PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI: Studi Quasi Eksperimen di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Cikalongwetan.
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA
PELESTARIAN
LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI (Studi Quasi Eksperimen di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Cikalongwetan)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Geografi
oleh Rosmalia Eva NIM 1202059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI (Studi Quasi Eksperimen di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Cikalongwetan) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Mei 2014 Yang membuat pernyataan,
Rosmalia Eva NIM. 1202059
(3)
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN
DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
(Studi Quasi Eksperimen di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Cikalongwetan)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Penguji I Penguji II
Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S Dr. Hj. Epon Ningrum, M. Pd NIP: 19620921 1986031 1 005 NIP: 19620304 198704 2 001
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M. Pd NIP: 19600121 198503 2 001 NIP. 19620512 198703 1 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Geografi
Prof. Dr. IR. Dede Rohmat, MT NIP. 19640603 198903 1 001s
(4)
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ………...……i
UCAPAN TERIMA KASIH ………...…...ii
DAFTAR ISI ………...…..iv
DAFTAR TABEL ………...………..vi
DAFTAR GAMBAR ………..…………viii
DAFTAR BAGAN ………..…………viii
DAFTAR LAMPIRAN ………...…..ix
BAB I PENDAHULUAN ………...…………...1
A. Latar Belakang Penelitian ………...……...………1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ………..7
C. Rumusan Masalah Penelitian …………...………...8
D. Tujuan Penelitian ………...…...9
E. Manfaat Penelitian ………...……..….9
F. Struktur Organisasi Tesis ………...…….10
BAB II TINJAUAN TEORITIS ………....11
A. Belajar dan Pembelajaran ………...…..11
B. Model Desain Pembelajaran ………....12
1. Pengertian Model ASSURE ………...……….14
2. Tahapan-Tahapan Model ASSURE ………15
C. Kelebihan, Keterbatasan dan Kelemahan Model ASSURE ………33
D. Pembelajaran Kooperatif ………34
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ………34
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)……….34
3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Spontaneous Group Disscussion .…...37
E. Motivasi Belajar Siswa ………38
1. Ruang Lingkup Motivasi ……….…………...38
2. Fungsi Motivasi ………43
3. Strategi Menumbuhkan Motivasi ………44
4. Prinsip-prinsip Motivasi ………45
F. Hasil Belajar ………47
(5)
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Asumsi ………50
I. Hipotesis ………51
BAB III METODE PENELITIAN ………52
A. Metode dan Desain Penelitian ………52
B. Populasi dan Sampel ………54
C. Definisi Operasional ………55
D. Instrumen Penelitian ………58
E. Prosedur Penelitian ………60
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ………61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………73
A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ………73
B. Penerapan Model ASSURE dalam Pembelajaran Materi Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup ………75
C. Skenario Pengembangan Model ASSURE ...82
D. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ………84
1. Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa ………85
a. Kemampuan Awal (Pretes) Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .………..….86
b. Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Kelas Eksperimen ………89
c. Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Kelas Kontrol ………96
d. Kemampuan Akhir (Postes) Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………99
e. N-Gain Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………..104
2. Pembahasan ………...………...108
a. Pengaruh Desain Model ASSURE Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Peserta Didik ………...108
b. Kendala-kendala Pembelajaran Desain Model ASSURE …………..112
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………...………...115
A. Simpulan ………..115
B. Saran ………..118
DAFTAR PUSTAKA ………..119
(6)
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel: Hal
2.1. Ragam Model Desain Pembelajaran ………...……….13
2.2 Komponen ABCD ………...……….24
2.3 Deskripsi Isi dan Informasi pada Mata Pelajaran ………27
2.4 Langkah Pembelajaran Kooperatif NHT Berbasis ICT ………36
2.5 Indikator Motivasi ………39
2.6 Penelitian Relevan Mengenai Model ASSURE ………49
3.1 Rancangan Penelitian Non-Equivalent Control Group Design ……53
3.2 Rata-rata Hasil Ujian Semester 1 ………54
3.3 Indikator Model Assure ………...……….55
3.4 Model Kooperatif Pada Kelas Eksperimen-Kontrol ………57
3.5 Kisi-kisi Soal Materi Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup ………58
3.6 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa ………59
3.7 Kriteria Validitas Butir Soal ...63
3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Pengetahuan ...64
3.9 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi ………64
3.10 Kriteria Reliabilitas Instrumen ………65
3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pengetahuan ………66
3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar ………66
3.13 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ………66
3.14 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Pengetahuan ………67
3.15 Kualifikasi Daya Pembeda ………68
3.16 Daya Pembeda Butir Soal ………68
3.17 Kategori Respon Siswa ………72
4.1. Mata Pencaharian Orang Tua Peserta Didik Kelas Penelitian ……74
4.2 Analisis Karakteristik Siswa Kelas XI IPS 2 ………76
4.3 Ketersediaan Media dan Sumber Belajar ………79
4.4 Prosedur Model ASSURE ………83
(7)
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.6 Uji-T Hasil Belajar (Pretes) ………88
4.7 Uji-T Pretes Motivasi Belajar ………88
4.8 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen ………90
4.9 Uji-T Hasil Belajar Kelas Eksperimen (Pretes-Postes) ………91
4.10 Uji-T Motivasi Belajar Kelas Eksperimen (Pretes-Postes) ………92
4.11. Uji Normalitas dan Homogenitas Kelas Kontrol ………97
4.12 Uji-T Hasil Belajar Kelas Kontrol ………97
4.13 Uji-T Motivasi Belajar Kelas Kontrol ………..………..98
4.14 Uji Normalitas dan Homogenitas Kelas Eksperimen-Kelas Kontrol …..100
4.15 Uji-T Hasil Belajar Kelas Eksperimen-Kontrol ………..100
4.16 Hasil Uji-T Kelas Eksperimen-Kelas Kontrol ………..101
4.17 Rekapitulasi Tanggapan Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Dengan Desain Model ASSURE ………..102
4.18 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas ………..105
4.19 Uji-T N-Gain Hasil Belajar ………..106
4.20 Uji-T N-Gain Motivasi Belajar ………..106
DAFTAR GAMBAR Gambar: Hal 2.1. Kerucut Model ASSURE ………15
3.1. Rancangan Penelitian Non-Equivalent Control Group Design ……48
3.1 Diagram Prosedur Penelitian ………62
4.1 Rata-rata Skor Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………86
4.2. Rata-rata Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Kelas Eksperimen ……89
4.3. Rata-rata Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Kelas Kontrol (Pretes-Postes) ………..…..96
4.4. Rata-rata Postes Kelas Eskperimen dan Kelas Kontrol ………99
4.5. Rata-rata N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …………..104
4.6. Perbandingan N-Gain Motivasi Belajar Siswa untuk Setiap Indikator antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …..107
(8)
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan Hal
3.1 Diagram Prosedur Penelitian ………60
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Hal A ……….………...125
1. Angket Gaya Belajar ………..126
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen …..128
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol …………..134 4. Bahan Ajar ………..140
5. Lembar Kerja Siswa ………..149
6. Tugas Terstruktur ………..156
B ………..158
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian………..159
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Guru ………..170
3. Angket Motivasi ………..172
4. Angket Tanggapan ………..………175
C ………..177
Uji Validitas dan Reliabilitas ………..178
D ………..180
1. Naskah Model ASSURE ………..181
2. Validasi Pakar Model ASSURE ………..198
E ………..202
1. Rekapitulasi Hasil Belajar ………..203
2. Rekapitulasi Motivasi Belajar ………..204
3. Perbadingan N-Gain ………..205
4. Hasil Perhitungan Angket Tanggapan Siswa ………..206
F ………..207
(9)
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G ………..214
Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ………..215
H ………..216
(10)
52
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cikalong Wetan yang terletak di Jl. Raya Cikalongwetan No. 153. Kecamatan Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam penelitian eksperimen peneliti memanipulasikan stimulan, perlakuan atau kondisi pembelajaran, kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Penelitian eksperimen bertujuan untuk (1) menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian, (2) untuk memprediksikan kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimental dan (3) untuk menarik generalisasi hubungan-hubungan antar variabel (Riyanto, 2001:28)
Di dalam penelitian eksperimen terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sedapat mungkin sama (homogen) atau mendekati sama karakteristiknya. Pada kelompok eksperimen diberikan pengaruh atau treatmen tertentu, sedangkan di kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Selanjutnya proses penelitian berjalan dan di observasi untuk menentukan perbedaan atau perubahan yang terjadi pada kelompok eksperimen. Tentunya perbedaan tersebut merupakan hasil perbandingan keduanya. Dalam penelitian eksperimen tidak selalu ditandai adanya suatu pembandingan kelompok yang diberi perlakuan/treatmen dan yang tidak diberi perlakuan/treatmen. Ada banyak tipe, kadar dan tingkatan eksperimental yang bisa ditetapkan pada sejumlah kelompok.
