PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG.
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Seni Tari
Oleh Monawaroh Milah
1102952
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
Monawaroh Milah 1102952
Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
© Monawaroh Milah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seleuruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Oleh
MONAWAROH MILAH 1102952
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I
Dr.Sukanta, S.Kar.,M.Hum NIP. 196206171989031002
Pembimbing II
Agus Budiman, M.Pd NIP. 197703122005011002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni tari
Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen, M.Si NIP. 195710181985032001
(4)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Empati Siswa Kelas VII A di SMPN 14 Bandung. Penelitian ini berawal dari pemasalahan krisisnya interaksi sosial dan sikap individualisme sehingga perlunya ditingkatkan rasa empati siswa dalam pembelajaran seni tari yang mampu berdampak positif pada aktivitas sosialnya. Empati merupakan suatu sikap sebagai kemampuan untuk mengerti dan berperilaku sehingga timbul kepedulian terhadap oranglain. Adapun fokus masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah bagaimana empati siswa sebelum diterapkan treatment, bagaimana proses dan hasil setelah diterapkannya pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan empati siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode eksperimen, berupa pendekatan pre-eksperimen dengan desain one group pretest-postest. Metode pre-eksperimen ini dilakukan dengan teknik data secara kuantitatif yang diolah menggunakan rumus-rumus statistik. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan empati masih rendah sebelum diberikan pembelajaran tari kelompok yang ditandai dengan lemahnya kemampuan kerja sama siswa, pada tahap proses empati siswa mengalami peningkatan dan dibuktikan pada hasil posttest bahwa pembelajaran tari kelompok dapat meningkatkan empati siswa yang didasari pada skor angket dan tes kemampuan menari pada aspek kemampuan kerja sama dalam mengolah ruang dan waktu. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil nilai rata-rata pretest 75 mengalami peningkatan menjadi 87 pada nilai rata-rata posttestnya. Skor angket pada pretest hanya diperoleh 45,21% dan pada
posttest meningkat menjadi 76,31%. Begitu pula dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa t hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan t tabel yakni dengan angka 6,29>1,685. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa adanya pengaruh pembelajaran tari kelompok terhadap peningkatan empati siswa dapat diterima dan signifikan (dipercaya).
(5)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR BAGAN... xii
DAFTAR DIAGRAM... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Identifikasi Masalah... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian... 7
D. Tujuan Penelitian... 7
1. Tujuan Umum... 7
2. Tujuan khusus ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
1. Bagi Peneliti ... 8
2. Bagi Guru ... 8
3. Bagi Siswa ... 8
4. Bagi Departemen Pendidikan Seni Tari ... 9
5. Bagi Universitas... 9
F. Struktur Organisasi Skripsi... 9
BAB II KAJIAN TEORI... 11
1. Telaah Penelitian Terdahulu... 11
2. Kajian Teoritis... 13
1. Empati ... 13
2. Karakteristik Siswa SMP ... 17
3. Pembelajaran Tari Kelompok ... 21
4. Unsur- Unsur Seni Tari ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
A. Desain Penelitian ... 37
1. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 38
B. Partisipan ... 39
C. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 39
1. Lokasi Penelitian... 39
(6)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
3. Sampel ... 40
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 41
1. Instrumen Penelitian ... 41
a. Instrumen Tes ... 41
b. Instrumen Non Tes ... 42
1) Pedoman Observasi ... 42
2) Angket ... 43
a) Validitas ... 43
3) Dokumentasi ... 45
2. Teknik Pengumpulan Data ... 45
E. Prosedur Penelitian ... 47
F. Definisi Operasional ... 50
G. Variabel Penelitian ... 52
H. Asumsi Penelitian ... 53
I. Hipotesis Penelitian ... 54
J. Analisis Data ... 54
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Hasil Penelitian ... 60
1. Profil Sekolah ... 60
2. Kondisi Pembelajaran Senitari Sebelum Diterapkannya Pembelajaran Tari Kelompok di SMPN 14 Bandung ... 61 a. Temuan ... 61
1) Data Angket Penilaian Pretest Sebelum Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok ... 63 2) Data Hasil Pre- Test Penilaian Kemampuan Kerjasama Siswa Sebelum Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok ... 67 b. Pembahasan ... 80
1) Analisis data angket tahap pretest ... 80
2) Analisis data hasil pretest pada kemampuan kerja sama ruang dan waktu ... 83 3. Proses Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Empati Siswa Kelas VII A Di SMPN 14 Bandung ... 88 a. Temuan ... 88
1) Konsep penerapan pembelajaran tari kelompok ... 88
2) Deskripsi proses penerapan pembelajaran tari kelompok Untuk Meningkatkan Empati Siswa Kelas VII A di SMPN 14 Bandung ... 92 b. Pembahasan ... 118
1) Analisis proses penerapan pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan empati ...
118 2) Analisis data penilaian proses pada kemampuan kerja
sama ruang dan waktu ... 119 4. Hasil Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok Untuk
Meningkatkan Empati Siswa Kelas VII A di SMP Negeri 15 136
(7)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
Bandung ...
a. Temuan ... 136
1) Data Angket Penilaian Posttest Setelah Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok ... 136 2) Data Hasil Posttest Penilaian Kemampuan Kerjasama Siswa Setelah Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok ... 140 a. Pembahasan ... 148
1) Analisis data angket tahap posttest ... 148
2) Analisis data hasil posttest pada kemampuan kerja sama ruang dan waktu ... 148 5. Uji Hipotesis (Membandingkan Data Hasil Pretest dan Data Hasil Posttest) ... 150 a. Temuan ... 155
1) Analisis Data Pretest dan Post Test pada Kompetensi Kemampuan dalam Mengolah Ruang dan Waktu ... 155 2) Analisis Uji Hipotesis Membandingkan Data Pretest dan Post Test pada Kompetensi Kemampuan dalam Mengolah Ruang dan Waktu ... 162 b. Pembahasan ... 165
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 173
A. Simpulan ... 173
B. Implikasi ... 174
C. Rekomendasi ... 175
DAFTAR PUSTAKA ... 163
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 165 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...
(8)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Penilaian Angket 56
Gambar 4.1 Penilaian Angket seluruh siswa pada tahap pretest 81 Gambar 4.2 Penilaian Angket no. Absen 1 sampai 20 pada tahap pretest 82 Gambar 4.3 Penilaian Angket no. Absen 21 sampai 40 pada tahap
pretest
82 Gambar 4.4 Penilaian Angket seluruh siswa pada tahap posttest 149 Gambar 4.5 Penilaian Angket no. Absen 1 sampai 20 pada tahap
posttest
149 Gambar 4.6 Penilaian Angket no. Absen 21 sampai 40 pada tahap
posttest
(9)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Unsur-Unsur Tari Versi Mary Joyce 32
Tabel 3.1 Daftar populasi kelas VII SMP Negeri 14 Bandung 40
Tabel 3.2 Butir Soal Penilaian 41
Tabel 3.3 Daftar Ahli yang Memberikan Expert-Judgment 44
Tabel 3.4 Hasil Expert-Judgment 44
Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian 48
Tabel 3.6 Variabel Penelitian 52
Tabel 3.7 Indikator Empati Dalam Tari 52
Tabel 3.8 Tabel Perhitungan Skor Angket 55
Tabel 3.9 Indikator Kerjasama Dalam Mengolah Ruang 56
Tabel 3.10 Indikator Kerjasama Dalam Mengolah Waktu 57
Tabel 3.11 Format Penilaian Aspek Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang Dan Waktu
57
Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi 58
Tabel 4.1 Perolehan Hasil Pretest Skor Angket Seluruh Siswa (40 Orang) Kelas VII A
64 Tabel 4.2 Perolehan Hasil Pretest Skor Angket Siswa Absen No. 1
sampai No. 20 (20 Orang) Kelas VII A
65 Tabel 4.3 Perolehan Hasil Pretest Skor Angket Siswa Absen No.21
sampai No. 40 (20 Orang) Kelas VII A
66 Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Pembelajaran Tari Kelompok Untuk
