METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DESAIN POLA LANTAI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 BANDUNG.

(1)

Rachmayanti Gustiani, 2013

METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DESAIN POLA

LANTAI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh

Rachmayanti Gustiani 0900010

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DESAIN POLA

LANTAI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 BANDUNG

Oleh

Rachmayanti Gustiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Rachmayanti Gustiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang,

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difoto copy atau cara lainnyatanpa ijin dari penulis


(3)

Rachmayanti Gustiani, 2013

RACHMAYANTI GUSTIANI

METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DESAIN POLA LANTAI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dra. Desfina, M.Hum. NIP. 196102201990032001

Pembimbing II

Beben Barnas, M.Pd. NIP. 197112062001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sn., M.Si. NIP. 195710181985032001


(4)

ABSTRAK

Pada pembelajaran seni tari,di SMP Negeri 9 Bandung siswa tidak dituntut untuk berkreasi sendiri dari hasil pembelajaran dan materi yang diberikan oleh guru di dalam kelas. Siswa kelas VII di SMP N 9 Bandung ini kurang memahami mengenai desain pola lantai, karena pembelajaran tari di sekolah ini hanya berpusat pada guru, dan siswa hanya meniru gerak. Untuk itu, penulis mencoba memecahkan masalah tersebut melalui penelitian yang berjudul “Metode Discovery Learning dalam pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan pemahaman desain pola lantai siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung.” Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan potensi siswa dan memahami desain pola lantai dalam pembelajaran seni tari dan menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Metode discovery ini digunakan agar siswa dapat berkreasi, bereksplorasi, dan mengembangkan pola lantai tari sendiri sehingga siswa menemukan bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya peningkatan pemahaman desain pola lantai pada siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest =60, dan nilai rata-rata posttest =74,8 dari 34 siswa sebagai sampel. Hasil dari uji t= 21,1 lebih besar dari pada t tabel yaitu n-1= 33. Signifikasi 5% dari dk/db=33 pada t tabel= 2,733 menunjukan bahwa terdapat peningkatan pemahaman desain pola lantai, sehingga hipotesis nol dapat diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Rekomendasi dari penelitian ini bahwa setiap guru harus mengembangkan potensi siswa melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Karena pembelajaran tari melalui pengalaman bereksplorasi akan lebih lama melekat pada siswa dibandingkan dengan hanya meniru.

Kata Kunci : Metode Discovery Learning, Pembelajaran Tari Kelompok, Desain Pola lantai.


(5)

Rachmayanti Gustiani, 2013

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

Daftar Isi... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Bagan ... vii

Daftar Gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Kajian Teoretis 1. Pendekatan Belajar dan Pembelajaran ... 11

2. Metode Pembelajaran ... 12

3. Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran ... 14

4. Keuntungan dan Kelemahan Metode Discovery Learning ... 18

5. Tari Dalam Pendidikan ... 19

6. Unsur-unsur Tari ... 22

7. Pola Lantai dalam Tari ... 23

8. Karakterstik Siswa SMP/ Remaja ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32

C. Definisi Operasional ... 33


(6)

E. Hipotesis ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Instrument Penelitian ... 35

H. Teknik Analisis Data ... 37

I. Tahap-tahap Penelitian ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kegiatan Belajar Mengajar Seni Tari Sebelum Menggunakan Metode Discovery Learning. ... 40

2. Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Discovery Learning ... 43

3. Hasil Pembelajaran Seni Tari Setelah Menggunakan Metode Discovery Learning ... 58

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 66

B. Rekomendasi ... 67 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(7)

Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan cara yang ditempuh untuk memberikan pengetahuan kepada anak didik melalui pembelajaran, seperti definisi pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 (Sagala, 2011: 2) “Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”. Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar serta anak dengan pendidik. Dalam proses pembelajaran, anak didik dapat menyerap informasi yang diberikan oleh guru dengan baik jika anak didik merasa nyaman dengan cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi. Dunkin dan Biddle (Majid, 2006: 111). mengemukakan bahwa:

Proses pembelajaran berada dalam empat variable interaksi, yaitu 1). Variable pertanda (presage variables) berupa pendidik; 2). Variabel konteks ( contex variables) berupa peserta didik; 3). Variabel proses ( process variables); dan 4). Variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Pembelajaran dapat dilakukan dalam pendidikan formal dan non formal. Pada pendidikan formal sering kali siswa kurang menyukai mata pelajaran tertentu, sehingga siswa kurang menyerap materi yang diberikan oleh guru. Khususnya pada mata pelajaran seni budaya sering kali siswa kurang tertarik untuk dapat mengikuti mata pelajaran tersebut.

Mata pelajaran seni budaya, khususnya seni tari seringkali dianggap sebagai mata pelajaran sampingan dan kurang memberikan kontribusi kepada siswa. Padahal dengan adanya mata pelajaran seni tari, siswa dapat lebih mengenal dan menghargai seni budaya daerahnya sendiri. Pendidikan seni tari juga dapat membantu meningkatkan kemampuan fisik


(8)

serta psikis siswa secara seimbang. Namun dalam pelaksanaannya, pembelajaran seni tari tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. Siswa pada sekolah umum yang mempunyai beragam bakat dan keterampilan tentunya tidak mudah untuk menerima semua mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Tidak seperti halnya di sekolah kejuruan yang didominasi oleh siswa-siswi yang memang benar-benar berminat dan mempunyai bakat terhadap jurusan yang mereka pilih. Siswa pada sekolah umum mempunyai minat yang berbeda-beda, sehingga untuk mengikuti mata pelajaran seni tari membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjadikan siswa tersebut terampil. Namun seperti yang dikemukakan oleh Masunah dalam buku Tari Pendidikan (2012: 5) “..bahwa tujuan pendidikan seni di sekolah umum bukanlah menjadi seniman, melainkan diharapkan siswa mendapatkan pengalaman seni, baik praktik maupun apresiasi.”

