PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI: Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

(1)

KARANGAN NARASI

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat lulus memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Triyana Purnama Putri NIM 1100628

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PEDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


(2)

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BANDUNG 2015

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS KARANGAN NARASI

oleh

Triyana Purnama Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Triyana Purnama Putri2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBALARJAN MENULIS

KARANGAN NARASI

Triyana Purnama Putri

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia

Surel: [email protected]

Abstrak

Rendahnya minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini. Salah satu penyebab rendahnya minat dan motivasi siswa dalam menulis karangan narasi adalah kurang variatifnya model pembelajaran yang diterapkan di guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas model problem based learning berbasis media film pendek dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent control group design. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata prates kelas eksperimen sebesar 62,16 dengan kategori nilai cukup dan pascates sebesar 72,33 dengan kategori nilai baik sedangkan nilai rata-rata prates kelas kontrol sebesar 56,76 dengan kategori nilai cukup dan pascates sebesar 62,83 dengan kategori nilai cukup. Untuk mengetahui taraf sigifikansi kemampuan menulis karangan narasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan perhitungan dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk) = 58 maka diperoleh hasil ttabel sebesar 2,0021 dan t0 sebesar 8,36 atau t0 (8,36) > ttabel (2,0021). Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima Ho ditolak.

Kata kunci: model problem based learning, film pendek, menulis karangan narasi.

Abstract

Low interest and motivation of students in essay writing narrative into the background of this research. One of the causes of low interest and motivation of students in writing narrative esaay is less varied learning model applied by teachers. The purpose of this study was to test the effectiveness of problem based learning model of media based short films in teaching essay writing narrative. Methods tha are used in this research is quasi experimental with nonequivalent


(5)

control group design. Based on the research results, that an average value of 62,16 pretest experimental class with moderat value category and post-test of 72,33 with good value category. To determine the significance level of narrative essay writing skills in experimental class and control class used calculations with 95% trust level and degree of freedom is 58, obtained results is t0 of 2,0021 and t0 of 8,36 or t0 (8,36) > ttabel (2,0021). Based on

these calculations it can be concluded that Ha be accepted and H0 rejected.


(6)

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR DIAGRAM ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah ...4

C. Rumusan Masalah ...4

D. Tujuan Penelitian ...4

E. Manfaat Penelitian ...5


(7)

G. Struktur Organisasi ...7

BAB II IHWAL MODEL PROBLEM BASED LEARNING, MEDIA FILM PENDEK, DAN PEMBALAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI ...8

A. Ihwal Model Pembelajaran Problem Based Learning ...8

B. Ihwal Media Film Pendek ...13

C. Ihwal Pembelajaran Menulis Karangan Narasi ...18

D. Anggapan Dasar ...26

E. Hipotesis ...27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...28

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian...28

B. Teknik Pengumpulan Data ...29

C. Intrumen Penelitian ...30

D. Teknik Pengolahan Data ...64

E. Populasi dan Sampel ...69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...71

A. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian ...71

B. Deskripsi Profil Pembelajaran Menulis Karangan Narasi ...72

C. Deskripsi Proses Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi ...86

D. Deskripsi Hasil Kemampuan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...88

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...224

A. SIMPULAN ...224

B. SARAN ...225


(8)

vii

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan empat keterampilan berbahasa. Karena hal tersebut berkaitan langsung dengan fungsi utama dari keempat keterampilan berbahasa tersebut, yakni sebagai alat komunikasi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk terampil berkomunikasi baik lisan maupun tulisan.

Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa terakhir yang dikuasai oleh manusia. Sama halnya dengan keterampilan berbicara, keterampilan menulis pun berisfat aktif dan produktif. Alwasilah (2001, hlm. 15) menyatakan bahwa menulis merupakan proses yang tidak hanya menyatukan kata-kata tetapi juga melahirkan dan mengekpresikan ide-ide atau pikiran-pikiran. Sifatnya yang aktif dan produktif membuat menulis menjadi sarana dalam menyampaikan pikiran dan perasaan.

Iskandarwassid dan Sunendar (2011, hlm. 248) menyatakan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang nantinya akan melahirkan tulisan. Menulis tidak hanya menuntut seseorang untuk memahami kaidah kebahasaan tetapi menulis pun menuntut seseorang untuk menguasai unsur di luar bahasa. Dengan kata lain, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks. Untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik seseorang harus melibatkan unsur lain, seperti kemampuan berpikir, pengetahuan, dan kreatifitas.

Menurut Tarigan (2008, hlm. 4) Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Tidak seperti keterampilan berbahasa lainnya, untuk mengahasilkan tulisan yang baik, seseorang dituntut untuk banyak berlatih dan berpraktik. Agar tulisan yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.


(10)

2

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam kurikulum untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, baik pada jenjang dasar, menengah pertama, maupun menengah atas, sama-sama menuntut siswa untuk memiliki empat keterampilan berbahasa. Pada kurikulum yang diterapkan dalam sekolah menengah pertama, salah satunya menghadapkan siswa pada komptensi dasar menulis karangan narasi.

Menulis karangan narasi dapat dijadikan media oleh siswa untuk menuangkan gagasan, kreativitas, dan wawasannya dalam bentuk tulisan. Walaupun terdengar mudah, ternyata siswa masih mengalami kesulitan dalam hal menulis karangan narasi. Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu guru bahasa Indonesia di SMPN 29 Bandung ditemukan beberapa masalah yang dialami siswa terkait pembelajaran menulis karangan narasi. Pertama, siswa masih kesulitan dalam hal mengembangkan dan menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan. Hal tersebut, tidak terlepas dari kurangnya wawasan dan kurangnya kreativitas siswa terkait pilihan kata yang tepat dalam menulis karangan narasi. Kedua, kurangnya kesadaran siswa untuk berlatih dan berpraktik menulis karangan narasi. Ketiga, kurangnya minat dan motivasi untuk menulis karangan narasi. Siswa menganggap kegiatan menulis, khususnya menulis karangan narasi merupakan kegiatan yang membosankan, menyita banyak waktu dan pikiran.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu alternatif solusi melalui inovasi dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Salah satu alternatif tersebut, yakni menerapkan model pembelajaran problem-based learningberbasis media film pendek. Model problem-based learning bertumpu pada masalah yang terjadi pada lingkungan sekitar siswa. Dalam hal ini, guru berperan sebagai penyaji masalah, pengaju pertanyaan, dan fasilitator penyelidikan. Rusmono (2012, hlm. 74) menyatakan peran siswa dalam model pembelajaran problem-based learning adalah mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk menyelesaikan masalah.

Pada penelitian ini, peneliti akan merangsang siswa melalui penyajian sebuah masalah yang akrab dengan lingkungan sekitar siswa. Masalah tersebut akan dibungkus dalam sebuah media film pendek. Nantinya informasi atau data


(11)

yang didapat siswa dari masalah tersebut akan dikembangkan dalam bentuk narasi.

