk mengumpulkan data penelitian dikembangkan dua jenis instrumen yaitu tes objektif berupa pilihan ganda dengan empat opsi jawaban alternatif (a.b.c dan d) dan non tes berupa angket respon siswa. Setelah dilakukan ujicoba test instrumen yang valid 15 dan instrumen dinyatakan reliabel dengan r hasil = 0.60 Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 35 orang dan kelas kontrol siswa kelas VIII H berjumlah 36 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pre-test dan post-test untuk mengetahui kemampuan Reading Comprehension siswa. Kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan teknik pengolahan data software SPSS Versi 20. Dari hasil penelitian diketahui bahwa model Problem Based

Learning secara signifikan lebih efektif daripada pembelajaran saat ini, dapat dilihat dari

peningkatan rata hasil pre-test dan post-test untuk kelas eksperimen yaitu 80.50 dari rata-rata sebelum pembelajaran yaitu 62.34. dan untuk kelas kontrol yaitu 65.84 dari rata-rata-rata-rata sebelum pembelajaran 54.90 Nilai gain kelas eksperimen 0.47 dan gain kelas kontrol 0.23 ini menunjukkan perbedaan kelas eksperimen lebih signifikan daripada kelas kontrol. Selanjutnya berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan respon siswa kategori baik karena rata-rata keseluruhan 77.5% dari rentang 60-80. Dari hasil kedua tes yang diperoleh menunjukkan bahwa model Problem Based Learning efektif untuk meningkatkan kemampuan Reading Comprehension dalam pembelajaran Bahasa Inggris dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran saat ini.

Kata Kunci: Efektifitas, Model Problem Based Learning, dan Kemampuan Reading Comprehension.


(2)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE EFFECTIVENESS OF PROBLEM BASED LEARNING TO IMPROVE READING COMPREHENSION

BY

SYAMSIDAH LUBIS

1201422

ABSTRACT

This study investigates the problem of process and result of learning English specifically in

students’ Reading Comprehension. This study investigates students in grade VIII of SMPN 29 Bandung. The main purpose of this study is to reveal the effect of Problem Based Learning to improve students’ Reading Comprehension in learning English. This study used quasi-experiment method and employed pre-test and post-test. The data was collected by using two kinds of instrument; objective test with 4 alternative answers and non-test in the

form of students’ questionnaire. After the pre-test for the instrument conducted and found that 15 of them are valid and the instrument is reliable with the result R= 0.60. The subject of this study is 35 students in grade VIII G as the experiment class and 36 students in grade VIII H as the control class. The data was collected by using pre-test and post-test to investigates students’ reading comprehension. The data was collected and analyzed by using SPSS 20. It was found that problem based learning model is significantly more effective than the present teaching method. The result shows that the improvement of pre-test and post test in experiment class is 80.50 from 62.34 while the result from control class is 65.84 from 54.90. The gain value of 0.47 in experiment class and 0.23 in control class shows that the improvement in experiment class is more significant than in the control class. Then, it was

found that the result of observation toward students’ learning process and students’ response

is good because the whole mean shows 77.5% from 60-80. From the result of both tests shows that problem based learning is more effective to improve students’ Reading Comprehension in learning English than the present teaching and learning model.

Key words: Effectiveness, Problem Based Learning model, and students’ Reading Comprehension.


(3)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 9

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kurikulum dan Pembelajaran ... 12

B. Model Problem Based Learning ... 22

C. Kemampuan Reading Comprehension ... 37

D. Penelitian yang Relevan ... 46

E. Kerangka Berfikir ... 47


(4)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ... 49

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

C. Defenisi Operasional ... 52

D. Instrumen Penelitian ... 53

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 53

F. Prosedur Penelitian ... 59

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 63

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 87

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89


(5)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Sintaks untuk Pembelajaran Berbasis Masalah ... 34

Tabel 2.2 Sintaks untuk Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran Berbasis Masalah... 34

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 50

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas ... 54

Tabel 3.3 Hasil dari validitas tes Reading Comprehension ... 55

Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 56

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Reliabilitas ... 56

Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 57

Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Reading Comprehension ... 57

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya pembeda ... 58

Tabel 3.9 Daya Pembeda Tiap Soal... 58

Tabel 3.10 Klasifikasi Gain Ternormalisasi ... 60

Tabel 4.l Statistik Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 64

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Skor pre-tes dan post-test Kemampuan Reading Comprehension Siswa ... 69

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Variansi Skor pre-test dan post-test Kemampuan Reading Comprehension ... 70

Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Rataan Kemampuan Reading Comprehension 71 Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Reading Comprehension ... 72


(6)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... 73 Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Model

Problem Based Learning ... 74

Tabel 4.8 Presentasi Siswa Setelah diberi Perlakuan dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning ... 74

Tabel 4.9 Gain Homogenitas ... 75 Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan rataan Kemampuan Reading Comprehension 76

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis Pembelajaran Peningkatan Kemampuan

Reading Comprehension ... 79

Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... 80 Tabel 4.13 Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan

Problem Based Learning ... 82

Tabel 4.14 Presentasi siswa Setelah diberi Perlakuan dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning ... 84

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(7)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 2.2 Model Berkaitan (the interlocking model) ... 15

Gambar 2.3 Model Konsentris (the concentric model) ... 15

Gambar 2.4 Model Siklus (the cylical model) ... 16

Gambar 2.5 Level of Reading Comprehension... 43

Gambar 2.6 Kerangka Berfikir ... 48

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 59

Gambar 4.1 Histogram Data Hasil Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 66

Gambar 4.2 Data Hasil Nilai Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 67


(8)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

1. Kisi-kisi Instrumen Reading Comprehension

2. Instrumen Uji Coba dan Lembar jawaban tes Reading Comprehension 3. Lembar Judgemen

4. Hasil Analisis Uji Coba 5. Uji Validitas

6. Uji Reliabiltas 7. Tingkat Kesukaraan 8. Daya Pembeda

Lampiran 2

1. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Inggris 2. Langkah-langkah Problem Based Learning

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP) Kelas Eksperimen dan Kontrol 4. Instrumen Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol

5. Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol 6. Lembar Observasi Proses Pelaksanaan Pembelajaran 7. Form Penilaian

8. Kisi-kisi Angket dan Lembar Angket Siswa

Lampiran 3

1. Hasil Pre-test, Post-test dan gain Kelas Eksperimen 2. Hasil Pre-test, Post-test dan gain Kelas Kontrol 3. Uji Normalitas Pre-test, Post-test dan Gain 4. Uji Homegenitas Pre-test dan Post-test 5. Histogram Pre-test, Post-test dan Gain 6. Non Parametrik dan Mann- Whitney Test 7. T-test Independent Samples Test

Lampiran 4

1. Dokumentasi Problem Based Learning 2. Riwayat Hidup


(9)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini disampaikan pendahuluan penelitian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis. Semua bagian dari pendahuluan disajikan satu per satu dalam bab ini.