(11)
53
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Desain Penelitian
Penelitian ini mendeskripsikan dan membandingkan motivasi belajar siswa antara kelompok eksperimen yang menerapkan desain pembelajaran model ASSURE dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan desain ASSURE.
Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua variabel bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment). Maka penelitian didesain dengan menggunakan Design Non-Equivalent, Pretest-Posttest Control Group Design. Desain ini dalam bentuknya yang sederhana terdiri dari hanya satu perlakuan dan sebuah kontrol, tetapi alur dikembangkan menjadi beberapa perlakuan. Dua kelompok yang ada diberi pretes dan terakhir diberikan posttes. Perbedaannya kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu dengan menggunakan desain pembelajaran model ASSURE dan kelompok kontrol tidak ada perlakuan. Berikut desain penelitiannya:
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Non-Equivalent Control Group Design Grup Pretes Variabel Terikat Postes
(R) (R)
Eksperimen Kontrol
O1 O1
X 0
O2 O2 (Sumber: Sukardi, 2003)
Keterangan:
O1 = Pretes (motivasi+hasil belajar) pada kelas eskperimen dan kelas kontrol
O2 = Postes (motivasi +hasil belajar) pada kelas eskperimen dan kelas kontrol
X = Perlakuan dengan desain model ASSURE pada kelas eksperimen
Untuk memperoleh dasar yang lebih meyakinkan dalam memperkirakan pengaruh dari suatu perlakuan guru dapat mengganti desain pembelajaran, yang awalnya menggunakan treatment + evaluation menjadi menggunakan desain
pretest + treatment + posttest. Dalam hal ini, sebelum menyuruh siswa membaca
materi yang akan dipelajari, guru harus memberikan pretes lalu setelah mereka selesai mempelajari dengan perlakuan tertentu guru memberikan postes untuk mengetahui hasil belajar dan motivasi belajar setelah diberi perlakuan. Data untuk
(12)
54
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui sejauh mana perolehan motivasi belajar maka guru harus mengurangkan nilai postes dengan nilai pretes dan nilai akhir yang diperoleh merupakan tanda keberhasilan atau ketidakberhasilan perlakuan yang telah dilakukan atau biasa dikenal dengan nilai gain dan menghasilkan skor n-gain atau gain ternormalisasi.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2011:13). Populasi yang diambil yaitu seluruh siswa kelas XI IPS yang berada di SMA Negeri 1 Cikalong Wetan yang berjumlah 4 kelas. Jumlah seluruh siswa sebanyak 153 orang yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 74 orang dan siswa perempuan berjumlah 79 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misal karena terbatasnya dana, tenaga dan waktu peneliti dapat menggunakan sampel yang akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sujarweni, 2011:13).
Tabel 3.2. Rata-rata Hasil Ujian Semester 1 No Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Keseluruhan
Siswa
Rata-rata Hasil UAS
1 XI IPS 1 Laki-laki = 17 37 69.92
Perempuan = 20
2 XI IPS 2 Laki-laki = 14 34 66.84
Perempuan = 20
3 XI IPS 3 Laki-laki = 16 35 75.81
Perempuan = 19
(13)
55
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perempuan = 18 (Sumber: Hasil Observasi, 2014)
Penarikan sampel dilakukan dengan cara memantau hasil belajar siswa kelas XI IPS, yaitu dari rata-rata hasil ujian akhir semester 1 yang berjumlah 4 kelas. Penarikan sampel ini dilakukan dengan memantau hasil ujian siswa yang memiliki kesamaan dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM mata pelajaran Geografi yaitu 78.
Berdasarkan tabel 3.1 yang terlihat bahwa seluruh kelas memiliki kesamaan skor dalam mencapai KKM, terutama kelas XI IPS 2 dengan rata-rata 66.84 dan kelas XI IPS 4 dengan rata-rata 66.8. Dari hasil perhitungan itulah peneliti menyimpulkan bahwa yang dijadikan kelas eksperimen yaitu kelas XI IPS 2 dan untuk kelas kontrol yaitu kelas XI IPS 4 karena kelas dengan rata-rata hasil UAS homogen.
C. Definisi Operasional
1. Desain Pembelajaran Model Assure
Model Assure ini sudah dicetuskan oleh Heinich, dkk. sejak tahun 1980-an, dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk. hingga sekarang. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peserta didik di kelas (Prawiradilaga, 2009 : 47). Di dalam model ASSURE terdapat beberapa tahapan yang harus dirumuskan oleh guru untuk memotivasi dan meningkatkab hasil belajar peserta didik dalam melaksanakan belajar di dalam kelas. Untuk mempermudah pemahaman model ini peneliti menyusun indikator model ASSURE . Indikator model Assure ini tercantum pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3. Indikator Model Assure
No Desain Assure Indikator
1 Analisis karakteristik siswa (Analize learner)
a. Karakteristik umum : usia, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi dan tingkat kelas.
b. Analisis kemampuan awal : rata-rata nilai ulangan semester lalu.
c. Gaya belajar : 27 orang visual, 3 auditif dan 3 kinestetik
(14)
56
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 Tujuan Pembelajaran (State Objectives)
Dengan memperhatikan ABCD (Audience, Behaviour,
Condition dan Degree)
Audience : XI IPS
Terkandung dalam tujuan pembelajaran di dalam RPP 3 Strategi
Media Materi Ajar Bahan Ajar
(Select methods, media
and material)
Pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together. Media Visual (Gambar/gambar hidup)
Kerusakan lingkungan hidup dan upaya pelestarian RPP, LKS, Ruangan kelas yang dilengkapi dengan teknologi (laptop, infokus, speaker aktif dan lain-lain). 4 Menggunakan teknologi,
media dan materi pembelajaran (Utilize
media and materials)
Pembelajaran berlangsung di dalam kelas dengan menggunakan ketiganya dengan melibatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik.