Penggunaan media pembelajaran atau alat bantu pengajaran dapat menjadi solusi dan warna tersendiri dalam meningkatkan minat menulis khususnya menulis karangan narasi. Peneliti tertarik untuk menggunakan media film pendek karena dapat merangsang daya imajinasi, kreativitas siswa, dan mempermudah siswa mengembangkan wawasannya menjadi sebuah karangan narasi. Selain itu, penggunaan media pun dapat menjadi alternatif penghilang rasa bosan siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

Pada penelitian terdahulu, model problem-based learning telah digunakan dan disandingkan dengan beberapa pembelajaran bahasa. Pertama, oleh Elfira

(2013) dengan judul “Kemampuan Menulis Teks Berita melalui Model

Pembelajaran Problem Based Learning Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 35 Palembang”. Simpulan dari penelitian tersebut adalah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan metode konvensional yang dilakukan di kelas kontrol. Kedua, oleh Nurhasanah Widyasari (2012) dengan judul

Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Puisi”. Dalam penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) sangat efektif meningkatkan kreativitas menulis siswa dalam menulis puisi. Ketiga, oleh Yohana Vionita Panjaitan (2014) dengan judul “Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kegiatan Menulis Teks Eksplanasi (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung)”. Dalam penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, semua hasil akhir mengalami peningkatan. Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada penggunaan media film pendek yang digunakan sebagai alat bantu model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran menulis karangan


(12)

4

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

narasi. Fokus penelitian ini adalah pada model pembelajaran problem based learning berbasis media film pendek yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi anak pembelajaran menulis karangan narasi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Pada pembelajaran menulis karangan narasi siswa masih mengalami kesulitan dalam hal mengembangkan dan menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan.

2) Masih kurangnya kesadaran siswa untuk berlatih dan berpraktik dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

3) Masih kurangnya minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

4) Pembelajaran menulis karangan narasi hendaknya menggunakan model dan media pembelajaran yang lebih inovatif.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah profil pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung?

2) Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan model problem based learning berbasis media film pendek?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain mendeskripsikan sebagai berikut.


(13)

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui keefektifan model problem based-learning berbasis media film pendek dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengungkapkan persoalan-persoalan yang dikemukakan pada rumusan masalah, antara lain mendeskripsikan:

a) profil pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung;

b) proses pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan model problem based learning berbasis media film pendek; dan

c) perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagi Guru

Manfaat bagi guru khususnya guru Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat menambah wawaasan dan keterampilan guru dalam penerapan model problem-based learning berbasis media film pendek dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Kemudian, dapat dijadikan alternatif solusi menciptakan suasanya belajar yang menyenangkan dengan model dan media pembelajaran yang inovatif.

2) Bagi siswa

Manfaat penelitian ini dapat memberikan motivasi dan minat pada siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Selain itu, diharapkan dapat memperbaiki mutu proses dan hasil pembelajaran yang berdampak pada meningkatkan kualitas pendidikan.


(14)

6

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3) Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis karangan narasi.

F. Definisi Operasional

Agar terjalin penafsiran dan pemahaman yang utuh terhadap penelitian ini, maka peneliti menguraikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Model pembelajaran problem based learning berbasis media film pendek adalah model pengajaran dan alat bantu pengajaran yang bertumpu pada penyajian sebuah masalah yang akrab dengan lingkungan siswa dalam bentuk film. Kemudian, permasalahan yang ditimbulkan dari film atau dari lingkungan sekitar siswa akan dikembangkan menjadi sebuah karangan narasi sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model problem based learning berbasis media film pendek.

b. Pembelajaran menulis karangan narasi adalah pembelajaran terkait pengisahan suatu peristiwa atau kejadian secara runtut atau kronologis, baik yang dialami diri sendiri ataupun orang lain.

G. Struktur Organisasi

Bab 1 memuat pendahuluan yang terdiri atas latar belakang permasalahan kemampuan menulis karangan narasi pada kelas VII SMP Negeri 29 Bandung. Latar belakang tersebut berisi atas pokok-pokok permasalahan yang diteliti yang dikerucutkan kembali menjadi pemaparan harapan yang harusnya tercapai tetapi bersinggungan dengan kenyataan yang ada saat ini. Selain latar belakang masalah, pun terdapat identifikasi masalah sebagai ringkasan pokok-pokok permasalah yang dijumpai di lapangan. Setelah itu, dari latar belakang dan identifikasi masalah akan dikembangkan menjadi rumusan masalah yang dapat mengahasilkan tujuan dan manfaat penelitian.


(15)

Bab 2 memuat kajian pustaka yang berisi konsep model pembelajaran problem based learning, media film pendek sebagai media pembelajaran, dan teori dalam bidang kemampuan menulis karangan narasi.

Bab 3 memuat metodologi penelitian yang terdiri atas lokasi dan subjek populasi atau sampel, yaitu kelas VII di SMP Negeri 29 Bandung dengan menggunakan metode eksperimen semu. Selain itu, pada bab ini juga memuat tenik pengumpulan data, instrumen penelitian (wawancara, lembar analisis RPP guru, lembar observasi, dan tes), instrumen perlakuan (skenario pembelajaran). Teknik pengolahan data dan populasi beserta sampel juga dimuat dalam bab ini.

Bab 4 memuat hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas analisis hasil kemampuan menulis karangan narasi, pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian.

Bab 5 memuat simpulan dan saran yang terdiri atas penafsiran peneliti terhadap hasil temuan perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada penerapan model problem based learning berbasis media film pendek dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Selain itu, pada bab ini pun memuat jawab dari rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab 1 dan saran untuk penelitian berikutnya yang satu minat.


(16)

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif yang digunakan dalah eksperimen. Layaknya eksperimen dalam sebuah laboraturium, eksperimen dalam konteks pengajaran pun menggunakan prinsip yang sama, yakni memanipulasikan suatu perlakuan. Syamsudin dan Damaianti (2006, hlm. 150) mengemukakan bahwa:

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja tadi.

Ciri khas lainnya dari metode eksperimen dalam pengajaran adalah adanya kelas kontrol. Kelas kontrol berfungsi sebagai pembanding dengan kelas yang diberikan perlakukan atau treatment. Peneliti menggunakan metode eksperimen kuasi karena pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui gambaran terkait data yang ditimbulkan dari menipulasi perlakuan. Sehingga perlakuan, yang dilakukan oleh peneliti terkait penggunaan model problem-based learning diketahui tingkat keefektivannya atau tidak.

Metode yang digunakan dalma penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian nonequivalent control group design. Sesuai dengan racangan penelitian tersebut bahwa kelompok ekperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Sugiyono (2014, hlm. 116) menyatakan dalam sebuah tabel rancangan Nonequivalent Control Group Design, seperti berikut ini.

O1 X O2

O3 O4

Metode penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent control group design menggunakan dua kali pengujian, yakni prates dan pascates,


(17)

baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen prates dilambangkan dengan O1 sedangkan pascates dilambangkan dengan O2. Pembelajaran menulis karangan narasi pada kelas eksperimen mendapat perlakuan menggunakan model problem based learning berbasis media film pendek. Perlakuan tersebut dilambangkan dengan X. Pada kelas kontrol prates dilambangkan dengan O3 sedangkan pascates dilambangkan dengan O4. Sementara perlakuan diberikan dengan metode terlangsung.

Adapun prosedur penelitian yang peneliti gunakan, meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Pada tahap perencanaan peneliti melakukan studi pendahuluan dan studi literatur. Selain itu, dalam tahap perencanaan peneliti juga mulai menyusun instrumen penelitian. Setelah itu, peneliti mulai merancang teknik pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan, peneliti mulai menentukan sampel penelitian yang terdiri atas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, peneliti memberikan perlakuan, yakni menerapkan model problem based-learning berbasis media film pendek, sedangkan pada kelas kontrol peneliti tidak memberikan perlakuan menggunakan model dan media tersebut.

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian perlu adanya gambaran tentang bagaimana peneliti memperoleh dan mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian. Secara garis besar, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah teknik tes, angket, dan observasi.

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data sebagai bentuk studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam (Haryani, 2014, hlm. 35). Pada penelitian ini, wawancara dilakukan kepada guru saat studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran menulis karangan narasi.