Pada pelaksaannya, dalam pembelajaran seni tari guru sering sekali mengalami kesulitan untuk mengajarkan praktik tari karena biasanya guru berorientasi pada tari bentuk untuk pertunjukan. Sehingga pembelajaran tari lebih difokuskan pada pembelajaran ekstrakulikuler yang hanya diikuti oleh siswa-siswa yang berminat pada pembelajaran tari tersebut. Seharusnya pembelajaran seni tari dapat diikuti oleh semua siswa baik oleh siswa putra ataupun siswa putri pada kegiatan pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan pembelajaran tari harus dapat menarik minat siswa terhadap seni tari tradisi. Namun, biasanya pembelajaran tari di sekolah umum masih saja menggunakan metode yang sama dengan materi yang sama sehingga menjadikan mata pelajaran ini dipandang tidak terlalu memberikan kontribusi bagi siswa. Seperti yang dikemukakan dalam buku metodologi pengajaran seni oleh P4ST UPI (2004: 1) bahwa “ Peranan pendidikan seni semakin dipandang sebelah mata karena dianggap kurang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (siswa)”. Seperti yang sering terjadi pada pembelajaran tari di


(9)

3

Rachmayanti Gustiani, 2013

sekolah umum biasanya siswa menirukan gerakan yang dipraktikan oleh guru dengan gerak dasar tari tradisi, sehingga siswa akan merasa enggan untuk bergerak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru karena siswa merasa kesulitan.

Untuk itu, seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi agar proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk diterima oleh semua siswa. Tidak hanya menyampaikan materi, tetapi guru juga harus meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa yang meningkat menandakan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah diterima oleh siswa dengan baik. Guru harus mempunyai sensitivitas yang tinggi untuk mengetahui apakah pembelajaran tersebut sudah berjalan secara efektif atau tidak. Guru harus merubah peran siswa yang biasanya sebagai konsumen yakni hanya menerima materi, mencatat, dan menghafal saja, namun menjadi produsen, siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran seperti meneliti, bertanya, menulis, dan mengarang serta hal lain yang siswa kerjakan sendiri (Majid, 2006). Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri akan lebih melekat dan diingat oleh siswa lebih lama dibandingkan dengan siswa hanya duduk dan menerima materi yang diberikan oleh guru.

Proses pembelajaran seni tari tidak hanya mengajarkan gerak-gerak sebuah tarian dengan patokan-patokan yang rumit dan tidak selalu untuk mencetak siswa menjadi terampil dalam menari, tetapi untuk mengajarkan siswa untuk lebih kreatif dan apresiatif terhadap seni budaya serta dapat memahami pola lantai. Proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di sekolah formal tentunya berbeda dengan pembelajaran seni tari di sanggar-sanggar. Masunah, (2012 : 44) mengungkapkan bahwa:

Pendidikan tari di sanggar-sanggar lebih ditekankan pada penguasaan keterampilan yang mengarah pada keahlian, sedangkan pendidikan tari di sekolah formal siswa tidak dituntut untuk terampil menari, melainkan diharapkan dapat menumbuhkan berbagai


(10)

kepekaan rasa estetis dan budaya yang berfungsi untuk membantu perkembangan siswa dari segi intelektual, emosional dan spiritualnya Tujuan pembelajaran tari disini adalah dengan melalui pembelajaran tari siswa dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam proses pembelajaran, seperti halnya nilai social, nilai estetis, nilai kebersamaan, dan lain-lain. Namun dalam proses pembelajaran, tidak selalu efektif dan efisien dan hasil pembelajaran pun tidak selalu berhasil, karena selalu ada hambatan dan permasalahan baik yang dialami oleh guru maupun oleh siswa. oleh karena itu, guru atau pendidik perlu memperhatikan cara ynag digunakan dalam menyampaikan materi kepada siswa. guru dapat menggunakan beberapa pendekatan belajar dan pembelajaran. Menurut Sagala, (2011: 68) Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu instruksional tertentu.

Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada siswa selama ini, strategi yang seperti apa, media dan metode mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu bahan sehingga membantu mengaktifkan siswa dalam belajar.sehingga dalam hal ini, metode berkedudukan sebagai alat untuk meningkatkan minat belajar siswa dari luar. Metode merupakan cara atau teknik yang ditempuh oleh guru dalam menyampaikan materi atau bahan pelajaran kepada siswa yang melibatkan interaksi yang aktif dan dinamis antara guru dengan siswa, sehingga tujuan belajar yang telah ditentukan menjadi efektif dan efisien.

Dengan metode atau model pembelajaran yang lebih bervariasi diharapkan anak didik atau siswa akan lebih kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran. Kreativitas diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak. Jika biasanya siswa hanya menirukan apa yang ia lihat dari gurunya tanpa ia berfikir untuk mengembangkannya, maka proses belajar dari


(11)

5

Rachmayanti Gustiani, 2013

siswa tersebut kurang maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh Hilgard dan Marquis (Sagala, 2003:13) “ Belajar merupakan proses mencari ilmu

yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri.”