A. Latar Belakang Penelitian

Pada abad ke-21 dunia pendidikan di Indonesia semakin dihadapkan pada tantangan yang semakin berat. Tantangan tersebut ialah kesadaran terhadap bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Salah satu hal mendasar saat memasuki abad ke-21 adalah gelombang globalisasi yang dirasakan kuat dan terbuka. Proses pendidikan harus sesuai dengan tuntutan zaman, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi membawa pada perubahan dalam semua aspek kehidupan, khususnya proses pendidikan. Dalam dunia pendidikan pada masa depan, siswa dituntut mampu menghadapi kehidupan bermasyarakat yaitu dalam dunia nyata yang penuh dengan rintangan, tidak terstruktur dengan baik dan tidak pasti. Kehidupan bermasyarakat menuntut kepekaan, toleransi, dan kerja sama, kritis, melek informasi agar mampu memecahkan masalah-masalah yang terjadi.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sedangkan tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Di samping itu sistem pendidikan nasional harus mampu


(10)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaruan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Pembaruan dalam bidang pendidikan harus dimulai dari bagaimana anak belajar, dan bagaimana cara guru mengajar. Salah satu kebijakan yang telah disiapkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) adalah inovasi kurikulum.

Dakir (2004: 3) mengemukakan bahwa “kurikulum merupakan salah satu yang berperan penting dalam pendidikan”. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar, pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan, dirancang secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku, dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan, dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum berlandaskan filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Desain yang telah dibuat oleh para ahli sebagai pedoman kepada pelaksana pendidikan khususnya guru untuk mengetahui perkembangan siswa, mencapai tujuan bersama baik siswa, keluarga maupun masyarakat.

Kurikulum 2013 merupakan salah satu yang disiapkan pada era globalisasi ini. Sebagaimana dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran yang efektif ialah dengan Pendekatan Scientific (Problem Based Learning, Discovery, dan Project

Based Learning) yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi

(menyimak, melihat, membaca, dan mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengomunikasikan sehingga tercapai pembelajaran yang dilaksanakan dalam dunia nyata dan berguna untuk kehidupan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah inovasi dalam pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 perubahan proses pembelajaran dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu. Pembelajaran dirancang secara aktif melalui Pendekatan Scientific (Problem


(11)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Based Learning, Discovery, dan Project Based Learning) sehingga tujuan

pendidikan nasional dalam Undang-undang Nomor 20 akan tercapai.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi antara siswa, dan guru yang mempunyai empat komponen, yaitu: tujuan, materi, proses, dan evaluasi. Komponen proses pembelajaran seharusnya lebih diperhatikan karena dari proses pembelajaran siswa diharapkan mengalami perubahan perilaku menjadi lebih baik. potensi, bersifat relatif permanen sebagai akibat dari latihan, dan pengalaman. Dalam pembelajaran siswa dituntut untuk aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Penelitian Imanuddin (dalam Suardi, 2012: 5) menunjukkan adanya kaitan proses belajar, dan hasil belajar yang dalam studi pendahuluan menunjukkan pelaksanaan pembelajaran masih menekankan pada aspek pengetahuan, dan masih jarang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, belajar bukan hanya sekadar menghafal, akan tetapi bagaimana peserta didik mampu mengonstruksi sendiri dalam memahami konsep, mampu menghubungkan informasi baru, dan ide-ide pengalaman pribadinya. Pembelajaran masih mengandalkan pembelajaran berpusat pada guru, dan kurang mengaktifkan peran serta peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran di sekolah belum maksimal.

Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional yang paling banyak digunakan baik dalam kurikulum Sekolah Dasar (SD) sebagai salah satu muatan lokal, di Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi (PT). Dalam pembelajaran Bahasa Inggris ada empat kemampuan yang harus dikuasai siswa, di antaranya ialah listening skill,

speaking skill, writing skill, dan reading skill. Untuk memiliki kemampuan

ini guru sebaiknya menggunakan pendekatan untuk keempat kemampuan ini. Sebagaimana penjelasan di atas salah satu kunci utama kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan dalam hal ini kurikulum yang telah dibuat, namun pelaksanaan pendidikan khususnya pembelajaran yang ada di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai dari penjelasan materi, penyajian contoh-contoh soal beserta penyelesaiannya masih didominasi oleh guru yang mengakibatkan siswa tidak


(12)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktif dalam proses pembelajaran. Guru-guru Bahasa Inggris masih menggunakan metode ceramah, dan belum sepenuhnya menggunakan model-model pembelajaran yang menarik, guru-guru beranggapan bahwa tidak menggunakan model ataupun menggunakan model sama saja, ada juga sebagian guru yang beranggapan menggunakan model hanya menghabiskan waktu sehingga kurikulum tidak tercapai.

Reading skill merupakan salah satu aspek dari empat aspek kemampuan

dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Dalam paradigma baru, kurikulum menekankan hubungan yang kuat antara kemahiraksaraan, dan isi. Siswa untuk membaca, menulis, dan berpikir kritis untuk keaktifan belajar mandiri. Siswa belajar cara menemukan, dan menguasai isi bacaan. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, siswa dilatih memahami bacaan tetapi membaca dalam pembelajaran Bahasa Inggris masih menjadi persoalan yang serius bagi sebagian besar siswa Indonesia.