(18)

30

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Effendi dalam Nurbarqiyah (2011, hlm. 27) menyatakan bahwa angket adalah sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang harus dilengkapi melaui jawaban yang telah disediakan atau dilengkapi kalimat. Angket diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Tujuan digunakannya angket adalah untuk memperoleh informasi pendukung pada penelitian.

3. Dokumen (RPP Guru)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru digunakan untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran menulis karangan narasi sebelum diterapkannya model problem based learning berbasis media film pendek. RPP guru akan dianalisis oleh peneliti menggunakan lembar analisis RPP guru. 4. Observasi

Dalam proses penelitian, situasi pembelajaran akan diamati oleh observer. Observer hanya mengamati proses pembelajaran terkait penerapan variabel bebas yang telah peneliti pilih. Pembelajaran yang menerapkan varibel bebas tersebut adalah menulis karangan narasi menngunakan model problem based learning berbasis media film pendek. Tujuan observasi adalah untuk mengetahui proses pembelajaran selama penerapan variabel bebas tersebut dan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan setelah pembelajaran tersebut.

5. Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan aspek kognisi siswa dan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap suatu materi pembelajaran. Arikunto dalam skripsi Nurbarqiyah (2011, hlm. 26) menyatakan bahwa tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes yang dilakukan adalah pretes atau tes awal dan postes atau tes akhir. Secara praktik, tes tersebut berguna untuk mengetahui perkembanga siswa dalam menulis karangan narasi menggunakan model problem based learning berbasis media film pendek.


(19)

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk membantu menyusun data-data yang telah telah dikumpulkan. Sugiyono (2009:148) mengemukakan prinsip penelitian adalah sebagai berikut.

Melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Instrumen penelitian juga dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur fenomena baik fenomena alam maupun fenomena sosial. Instrumen-instrumen dalam bidang sosial, seperti instrumen penelitian pendidikan memang telah tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Namun, walaupun telah teruji validitas dan reliabilitasnya instrumen-instrumen tersebut sulit untuk dicari. Selain itu, bila digunakan di tempat tertentu instrumen tersebut belum tentu valid dan reliabel lagi. Oleh karena itu, peneliti dalam bidang pendidikan sering menyusun sendiri instrumen penelitian yang akan digunakan termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya (Sugiyono, 2009, hlm. 173).

Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengolah data-data adalah sebagai berikut.

1. Instrumen Pengumpul Data a. Wawancara

Pedoman wawancara berisi tentang pertanyaan-pertanyaan terkait karakteristik belajar siswa dan metode yang digunakan guru pada pembelajaran menulis karangan narasi. Pedoman wawancara digunakan untuk mewawancarai salah satu guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 29 Bandung, yaitu Ibu Yulienah Rambing, S.Pd. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Wawancara Guru Teknik


(20)

32

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Data

Wawanaca Mendeskripsikan

pembelajaran

siswa menulis

karangan narasi sebelum

penerapan metode problem based-learning berbasis

media film

pendek.

Guru 1) Metode apa yang ibu gunakan

dalam pembelajaran menulis karangan narasi?

2) Seperti apa teknis metode tersebut?

3) Media apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi?

4) Bagaimana respon siswa saat ibu menerapkan metode dan atau media tersebut?

5) Bagaimana hasil belajar siswa setelah ibu menggunakan metode dan atau media tersebut?

6) Apa saja kendala yang pernah dihadapi dalam pembelajaran menulis karangan narasi?

7) Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi kendala tersebut?

Tabel 3.2

Lembar Wawancara Guru Wawancara Guru

1) Metode apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi? 2) Seperti apa langkah-langkah pembelajaran metode tersebut?

3) Media apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi? 4) Bagaimana respon siswa saat ibu menerapkan metode dan atau media

tersebut?

5) Bagaimana hasil belajar siswa setelah ibu menggunakan metode dan atau media tersebut?

6) Apa saja kendala yang pernah dihadapi dalam pembelajaran menulis karangan narasi?


(21)

b. Angket

Effendi dalam skripsi Nurbarqiyah (2011, hlm. 27) menyatakan bahwa angket adalah sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang harus dilengkapi melaui jawaban yang telah disediakan atau dilengkapi kalimat. Angket diberikan kepada siswa sebelum dan setelah perlakuan. Angket sebelum perlakuan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa menulis karangan narasi sebelum perlakuan melalui model problem based learning berbasis film pendek. Kemudian, angket setelah perlakuan bertujuan untuk mengetahui dampak dari perlakuan model problem based learning berbasis film pendek terhadap kemampuan menulis krangan narasi siswa. Adapun kisi-kisi dan format lembar angket yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Angket Sebelum Perlakuan Teknik

Pengumpulan Data

Tujuan Sasaran Instrumen

Angket Mendeskripsikan

pembelajaran siswa

menulis karangan

narasi sebelum

penerapan metode

problem

based-learning berbasis media film pendek.

Siswa 1) Apakah kamu pernah

membaca karangan narasi? 2) Apa saja tema karangan narasi

yang kamu baca?

3) Apakah kamu menyukai

kegiatan menulis karangan narasi?

4) Apakah kamu pernah menulis karangan narasi?


(22)

34

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

narasi yang pernah kamu buat! 6) Saat keadaan seperti apa kamu

biasa menulis karangan narasi? 7) Berapa kali dalam sebulan

kamu menulis karangan

narasi?

8) Apa saja kesulitan yang

dihadapi dalam menulis

karangan narasi?

9) Apakah kamu pernah diajarkan

menulis karangan narasi

menggunakan metode berbasis masalah?

10)Apakah kamu pernah diajarkan

menulis karangan narasi

menggunakan media?

Tabel 3.4

Lembar Angket Sebelum Perlakuan

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu pernah membaca

karangan narasi?

2. Apa tema karangan narasi yang kamu baca?

3. Apakah kamu menyukai kegiatan

menulis karangan narasi?


(23)

narasi?

5. Sebutkan satu judul karangan narasi yang pernah kamu buat!

6. Saat keadaan seperti apa kamu biasa menulis karangan narasi?

7. Berapa kali dalam sebulan kamu menulis karangan narasi?

8. Apa saja kesulitan yang dihadapi dalam menulis karangan narasi?

9. Apakah kamu pernah diajarkan menulis karangan narasi menggunakan metode berbasis masalah?

10. Apakah kamu pernah diajarkan menulis karangan narasi menggunakan media?

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Angket Sesudah Perlakuan Teknik

Pengumpulan Data


(24)

36

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Angket Mendeskripsikan

pembelajaran siswa

menulis karangan

narasi setelah

penerapan metode

problem

based-learning berbasis

media film pendek.

Siswa 1) Saya menyukai model

pembelajaran problem based

learning yang telah

dilakukan.

2) Pembelajaran menggunakan

model problem based

learning di kelas terasa menyenangkan.

3) Pembelajaran menggunakan

model problem based

learning berbasis media film pendek dapat memudahkan saya dalam menulis karangan narasi.

4) Penggunaan model problem based learning berbasis media film pendek dapat

meningkatkan pemahaman

saya mengenai menulis

karangan narasi

5) Model problem based

learning berbasis media film pendek membantu saya untuk mengatasi masalah dalam hal menulis karangan narasi

6) Model problem based

learning berbasis media film

pendek membantu saya

menuangkan gagasan dalam hal menulis karangan narasi


(25)

7) Model problem based learning berbasis media film

pendek membantuku

mengembangkan imajinasi

dalam hal menulis karangan narasi.