Dengan pendapat tersebut, kita akan mengerti bahwa dengan adanya proses latihan yang dialami oleh siswa dan tejadi perubahan dalam dirinya, maka ia telah belajar. Jika siswa hanya meniru saja, siswa tidak akan mengerti sepenuhnya tentang apa yang ia pelajari. Maka proses kreativitas sangat diperlukan dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran seni tari. Seperti yang diungkapkan oleh Komalasari dalam seminar nasional ( 2010:1) bahwa kreativitas merupakan potensi yang perlu dikembangkan melalui pembelajaran seni tari, karena dapat membentuk sikap dan cara berfikir yang dapat membantu siswa dalam perkembangannya untuk kedewasaannya. Kegiatan menari dapat dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan kreativitas siswa melalui kegiatan seperti menemukan ide gerak, bergerak sesuai dengan interpretasi siswa terhadap stimulus yang diberikan, menyusun gerak-gerak secara kreatif, membuat pola lantai dan menampilkan gerak hasil kreativitas siswa. Dengan melalui pembelajaran hasil kreativitas siswa sendiri akan lebih bermakna dan akan mudah melekat bagi dirinya. Dengan pembelajaran yang mengembangkan kreativitas siswa, diharapkan siswa dapat memahami nilai-nilai yang terdapat dalam proses belajar tersebut, seperti nilai bekerjasama dengan kelompoknya, nilai sosial, memecahkan masalah secara kelompok maupun individu serta nilai keberanian untuk menampilkan hasil kreasinya baik secara kelompok maupun individu. Seperti yang dikemukakan oleh Komalasari ( 2010 : 2) bahwa “ Pengalaman praktik dan pengetahuan melalui kegiatan kreatif dan apresiatif dalam pendidikan seni sangat penting dilakukan. Kegiatan tersebut diharapkan mampu membentuk sikap kreatif dalam bertindak dan


(12)

sikap apresiatif peserta didik terhadap nilai-nilai seni budaya yang direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari.” Untuk mengembangkan kreativitas tersebut, pengajar atau guru harus mempunyai strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan psikologi serta kemampuan peserta didiknya. Pembelajaran di SMP Negeri 9 Bandung ini, siswa tidak dituntut untuk berkreasi sendiri dalam pembelajaran seni tari, sehingga siswa kurang aktif dan kurang memahami unsur-unsur tari dan desain pola lantai pada khususnya. Siswa hanya dituntut untuk menghafalkan gerak-gerak tari yang diberikan oleh guru. Kemudian pada tes akhir pembelajaran hanya diutamakan hafalan gerak saja.

Metode discovery atau penemuan adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk lebih aktif dalam menemukan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan. Proses belajar dengan metode discovery ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kreativitasnya dalam memahami pola lantai karena proses belajar dengan cara menemukan sendiri, dan menyimpulkan hasil penemuannya sendiri dapat lebih mudah diingat dan melekat pada diri siswa. Dengan belajar hasil penemuannya sendiri akan meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk lebih aktif dan kreatif.

Untuk itu, proses pembelajaran dengan metode discovery learning cocok untuk menjadikan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah umum.

Maka peneliti ingin mengubah metode pembelajaran seni tari yang kurang melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peneliti mengambil judul “Metode discovery learning dalam pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan pemahaman desain pola lantai siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung”. Dengan


(13)

7

Rachmayanti Gustiani, 2013

adanya penelitian ini diharapkan siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran seni tari serta dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap desain pola lantai.

B. Rumusan Masalah

Penulis menemukan beberapa masalah di dalam pembelajaran seni tari terhadap siswa di sekolah formal khususnya Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, masalah tersebut diantaranya :

1. Bagaimanakah proses pembelajaran seni tari menggunakan metode discovery learning pada siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung? 2. Bagaimanakah hasil pembelajaran seni tari dengan metode discovery

learning pada siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung? C. Tujuan

1. Mengembangkan proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan metode discovery learning.

2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode discovery learning dalam pembelajaran seni tari.

D. Manfaat

Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat bagi peneliti, bagi lembaga serta bagi masyarakat.

1. Manfaat bagi Peneliti

Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah peneliti dapat menambah pengetahuan bagaimana cara menerapkan tarian tradisional yang dianggap sulit serta kurang diminati oleh siswa pada sekolah umum, yang sesuai untuk pembelajaran seni tari. Peneliti dapat lebih mengembangkan metode discovery learning dalam pembelajaran seni tari. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadikan pengalaman dan sebagai evaluasi peneliti untuk lebih kreatif dalam proses pembelajaran seni tari terhadap siswa pada sekolah umum.


(14)

2. Manfaat bagi lembaga (SMPN 9 Bandung)

Manfaat dari penelitian ini bagi lembaga adalah lembaga dapat menciptakan inovasi dalam pembelajaran seni tari, agar pembelajaran seni tari tidak lagi dianggap sebagai mata pelajaran yang dipandang sebelah mata. pendidikan seni tari sama pentingnya dengan mata pelajaran lainnya. Sehingga lembaga dapat mengembangakan dan menerapkan metode discovery learning dalam pembelajaran tari, agar dapat mengembangkan pemahaman unsur tari khususnya pemahaman pola lantai.

3. Manfaat bagi guru

Manfaat penelitian bagi guru adalah guru dapat mengembangkan metode-metode dalam proses pembelajaran seni tari pada khususnya agar pembelajaran seni tari dapat lebih dipahami oleh siswa.

4. Manfaat bagi siswa

Manfaat bagi siswa dalam penelitian ini adalah siswa dapat lebih berfikir aktif dan lebih kreatif dalam pembelajaran seni tari. Siswa dapat memahami desain pola lantai dan mengembangkan pemahamannya dalam proses pembelajaran seni tari, serta siswa dapat lebih menghargai seni tradisional lainnya.

