REKONTRUKSI TARI KEMPRONGAN DI DESA SIDARAJA KECAMATAN CIAWI GEBANG KABUPATEN KUNINGAN.

REKONTRUKSI TARI KEMPRONGAN DI DESA SIDARAJA
KECAMATAN
CIAWI GEBANG KABUPATEN KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Seni Tari

Oleh:
Meliathesa Dianti
1000010

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014

HakCipta

REKONTRUKSI TARI KEMPRONGAN DI DESA SIDARAJA

KECAMATAN
CIAWI GEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Oleh
Meliathesa Dianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Meliathesa Dianti2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulisan

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK
Judulpenelitianadalah“
RekonstruksiTariKemprongan
Di
DesaSidarajaKecamatanCiawigebangKabupatenKuningan”,
dengantunjuanuntukmengkajitariKempronganpadaawalnyadanmenemukanrekonst
ruksi.Metode
yang

digunakanadalahmetodedeskriptifanalisisdenganpendekatankualitatif.Lokasipeneli
tiandiDesaSidarajaKecamatanCiawigebangKabupatenKuningan.TemuanawaltariK
empronganbrerfungsisebagaihiburanpadaupacara
ritual
panenpadi,
yang
ditampilkanolehseorangpenaribernamaIcih yang saatiniberusia 70-an. Padatahun
2011
di
rekonstruksiolehsalahseorangpenerusnya.
PenelitianinimenemukanbahwatariKemprongan
yang
awalnyaberfungsisebagaihiburanpribadipadaupacarasetelahselesaipanenpadi,
setelah
di
rekonstruksiberfungsisebagaisenipertunjukan.Denganadanyaperubahanperkemban
ganzamantariKempronganbisadikatakansalahsatukeseniankhaskuningan
yang
telahpunah.Akan
tetapiuntukmengembalikankembalieksistensidankeberadaantarikemprongan,

kiniTariKemprongantelah
di
rekonstruksi.Geraktari
yang
awalnyahanyadalambentukgerakimprovisasikinitelahtersusundanmemilikipakempakem.AwalnyatariKempronganberfungsisebagaihiburanpribadi,
setelah
di
rekonstruksiberfungsisebagaisenipertunjukan.

i
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK
The title of research is kemprongan dance reconstruction in the village of brass
sidarajaciawigebang sub-district, district with tunjuankemprongan to study dance at first
and find reconstruction. Descriptive method used is a method of analysis with a
qualitative approach. The location of research in the village sidarajaciawigebang subdistrict brass. District the preliminary findings kemprongan dance ritual ceremony as

entertainment in the rice harvest shown by a dancer named icih who now aged 70s. In
2011 in reconstruction by one of his successors. This study found that dance kemprongan
originally serves as a personal entertainment in a ceremony after the harvest rice in the
reconstruction after performing arts. Serves asWith the change in the development of
the days of dance kemprongan it can be one of the distinctive art of brass that has been
extinct. But back to restore its existence and the existence of dance kemprongan, now
has in the reconstruction. Kemprongan dance motion dance originally only in the motion
of improvisation and have now has been arrayed cultural rulls. Originally dance

kemprongan serves as personal entertainment in reconstruction after serves as
performing arts.

Keywords: Reconstruction, Kemprongan dance

i
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Jawa Barat merupakaan salah satu provinsi di Indonesia sebagai pusat
perkembangan sebagai sektor pembangunan, seperti pemerintahan, ekonomi,
pendidikan dan kesenian. Jawa Barat memiliki keanekaragaman budaya yang
melahirkan beberapa jenis kesenian sebagai ciri budaya masyarakat, salah satunya
adalah kesenian yang lahir di kalangan rakyat itu sendiri. Hal ini menunjukkan
beragam pula jenis kesenian yang dimiliki tiap-tiap daerah. Salah satu di
antaranya kesenian yang bersifat tradisi. Kesenian serta adat istiadat suatu daerah
akan berbeda pula satu dengan yang lainnnya. Keberadaan kesenian tradisi erat
kaitannya dengan kondisi lingkungan,

perekonomian,

mata pencaharian

masyarakat, dan sebagainya.
Masyarakat pedesaan yang memiliki lahan atau ladangnya, memanfaatkan

lingkungannya dengan cara bertani sebagai mata pencahariannya. Kesenian dan
adat istiadatnya pun berhubungan erat dengan pertanian tersebut, begitu juga
upacara – upacara permohonan akan kesuburan lahan garap atau tanah dan
upacara persembahan hasil panen para petani. Sebagaimana disebutkan oleh R.M
Soedarsono (2002, hlm.170) dalam tulisannya: “bahwa setiap zaman, setiap
kelompok etnis, serta setiap lingkungan masyarakat, mempunyai berbagai bentuk
seni pertunjukan yang memiliki fungsi primer dan sekunder yang berbeda “.
Secara garis besar Soedarsono menyatakan bahwa seni pertunjukan memiliki tiga
fungsi primer, yaitu sebagai sarana upacara, sebagai ungkapan pribadi dan sebagai
presentasi etnis.
Setiap lingkungan dalam bentuk seni pertunjukan pasti memiliki ciri
budayanya masing-masing. Ciri budaya merupakan salah satu pertunjukan seni
yang didalamnya memiliki nilai dan adat istiadat yang dianut serta dipertahankan
oleh masyarakat sekitar maka tarian yang hampir punah harus kita jaga dan