Data dari Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa kemampuan membaca yang dimiliki remaja Indonesia menempati rangking 64 dengan skor rata-rata 396. Subyek penelitian program ini adalah para peserta didik usia 15 tahun. Kisi-kisi penilaiannya dinilai dari segi kualitas, equitas, dan efisiensi pengetahuan dan keterampilan kunci yang diperlukan dalam partisipasi pada peradaban modern, meliputi matematik, membaca, ilmu pengetahuan umum, dan pemecahan masalah (OECD, 2012: 5). Hasil PISA 2000—2009 standar isi membaca SMP, implementasi model-model pembelajaran aktif dan kontekstual, serta karakteristik soal pada UAS dan UN yang digunakan berisi kompetensi membaca dengan jenis teks. menunjukkan tingkat berpikir siswa masih 18% berisi kompetensi dasar yang membelajarkan tingkat berpikir refleksi evaluatif (Harsiati, 2006 dalam Seminar PISA 2000— 2009: 11). Kompetensi dasar berupa mengomentari berita, membahas nilai, merefleksi isi cerpen, dan menganalisis unsur instrinsik, seharusnya pembelajaran maksimal ada relevan dengan kemampuan merefleksi dan mengevaluasi. Pembelajaran dengan merangsang pola pikir kreatif dan berpikir kritis kurang


(13)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diimplementasikan sehingga PISA dengan soal yang banyak berfokus pada kemampuan refleksi dan mengevaluasi kurang dapat dicapai secara maksimal. Tiga hasil studi internasional menyatakan, bahwa kemampuan siswa Indonesia untuk semua bidang yang diukur secara signifikan ternyata berada di bawah rata-rata skor internasional yang sebesar 500. Jika dibandingkan dengan siswa internasional, siswa Indonesia hanya mampu menjawab soal dalam kategori rendah dan sedikit sekali, bahkan hampir tidak ada yang dapat menjawab soal yang menuntut pemikiran tingkat tinggi.

Analisis tren kemampuan siswa Indonesia dalam membaca berdasarkan hasil PISA 200-2009 Literasi membaca pada PISA merupakan kemampuan seorang dalam memahami, menggunakan, dan merefleksikan teks atau bacaan tertulis untuk mencapai tujuan. Kemampuan literasi membaca berkaitan erat dengan kemampuan berpikir, kemampuan bernalar, dan kreativitas yang diperlukan seseorang untuk hidup di zaman informasi. Pada zaman era globalisasi seorang baru bisa dikatakan memiliki kemampuan literasi jika sudah bisa memahami sesuatu karena membaca dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman bacaannya. Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari sebuah teks. (Hirai L. Cook, Irene Borrego, Emilio Garza, dan Calrl T. Klock dalam Seminar PISA, 2011: 3)

Berdasarkan hasil analisis PISA juga ditemukan bahwa kemampuan merefleksi dan mengevaluasi isi teks merupakan keterampilan paling sulit dibandingkan keterampilan mengungkapkan kembali informasi. Di samping itu hasil literasi membaca yang masih di bawah rata-rata kemampuan internasional karena ketahanan membaca yang masih rendah dari siswa. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan disebabkan oleh beberapa permasalahan di antaranya: siswa jarang membaca teks yang diberikan guru, karena kurang menarik, apalagi teksnya panjang sedangkan penguasaan kosakata siswa minim. Salah satu kebiasaan guru dalam pembelajaran adalah guru meminta siswa untuk membaca teks selama waktu tertentu, kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk dijawab secara individu. Indikator


(14)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyebab rendahnya pemahaman membaca adalah siswa lebih asyik bermain dengan peralatan teknologi saat ini. Waktu untuk membaca hanya sedikit mereka gunakan, sehingga ketidakbiasaan membaca membuat siswa sulit untuk memahami sebuah bacaan yang diberikan guru. Kemudian sebagian guru beranggapan bahwa siswa SMP sudah bisa memiliki reading skill dan dianggap tidak penting dibandingkan dengan writing skill, listening skill, dan speaking skill.

Kemampuan membaca merupakan sebuah keterampilan yang kelihatannya sederhana, tapi kenyataannya sulit untuk diterapkan, karena dipengaruhi oleh minat individu. Membaca sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan karena untuk mentransfer ilmu pengetahuan paling banyak dilakukan melalui membaca. Apabila budaya membaca sudah ada pada diri masing-masing siswa, maka siswa akan mudah memahami sebuah teks bacaan. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan sebagaimana dikemukakan oleh Ismair S.s. (2009: 7) dalam penelitiannya tentang kesulitan siswa dalam memahami bacaan yang disebabkan siswa jarang membaca teks Bahasa Inggris (Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Terhadap Kemampuan Memahami Teks Bahasa Inggris).

Selanjutnya masalah yang menghambat pembelajaran Bahasa Inggris pada lembaga-lembaga pendidikan formal (Sekolah Menengah Pertama) yang teridentifikasi di antaranya bahwa pembelajaran Bahasa Inggris pada umumnya masih bersifat teacher oriented, dan konvensional. Sebagaimana dikemukakan oleh Rustel Ginting, kelemahan guru selama ini dalam proses pembelajaran adalah lemahnya dalam inovasi pembelajaran, pembelajaran dilakukan selalu berpusat pada guru (teacher oriented) sehingga banyak kreativitas siswa tidak muncul. Rustel Ginting mengemukakan (Jurnal Suara Pendidikan ISSN 0852-016X, 2012: 7) bahwa:

“Bahasa Inggris merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek bahasan yang sangat luas dan dibangun melalui proses penalaran dinamis, sehingga keterkaitan antarkonsep dalam Bahasa Inggris bersifat penjelasan, agar mudah dimengerti siswa, proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa, dan


(15)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan pembelajaran Bahasa Inggris adalah untuk melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten”.

Masih rendahnya hasil dan proses pembelajaran dalam Bahasa Inggris dan belum optimalnya proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dalam menunjang peningkatan kemampuan reading skill dilihat dari observasi awal dalam pembelajaran Bahasa Inggris di SMPN 29 Bandung, tidak jauh berbeda dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah lain pada umumnya. Hasil observasi dan wawancara dengan guru Bahasa Inggris pada tanggal 04 Oktober dan 14 November di SMPN 29 Bandung, ada beberapa permasalahan yang ada ketika proses pembelajaran berlangsung di antaranya sebagai berikut.

1. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan terlihat dari siswa sulit menemukan ide utama dan sulit menjawab soal dari sebuah teks bacaan.

2. Proses pembelajaran Bahasa Inggris (reading Skill) selama ini masih berpusat dari guru dan jarang menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

3. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif, berpikir kritis, dan kreatif.

Dari berbagai fakta yang ditemukan dari wawancara dengan guru, sumber media, dan fakta di lapangan dapat disimpulkan bahwa: 1) pembelajaran membaca masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang kurang inovatif; 2) siswa jarang membaca teks Bahasa Inggris menjadikan rendahnya tingkat pemahaman terhadap isi bacaan yang dibaca; dan 3) rendahnya pemahaman tersebut membuat siswa sulit menjawab soal yang diberikan.