5 Mengembangkan
partisipasi peserta didik
(Require learner
participation)
Pembelajaran di kelas dengan melibatkan siswa di dalamnya (student centered) sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Tahapan yang telah dilakukan yaitu mengetahui karakteristik peserta didik, menentukan tujuan pembelajaran, menentukan metode, media dan materi pembelajaran. Partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan dibentuk kelompok diskusi atau pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor dengan menampilkan media gambar pada materi pengaruh kerusakan lingkungan hidup. 6 Penilaian dan perbaikan
(Evaluate and revise)
a. Hasil belajar
b. Penilaian KBM (kegiatan belajar mengajar)
c. Perbaikan dilakukan setelah mengujicobakan desain pembelajaran pada pertemuan pertama dengan melihat temuan-temuan/kekurangan dalam pembelajaran.
Sumber: Studi Literatur (2014)
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Slavin dan Isjoni (2009 :15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Tujuan yang dirumuskan dalam kedua kelas yang meliputi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas ini menggunakan model yang
(15)
57
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serumpun yaitu kooperatif. Namun yang membedakan antara keduanya yaitu metodenya. Pada hakikatnya model Spontaneous Group Discussion (SGD) dijadikan kontrol bukan perlakuan atau treatment peneliti melainkan bahwa model tersebut merupakan sudah menjadi rencana guru dalam pembelajaran. Berikut Tabel 3.4 model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.4. Model Kooperatif Pada Kelas Eksperimen-Kontrol No Ranah
Penelitian
Model Pembelajaran
Kooperatif
Kegiatan Pembelajaran
1 Kelas Eksperimen
Number Head
Together dengan
menggunakan audio-visual
Dalam Hafsah (2012) langkah kegiatan pembelajaran NHT dengan menggunakan audio visual sebagai berikut:
a. Penyampaian tujuan pembelajaran b. Pembentukan kelompok
c. Penyajian materi menggunakan LCD d. Diskusi kelompok
e. Observasi dan pembimbingan diskusi kelompok
f. Laporan kelompok g. Konfirmasi
h. Pengharaan 2 Kelas
Kontrol
Spontaneous Group Discussion
(SGD)
Dalam Huda (2013: 129) Spontaneous Group
Discussion adalah metode pembelajaran yang
dilakukan secara diskusi spontan tanpa ada pemberitahuan kepada siswa sebelumnya. Langkah-langkah pembelajaran Spontaneous Group Discussion sebagai berikut:
a. meminta siswa untuk berkelompok b. mendiskusi tentang suatu materi
c. guru memanggil kelompok itu satu persatu d. siswa mempresentasikn hasil diskusinya de
depan kelas Sumber: Studi Literatur (2014).
3. Motivasi Belajar Siswa
Ada dua jenis motivasi. Motivasi ekstrinsik merujuk pada motivasi untuk terlibat di dalam satu kegiatan sebagai sarana mencapai tujuan, sementara motivasi instrinsik adalah motivasi untuk terlibat di dalam kegiatan untuk kegiatan itu sendiri (Schunk dkk., 2008 dalam Eggen dan Kauchak, 2012). Sebagai contoh, murid yang termotivasi secara ekstrinsik belajar keras untuk
(16)
58
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghadapi satu tes karena mereka yakin termotivasi secara intrinsik belajar karena mereka ingin memahami isi pelajaran dan memandang pembelajaran itu bernilai pada dirinya sendiri.
Indikator motivasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang peserta didik dapat belajar dengan baik
D. Instrumen Penelitian
Dalam melakukan penelitian dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka digunakan beberapa instrument. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrument tes pengetahuan, instrument motivasi belajar, dan untuk instrument penunjang digunakan kuesioner tanggapan siswa tentang pembelajaran yang menggunakan desain model ASSURE, observasi pembelajaran di kelas dan wawancara dengan guru dan siswa. Data penunjang ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil data penelitian yang diperoleh dari data tes pengetahuan dan tes motivasi belajar.
1. Tes Pengetahuan/Hasil Belajar
Tabel 3.5. Kisi-kisi Soal Materi Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
No Indikator Dimensi Kognitif Soal No
1 Mengidentifikasi bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam dan manusia
C1,C1,C2,C3,C3,C4, C2,C2,C3
2, 3,5,6,8,9,12,13,30
2 Menjelaskan masalah pencemaran lingkungan
C1,C2.C2,C2,C1,C1, C1,C4,C4,
4,7,10,15,17,19,21,22, 23
(17)
59
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dampak-dampak kerusakan akibat pemanasan global 4 Upaya pelestarian
lingkungan
C1,C1,C3,C3,C3,C2, C1
1,14,16,18,26,29 Langkah penyusunan tes pengetahuan adalah kisi-kisi, konsultasi dengan pembimbing dan uji coba soal. Kisi-kisi yang disusun mencakup sub pokok bahasan, indikator dan jenjang kognisi. Butir soal dibuat dalam bentuk pilihan ganda yang difokuskan pada pengetahuan mengenai materi dalam pembelajaran. Perancangan butir soal berpedoman pada taksonomi Bloom yang telah direvisi. Konsultasi dengan pembimbing dilakukan untuk mendapatkan validitas isi. Aspek yang telaah meliputi kesesuaian indikator dengan butir soal, aspek bahasa dan materi.
2. Tes Motivasi Belajar Siswa
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
No Variabel Indikator Kondisi Item Soal
Positif Negatif 1
Motivasi Belajar
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Peserta didik disiplin dalam
belajar geografi 1,2,5 3,4 2
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Adanya dorongan orang tua untuk belajar geografi
8,9,10 6,7 Adanya dorongan individu
untuk belajar 3
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Peserta didik selalu mengikuti kegiatan proses
belajar mengajar 13,14 11,12,15 Peserta didik selalu belajar
geografi di rumah 4 Adanya penghargaan dalam
belajar
Peserta didik memiliki keinginan berprestasi
17,
19,20 16, 18
5 Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar
Peserta didik menyenangi
pembelajaran geografi 22 21
6
Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang peserta didik dapat belajar dengan baik
Sarana dan prasarana yang mendukung untuk pembelajaran geografi
23 24
(Sumber: Hasil Studi Literatur, 2014)
Bentuk tes motivasi belajar siswa ini menggunakan 5 kategori respon yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Tidak Setuju (TS) dan
(18)
60
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sangat Tidak Setuju (STS). Dengan Skala yang digunakan adalah skala Likert, setiap jawaban diberi nilai kuantitatif 5, 4, 3, 2, 1 untuk pernyataan sikap positif (favorable) dan 1, 2, 3, 4, 5 untuk pernyataan bersifat negatif (unfavorable). Kisi-kisi instrumen penelitian motivasi belajar tersaji pada Tabel 3.6.