1
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


2

lestarikan. Upaya dalam menjaga dan melestarikan kesenian rakyat tersebut agar
tetap tumbuh dan berkembang perlu diadakannya suatu rekonstruksi.
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, „Rekonstruksi„ berasal dari kata
„Re‟ dan „Konstruksi‟. „Re‟ artinya berulang-ulang, kembali, sedangkan
„Kontruksi‟ mempunyai arti susunan, model, tata letak suatu bangunan. (Moeliono
Anton, 1990, hlm.457). Rekonstruksi mengandung makna membangun kembali,
menyusun kembali, menata ulang sesuatu yang telah hancur, telah punah atau
telah tiada. Menurut Rezdy Tofan Bhaskara (2008, hlm.3) dalam tulisannya
“Rekonstruksi Kesenian Langka” dikatakan bahwa sebagai berikut,
Untuk membangkitkan kembali kesenian-kesenian tradisonal yang sudah
lama terdengar kabar beritanya, tidak ada jalan lain yang bisa dilakukan
selain melakukan rekonstruksi. Sayang proses rekonstruksi ini tidak
selamanya berjalan mulus. Seringkali seniman-seniman yang pernah jadi
pelaku aktif kesenian itu seluruhnya sudah meninggal dunia, sehingga
pihak-pihak yang melaksanakan aktivitas rekonstruksi itu kehilangan
pijakan. Kehilangan sumber referensi utama sebagai titik awal untuk
memulai pekerjaan. Kalau proses rekonstruksi dilakukan ketika pelaku

aktif kesenian itu masih hidup, semuanya jadi lebih mudah. Lain
persoalannya jika senimannya sudah tidak ada, proses rekonstruksi bisa
memakan waktu sangat panjang dan belum tentu berakhir dengan hasil
yang memuaskan. Harus ada penelitian yang mendalam.
Tari merupakan salah satu bentuk pada seni pertunjukan yang diminati dan
banyak di gemari tidak hanya didalam negeri melainkan telah dikenal di seluruh
penjuru dunia. Adapun definisi tari menurut Hawkins menyatakan bahwa:”tari
adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk
melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai
ungkapan si pencipta” (Hawkins: 1990, hlm.2). Adapun definisi tari menurut La
Mery dalam bukunya Dance Compotition mengatakan bahwa:” ekspresi yang
berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan”.
Dapat disimpulkan bahwa tari merupakan satu kesatuan gerak yang indah yang di
dalamnya bisa terkandung suatu imajinasi atau ekspresi jiwa seseorang yang
dituangkan dalam bentuk gerakan.

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


3

Tari tradisional selalu

berkembang mengikuti perubahan zaman yang

sesuai dengan kehidupan masyarakat sekitar, secara bergenerasi atau berkembang
secara turun temurun sebagai salah satu kesenian rakyat budaya masyarakat
lingkungannya.
Kesenian rakyat merupakan bagian dari kebudayaan masyarakaat
tradisional yang mempunyai ciri khas dari masyarakat itu sendiri, mereka selain
sebagai pencipta biasanya sebagai penikmat. Dari pernyataan tersebut, kita semua
tahu betapa kaya dan luar biasanya seni pertunjukan Jawa Barat sebagai
contohnya adalah jaipongan, tari kreasi baru, tari tayub, pencak silat, tari topeng
Cirebon.
Jawa Barat sangat kaya dengan kesenian rakyatnya, salah satu contohnya
daerah Kuningan yang memiliki banyak Kesenian Rakyat baik yang berkembang
maupun yang hampir punah. Kuningan merupakan salah satu kabupaten yang
terletak di ujung timur Provinsi Jawa Barat, Berbatasan dengan Propinsi Jawa
Tengah, tepatnya di bagian Timur kaki Gunung Ciremai, memiliki/membawahi
tiga puluh dua kecamatan. Secara geografis wilayahnya merupakan perbukitan
dengan areal perbukitan yang subur, sehingga sebagian besar mata pencaharian
penduduknya bertani. Kondisi demikian melatar belakangi lahirnya berbagai jenis
kesenian tradisional yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan agraris.
Menurut Bapak Upen Supendi sebagai sesepuh kesenian di daerah setempat, di
Kuningan tercatat ada 27 jenis kesenian tradisional. Jenis-jenis kesenian tersebut,
diantaranya: angklung buncis, babarit, beluk, benta-benti, calung, cingcowong,
degung, gamelan monggang, gambyung, ganjring, goong renteng, hadroh, kawin
cai, kuda lumping, kemprongan, kliningan jaipongan, mamaca, pantun, pesta
dadung, qosidah, reog, rudat, sintren, tayuban, taru buyung dan wayang golek.
(wawancara, 05 Juli 2014).
Kesenian pada satu daerah merupakan aset kebudayaan bangsa, sebagai
penunjang kebudayaan Nasional, oleh karena itu di perlukan pelestarian dan
pengembangannya. Tidak sedikit kesenian tradisional itu mulai ditinggalkan oleh
masyarakat penggemarnya. Kemajuan teknologi dan derasnya arus globalisasi
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

sangat mempengaruhi pola hidup masyarakat dan kebudayaannya. Demikian pula
kesenian tradisional semakin lama akan tergeser oleh kesenian lain yang sesuai
dengan zamannya. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan pudar atau punah.
Padahal kesenian tradisional yang hidup dan berkembang di masyarakat yang ada
di daerah memiliki nilai-nilai sosial yag tinggi, karena di samping dapat berfungsi
sebagai sarana upacara dan hiburan, juga dapat memupuk rasa kebersamaan,
senasib sepenanggungan.
Berdasarkan uraian di atas dan berpijak pada kenyataan yang ada, peneliti
merasa tergugah untuk turut serta merangsang kehidupan kesenian tradisional dan
merasa tertarik untuk mengangkat kesenian yang ada di Kabupaten Kuningan.
Adapun jenis kesenian yang menjadi objek penelitian adalah kesenian yang
berfungsi sarana hiburan pada acara upacara ritual persembahan setelah selesai
panen padi yang ada di Desa Sidaraja Kecamatan Ciawigebang Kabupaten
Kuningan yang bernama Tari Kemprongan.
Tari kemprongan merupakan aset budaya tradisional daerah Kuningan
akan tetapi eksistensi tarian ini sudah mulai punah bahkan sudah 30 tahun tari
kemprongan ini tidak dibudayakan kembali karena adanya arus modernisasi,
selain itu tarian ini telah lama ditinggalkan oleh pelakukanya, maka dari itu tari
kemprongan hampir tidak bisa berkembang.
Kesenian tradisional tari kemprongan ini kini diangkat kembali oleh Ibu
Icih dan Bapak Upen kemudian dipopulerkan gerak tari kemprongan oleh Ibu euis
dan Bapak Nanu, sampai akhirnya di daerah kuningan tari kemprongan diakui
kembali keberadaannya. Bapak Upen Supendi atau biasa di panggil Bapak Upen
Sasmita dan Ibu icih yang sekarang menjadi sesepuh tari kemprongan, dulu bapak
Upen Sasmita seorang pangrawit yang masa kecilnya selalu ikut serta mengiringi
tari kemprongan, sedangkan ibu icih sebagai pelaku tari kemprongan. Dulu siapa
saja yang ingin mengikuti dan ikut serta sebagai pelaku tari kemprongan ini tidak
dituntut dia bisa menari dan bermain alat musik sebagus mungkin, siapapun bisa
ikut sebagai pelaku di kesenian tari kemprongan ini. Dengan demikian, tidak ada
persyaratan khusus yang harus dimiliki oleh pelaku tari kemprongan ini, yang
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