Pembelajaran Bahasa Inggris idealnya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan bagi siswa dan guru, apalagi tuntutan kurikulum saat ini, siswa yang berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran. Sebagaimana hasil observasi, dan wawancara dengan guru SMPN 29, diketahui bahwa pendekatan pembelajaran yang biasa digunakan guru masih berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Untuk menciptakan pembelajaran Bahasa Inggris yang aktif, berpikir kritis, dan menyenangkan, guru harus


(16)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyiapkan pendekatan, model, metode, strategi pembelajaran yang tepat, dan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Arend dalam Ani Minarni (2013: 47) mengemukakan bahwa pembelajaran masa kini hendaknya berpusat pada siswa yaitu bercirikan membangun berbagai kondisi untuk bahan penyelidikan siswa, melibatkan siswa dalam perencanaan, mendorong dan menemukan ide-ide siswa, dan lain-lain.

Banyak model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan

Reading Comprehension siswa, penelitian-penelitian juga sudah banyak yang

telah menerapkan berbagai model-model pembelajaran. Tinggal bagaimana kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran, dan memilih model yang sesuai dengan materi ajar. Menerapkan model-model dalam pembelajaran, membuat siswa lebih termotivasi sehingga pembelajaran yang selama ini teacher oriented menjadi student oriented. Cirinya ialah proses pembelajarannya menjadi variatif, inovatif, dan konstruktif. Penulis menyimpulkan bahwa perlu adanya model pembelajaran untuk meningkatkan Reading Comprehension dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Model pembelajaran yang dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan kemampuan Reading Comprehension siswa yaitu dengan menggunakan model Problem Based Learning dalam pembelajaran Bahasa Inggris agar memudahkan siswa memahami bacaan, siswa akan berpikir kritis dan menjadi kreatif dalam menjawab soal yang diberikan guru.

Beberapa penelitian sebelumnya dilakukan oleh Satyawati Surya (2011) bahwa untuk meningkatkan kemampuan Reading Comprehension siswa melalui

Problem Based Learning terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

terungkap mengalami peningkatan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rustel Ginting dengan judul jurnal “Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Tiga Panah pada Pelajaran Bahasa Inggris” mengalami peningkatan. Selanjutnya penelitian Ida Handayani Hasibuan (2010) dengan judul tesis “The Effect of Problem Based Learning and Project Based Learning on Student Reading Comprehension of Narative Text” yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa


(17)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Problem Based Learning lebih efektif untuk Reading Comprehension daripada Project Based Learning.

Berdasarkan permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam Reading Comprehension pada mata pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih rendah, sehingga perlu adanya model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan Reading Comprehension siswa.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan kajian pada latar belakang masalah, dapat disimpulkan bahwa kemampuan Reading Comprehension siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP masih rendah. Rendahnya kemampuan Reading Comprehension siswa disebabkan oleh beberapa faktor baik dalam maupun faktor luar. Faktor dalam dipengaruhi oleh pengetahuan, kemampuan kognitif, dan motivasi siswa, sedangkan faktor luar berupa penguasaan teks, konteks, dan kemampuan guru dalam memberikan materi pembelajaran. Faktor-faktor tersebut harus menjadi pertimbangan penting dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dari hasil identifikasi masalah, faktor-faktor yang memiliki keterkaitan dengan kemampuan Reading Comprehension adalah sebagai berikut.

1. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan karena siswa jarang membaca teks yang diberikan guru yang disebabkan teksnya panjang dan kurang menarik sedangkan penguasaan kosakata siswa minim. Hal itu ditambah dengan salah satu kebiasaan guru dalam pembelajaran adalah guru meminta siswa untuk membaca teks selama waktu tertentu kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk dijawab secara individu.


(18)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan disebabkan penyampaian materi masih berpusat kepada guru (teacher oriented), sehingga keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar menjadi rendah dan tidak menyenangkan bagi siswa, karena teks yang diberikan hanya diberikan kepada siswa secara langsung.

3. Guru beranggapan bahwa siswa SMP sudah bisa reading skill dan dianggap tidak penting dibandingkan dengan writing skill, listening skill, dan speaking skill. Banyaknya faktor yang memengaruhi rendahnya Reading Comprehension siswa. Mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada peningkatan Reading Comprehension siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris di SMP dengan menggunakan model Problem Based Learning. Penelitian ini dibatasi juga dengan ruang lingkup variabel penelitian, lokasi penelitian, dan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel bebas (Model Problem Based Learning) dan variabel terikat (Kemampuan Reading

Comprehension), lokasi penelitian di SMPN 29 Bandung dan subjek penelitiannya

siswa kelas VIII G.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut yang telah dikemukakan di atas dan untuk memberikan gambaran mengenai masalah yang diteliti. Maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah efektivitas penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan kemampuan Reading

Comprehension siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris?”


(19)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas penerapan model

Problem Based Learning dalam pembelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan

kemampuan Reading Comprehension siswa SMP.

E.Manfaat Penelitian

Temuan penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi ilmu pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam dua hal, sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dalam mengkaji, dan menguji konsep model Problem Based Learning dalam meningkatkan kemampuan Reading Comprehension. Selanjutnya mengetahui kajian teori tentang pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan model Problem

Based Learning dan mengembangkan model pembelajaran yang relevan

dengan kebutuhan siswa serta memperoleh konsep baru dalam peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap upaya pemahaman dan aplikasi pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Adapun secara operasional diharapkan hasil penelitian ini juga dapat digunakan baik untuk para pendidik yang terlibat langsung maupun yang tidak langsung di dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran, sebagai berikut.

a. Bagi guru, Model Problem Based Learning dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam upaya meningkatkan Reading

Comprehension siswa.

b. Bagi siswa, penggunaan Model Problem Based Learning dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran meningkatkan Reading Comprehension siswa.


(20)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi peneliti, dapat menerapkan teori–teori yang didapat dalam perkuliahan serta dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta pengalaman peneliti mengenai pembelajaran di lembaga pendidikan yang akan sangat berguna bagi peneliti sebagai seorang calon pendidik.


(21)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini disampaikan metodologi penelitian yang meliputi metode dan desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Prosedur penelitian, dan teknik pengumpulan dan analisis data meliputi analisis data dan analisis respon siswa.

A. Metode dan Desain Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model Problem Based Learning untuk meningkatkan Reading

Comprehension siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris, maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen kuasi. Penelitian ini menggunakan dua kelompok subjek penelitian yaitu kelompok eksperimen yang diberikan pembelajaran dengan model

Problem Based Learning dan kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran saat

ini. Kelas-kelas yang sudah tersedia di sekolah dipilih peneliti dengan mempertimbangkan kondisi siswa dalam pembelajaran yang dilakukan. Kedua kelompok ini akan diberikan pre-test dan pos-test dengan menggunakan instrumen yang sama.

