PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajar

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN PELESTARIAN

LINGKUNGAN

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

SEPTA TRISMANITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2013


(2)

ii ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN PELESTARIAN

LINGKUNGAN

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

SEPTA TRISMANITA

Hasil observasi di kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung, diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, salah satunya dengan

menggunakan model Group Investigation (GI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran GIterhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes non-equivalen.Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan X3 yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postesdan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dan uji U dengan bantuan program SPSS versi 17. Data kualitatif berupa


(3)

iii

aktivitas belajar siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran GI yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model kooperatif GI

berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas dan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa terjadi dalam semua aspek. Pada aspek bekerjasama dengan teman bernilai sebesar (78,16); aspek mempresentasikan hasil penyelidikan/diskusi kelompok sebesar (80,46); aspek mengajukan pertanyaan sebesar (65,52); dan aspek membuat kesimpulan sebesar (77,01). Hasil belajar juga mengalami peningkatan, dengan rata-rata nilai pretessebesar (47,59); nilaipostes (77,76); dan N-gain (56,91). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model GI. Data angket menunjukkan bahwa semua (100%) merasa senang mempelajari materi pencemaran dan pelestarian lingkungan dengan model pembelajaran GI. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model GI berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar dan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Kata kunci : GI, aktivitas belajar, hasil belajar, pencemaran dan pelestarian lingkungan.


(4)

Nama

Mahasiswa

:

SePta

Trismanita

No. Pokok Mahasiswa :0853024045

Program

Studi

: Pendidikan'Biologi

AKIVTTAS DAN HASIL BEWAR SISWA

PADA MATERI PENCEMAMN DAN

PELESTARIAN LINGKUNGAN

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Kotaagung

Tahun Pelajaran 2OLZ120L3)

: Pendidikan MIPA

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETU]UI

1. Ksmisi Pembimbing Jurusan

Fakultas

Jfu{

Dr.

Tri

Jalmo,

M.Si.

NrP 19610910 198603

I

005

t,tr

Rini Rita

T.

MarPaung, S'Pd., M.Pd. NrP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

,/

Dr.

Caswita,

M.Si.


(5)

: Dr.

Tri

Jalmo,

M.Si.

:K?L

Tim Penguji

Ketua

Sekretaris

4u;11*

: Rini Rita T. Marpaung, S.Pd.,

M'Pd"""1"""'1":':"

a

^l-r

c-*

15 1935$]{ 003


(6)

(7)

xiii

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Fikir ... 7

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

B. Pembelajaran Kooperatif Group Investigation ... 12

C. Aktivitas Belajar ... 15

D. Hasil Belajar ... 18

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Rancangan Penelitian ... 21

D. Prosedur Penelitian... 22

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 31

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37


(8)

xiv

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN 1. Silabus ... 57

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 62

3. Lembar Kerja Kelompok ... 82

4. Soal Pretes dan Postes ... 135

5. Data Hasil Penelitian ... 141

6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 145


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang

mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, oleh karena itu harus dilakukan usaha untuk

meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan (Azizah, 2012:1). Sesuai dengan

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (SNP, 2009:243).

Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat merespon siswa untuk terlibat aktif sehingga peserta didik perlu dipersiapkan sejak dini. Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan masalah untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Purwanto, 2008:16). Proses


(10)

pembelajaran yang baik adalah melibatkan siswa sepenuhnya. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut (Anonim, 2010:1).

Dalam proses pembelajaran, nampaknya belum banyak guru yang

menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk melakukan proses pembelajaran dengan baik. Rendahnya hasil belajar dan aktivitas belajar siswa terjadi karena dalam proses pembelajaran di sekolah, sebagian besar guru belum menciptakan suasana belajar yang menuntut siswa terlibat aktif. Guru secara aktif menyampaikan penjelasan materi pelajaran sementara siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru oleh karena itu, guru

diharapkan dapat menyajikan pembelajaran yang penuh variasi agar menarik dan merangsang keaktifan siswa. Melalui situasi pembelajaran yang efektif ini, diharapkan tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses belajar mengajar (Setiawan, 2009 :2).