Meningkatkan Empati Siswa Kelas VII A di SMPN 14 Bandung
67
Tabel 4.5 Prestasi Kelompok 73
Tabel 4.6 Tabel Awal Nilai Pretest Kemampuan Kerjasama Dalam Mengolah Ruang
75 Tabel 4.7 Tabel Awal Nilai Pretest Kemampuan Kerjasama Dalam
Mengolah Waktu
77 Tabel 4.8 Data Awal (Pretest) Pembelajaran Seni Tari dalam
Keseluruhan Kompetensi pada Kelas VII A SMPN 14 Bandung
79
Tabel 4.9 Tabel Distribusi Frekuensi Data Hasil Pretest Keseluruhan Kompetensi Terhadap Empati Siswa
85
Tabel 4.10 Pembagian Kelompok Siswa 92
Tabel 4.11 Prestasi Kelompok 119
(10)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
Kemampuan Kerja Sama dalam Mengolah Ruang
Tabel 4.13 Data Penilaian Proses Pembelajaran Tari Kelompok Kemampuan Kerja Sama dalam Mengolah Ruang
122 Tabel 4.14 Data Proses Pembelajaran Tari Kelompok dalam
Keseluruhan Kompetensi pada Kelas VII A SMPN 14 Bandung
124
Tabel 4.15 Nilai Siswa Setiap Pertemuan Pada Pembelajaran Tari Kelompok
127 Tabel 4.16 Tabel Distribusi Frekuensi Data Proses Keseluruhan
Kompetensi Terhadap Empati Siswa
131 Tabel 4.17 Perkembangan Empati Siswa Setiap Pertemuan
Pembelajaran Tari Kelompok
133 Tabel 4.18 Perolehan Hasil Posttest Skor Angket Seluruh Siswa (40
Orang) Kelas VII A
137 Tabel 4.19 Perolehan Hasil Posttest Skor Angket Siswa Absen No. 1
sampai No. 20 (20 Orang) Kelas VII A
138 Tabel 4.20 Perolehan Hasil Pretest Skor Angket Siswa Absen No.21
sampai No. 40 (20 Orang) Kelas VII A
139
Tabel 4.21 Prestasi Kelompok 140
Tabel 4.22 Data Posttest Pembelajaran Tari Kelompok dalam Kerja Sama Mengolah Ruang Kelas VII A SMPN 14 Bandung
142 Tabel 4.23 Data Posttest Pembelajaran Tari Kelompok dalam Kerja
Sama Mengolah Ruang Kelas VII A SMPN 14 Bandung
144 Tabel 4.24 Data Akhir (Posttest) Pembelajaran Seni Tari dalam
Keseluruhan Kompetensi pada Kelas VII A SMPN 14 Bandung
146
Tabel 4.25 Tabel Distribusi Frekuensi Data Posttest Keseluruhan Kompetensi Terhadap Empati Siswa
153 Tabel 4.26 Analisis Data Pretest dan Post Test pada Aspek Kemampuan
Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang
156 Tabel 4.27 Analisis Data Pretest dan Post Test pada Aspek Kemampuan
Kerja Sama Dalam Mengolah Waktu
157 Tabel 4.28 Analisis Data Pretest dan Post Test pada Aspek Kemampuan
Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang dan Waktu
159 Tabel 4.29 Analisis Data Presentase Kenaikan Nilai pada Aspek
Kemampuan Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang dan Waktu
(11)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Rancangan Pembelajaran Tari Kelompok 24
Bagan 2.2 Tahapan Pembelajaran Tari Kelompok 26
Bagan 3.1 Desain Penelitian 37
Bagan 3.2 Desain Penelitian Metode Eksperimen 39
Bagan 3.3 Skema / Alur Penelitian 50
(12)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Hasil Pretest Kemampuan Dalam Mengolah Ruang dan Waktu Kelas VII A SMPN 14 Bandung
86
Diagram 4.2 Nilai Proses Tari Kelompok 132
Diagram 4.3 Nilai Posttest Tari Kelompok 154
(13)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Nilai Aspek Kemampuan Dalam Mengolah Ruang 76
Grafik 4.2 Nilai Aspek Kemampuan Dalam Mengolah Waktu 78
Grafik 4.3 Nilai Rata-rata Kemampuan Dalam Mengolah Ruang dan Waktu
80 Grafik 4.4 Data Penilaian Proses Pembelajaran Tari Kelompok
Kemampuan Kerja Sama dalam Mengolah Ruang
122 Grafik 4.5 Data Penilaian Proses Pembelajaran Tari Kelompok
Kemampuan Kerja Sama dalam Mengolah Waktu
124 Grafik 4.6 Data Proses Pembelajaran Tari Kelompok dalam
Keseluruhan Kompetensi pada Kelas VII A SMPN 14 Bandung
126
Grafik 4.7 Data Peningkatan Nilai Proses Pembelajaran Tari Kelompok 127 Grafik 4.8 Data Peningkatan Nilai Setiap Pertemuan Pembelajaran Tari
Kelompok
128 Grafik 4.9 Data Nilai Posttest Pembelajaran Tari Kelompok dalam
Kerja Sama Mengolah Ruang
143 Grafik 4.10 Data Nilai Posttest Pembelajaran Tari Kelompok dalam
Kerja Sama Mengolah Waktu
145 Grafik 4.11 Data Nilai Akhir (Posttest) Pembelajaran Seni Tari dalam
Keseluruhan Kompetensi
147 Grafik 4.12 Data Peningkatan Nilai Posttest Pembelajaran Tari
Kelompok
148 Grafik 4.13 Analisis Data Peningkatan Pretest dan Post Test pada Aspek
Kemampuan Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang
157 Grafik 4.14 Analisis Data Peningkatan Pretest dan Post Test pada Aspek
Kemampuan Kerja Sama Dalam Mengolah Waktu
158 Grafik 4.15 Analisis Data Peningkatan Pretest dan Post Test pada Aspek
Kemampuan Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang dan Waktu
(14)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xv
Grafik 4.16 Rata-rata Peningkatan Presentase Hasil Pembelajaran Tari Kelompok
161 Grafik 4.17 Rata-rata Peningkatan Hasil Pembelajaran Tari Kelompok 165
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Rpp 165
Lampiran B Pedoman Angket 196
Lampiran C Pedoman Observasi 203
Lampiran D Lembar Analisis Siswa 211
(15)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu cita-cita besar dari kebijakan sistem pendidikan nasional saat ini adalah dapat terjadinya revolusi mental terhadap bangsa ini. Mengingat kondisi masyarakat di Indonesia saat ini menunjukan kecenderungan mental yang kurang siap dalam menghadapi arus kuat budaya globalisasi saat ini. Apabila tidak diimbangi dengan sistem pendidikan yang baik sangat dikhawatirkan dapat merusak indentitas dan karakter bangsa Indonesia yang memiliki keragaman budaya dan kesantunan dalam bermasyarakat. Upaya ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga hasilnya mampu membentuk generasi bangsa yang siap berkompetetitif di pasar global.
Di era globalisasi ini teknologi berkembang pesat persaingan semakin ketat, maka orang- orang semakin terdesak dengan perkembangan zaman sehingga lebih mementingkan aspek kompetetif dibandingkan aspek kooperatif antar sesama. Sisi lain dari dampak kemajuan teknologi yang dapat mempermudah pekerjaan manusia, perkembangan teknologi juga terdapat dampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat khususnya dikalangan anak remaja. Penggunaan handphone
sebagai salah satu contohnya membuat para remaja biasanya asyik dengan dunianya sendiri. Hal ini dapat menimbulkan kecanduan, maka tanpa disadari perkembangan teknologi itu justru dapat melahirkan sikap individualisme yakni tergerusnya nilai kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat seperti sikap tolong-menolong, saling menghargai dan gotong royong yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Dengan begitu, hal ini berpengaruh pada sikap dan perilaku empati sosial masyarakat yang semakin rendah. Konsekuensi dari menurunnya rasa empati berdampak langsung terhadap berbagai tatanan kehidupan sosial dan budaya di masyarakat.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk senantiasa berinteraksi dengan orang lain. Untuk memahami orang lain tersebut, diperlukan kekuatan empati untuk bisa merasakan maksud dan keaadaan emosional
(16)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seseorang. Dalam hal ini Carl Rogers dalam Taufik, (2012:40) menjelaskan bahwa :
Empati adalah kemampuan melihat kerangka berpikir internal orang lain secara akurat. Dalam memahami orang lain tersebut individu seolah- olah masuk dalam diri orang lain sehingga bisa merasakan dan mengalami sebagaimana yang dirasakan dan dialami oleh orang lain itu, tetapi tanpa kehilangan identitas dirinya sendiri.
Manfaat yang dapat kita temukan dalam kehidupan pribadi dan sosial manakala kita mempunyai kemampuan berempati adalah menghilangkan sikap egois, menghilangkan kesombongan dan mengembangkan kemampuan evaluasi dan kontrol diri. Dengan begitu empati sangat bermanfaat bagi seseorang untuk hidup ditengah-tengah masyarakat. Orang yang mempunyai rasa empati tinggi biasanya dermawan, disenangi dalam pergaulan, mudah menyesuaikan diri, dan percaya diri.
Empati dapat dibangun dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Peran sekolah tidak kalah pentingnya dalam menumbuhkan rasa empati. Dalam pembelajaran di sekolah empati sangat penting karena empati dapat mengurangi perilaku negatif di sekolah. Apabila sejak kecil anak-anak sudah terbiasa untuk
“mendengar, melihat, dan merasakan” dengan perspektif orang lain, maka
jangankan menyakiti dan merugikan orang lain, tanaman pun tidak mau mereka sakiti.