Frankel (1932: 268) mengemukakan bahwa eksprimen pada umumnya melibatkan dua kelompok subjek, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menerima perlakukan tertentu seperti buku teks baru atau metode pengajaran yang berbeda, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan yang baru. Kelompok kontrol sangat penting dalam penelitian eksperimen, karena memungkinkan peneliti untuk mengakaji apakah perlakuan telah memiliki pengaruh tersebut lebih efektif dibandingkan pelakukan yang lama. Dalam ini terdapat dua variabel yaitu kemampuan Reading


(22)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Learning sebagai variabel terikat. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Adapun metode yang tepat digunakan dalam penelitian adalah eksperimen “Quasi eksperimental design” dengan desain “Pre-test Pos-test control group design.

Bentuk desain pre-test dan post-test Control Group Design yang akan peneliti gunakan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Desain Penelitian

Kelompok Pre-test Treatment Pos-test

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1= Pre-test untuk melihat kemampuan Reading Comprehension siswa O2= Pos-test untuk melihat kemampuan Reading Comprehension siswa X1= Kelompok eksperimen yang menggunakan model Problem Based

Learning

X2 = Kelompok kontrol yang menggunakan model saat ini.

Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menentukan sampel baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Kelompok yang menggunakan model Problem Based Learning sebagai kelas eksperimen, dan kelompok menggunakan pembelajaran saat ini sebagai kelas kontrol.

2. Mengadakan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan perlakuan.

3. Memberikan perlakuan baik terhadap kelompok eksperimen (menggunakan

Problem Based Learing) maupun kelompok kontrol (Pembelajaran saat ini).

4. Memberikan post-test pada kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan instrumen.


(23)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2012: 80) mengemukakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulan.

Arikunto (2006: 130) mengemukakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Objek pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan dan kesimpulan berlaku untuk seluruh populasi.

Sukmadinata (2010: 250-251) mengemukakan dalam penelitian, populasi dibedakan antara populasi secara umum dan dengan populasi secara target (target populasi). Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakukan kesimpulan penelitian kita. Populasi juga dibedakan antara populasi target (target

populasi) dengan populasi terukur (accessible population). Populasi terukur

adalah populasi yang secara riil dijadikan dasar dalam penentuan sampel, dan secara langsung menjadi lingkup sasaran kesimpulan. Dalam penentuan sampel langkah awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi, atau menentukan populasi target. Dari definisi populasi diatas, maka yang menjadi populasi sasaran (target population) yang akan diteliti adalah seluruh siswa SMP Negeri 29 kelas VIII yang terdiri dari 10 kelas.

2. Sampel

Sugiyono (2012: 81) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Arikunto (2006: 131) mengemukakan sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk


(24)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Untuk menetapkan sampel, sebagaimana definisi diatas. Peneliti akan menetapkan dua kelas sebagai sampel, satu kelas dipergunakan sebagai kelompok eksperimen yakni kelas VIII G menggunakan model Problem Based Learning, dan satu lagi menggunakan kelompok kontrol yakni kelas VIII H yang tanpa menggunakan model Problem Based Learning.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional yang terdapat dalam penelitian ini adalah efektivitas pembelajaran Bahasa Inggris, model Problem Based Learning, dan kemampuan

Reading Comprehension.

1. Efektivitas pembelajaran Bahasa Inggrisadalah keberhasilan pembelajaran yang dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai, dianggap penting untuk tujuan pengaksesan informasi, penyerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan berhubungan dengan bangsa yang lain. Dalam pembelajaran Bahasa Inggrisada empat kemampuan yang harus dikuasai siswa, diantaranya listening skill, speaking skill,

writing skill dan reading skill.

2. Model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran dimana pembelajaran sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai kontek bagi siswa dalam memecahkan masalah. Siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pemahaman mereka. Ada lima tahap dalam Problem Based

Learning yaitu: 1) orientasi siswa kepada masalah; 2) mengorganisir siswa;

3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

3. Reading Comprehension merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa


(25)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami sebuah teks (bacaan) dilihat dari kemampuan siswa dalam menemukan ide utama, berfikir kritis-kreatif dalam menjawab soal yang ada dalam teks baik yang tersirat maupun tersurat.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Arikunto (2006: 160) mengemukakan bahwa “instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih hemat, lengkap dan sistematis

sehingga mudah diolah”. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menyusun dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian sebagai berikut.

1. Instrumen dalam bentuk tes terdiri dari seperangkat soal tes untuk mengukur kemampuan Reading Comprehension sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes yang diberikan berupa tes objektif (pilihan ganda).

2. Instrumen dalam bentuk non tes yaitu berupa angket, angket yang digunakan untuk memperoleh respon siswa terhadap penggunaan model Problem Based

Learning untuk meningkatkan Reading Comprehension yang terdiri dari 10

pertanyaan. Selanjutnya observasi. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi kegiatan siswa dan penerapan model Problem Based Learning selama pembelajaran. Observasi dilakukan pada semua tahapan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

E.Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum soal instrumen dipergunakan dalam penelitian, soal instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu pada siswa yang telah memperoleh materi yang berkenaan dengan penelitian ini. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi syarat instrumen yang baik atau belum, yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan Reading comprehension siswa


(26)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperlukan tes yang baik. Sebelum digunakan tes evaluasi tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reabilitasnya.

1. Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan

suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah item dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap skor soal total. Skor pada item soal menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain sebuah item soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item memiliki kesejajaran dengan skor total. Uji validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dengan angka kasar, dengan rumus:

= √{ �� 2�� − �− � 2} { ��2 − � 2} Keterangan:

rxy = koefisien validitas item soal N = jumlah siswa yang mengikuti tes X = skor item ke-I yang diukur validitasnya Y = Skor total

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menginterpresentasikan besarnya koefisien korelasi dipergunakan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3. 2 Interpretasi Validitas Koefisien Korelasi Kriteria 0,80 < r ≤ 1,00 sangat tinggi

0,60 < r ≤ 0,80 tinggi

0,40 < r ≤ 0,60 Cukup

0,20 < r ≤ 0,40 Rendah

0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah

Hasil perhitungan signifikansi dan derajat validasi butir soal dapat dilihat pada tabel 3.3.