E. Struktur Organisasi

BAB I dalam skripsi ini berisi mengenai latar belakang permasalahan yang dijadikan penelitian, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,dan struktur organisasi

BAB II berisi mengenai penelitian terdahulu yang dapat menjadi gambaran yang menunjang terhadap penelitian yang dilakukan serta kajian teori dengan teori-teori yang menunjang dalam penelitian tersebut mencakup pada pendekatan belajar dan pembelajaran, metode pembelajaran, metode Discovery Learning dalam pembelajaran, keuntungan dan kelemahan metode Discovery Learning, tari dalam pendidikan serta kreativitas dalam pembelajaran tari


(15)

9

Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB III berisi mengenai metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, variable penelitian, hipotesis, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, tahap-tahap penelitian

BAB IV, berisi mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, kegiatan belajar mengajar seni tari sebelum menggunakan metode discovery learning, kemudian proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning, hasil pembelajaran seni tari setelah menggunakan metode discovery learning serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, dan rekomendasi untuk pembelajaran tari lainnya.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan teknik dan alat tertentu. Dengan metode tertentu,dapat memecahkan suatu masalah yang menjadi bahan untuk penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu. Secara umum tujuan dari penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan penemuan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Dengan adanya penelitian tersebut, masyarakat dapat memahami, mengetahui, mengantisispasi masalah bahkan memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat. Memahami berarti mengetahui suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui sebelumnya, mengantisipasi masalah berarti berupaya untuk mencegah terjadinya masalah dan memecahkan masaah berarti dapat mengatasi masalah yang terjadi.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu metode eksperimen. Menurut Riyanto (2010: 35) “Penelitian eksperimen merupakan penelitian sistematis, logis, dan teliti dalam melakukan control terhadap kondisi”. Menurut Sugiyono dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment), maka metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.


(17)

31

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman mengujicobakan metode pembelajaran Discovery Learning yang peneliti gunakan sebagai cara mengajar pada siswa sebagai subjek penelitian. Metode pembelajaran tersebut digunakan sebagai cara mengajar alternatif dari metode pembelajaran yang digunakan oleh guru-guru seni tari sebelumnya. Dengan menggunakan metode tersebut, peneliti berharap dapat meningkatkan kreatifitas dan pemahaman desain pola lantai siswa dalam proses pembelajaran seni tari. Ada beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam melakukan penelitian, yaitu: Pre-Eksperimen design, True Eksperimental Design, dan Quasi Eksperimen Design.

Design ekperimen yang peneliti gunakan adalah Pre-Eksperimen Design karena penelitian tersebut menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam proses pelaksanaannya, peneliti menguji kreativitas siswa sebelum dilakukannya treatment dan setelah dilakukannya treatment untuk mengukur keberhasilan dari penelitian ini. Pengujian tersebut berupa tes awal atau pre-test dan tes akhir atau post-pre-test. Berikut gambaran tes yang dilakukan :

Gambar 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design Keterangan ;

O1 merupakan tes awal yang dilakukan pada siswa sebelum menggunakan metode discovery, X merupakan eksperimen yang dilakukan dan O2 merupakan tes akhir setelah dilakukannya penelitian.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian. a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung yang bertempat di Jalan Semar no. 5 Bandung, alasan memilih SMP tersebut dikarenakan sekolah ini terdapat


(18)

mata pelajaran seni tari. b. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas VII, yang berjumlah 3 kelas dengan siswa sebanyak 96 orang. Pengambilan kelas VII karena di kelas ini pembelajaran seni tari diberikan. berikut tabel siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung :

Tabel 3.1

Data siswa kelas VII SMP NEGERI 9 Bandung tahun pelajaran 2012/2013

No Kelas siswa Jumlah siswa

Laki-laki perempuan

1 VII-3 14 20 34

2 VII-6 16 20 36

3 VII-9 16 20 36

(sumber : Bagian Tata Usaha SMP NEGERI 9 Bandung) c. Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam menentukan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling, dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik tersebut digunakan karena setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Simple random sampling dilakukan dengan cara mengacak setiap anggota populasi yang akan dijadikan sampel. Kemudian salah satu sampel akan muncul, dan dipilihlah sampel tersebut sebagai objek penelitian. Sampel untuk penelitian ini adalah siswa kelas VII-3, dengan jumlah siswa 34 orang. Jumlah siswa putra 14 orang dan putri berjumlah 20 orang. Berikut tabel data siswa kelas VII-3:

Tabel 3.2

Daftar siswa kelas VII-3 tahun ajaran 2012/2013


(19)

33

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman ( S u m b e r

: Bagian Tata Usaha SMP Negeri 9 Bandung) C. Definisi Operasional

Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat di dalam judul seperti yang terpapar di bawah ini :

1. Metode discovery learning merupakan metode yang digunakan peneliti sebagai salah satu alternatif metode atau model pengajaran yang