terpenting adalah serius dan memiliki jiwa seni yang tinggi sehingga dapat
menjaga dan melestarikan tari kemprongan.
Tari Kemprongan memiliki daya tarik tersendiri. Pada awalnya tari
kemprongan merupakan bentuk tarian yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur
masyarakat setelah selesai panen padi. Tari Kemprongan biasanya dilakukan di
bawah pepohonan dan lapangan terbuka dengan cahaya hanya menggunakan
oncor atau obor. Tarian ini tidak hanya dinikmati dari segi estetikanya saja,
namun sering kali dijadikan ajang mencari jodoh. Kebanyakan penari yang
disebut ronggeng, masih gadis atau sudah janda. Untuk dapat memikat calon
pasangannya, terlebih dahulu ronggeng diberi minyak wewangian oleh pupuhu.
Tari Kemprongan awalnya hanya tarian-tarian yang dilakukan sesuka hati,
masyarakat desa Sidaraja biasa menyebutnya tarian „saprungna atau sawilasana‟.
Dalam kamus basa Sunda ‘saprungna’ yang artinya bebas, suka-suka, tidak
beraturan, sedangkan sawilasana yang artinya suka rela. (Danadibrata, R.A.
2006). Tari kemprongan di desa Sidaraja awalnya dijadikan sebagai sarana ritual
dan hiburan yang di pertontonkan hanya pada masyarakat lingkungan sekitar.
Seiring dengan perubahan zaman maka bergeser pula sistem nilai dan pola
pikir yang dianut oleh masyarakat. Hal ini rupanya telah mempengaruhi pula pada
keberadaan pertunjukan seni dalam masyarakat pendukungnya. Persaingan di
lingkungan masyarakat terhadap seni pertunjukan dalam masyarakat lebih sering
terjadi. Masyarakat Desa Sidaraja yang pada awalnya mempunyai tujuan dan
kebutuhan hidup cenderung sama, dengan adanya perubahan zaman menjadi
masyarakat yang lebih heterogen, akibatnya sistem nilai yang dianutpun lebih
beragam. Dengan keberadaan ini pula yang telah mengubah posisi dan peranan
setiapa aspek kehidupan masyarakat. Seperti halnya dengan kehadiran
pertunjukan Tari Kemprongan diberbagai peristwa hidup masyarakat Sidaraja.
Perubahan pada nilai tidak akan bermasalah apabila nilai tersebut berakar
dari kebudayaan setempat. Awalnya Tari Kemprongan merupakan kesenian yang
sangat berperan dalam masyarakat, tetapi tidak menutup kemungkinan karena
kehadirannya berkaitan dengan fungsi ritual.
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Fenomena transmisi tari kemprongan merupakan hal yang menarik untuk
dikaji. Beberapa jenis pertunjukan hilang karena tidak ada pewaris, hal itu bisa di
sebabkan oleh perubahan dibidang politik, ekonomi, dan bias disebabkan karena
tidak adanya langkah pewarisan kepada keturunan atau anaknya. Sesuai dengan
paparan R.M Soedarsono yang sangat menarik tentang perkembangan seni
pertunjukan Indonesia dari masa ke masa sebagai berikut :
Adapun penyebab dari hidup-matinya sebuah pertunjukan ada bermacammacam. Ada yang di sebabkan oleh perubahan yang terjadi di bidang
politik, ada yang di sebabkan oleh masalah ekonomi,ada yang karena
terjadi perubahan selera masyarakat penikmat, dan ada pula yang karena
tidak mampu bersaing dengan bentuk-bentuk pertunjukan yang lain. Selain
itu, perkembangan seni pertunjukan bias pula dilihat dari siapa yang
menjadi penyandang dana produksinya.
Ibu icih sebagai pewaris tari kemprongan tidak memiliki pewaris
selanjutnya, dikarenakan keturunan dari ibu icih itu sendiri kurang berperan dalam
bidang seni akan tetapi lebih berperan sebagai petani. Secara geografis
wilayahnya merupakan perbukitan dengan areal perbukitan yang subur, sehingga
sebagian besar mata pencaharian penduduknya bertani. Oleh sebab itu Tari
Kemprongan sangat sulit untuk diwariskan.
Gerak Tari Kemprongan kini telah direkonstruksi oleh Ibu Elis dan Bapak
Nanu pada tahun 2008. Tari Kemprongan direkonstruksi dalam bentuk
penyajiannya dan geraknya. Dulu tari kemprongan berfungsi sebagai hiburan
setelah upacara ritual persembahan setelah selesai panen padi, kali ini tari
kemprongan berfungsi sebagai sarana hiburan dan tontonan saja tidak
mengandung magis atau ritual. Namun sebenarnya terdapat hal unik yang belum
terkupas. Untuk itu melalui pebelitian akan lebih mengkaji mengenai sistem
Rekonstruksi Tari Kemprongan.
Tujuan

utama

dari

Rekonstruksi

yang

dilakukan

tidak

hanya

mendokumentasikan kesenian. Lebih jauh proses rekonstruksi dapat meneliti
bagaimna gerak dan bentuk penyajian tari itu sendiri, karena rekonstruksi itu
sendiri mengandung membangun kembali atau menata ulang serta menampilkan

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

kembali tradisi yang sudah punah. Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Rekonstruksi Tari
Kemprongan di Desa Sidaraja, Kecamatan Ciawi Gebang, Kabupaten
Kuningan karena ingin mengetahui bagaimana

tari kemprongan tersebut.