3. Lembar Observasi
Instrumen pelaksanaan pembelajaran berupa lembar observasi meliputi persiapan pembelajaran dengan penyusunan instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi penyusunan standar kompetensi, kompetensi dasar, metode, media, alat dan bahan dan penilaian. Lembar observasi digunakan yaitu lembaran daftar cek.
E. Prosedur Penelitian
Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
Studi Literatur
Rencana Instrumen
Uji Coba Tes awal
Proses pembelajaran dengan Desain Pembelajaran Model Pembelajaran
ASSURE dengan pemilihan Pembelajaran Kooperatif tipe NHT
Proses pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Spontaneous Group Disscussion Rencana Proses
Pembelajaran
Tes Akhir Observasi
Analisis Data
(19)
61
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui tes untuk mengetahui tes sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes tersebut meliputi:
1. Tes Pengetahuan/Hasil Belajar
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. tes hasil belajar biasanya terdiri dari sejumlah butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tertentu (ada yang mudah, sedang, dan sukar). Tes tersebut harus dapat dikerjakan oleh siswa dalam waktu yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, tes hasil belajar merupakan power test. Maksudnya adalah mengukur kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau permasalahan.
2. Observasi Langsung
Observasi atau pengamatan yaitu kegiatan menghimpun data atau informasi yang dilakukan dengan memperhatikan atau melihat dan mendengarkan orang atau peristiwa dan hasilnya yang telah terungkap selanjutnya dicatat. Observasi langsung dilakukan dalam kelas XI IPS SMAN 1 Cikalongwetan. Observasi langsung dilakukan terhadap guru dan siswa dalam proses pembelajaran Geografi untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan desain model ASSURE dan hasil siswa melalui lembar observasi. Lembar observasi adalah pedoman terperinci yang berisi langkah-langkah melakukan observasi, mulai dari perumusan masalah, kerangka teori untuk menjabarkan tingkah laku yang akan observasi, prosedur dan teknik perekaman, dan kriteria analisis dan interpretasi (Indrawati, 2007).
3. Dokumentasi
Kesimpulan
(20)
62
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi dokumentasi yang dilakukan yaitu mengumpulkan data-data berbentuk foto yang dilakukan selama penelitian dan hasil analisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh peneliti.
4. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan desain model ASSURE pada pemilihan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada pembelajaran Geografi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa. Wawancara dimaksudkan untuk mengetahui kendala-kendala atau kekurangan dalam pembelajaran.
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu:
1. Uji Validasi Pakar
Uji validasi dilakukan oleh para pakar yang berkompeten pada bidang pembelajaran yaitu 2 orang dosen ahli pendidikan di jurusan pendidikan Geografi UPI dan dosen pembimbing penelitian ini untuk mendapatkan penilaian terhadap kelayakan instrument uji, serta tingkat kesulitan yang mungkin dihadapi responden dalam menjawab pertanyaan, berkenaan dengan kalimat dan isi
pertanyaan. “penentuan suatu alat ukur mempunyai validitas isi, biasanya atau dapat juga didasarkan pada penilaian para ahli dalam bidang tersebut.” (Margono,
2007:188). Pada penelitian ini validasi instrumen dilakukan pada instrumen model ASSURE dan seluruh perangkat pembelajaran pada penelitian.
2. Uji Validitas Test
Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Hartono, 2013).
(21)
63
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Arikunto (2006: 168) menjelaskan definisi validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur ini mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Untuk mendapatkan validitas isi maka instrumen dikonsultasikan kepada para ahli (expert judgment) untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir instrumen tersebut telah mewakili apa yang akan diukur, ahli yang dimaksud adalah para ahli yang kompeten dalam bidang pendidikan Geografi yaitu 2 dosen pembimbing, dengan cara mempertimbangkan kesesuaian antara butir soal dalam tes tertulis.
Validitas butir dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi Product
Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut.
= � ∑ − ∑ ∑
√{�∑ − ∑ ²}{�∑ − ∑ ²}
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara dua variabel yaitu X dan Y X : skor butir soal
Y : skor total N : jumlah siswa
Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan skor total setelah dikurangi skor butirnya sendiri. Untuk mempermudah pemahaman mengenai validasi tes, berikut interpretasi validasi apakah instrumen tersebut valid atau tidak valid.
Tabel 3.7. Kriteria Validitas Butir Soal
r Kriteria
0 0.01-0.20 0.21-0.40 0.41-0.60 0.61-0.80 0.81-0.99
1
Tidak berkorelasi Korelasi sangat rendah
Rendah Agak rendah
Cukup Tinggi Sangat tinggi (Sumber: Usman, 2000)
(22)
64
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Validitas instrumen yang diukur yaitu validitas pengetahuan/hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Validitas tes ini diujikan kepada siswa di SMA Negeri 1 Cipeundeuy kelas XII IPS, yang mana siswa tersebut telah menerima materi kerusakan lingkungan hidup pada waktu mereka duduk dibangku kelas XI IPS. Setelah diujikan kepada siswa, kemudian menganalisis validitas soal tersebut untuk dipertimbangkan kelayakan soal tes pada penelitian. Hasil pertimbangannya disajikan pada Tabel 3.8 sebagai berikut.
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Pengetahuan No Nilai Kriteria Ket. No Nilai Kriteria Ket.
1 0.61 Valid Dipakai 16 0.54 Valid Dipakai
2 0.61 Valid Dipakai 17 0.52 Valid Dipakai
3 0.61 Valid Dipakai 18 0.54 Valid Dipakai
4 0.51 Valid Dipakai 19 0.54 Valid Dipakai
5 0.50 Valid Dipakai 20 0.53 Valid Dipakai
6 0.61 Valid Dipakai 21 0.45 Valid Dipakai
7 0.60 Valid Diganti 22 0.36 Valid Dipakai
8 0.62 Valid Dipakai 23 0.36 Valid Dipakai
9 0.57 Valid Dipakai 24 0.45 Valid Dipakai
10 0.42 Valid Dipakai 25 0.34 Tidak Dipakai Dibuang
11 0.57 Valid Dipakai 26 0.36 Valid Dipakai
12 0.52 Valid Dipakai 27 0.61 Valid Dipakai
13 0.41 Valid Dipakai 28 0.29 Tidak Dipakai Dibuang
14 0.54 Valid Dipakai 29 0.61 Valid Dipakai
15 0.38 Valid Dipakai 30 0.52 Valid Dipakai
(Sumber: Hasil Penelitian, 2014)
Dari hasil perhitungan validitas soal yang berjumlah 30 soal, diketahui bahwa ada dua soal yang harus dibuang yaitu soal no 25 dan 28 karena tidak valid.
Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas Angket Motivasi
No Nilai Kriteria Ket. No Nilai Kriteria Ket.