8) Bagaimana tanggapanmu

terhadap pembelajaran

menulis karangan narasi menggunakan model problem based learning berbasis media film pendek

Tabel 3.6

Lembar Angket Sesudah Perlakuan

No. Pertanyaan Jawaban

1. Saya menyukai model pembelajaran problem based learning yang telah dilakukan.

2. Pembelajaran menggunakan model

problem based learning di kelas terasa menyenangkan.

3. Pembelajaran menggunakan model


(26)

38

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

film pendek dapat memudahkan saya dalam menulis karangan narasi.

4. Penggunaan model problem based

learning berbasis media film pendek dapat meningkatkan pemahaman saya mengenai menulis karangan narasi 5. Model problem based learning berbasis

media film pendek membantu saya untuk mengatasi masalah dalam hal menulis karangan narasi

6. Model problem based learning berbasis media film pendek membantu saya menuangkan gagasan dalam hal menulis karangan narasi

7. Model problem based learning berbasis

media film pendek membantuku

mengembangkan imajinasi dalam hal menulis karangan narasi

8. Bagaimana tanggapanmu terhadap

pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan model problem based learning berbasis media film pendek

c. Dokumen (RPP Guru)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru digunakan untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran menulis karangan narasi sebelum diterapkannya model problem based learning berbasis media film pendek. RPP guru akan dianalisis oleh peneliti menggunakan lembar analisis RPP guru. Selain itu, lembar analisis RPP guru juga berguna untuk melihat keselarasan antara pendapat guru bersangkutan dalam wawancara dan pendapat siswa dalam angket


(27)

terkait langkah pembelajaran dan metode/media yang digunakan. Adapun lembar format analisis RPP guru adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7

Lembar Analisis RPP Guru

Aspek yang Dinilai

Hasil

Pengamatan Keterangan

Ya Tidak

Pendahuluan

1. Mengkodisikan kelas 2. Tujuan pembelajaran 3. Pokok Pembahasan 4. Menggiring peserta didik

pada materi

pembelajaran Inti

5. Langkah-langkah

pembelajaran yang

digunakan

6. Penggunaan media

pembelajaran

7. Gambaran aktivitas

siswa Penutup

1. Umpan balik

(tugas/pokok bahasan yang disampaikan) 2. Refleksi

d. Observasi

Dalam sebuah penelitian terdapat dua jenis observasi, yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan. Pada penelitian ini, peneliti


(28)

40

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menggunakan jenis observasi partisipan, yakni peneliti berperan serta dan terlibat langsung dalam pengumpulan data, serta berinteraksi langsung dengan sumber data. Observasi dilakukan untuk mengamati dan mencatat kualitas model problem based learning berbasis media film pendek dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Adapun format lembar observasi yang akan digunakan pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8

Lembar Observasi Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Menggunakan Model Problem Based Learning

Berbasis Media Film Pendek

No. Penampilan Mengajar

Hasil Pengamatan

Keterangan Ya/

Ada Tidak

1. Penerapan Model Problem Based

Learning Berbasis Media Film Pendek

Tahap 1: Menyadari Masalah

 Guru membimbing siswa dalam

mengidentifikasi permasalahan (konflik-konflik) pada tayangan media film pendek.

 Siswa mengidentifikasi

permasalahan (konflik-konflik) pada tayangan media film pendek yang ditayangkan.

Tahap 2: Merumuskan Masalah

 Guru membimbing siswa dalam

memilih salah satu konflik yang tepat untuk dijadikan topik menulis karangan narasi.


(29)

 Siswa memilih salah satu konflik yang menurutnya menarik boleh dalam film pendek atau pun dalam

situasi kehidupan sekitar.

Kemudian, menjadi konflik yang dipilih untuk menjadi topik menulis karangan narasi miliki mereka masing-masing.

Tahap 3: Merumuskan Sebab-akibat atau Hipotesis

 Siswa mengidentifikasi sebab-akibat dari konflik yang telah dipilih dan

menentukan kemungkinan

penyelesaian masalah tersebut, serta mulai menuangkannya ke dalam bentuk karangan narasi.

 Guru mengarahkan siswa dalam

mengembangkan sebab-akibat dari konflik yang telah dipilih dan

meminta siswa untuk mulai

menuangkan gagasan ke dalam karangan narasi.

 Pada perlakuan kesatu, guru menjadi fasilitator dan narasumber dalam menjawab pertanyaan siswa yang

menghadapi kesulitan dalam

menentukan penggunaan ejaan dan tanda baca, diksi, serta kalimat yang benar.


(30)

42

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

fasilitator dan narasumber dalam menjawab pertanyaan siswa yang

menghadapi kesulitan dalam

mengembangkan tema, alur, dan tokoh dan penokohan.

 Pada perlakuan kedua, guru menjadi fasilitator dan narasumber dalam menjawab pertanyaan siswa yang

menghadapi kesulitan dalam

mengembangkan latar dan sudut pandang.

Tahap 4: Mengumpulkan Data

 Siswa mengumpulkan data melalui pengalaman yang dimiliki atau pengetahuan yang dimiliki dan mengembangkannya dalam bentuk karangan narasi.

 Guru mengarahkan siswa untuk

menggali pengalaman atau

pengetahuan yang dimiliki.

Tahap 5: Menentukan Pilihan

Penyelesaian

 Siswa mengambil keputusan tentang cara penyelesaian/epilog yang akan dijadikan sebagai akhir kisah dari karangan narasi yang dibuat.

 Mengarahkan siswa dalam memilih bentuk penyelesaian yang menarik untuk karangan narasi yang dibuat.


(31)

a. Meninjau kembali atau menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan

b.Memberi kesempatan bertanya

c. Menginformasikan materi ajar

berikutnya

Catatan:

e. Tes

Instrumen tes yang digunakan peneliti berupa lembar tes tulis. Jenis tes tersebut adalah soal esai terbatas yang berisi tentang penugasan menulis karangan narasi. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.

Instrumen tes diberikan kepada siswa melalui dua tahapan penelitian, yakni pretes dan postes. Pretes atau tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Kemudian, postes atau tes akhir digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi setelah diberi perlakuan.

Berikut ini adalah kisi-kisi dan format lembar tes yang digunakan untuk menguji kemampuan siswa baik pada tahap pretes dan postes.


(32)

44

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9

Kisi-kisi Instrumen Tes Kompetensi

Dasar

Bahan

Kelas Materi Indikator

Bentuk

Soal Soal

Menuliskan informasi yang terdapat pada

film pendek

menjadi

karangan narasi.

VII Karangan

narasi dan unsur-unsur penting dalam menulis karangan narasi 1. Mampu mengungkap kan informasi yang terdapat

pada film

pendek. 2. Mampu mengenali karangan narasi. 3. Mampu menuliskan informasi yang terdapat

pada film

pendek dalam bentuk karangan narasi.

Uraian Buatlah sebuah

karangan narasi

dengan ketentuan di bawah ini:

1) tema bebas; 2) waktu

mengerjakan 30 menit;

3) menggunakan kelengkatan unsur-unsur karangan narasi, yaitu judul, tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan amanat); dan 4) perhatikan

penggunaan diksi, tanda baca, dan ejaan.

Tabel 3.10

Lembar Tes Kemampuan Menulis Karangan Narasi

Mohon isi pertanyaan di bawah ini dengan sebaik-baiknya. Pertanyaan di bawah ini tidak termasuk dalam penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia. Pertanyaan di bawah ini merupakan bagian dari penelitian skripsi saya. Jawaban Anda sangat membantu penelitian saya.