Pembiasaan berperilaku baik seperti menghargai sesama, merasakan perasaan oranglain dapat diwujudkan oleh kegiatan pembelajaran. Mata pelajaran yang peneliti anggap sangat dekat dengan pembiasaan dimaksud adalah pembelajaran seni budaya. Salah satu cabang seni yang diterapkan dalam pembelajaran seni budaya yaitu seni tari. Tari merupakan cabang seni yang dalam prosesnya senantiasa mengolah ruang dan waktu yang membutuhkan rasa empati sehingga gagasan-gagasan seni pencipta bisa ditafsirkan oleh orang lain. Kegiatan menafsirkan merupakan salah satu kegiatan empati.
Pada hakekatnya pendidikan seni tari di sekolah memiliki peranan penting dalam membentuk kecerdasan kepribadian siswa sehingga menjadi manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Keberadaanya turut membantu visi undang-undang 45 dalam mencerdaskan generasi bangsa yang
(17)
3
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki sehat jasmani dan rohani sehingga mampu menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang siap bersaing di pasar global yang semakin hari semakin kompetetitif. Esensi ini yang menjadi penekanan masalah yang dikembangkan dalam implementasi pendidikan seni tari di sekolah. Melatih kepekaan rasa dan emosi menjadi persoalan penting dalam mengolah potensi seni yang dimiliki masing-masing siswa. Hal ini dipertegas oleh ungkapan Doubler (1985 : 74) sebagai berikut.
Kedudukan tari dalam perkembangan pertumbuhan individual akan dipahami jika personalitas diberi batasan sebagai totalitas ungkap seluruh kekuatan phisik, emosi, intelektual dan spiritual kita. Kekuatan-kekuatan ini berada dalam kedudukan yang konstan untuk bereaksi dan menjadi aksi di atas tuntutan sosial dimana kita hidup. Dalam konteks pembelajaran seni tari secara khusus cocok sebagai pemenuhan personalitas yang memberi pelayanan terhadap seluruh tujuan-tujuan akhir pertumbuhan individual; membantu perkembangan tubuh; merangsang imajinasi dan menantang intelektualitas; membantu memperkuat suatu apresiasi terhadap keindahan; dan memperdalam serta memperhalus alam emosional.
Elemen pada tari meliputi aspek ruang dan waktu sehingga dalam menciptakan gerak menjadi sebuah tarian tidak lepas dari kedua elemen tersebut. Latihan menari secara bersama-sama, menafsirkan sebuah tarian dengan aspek ruang dan waktu serta olah tubuh sebagai media dalam tari merupakan kegiatan rutin yang dapat diaplikasikan melalui seni tari. Manfaat dari kegiatan menafsirkan sebuah tarian dengan aspek ruang dan waktu yakni peserta didik akan terbiasa berempati pada karakter dan tema yang akan ditarikan. Peserta didik akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain melalui kegiatan memerankan tokoh yang akan ia perankan dalam sebuah tarian.
Dalam upaya mewujudkan cita-cita di atas, maka diperlukan empati sebagai pilar dari aspek- aspek tersebut. Pendidikan seni pada dasarnya merupakan pendidikan empati. Seni tanpa empati tidak akan bisa terwujud. Begitu pun pada seni tari, empati merupakan suatu fondasi yang dapat menghasilkan produk tarian yang bermakna. Menari tanpa empati nyaris terlihat tawar karena tidak akan terlahir ekspresi, sadar gerak, ruang dan waktu yang mana komponen- komponen tersebut menjadi tiang terwujudnya suatu tarian yang indah.
Empati mampu mendorong peserta didik untuk bersosialisasi dengan baik karena peserta didik yang belajar empati akan mempunyai sifat penuh dengan rasa
(18)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
toleransi, saling menghargai, kepedulian dan mampu menerima keberagaman temannya. Namun pada kenyataannya, paradigma pendidik seni menganggap materi seni sebagai pembelajaran tari yang bermuara pada pertunjukkannya saja. Ketika materi tari selesai diajarkan maka siswa akan ditampilkan dalam acara kenaikan kelas. Hal ini dipertegas oleh Sukanta dalam disertasi, (2010:12) bahwa:
Pengalaman pentas merupakan pengalaman berharga bagi siswa untuk tampil di muka umum. Namun pendidikan seni tidak hanya melatihkan bentuk karya yang sudah jadi dan hanya bermuara pada pertunjukkan. Ada hal yang lebih penting dalam proses pembelajaran seni yaitu dimana peserta didik dibawa pada kondisi interaksi sosial. Bagaimana mereka saling berhubungan sesama teman dengan rasa empati serta bagaimana mereka melakukan kerja sama dalam proses produksi seni.
Jika paradigma pendidik hanya mementingkan hasil produk semata maka evaluasi pada akhir pembelajaran pun akan terfokus pada aspek psikomoriknya saja. Meskipun ada pertimbangan penilaian dari aspek afektif dan kognitif jika persepsinya seperti ini maka aspek psikomotorrnya akan mendapat porsi lebih banyak. Padahal melalui seni khususnya seni tari peserta didik dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Dengan begitu sudah seharusnya pendidik seni tari mempunyai tanggung jawab dalam pembentukan karakter.
Dalam perkembangan psikologis peserta didik, siswa SMP dapat dikelompokan ke dalam masa perkembangan anak remaja. Masa remaja adalah tahapan perkembangan yang pada umumnya dimulai sekitar 13 tahun. Usia remaja ini merupakan masa rawan dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Hal ini ditegaskan oleh Poerwanti, dkk (2005 : 106) bahwa :
Secara umum fase remaja adalah masa mencari identitas, sehingga pada masa ini anak mempunyai pribadi yang sangat labil, baik dalam pemikiran, perasaan maupun emosionalnya, sehingga pada masa ini anak akan mudah sekali dipengaruhi. Remaja mulai menginginkan kebebasan emosional dari
orangtua, dan mulai mengikatkan dirinya dengan kehidupan “per group”,
sehingga pada masa ini kehidupan kelompok sebaya menjadi sangat penting bahkan dikatakan per group adalah “segala-galanya” untuk remaja.
Memperhatikan pendapat di atas, fase usia remaja adalah fase perkembangan seseorang yang labil dan mencari identitas. Masa ini diperlukan perhatian dari orang tua dan dunia pendidikan dalam membentuk karakter anak.
(19)
5
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adanya berbagai perubahan yang dialami, menyebabkan remaja menjadi anak yang emosional, gampang tersinggung, mudah melampiaskan kemarahannya, malas, murung, ingin mengangis sendiri yang kadang-kadang tanpa sebab yang pasti. Salah satu perubahan yang turut mempengaruhi kondisi psikologis tersebut adalah tempat bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Hal ini yang berpengaruh kuat dalam pembentukan karakter siswa dalam fase usia remaja.
Berdasarkan hasil observasi awal di kelas VII A SMPN 14 Bandung menunjukkan bahwa kurangnya rasa empati dalam pembelajaran seni tari. Lemahnya rasa empati siswa terlihat dari beberapa faktor yakni, kemampuan kerja sama siswa masih rendah, karena mereka tidak mampu berbaur dengan teman sekelasnya. Ekspresi dan bahasa tubuh siswa cenderung kurang setuju dalam pembagian kelompok oleh peneliti. Siswa merasa riskan ketika dibagi kelompok secara acak oleh peneliti, ketika sudah dibagi kelompok acak setiap kelompok tersebut antar anggotanya menunjukkan acuh dan ketidakpeduliannya terhadap anggota lain. Tiap anggota dalam kelompok acak tersebut merasa tidak nyaman digabungkan karena mereka terbiasa berkelompok atau berteman dengan orang yang tetap (teman dekat) dan ada penolakkan untuk berkelompok dengan orang yang kemampuannya lebih rendah dari dirinya. Siswa yang mempunyai keterampilan lebih tinggi dari siswa lain enggan untuk berbagi ilmu bahkan berteman dengan siswa yang memiliki keterampilan lebih rendah darinya. Selain itu, siswa yang dianggap berpenampilan menarik (cantik atau modis) tidak mau berteman dengan siswa yang dianggap kurang menarik (culun). Sehingga di dalam kelas terbentuk kelompok- kelompok kecil diantara yang lainnya atau biasa
disebut dengan teman satu “geng”.
Melihat dari pentingnya empati dan besar manfaatnya bagi kehidupan sosial maka peserta didik sudah seharusnya mendapatkan pembelajaran empati di sekolah. Pada kesempatan ini, pengembangan empati dalam pembelajaran seni tari akan dilakukan dalam pembelajaran tari kelompok. Alasan dipilihnya materi tari kelompok, karena dalam tari kelompok mampu mengkondisikan siswa untuk bisa saling berinteraksi dengan teman-temannya. Esensi melekat dalam tari kelompok seperti adanya kekompakan, keseragaman dan kerjasama menjadi salah satu kekuatan untuk membina kepribadian positif siswa untuk saling membantu
(20)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan bekerjasama dengan teman-temannya. Saling membantu dan saling menghargai kelebihan serta kekuatan orang lain menjadi masalah penting yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran seni tari tari melalui tari kelompok.