Penggunaan model pembelajaran sebagai perantara untuk mencapai tujuan pembelajaran masih belum dioptimalkan. Proses pembelajaran menggunakan metode yang masih konvensional membuat siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan awal yang dimilikinya dan membuat siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran karena metode pembelajaran tersebut siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Akibatnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Kusuma, 2010:2). Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2010:5) bahwa masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal


(11)

(sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar peserta didik yang merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri.

Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi di SMA Negeri 2 Kotaagung. Hasil wawancara dengan guru biologi kelas X pada November 2012 bahwa nilai paling rendah siswa pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan tahun pelajaran 2011-2012 adalah 68 dan hanya 40 % yang mendapat nilai ≥

70, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 70. Kemudian berdasarkan hasil observasi kepada siswa yaitu kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga aktivitas siswa sebagian besar hanya mendengar, menulis (mencatat) penjelasan guru, latihan soal yang diberikan oleh guru, dan mengobrol dengan teman.

Selama proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah, latihan soal dan diskusi. Metode – metode ini kurang merangsang aktivitas siswa, saat proses pembelajaran dengan metode ceramah guru menjadi satu-satunya sumber informasi bagi siswa, sehingga proses pembelajaran terlihat pasif karena siswa hanya menerima informasi dari guru, latihan soal pun kurang efektif karena siswa cenderung hanya menyalin jawaban dari buku yang telah tersedia. Sedangkan pada saat diskusi, kegiatan diskusi masih didominasi oleh guru sehingga keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kurang optimal.

Berdasarkan kondisi di atas, maka dibutuhkan solusi model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model


(12)

pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif GI. Model pembelajaran ini melibatkan siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan yang tersedia misalnya buku. Selain itu, siswa dilibatkan dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi (2011:42) bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi vertebrata. Selain itu, hasil penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah penelitian Priska (2012:46). Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif GIdapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation

(GI) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pencemaran Dan Pelestarian Lingkungan. (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh

terhadap aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan?


(13)

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif GI terhadap aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan. 2. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif GI

terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan.

D. Manfaat Penelitian

Setelah diadakan penelitian ini, diharapkan bermanfaat :

1. Bagi peneliti, dapat memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih model pembelajaranyang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(14)

3. Bagi siswa, dapat memberikan suasana belajar yang berbeda, melatih siwa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi. 4. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan untuk menggunakan model

pembelajaran GI, sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

Kooperatif GI siswa dibagi menjadi kelompok investigasi dengan anggota 5 sampai 6 orang siswa yang heterogen. Siswa dilibatkan sejak

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

mempelajarinya melalui investigasi. Model pembelajaran GI memiliki 6 tahapan belajar, yaitu: (1) memilih topik (2) perencanaan kooperatif (3) implementasi(4) analisis dan sintesis (5) presentasi hasil akhir (6) evaluasi. 2. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa

yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri atas bekerjasama dengan teman, mempresentasikan hasil penyelidikan/diskusi kelompok, mengajukan pertanyaan, dan membuat kesimpulan.

3. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah kognitif yang diperoleh dari rata-rata nilai hasil pretest dan posttest.


(15)

4. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 sebagai kelas

eksperimen dan siswa kelas X3 sebagai kelas kontrol, semester genap SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013.

5. Materi yang diteliti yaitu KD. 4.2 “Menjelaskan keterkaitan antara

kegiatan manusia dengan masalah perusakan /pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan”.

F. Kerangka Pikir

Pelajaran Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa SMA Negeri 2 Kotaagung, nilai pelajaran biologi pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan masih rendah. Hasil belajar disebabkan oleh pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah tanpa memperhatikan aktivitas belajar yang berpusat pada siswanya. Metode pembelajaran tersebut menyebabkan kurangnya aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa.Hal ini disebabkan penggunaan model pembelajaran sebagai perantara untuk

mencapai tujuan pembelajaran masih belum dioptimalkan oleh guru sehingga menyebabkan aktivitas dan hasil belajar siswa rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru dapat menyajikan pembelajaran yang penuh variasi agar menarik dan merangsang keaktifan siswa melalui situasi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.Salah satu alternatifnya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif GI. Model


(16)

kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran, siswa dilibatkan dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi sehingga siswa menjadi lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi tersebut.