(33)

Untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi, maka dibuat kriteria penilaian sebagai pedoman peniliti menganalisis hasil menulis karangan narasi. Kriteria penilaian diadaptasi berdasarkan teori dari Nugriyantoro (2013, hlm 440), Keraf (2010, hlm. 145-200), Jauhari dalam Wulandari (2013, hlm. 17), dan Semi (2007, hlm. 58-61), adalah sebagai berikut.

Tabel 3.11

Kriteria Penilaian Karangan Narasi Aspek yang

Dinilai

Skala

Penilaian Bobot Deskripsi

Ejaan dan tanda baca

4 3

2

1 Tidak terdapat kesalahan.

Terdapat satu sampai tiga kesalahan.

Terdapat empat sampai enam kesalahan.


(34)

46

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1 Terdapat lebih dari enam

kesalahan.

Diksi 4

3

2

1

3 Pilihan kata sesuai.

Terdapat satu sampai tiga kata yang tidak sesuai atau tidak tepat. Terdapat empat sampai enam kata yang tidak sesuai atau tidak tepat. Terdapat lebih dari enam kata yang tidak sesuai atau tidak tepat.

Kalimat 4

3

2

1

3 Setiap kalimat dalam satu

paragraf kohesi dan koheren . Terdapat satu kalimat yang tidak kohesi dan koheren dalam satu paragraf.

Terdapat dua kalimat yang tidak kohesi dan koheren dalam satu paragraf.

Terdapat lebih dari tiga kalimat yang tidak koheren dalam satu paragraf.

Urutan kisah atau jalan

cerita

4

3

2

8 Terdapat bagian pendahuluan,

perkembangan, dan penutup

dalam jalan cerita dan dikisahkan secara rinci.

Terdapat dua unsur bagian saja dalam jalan cerita, tetapi dikisahkan secara rinci.

Terdapat bagian pendahuluan, perkembangan, dan penutup,


(35)

1

dalam jalan cerita tetapi tidak dikisahkan secara rinci.

Terdapat dua unsur bagian saja dalam jalan cerita dan tidak dikisahkan secara rinci.

Tokoh dan penokohan

3

2

1

4 Terdapat tokoh utama, tokoh

pendukung, dan masing-masing karakter digambarkan secara jelas.

Terdapat tokoh utama, tokoh pendukung tetapi hanya karakter tokoh utama yang digambarkan secara jelas.

Terdapat tokoh utama, tokoh

pendukung tetapi tidak

digambarkan secara jelas.

Latar 4

3

2

1

5 Terdapat latar tempat, waktu,

suasana, dan digambarkan secara terperinci.

Hanya latar tempat dan waktu

yang digambarkan secara

terperinci.

Hanya latar tempat yang

digambarkan secara terperinci. Terdapat latar tempat, waktu, suasana tetapi hanya digambarkan secara sketsa.

Sudut Pandang 2

1 Penggunaan sudut pandang orang

pertama atau orang ketiga konsisten sampai akhir karangan.


(36)

48

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1 Terdapat perpindahan antara

penggunaan sudut pandang orang pertama ke sudut pandang orang ketiga, atau sebaliknya.

Tema 2

1

1 Tema yang diambil mengandung

makna pengajaran.

Tema yang diambil tidak

mengandung makna pengajaran. Keterangan:

4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang

2. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok menulis karangan narasi. Peran RPP sangat penting sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu, RPP juga digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

a. Ancangan Model

1) Rasional

Model pembelajaran berorientasi pada model pembelajaran probelm based-learning. Model pembelajaran probelm based-learning, yaitu model pembelajaran yang bertumpu pada penyajian masalah terkait kesenjangan antara situasi nyata dan situasi yang diharapkan. Secara umum tujuan dari model pembelajaran probelm based-learning adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah keaktifan siswa .

Pada pembelajaran menggunakan model probelm based-learning, penyelesaian masalah atau jawaban dari masalah tersebut, dikembali lagi pada sudut pandang atau cara siswa menyikapi masalah tersebut. Masalah-masalah yang terjadi tidak hanya terbatas pada masalah bersumber dari buku, tetapi juga dapat bersumber dari suatu peristiwa, berita, atau rekaman video.


(37)

2) Tujuan

Melalui model pembelajaran probelm based-learning diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami dan menulis karangan narasi, dan menuntut siswa berperan aktif saat pembelajaran berlangsung.

3) Prinsip

Dalam prinsipnya masalah yang model pembelajaran probelm based-learning adalah tipe masalah terbuka. Dalam artian, setiap siswa dapat mengembangkan kemungkinan dari jawaban masalah tersebut. Menurut Sajaya (2006, hlm. 214) model pembelajaran probelm based-learning memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi dan menganalisis data untuk memecahkan masalah yang terjadi.

4) Sintak Model Problem Based Learning

Secara umum, model pembelajaran probelm based-learning bertumpu pada pembelajaran yang mengedepankan aktivitas siswa, sedangkan guru berperan sebagai penyaji masalah dan memfasalitasi penyelidikan (Komalasari, 2013, hlm. 59). Sanjaya (2006, hlm. 216) merumuskan langkah-langkah pembelajaran melalui model probelm based-learning sebagai berikut.

a) Menyadari Masalah

Langkah awal ini dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Peran guru yang pertama pada tahap ini adalah membimbing siswa dan menyadarkan siswa bahwa adanya masalah terkait kesenjangan dalam lingkungan sosial. Pada tahap ini siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dalam berbagai bentuk masalah atau fenomena. Peran guru yang kedua dalam tahap ini adalah mengarahkan siswa terhadap satu kesenjangan yang akan dikaji secara individu. Karena pada prosesnya siswa mungkin akan menemukan beberapa kesenjangann yang terjadi pada lingkungan sosial.

b) Merumuskan Masalah

Setelah menemukan satu topik sebagai bahan pelajaran, kemudian dari topik tersebut difokuskan ke dalam satu masalah yang pantas untuk dikaji. Sanjaya (2006, hlm. 2017) mengungkapkan pentingnya rumusan masalah


(38)

50

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kerena hal tersebut akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah yang selanjutnya berkaitan dengan informasi-informasi yang harus dikumpulkan guna menyelesaikan masalah tersebut. Pada tahap ini siswa diharapkan dapat menentukan prioritas masalah.

c) Merumuskan Hipotesis

Merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak dapat ditinggalkan. Pada tahap ini siswa diharapkan dapat menentukan sebab-akibat dari masalah yang akan diselesaikan. Melalui pengkajian sebab-akibat dan pengetahuan yang dimiliki siswa diharapkan dapat menentukan jawaban atau kemungkinan cara penyelesaian masalah.

d) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data atau informasi adalah proses berpikir ilmiah yang berdasar pada pengalaman. Data yang dikumpulkan akan berguna untuk menentukan cara penyelesaian masalah. Data yang dikumpulkan harus relevan dengan masalah yang dipilihan.

e) Menentukan Pilihan Penyelesaian

Model problem based learning adalah model pembelajaran berbasis masalah yang sifatnya terbuka. Hal tersebut berarti, setiap orang dapat menentukan jawaban berdasarkan perspektif masing-masing. Dengan kata lain, siswa dapat memilih alternatif penyelesaian yang mungkin terjadi dengan memperhitungkan akibat dan informasi yang didapat

5) Evaluasi

Evaluasi yang terdapat pada model pembelajaran probelm based-learning terdiri atas dua jenis, yakni evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses, yakni evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan. Kemudian, evaluasi hasil, yakni evaluasi terhadap akibat yang ditimbulkan dari pemilihan atau penerapan penyelesaian (epilog) dari karangan narasi yang dibuat siswa. b. Skenario Pembelajaran


(39)

Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/2

Alokasi Waktu : 6 x 40 menit

1. Standar Kompetensi

Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk teks narasi dan pesan singkat.