Dengan harapan, rekonstruksi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

B. Rumusan Masalah
Tari Kemprongan merupakan kesenian rakyat yang berada di Desa
Sidaraja Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan. Seiring dengan adanya
perubahan Zaman maka bergeser pula sistem pola pikir masyarakat terhadap
kesenian Tari Kemprongan, sehingga menjadi suatu fenomena yang menyedihkan
bagi sebagian masyarakat Kota Kuningan. Dimana, masih adanya sebagian
masyarakat yang belum mengetahui seperti apa Tari Kemprongan.
Tari Kemprongan mengalami perubahan baik dari struktur penyajiannya
maupun maknanya dalam masyarakat. Hal ini disebabkan adanya arus
modernisasi dan pola pikir serta kebutuhan masyarakatnya. Oleh sebab itu perlu
diadakannya satu rekonstuksi pada tari kemprongan itu adalah salah satu upaya
agar tari kemprongan dapat berkembang.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam
penelitian harus dibatasi agar tidak teralalu meluas dan tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam pembahasan. Maka peneliti merumuskan permasalahan ke
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur koreografi Tari Kemprongan sebelum di rekonstruksi?
2. Bagaimana gerak Tari Kemprongan yang sudah di rekonstruksi ?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan data
dan informasi tentang Rekonstruksi Tari Kemprongan di Desa Sidaraja
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Kecamatan Ciawigebang

Kabupaten

Kuningan.

Secara

Khusus

peneliti

merumuskan tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan struktur koreografi Tari Kemprongan.
2. Mendeskripsikan gerak Tari Kemprongan yang sudah direkonstrusi.

D. Manfaat Penelitian
Dengan kembalinya tari kemprongan yang berada di Desa Sidaraja,
Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan. Diharapkan dapat memberikan
saran yang bermanfaat terutama :
1. Bagi Peneliti
Mengetahui bahwa di Kabupaten Kuningan terdapat tari kemprongan yang
berfungsi sebagai saran hiburan dan awalnya sebagai saran hiburan pada upacara
ritual untuk penghormatan kepada Maha Kuasa atas rasa syukur masyarakat
setempat setelah selesai panen. Selain itu dengan adanya penelitian ini, dapat
memberikan wawasan yang luas serta beberapa pengalaman, terutama
pengalaman melakukan peneitian mengenai Tari Kemprongan di Desa Sidaraja,
Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan.
2. Bagi Lembaga UPI
Penelitian ini akan memberikan konstribusi untuk menambah sumber
pustaka, serta menambah salah satu deskripsi kesenian sebagai bahan referensi,
apresiasi dan menambah wawasan tentang kesenian yang ada di daerah masingmasing
3. Bagi Pembaca
Penelitian ini mampu memperkenalkan kembali serta memberikan
informasi

tentang tari kemprongan yang ada di Desa Sidaraja, Kecamatan

Ciawigebang, Kabupaten Kuningan serta seluruh masyarakat.
4. Bagi Pemerintah Setempat
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

Menambah pendokumentasi kesenian yang ada di daerah kuningan, selain
itu lebih membangkitkan kembali tari kemprongan di masa sekarang.

E. Struktur Organisasi Skripsi
Sehubungan dengan masalah yang telah diuraikan di atas, agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengertian kata, maka peneliti memaparkan struktur
organisasi untuk memperoleh pemaknaan yang sama dalam mempersepsikan
istilah yang dimaksud dalam penelitian. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang
terdiri dari Judul, halaman pengesahan, pernyataan tentang keaslian karya ilmiah,
kata pengantar, daftar lampiran. Bab 1 pada sekripsi ini pendahuluan yang
memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan struktur organisasi skripsi. Pada bab II membahas tentang teoriteori yang menguatkan terhadap penelitian. Teori-teori ini terdiri dari penelitian
terdahulu dan teori-teori yang akan di gunakan dalam penelitian, sedangkan teori
yang di pergunakan terdiri dari teori rekonstruksi tari, sekelumit tentang kajian
antropologi dengan pendekatan sinkronis, teori fungsi dan koreografi tari.
Pemabahas pada bab III yaitu uraian tentang metode penelitian yang terdiri dari
lokasi dan subyek penelitian, metode penelitian, instrument penelitian, tahapan
penelitian, serta analisis data. IV merupakan uraian tentang hasil penelitian serta
analisis penelitian terhadap hasil penelitian. Untuk bab V yaitu bab terakhir yang
berisi kesimpulan penelitian serta rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil
penelitian. Pada bagian akhir skripsi ini dilengkapi dengan daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.

F. Asumsi
Rekonstruksi Tari Kemprongan telah dilakukan oleh Ibu Elis dan Bapak
Nanu, hal ini sangat penting untuk menjaga eksistensi suatu seni tradisional rakyat
yang ada di Desa Sidaraja Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kunginan sebagai
media ungkap adanya pendidikan moral spiritual.

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN
Rosdy Ruslan (2003, hlm.24) mengungkapkan “Metode merupakan
kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk
memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan
jawaban yang dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk ke
absahannya”.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kesenian Tari
Kemprongan yang selanjutnya dideskripsikan dengan mempelajari, menelaah, dan
mengamati perkembangan kesenian Tari Kemprongan yang ada di Desa Sidaraja
Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan, penelitian ini menggunakan
metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif.

A. Lokasi dan Objek Penelitian
a) Lokasi Penelitian
Adapun subjek pnelitian yang diambil adalah Tari Kemprongan yang
berada

di

daerah

Kuningan.