Model pembelajaran kooperatif GI melibatkan siswa dalam pemilihan topik maupun cara untuk mempelajari topik tersebut melalui penyelidikan. Siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk menginvestigasi topik yang telah dipilih dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengeksplorasi pemikiran mereka dalam menginvestigasi suatu topik. Dengan demikian aktivitas belajar siswa yang aktif akan tercipta dan hasil belajar siswa akan meningkat.

Berikut adalah bagan kerangka berfikir dalam penelitian ini.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Ket : X : Variabel bebas (Model pembelajaran kooperatif GI) Y1 : Variabel terikat (Aktivitas belajar siswa)

Y2 : Variabel terikat (Hasil belajar siswa)

Dari bagan diatas maka dapat dijelaskan bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, dimana X mempengaruhi Y1 dan Y2 .

Y

1

Y

2


(17)

G. Hipotesis

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan.

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

2. H0 = Penerapan model pembelajarankooperatif GI tidak berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi

pencemaran dan pelestarian lingkungan

H1 = Penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan.


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif

Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain (Trianto, 2010:21-22)

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap

kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Menurut Lie (2003: 12) pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dengan guru bertindak sebagai fasilitator.


(19)

Lebih lanjut, Suherman (2009: 260) pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja dalam sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

memungkinkan siswa untuk bertukar pendapat dengan teman dalam satu kelompok kecil untuk memecahkan masalah serta menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur demi mencapai tujuan bersama. Menurut Nurulhayati (dalam Rusman 2010:203) Dalam sistem pembelajaran yang kooperatif siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri. Selain itu menurut Lie (2003: 31) pada model pembelajaran kooperatif harus

menerapkan lima unsur yaitu: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, (5) evaluasi proses kelompok. Jika kelima unsur tersebut dilaksanakan dengan baik, maka akan tercipta suasana kerja kelompok yang maksimal.

Didalam kelas kooperatif siswa belajar bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang heterogen,

kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain membantu . tujuan dari pembentukan tersebut adalah untuk memberi kesempatan pada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan


(20)

belajar. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberi penjelasan dengan teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai

ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu diantara teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan belajar (Trianto, 2010:56).

B. Pembelajaran Kooperatif Group Investigation

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah tipe group investigation

(GI). Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Dalam

perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan. Berbeda dengan STAD dan jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Dalam

penerapan model pembelajaran kooperatif GI ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen.

Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan menyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas (Trianto, 2010:79). Hal ini selaras dengan pendapat Nurhadi (2004 dalam Azizah 2012:14) para guru yang menggunakan model GI umumnya membagi kelas menjadi lima hingga enam siswa dengan karakteristik yang heterogen atau kesamaan minat dan kesenangan berteman dan kedudukan guru dalam model pembelajaran ini


(21)

berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan proses yang terjadi dalam kelompok (membantu siswa rencana, melaksanakan, mengelola kelompok)

Menurut Sharan , dkk (1984 dalam Trianto 2010:80-81) membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 fase yaitu : 1. Memilih topik

Siswa memilih subtopik yang ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok, komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.

2. Perencanaan kooperatif

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.

3. Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.

4. Analisis dan Sintesis

Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk


(22)

5. Presentasi hasil Akhir

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikan dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, presentasi dikoordinasi oleh guru.

6. Evaluasi

Siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.