2. Kompetensi Dasar

Menuliskan informasi yang terdapat pada film pendek menjadi karangan narasi.

3. Indikator

4. Mampu mengungkapkan informasi yang terdapat pada film pendek. 5. Mampu mengenali karangan narasi.

6. Mampu menuliskan informasi yang terdapat pada film pendek dalam bentuk karangan narasi.

4. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mengungkapkan informasi yang terdapat pada film pendek.

2. Siswa mampu mengenali karangan narasi.

3. Siswa mampu menuliskan informasi yang terdapat pada film pendek dalam bentuk karangan narasi.

5. Materi Pembelajaran

a) Karangan narasi adalah karangan yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian, baik yang sifatnya nyata maupun rekaan. Ciri khas karangan narasi adalah kesesuaian waktu atau keruntutan waktu yang membuat pembaca seolah melihat atau mengalami peristiwa tesebut.


(40)

52

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1) Memiliki keruntutan waktu atau kronologi suatu peristiwa atau kejadian.

2) Berisi paparan peristiwa atau kejadian, baik nyata maupun rekaan. 3) Unsur terpenting dalam karangan narasi adalah penokohan, alur, dan

konflik.

4) Karangan narasi memiliki pesan tersendiri bagi pembacanya.

c) Unsur-unsur penting dalam menulis karangan narasi adalah sebagai berikut.

1) Tema

Tema adalah gagasan atau persolaan yang menjadi dasar cerita yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk karangan narasi.

2) Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah individu atau makhluk yang terlibat di dalam kisah atau cerita karangan narasi. Sementara itu, Penokohan adalah cara penulis karangan narasi menggambarkan dan menyambungkan watak para individu yang terdapat dalam karangan tersebut.

3) Alur

Alur adalah rangkaian atau perpaduan peritiwa yang membangun sebuah cerita yang terdapat dalam karangan narasi. Dalam alur terdapat bagian-bagian yang menjadikan karangan narasi sebagai rangakaian sebuah cerita, yaitu pendahuluan, perkembangan, dan penyelesaian

4) Latar

Latar terbagi atas tiga jenis, yakni latar tempat, waktu, dan suasana. Latar dapat berfungsi sebagai penjelas perpindahan bagian dalam alur cerita.

5) Sudut pandang

Sudut pandang adalah sudut pandang seorang penulis karangan narasi dalam menampilkan tokoh cerita. Dari sisi mana seorang penulis ingin menempatkan tokoh cerita dari tiga jenis sudut


(41)

pandang, yaitu sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ke dua, dan sudut pandang orang ketiga.

6. Model Pembelajaran Problem Based Learning 7. Metode Pembelajaran

a) Tanya jawab b) Inkuiri c) Penugasan

8. Langkah Skenario Pembelajaran Perlakuan I

Tabel 3.12

Skenario Pembelajaran melalui Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Model Problem Based Learning

Langkah-langkah Pembelajaran Model Problem

Based Learning

Tujuan Siswa Guru Alokasi

Waktu

Menyadari masalah Melatih siswa peka terhadap permasalah

sosial yang

terjadi di sekitar mereka.

Siswa

mengidentifikasi permasalahan (konflik-konflik)

pada tayangan

media film pendek berjudul “Film Motivasi Hari Ibu”

Membimbing siswa

dalam mengidentifikasi permasalahan (konflik-konflik) pada tayangan media film pendek.

10 menit

Merumuskan masalah

Melatih siswa memfokuskan

Siswa memilih

salah satu konflik

Membimbing siswa

dalam memilih salah satu

10 menit


(42)

54

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pengetahuan yang dimiliki pada suatu hal.

yang menurutnya

menarik boleh

dalam film pendek atau pun dalam situasi kehidupan sekitar. Kemudian, menjadi konflik yang dipilih untuk

menjadi topik

menulis karangan

narasi miliki

mereka

masing-masing.

konflik yang tepat untuk dijadikan topik menulis karangan narasi. Merumuskan sebab-akibat/hipotesis Menentukan berbagai kemungkinan atau berbagai alur

penyelesaian dari karangan narasi yang akan dibuat.

Siswa

mengidentifikasi sebab-akibat dari konflik yang telah

dipilih dan

menentukan kemungkinan penyelesaian

masalah tersebut,

serta mulai

menuangkannya ke

dalam bentuk

karangan narasi

1. Mengarahkan siswa

dalam

mengembangkan sebab-akibat dari konflik yang telah dipilih dan meminta siswa untuk mulai menuangkan gagasan ke dalam karangan narasi.

2. Guru menjadi

fasilitator dan

narasumber dalam

menjawab pertanyaan

siswa yang

menghadapi kesulitan

dalam menentukan

40 menit


(43)

penggunaan ejaan dan tanda baca, diksi, serta kalimat yang benar.

Mengumpulkan data

Memperkaya pengetahuan siswa terhadap

masalah yang

dipilih

Siswa

mengumpulkan

data melalui

pengalaman yang

dimiliki atau

pengetahuan yang

dimiliki dan

mengembangkanny a dalam bentuk karangan narasi.

1. Mengarahkan siswa

untuk menggali

pengalaman atau

pengetahuan yang

dimiliki.

2. Guru menjadi

fasilitator dan

narasumber dalam

menjawab pertanyaan

siswa yang

menghadapi kesulitan

dalam menentukan

penggunaan ejaan dan tanda baca, diksi, serta kalimat yang benar. Menentukan pilihan penyelesaian Kecakapan memilih alternatif penyelesaian

Siswa mengambil keputusan tentang cara

penyelesaian/epilog

yang akan

dijadikan sebagai akhir kisah dari karangan narasi yang dibuat.

1. Mengarahkan siswa

dalam memilih bentuk penyelesaian yang

menarik untuk

karangan narasi yang dibuat.

2. Guru menjadi

fasilitator dan

narasumber dalam


(44)

56

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

siswa yang

menghadapi kesulitan

dalam menentukan

penggunaan ejaan dan tanda baca, diksi, serta kalimat yang benar.

Perlakuan II

Tabel 3.13

Skenario Pembelajaran melalui Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Model Problem Based Learning

Langkah-langkah Pembelajaran

Problem Based Learning

Tujuan Siswa Guru Alokasi

Waktu

Menyadari masalah Melatih siswa peka terhadap permasalah

sosial yang

terjadi di sekitar mereka.

Siswa

mengidentifikasi permasalahan (konflik-konflik)

pada tayangan

media film pendek berjudul

“Seandainya”

Membimbing siswa

dalam mengidentifikasi permasalahan (konflik-konflik) pada tayangan media film pendek.

10 menit

Merumuskan masalah

Melatih siswa memfokuskan pengetahuan yang dimiliki pada suatu hal.

Siswa memilih

salah satu konflik yang menurutnya

menarik boleh

dalam film pendek atau pun dalam

Membimbing siswa

dalam memilih salah satu konflik yang tepat untuk dijadikan topik menulis karangan narasi.

10 menit


(45)

situasi kehidupan sekitar. Kemudian, konflik yang telah dipilih dijadikan

topik menulis

karangan narasi Merumuskan sebab-akibat/hipotesis Menentukan berbagai kemungkinan atau berbagai alur

penyelesaian dari karangan narasi yang akan dibuat.