Dilalakukannya

penelitian

terhadap

Tari

Kemprongan, peneliti merasa tertarik pada tarian ini selain itu Tari Kemprongan
adalah salah satu tarian yang melewati rekonstruksi. Tari Kemprongan memiliki
daya tarik tersendiri. Pada awalnya Tari Kemprongan merupakan bentuk tarian
yang di lakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat setelah selesai panen padi
selain itu tarian ini tidak hanya dinikmati dari segi estetikanya saja, namun sering
kali dijadikan ajang mencari jodoh, selain itu tarian ini merupakan salah satu
tarian berasal dari kuningan yang di rekonstruksi, keunikan lainnya,

dari

narasumber utama yaitu Upen Supendi dan icih, beliau salah satu pelaku dan
penerus Tari Kemprongan yang ada di Kuningan, sehingga peneliti akan
mendapatkan data-data yang relevan dari narasumber utama. Dengan demikian
peneliti memilih sampel yang terpilih atau purposive sample. Teknik sampling ini

19
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara menentukan karakteristikkarakteristik yang akan dijadikan objek.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam proses penelitian adalah pendekatan
Kualitatif. Menurut Muhammad Nazir (1986) bahwa, “Suatu pendekatan dalam
melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang alamiah, maka
sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa
dilakukan labolatorium melainkan harus terjun di lapangan”. Penelitian Kualitatif
digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui makna atau ciri khas yang
tersembunyi, memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Dalam memecahkan suatu masalah penelitian harus memeperoreh metode
atau pendekatan yang tepat. Maka dari itu kedudukan metode dalam sebuah
penelitian ilmiah sangatlah penting untuk dilakukan, karena tanpa menggunakan
sebuah metode, tujuan dari penelitian tersebut tidak akan tercapai. Sehubungan
dengan apa yang telah dipaparkan diatas, menurut Rosdy Ruslan (2003, hlm.24)
mengemukakan:
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan cara kerja (sistematis)
untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk
menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan
termasuk ke absahan.

Di dalam penelitia ini, menggunakan metode deskriftif analisis, dan
menggunakan kajian antropologi dengan pendekatan sinkronis. Metode deskriftif
analisis ini merupakan metode kepenulisan yang digunakan untuk membahas
suatu permasalahan dengan cara meneliti, mengolah data, menganalisis,
mendeskripsikan data-data atau fakta untuk dianalisis selanjutnya. Kegiatan
analisis ini bertujuan untuk lebih memahami suatu fakta-fakta yang akan di
temukan di lapangan yang nantinya bisa menjawab rumusan masalah yang
tercantum dalam sebuah penelitian ini.
Pada kesempatan kali ini peneliti mengkaji Tari Kemprongan dengan
menggunakan pendekatan sinkronis. Kajian penelitian ini memfokuskan pada
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

bagian perkembangan kebudayaan dan rekonstruksi tarian yang akan di teliti.
Sinkronis merupakan salah satu ilmu yang digunakan untuk mengkaji dalam
perkembangan budaya dalam berbagai peristiwa serta efek atau dampaknya
terhadap pengguna dan lingkungan sekitar. Teori fungsi digunakan untuk
mengkaji dalam fungsi-fungsi seni yang ada pada seni pertunjukan. Sedangkan
teori koreografi digunakan untuk mengkaji struktur gerak dan gerak tari yang
telah di rekonstruksi.
C. Definisi Operasional
Sehubungan dengan masalah yang telah diuraikan di atas, agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengertian kata, maka peneliti memaparkan definisi
operasional untuk memperoleh pemaknaan yang sama dalam mempersiapkan
istilah yang di maksud dalam penelitian ini. Berdasarkan alasan tersebut,
penelitian mendefinisikan rekonstruksi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
„Rekonstruksi„ berasal dari kata „Re‟ dan „Konstruksi‟. „Re‟ artinya berulangulang, kembali, sedangkan „Kontruksi‟ mempunyai arti susunan, model, tata letak
suatu bangunan. ( Moeliono Anton, 1990, hlm.457). Rekonstruksi mengandung
makna membangun kembali, menyusun kembali, menata ulang sesuatu yang telah
hancur, telah punah atau telah tiada. Menurut Rezdy Tofan Bhaskara (2008,
hlm.3) dalam tulisannya “ Rekonstruksi Kesenian Langka” dikatakan bahwa
sebagai berikut:
Untuk membangkitkan kembali kesenian-kesenian tradisonal yang sudah
lama terdengar kabar beritanya, tidak ada jalan lain yang bisa dilakukan
selain melakukan rekonstruksi. Sayang proses rekonstruksi ini tidak
selamanya berjalan mulus. Seringkali seniman-seniman yang pernah jadi
pelaku aktif kesenian itu seluruhnya sudah meninggal dunia, sehingga
pihak-pihak yang melaksanakan aktivitas rekonstruksi itu kehilangan
pijakan. Kehilangan sumber referensi utama sebagai titik awal untuk
memulai pekerjaan. Kalau proses rekonstruksi dilakukan ketika pelaku
aktif kesenian itu masih hidup, semuanya jadi lebih mudah. Lain
persoalannya jika senimannya sudah tidak ada, proses rekonstruksi bisa
memakan waktu sangat panjang dan belum tentu berakhir dengan hasil
yang memuaskan. Harus ada penelitian yang mendalam.

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

Rekonstruksi Tari Kemprongan merupakan kesenian tradisional yang telah
punah yang berada di Desa Sidaraja Kecamatan Ciawigebang Kabupaten
Kuningan dan kini di angkat kembali kemudian dijadikan salah satu sarana
hiburan sebagai tontonan. Gerak Tari Kemprongan ini di rekonstruksi oleh Ibu
Elis dan Bapak Nanu.