1 0.43 Valid Dipakai 16 0.62 Valid Dipakai
2 0.53 Valid Dipakai 17 0.02 Tidak Valid Dibuang
3 0.60 Valid Dipakai 18 0.60 Valid Dipakai
4 0.41 Valid Dipakai 19 0.68 Valid Dipakai
(23)
65
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 0.35 Valid Dipakai 21 0.15 Tidak Valid Dibuang 7 0.06 Tidak Valid Dibuang 22 0.07 Tidak Valid Dibuang
8 0.46 Valid Dipakai 23 0.48 Valid Dipakai
9 0.52 Valid Dipakai 24 0.42 Valid Dipakai
10 0.06 Tidak Valid Dibuang 25 0.08 Tidak Valid Dibuang
11 0.45 Valid Dipakai 26 0.59 Valid Dipakai
12 0.36 Valid Dipakai 27 0.52 Valid Dipakai
13 0.42 Valid Dipakai 28 0.60 Valid Dipakai
14 0.60 Valid Dipakai 29 0.68 Valid Dipakai
15 0.43 Valid Dipakai 30 0.42 Valid Dipakai
(Sumber: Hasil Penelitian, 2014)
Selanjutnya, peneliti menguji validitas motivasi belajar, dimana pengukuran validitas soal ini dilakukan di sekolah lain yaitu SMA Negeri 1 Cipeundeuy. Validitas motivasi diungkap dengan menggunakan 30 butir angket, yang dikembangkan dari enam aspek motivasi. Perhitungan validitas angket dapat dilihat seperti tabel 3.8.
Dari hasil uji validitas 30 soal instrumen ternyata terdapat enam butir pernyataan yang tidak valid yaitu butir nomor 7, 10, 21, 22 dan 25. Jumlah soal yang valid berjumlah 26 soal. Langkah–langkah hasil validasi pengetahuan/hasil belajar dan motivasi belajar dapat dilihat pada Lampiran.
3. Pengujian Reliabilitas
Menurut Singarimbun, reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tesebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama. Dalam mengukur reliabilitas instrument digunakan rumus reliabilitas KR-20 Alpha-Cronbach sebagai berikut.
= � −� −∑ �
Keterangan:
(24)
66
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n : banyaknya butir instrument si² : variansi butir ke-i
st² : variansi total
Tabel 3.10. Kriteria Reliabilitas Instrumen Besarnya Nilai r Kriteria
0,81 - 1,00 Tinggi
0,60 – 0,80 Cukup
0,40 – 0,60 Agak rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah (Sumber: Arikunto, 1999)
Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes berbentuk pilihan ganda dengan bantuan menggunakan software ANATES versi 4.0.2. Hasil perhitungan uji reliabilitas butir soal dari tes uji coba dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pengetahuan
Soal r Kriteria Keterangan
Rendah Cukup Tinggi
Tes Instrumen 0.90 √ Reliabel
(Sumber: Hasil Penelitian, 2014)
Dari tabel 3.11 diperoleh nilai koefisien reliabilitasnya sebesar 0.90 yang berarti instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini sangat baik. Nilai ini menunjukkan bahwa ketepatan hasil pengukuran memiliki taraf signifikansi yang tinggi.
Selanjutnya, mengukur reliabilitas instrumen motivasi dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach diperolehlah nilai r sebesar 0.73 dengan kriteria cukup. Nilai ini menunjukkan bahwa ketepatan hasil pengukuran memiliki taraf signifikasni yang cukup.
Tabel 3.12. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar
Soal r Kriteria Keterangan
Rendah Cukup Tinggi
Tes Instrumen 0.73 √ Reliabel
(Sumber: Hasil Penelitian, 2014)
(25)
67
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 1999:207) uji kesukaran soal dilakukan dengan bantuan dengan menggunakan program ANATES versi 4.0.2.Indeks kesukaran diklasifikasikan seperti tabel berikut:
Tabel 3.13. Klasifikasi Tingkat Kesukaran
P-P Klasifikasi
0,00 – 0,29 0,30 – 0,69 0,70 – 1,00
Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah Sumber: Arikunto (1999:210)
Dari hasil pengujian, tingkat kesukaran 30 soal pada instrumen pengetahuan disajikan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 3.14. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Pengetahuan Nomor Butir Jumlah Betul Tkt. Kesukaran (%)
Tafsiran Nomor Butir Jumlah Betul Tkt. Kesukaran (%) Tafsiran
1 15 50 Sedang 16 21 70 Sedang
2 15 50 Sedang 17 3 10 Sukar
3 15 50 Sedang 18 21 70 Sedang
4 26 86 Mudah 19 22 73 Mudah
5 26 86 Mudah 20 21 70 Sedang
6 15 50 Sedang 21 22 73 Mudah
7 16 53 Sedang 22 15 50 Sedang
8 15 50 Sedang 23 15 50 Sedang
9 7 23 Sukar 24 22 73 Mudah
10 11 36 Sedang 25 29 96 Mudah
11 7 23 Sukar 26 7 23 Sukar
12 13 43 Sedang 27 23 76 Mudah
13 26 86 Mudah 28 8 26 Sukar
14 21 70 Sedang 29 23 76 Mudah
15 25 83 Mudah 30 22 73 Mudah
(Sumber: Hasil Penelitian, 2014)
Berdasarkan Tabel 3.13 tersebut, diketahui bahwa tingkat kesukaran soal yang diperoleh yaitu 14 butir soal berada pada taraf sedang, 11 butir soal berada pada taraf mudah dan 5 butir soal berada pada taraf sukar.
(26)
68
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
�� = �� − �� (Arikunto, 1999:213) Keterangan:
DP = daya pembeda
BA = banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal benar
BB = banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
JA = banyaknya peserta tes kelompok atas
JB = banyaknya peserta tes kelompok bawah
Selanjutnya, setelah mengetahui daya pembeda, untuk menginterpretasi kriteria indeks daya pembeda disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.15. Kualifikasi Daya Pembeda
DP Kualifikasi
0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00
Negatif
Jelek Cukup
Baik Baik sekali
Tidak baik, harus dibuang (Sumber: Arikunto, 1999)
Hasil uji daya beda tercantum pada tabel sebagai berikut.
Tabel 3.16. Daya Pembeda Butir Soal No.
Butir
Kelompok Atas
Kelompok
Bawah Beda
Indeks
DP (%) Ket.
Nilai Baru
1 8 2 6 75 Baik sekali
2 8 2 6 75 Baik sekali
3 8 2 6 75 Baik sekali
4 8 4 4 50 Baik
5 8 4 4 50 Baik
6 8 6 6 75 Baik sekali
7 8 6 6 75 Baik sekali
8 8 6 6 75 Baik sekali
9 5 5 5 62 Baik
10 5 3 3 37 Cukup
(27)
69
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12 7 0 7 87 Baik sekali
13 8 5 3 37 Cukup
14 8 2 6 75 Baik sekali
15 8 5 3 37 Cukup
16 8 2 6 75 Baik sekali
17 3 0 3 37 Cukup
18 8 2 6 75 Baik sekali
19 8 3 5 62 Baik
20 8 3 5 62 Baik
21 5 3 2 25 Cukup
22 5 2 3 37 Cukup
23 5 2 3 37 Cukup
24 5 3 2 25 Cukup
26 2 0 2 25 Cukup
27 8 2 6 75 Baik sekali
29 8 2 6 75 Baik sekali
30 7 2 5 62 Baik
(Sumber: Hasil Penelitian, 2014)
Berdasarkan hasil perhitungan dari 30 butir soal terdapat 12 soal yang memiliki daya pembeda baik sekali, 7 soal dengan kriteria baik, 10 soal dengan kriteria cukup dan 1 soal dengan kriteria jelek.