Selain masalah yang diuraikan di atas, masalah empati dalam penelitian ini akan ditekankan pada dua fokus masalah utama yakni masalah empati dalam tari dan masalah empati dalam sikap. Fokus masalah empati dalam tari akan dikembangkan dalam pembelajaran mengolah ruang dan waktu melalui materi Tari Tani, sedangkan persoalan empati dalam sikap akan lebih ditekankan pada masalah pengembangan sikap dan karakter siswa dalam hal belajar menghargai kelebihan dan kekurangan orang lain, belajar menolong temannya yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran, belajar toleransi dengan sesama temannya, dan belajar saling bekerjasama dengan teman-temannya serta belajar disiplin dalam berbagai aktivitas proses pembelajaran. Beberapa masalah yang dijelaskan tadi, akan dikembangkan dalam penelitian ini sehingga mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan kemajuan kualitas pendidikan di Indonesia saat ini. Maka dari itu hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian menggunakan pembelajaran tari kelompok tersebut dengan mengangkat judul “Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan
Empati Siswa Kelas VII A di SMPN 14 Bandung.” B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan dari beberapa uraian masalah di atas, dapat diindentifikasi kembali beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Perlunya ada perhatian khusus terhadap permasalahan perkembangan psikologis siswa, dalam hal ini siswa sekolah menengah pertama (SMP). 2. Pengembangan empati dalam pembelajaran seni tari perlu diterapkan
sebagai salah satu upaya melatih kepekaan atau sensitifitas interaksi sosial siswa.
3. Pentingnya membangun karakter siswa untuk selalu memiliki perhatian dan apresiasi terhadap lingkungannya, termasuk cara bekerjasama dan menghargai teman-temannya.
(21)
7
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Kekuatan tari kelompok pada aspek mengolah ruang dan waktu merupakan hal yang fundamental dalam meningkatkan kemampuan empati kerjasama siswa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu topik ini akan dibatasi pada aspek mengolah ruang dan waktu.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah diuraikan di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana empati siswa kelas VII A di SMPN 14 Bandung sebelum diterapkan pembelajaran tari kelompok pada aspek mengolah ruang dan waktu?
2. Bagaimana proses pembelajaran tari kelompok pada aspek mengolah ruang dan waktu mempengaruhi peningkatan empati siswa kelas VII A di SMPN 14 Bandung?
3. Bagaimana hasil pembelajaran tari kelompok pada aspek mengolah ruang dan waktu dalam peningkatan empati siswa kelas VII SMPN 14 Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Tercapai atau tidaknya tujuan penelitian menjadi kriteria dalam keberhasilannya suatu penelitian yang dilakukan. Maka dari itu tujuan penelitian merupakan hal yang paling utama. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus sebagai arah target akhir dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Tujuan umum dalam penelitian ini ingin memperoleh data secara lengkap dan akurat melalui proses eksperimen yang dilakukan terhadap siswa kelas VII di SMP 14 Bandung. Data dan informasi yang ingin ditemukan jawabannya lebih terfokus pada pengembangan empati dalam pembelajaran seni tari melalui pembelajaran tari kelompok.
(22)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus sebagai berikut :
a. Untuk memperoleh data Empati Siswa Kelas VII di SMPN 14 Bandung sebelum diterapkan pembelajaran tari kelompok.
b. Untuk memperoleh data proses pembelajaran tari kelompok dalam mempengaruhi peningkatan rasa empati siswa kelas VII SMPN 14 Bandung.
c. Untuk memperoleh data hasil pembelajaran tari kelompok dalam mempengaruhi peningkatan rasa empati pada siswa kelas VII SMPN 14 Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Peneliti berharap melalui kegiatan penelitian ini mendapatkan berbagai pengalaman berharga khususnya mampu memperoleh tambahan ilmu, pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pembelajaran seni tari.
2. Bagi Guru
Memberikan masukan bagi guru seni budaya khususnya seni tari yang mengalami kesulitan dalam mengajar praktek dan penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan dalam meningkatkan rasa empati siswa.
3. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman berharga dan bermakna bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Selain itu, melalui kegiatan penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusinya terhadap siswa dalam hal membantu mengembangkan empati siswa pada pembelajaran seni tari. Melalui hasil penelitian ini diharapkan pula mampu memberikan implikasi positif dalam kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat menjaga sikap dengan baik.
(23)
9
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagi Departemen Pendidikan Seni Tari
Diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu mahasiswa seni tari, dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan mengenai model-model pembelajaran serta dijadikan referensi untuk penelitian dikemudian hari.
5. Bagi Universitas
Menjadi modal penting dalam menopang misi dan visi UPI untuk lebih mengokohkan eksistensinya sebagai salah satu universitas yang konsisten dalam mengembangkan keilmuannya di wilayah pendidikan. Data dan informasi hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi para guru yang memerlukan informasi mengenai model pembelajaran seni yang dianggap relevan dengan kondisi perkembangan siswa sekolah menengah pertama. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan titik tolak pemikiran bagi para pembaca lainnya yang memiliki cita-cita dalam mengembangkan kembali model-model pembelajaran seni tari khususnya pada jenjang Sekolah Menengah Pertama.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam struktur organisasi penulisan skripsi ini akan dijabarkan dalam sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan : Bab satu berisi pemaparan alasan yang membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi penelitian.
BAB II Kajian Pustaka : Bab ini peneliti memaparkan mengenai berbagai kajian kepustakaan yang akan peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam proses penelitian, serta mengkaji data pengamatan dari berbagai sumber.
BAB III Metode Penelitian : Bab ini metode penelitian yang peneliti lakukan terdiri atas, metode dan desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data instrumen penelitian, prosedur penelitian, analisis data, isu etik.
BAB IV Hasil dan Pembahasan : Pada Bab ini memaparkan hal-hal yang berkenaan dengan hasil penelitian berdasarkan dengan data yang diperoleh, pengamatan dan analisa dari fakta yang ditemukan.
(24)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V Kesimpulan dan Saran : Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan atas penelitian yang dilakukan dari data-data yang diperoleh, dan memberikan implikasi serta rekomendasi bagi pihak-pihak terkait diantaranya bagi para pembuat kebijakan,bagi para pengguna hasil penelitian, bagi peneliti berikutnya, bagi pemecahan masalah di lapangan dari hasil penelitian.
Daftar pustaka berisi daftar buku-buku sumber yang digunakan peneliti, seperti buku, jurnal, makalah hasil penelitian, dan dari internet. Lampiran berisi pedoman observasi, pedoman wawancara, angket. Kisi-kisi instrumen penelitian serta aspek-aspek yang akan diobservasi.
(25)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Desain penelitian pada penelitian ini merupakan kerangka pemikiran dalam melaksanakan suatu proses penelitian dimana di dalamnya terperinci prosedur-prosedur yang diperlukan untuk memperoleh data penelitian. Komponen-komponen yang terlibat seperti masukan internal dan masukan eksternal senantiasa mempengaruhi siswa pada proses pembelajaran tari kelompok sehingga ikut berperan serta dalam keberhasilan meningkatnya empati siswa sesuai dengan pencapaian indikator dalam penelitian ini yakni kemampuan kerjasama dalam mengolah ruang dan waktu. Desain penelitian secara keseluruhan dituangkan ke dalam bentuk bagan alir sebagai berikut:
Bagan 3.1 Desain Penelitian
Proses Pembelajaran Tari
Kelompok Empati Siswa
Indikator dalam tari : Kemampuan kerjasama dalam
mengolah ruang Kemampuan kerjasama dalam
mengolah waktu Implikasi :
Saling menghargai Saling menolong
Toleransi Tanggung Jawab
Disiplin
Masukan Eksternal : Lingkungan sekolah
Keluarga
Teman bermain di sekolah Masukan internal :
Materi Pelajaran Metode
Media
(26)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O
1
X O
2
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Bentuk eksperimen yang digunakan yakni bentuk eksperimen pre -Experimental desain. Metode eksperimen ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pembelajaran tari kelompok terhadap empati siswa kelas VII A SMP Negeri 14 Bandung. Metode ini digunakan untuk mengukur empati siswa. Pembelajaran tari kelompok tersebut dijadikan sebagai
treatment (perlakuan) untuk diujicobakan pada peningkatan empati siswa. Desain penelitian yang digunakan pada tahap pelaksanaan adalah “One Group Pre-Test and Postest”.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2010:107) menjelaskan bahwa, “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, menggunakan pendekatan pre-eksperimen dengan desain one group pretest-posttest, dimana dalam penelitiannya tidak menggunakan kelas pembanding. Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Adapun kerangka berfikir eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan:
O1 : Pre-test/Tes awal sebelum siswa diberikan perlakuan
X : Treatmen/Perlakuan
O2 : Post-test/ Tes akhir setelah siswa diberikan perlakuan
Pre-test merupakan test tahap awal sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, Treatment/ perlakuan, yaitu penerapan pembelajaran tari kelompok,
(27)
39
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan posttest merupakan tahap dimana pembelajaran setelah dilakukan. Berikut bagan syntax pembelajaran tari kelompok. Desain penelitian ini diadaptasi dari Sugiyono (2009, hlm. 111). Untuk lebih jelasnya, peneliti membuat desain penelitian ini dalam bentuk bagan.