D. Instrument Penelitian
Pada dasarnyaa meneliti yaitu melakukan sebuah pengukuran, maka dalam
hal ini harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrument penelitian. instrument penelitian adalah alat yang di
gunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah atau
mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data-data secara
sistematis serta objektif dengan tujuan memecakan suatu persoalan.
Adanya instrument atau alat serta fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam pengumpulan data, agar lebih mudah dalam bekerja dan hasil yang di dapat
lebih baik, jelas, lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga data lebih mudah
untuk diolah. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian berupa pedoman
wawancara, observasi, rekaman, dan kamera foto yang mempermudah
mendapatkan data-data tentang rekonstruksi tari kemprongan dalam segi konteks
tekstual dan kontekstual sebagai objek yang akan diteliti. Penelitian ini
menggunakan beberapa instrument, yaitu lembar panduan, observasi, pedoman
wawancara, pedoman studi pustaka.
1. Lembar Panduan Observasi
Lembar panduan observasi ini digunakan untuk menganalisis mengenai
sejarah perkembangan Tari Kemprongan. Peneliti akan mengobservasi tentang
struktur gerak tari Kemprongan sebelum direkonstruksi dan gerak Tari
kemprongan yang telah di rekonstruksi. Adapun langkah-langkah dalam lembar
panduan observasi sebagai berikut.
a. Sumber
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

Observasi mengenai sumber yang dimaksud adalah observasi awal yang
dilakukan dengan cara meneliti beberapa sumber tertulis untuk mendapakan datadata awal. Sumber-sumber yang berkaitan dengan materi yang diteliti terdapat
dalam skripsi, buku, dan internet.

b. Observasi karakteristik gerak
Observasi mengenai gerak karkteristik gerak yang dimaksud adalah untuk
mengamati gerak tari Kemprongan menurut penari awalnya dan gerak tari
Kemprongan yang telah di rekonstruksi dengan menggunakan kamera fhoto.
2. Pedoman Wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk mendapatan data dan informasi
tentang Tari Kemprongan. Peneliti akan mewawancarai sesepuh tari kemprongan,
dan yang telah merekonstruksi tari kemprongan untuk mengetahui gerak tari
menurut penari awalnya dan gerak tari yang telah di rekonstruksi pada Tari
Kemprongan. Dalam wawancara tentunya peneliti memberikan beberapa
pertanyaan untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan yang peneliti ajukan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut peneliti ajukan sebagai salah satu data yang
peneliti butuhkan pada proses penyusunan skripsi ini. Adapun proses wawancara,
peneliti mengacu pada pedoman wawancara yang telah peneliti buat. Pertanyaan
tersebut berbebtuk pertanyaan-pertanyaaan mengenai tari Kemprongan.

3. Pedoman Studi Dokumen
Pedoman dokumentasi merupakan instrument untuk teknik dokumentasi.
Pedoman dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah visual. Selain
itu data diperoleh dari sumber buku, skripsi, dan wawancara dengan narasumber
pada observasi tarian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan kepada metode yang di
gunakan, agar data yang diinginkan dapat diperoleh secara lengkap dari lapangan.
Dalam pengumpulan data ini tentunya diperlukan suatu pengamatan yang bukan
sekedar menatap atau memperhatikan, kajian atau pengalaman lewat kasat mata
saja, akan tetapi dengan menggunakan metode yang relevan dengan sifat
penelitian.
Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah bentuk kegiatan meneliti
kembali, catatan-catatan yang diperoleh peneliti untuk mengetahui apakah data
dan informasi itu sudah tepat untuk menyimpulkan kebenaran yang dapat
depergunakan untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan
data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan:
1. Observasi
Observasi merupakan usaha dasar untuk memngumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis. Seperti yang diungkapkan oleh Hasanuddin (dalam
yuliawan kasmahidayat 2010, hlm.63) mengemukakan bahwa:
Observasi bertujuan mengamati dan mendengar dalam rangka memahami,
mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial ( perilaku, kejadiankejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbol tertentu), selama beberapa waktu
tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi.

Dari pemaparan di atas bahwa observasi diperlukan dalam sebuah
penelitian, guna untuk memproses pengamatan dalam sebuaah pengumpulan datadata yang akan disusun. Adapun sebuah observasi dapat dilakukan secara
langsung maupun secara tidak langsung. Pengamatan secara langsung dapat
dilakukan pada saat penelitian berlangsung dan pengamatan secara tidak langsung
dapat di lakukan setelah penelitian berlangsung dengan mengamati hasil yang
diperoleh baik berupa gambar, video ataupun rekaman suara, yang di gunakan
sebagai alat bantu dalam melakukan sebuah penelitian seperti kamera video, dan
kamera poto, dalam melakukan sebuah penelitian tidak hanya mengandalkan
pengamatan lewat kasat mata saja. Observasi dalam sebuah peneelitian tentunya
bagian terpenting untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dan bertujuan untuk
mengadakan pengamatan secara objektif.
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

Pada penelitian ini, observasi yang digunakan adalah observasi secara
langsung, tujuan dari observasi tersebut dilakukan secara langsung untuk
mengetahui bagaimna sejarah tari kemprongan dan bentuk penyajian awalnya.
Tujuan selanjutnya dari observasi secara langsung yaitu untuk meihat dan
mengamati bagai mana gerak tari pada awalnya. Dalam penelitian ini, observsi
dilakukan di kediaman Bapak Upen dan Ibu Icih.
Kemudian observasi selanjutnya peneliti melihat dan mengamati gerak
yang telah di rekonstruksi yang dilakukan oleh ibu Elis salah satu yang telah
merekonstruksi tari Kemprongan. Peneliti bertujuan untuk memahami dan
mengetahui secera langsung mengenai Struktur gerak dan gerak tari yang telah di
rekonstruksi pada tari kemprongan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan penelitian langsung, yang dilakukan
langsung dengan mengungkapkan berbagai macam pertanyaan dengan pedoman
wawancara yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan wawancara itu sendiri.
Pada penelitian ini, metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai
langsung dan bentuk tanya jawab ditunjukan kepada narasumber yang mengetahui
dan terlibat langsung dengan objek yang di teliti yaitu tari kemprongan. Adapun
wawancara tersebut ditujukan kepada responden utama yaitu Bapak Upen Supendi
selaku pimpinan dan sesepuh tari kemprongan, kedua Ibu Icih selaku penari awal
sekaligus sesepuh tari kemprongan, hal yang ditanyakan mengenai sejarah tari
kemprongan dan bagaimana gerak tari kemprongan pada awalnya. Narasumber ini
merupakan narasumber utama untuk peneliti memperoleh data-data yang
mendukung penelitian yang dilakukan.
Wawancara kedua yaitu kepada Ibu Elis yang telah merekonstruksi tari
Kemprongan. Wawancara yang dilakukan kepada Ibu Elis mengenai gerak tari
Kemprongan yang sudah di rekonstruksi. Pada saat melakukan wawancara,
penelitian berpedoman pada pedoman wawancara yang telah disiapkan agar lebih
berfokus kepada masalah yang sedang diteliti. Wawancara dilaksanakan dengan