Hasil penilaian atau validasi terhadap instrumen digunakan sebagai dasar untuk penelitian sedangkan instrumen penelitian yang kurang memadai diganti dan selanjutnya diuji cobakan kembali. Setelah diuji cobakan kembali diperoleh hasil yang baik, maka dapat digunakan sebagai patokan dalam melaksanakan penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Data-data yang diperoleh dari lapangan kemudian ditabulasi dan dipresentasikan, lalu kemudian dilakukan pengujian yaitu dengan menggunakan uji perbedaan. Persyaratan analisis komparatif menurut Akdon (2008) adalah data pada penelitian harus bersifat homogenitas dan berdistribusi normal.
(28)
70
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang diperoleh berupa data hasil angket, observasi, hasil pretes dan postes motivasi belajar siswa dan pengetahuan siswa. Hasil angket dan observasi dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui tanggapan siswa, keterlaksanaan pembelajaran serta aktifitas siswa dalam pembelajaran. Skor pretes dan postes motivasi belajar dianalisis dengan uji statistic menggunakan program SPSS 20 untuk melihat normalitas, homogenitas varians dan peningkatan motivasi belajar siswa. Pengolahan dan analisis data dengan menggunakan uji statistik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini asumsi normalitas dieksplorasi menggunakan normalitas Liliefors (Kolmogorov Smirnov) melalui program SPSS 20 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut.
Ho : angka signifikansi (Sig) < 0,05, maka tidak berdistribusi normal (Ho ditolak)
H1 : angka signifikansi (Sig) > 0,05, maka berdistribusi normal (Ho tidak dapat ditolak atau H1 diterima)
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis memang berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya (Matondang, 2012). Khusus untuk studi korelatif yang sifatnya prediktif, model yang digunakan harus fit (cocok) dengan komposisi dan distribusi datanya. Goodness of fit model tersebut secara statistika dapat diuji setelah model prediksi diperoleh dari perhitungan.
Sementara Akdon (2008) merincikan langkah-langkah uji homogenitas sebagai berikut.
(29)
71
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ℎ� � =�� ��� �� ��� ��� ����
b. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria; jika Fhitung < Ftabel maka varians adalah homogen dan uji komparatif dapat dilakukan.
Jika menggunakan program SPSS, maka dapat dilakukan dengan Analisis
Non Parametrik Test yaitu dengan menggunakan Two Related Sample Test yaitu
dengan membandingkan angka signifikan (Sig) dengan nilai alfa (α) dengan
kriteria; jika angka signifikan (Sig) < alfa (α), maka Ho ditolak. Sebaliknya, jika angka signifikan (Sig) > alfa (α), maka Ho diterima. Kaidah uji homogenitas
dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov adalah sebagai berikut; Ho : kedua varians populasi adalah tidak homogen
H1 : kedua varians populasi homogen
c. Uji Hipotesis dengan Uji-t
Menurut Gulo (2000 : 153) menyatakan bahwa analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hipotesis penelitian yang telah disusun semula dapat diterima berdasarkan data yang telah dikumpulkan untuk maksud itu.
Pada uji-t ini menggunakan program SPSS 20 dengan uji-t dua sampel
independen. Dengan SPSS 20 ini juga melakukan uji hipotesis Levene’s Test
untuk mengetahui apakah asumsi kedua varians sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi. Jika hasil Levene’s Test diperoleh signifikansi < α = 0,05 maka H1 diterima atau kedua varians tidak sama besar.
Pada hasil uji tes ini terdapat output nilai t dan signifikansi (Sig), untuk mengetahui hasil hipotesis ada dua cara, pertama membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, begitu juga sebaliknya. Kedua membandingkan signifikansi dengan tingkat kepercayaan yang kita ambil yaitu α = 0,05. Signifikansi yang diberikan untuk uji dua sisi. Maka hasil signifikansi (Sig) tersebut dibagi dua dan dibandingkan dengan tingkat
(30)
72
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepercayaan yang kita gunakan α = 0,05. Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, begitu sebaliknya.
d. Uji Gain Faktor (N-Gain)
Gain absolut (selisih antara skor pretes dan skor postes) kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang disebut gain tinggi dan gain rendah. Siswa yang memiliki gain absolute sama belum tentu memiliki gain motivasi belajar yang sama. Oleh karena itu, dikembangkan suatu alternative untuk menjelaskan gain yang disebut gain ternormalisasi (N-Gain) (Rusnanto, 2008:15). Untuk melihat peningkatan motivasi belajar sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1999);
� − ��� = − �
�� − �
Keterangan:
Spost : skor postes Spre : skor pretes
Smaks : skor maksimal/ideal
e. Angket Tanggapan Siswa
Data yang diperoleh dari angket dihitung persentasenya menggunakan rumus sebagai berikut;
= � �
Keterangan:
T : persentase sikap terhadap setiap pernyataan J : jumlah jawaban setiap kelompok sikap N : jumlah siswa
Skala yang digunakan adalah skala Likert, setiap jawaban diberi nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1 untuk pernyataan sikap positif (favorable) dan 1, 2, 3, 4 untuk pernyataan bersifat negatif (unfavorable). Kemudian untuk menentukan skor rata-rata jawaban siswa untuk setiap pernyataan digunakan rumus sebagai berikut:
(31)
73
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu =∑ � �
Keterangan:
R = skor rata-rata jawaban siswa untuk setiap pernyataan S = skor setiap kelompok
N = jumlah siswa
Untuk menyimpulkan hasil olah data berdasarkan rumusan masalah penelitian item angket yang mendukung aspek variabel dengan menggunakan tolak ukur dan kategori sebagai berikut.
Tabel 3.17. Kategori Respon Siswa
Batasan Kategori
0 %- 25% Sangat tidak baik
25% - 50% Kurang baik
50% Cukup
50% - 75% Baik
75% - 100% Sangat baik
(32)
115
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Beberapa simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini, antara lain: 1. Berdasarkan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: a) terdapat perbedaan pretes dan postes motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan desain pembelajaran model ASSURE dengan tingkat signifikansi uji-t 0,000 < 0,05, b) terdapat perbedaan pretes dan postes motivasi belajar pada kelas kontrol dengan tingkat signifikansi uji-t 0,000 < 0,05. c) terdapat perbedaan motivasi belajar pada pengukuran akhir (postes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tingkat signifikansi uji-t 0,008 < 0,05.
2. Simpulan menganai motivasi belajar sebagai berikut: a) terdapat perbedaan pretes dan postes hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan desain pembelajaran model ASSURE dengan tingkat signifikansi uji-t 0,000 < 0,05, b) terdapat perbedaan pretes dan postes hasil belajar pada kelas kontrol dengan tingkat signifikansi uji-t 0,000 < 0,05. c) tidak terdapat perbedaan hasil belajar pada pengukuran akhir (postes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tingkat signifikansi uji-t 0,099 > 0,05.
3. Implementasi pembelajaran dengan menggunakan desain model ASSURE dengan pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) pada kelas eksperimen mempunyai pengaruh lebih tinggi dibanding dengan pembelajaran yang tidak menggunakan desain model ASSURE pada kelas kontrol terhadap materi Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestariannya.
