Indeks Kesukaran Daya Pembeda

66 Rosmalia Eva, 2014 PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n : banyaknya butir instrument si² : variansi butir ke-i st² : variansi total Tabel 3.10. Kriteria Reliabilitas Instrumen Besarnya Nilai r Kriteria 0,81 - 1,00 Tinggi 0,60 – 0,80 Cukup 0,40 – 0,60 Agak rendah 0,20 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah Sumber: Arikunto, 1999 Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes berbentuk pilihan ganda dengan bantuan menggunakan software ANATES versi 4.0.2. Hasil perhitungan uji reliabilitas butir soal dari tes uji coba dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pengetahuan Soal r Kriteria Keterangan Rendah Cukup Tinggi Tes Instrumen 0.90 √ Reliabel Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Dari tabel 3.11 diperoleh nilai koefisien reliabilitasnya sebesar 0.90 yang berarti instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini sangat baik. Nilai ini menunjukkan bahwa ketepatan hasil pengukuran memiliki taraf signifikansi yang tinggi. Selanjutnya, mengukur reliabilitas instrumen motivasi dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach diperolehlah nilai r sebesar 0.73 dengan kriteria cukup. Nilai ini menunjukkan bahwa ketepatan hasil pengukuran memiliki taraf signifikasni yang cukup. Tabel 3.12. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar Soal r Kriteria Keterangan Rendah Cukup Tinggi Tes Instrumen 0.73 √ Reliabel Sumber: Hasil Penelitian, 2014

4. Indeks Kesukaran

67 Rosmalia Eva, 2014 PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal Arikunto, 1999:207 uji kesukaran soal dilakukan dengan bantuan dengan menggunakan program ANATES versi 4.0.2.Indeks kesukaran diklasifikasikan seperti tabel berikut: Tabel 3.13. Klasifikasi Tingkat Kesukaran P-P Klasifikasi 0,00 – 0,29 0,30 – 0,69 0,70 – 1,00 Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah Sumber: Arikunto 1999:210 Dari hasil pengujian, tingkat kesukaran 30 soal pada instrumen pengetahuan disajikan pada tabel sebagai berikut. Tabel 3.14. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Pengetahuan Nomor Butir Jumlah Betul Tkt. Kesukaran Tafsiran Nomor Butir Jumlah Betul Tkt. Kesukaran Tafsiran 1 15 50 Sedang 16 21 70 Sedang 2 15 50 Sedang 17 3 10 Sukar 3 15 50 Sedang 18 21 70 Sedang 4 26 86 Mudah 19 22 73 Mudah 5 26 86 Mudah 20 21 70 Sedang 6 15 50 Sedang 21 22 73 Mudah 7 16 53 Sedang 22 15 50 Sedang 8 15 50 Sedang 23 15 50 Sedang 9 7 23 Sukar 24 22 73 Mudah 10 11 36 Sedang 25 29 96 Mudah 11 7 23 Sukar 26 7 23 Sukar 12 13 43 Sedang 27 23 76 Mudah 13 26 86 Mudah 28 8 26 Sukar 14 21 70 Sedang 29 23 76 Mudah 15 25 83 Mudah 30 22 73 Mudah Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Berdasarkan Tabel 3.13 tersebut, diketahui bahwa tingkat kesukaran soal yang diperoleh yaitu 14 butir soal berada pada taraf sedang, 11 butir soal berada pada taraf mudah dan 5 butir soal berada pada taraf sukar.

5. Daya Pembeda

68 Rosmalia Eva, 2014 PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut. �� = � � − � � Arikunto, 1999:213 Keterangan:  DP = daya pembeda  B A = banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal benar  B B = banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar  J A = banyaknya peserta tes kelompok atas  J B = banyaknya peserta tes kelompok bawah Selanjutnya, setelah mengetahui daya pembeda, untuk menginterpretasi kriteria indeks daya pembeda disajikan pada tabel berikut. Tabel 3.15. Kualifikasi Daya Pembeda DP Kualifikasi 0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00 Negatif Jelek Cukup Baik Baik sekali Tidak baik, harus dibuang Sumber: Arikunto, 1999 Hasil uji daya beda tercantum pada tabel sebagai berikut. Tabel 3.16. Daya Pembeda Butir Soal No. Butir Kelompok Atas Kelompok Bawah Beda Indeks DP Ket. Nilai Baru 1 8 2 6 75 Baik sekali 2 8 2 6 75 Baik sekali 3 8 2 6 75 Baik sekali 4 8 4 4 50 Baik 5 8 4 4 50 Baik 6 8 6 6 75 Baik sekali 7 8 6 6 75 Baik sekali 8 8 6 6 75 Baik sekali 9 5 5 5 62 Baik 10 5 3 3 37 Cukup 11 5 5 5 62 Baik 69 Rosmalia Eva, 2014 PENGARUH PENERAPAN MODEL ASSURE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERUSAKAN DAN UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12 7 7 87 Baik sekali 13 8 5 3 37 Cukup 14 8 2 6 75 Baik sekali 15 8 5 3 37 Cukup 16 8 2 6 75 Baik sekali 17 3 3 37 Cukup 18 8 2 6 75 Baik sekali 19 8 3 5 62 Baik 20 8 3 5 62 Baik 21 5 3 2 25 Cukup 22 5 2 3 37 Cukup 23 5 2 3 37 Cukup 24 5 3 2 25 Cukup 26 2 2 25 Cukup 27 8 2 6 75 Baik sekali 29 8 2 6 75 Baik sekali 30 7 2 5 62 Baik Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Berdasarkan hasil perhitungan dari 30 butir soal terdapat 12 soal yang memiliki daya pembeda baik sekali, 7 soal dengan kriteria baik, 10 soal dengan kriteria cukup dan 1 soal dengan kriteria jelek. Hasil penilaian atau validasi terhadap instrumen digunakan sebagai dasar untuk penelitian sedangkan instrumen penelitian yang kurang memadai diganti dan selanjutnya diuji cobakan kembali. Setelah diuji cobakan kembali diperoleh hasil yang baik, maka dapat digunakan sebagai patokan dalam melaksanakan penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajar

1 10 49

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SERVICE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA PADA MATERI POKOK PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 1 SUNGGAL.

0 1 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN PENGUATAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN NILAI KARAKTER SISWA PADA MATERI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI KELAS XI IPS 1 SMAN 21 MEDAN.

3 13 25

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (TPS) PADA MATERI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 HUTABAYU RAJA T.A 2013/2014.

0 3 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI KELAS XI SMA NEGERI 10 MEDAN T.A 2011/2012.

0 0 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 RAYA T.A. 2011/2012.

0 4 57

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KABANJAHE DAN KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TIGAPANAH.

2 5 20

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS.

1 1 6

Penerapan Model Pembelajaran Geografi Dengan Penguatan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Nilai Karakter Siswa Pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup Di Kelas XI IPS 1 SMAN 21 Medan

1 9 8