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

efektif, artinya dalam waktu sedikit dapat memperoleh data yang lengkap, dengan
bahasa yang jelas dan terarah.
3. Studi Dokumen
Dokumentasi adalah salah satu cara melihat data-data, dokukmendokumen yang ada serta untuk mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dan berkaitan dengan penelitian.
Dari pemaparan di atas, studi dokumen ini peneliti lakukan untuk
memperoleh data-data dalam bentuk visual maupun audio visual yang dijadikan
sebagai salah satu bahan acuan dalam pengolahan data pada peneltian
ini.sedangkan untuk dokumentasi catatan harian peneliti dapatkan dari hasil
wawancara yang dilakukan setiap observasi kelpangan, selain itu dokumen yang
berbentuk gambar peneliti dapat dari hasil foto-foto kegiatan latihan dan
dokumentasi ketika wawancara pada saat observasi peneliti sendiri. Dokumentasi
tersebut dilakukan untuk membantu menganalisis gerak tari Kemprongan pada
awalnya dan gerak tari yang telah di rekonstruksi pada Tari Kemprongan.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan salah satu langkah yang dilakukan

peneliti

dalam mencari data informasi yang berkaitan dengan masalah yang di teliti.
Kegiatan ini meliputi kegiatan membaca, mengkaji buku-buku bacaan dan data
yang di peroleh dari internet yang nantinya bisa dijadikan sebagai referensi pada
penulisan skripsi. Data dan informasi dalam langkah ini diperoleh dari buku-buku
tentang sejarah perkembangan, buku-buku yang lainnya seperti skripsi, buku
tentang pendapat, teori, makalah, maupun hasil-hasil laporan yang berhubungan
dengan masalah penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan teori dan konsepkonsep yang dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam sebuah penelitian.
Buku sumber bacaan tersebut diperoleh dari tempat-tempat tertentu,
seperti perpustakaan seni tari, perpustakaan UPI, dan perpustakaan STSI
Bandung. Pada studi pustaka ini, penelitian memilih beberapa buku sebagai bahan
untuk sumber bacaan ataupun tulisan diantaranya sebagai berikut.

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

a. Seni

Pertunjukan

Indonesia

Di

Era

Globalisasi,

ditulis

oleh

R.M.Soedarsono, buku ini diterbitkan pada tahun 2002 dan dicetak oleh
Gadjah Mada University Press. Buku tersebut membahas tentang
perkembangan seni pertnjukan Indonesia dari masa kemasa, fungsi seni
pertunjukan, seni pertunjukan dan pariwisata di era globalisasi.
b. Pengantar Antropologi, di tulis oleh Harsojo, bukun ini di terbitkan pada
tahun 1966 dan di cetak oleh anggota IKAPI. Buku tersebut membahas
tentang ruang lingkup penyelidikan antropologi,

manusia, tentang

kebudayaan dan masyarakat, perubahan masyarakat dan kebudayaan dan
budaya, aspek-aspek kebudayaan, dan antropologi dan pembangunan
masyarakat tradisional ke dalam dunia modern.
c. Tari Sunda Dulu, Kini, dan Esok, di tulis oleh Tati Narawati, buku ini di
terbitkan pada tahun 2005 dan dicetak oleh P4ST UPI . Buku tersebut
membahas tentang tari sunda dimasa silam,dan tari sunda di era globalisasi.
d. Pengetahuan Elementer Tari Dan Beberapa Masalah Tari, di tulis oleh Edi
Sedyawati, Sal Murgiyanto, Yulianti Parani, buku ini diterbitkan pada
tahun1986 dan dicetak oleh direktorat kesenian

proyek pengembangan

kesenian Jakarta departemen pendidikan dan kebudayaan. Buku tersebut
membahas tentang pengetahuan elemen tari dan beberapa masalah yang
terkait dengan dengan masalah yang menjangkau beberapa aspek,
diantaranya tari sebagai salah satu pernyataan budaya, pengetahuan tentang
komposisi tari, penari sebagai sumber daya dalam penataan tari serta
beberapa segi lainnya mengenai bidang tari.
e. Tari Buyung Pada Masa Orde Baru Dan Era Reformasi Di Desa Cigugur
Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, ditulis oleh Eva Yulvina pada
tahun 2001 yang merupakan tugas akhirnya di Universitas Pendidikan
Indonesia. Penulis mengambil tugas akhirnya untuk memenuhi sebagai
syarat memperoleh gelar S1.
f. Rekonstruksi Tradisi Benta-Benti Di Desa Ciwaru Kecamatan Ciwaru
Kabupaten Kuningan, ditulis oleh Neni Sukarningsih pada tahun 2008 yang
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

merupakan tugas akhirnya di STSI Bandung. Penulis mengambil tugas
akhirnya untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh gelar S1.
5. Pengolahan Data
Data

yang

penulis

dapatkan

ialah

secara

kualitatif

dengan

mengklarifikasikannya sebagai berikut.
a. Mengkelompokan data-data yang penulis dapaatkan.
b. Melakukan analisis data.
c. Menyamakan data-data sesuai dengan pertanyaan peneliti.
d. Membandingkan data satu dengan data yang lainnya.
e. Melakukan interpretasi dan menarik kesimpulan dari data yang satu dengan
yang lainnya.
f. Mendeskripsikan data-data yang sudah penulis simpulkan, kemudian
peneliti masukan ke dalam bentuk tulisan.
Gambar 3.1
Rincian Pengumpulan Data
Tanggal