4. Hasil pengisian angket tanggapan peserta didik di kelas eksperimen yang berjumlah empat indikator, pada umumnya mereka berpendapat memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan: a )
(33)
116
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menunjukkan perasaan senang terhadap desain pembelajaran Geografi model ASSURE dengan pemilihan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT), b) menunjukkan ketertarikan terhadap tampilan gambar dan video dalam pembelajaran, c) menunjukkan kesungguhan dalam belajar materi Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dan d) menunjukkan keyakinan dalam memahami isi materi Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup. Tanggapan positif yang dikemukakan oleh peserta didik menunjukkan bahwa fungsi dari media sesuai dengan gaya belajar yang siswa miliki mampu memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari suatu materi baik secara mandiri ataupun dalam kelompok menurut kecepatan belajar masing-masing.
5. Kendala dan hambatan terkait dengan aplikasi model ASSURE dalam kegiatan pembelajaran dengan pemilihan Model Pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) di sekolah penelitian antara lain: a) kesulitan dalam
memadukan materi dengan media dan lembar kerja siswa pada pembelajaran, b) pemahaman guru dan siswa terhadap pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head Together) masih sangat, c) peserta didik sulit untuk dibagi kelompok diskusi, d) waktu pelaksanaan pembelajaran dengan desain model ASSURE pada pemilihan pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head
Together) menuntut waktu yang panjang karena ketika peserta didik diminta
berpikir bersama dalam kelompok tidak semua siswa dalam kelompok mampu menyelesaikan permasalahan dalam waktu yang cepat.
6. Temuan dari hasil penelitian menunjukkan kelebihan dari penggunaan desain model ASSURE. Beberapa temuan tersebut yaitu a) pembelajaran berpusat pada siswa; b) siswa lebih cepat memahami pembelajaran; c) meng-cover siswa yang memiliki gaya belajar yang audio atau kinestetik dengan pemilihan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berbasis media dan teknologi ; d) siswa aktif dan termotivasi dalam mengerjakan soal yang diberikan; e) ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah yang memadai dengan adanya Laboratorium Geografi. f) guru menjadi sangat terbantu karena
(34)
117
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan pemilihan media audio-visual lebih mudah didapat dengan kemudahan mengakses media tersebut lewat internet di lingkungan sekolah, apalagi ditunjang dengan keberadaan laboratorium Geografi di sekolah. Hal ini memberikan kesan yang positif dari guru karena dapat membantu guru menjelaskan materi Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestariannya kepada peserta didik. g) guru tidak lagi mendominasi kegiatan pembelajaran terutama dalam hal menyampaikan materi karena siswa dapat mempelajari dengan cara berkelompok, h) peserta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan karena ditunjang dengan gaya belajar yang dimiliki, i) suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena dengan mengetahui gaya belajar peserta didik menjadi lebih termotivasi dalam belajar, j) penggunaan desain model ASSURE pada pemilihan pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head Together) dapat mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam hal ini, menurut Sumaatmadja (1980:101-102) bahwa, “dalam berdiskusi aspek kognitif dalam bentuk inkuiri, aspek afektif dalam bentuk minat dan menghargai pendapat orang lain dan aspek psikomotor dalam bentuk ketangkasan menanggapi persoalan serta menganalisanya secara serentak
dapat dikembangkan”. Metode pembelajaran kooperatif/diskusi pada
pembelajaran Geografi baik ditinjau dari pelasksanaannya maupun hasil yang dicapainya dapat memunculkan karakter rasa tanggung jawab, berani merumuskan jawaban-jawaban atau keputusan-keputusan yang harus diambil, percaya diri dan kompetitif. k) desain model ASSURE dapat digunakan berulang-ulang apabila gaya belajar siswa pada kelas tersebut sama yaitu visual dengan didukung sarana dan prasarana penunjangnya. Selain itu desain model ASSURE hanya sesuai diimplementasikan di sekolah-sekolah dengan kelengkapan media berteknologi yang cukup lengkap misalnya laboratorium Geografi yang ditunjang dengan komputer.
(35)
118
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran
Beberapa hal yang perlu direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu:
1. Sebaiknya dilakukan perlakuan motivasi belajar ketika pra penelitian terhadap peserta didik untuk menentukan kelas tersebut bersifat homogen atau tidaknya untuk keakuratan pengambilan sampel.
2. Mengingat desain model ASSURE mendapat tanggapan positif atau sangat baik dari peserta didik, maka perlu dikembangkan penggunaannya untuk materi Geografi yang lain yang sesuai dengan memperhatikan analisis karakteristik peserta didik terutama dalam menentukan gaya belajar peserta didik.
3. Perlunya upaya peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan-pelatihan terutama terkait model pembelajaran dengan berbasis media berteknologi sehingga pada masa yang akan datang pembelajaran Geografi dapat lebih menyenangkan dan memberikan hasil yang maksimal untuk hasil belajar siswa dan tentunya termotivasi untuk belajar.
4. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut sehubungan dengan penggunaan desain model ASSURE dengan pemilihan pembelajaran kooperatif NHT (Numbered
Head Together) banyak mendapatkan kendala terkait dengan penggunaan
media berbasis teknologi, oleh karena itu perlu dikaji jenis metode pembelajaran yang lebih sesuai untuk aplikasi pembelajaran dengan desain model ASSURE.
5. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut terutama terkait dengan perluasan objek dan subjek penelitian pada sekolah-sekolah dengan kondisi yang lebih luas dan heterogen, sehingga dapat diperoleh temuan yang lebih mendalam.
(1)
72
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepercayaan yang kita gunakan α = 0,05. Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak dan H1
diterima, begitu sebaliknya.
d. Uji Gain Faktor (N-Gain)
Gain absolut (selisih antara skor pretes dan skor postes) kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang disebut gain tinggi dan gain rendah. Siswa yang memiliki gain absolute sama belum tentu memiliki gain motivasi belajar yang sama. Oleh karena itu, dikembangkan suatu alternative untuk menjelaskan gain yang disebut gain ternormalisasi (N-Gain) (Rusnanto, 2008:15). Untuk melihat peningkatan motivasi belajar sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1999);
� − ��� = − �
�� − � Keterangan:
Spost : skor postes
Spre : skor pretes
Smaks : skor maksimal/ideal
e. Angket Tanggapan Siswa
Data yang diperoleh dari angket dihitung persentasenya menggunakan rumus sebagai berikut;
= � � Keterangan:
T : persentase sikap terhadap setiap pernyataan J : jumlah jawaban setiap kelompok sikap N : jumlah siswa
Skala yang digunakan adalah skala Likert, setiap jawaban diberi nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1 untuk pernyataan sikap positif (favorable) dan 1, 2, 3, 4 untuk pernyataan bersifat negatif (unfavorable). Kemudian untuk menentukan skor rata-rata jawaban siswa untuk setiap pernyataan digunakan rumus sebagai berikut:
(2)
73
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
=∑ � � Keterangan:
R = skor rata-rata jawaban siswa untuk setiap pernyataan S = skor setiap kelompok
N = jumlah siswa
Untuk menyimpulkan hasil olah data berdasarkan rumusan masalah penelitian item angket yang mendukung aspek variabel dengan menggunakan tolak ukur dan kategori sebagai berikut.