(27)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 3

Hasil dari validitas tes Reading Comprehension

Validitas

No soal Skor

(n=32)

Interpretasi

7,9,10,12,17,18,19,20,21,23,24,27,28,29,30 > 0.40 Valid 1,2,3,4,5,6,8,11,13,14,15,16,22,25,26, < 0.40 Invalid

Dari 30 soal yang digunakan untuk menguji kemampuan Reading

comprehension, 15 soal valid dan dijadikan untuk instrumen dan sesuai dengan

indikator, sedangkan 15 soal tes tidak valid dan tidak bisa digunakan untuk instrumen. Sehingga yang digunakan untuk instrumen pret-test dan post-test 15 soal. Untuk lebih detail dapat dilihat di lampiran A hasil analisis uji validitas.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang dipakai tersebut sudah baik. Reliabilitas adalah ketetapan satu tes apabila diteskan pada subyek yang sama dan pada waktu yang berbeda akan memberikan hasil yang hampir sama. Dalam penelitian ini rumus yang dipakai adalah rumus Spearman-Brown yang persamaannya sebagai berikut.

= � + / /

/ / Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

r1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.


(28)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 4

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Perhitungan koefisieen reliabilitas menunjukkan derajat butir soal dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3. 5

Hasil perhitungan Reliablitas soal tes Reading Comprehension

Soal R

Kriteria

Keterangan

Cukup Tinggi Sangat tinggi Reading

Comprehension

0.60 Reliabel

Dari tabel 3.5 dapat dinyatakan bahwa soal reliabel, dan dapat digunakan sebagai instrumen pengumpulan data dalam penelitian.

3. Tingkat kesukaran soal

Disamping memenuhi validitas dan reliabilitas yang baik, tes juga mengandung adanya keseimbangan dari kesulitan test tersebut. cara yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus:

� =

Keterangan:

P = Tingkat kesukaran

B = Banyaknya siswa menjawab benar Js = Banyaknya peserta tes

Arikunto (2002: 207) mengemukakan bahwa besarnya indeks kesukaran (P) berkisar anatar 0,00 sampai dengan 1,00. Perhitungan instrumen tes dilakukan dengan menggunakan kategori untuk tingkat kesukaran soal sebagai berikut.

Besarnya nilai r11 Interpretasi

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah r11≤ 0,20 Sangat rendah


(29)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 6

Klasifikasi Tingkat kesukaran

Nilai F Klasifikasi

F = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < F≤ 0.30 Soal sukar

0,30 <F≤ 0,70 Soal sedang 0.70 <F< 1,00 Soal mudah

F = 1.00 Soal terlalu mudah

(Arikunto, 2002)

Tabel 3. 7

Tingkat Kesukaran Soal Reading Comprehension

Tingkat Kesukaran

No soal Skor

(n=32)

Interpretasi

9,10, 17,18,22,25, 26,30 0.00 - 0.30 Soal sukar

12,27 0.30 - 0.70 Soal sedang

1,2,3,4,5,6,7,8,11,13,14,15,16,19,20, 21,23,24,28,29

0.70 - 1.00 Soal mudah

Berdasarkan tabel diatas 8 dari 30 soal termasuk soal sukar, 2 soal termasuk soal sedang, dan sesuai digunakan dalam instrumen penelitian karena rata-rata 0.30- 0.70, kemudian soal mudah ada 20. Untuk lebih detail dapat dilihat dilampiran A hasil analisis tingkat kesukaran tes.

4. Daya Pembeda

Arikunto (2002: 211) mengemukakan daya pembeda adalah keterampilan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berketerampilan tinggi dengan siswa yang berketerampilan rendah. Untuk mengetahui bahwa setiap siswa dapat menerima suatu item tes atau soal dengan pengertian yang sama dengan rumus:.


(30)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

D = Daya pembeda

BA = Jumlah siswa kelompok tinggi yang menjawam benar BB =Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab

benar

JA = Jumlah siswa kelompok tinggi JB = Jumlah siswa kelompok rendah

Perhitungan untuk instrumen tes dilakukan denga menggunakan kategori daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.8

Tabel 3. 8

Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai D Klasifikasi

D≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < D ≤ 0,20 Jelek 0,20 < D ≤ 0,40 Cukup 0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤1,00 Sangat baik (Arikunto, 2002)

Dari hasil perhitungan, diperoleh daya pembeda tiap soal, kemudian diinterpretasi dengan klasifikasi daya pembeda dalam tabel 3.9.

Tabel 3. 9

Daya Pembeda Tiap Soal Reading Comprehension

Daya Pembe da soal

No soal Skor (n=32) Interpretasi

1,2,4,5,6,7,8,11,13,14,15,16,19,2 0,21,22,25,26

0.00 - 0.20 Jelek

3,10,12,17,24,27,30 0.20 - 0.40 Cukup

9,18,23,28,29 0.40 - 0.70 Baik

Tabel diatas menunjukkan bahwa 19 dari 30 soal mempunyai tingkat daya pembeda jelek, 7 soal mempunyai daya pembeda cukup, dan 5 soal mempunyai tingkat daya pembeda baik, dan dapat disimpulkan bahwa 15 soal telah sesuai dan


(31)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dijadikan instrumen penelitian. Dimana 2 soal yaitu soal 27 dan 30 diperbaiki, soa 27 dengan daya pembeda cukup dan tingkat kesukaran sedang dan soal 30 dengan daya pembeda cukup dan tingkat kesukaran kategori sukar.

F. Prosedur Penelitian

Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut.

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian

G.Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui tes kemampuan awal Bahasa Inggrissiswa melalui kemampuan Reading Comprehension. Data yang berkaitan dengan kemampuan awal dikumpulkan melalui nilai ulangan harian

Identifikasi

Penyusunan Bahan

Penyusunan Instrumen

Uji Coba nstrumen

Analisis validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran

Pelaksanaan Tes Kemampuan

Problem Based Learning Pembelajaran saat ini

Tes Akhir (Post test)

Analisis Data Kesimpul

aannn Perlakuan


(32)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa sebelumnya, untuk data kemampuan Reading Comprehension. siswa dikumpulkan melalui pre-test dan pos-test. Adapun teknik analisis data, data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan

Reading Comprehension siswa. 1. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dalam bentuk hasil uji instrumen, data pre-test,

pos-test, dan gain. Data hasil uji instrumen diolah dengan software Anates Versi 4.1 untuk memperoleh validitas, reliabilitas, daya pembeda serta derajat kesulitan

soal. Sedangkan data hasil pre-test dan pos-test, dan gain siswa diolah dengan bantuan program software SPSS Versi 20 for Windows.