Bagan 3.2
Desain Penelitian Metode Eksperimen
Diadaptasi dari Sugiyono (2009, hlm. 111)
B.Partisipan
Partisipan merupakan bagian yang terlibat dan membantu penelitian ini. Partisipan dalam penelitian ini diambil dari kelas VII A dengan jumlah siswa 40 orang (18 laki-laki dan 22 perempuan).
C.Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian.
Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 14 Bandung yang merupakan salah satu sekolah formal menengah pertama yang beralamat di Jalan lapangan Supratman No.8 Kel. Cihapit Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung 40114, Jawa Barat. Pemilihan SMPN 14 Bandung sebagai lokasi penelitian yaitu karena berdasarkan observasi awal SMP ini representatif. Dalam pemilihan lokasi penelitian di sekolah tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi sekolah yang mana pembelajaran seni tari dinilai telah berkembang. Hal tersebut didukung dengan muatan kurikulum yang berlaku untuk dilaksanakannya berbagai aktivitas berkesenian, begitupun turut mendukung pada penelitian yang akan dilaksanakan. Namun, setelah diobservasi lebih jauh, permasalahan yang muncul terletak pada kurangnya empati siswa. Rendahnya kerja sama antar siswa menyebabkan adanya
Empati Siswa Sebelum Diterapkan Pembelajaran Tari
Kelompok
Hasil Penerapan Pembelajaran Tari
Kelompok untuk Meningkatkan Empati
Siswa O1
(Pretest)
Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok untuk Meningkatkan Empati Siswa
X (Treatment)
O2 (Posstest)
(28)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jarak sehingga siswa tidak mampu berbaur satu sama lain sehingga mengakibatkan pembelajaran tidak mencapai hasil yang optimal terlebih dengan tujuan membangun karakter siswa melalui pembelajaran seni tari tersebut.
2. Populasi Penelitian
Penentuan populasi ini diperlukan karena mengingat adanya keterbatasan kemampuan peneliti dalam melakukan analisis. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013:117). Adapun penyebaran kelas di SMP 14 Bandung tahun ajaran 2014/2015 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Daftar populasi kelas VII SMP Negeri 14 Bandung
No. Kelas Jumlah Populasi Jumlah
Laki- laki Perempuan
1. VII – A 18 22 40
2. VII – B 14 24 38
3. VII – C 18 24 42
4. VII – D 16 22 38
5. VII – E 18 22 40
6. VII – F 16 24 40
7. VII – G 18 22 40
8. VII – H 22 17 39
Alasan dipilihnya populasi ini karena siswa di kelas VII memiliki tingkat perkembangan psikologis yang relevan dengan kepentingan penelitian ini sehingga menjadi fondasi (modal) untuk perkembangan empati pada jenjang selanjutnya.
3. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-A yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 22 siswi perempuan dan 18 siswa laki-laki. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive sampling, yaitu responden yang terpilih menjadi anggota sampel atas dasar pertimbangan peneliti sendiri. Alasan pengambilan sampel di kelas VII A ini karena empati siswa di kelas ini dilihat masih kurang jika dibandingkan dengan kelas lainnya. Siswa di kelas ini dominan tidak bisa bekerjasama dengan siswa yang lainnya sehingga mereka tidak bisa berbaur dengan teman sekelasnya. Hal
(29)
41
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut mengakibatkan rendahnya rasa empati seperti lemahnya rasa peduli, toleransi dan tanggung jawab. Sugiyono (2011, hlm.81) menyatakan bahwa, Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan teknik sampel merupakan hal yang penting dilakukan karena akan menjadikan penelitian lebih efektif baik dari segi waktu, tenaga, dana, dan fikiran. Melalui teknik pengambilan sampel maka kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dianggap dapat mewakili dan digeneralisasikan.
D.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran dilakukan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Butir Soal Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi Butir Soal
Kerja sama dalam mengolah ruang Aplikasikan gerak hasil eksplorasi pada ruang gerak (luas, sedang, sempit), dan level berdasarkan kreativitas kalian dengan hitungan 2x8 setiap geraknya bersama kelompokmu sehingga tarian terlihat kompak dan harmonis!
Aplikasikan gerak hasil eksplorasi ke dalam desain pola lantai dengan hitungan 2x8 setiap geraknya bersama kelompokmu sehingga tarian terlihat kompak dan harmonis!
Kerja sama dalam mengolah waktu Aplikasikan gerak hasil eksplorasi pada tempo gerak 1, ⁄ , dan ⁄4 berdasarkan kreativitas kalian dengan hitungan 2x8 setiap geraknya bersama kelompokmu sehingga tarian terlihat kompak dan harmonis!
(30)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada sampel yaitu kelas VII A untuk mengetahui bagaimana empati siswa sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dilakukan penelitian. Tes yang dilakukan berupa tes praktik yang telah disatukan melalui lembar observasi. Pada saat pretest, proses dan post-test
diperoleh data yang lebih menekankan pada aspek kognitif, psikomotor dan afektif siswa. Dimana penilaian empati siswa dinilai dengan melihat kemampuan kerja sama dalam mengolah ruang dan waktu pada saat pembelajaran seni tari berlangsung.
b. Instrumen Non Tes 1) Pedoman Observasi
Observasi pada penelitian ini, menggunakan observasi langsung yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Artinya dalam hal ini peneliti secara langsung mengamati proses pembelajaran mulai dari awal sebelum diterapkannya pembelajaran tari kelompok. Dengan demikian, dalam hal ini peneliti hanya sebagai pengamat. Kemudian observasi berperan serta (Participant Observation)
yang artinya peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari sampel yang diamati. Dalam hal ini artinya peneliti tidak hanya berperan sebagai pengamat, namun berperan pula sebagai guru yang melaksanakan proses pembelajaran seni tari di SMPN 14 Bandung (pedoman observasi terlampir pada lampiran). Hasil observasi dilihat dari:
a) Setiap treatment atau perlakuan yang diberikan kepada sampel, yaitu aplikasi pembelajaran tari kelompok terhadap peningkatan empati siswa kelas VII A SMP Negeri 14 Bandung.
b) Penelitian dilakukan sebanyak enam kali pertemuan namun proses pembelajaran diberikan selama empat kali pertemuan sedangkan dua kali pertemuannya lagi digunakan untuk pretest dan posttest. Pada proses atau
treatment ini siswa VII A dibagi kedalam beberapa kelompok yang disesuaikan dengan tahapan pembelajaran tari kelompok dengan menggunakan pendekatan individu dan kelompok. Dalam pembelajaran seni tari yang berlangsung pada saat pre-test terdapat pemahaman terhadap ruang yang memerlukan siswa untuk bereksplorasi mmbentuk ruang dengan
(31)
43
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompoknya dalam pembelajaran tersebut. Peneliti akan mengambil data mengenai kemampuan kerja sama dalam mengolah ruang siswa kategori motivasi khusunya dalam ranah penilaian afektif dan ditunjang berdasarkan nilai pada aspek psikomotor sebagai aspek pendukung dari penyajian hasil karya pembelajaran tari.
c) Pada pengolahan data Lembar observasi ini pula, dapat berupa penilaian ataupun catatan-catatan informal pada saat melaksanakan penelitian.
2) Angket
Angket dalam penelitian ini merupakan angket tertutup dengan bentuk
cheklist, yakni angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda cheklist pada kolom jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya (Arikunto, 1998 hlm. 112). Memiliki pilihan jawaban sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, disusun berdasarkan model skala jawaban. Jumlah alternatif respon terdiri dari
empat alternatif sesuai dengan pendapat Arikunto (2006, hlm.241) bahwa “...ada
kelemahan dengan lima alternatif jawaban karena responden cenderung memilih alternatif yang ada ditengah (karena dirasa aman dan mudah karena hampir tidak
berfikir)”.
Angket dalam penelitian ini diajukan kepada siswa saat pretest dan
posttest untuk mengetahui empati siswa. Dalam penelitian ini angket yang dimaksud menggunakan jenis skala Likert, dimana digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan tegas. Hal ini tentunya bertujuan untuk mengukur kategori afektif sebagai acuan dalam pengukuran meningkatnya empati siswa. Sedangkan mengenai aspek kognitif dan psikomotor lebih ditinjau berdasarkan hasil pada saat
treatment diberlakukan melalui lembar analisis berupa tes praktek secara berkelompok.
a) Validitas
Untuk mengukur butir pernyataan angket, peneliti menggunakan validitas isi (conten validity) dengan menggunakan penilaian ahli (expert-judgment). Validitas isi dengan teknik penilaian ini digunakan untuk menentukan apakah butir pernyataan angket yang digunakan sesuai antara tujuan pengajaran yang ditetapkan dengan pernyataan angket yang dibuat, dengan kata lain suatu
(32)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrumen telah memenuhi validitas isi jika memenuhi aspek-aspek yang terkandung dalam pernyataan angket yang telah dibuat.
Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga orang ahli, yaitu:
Tabel 3.3
Daftar Ahli yang Memberikan Expert-Judgment
Nama Jabatan
Dr. Sukanta, S.Kar,. M.Hum Pembina TK I/ Lektor Kepala
Agus Budiman, M.Pd Penata/ Lektor
Beben Barnas, M.Pd Penata/ Lektor
Ketiga ahli di atas memberikan penilaian terhadap kecocokan indikator dengan butir soal yang dibuat. Apabila butir soal dinilai cocok maka diberi nilai 1 dan jika tidak cocok diberi nilai 0. Hasil judgment yang dilakukan dihitung menggunakan rumus:
Keterangan : P = persentase
f = frekuensi cocok menurut penilai
Σf = jumlah penilai
Butir soal dinyatakan valid apabila kecocokannya lebih besar dari 50%. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh tiga orang ahli maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Expert-Judgment
Penguji Judgment Hasil Keterangan
Dr. Sukanta, S.Kar., M.Hum 100% Valid
(33)
45
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beben Barnas, M.Pd 100% Valid
Dari hasil peroleh data di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian berupa angket yang digunakan valid.
3) Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan memotret saat melakukan pretest, treatment dan posttest
serta berbagai kegiatan lain yang menunjang data hasil penelitian tersebut. Berdasakan pemaparan diatas, maka studi dokumentasi ini penting untuk memperkuat dari penelitian yang akan dilakukan.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian (Sugiyono, 2013 :329). Dalam sebuah penelitian hasil dokumentasi berupa foto akan menjadikan penelitian lebih akurat.
Pedoman observasi, angket, dan aspek-aspek yang diobservasi pada penelitian ini, seluruhnya terlampir pada bagian lampiran.
2. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari informasi dan data yang akurat dan relevan dengan penelitian yang akan peneliti teliti. Studi pustaka ini tidak kalah pentingnya dengan observasi, wawancara, dokumentasi, maupun tes. Studi pustaka dilakukan juga agar tidak terjadi plagiarisme. Sumber studi pustaka penelitian ini yaitu buku-buku, skripsi, artikel yang relevan dan berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti.
b. Observasi
Peneliti melakukan observasi secara terstruktur yakni secara sistematis dan berurutan. Hal ini dirancang terlebih dahulu sebelum observasi berlangsung. Peneliti merancang dimulai dari tentang apa, kapan dan dimana tempatnya. Selain itu, peneliti terlibat langsung dalam pengamatan dan pemberian treatment
terhadap siswa. Observasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam sebuah penelitian. Tujuan observasi awal yaitu untuk meminta perizinan kepada
(34)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pihak sekolah agar bisa melakukan penelitian di sekolah tersebut, tentunya atas persetujuan berbagai macam pihak seperti bagian humas/kurikulum, kepala sekolah, serta guru Seni Budaya dan Keterampilan. Selain itu, observasi awal dilakukan untuk mengamati dan mendeskripsikan bagaimana keadaan awal karakteristik anak serta bagaimana kondisi di lapangan yang sesungguhnya. Untuk mengetahui perkembangan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung tentunya dilakukan observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi akhir dilakukan untuk mengamati empati siswa setelah melakukan pembelajaran tari kelompok.
Melalui observasi ini, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Observasi ini dilakukan untuk mencatat sejauh mana empati atau mencatat perilaku siswa dalam mengikuti suatu proses pembelajaran dilakukan. Observasi ini sangat penting dalam kegiatan pembelajaran tari kelompok karena untuk menilai seberapa jauh empati siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Observasi pada penelitian ini, menggunakan observasi langsung yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Artinya dalam hal ini, peneliti secara langsung mengamati proses pembelajaran pada saat awal sebelum diterapkannya pembelajaran tari kelompok. Dengan demikian, dalam hal ini peneliti hanya sebagai pengamat. Kemudian observasi berperan serta (Participant Observation)
yang artinya terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari sampel yang diamati. Dalam hal ini artinya peneliti tidak hanya berperan sebagai pengamat, namun berperan pula sebagai guru yang melaksanakan proses pembelajaran seni tari di SMPN 14 Bandung.
c. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan siswa baik yang berada di sekolah maupun yang ada di luar sekolah. Adapun metode dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah buku-buku, catatan-catatan, gambar dan transkrip nilai yang berhubungan langsung dengan penelitian yaitu tentang sejauh mana empati siswa dalam
(35)
47
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran seni tari yang mana dalam hal ini yang menjadi subyek adalah siswa kelas VII A di SMP Negeri 14 Bandung.
d. Tes
Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang sejauh mana empati siswa dalam pembelajaran seni tari. Tes dilakukan pada awal (pre-test) penelitian dalam hal ini siswa diberikan tes praktek berupa kemampuan menari siswa yang mengacu pada indikator yakni kemampuan kerja sama dalam mengolah ruang dan waktu. Setelah itu guru memberikan treatment dengan pembagian kelompok secara heterogen dimana setiap kelompok mengidentifikasi hasil eksplorasi mereka untuk berkreatifitas dalam membuat sebuah tarian. Selanjutnya guru memberikan posttest setelah diberikan treatment dengan materi yang sama dengan
pretest.
E.Prosedur Penelitian a. Tahap Persiapan :
1) Identifikasi masalah
Peneliti menganalisis pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga mampu merasakan adanya masalah yang harus dicari solusinya. Masalah yang diangkat bagi peneliti adalah mengenai bagaimana empati siswa dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan pembelajaran tari kelompok.
2) Orientasi
Peneliti menggunakan studi literatur dimana hal ini menjustifikasikan orisinalitas topik yang diusulkan. Peneliti melakukan hipotesis penelitian, menentukan variabel penelitian dari permasalahan yang telah diidentifikasi, kemudian peneliti memilih lokasi, populasi dan sampel yang tepat.
3) Menyusun Proposal
Penyususnan proposal ini bertujuan untuk menggambarkan apa yang ingin diteliti dan bagaimana penelitian itu dilaksanakan. Setelah proposal penelitian dibuat kemudian diajukan kepada dewan skripsi serta dosen
(36)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembimbing untuk mendapatkan persetujuan maupun perbaikan dalam bentuk teknik penulisan maupun isi dari penulisan skripsi.
4) Menyusun tahapan pembelajaran tari kelompok dalam meningkatkan empati siswa.
Pembelajaran tari kelompok ini disusun dengan baik untuk diterapkan langsung pada saat dilapangan. Dalam hal ini pembelajaran tari kelompok menggunakan beberapa fase dari pembelajaran kooperatif.
5) Menyusun soal tes
Dalam hal ini peneliti menyusun data pre-test sebagai data awal dan post-test sebagai data akhir penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Observasi Lapangan
Kegiatan observasi lapangan ini dilakukan sebelum pembuatan skripsi. Hal ini dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi dan data yang relevan untuk dijadikan tempat penelitian.
2) Pengumpulan data
Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh, merupakan data-data yang diambil dari teknik pengumpulan data yaitu, angket, observasi, metode dokumenter (studi dokumentasi), dan tes.
Adapun jadwal kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Waktu
Pelaksanaan Penelitian
Rencana Kegiatan
Penelitian Materi Pembelajaran
02 Maret 2015 Pretest (angket dan tes
kemampuan) Siswa -
03 Maret 2015 Pembelajaran pertemuan 1 (Treatment tahap 1)
Pengenalan Tari Secara Umum dan Pemahaman Gerak
(37)
49
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10 Maret 2012 Pembelajaran pertemuan
2 (Treatment tahap 2) Pemahaman Tempo Gerak 17 Maret 2015 Pembelajaran pertemuan
3 (Treatment tahap 3)
Pemahaman Ruang, Tenaga dan Level
24 Maret 2015 Pembelajaran pertemuan 4 (Treatment tahap 4)
Pemahaman Pola Lantai dan Arah Hadap
27 Maret 2015 Posttest Empti Siswa -
3) Pengolahan data
Peneliti mengolah data yang didapatkan dari hasil pre-test dan post test dengan menggunakan rumus yang ada dalam statistik untuk mengetahui apakah ada peningkatan dari hasil pre-test dan post-test.
4) Analisis data
Dalam proses pelaksanaan penelitian ini, diberikan tes awal (pretest) dalam bentuk demonstrasi hasil eksplorasi gerak secara bebas sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang mengacu pada kemampuan mengolah ruang dan waktu. Pada tahap ini juga dapat dilihat respon, kondisi dan seberapa besar kemampuan kerja sama siswa dalam pembelajaran seni tari dengan merujuk kepada tarian yang tidak ditentukan, selain itu dilihat pula interaksi dan hubungan sosial siswa dalam kelompoknya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan kemampuan kerja sama siswa dalam mengolah ruang dan waktu. Selanjutnya adalah pemberian perlakuan (treatment) dengan diterapkannya pembelajaran tari kelompok sebagai bentuk stimulus untuk mengarahkan kemampuan kerja sama siswa dalam membuat tari kreasi. Dalam hal ini peran guru sangat berpengaruh terhadap efektivitas selama proses pembelajaran. Pada tahap posttest dalam penelitian ini dilakukan dengan membentuk beberapa kelompok secara heterogen dengan tugas membuat suatu tari kreasi yang diawal siswa telah melakukan eksplorasi dan dalam bertahap siswa telah mengembangkan gerakannya sehingga membentuk suatu tari kreasi baru. Peneliti melakukan penelitian pembelajaran tari kelompok dengan materi tani.