Tabel 3.17. Kategori Respon Siswa
Batasan Kategori
0 %- 25% Sangat tidak baik
25% - 50% Kurang baik
50% Cukup
50% - 75% Baik
75% - 100% Sangat baik
(3)
115
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Beberapa simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini, antara lain: 1. Berdasarkan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: a) terdapat perbedaan pretes dan postes motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan desain pembelajaran model ASSURE dengan tingkat signifikansi uji-t 0,000 < 0,05, b) terdapat perbedaan pretes dan postes motivasi belajar pada kelas kontrol dengan tingkat signifikansi uji-t 0,000 < 0,05. c) terdapat perbedaan motivasi belajar pada pengukuran akhir (postes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tingkat signifikansi uji-t 0,008 < 0,05.
2. Simpulan menganai motivasi belajar sebagai berikut: a) terdapat perbedaan pretes dan postes hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan desain pembelajaran model ASSURE dengan tingkat signifikansi uji-t 0,000 < 0,05, b) terdapat perbedaan pretes dan postes hasil belajar pada kelas kontrol dengan tingkat signifikansi uji-t 0,000 < 0,05. c) tidak terdapat perbedaan hasil belajar pada pengukuran akhir (postes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tingkat signifikansi uji-t 0,099 > 0,05.
3. Implementasi pembelajaran dengan menggunakan desain model ASSURE dengan pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) pada kelas eksperimen mempunyai pengaruh lebih tinggi dibanding dengan pembelajaran yang tidak menggunakan desain model ASSURE pada kelas kontrol terhadap materi Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestariannya.
4. Hasil pengisian angket tanggapan peserta didik di kelas eksperimen yang berjumlah empat indikator, pada umumnya mereka berpendapat memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan: a )
(4)
116
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menunjukkan perasaan senang terhadap desain pembelajaran Geografi model ASSURE dengan pemilihan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT), b) menunjukkan ketertarikan terhadap tampilan gambar dan video dalam pembelajaran, c) menunjukkan kesungguhan dalam belajar materi Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dan d) menunjukkan keyakinan dalam memahami isi materi Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup. Tanggapan positif yang dikemukakan oleh peserta didik menunjukkan bahwa fungsi dari media sesuai dengan gaya belajar yang siswa miliki mampu memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari suatu materi baik secara mandiri ataupun dalam kelompok menurut kecepatan belajar masing-masing.
5. Kendala dan hambatan terkait dengan aplikasi model ASSURE dalam kegiatan pembelajaran dengan pemilihan Model Pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) di sekolah penelitian antara lain: a) kesulitan dalam
memadukan materi dengan media dan lembar kerja siswa pada pembelajaran, b) pemahaman guru dan siswa terhadap pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head Together) masih sangat, c) peserta didik sulit untuk dibagi kelompok diskusi, d) waktu pelaksanaan pembelajaran dengan desain model ASSURE pada pemilihan pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head
Together) menuntut waktu yang panjang karena ketika peserta didik diminta
berpikir bersama dalam kelompok tidak semua siswa dalam kelompok mampu menyelesaikan permasalahan dalam waktu yang cepat.
6. Temuan dari hasil penelitian menunjukkan kelebihan dari penggunaan desain model ASSURE. Beberapa temuan tersebut yaitu a) pembelajaran berpusat pada siswa; b) siswa lebih cepat memahami pembelajaran; c) meng-cover siswa yang memiliki gaya belajar yang audio atau kinestetik dengan pemilihan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berbasis media dan teknologi ; d) siswa aktif dan termotivasi dalam mengerjakan soal yang diberikan; e) ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah yang memadai dengan adanya Laboratorium Geografi. f) guru menjadi sangat terbantu karena
(5)
117
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan pemilihan media audio-visual lebih mudah didapat dengan kemudahan mengakses media tersebut lewat internet di lingkungan sekolah, apalagi ditunjang dengan keberadaan laboratorium Geografi di sekolah. Hal ini memberikan kesan yang positif dari guru karena dapat membantu guru menjelaskan materi Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestariannya kepada peserta didik. g) guru tidak lagi mendominasi kegiatan pembelajaran terutama dalam hal menyampaikan materi karena siswa dapat mempelajari dengan cara berkelompok, h) peserta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan karena ditunjang dengan gaya belajar yang dimiliki, i) suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena dengan mengetahui gaya belajar peserta didik menjadi lebih termotivasi dalam belajar, j) penggunaan desain model ASSURE pada pemilihan pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head Together) dapat mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam hal ini, menurut Sumaatmadja (1980:101-102) bahwa, “dalam berdiskusi aspek kognitif dalam bentuk inkuiri, aspek afektif dalam bentuk minat dan menghargai pendapat orang lain dan aspek psikomotor dalam bentuk ketangkasan menanggapi persoalan serta menganalisanya secara serentak
dapat dikembangkan”. Metode pembelajaran kooperatif/diskusi pada
pembelajaran Geografi baik ditinjau dari pelasksanaannya maupun hasil yang dicapainya dapat memunculkan karakter rasa tanggung jawab, berani merumuskan jawaban-jawaban atau keputusan-keputusan yang harus diambil, percaya diri dan kompetitif. k) desain model ASSURE dapat digunakan berulang-ulang apabila gaya belajar siswa pada kelas tersebut sama yaitu visual dengan didukung sarana dan prasarana penunjangnya. Selain itu desain model ASSURE hanya sesuai diimplementasikan di sekolah-sekolah dengan kelengkapan media berteknologi yang cukup lengkap misalnya laboratorium Geografi yang ditunjang dengan komputer.
(6)
118
Rosmalia Eva, 2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Saran
Beberapa hal yang perlu direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu:
1. Sebaiknya dilakukan perlakuan motivasi belajar ketika pra penelitian terhadap peserta didik untuk menentukan kelas tersebut bersifat homogen atau tidaknya untuk keakuratan pengambilan sampel.
2. Mengingat desain model ASSURE mendapat tanggapan positif atau sangat baik dari peserta didik, maka perlu dikembangkan penggunaannya untuk materi Geografi yang lain yang sesuai dengan memperhatikan analisis karakteristik peserta didik terutama dalam menentukan gaya belajar peserta didik.
3. Perlunya upaya peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan-pelatihan terutama terkait model pembelajaran dengan berbasis media berteknologi sehingga pada masa yang akan datang pembelajaran Geografi dapat lebih menyenangkan dan memberikan hasil yang maksimal untuk hasil belajar siswa dan tentunya termotivasi untuk belajar.
4. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut sehubungan dengan penggunaan desain model ASSURE dengan pemilihan pembelajaran kooperatif NHT (Numbered
Head Together) banyak mendapatkan kendala terkait dengan penggunaan
media berbasis teknologi, oleh karena itu perlu dikaji jenis metode pembelajaran yang lebih sesuai untuk aplikasi pembelajaran dengan desain model ASSURE.
5. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut terutama terkait dengan perluasan objek dan subjek penelitian pada sekolah-sekolah dengan kondisi yang lebih luas dan heterogen, sehingga dapat diperoleh temuan yang lebih mendalam.