GI adalah sebuah media pengorganisasian yang efektif untuk mendorong dan membimbing keterlibatan siswa dalam belajar. Dengan berkomunikasi secara bebas dan kooperatif dalam merencanakan dan melaksanakan topic

penyelidikan yang mereka pilih, mereka dapat lebih aktif dibandingkan mereka secara individu. Hasil akhir dari kerja kelompok mencerminkan kontribusi masing-masing anggota, tetapi secara intelektual lebih bervariasi daripada hasil kerja yang dilakukan secara individual oleh para siswa yang sama (Sharan, 1990:17). Secara umun perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih sub topik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Interaksi dan komunikasi yang bersifat kooperatif di antara siswa dalam satu kelas dapat dicapai dengan baik, jika pembelajaran dilakukan lewat


(23)

Menurut Joyce (dalam Setiawan, 2009:15) GI mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan model lainnya yaitu: (1) siswa menjadi mandiri dalam mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari (2) siswa mempunyai jiwa kooperatif yang tinggi (3) siswa memiliki kemahiran dalam berkomunikasi dengan intelektual pembelajaran dalam mensintesis dan menganalisis (4) meningkatkan kemampuan siswa dalam berdiskusi. Sedangkan kelemahan model GI menurut Trianto (2009:78) merupakan model pembelajaran yang kompleks dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Kemudian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran GI juga membutuhkan waktu yang lama.

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar

kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004:171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan


(24)

meningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004:12).

Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009:170). Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004:6).

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2003: 36). Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian dari proses kegiatan pembelajaran untuk menunjang prestasi belajar.


(25)

Aktivitas tidak dapat terjadi begitu saja. Ada enam aspek penyebab terjadinya keaktifan siswa yaitu; (1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan

pembelajaran; (2) Tekanan pada aspek afektif dalam kegiatan; (3) Partisipasi siswa dalam pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa; (4) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar; (5) Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam pembelajaran; (6) Pemberian waktu untuk menaggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran (Mc. Keadlie dalam Yamin, 2007:77).

Menurut Diedrich (dalam Rohani, 2004:9) terdapat macam-macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa sebagai berikut:

1. Visual activities, membaca,memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.

3. Listening activities, mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi,musik, pidato dan sebagainya.

4. Writing activities, menulis : cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin dan sebagainya.

5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik,peta, diagram, pola dan sebagainya.

6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya. 7. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. 8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani

tenang, gugup dan sebagainya.

Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan.


(26)

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.

D. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002: 3). Berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar.

Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses pembelajaran antara guru dan siswa. Hasil belajar yang bisa diperoleh siswa setelah pembelajaran dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelek,

keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa.

Kapabilitas siswa tersebut berupa:

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.


(27)

2. Keterampilan intelektualadalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip.

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan akti-vitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikapadalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut (Dimyati dan Mujiono, 2002: 10). Anderson, dkk (2000: 67-68), Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan. Tingkatan tersebut terdiri dari 6 jenis perilaku yaitu: 1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajaridan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2) Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3) Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk meghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6) Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan


(28)

tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.

Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.


(29)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 tahun pelajaran 2012/2013 di SMA Negeri 2 Kotaagung Kabupaten Tanggamus.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 2 Kotaagung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X3 sebagai kelas kontrol, pengambilan sampel dipilih dengan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan khusus.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu (quasi eksperiment) dengan mengunakan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Kelas eksperimen (kelas X1) diberi perlakuan dengan model pembelajaranGI sedangkan kelas kontrol (kelas X3) menggunakan metode diskusi. Setelah itu, kedua kelompok diberi tes/soal di awal dan akhir kegiatan pembelajaran


(30)

(pretes-postes). Hasil pretes dan postespada kedua kelompok subyek dibandingkan.

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan:

I = Kelas eksperimen (kelas X1) II = Kelas kontrol (kelas X3)

X = Perlakuan di kelas eksperimen (model pembelajaran kooperatif GI) C = Perlakuan di kelas kontrol (metode diskusi)

O1 = Pretes O2 = Postes

Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen (dimodifikasi dari Riyanto, 2001: 43).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian ke bagian akademik FKIP untuk

melakukan penelitian ke sekolah SMA Negeri 2 Kotaagung. b. Melakukan wawancara dengan guru biologi dan pengamatan siswa

pada saat kegiatan pembelajaran biologi di kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung berlangsung.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen yaitu kelas X1 dan kelas kontrol yaitu X3.