SISWA

1 1213.07.005 Aditya Jordan Al Faqih L 2 1213.07.009 Adzkya Fadla Naima P 3 1213.07.030 Alrico Wicaksono L 4 1213.07.035 Amalina Zyamziah Ghani P 5 1213.07.049 Angelica Justicia Majid P 6 1213.07.065 Ardelia Nur Shafa P 7 1213.07.086 Cindy Prastiani P 8 1213.07.090 Daffa Ikhsan Kurniawan L 9 1213.07.103 Dian Asfriany Nurfalah P 10 1213.07.105 Difa Wahyu Lesmana L 11 1213.07.117 Eka Hari Syawalia P 12 1213.07.129 Fadhilah Fitriani Ramadhan P 13 1213.07.133 Fahreza Raharjo L 14 1213.07.157 Ghani Miftah Fauzan L 15 1213.07.160 Gina Aulia Primantari P 16 1213.07.184 Ismi Nurul Izza Rahmawati P 17 1213.07.187 Ivan Raka Pratama L 18 1213.07.212 Marzhavira Azlika Krishnan P 19 1213.07.224 Mochammad Daffa Mussafa L 20 1213.07.240 Muhammad alif Nurrafiq L 21 1213.07.255 Muhammad Rayhan L 22 1213.07.267 Nabilah Nur Afifah P 23 1213.07.286 Ni Nyoman Ratih Permata Tribuana

Tungga Dewi P

24 1213.07.302 Paramita Listiani Hermawan P 25 1213.07.314 Raedi Nur’adli L 26 1213.07.326 Ratu tiin Khodijah P 27 1213.07.342 Rifky Naffi Syafirsad L 28 1213.07.358 Rizky Amelia Rachmat P 29 1213.07.378 Sekar Arrum Adhisi P 30 1213.07.391 Sherin Fadhila Wardhany P 31 1213.07.402 Sony Hutagalung L 32 1213.07.417 Tazkya Aulia P 33 1213.07.436 Willy Yuandi L 34 1213.07.443 Yosep Triyadi L


(20)

digunakan oleh guru dalam pembelajaran seni tari di sekolah umum. Metode discovery learning ini bertujuan agar siswa secara aktif dapat mencari dan menemukan pengetahuan dari proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Proses pembelajaran dengan metode discovery learning ini berpusat pada siswa dan guru (peneliti) hanya sebagai pengarah dan pemberi stimulus atau rangsangan dalam proses pembelajaran sen tari.

2. Desain pola lantai merupakan materi yang diberikan dalam proses pembelajaran seni tari. Sehingga siswa dapat memahami desain pola lantai dan mampu berkreasi dengan pola lantai secara berkelompok. pada observasi sebelumnya, siswa kurang memahami dan tidak dapat berkreasi dengan pola lantai

D. Variable Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu, variable bebas ( variable yang mempengaruhi) dengan variable terikat ( variable yang dipengaruhi). Variable yang mempengaruhi adalah metode Discovery Learning sebagai sesuatu yang mempengaruhi proses belajar siswa kelas VII. Sedangkan variable terikat aladah pembelajaran seni tari sebagai sesuatu yang dipengaruhi oleh metode Discovery Learning.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan sementara mengenai tingkat keberhasilan atau tolak ukur dari hasil penelitian. Pengujian dapat dilakukan pada satu pihak atau dua pihak. Pengujian satu pihak adalah pengujian sampel penelitian jika sampel tidak ada sampel lain sebagai pembanding, sedangkan pengujian dua pihak adalah jika sampel yang digunakan dalam penelitian adalah dua sampel sehingga ada sampel lain sebagai pembanding. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis uji satu pihak (one tail test), karena subjek yang menjadi sampel penelitian hanya ada satu sampel dan tidak ada pembanding dengan sanpel lain. Uji pihak kiri digunakan


(21)

35

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman apabila : hipotesis nol (Ho) berbunyi lebih besar atau sama dengan (≥) dan hipotesis alternatifnya berbunyi lebih kecil (<). Uji pihak kiri ini berlaku ketentuan bila harga t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ho lebih besar atau sama dengan (≥) dari t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi lebih kecil atau sama dengan (≤) dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi lebih besar (>). Uji pihak kanan ini berlaku ketentuan bahwa bila harga t hitung lebih kecil atau sama dengan (≤) harga t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dalam penelitian ini peneliti memiliki hipotesis sebagai berikut: Ho : terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap desain pola lantai setelah dilakukannya treatment.

Ha : tidak terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap desain pola lantai setelah dilakukannya treatment.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik yang penulis gunakan diantaranya: a. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sesuai melalui pengamatan awal (observasi awal), peneliti melakukan observasi terlebih dahulu terhadap prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran discovery learning. Kemudian peneliti melihat proses pembelajaran seni tari mengenai pemahaman pola lantai yang dilakukan sebelum peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut. b. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada siswa (sampel), mengenai proses pembelajaran seni tari sebelum menggunakan metode discovery learning, serta kreativitas dan pemahaman pola lantai siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode discovery learning. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui berbagai pendapat mengenai kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di sekolah tersebut.


(22)

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi, dibutuhkan peneliti untuk mengumpulkan data secara akurat dengan mendokumentasikan dari proses pembelajaran seni tari yang dilakukan. Dokumentasi tersebut berupa foto pada proses pembelajaran tari mengenai pemahaman pola lantai.

G. Instrument penelitian a. Tes

Tes yang dilakukan peneliti adalah serangkaian pertanyaan dan latihan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu dan kelompok. Adapun aspek yang dinilai

dalam tes individu maupun tes kelompok adalah aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotor.

1. Aspek kognitif adalah aspek yang menilai bagaimana pemahaman dan pengetahuan siswa terhadapa tari yang sedang diajarkan.

2. Aspek afektif adalah aspek yang menilai bagaimana sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Aspek psikomotor adalah aspek yang menilai bagaimana keterampilan siswa dalam melakukan gerak pada saat pembelajaran. Adapun kriteria penilaian dalam test tersebut yaitu:

nilai Uraian

90-99 mampu menjawab semua pertanyaan dan membuat pola lantai lebih dari 5.