2. Data Hasil Tes Kemampuan Reading Comprehension

Hasil tes kemampuan Reading Comprehension siswa dengan menggunakan

Problem Based Learning dan pembelajaran saat ini. Data yang diperoleh dari hasil

tes kemampuan Reading Comprehension diolah melalui tahapan sebagai berikut. 1. Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan pedoman

penskoran yang digunakan.

2. Membuat tabel skor pre-test dan pos-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Menentukan skor peningkatan kemampuan Reading Comprehension dengan rumus gain ternormalisasi Hake (Meltzer, 2002) yaitu:

Normalized gain =maximum possible score − pretest scoreposttest score − pretest score

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi sebagai berikut.

Tabel 3. 10

Klasifikasi Gain Ternormalisasi

Besarnya Gain (g) Klasifikasi

g ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ g < 0,70 Sedang


(33)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data skor pre-tes,

pos-tes dan gain kemampuan Reading Comprehension dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumusan hipotesisnya adalah jika data

terdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan menggunakan uji rata-rata dua pihak (Independent Sample t – Test) pada program SPSS versi 20 dengan

penfasiran sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) >0,05 maka H0 diterima dan dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretes maupun postes pada kedua kelas eksperimen. Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) <0.05 maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata pre-tes dan postes pada kedua kelas eksperimen.

Jika data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametrik berupa U Mann Whitney menggunakan program SPSS versi 20 dengan penafsiran sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) >0,05 maka Ho diterima dan dapat

disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretes maupun postes pada kedua kelas eksperimen. Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) < 0.05 maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan terdapat perbedaan

yang signifikan antara rata-rata pretes dan postes antara kedua kelas eksperimen.

5. Menguji homogenitas varians skor pre-test, post-tes dan gain kemampuan

Reading Comprehension menggunakan uji Levene. Adapun hipotesis yang akan

diuji adalah:

Ho: Kedua data bervariansi homogeny Ha: Kedua data tidak bervariansi homogeny Dengan kriteria uji sebagai berikut:

Jika nilai Sig. (p-value) < α (α = 0, 05), maka Ho ditolak. Jika nilai Sig. (p-value) ≥ α (α = 0, 05), maka Ho diterima.

5. Setelah data memenuhi syarat normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji uji perbedaan rataan skor gain untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran dengan menggunakan uji-t yaitu Independent Sample T-Test dan jika tidak normal menggunakan uji Mann-Whitney.


(34)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Analisis data respon siswa

Angket digunakan untuk menganalisis tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning. Analisis yang dilakukan secara deskriptif dalam bentuk skala Likert, yaitu setiap pernyataan diikuti beberapa respon yang menunjukkan tingkatan (Sugiyono, 2011). Respon atau tanggapan terhadap masing-masing pernyataan dinyatakan dalam 4 kategori, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Bobot kategori SS = 4; S= 3; TS = 2; dan STS = 1. Perhitungan secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan persentase (%) masing-masing tanggapan. Selanjutnya analisis keterlaksanaan pembelajaran Bahasa Inggrisdengan menggunakan model Problem Based Learning. Data mengenai keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning merupakan data yang diambil menggunakan lembar observasi. Instrumen ini berbentuk rating scale yang memuat kolom dan tidak, dimana observer

memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang teramati selama proses pembelajaran. Analisis terhadap keterlaksanaan pembelajaran dideskripsikan berdasarkan data yang terekam dalam lembar observsi keterlaksanaan pembelajaran.


(35)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION


(36)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disampaikan simpulan dan saran sebagai berikut.

A. Simpulan

Berdasarkan temuan dan analisis data penelitian maka dapat disimpulkan beberapa data hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa SMP kelas VIII Tahun Ajaran 2013/2014 SMP 29 Bandung. Pembelajaran kelas kontrol maupun kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh model pembelajaran saat ini, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan Reading Comprehension. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka penggunaan Model Problem Based Learning terbukti dapat meningkatkan Reading Comprehension siswa pada level literasi (getting

information from text). B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian bahwa model

Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan Reading Comprehension siswa, penulis sarankan sebagai berikut.

1. Bagi guru Bahasa Inggris

Guru dapat menggunakan model Problem Based Learning sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan Reading Comprehension. Model

Problem Based Learning juga membuat siswa aktif, kreatif, dan model ini

merupakan salah satu model dalam kurikulum 2013 yakni Pendekatan Scientific, dimana guru harus menerapkan model ini dalam semua mata pelajaran.


(37)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian berhubungan dengan reading

skill (Reading Comprehension). Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

kajian bagi penelitian lebih lanjut dan diharapkan untuk melakukan penelitian dengan model yang sama pada tingkat sampel yang berbeda misalnya SD atau SMA dengan cakupan dan teori yang lebih mendalam.


(38)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION


(39)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION


(40)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin. (2001). A Taxonomi for Learning, Teaching and Assesing:

A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. A Bridged Edition Addison Wesly Longman, Inc

Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

________, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rhineka cipta.

Brown. (2003). Languange Assesment Principle and Classroom Practice. America: Longman.Com

________. (2007). Teaching by Principles an Interactive Approach to

Language Pedagogy. San Fransisco State University: Pearson Longman.

Dakir. (2004). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:Rineka Cipta.

Dudi. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Tugas (Task Based

Learning) Bagi Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris.

Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. Eggen Paul. (2012). Strategi Dan Model Pembelajaran (Terjemahan,

Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berfikir). Jakarta: Kembangan

Utara.

Frankel. (1936). How to Design and Evaluate Research in Education.New york: Mc Graw Hill.

Gagne, Robert M. (1985). The Condition of Learning and Theory of Instruction. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Handayani. (2010) . The effect of Problem Based Learning and Project Based

Learning on student Reading Comprehension of Narative Text. Tesis,

Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Hari, Harsiati. (2011). Analisis Trend Kemampuan Siswa Indonesia Hasil PISA

2000-2009. Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerin Pendidikan dan Kebudayaan.

Henry.(1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Ibrahim dan Nur. (200). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya

Karni Uci. (2010). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(41)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Tasikmalaya. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Mariam. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa. Tesis,

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Minarni Ani. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap

Kemampuan Pemahaman Matematis, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, dan Keterampilan Sosial Siswa SMP. Disertasi, Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Ningrum. (2009). Kompetensi Profesional Guru Dalam Konteks Strategi

Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara.