Siswa

mengidentifikasi sebab-akibat dari konflik yang telah

dipilih dan

menentukan kemungkinan penyelesaian

masalah tersebut,

serta mulai

menuangkannya ke

dalam bentuk

karangan narasi

1. Mengarahkan siswa

dalam

mengembangkan sebab-akibat dari konflik yang telah dipilih dan meminta siswa untuk mulai menuangkan gagasan ke dalam karangan narasi.

2. Guru menjadi

fasilitator dan

narasumber dalam

menjawab pertanyaan

siswa yang

menghadapi kesulitan dalam

mengembangkan tema, alur, serta tokoh dan penokohan. 40 menit Mengumpulkan data Memperkaya pengetahuan siswa terhadap

masalah yang

Siswa

mengumpulkan

data melalui

pengalaman yang

1. Mengarahkan siswa

untuk menggali

pengalaman atau


(46)

58

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dipilih dimiliki atau

pengetahuan yang

dimiliki dan

mengembangkanny a dalam bentuk karangan narasi.

dimiliki.

2. Guru menjadi

fasilitator dan

narasumber dalam

menjawab pertanyaan

siswa yang

menghadapi kesulitan dalam

mengembangkan tema, alur, serta tokoh dan penokohan. Menentukan pilihan penyelesaian Kecakapan memilih alternatif penyelesaian

Siswa mengambil keputusan tentang cara

penyelesaian/epilog

yang akan

dijadikan sebagai akhir kisah dari karangan narasi yang dibuat.

1. Mengarahkan siswa

dalam memilih bentuk penyelesaian yang

menarik untuk

karangan narasi yang dibuat.

2. Guru menjadi

fasilitator dan

narasumber dalam

menjawab pertanyaan

siswa yang

menghadapi kesulitan dalam

mengembangkan tema, alur, serta tokoh dan penokohan.

Perlakuan III

Tabel 3.14


(47)

Menggunakan Model Problem Based Learning Langkah-langkah

Pembelajaran

Problem Based Learning

Tujuan Siswa Guru Alokasi

Waktu

Menyadari masalah Melatih siswa peka terhadap permasalah

sosial yang

terjadi di sekitar mereka.

Siswa

mengidentifikasi permasalahan (konflik-konflik)

pada tayangan

media film pendek berjudul “Indonesia Masih Subuh”

Membimbing siswa

dalam mengidentifikasi permasalahan (konflik-konflik) pada tayangan media film pendek.

10 menit

Merumuskan masalah

Melatih siswa memfokuskan pengetahuan yang dimiliki pada suatu hal.

Siswa memilih

salah satu konflik dalam film pendek

yang akan

dijadikan topik menulis karangan narasi.

Membimbing siswa

dalam memilih salah satu konflik yang tepat untuk dijadikan topik menulis karangan narasi. 10 menit Merumuskan sebab-akibat/hipotesis Menentukan berbagai kemungkinan atau berbagai alur

penyelesaian dari karangan narasi yang akan dibuat.

Siswa

mengidentifikasi sebab-akibat dari konflik yang telah

dipilih dan

menentukan kemungkinan penyelesaian

masalah tersebut,

serta mulai

1. Mengarahkan siswa

dalam

mengembangkan sebab-akibat dari konflik yang telah dipilih dan meminta siswa untuk mulai menuangkan gagasan ke dalam karangan narasi.

40 menit


(48)

60

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menuangkannya ke

dalam bentuk

karangan narasi

2. Guru menjadi

fasilitator dan

narasumber dalam

menjawab pertanyaan

siswa yang

menghadapi kesulitan dalam

mengembangkan latar dan sudut padang. Mengumpulkan

data

Memperkaya pengetahuan siswa terhadap

masalah yang

dipilih

Siswa

mengumpulkan

data melalui

pengalaman yang

dimiliki atau

pengetahuan yang

dimiliki dan

mengembangkanny a dalam bentuk karangan narasi.

1. Mengarahkan siswa

untuk menggali

pengalaman atau

pengetahuan yang

dimiliki.

2. Guru menjadi

fasilitator dan

narasumber dalam

menjawab pertanyaan

siswa yang

menghadapi kesulitan dalam

mengembangkan latar dan sudut padang. Menentukan pilihan penyelesaian Kecakapan memilih alternatif penyelesaian

Siswa mengambil keputusan tentang cara

penyelesaian/epilog

yang akan

dijadikan sebagai akhir kisah dari

1. Mengarahkan siswa

dalam memilih bentuk penyelesaian yang

menarik untuk

karangan narasi yang dibuat.


(49)

karangan narasi yang dibuat.

fasilitator dan

narasumber dalam

menjawab pertanyaan

siswa yang

menghadapi kesulitan dalam

mengembangkan latar dan sudut padang. 9. Alat dan Sumber Belajar

1. Proyektor 2. Speaker 3. Film Pendek

4. Buku pelajaran siswa kelas VII 10.Penilaian

Tabel 3.15

Pedoman Penilaian Menulis Karangan Narasi

No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen

1. Mampu mengungkapkan

informasi yang terdapat pada film pendek.

Tes Tertulis

Tes Uraian

Tulislah informasi dari

film pendek yang

ditayangkan ke dalam bentuk narasi

2. Mampu mengenali karangan

narasi.

3. Mampu menuliskan

informasi yang terdapat pada film pendek dalam bentuk karangan narasi.

Tabel 3.16

Pedoman Penskoran Menulis Karangan Narasi


(50)

62

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1 2 3 4

Ejaan dan tanda baca 1

Diksi 3

Kalimat 3

Urutan kisah atau jalan cerita 8

Tokoh dan Penokohan 4

Latar 5

Sudut Pandang 1

Tema 1

Jumlah 26

Tabel 3.17

Kriteria Penilaian Menulis Karangan Narasi Aspek yang

Dinilai

Skala

Penilaian Bobot Deskripsi

Ejaan dan tanda baca

4 3

2

1

1 Tidak terdapat kesalahan.

Terdapat satu sampai tiga kesalahan.

Terdapat empat sampai enam kesalahan.

Terdapat lebih dari enam

kesalahan.

Diksi 4

3

2

1

3 Pilihan kata sesuai.

Terdapat satu sampai tiga kata yang tidak sesuai atau tidak tepat. Terdapat empat sampai enam kata yang tidak sesuai atau tidak tepat. Terdapat lebih dari enam kata yang tidak sesuai atau tidak tepat.


(51)

Kalimat 4

3

2

1

3 Setiap kalimat dalam satu

paragraf kohesi dan koheren . Terdapat satu kalimat yang tidak kohesi dan koheren dalam satu paragraf.

Terdapat dua kalimat yang tidak kohesi dan koheren dalam satu paragraf.

Terdapat lebih dari tiga kalimat yang tidak koheren dalam satu paragraf.

Urutan kisah atau jalan

cerita

4

3

2

1

8 Terdapat bagian pendahuluan,

perkembangan, dan penutup

dalam jalan cerita dan dikisahkan secara rinci.

Terdapat dua unsur bagian saja dalam jalan cerita, tetapi dikisahkan secara rinci.

Terdapat bagian pendahuluan, perkembangan, dan penutup, dalam jalan cerita tetapi tidak dikisahkan secara rinci.

Terdapat dua unsur bagian saja dalam jalan cerita dan tidak dikisahkan secara rinci.

Tokoh dan penokohan

3

2

4 Terdapat tokoh utama, tokoh

pendukung, dan masing-masing karakter digambarkan secara jelas.


(52)

64

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1

pendukung tetapi hanya karakter tokoh utama yang digambarkan secara jelas.

Terdapat tokoh utama, tokoh

pendukung tetapi tidak

digambarkan secara jelas.