80-89 mampu menjawab 4 pertanyaan dan membuat 4 pola lantai.

70-79 mampu menjawab 3 pertanyaan dan membuat 3 pola lantai.

60-69 mampu menjawab 2 pertanyaan dan membuat 2 pola lantai.

50-59 mampu menjawab 1 pertanyaan dan membuat 1 pola lantai


(23)

37

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman 90-99 = istimewa

80-89 = baik sekali 70-79 = baik 60-69 = cukup 50-59 = kurang

Adapun penilaian secara kelompok sebagai berikut

nilai Uraian

90-99 Siswa mampu melakukan gerak dengan kompak, bekerjasama, serius pada saat penampilan dan pola lantainya bervariasi (lebih dari 5 bentuk pola lantai) 80-89 Siswa mampu melakukan gerak dengan kompak, bekerjasama, kurang serius dan pola lantai bervariasi

(4 bentuk pola lantai) 70-79

Siswa mampu melakukan gerak dengan kompak, kurang bekerjasama, kurang serius dalam penampilan dan pola lantai kurang bervariasi (3 bentuk pola lantai).

60-69

Siswa mampu melakukan gerak, namun kurang kompak, kurang bekerjasama, kurang serius dalam penampilan dan pola lantai kurang bervariasi (2 bentuk pola lantai)

50-59 Siswa kurang mampu melakukan gerak, kurang kompak, kurang bekerjasama, kurang serius dan pola lantai tidak bervariasi (1 bentuk pola lantai)

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam pengumpulan data disini dengan menggunakan wawancara terstruktur, yakni dengan pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya dan setiap reponden diberikan pertanyaan yang sama. Sehingga peneliti dapat mengetahui beragam jawaban yang dikemukakan oleh responden sebagai sampel penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bagian dari studi dokumentasi yang menggunakan foto, video, serta dokumen yang menunjang dalam penelitian.


(24)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

Bagan 3.1

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode discovery learning.

H. Teknik Analisis Data

Setelah dilakukannya observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, hasil dari penelitian tersebut digabungkan dan dianalisis untuk mendapatkan hasil yang benar sesuai dengan kebutuhan. Adapun rumus teknik analisis yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

t=

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test (post test – pre test).

Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md) ∑ x 2d = jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sample

Pemahaman unsur-unsur tari

Pengenalan tari kijang

Eksplorasi gerak

Pemahaman unsur ruang dan pola lantai

latihan


(25)

39

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman d.b. = ditentukan dengan N-1

I. Tahap-tahap Penelitian 1. Pra Penelitian

a. Observasi

Observasi dlakukan oleh peneliti untuk melihat dan mengamati bagaimana proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di SMP Negeri 9 Bandung. Kemudian peneliti mendapat gagasan untuk melalukan penelitian.

b. Pengajuan judul

Setelah melakukan observasi pada pembelajaran seni tari yang dilakukan di SMP Negeri 9 Bandung, peneliti mengajukan judul untuk penelitian kepada dewan skripsi dengan judul metode discovery learning dalam pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan pemahaman desain pola lantai siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung.

c. Pembuatan prosposal

Setelah disetujuinya judul yang peneliti ajukan kepada dewan skripsi, peneliti membuat proposal penelitian untuk diajukan dan disahkan oleh dewan skripsi.

d. Menyelesaikan Administrasi Penelitian

Untuk membantu kelancaran peneliti dalam melakukan penelitian tersebut, peneliti menyelesaikan administrasi penelitian seperti surat perizinan kepada pihak sekolah dan jurusan pendidikan seni tari.

2. Pelaksanaan penelitian a. Pengumpulan data


(26)

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti memerlukan data-data yang menunjang untuk menyusun laporan penelitian. Untuk itu peneliti melakukan proses pengumpulan data-data yang diperlukan. b. Pengolahan data

Setelah dilakukannya pengumpulan data dari proses pembelajaran yang dilakukan selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data untuk mendapatkan hasil yang akurat.

c. Penyusunan laporan hasil penelitian

Langkah selanjutnya setelah melakukan penelitian, seluruh kegiatan penelitian tersebut disusun berupa laporan hasil penelitian. Laporan tersebut mencakup kegiatan penelitian yang dilakukan dari awal hingga akhir dan diketahui oleh orang lain, pembimbing agar hasil dari kegiatan penelitian dapat dicek kebenarannya.

d. Penggandaan Laporan Penelitian

Penggandaan laporan dilakukan setelah laporan disetujui oleh berbagai pihak dan telah melalui sidang skripsi. Penggandaan ini melalui tahap-tahap revisi yang dibantu oleh pembimbing.


(27)

Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian yang berjudul Metode Discovery Learning dalam pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan pemahaman desain pola lantai siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung ini dilakukan dengan sampel 34 siswa dari kelas VII-3. Penelitian ini terdiri dari dua rumusan masalah mengenai proses pembelajaran tari menggunakan metode discovery learning dan hasilnya.