Kelas Pretes Perlakuan Postes

I O1 X O2


(31)

d. Mengelompokkan siswa secara heterogen pada kelas eksperimen dan kontrol berdasarkan nilai akademik siswa, nilai diperoleh dari dokumentasi pada guru kelas. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).

f. Membuat instrument penelitian berupa: soal pretes/postes, lembar observasi aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran GI.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model GI untuk kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, pertemuan pertama

membahas tentang keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran lingkungan sedangkan pertemuan kedua

membahas tentang keterkaitan antara kegiatan manusia dengan pelestarian lingkungan. Penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Kelas Eksperimen (Pembelajaran Model GI) 1) Kegiatan Pendahuluan

(1) Siswa mengerjakan pretes dalam bentuk uraian pada pertemuan pertama


(32)

(2) Apersepsi kepada siswa dengan memperhatikan penjelasan guru

Pertemuan I : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan ” Kegiatan manusia yang berdampak negatif dapat menyebabkan terjadinya kerusakan/pencemaran lingkungan. Kegiatan manusia seperti apa saja yang kalian ketahui yang dapat menyebabkan kerusakan/pencemaran lingkungan?”

Pertemuan II : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan “ Kegiatan/upaya apa yang dapat kita lakukan untuk melestarikan lingkungan sekitar kita agar tidak terjadi kerusakan/pencemaran?”

(3) Siswa memperoleh motivasi dari guru:

Pertemuan I: Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai macam kerusakan/pencemaran lingkungan, sehingga kita dapat berusaha untuk menjaga lingkungan disekitar kita

Pertemuan II: Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai upaya untuk melestarikan lingkungan, sehingga lingkungan dapat terjaga hingga generasi

selanjutnya

2) Kegiatan Inti

(1) Siswa memilih topik yang diselidiki berkaitan dengan materi kerusakan/pencemaran dan pelestarian lingkungan.


(33)

Topik meliputi:

(Pertemuan I) : Kerusakan hutan, kerusakan laut,

pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. (Pertemuan II) : Pelestarian hutan, Pelestarian laut dan pantai, pelestarian udara, pelestarian tanah, pelestarian flora dan fauna.

(2) Siswa merencanakan secara kooperatif untuk menyelesaikan topik yang telah dipilih.

(3) Siswa mengerjakan LKK sesuai topik yang dipilih dengan melakukan penyelidikan dari sumber yang tersedia

misalnya buku teks yang berkaitan dengan materi. (4) Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang

diperoleh dari kerja kelompok.

(5) Setiap perwakilan topik mempersentasikan hasil penyelidikannya.

(6) Guru dan kelompok lain mengevaluasi hasil presentasi tiap kelompok dengan berbagai tanya jawab, kritik, dan saran. 3) Kegiatan Penutup

(1) Siswa bersama-sama guru merefleksikan hasil pembelajaran.

(2) Siswa mengerjakan soal postes yang berupa soal uraian pada pertemuan kedua.

(3) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.


(34)

b. Kelas Kontrol (Pembelajaran Metode Diskusi) 1) Kegiatan Pendahuluan

(1) Siswa mengerjakan pretes dalam bentuk uraian pada pertemuan pertama

(2) Apersepsi kepada siswa dengan memperhatikan penjelasan guru.

Pertemuan I : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan ” Kegiatan manusia yang berdampak negatif dapat menyebabkan terjadinya kerusakan/pencemaran lingkungan. Kegiatan manusia seperti apa saja yang kalian ketahui yang dapat menyebabkan kerusakan/pencemaran lingkungan?”

Pertemuan II : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan ” Kegiatan/Upaya apa yang dapat kita lakukan untuk melestarikan lingkungan sekitar kita agar tidak terjadi pencemaran?”

(3) Siswa memperoleh motivasi dari guru:

Pertemuan I: Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai macam kerusakan/pencemaran lingkungan, sehingga kita dapat berusaha untuk menjaga lingkungan disekitar kita

Pertemuan II : Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai upaya untuk melestarikan lingkungan,


(35)

sehingga lingkungan dapat terjaga hingga generasi selanjutnya.