(38)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah data diolah dan dianalisis, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan, dan menyusun laporan penelitian. Kegiatan ini berupa penulisan laporan yang disusun sesuai dengan persiapan, proses, dan hasil akhir dari penelitian.
Proses penelitian secara keseluruhan, lebih jelasnya dituangkan dalam bentuk bagan skema / alur penelitian di bawah ini
Bagan 3.3
Skema / Alur Penelitian
F. Definisi Operasional
Penelitian yang berjudul “Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Empati Siswa di SMP Negeri 14 Bandung” dibuat pembatasan masalah untuk menghindari kesalahan tafsir.
Pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan empati siswa merupakan kerangka pemikiran dalam menyusun bahan ajar tari kelompok dimana konsep dasarnya adalah pembelajaran yang kooperatif dimana siswa dapat berperan dan bergerak memberikan pengalaman belajar secara kelompok sehingga siswa dapat
1. Observasi, 2. Pengumpulan
data pre-test, 3. Data pada saat
pelaksanaan penelitian, dan data post-test, 4. Mengolah data, 5. Menganalisis data. 1. Mengidentifika -si masalah, 2. Orientasi, 3. Menyusun proposal penelitian, 4. Menyusun pembelajaran tari kelompok 5. Menyusun Soal
pre-test dan post-test. 1. Menarik kesimpulan dari hasil yang didapatkan sesuai dengan teknis analisa data yang digunakan. 2. Menyusun laporan penelitian
(39)
51
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bekerjasama dengan baik. Pembelajaran seni tari pada dasarnya merupakan suatu pembelajaran yang bermuara pada ketiga aspek yakni kognitif, psikomotor dan afektif sehingga proses kreatif yang dihasilkan dapat menstimulus kerja sama antara pikiran, perasaan dan tindakan. Maka dari itu selain kognitif dan psikomotor aspek sikap menjadi target capaian yang penting dalam pembelajaran senitari.
Pembelajaran Tari kelompok merupakan usaha dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan kerja sama siswa sehingga dapat menstimulus terciptanya suasana pembelajaran yang memungkinkan para siswa dapat saling mengenal dan memahami. Materi tari kelompok mampu mengkondisikan siswa untuk bisa saling berinteraksi dengan teman-temannya. Esensi melekat dalam tari kelompok seperti adanya kekompakan, keseragaman dan kerja sama menjadi salah satu kekuatan untuk membina kepribadian positif siswa untuk saling membantu dan bekerjasama dengan teman-temannya. Saling membantu dan saling menghargai kelebihan serta kekuatan orang lain menjadi masalah penting yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran seni tari melalui tari kelompok. Sehingga materi tari kelompok cukup representatif dalam mencapai tujuan yang diharapkan dimana siswa dapat meningkatkan rasa empatinya.
Empati yang dimaksud adalah empati sebagai kemampuan untuk mengenal, mengerti dan merasakan perasaan orang lain dengan ungkapan verbal dan perilaku, dan mengkomunikasikan pemahaman tersebut kepada orang lain. Empati merupakan dimensi yang penting dalam proses pemberi bantuan. (Carkhuff dalam Budiningsih, 2008 : 47).
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dikemukakan definisi operasional dari penelitian pembelajaran tari kelompok yang memiliki komponen-komponen untuk menstimulus kemampuan kerja sama diharapkan dapat meningkatkan empati siswa.
(40)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent variabel
X) dan variabel terikat (dependent variabel Y). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Tari Kelompok adalah variabel bebas (x), karena merupakan suatu hal yang mempengaruhi empati siswa kelas VII A SMP Negeri 14 Bandung.
2. Empati siswa kelas VII A SMP Negeri 14 Bandung adalah variabel terikat (y) karena merupakan suatu hal yang dipengaruhi oleh Pembelajaran Tari Kelompok.
Tabel 3.6 Variabel Penelitian
Variabel Bebas X Variabel Terikat Y
Pembelajaran Tari Kelompok Peningkatan Empati Siswa
1. Materi pembelajaran 2. Metode pembelajaran 3. Alat evaluasi pembelajaran 4. Media pembelajaran
1. Kerjasama Mengolah Ruang 2. Kerjasama Mengolah Waktu
Tabel 3.7
Indikator Empati Dalam Tari
Indikator Uraian Indikator
1. Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang 1. Kemampuan kerjasama siswa dalam melakukan gerak tari sesuai dengan pola garis dan lintasan gerak tari dari pola lantai yang ditentukan.
2. Kemampuan kerjasama siswa dalam menjaga kekompakan gerak tari sesuai dengan desain ruang gerak yang buat. 3. Kemampuan kerjasama siswa dalam
keseragaman gerak tari kelompok sesuai permaianan level pola lanitai yang dibuat. Seperti mengatur jarak atau ruang antara sesama penari untuk menentukan ketepatan posisi atau kedudukan penari, maupun keseimbangan ruang sesuai dengan desain yang sudah ditentukan.
(41)
53
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjaga kekompakan gerak sesuai dengan pola hitungan yang sudah ditentukan. Kemampuan melakukan gerak dalam 1 hitungan (ketukan) satu gerakan. Kemampuan melakukan gerak dalam 1 hitungan (ketukan) dua gerakan. Kemampuan melakukan gerak dalam 1 hitungan (ketukan) 3 atau 4 gerakan sesuai dengan tempo dan permainan dinamika.
2. Kemampuan kerjasama siswa dalam menjaga keseragaman gerak sesuai dengan pola iringan yang dibawakan dalam tari kelompok. Memiliki ketepatan dalam melakukan gerak serempak dengan penari lainnya. Memiliki kemampuan dalam membawakan tari kelompok siswa dapat bekerjasama secara kelompok dalam mengaplikasikan gerak pada aspek waktu secara serempak sehingga bentuk koreografi menjadi rapi, indah dan seragam.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model tari kelompok ada beberapa implikasi sehubungan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yakni meningkatkan rasa empati siswa yang dilihat dari kedua aspek penilaian pembelajaran diantaranya siswa dapat memiliki sikap saling menghargai, saling menolong, toleransi, tanggung jawab dan disiplin. Implikasi dari ketercapaian pembelajaran dalam meningkatkan empati siswa melalui tari kelompok pada aspek mengolah ruang dan waktu tersebut dihasilkan dari proses kerja sama yang baik antar siswa yang mana siswa mampu mampu bekerjasama dalam melakukan gerak tari sesuai dengan pola garis dan lintasan gerak tari dari pola lantai, desain ruang, level pola lantai, ketepatan posisi atau kedudukan penari, maupun keseimbangan ruang sesuai dengan desain yang sudah ditentukan dan kemampuan kerjasama siswa dalam menjaga kekompakan gerak sesuai dengan pola hitungan yang sudah ditentukan. Untuk lebih jelasnya, peneliti membuat konsep penelitian ini dalam bentuk bagan.
(42)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H.Asumsi Penelitian
Empati adalah kemampuan untuk mau peduli, memahami dan merasakan perasaan orang lain yang diikuti dengan perilaku sehingga mau membantu orang lain. Pembelajaran tari kelompok mampu mengkondisikan siswa untuk bisa saling berinteraksi dengan teman-temannya. Esensi melekat dalam tari kelompok seperti adanya kekompakan, keseragaman dan kerja sama menjadi salah satu kekuatan untuk membina kepribadian positif siswa untuk saling membantu dan bekerjasama dengan teman-temannya. Pembelajaran tari kelompok dengan konsep dasar pembelajaran kooperatif yang mengembangkan enam komponen sangat berpengaruh pada kerja sama siswa yaitu dapat meningkatkan empati siswa dalam pembelajaran seni tari. Asumsinya pembelajaran tari kelompok merupakan salah satu pembelajaran yang dapat digunakan dalam pengembangan hubungan sosial siswa karena dalam pembelajaran ini terkandung interaksi sosial yang mampu meningkatkan empati siswa.
I. Hipotesis Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1992, hlm. 63) “Hipotesis merupakan
anggapan dasar, teori sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah
kebenaran)”. Hipotesis dijadikan gambaran hasil atau jawaban dari rumusan
masalah yang ada. Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Melalui pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan empati siswa. Adanya pengaruh pembelajaran tari kelompok dalam meningkatkan empati siswa.
H0=Ha
2) Melalui pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan empati siswa. Tidak adanya pengaruh pembelajaran tari kelompok dalam meningkatkan empati siswa.