Ningsih, Yelina. (2009). Penggunaaan Metode Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Aktifitas Berpikir Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. Tesis,

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhadi.(2005). Membaca cepat dan efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo. _______. (2004). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Suatu

Teknik Memahami Literatur yang Efisien. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Oliva. (2013). Develoving the Curriculum ( Eighth Edition). New York: Harper Collin Publishers.

Pariyal. (2012). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode

SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menbaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Tesis, Sekolah Pascasarjana,

Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahmi, Siti. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Bebasis

Komputer Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Bahasa InggrisPeserta Didik Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Lombok Barat. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Rusmono. (2012). Strategy Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu

Perlu. Bogor. Ghalia Indonesia.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rustel. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Tiga Panah Pada pelajaran Bahasa Inggris. Badan Penerbit Jurnal Universitas Negeri

Medan. Vol.30 (1).


(42)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

________.(2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saipul. (2010). Efektivitas Pembelajaran Permainan Role-Playing Berbasis

Pengalaman untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa InggrisSiswa Sekolah Dasar. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas

Pendidikan Indonesia.

Sagala. S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

______.(2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta.

Satyawati Surya. (2011). The Effect of the Problem Based Learning Strategy on

Student’ Reading Comprehension as Evidenced from Students’ Selected Personality Traits.Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Seng Tan, Oon. (2003). Problem-Based Learning Innovation.Standfor University. Sharon , Sylvia. (2004). Research- Based Methods of Reading Instruction. USA:

Association for Supervision and Curriclum Development.

Sukmadinata, Erliany. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: PT. Refika Aditama.

_________. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

__________.(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Smith, Alan. (1980). Reading Instruction for Today’s Children. Hofstra University.

Subyantoro. (2011). Pengembangan Keterampilan Membaca Cepat. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Vacca. Richard.T, Jo Anne. 2008. Content Area Reading (Ninth edition). New York: Pearson.

Trianto.(2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep,

Landasan dan Implementasi pada KTSP. Jakarta:Kencana Prenada.

WiliS, Ratna. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/.27 Mei 2013: 12.50.


(43)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION


(1)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION


(2)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION


(3)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin. (2001). A Taxonomi for Learning, Teaching and Assesing:

A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. A Bridged Edition Addison Wesly Longman, Inc

Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

________, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rhineka cipta.

Brown. (2003). Languange Assesment Principle and Classroom Practice. America: Longman.Com

________. (2007). Teaching by Principles an Interactive Approach to

Language Pedagogy. San Fransisco State University: Pearson Longman.

Dakir. (2004). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:Rineka Cipta.

Dudi. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Tugas (Task Based

Learning) Bagi Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris.

Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. Eggen Paul. (2012). Strategi Dan Model Pembelajaran (Terjemahan,

Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berfikir). Jakarta: Kembangan

Utara.

Frankel. (1936). How to Design and Evaluate Research in Education.New york: Mc Graw Hill.

Gagne, Robert M. (1985). The Condition of Learning and Theory of Instruction. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Handayani. (2010) . The effect of Problem Based Learning and Project Based

Learning on student Reading Comprehension of Narative Text. Tesis,

Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Hari, Harsiati. (2011). Analisis Trend Kemampuan Siswa Indonesia Hasil PISA

2000-2009. Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerin Pendidikan dan Kebudayaan.

Henry.(1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Ibrahim dan Nur. (200). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya

Karni Uci. (2010). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(4)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Tasikmalaya. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Mariam. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa. Tesis,

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Minarni Ani. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap

Kemampuan Pemahaman Matematis, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, dan Keterampilan Sosial Siswa SMP. Disertasi, Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Ningrum. (2009). Kompetensi Profesional Guru Dalam Konteks Strategi

Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara.

Ningsih, Yelina. (2009). Penggunaaan Metode Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Aktifitas Berpikir Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah. Tesis,

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhadi.(2005). Membaca cepat dan efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo. _______. (2004). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Suatu

Teknik Memahami Literatur yang Efisien. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Oliva. (2013). Develoving the Curriculum ( Eighth Edition). New York: Harper Collin Publishers.

Pariyal. (2012). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode

SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menbaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Tesis, Sekolah Pascasarjana,

Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahmi, Siti. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Bebasis

Komputer Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Bahasa InggrisPeserta Didik Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Lombok Barat. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Rusmono. (2012). Strategy Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu

Perlu. Bogor. Ghalia Indonesia.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rustel. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Tiga Panah Pada pelajaran Bahasa Inggris. Badan Penerbit Jurnal Universitas Negeri

Medan. Vol.30 (1).


(5)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

________.(2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saipul. (2010). Efektivitas Pembelajaran Permainan Role-Playing Berbasis

Pengalaman untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa InggrisSiswa Sekolah Dasar. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas

Pendidikan Indonesia.

Sagala. S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

______.(2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta.

Satyawati Surya. (2011). The Effect of the Problem Based Learning Strategy on

Student’ Reading Comprehension as Evidenced from Students’ Selected Personality Traits.Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Seng Tan, Oon. (2003). Problem-Based Learning Innovation.Standfor University. Sharon , Sylvia. (2004). Research- Based Methods of Reading Instruction. USA:

Association for Supervision and Curriclum Development.

Sukmadinata, Erliany. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: PT. Refika Aditama.

_________. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

__________.(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Smith, Alan. (1980). Reading Instruction for Today’s Children. Hofstra

University.

Subyantoro. (2011). Pengembangan Keterampilan Membaca Cepat. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Vacca. Richard.T, Jo Anne. 2008. Content Area Reading (Ninth edition). New York: Pearson.

Trianto.(2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep,

Landasan dan Implementasi pada KTSP. Jakarta:Kencana Prenada.

WiliS, Ratna. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/.27 Mei 2013:


(6)

Syamsidah Lubis, 2014

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) terhadap hasil belajar fisika siswa; kuasi eksperimen di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

1 8 185

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP DEMOKRATIS PADA MATA PELAJARAN PPKn KELAS VIII A SMP NEGERI 8 SEMARANG

0 12 225

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Dengan Metode Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri I Gunung

0 0 16

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG: Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran TIK di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 0 40

Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS : penelitian kuasi eksperimen pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 29 Bandung.

0 0 30

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA : Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran IPS Terpadu terhadap Siswa Kelas VII di SMPN 4 Bandung.

0 0 44

PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA :Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 39

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS PUISI : Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung.

0 0 43

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM YOUTUBE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN LISTENING SKILLS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS. : Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VIII SMP Al-Ghifari-Garut.

2 7 67

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING P

0 0 8