2) Kegiatan Inti

(1) Setiap kelompok siswa memperoleh LKK.

(2) Setiap siswa mendiskusikan soal pada LKK bersama kelompoknya.

(3) Siswa menyelesaikan LKK .

(4) Guru meminta perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

(5) Guru mengkonfirmasi hasil diskusi LKK yang telah dipresentasikan dan menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.

3) Kegiatan Penutup

(1) Siswa bersama-sama guru merefleksikan hasil pembelajaran.

(2) Siswa mengerjakan soal postes yang berupa soal uraian pada pertemuan kedua.

(3) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.


(36)

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

1. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif yang diuraikan sebagai berikut : a. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data lembar observasi aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif GI.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan nilai postes, kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes. Nilai selisih tersebut disebut sebagai skor N-gain lalu dianalisis secara statistik.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.


(37)

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama Aspek yang di amati A B C D

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 Dst Xi X Ket

(dimodifikasi dari Arikunto, 2009:183)

Keterangan :

A. Bekerjasama dengan teman

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja). 2. Bekerjasama tetapi hanya satu atau dua teman. 3. Bekerjasama baik dengan semua anggota kelompok.

Petunjuk penilaian: melihat kegiatan siswa di dalam kelompok pada saat berdiskusi.

B. Mempresentasikan hasil penyelidikan/diskusi kelompok 1. Tidak mempresentasikan hasil penyelidikan/diskusi kelompok

dan tidak dapat menjawab pertanyaan (diam saja).

2. Mempresentasikan hasil penyelidikan/diskusi tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar

3. Mempresentasikan hasil penyelidikan/diskusi dan menjawab pertanyaan dengan benar.

Petunjuk penilaian: melihat kegiatan siswa di dalam kelompok pada saat mempresentasikan hasil penyelidikan/diskusi kelompok. C.Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengajukan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan.

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan.

Petunjuk penilaian: melihat siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat presentasi kelas & pada saat proses pembelajaran. D. Membuat kesimpulan

1. Tidak membuat kesimpulan.

2. Membuat kesimpulan tetapi tidak sesuai materi. 3. Membuat kesimpulan sesuai dengan materi.

Petunjuk penilaian: pada saat siswa membuat kesimpulan di akhir pembelajaran.


(38)

b) Pretes dan Postes

Data hasil belajar berupa nilai pretes danpostes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postesdiambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal adalah soal uraian kemudian

dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes Selisih tersebut disebut sebagai skor gain.

Untuk mendapatkan skor yang diharapkan dari pretes dan postes menggunakan rumus berikut :

Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112).

c) Angket Tanggapan Siswa

Angket ini berisi pendapat siswa tentang model pembelajaran kooperatif GI yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 10

pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Setiap siswa memilih jawaban yang menurut mereka sesuai dengan pendapat mereka pada lembar angket yang telah diberikan. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.


(39)

Table 2. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran GI

No Pernyataan S TS

1 Saya senang mempelajari materi Pencemaran dan

Pelestarian Lingkungan dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru

2 Pembelajaran yang diberikan oleh guru membuat

saya tertarik melakukan penyelidikan dengan topik yang telah saya pilih

3 Pembelajaran yang diberikan oleh guru membuat

saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok

4 Pertanyaan dalam LKK tidak menantang saya

untuk melakukan penyelidikan dan mencari informasi dari berbagai sumber

5 Saya termotivasi untuk melakukan penyelidikan

dan mencari informasi dari berbagai sumber untuk menyelesaikan pertanyaan dalam LKK

6 pembelajaran yang saya ikuti membuat saya

menjadi lebih bingung dan tidak memahami materi tersebut.