Latar 4

3

2

1

5 Terdapat latar tempat, waktu,

suasana, dan digambarkan secara terperinci.

Hanya latar tempat dan waktu

yang digambarkan secara

terperinci.

Hanya latar tempat yang

digambarkan secara terperinci. Terdapat latar tempat, waktu, suasana tetapi hanya digambarkan secara sketsa.

Sudut Pandang 2

1

1 Penggunaan sudut pandang orang

pertama atau orang ketiga konsisten sampai akhir karangan. Terdapat perpindahan antara penggunaan sudut pandang orang pertama ke sudut pandang orang ketiga, atau sebaliknya.

Tema 2

1

1 Tema yang diambil mengandung

makna pengajaran.

Tema yang diambil tidak


(1)

72

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kemudian, masukan hasil penghitungan di atas ke dalam rumus uji-t, yaitu menggunakan rumus sebagai berikut.

(Arikunto, 2010, hlm. 354)

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam Sukardi (2013, hlm. 53) mengemukakan populasi adalah sebagai berikut:

semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 29 Bandung kelas VII, yang terdiri atas sembilan kelas. Peneliti memilih populasi ini karena kelas VII SMP Negeri 29 Bandung merupakan siswa yang memperoleh pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis karangan narasi.

2. Sampel

Sugiyono (2014, hlm. 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang dipilih. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu tenik penentu sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel ini karena adanya pertimbangan untuk memilih kelas dengan karakteristik yang homogen.

Setelah melakukan pertimbangan tersebut peneliti memilih dua kelas sebagai sampel penelitian. Peneliti menggunakan kelas VII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VII F sebagai kelas kontrol.


(2)

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data, peneliti merumuskan beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Dalam profil pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung, masih ditemukan adanya kesulitan, yakni dalam memulai tulisan dan dalam mengembangkan ide menjadi sebuah karangan. Akan tetapi, masing-masing dari siswa telah mempunyai kemampuan dalam menulis karangan narasi hal tersebut tercermin pada hasil angket bahwa setidaknya siswa mampu memproduksi kurang atau sama dengan 5 buah dalam sebulan. Metode terlangsung yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis karangan menulis sudah cukup sesuai, tetapi media yang guru gunakan cederung monoton karena hanya mengandalkan LKS dan buku ajar Bahasa Indonesia kelas VII. Hal tersebut tercermin dalam RPP guru, karena guru tidak mencatumkan media lain selain kedua media tersebut. Setelah peneliti menerapkan model problem based learning berbasis media film pendek didapat profil kemampuan menulis karangan narasi pada kelas eksperimen melalui lembar angket bahwa dari 30 orang siswa peserta angket, hampir seluruhnya memberikan tanggapan posistif terhadap penerapan model dan media tersebut. Hal tersebut, tercermin dari jawaban mereka beragam, mulai dari dapat memudahkan menemukan inspirasi, memudahkan mengembangkan imajinasi, tidak menjenuhkan, hingga dapat menjadi solusi dalam mengatasi kesulitan mereka dalam menulis karangan narasi.

2. Data hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran telah sesuai dengan skenario yang dirancang untuk proses pembelajaran menulis karangan narasi melalui model problem based learning berbasis media film pendek. Hambatan yang ditemukan oleh observer dalam proses


(3)

225

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembelajaran adalah keterbatasan proyektor di sekolah membuat waktu penayangan film pendek pun sedikit terganggu. Selain itu, hambatan lain yang berasal dari siswa adalah siswa kesulitan untuk memfokuskan dan memilih satu masalah yang akan dikembangkan menjadi sebuah karangan narasi. Selebihnya proses pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan model problem based learning berbasis media film pendek dapat berjalan dengan lancar.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan narasi di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Hal tersebut terbukti berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan didapat thitung sebesar 8,36 dan ttabel

2,0021, maka thitung > ttabel.Hal tersebut menujukkan bahwa Ha diterima H0

ditolak. Dengan kata lain, terdapat perbedaan yang sigifikan antara kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan peelitian dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, ada beberapa saran yang penulis sampaikan, diantaranya sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan, model problem

based learning berbasis media film pendek efektif diterapkan dalam

pembelajaran menulis karangan narasi. Model dan media pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif dalam pembelajara menulis karangan narasi oleh guru

2. Jika para pengajar bahasa dan sastra Indonesia ingin menggunakan model serta media pembelajaran ini dalam menulis karangan narasi yang harus diperhatikan adalah memantapkan alokasi waktu pembelajaran yang dibutuhkan, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif. 3. Peneliti pembelajaran menulis karangan narasi selanjutnya diharapkan dapat

menerapkan metode, model, teknik, atau media yang belum pernah digunakan sebelumnya, sehingga dapat menarik minat dan kecintaan siswa


(4)

226

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

baik dalam kegiatan menulis karangan narasi maupu dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia lainnya.


(5)

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aji, B. S. (2011). Keefektivafan media film pendek dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas X SMAN 1 Wadaslintang Kec. Wadaslintang, Kab.

Wonosobo. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Alwasilah, A. C. & Seny S. (2001). Pokoknya menulis: Cara baru menulis

dengan metode kolaborasi. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Arsyad, A. (1997). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Elfira, E. (2013). Kemampuan menulis teks berita melalui bodel pembelajaran

problem based learning siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 35 Palembang. Jurnal Skripsi Universitas Bina Darma Palembang: Tidak Diterbitkan.

Fannani, A. Z. (2009). Pemanfaatn media audio visual dalam pembelajaran

Al-Qur’an di Ma’had Umar Bin Khatab Surabaya. Skripsi S1 UIN Sunan Ampel. Tidak Diterbitkan.

Huda, M. (2014). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iskandarwassid & Dadang S. (2011). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Keraf, G. (2001). Argumentasi dan narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Komalasari, K. (2013). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung:

PT Refika Aditama.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Nurgiantoro, B. (1988). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra.

Yogyakarta : BPFE.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidika Nasional RI. (2009). Panduan EYD dan tata bahasa Indonesia. Jakarta: TransMedia Pustaka.

Rusmono. (2012). Strategi pembelajaran dengan problem based learning. Bogor: Ghalia Indonesia.


(6)

227

Triyana Purnama Putri, 2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MEDIA FILM PEDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sanjaya, W. (2012). Media komunikasi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran: Berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sukardi. (2013). Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Semi, M. A. (2007). Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa. Subana, dkk. (2000). Statistik pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijanto. (2009). Pendidikan orang dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Syamsudin AR, dan Vismaia D. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Panjaitan, Y. V. (2014). Model pembelajaran berbasis masalah dalam kegiatan menulis teks eksplanasi (Penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas

VII SMP Kartika XIX-2 Bandung). Skripsi Universitas Pendidikan

Indonesia: Tidak diterbitkan.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Widyasari, N. (2012). Penggunaan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Jurnal Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Wulandari, R. T. (2013). Efektivitas model somatis, auditori, visual, dan intelektual (SAVI) dalam pembelajaran menulis karangan narasi (Penelitian eksperimen semu pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Cimahi tahun ajaran

2012/2013). Skripsi S1 UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Wismelia, R. (2012). Penggunaan media film dokumenter untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita (Penelitian tindakan kelas terhadap siswa


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)

0 3 53

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

2 12 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1Sekampung Udik Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 9 56

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA ( Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 2 Way Seputih Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 5 70

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Padang Cermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 5 58

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TERTULIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Nusantara

1 14 73

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Padjajaran Bandar Lampun

12 104 63

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Memprediksi Pengaruh Kepadatan P

1 13 62

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT

0 1 14

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KADUGEDE

0 0 9