H0≠Ha
Keterangan: H0 = Hipotesis Observasi
Ha= Hipotesis Alternatif J. Analisis Data
(1)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil peningkatan empati siswa diperoleh berdasarkan meningkatnya hasil perhitungan skor angket dan tes kemampuan pada saat pretest dan posttest yang dilakukan pada saat penelitian. Dalam hal ini diperoleh peningkatan yang cukup signifikan pada skor angket dan tes tersebut. Selain itu juga peningkatan empati siswa ini didukung dengan hasil pengujian hipotesis uji-t, yang hasil perhitungannya menunjukkan signifikan (dipercaya), karena t hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan t tabel. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti bahwa adanya pengaruh penerapan pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan empati siswa dapat diterima kenyataannya.
Berdasarkan hasil observasi serta pengolahan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengembangan empati pada usia remaja khususnya anak SMP penting dan merupakan salah satu faktor pendukung bagi perkembangan hubungan sosialnya karena dengan pendidikan empati yang dilakukan dan disampaikan dengan baik akan membawa dampak positif bagi perkembangan siswa dimasa yang akan datang. Pembelajaran tari kelompok mampu meningkatkan empati siswa karena siswa mengembangkan kemampuan kerja sama dalam bergerak sehingga kesulitan siswa untuk mengungkapkan empati dapat terealisasikan.
B. Implikasi
Pembiasaan dalam menari kelompok, besar pengaruhnya terhadap kehidupan sosial. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam menari kelompok akan berimplikasi pada kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam kehidupan sosial seperti sikap disiplin yang biasanya hanya untuk kebutuhan tari maka akan melekat dalam kehidupan nyata begitu pula dengan sikap toleransi, saling menghargai dan saling menolong. Salah satu implikasi pembiasaan menari kelompok pada aspek kerja sama dalam mengolah ruang dan waktu yakni kemampuan disiplin siswa. Keterbiasaan disiplin siswa dalam latihan menari akan menumbuhkan sikap kepatuhan. Kepatuhan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar
(2)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah. Kebiasaan mengolah waktu membuat siswa jadi mempunyai pola hidup yang teratur dan mampu mengelola waktunya dengan baik. Kebiasaan mengolah ruang akan terbiasa dalam memposisikan tubuh ketika dalam barisan upacara. Siswa yang tubuhnya lebih tinggi akan memposisikan dirinya berada dibelakang barisan siswa yang lebih pendek dari dirinya.
Pembiasaan pada pembagian kelompok secara heterogen akan berimplikasi pada kemampuan toleransi terhadap seluruh temannya. Yang dimaksud dengan toleransi disini merupakan penerimaan, keterbukaan dan menghormati berbagai perbedaan. Sehingga siswa mampu berbaur dengan teman yang lainnya dan tidak lagi menutup diri atau melakukan penolakkan pada teman yang dianggap tidak sama dengan dirinya. Pada proses diskusi dalam mengeksplorasi dan menyusun gerakan siswa senantiasa bekerjasama untuk saling mendengarkan pendapat dan ide sesama anggota tim, tidak saling menjatuhkan dan tidak saling menjelekkan hasil ide orang lain. Maka dari pembiasaan ini berimplikasi pada tumbuhnya sikap saling menghargai. Begitu pula pada saat latihan menari kelompok dalam menyamakan gerak, saling mengkoreksi akan berimplikasi pada sikap saling menolong.
C. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang diuraikan, dapat disampaikan beberapa rekomendasi berkaitan dengan peningkatan kemampuan empati siswa melalui penerapan pembelajaran tari kelompok. Rekomendasi ini ditujukan kepada pihak yang berkepentingan dalam pendidikan, yaitu: Lembaga Pendididkan, Guru SMPN 14 Bandung dan para peneliti selanjutnya. Beberapa rekomendasi tersebut sebagai berikut :
1) Guru SMPN 14 Bandung
Empati perlu ditingkatkan terlebih pada anak yang beranjak remaja atau siswa SMP karena merupakan bekal mereka dalam menjalani peran sebagai anggota masyarakat. Empati merupakan pilar dari lahirnya kemampuan kerja
(3)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sama siswa. Melalui pembelajaran tari kelompok diharapkan guru mampu menanamkan kemampuan kerja sama sehingga menjadikan siswa memiliki budi pekerti yang baik.
2) SMPN 14 Bandung
Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sudah menjadi tugas sekolah memberikan fasilitas yang baik bagi siswa dalam proses pembelajaran. Fasilitas tersebut meliputi sarana dan prasarana yang memadai, juga memfasilitasi guru yang berkompeten pada bidangnya. Keberadaan guru seni tari diharapkan mampu mengoptimalkan proses pembelajaran, guna mengembangkan sikap positif yang dimiliki siswa, salah satunya empati. Selain itu keberadaan guru tari juga dapat menunjang visi misi sekolah sebagai Sekolah terunggul dalam prestasi akademis, non akademis, religi dan budaya.
3) Peneliti Selajutnya
Untuk peneliti selanjutnya yang memiliki topik kajian penelitian yang serupa dengan skripsi ini, sekiranya skripsi ini dapat dijadikan sebuah referensi penelitian, guna memaksimalkan dan mengoptimalkan hasil yang lebih baik dan lebih sempurna lagi. Ruang lingkup penelitian ini baru pada tingkat sekolah menengah pertama, sehingga masih terbuka untuk diadakan penelitian lanjutan yang dihubungkan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Dengan demikian segala kekurangan dan berbagai hal yang belum dapat dicapai dalam penelitian ini nantinya akan terus dikembangkan demi kebermanfaatan bagi berbagai pihak terkait.
(4)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
177
DAFTAR PUSTAKA
Andyda Meliala, 2004. Anak Ajaib. Yogyakarta : Andi Offset.
Agus, Suprijono, (2009) Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Amstrong, Thomas (2009) Kecerdasan Multipel di Dalam Kelas. Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh : Widya Prabaningrum, Dyah. Jakarta: Pertama Putri Media.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi 2). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Budiningsih, A. (2008). Pembelajaran Moral. Berpijak Pada Karakteristik Siswa Dan Budayanya. Rineka Cipta. Jakarta.
Caturwati, Endang. Dkk. (2008). Tari anak-anak dan permasalahannya. Bandung: Sunan Ambu STSI Press.
Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Desmita.(2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Desfina, dkk. (2009). Tari Kreatif : Paradigma Dalam Pembelajaran Seni Tari Di Sekolah (Jurnal Pendidikan Seni Kagunan). Jakarta : APSI
Dibia, dkk. (2006). Tari Komunal. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.
Doubler, Margareth N.H. (1985) Tari Pengalaman Seni Yang Kreatif (terjemahan Kumorohadi), Surabaya: Sekolah Tinggi Kesenian Wilawatika Surabaya.
Durban Irawati. (2004). Teknik Gerak Tari dan Tari Dasar Sunda. Bandung: Pusbitasari.
Hadi, Y Sumandiyo. (1996). Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok: Tidak diterbitkan.
Hartinah Sitti. (2008). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama
(5)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Ismiyanto, Pc. S. Petrus. 1999. “Creative Problem Solving dalam Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa: Sebuah Penawaran Pendekatan Pembelajaran" dalam Lingua Artistika No. 3 Th XXII Sepetember 1999, Semarang: IKIP Semarang Press.
Jazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. IKIP Semarang Press.
Lie, A. (2010). Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. PT. Gramedia. Jakarta
Masunah, J. & Narawati, T. (2012). Seni Dan Pendidikan Seni. Bandung: Past UPI.
Masunah, Juju. (2012). Bahan Ajar Mata Kuliah Tari Pendidikan. Bandung:Pendidikan Seni Tari FPBS UPI Bandung.
Pamadhi, Hadjar dkk. (2008). Pendidikan Seni di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Pekerti, W. et. al. (2007). Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Univesitas Terbuka.
Poerwanti, dkk. (2005). Perkembangan Peserta Didik. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukanta. (2010). Proses Pengembangan Kecerdasan Sosial Anak Usia Dini Melalui Drama: Penelitian Tindakan Terhadap Siswa-Siswa Taman Kanak-Kanak Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Kelas Nol Besar. S-3 Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI: Tidak diterbitkan.
Syaodih dkk. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama
Sedyawati,dkk. (1986). Pengetahuan Elementer Tari Dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian.
Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara Sekolah Menngah Umum. Surakarta; PT. Pabelan.
Taufik.(2011). Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
(6)
Monawaroh Milah, 2015
PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Thomas Lickona. (2013) Education For Character. Jakarta: Bumi Aksara.
Toto dkk. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.
SUMBER INTERNET
NN. [Online]. Makalah Sosiologi. Tersedia: http://intanathan.blogspot.com. [30 Agustus 2015]
Noya, A.F. (2014) Empati.[Online]. Tersedia di: //www.ubb.ac.id [Diakses 25 Februari 2014]
Yulianingsih, (2013) Empati Dan Perilaku Proporsial. [Online]. Tersedia: https: //yulianingsih92.wordpress.com