7 Pembelajaran yang saya ikuti tidak menjadikan

saya lebih aktif dalam proses pembelajaran

8 Saya merasa bosan dalam proses belajar dengan

pembelajaran yang diberikan oleh guru

9 Pembelajaran yang diberikan oleh guru

menjadikan saya percaya diri dan berani untuk mempresentasikan hasil penyelidikan

10 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman

dalam proses pembelajaran yg berlangsung

F. Teknik Analisis Data

a) Data Kualitatif

1. Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu:


(40)

1) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus: % 100 x n xi

 

Ket:  = Rata-rata skor aktivitas siswa

xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh

n = Jumlah skor aktivitas maksimum (Sudjana, 2005 : 69).

2) Menafsirkan atau menetukan kategori Persentase Aktivitas Siswa sesuai kriteria pada table 3

Tabel 3. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa Persentase (%) Kriteria

87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99 0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang

(dimodifikasi dari Hidayati dalam Trisila, 2012:32)

2. Angket Tanggapan Siswa

Data tanggapan siswa pada kelas eksperimen terhadap model pembelajaran GI dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri atas 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif.

a. Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 4.

Tabel 4. Skor per jawaban angket Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan :S=Setuju; TS= Tidak Setuju (dimodifikasi dari Sukarsih, 2012:30)


(41)

b. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 5. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Penerapan model pembelajaran GI

No. Pernyata an Angket Pilihan jawaban

Nomor Responden (Siswa) Persentase 1 2 3 4 5 dst.

1 S TS 2 S

TS 3 S

TS 4 S

TS 5 S

TS dst. S

TS

(dimodifikasi dari Sukarsih, 2012: 31)

c. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % 100  

maks in S S X

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69).

d. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran GI


(42)

Tabel 6. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran GI

Persentase Kriteria > 70

30 ≤ x <70 < 30

Tinggi Sedang Rendah (dimodifikasi dari Hake, 1999:1) b) Data Kuantitatif

Data hasil belajar penelitian ini berupa nilai pretes, postes, kemudian di hitung selisih antara nilaipretes dan nilai postes. Nilai tersebut disebut

N-gain lalu dianalisis secara statistika. Untuk mendapatkan N-gain dapat dihitung dengan menggunakan Hake (1999:1) yaitu :

Keterangan:

N-gain = average normalized gain = rata-rata N-gain

Spost = postscore class averages = rata-rataskor postes

Spre = prescore class averages = rata-rataskor pretes Smax = maximum score = skor maksimum

Sedangkan untuk mengukur persen (%) peningkatan (%g) hasil belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut.

Nilai pretes, postest, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol selanjutnya dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data:


(43)

1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan

program SPSS versi 17. a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).

2. Uji Kesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis yang digunakan yaitu :

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda b. Dengan Kriteria Uji yaitu:

- Jika Fhit < F tab atau probabilitasnya> 0,05 maka H0 diterima - Jika F hit > F tab atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak.

(Pratisto, 2004:71). 3. Pengujian Hipotesis

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji dengan pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis

digunakan uji t (kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata) dengan mengunakan program SPSS 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak berbeda secara signifikan.


(44)

2. Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13)

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2. Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10).

c. Uji Mann-Whitney U

Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji Mann-Whitney U

1. Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

2. Kriteria Uji

- Jika p-value > 0,05 maka terima Ho


(45)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Peneliti yang hendak menggunakan model pembelajaran kooperatif GI

diharapkan lebih cermat dan tepat dalam mempertimbangkan waktu setiap sintaks pembelajaran GI, karena penerapan model pembelajaran GI


(46)

2. Peneliti lain yang akan menerapkan model pembelajaran kooperatif GI, hendaknya terlebih dahulu mengajar materi lain dengan model GI sehingga siswa terlatih dan terbiasa dengan model yang digunakan.

3. Sebaiknya untuk pembagian kelompok, jumlah siswa tidak boleh lebih dari 4 orang siswa agar diskusi dalam kelompok efektif.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, at all. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman.Newyork.

Anonim . 2010. Proses Belajar Mengajar. http// www.google.com (29 Januari 2013) : 14.23 WIB.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Priska, A. T. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas siswa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Azizah, E. M. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Sub Materi Pokok Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dewi, I. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 13 Bandar Lampung Pada Sub Materi Vertebrata. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA.

http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf(2 Februari 2013; 09:05 WIB).