Observasi

Wawancara

Stadi Dokument

12 Mei 2014

Observasi

Buku catatan

Pengajuan surat

Observasi (Catatan

penelitian

catatan hasil
persetujuan
penelitian)

25 Mei 2014

18 Juni 2014

Observasi tentang

Wawancara

Buku catatan

Tari Kemprongan

dengan

penelitian (Data-

narasumber utama

data hasil

Bapak Upen

wawancara dalam

Sependi

bentuk tulisan)

Analisis koreografi

Wawancara

Kamera foto dan

Tari Kemprongan

dengan penari

buku catatan

sebelum di

awal Tari

(Foto saat

rekonstruksi

Kemprongan

wawancara dan

Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

data-data hasil
wawancara dalam
bentuk tulisan, dan
rekaman pada saat
wawancara )
29 Sept 2014

Analisis Tari

Wawancara

Kamera foto dan

Kemprongan yang

dengan Ibu Elis

buku catatan (Foto

telah direkonstruksi

yang telah

saat wawancara

merekonstruksi

dan data-data hasil

Tari Kemprongan

wawancara dalam
bentuk tulisan dan
rekaman pada saat
wawancara)

F. Tahap Penelitian
Untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) tentunya mahasiswa wajib
menyelesaikan tugas akhirnya dalam bentuk skripsi. Skripsi merupakan
kemampuan siswa dalam merancang dan melaporkan hasil dari penelitian dalam
bentuk karya tulis ilmiah. Adapun di dalam bentuk karya tulis ilmiah di dalam
sebuah penelitian tentunya memerlukan sebuah perencanaan yang sangat matang
dengan langkah-langkah yang tetap dan sesuai. Untuk itu, peneliti menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut.

1. Persiapan Penelitian
Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini lebih memfokuskan kepada
masalah yang akan diteliti pada saat sebelum melakukan penelitian di lapangan.
Langkah ini merupakan tahapan awal yang dilakukan oleh peneliti, dimana
peneliti mempersiapkan bahan-bahan dan sumber penelitian, selain itu peneiti
juga mempersiapkan kebutuhan yang nanti tentunya dibutuhkan selama proses
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

penelitian. Dalam persiapan ini akan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Observasi Awal
Pemilihan masalah dan penentuan lokasi penelitian dilakukan pada 09
Oktober 2013, dilakukan pencarian rumusan masalah secara umum dan
mengangkat suatu masalah yang akan dijadikan sebagai fokus penelitian dari tari
Kemprongan, selain itu peneliti juga memastikan bahwa penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti belum pernah diteliti sebelumnya. Setelah penelitian
melakukan observasi awal, kemudian peneliti mengajukan judul serta rumusan
masalah kepada Dewan Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Tari.
b) Penyusunan Proposal Penelitian
Pada langkah penyusunan proposal penelitian dilakukan setelah melalui
proses penyaringan judul yang diajukan kepada dewan skripsi.

Selanjutnya

setelah di tetapkan judul oleh dewan skripsi, langkah berikutnya adalah
penyusunan proposal penelitian. Adapun penyusunan proposal penelitian
dilaksanakan pada awal tanggal 24 oktober 2013, kemudian diuji oleh beberapa
dewan skripsi. Untuk menguji atau seminar proposal penelitian tersebut
dilaksanakan pada tanggal 05 Desember 2013 dengan bertujuan untuk menguji
kelayakan proposal penelitian tersebut dilaksanakan. Setelah di uji kelayakannya,
selanjutnya dinyatakan layak atau lulus dari ujian seminar, kemudian dilakukan
proses bimbingan kepada dosen pembimbing yang telah di tentukan oleh dewa
skripsi. Setelah melalui proses bimbingan proposal, pada tanggal 25 Mei 2014
pukul 09.00 WIB peneliti melakukan observasi ke kediaman Bapak Upen selaku
sesepuh sekaligus penerus Tari Kemprongan di Desa Sidaraja Kecamatan
Ciawigebang Kabupaten Kuningan.
2. Pelaksanaan penelitian
Dalam sebuah pelaksanaan penelitian tentunya peneliti melakukan
langkah-langkah unntuk melaksanakan penelitian. Pelaksanaan penelitian di
lakukan dan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Pengumpulan data
Meliathesa Dianti, 2014
REkontruksi Tari Kemprongan di Desa Sidarja Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten
Kuningan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

Kegiatan pengumpulan data yang diperoleh secara langsung, langkah dari
pengumpulan

data ini, data-data yang dikumpulkan merupakan hasil dari

observasi, wawancara, studi dokumen, serta studi pustaka. Penelitian ini
dilakukan secara bertahap dari awal hingga akhir penelitian. Data-data tersebut
penulis dapatkan dari narasumber serta sumber-sumber lain yang dijadikan
sebagai referensi dalam tarian tersebut
b. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data dengan cara
menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observais di lapangan.
Setelah

melalui

proses

pengolahan

data,

peneliti

menentukan

atau

mengelompokan data-data yang didapat. Kemudian langkah selanjutnya
pengolahan data tersebut peneliti lakukan mulai dari awal bulan juni 2014.

c. Penulisan Laporan
Kegiatan akhir dalam penelitian ini adalah menyusun data yang ada dalam
bentuk laporan. Dalam sebuah penulisan laporan dilaksanakan sampai akhir
kesimpulan sebuah laporan penulisan. Data-data yang di dapat dari hasil
penelitian tentunya melalui proses pengolahan kemudian dianalisis dengan kajian
serta metode yang dipakai harus tepat dan akurat. Adapun langkah-langkah yang
peneliti lakukan dalam penulisan laporan penelitan adalah:
1. Semua data yang diolah, disusun, dan dianali