Proses pembelajaran tersebut dilakukan dengan 4 kali pertemuan dengan stimulus tari kijang. Kemudian setelah diberikan beberapa materi dan stimulus dengan tari kijang, siswa diarahkan untuk bereksplorasi pola lantai bersama kelompoknya. Pada proses awal yang dilakukan peneliti, siswa kurang begitu paham tentang bagaimana membuat pola lantai, sehingga masih banyak siswa yang merasa kebingungan dalam penyusunan pola lantai. Namun setelah beberapa pertemuan dilakukannya treatment, pemahaman siswa terhadap pola lantai mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama, siswa diberikan materi tentang unsur-unsur tari hingga siswa memahami unsur-unsur tari tersebut. kemudian pada pertemuan kedua, siswa ditugaskan untuk mencari tarian yang bertemakan binatang dan diarahkan pada tari kijang. kemudian siswa ditugaskan untuk mengeksplorasi gerak dari kijang, kemudian menyusunnya menjadi gerak tari. Pada pertemuan ketiga, siswa diberikan pemahaman mengenai ruang, kemudian siswa mengekplorasi benda-benda yang ada diruang kelas, kemudian siswa menyebutkan benda berdasarkan volume dan mengekplorasi pola lantai dari benda tersebut. Pada awalnya siswa hanya dapat membuat 2 buah pola lantai. Kemudian siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan berdiskusi secara kelompok untuk membuat pola lantai. Kemudian siswa ditugaskan untuk menata arah hadap dari pola lantai tersebut. setelah siswa memahami desain pola lantai, siswa mendemostrasikan hasil diskusi pola lantai bersama kelompoknya,


(28)

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode discovery learning, siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Pemahaman pola lantai siswa pun lebih meningkat dari sebelumnya, dapat dilihat dari nilai pretest =60 dan nilai posttest = 74,8. Siswa dapat menciptakan bentuk-bentuk desain pola lantai dan dapat lebih mengembangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran seni tari. Dengan siswa terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran, pemahaman siswa terhadap pola lantai mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan melalui hasil uji t dan tabel signifikasi dari deviasi nilai pretest dan posttest. Hasil dari uji t = 21,1 lebih besar dari nilai t tabel = 2,733,(21,1 ≥ 2,733) sehingga hipotesis nol (Ho) dapat diterima dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa, sehingga siswa dapat lebih mengembangkan potensinya dalam pembelajaran seni tari dan pada pola lantai tari pada khususnya. Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) akan lebih melekat pada siswa lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru ( teacher centered) dengan meniru guru.

B. Rekomendasi

Ada beberapa rekomendasi dari peneliti untuk pembelajaran yang dilakukan di sekolah formal.

1. Guru dapat menggunakan beragam metode lain sebagai alternatif dari metode-metode yang sering digunakan agar proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di sekolah formal tidak lagi dianggap sebagai pembelajaran yang membosankan.

2. Metode discovery learning dapat sebagai metode alternatif dalam proses pembelajaran seni tari agar siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.


(29)

68

Rachmayanti Gustiani, 2013

3. Guru harus memilih materi dan strategi yang tepat kepada siswa agar sesuai dengan karakteristik dan tingkat psikologi siswa.

4. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih lama mengingat materi yang diberikan oleh guru.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Ardjo, Irawati Durban. (2004). Teknik Gerak Tari dan Tari Dasar Sunda. Bandung: PUSBITARI

Komalasari, Heni. (2010). Metodelogi Pengajaran Seni Kreativitas (modul), Seminar Nasional. Bandung

Majid, Abdul. (2006) .PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Masunah, Juju.(2012). Tari pendidikan. UPI Bandung.

P4ST UPI. (2004). Metodologi Pengajaran Seni Talempong dan Tari Piring Minangkabau. Bandung: P4ST UPI

Sagala, Syaiful.(2011). KONSEP DAN MAKNA PEMBELAJARAN, Untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung: Alfabeta

Riyanto, Yatim. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Sopandi, Bandi. (2010). Optimalisasi Kreativitas guru sebagai agen

konservator nilai budaya bangsa, (modul) Seminar nasional. Bandung Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND. Bandung :

Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Syaefudin, Sa’ud, U. dan Syamsuddin Makmun, A. (2009). Perencanaan

Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Yaumi, Muhammad.(2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta : Dian Rakyat.


(31)

Rachmayanti Gustiani, 2013

SUMBER LAIN

Carapedia. (2010). Pengertian dan Definisi Pembelajaran Menurut Para Ahli. [online].Carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_menurut_para_a hli_info507.html.

Muttaqin, Zaki. Macam-macam Metode Guru dalam Mengajar. [online]. Hanyakawan.blogspot.com/2012/09/macam-macam-metode-guru-dalam-mengajar.html?m=1. [1 Juli 2013]

Muttaqin, Zaki. (2010). Metode Deskriptif. [online]. Blog.uinmalang.ac.id/muttaqin/2010/11/28/10. [ 3 November 2012]

Wildasari, Eka. (2006). Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Istiqomah Bandung. [skripsi]. Bandung


(1)

40

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti memerlukan data-data yang menunjang untuk menyusun laporan penelitian. Untuk itu peneliti melakukan proses pengumpulan data-data yang diperlukan. b. Pengolahan data

Setelah dilakukannya pengumpulan data dari proses pembelajaran yang dilakukan selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data untuk mendapatkan hasil yang akurat.

c. Penyusunan laporan hasil penelitian

Langkah selanjutnya setelah melakukan penelitian, seluruh kegiatan penelitian tersebut disusun berupa laporan hasil penelitian. Laporan tersebut mencakup kegiatan penelitian yang dilakukan dari awal hingga akhir dan diketahui oleh orang lain, pembimbing agar hasil dari kegiatan penelitian dapat dicek kebenarannya.

d. Penggandaan Laporan Penelitian

Penggandaan laporan dilakukan setelah laporan disetujui oleh berbagai pihak dan telah melalui sidang skripsi. Penggandaan ini melalui tahap-tahap revisi yang dibantu oleh pembimbing.