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.

Kusuma, J. P. 2010. Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigaation (GI) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Perhitungan Statika Bangunan Kelas X TKK SMK Negeri 5 Surakarta.(Penelitian Tindakan Kelas).

http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=16995 (18 April 2013) : 13:13 WIB


(48)

Lie, A. 2003. Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas. Grasindo. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17.Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Rusman.2010.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Setiawan, A. N. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Komik Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri 10 Surakarta (Penelitian Tindakan Kelas Pada Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan)

http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=13287 (17 April 2013): 17:05 WIB

Sharan, Shlomo. 1990. Group Investigation Expands Cooperative Learning. http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_198912_sharan.pdf (18 April 2013) : 15:21 WIB

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Standar Nasional Pendidikan (SNP). 2009. Dihimpun oleh Afnil Guza. Asa Mandiri. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sukarsih, W.S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem.

(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suherman, E. 2009. Jurnal Pendidikan dan Budaya: Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. Dalam http://educare.e-fkipunla.net(01 februari 2013: 11:14)


(49)

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif –Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta.

Trisila, Yudi. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Examples Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Yamin, Martinus. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Gaung Persada Press. Jakarta.


(1)

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13)

b.Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2. Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10).

c. Uji Mann-Whitney U

Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji Mann-Whitney U

1. Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

2. Kriteria Uji

- Jika p-value > 0,05 maka terima Ho


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Peneliti yang hendak menggunakan model pembelajaran kooperatif GI

diharapkan lebih cermat dan tepat dalam mempertimbangkan waktu setiap sintaks pembelajaran GI, karena penerapan model pembelajaran GI


(3)

hendaknya terlebih dahulu mengajar materi lain dengan model GI sehingga siswa terlatih dan terbiasa dengan model yang digunakan.

3. Sebaiknya untuk pembagian kelompok, jumlah siswa tidak boleh lebih dari 4 orang siswa agar diskusi dalam kelompok efektif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, at all. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman.Newyork.

Anonim . 2010. Proses Belajar Mengajar. http// www.google.com (29 Januari 2013) : 14.23 WIB.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Priska, A. T. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas siswa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Azizah, E. M. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Sub Materi Pokok Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dewi, I. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 13 Bandar Lampung Pada Sub Materi Vertebrata. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA.

http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf(2 Februari 2013; 09:05 WIB).

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.

Kusuma, J. P. 2010. Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigaation (GI) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Perhitungan Statika Bangunan Kelas X TKK SMK Negeri 5 Surakarta.(Penelitian Tindakan Kelas).

http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=16995 (18 April 2013) : 13:13 WIB


(5)

Grasindo. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17.Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Rusman.2010.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Setiawan, A. N. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Komik Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri 10 Surakarta (Penelitian Tindakan Kelas Pada Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan)

http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=13287 (17 April 2013): 17:05 WIB

Sharan, Shlomo. 1990. Group Investigation Expands Cooperative Learning. http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_198912_sharan.pdf (18 April 2013) : 15:21 WIB

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Standar Nasional Pendidikan (SNP). 2009. Dihimpun oleh Afnil Guza. Asa Mandiri. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sukarsih, W.S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suherman, E. 2009. Jurnal Pendidikan dan Budaya: Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. Dalam http://educare.e-fkipunla.net(01 februari 2013: 11:14)


(6)

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif –Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta.

Trisila, Yudi. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Examples Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Yamin, Martinus. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Gaung Persada Press. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung Tahun Pe

10 38 59

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 15 54

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI BIOLOGI PADA MATERI POKOK KINGDOM PLANTAE (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Bina Mulya Bandar Lampung Semester Genap Tah

4 62 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

2 14 52

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajar

1 10 49

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 14 48

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 49

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AFEKTIF RECEIVING DAN RESPONDING SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH (Studi Eksperimen Siswa Kelas X SMA PERSADA Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 98

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Ajaran

1 20 140

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung T.P 2014/2015)

0 7 59