(2)

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian yang berjudul Metode Discovery Learning dalam pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan pemahaman desain pola lantai siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung ini dilakukan dengan sampel 34 siswa dari kelas VII-3. Penelitian ini terdiri dari dua rumusan masalah mengenai proses pembelajaran tari menggunakan metode discovery learning dan hasilnya.

Proses pembelajaran tersebut dilakukan dengan 4 kali pertemuan dengan stimulus tari kijang. Kemudian setelah diberikan beberapa materi dan stimulus dengan tari kijang, siswa diarahkan untuk bereksplorasi pola lantai bersama kelompoknya. Pada proses awal yang dilakukan peneliti, siswa kurang begitu paham tentang bagaimana membuat pola lantai, sehingga masih banyak siswa yang merasa kebingungan dalam penyusunan pola lantai. Namun setelah beberapa pertemuan dilakukannya treatment, pemahaman siswa terhadap pola lantai mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama, siswa diberikan materi tentang unsur-unsur tari hingga siswa memahami unsur-unsur tari tersebut. kemudian pada pertemuan kedua, siswa ditugaskan untuk mencari tarian yang bertemakan binatang dan diarahkan pada tari kijang. kemudian siswa ditugaskan untuk mengeksplorasi gerak dari kijang, kemudian menyusunnya menjadi gerak tari. Pada pertemuan ketiga, siswa diberikan pemahaman mengenai ruang, kemudian siswa mengekplorasi benda-benda yang ada diruang kelas, kemudian siswa menyebutkan benda berdasarkan volume dan mengekplorasi pola lantai dari benda tersebut. Pada awalnya siswa hanya dapat membuat 2 buah pola lantai. Kemudian siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan berdiskusi secara kelompok untuk membuat pola lantai. Kemudian siswa ditugaskan untuk menata arah hadap dari pola lantai tersebut. setelah siswa memahami desain pola lantai, siswa mendemostrasikan hasil diskusi pola lantai bersama kelompoknya,


(3)

67

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode discovery learning, siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Pemahaman pola lantai siswa pun lebih meningkat dari sebelumnya, dapat dilihat dari nilai pretest =60 dan nilai posttest = 74,8. Siswa dapat menciptakan bentuk-bentuk desain pola lantai dan dapat lebih mengembangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran seni tari. Dengan siswa terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran, pemahaman siswa terhadap pola lantai mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan melalui hasil uji t dan tabel signifikasi dari deviasi nilai pretest dan posttest. Hasil dari uji t = 21,1 lebih besar dari nilai t tabel = 2,733,(21,1 ≥ 2,733) sehingga hipotesis nol (Ho) dapat diterima dan Hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa, sehingga siswa dapat lebih mengembangkan potensinya dalam pembelajaran seni tari dan pada pola lantai tari pada khususnya. Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student

centered) akan lebih melekat pada siswa lebih lama dibandingkan dengan

pembelajaran yang berpusat pada guru ( teacher centered) dengan meniru guru.

B. Rekomendasi

Ada beberapa rekomendasi dari peneliti untuk pembelajaran yang dilakukan di sekolah formal.

1. Guru dapat menggunakan beragam metode lain sebagai alternatif dari metode-metode yang sering digunakan agar proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di sekolah formal tidak lagi dianggap sebagai pembelajaran yang membosankan.

2. Metode discovery learning dapat sebagai metode alternatif dalam proses pembelajaran seni tari agar siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.


(4)

68

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung

3. Guru harus memilih materi dan strategi yang tepat kepada siswa agar sesuai dengan karakteristik dan tingkat psikologi siswa.

4. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih lama mengingat materi yang diberikan oleh guru.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ardjo, Irawati Durban. (2004). Teknik Gerak Tari dan Tari Dasar Sunda. Bandung: PUSBITARI

Komalasari, Heni. (2010). Metodelogi Pengajaran Seni Kreativitas (modul),

Seminar Nasional. Bandung

Majid, Abdul. (2006) .PERENCANAAN PEMBELAJARAN, Mengembangkan

Standar Kompetensi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Masunah, Juju.(2012). Tari pendidikan. UPI Bandung.

P4ST UPI. (2004). Metodologi Pengajaran Seni Talempong dan Tari Piring

Minangkabau. Bandung: P4ST UPI

Sagala, Syaiful.(2011). KONSEP DAN MAKNA PEMBELAJARAN, Untuk

membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung:

Alfabeta

Riyanto, Yatim. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.

Sopandi, Bandi. (2010). Optimalisasi Kreativitas guru sebagai agen

konservator nilai budaya bangsa, (modul) Seminar nasional. Bandung

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Syaefudin, Sa’ud, U. dan Syamsuddin Makmun, A. (2009). Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Yaumi, Muhammad.(2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta : Dian Rakyat.


(6)

Rachmayanti Gustiani, 2013

Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung

SUMBER LAIN

Carapedia. (2010). Pengertian dan Definisi Pembelajaran Menurut Para Ahli. [online].Carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_menurut_para_a hli_info507.html.

Muttaqin, Zaki. Macam-macam Metode Guru dalam Mengajar. [online]. Hanyakawan.blogspot.com/2012/09/macam-macam-metode-guru-dalam-mengajar.html?m=1. [1 Juli 2013]

Muttaqin, Zaki. (2010). Metode Deskriptif. [online]. Blog.uinmalang.ac.id/muttaqin/2010/11/28/10. [ 3 November 2012]

Wildasari, Eka. (2006). Penerapan Model Discovery Learning dalam

Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Istiqomah Bandung. [skripsi]. Bandung