PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN DI PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI.

(1)

No. Daftar FPEB : 213/UN.40.7.D1/LT/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS

BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN DI PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

Skripsi

DiajukanUntukMemenuhiSalah

SatuSyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikanProgram StudiPendidikanAkuntansi

DisusunOleh:

Virga Dara Sandika 1103611

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

No. Daftar FPEB : 213/UN.40.7.D1/LT/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS

BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN DI PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

Oleh

Virga Dara Sandika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Virga Dara Sandika 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS

BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN DI PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

Virga Dara Sandika

Pembimbing: Dra. Heraeni Tanuatmodjo, MM ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain eksperimen kuasi atau eksperimen semu dengan menggunakan metode One-Grup Pretest-Posttest Design. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012 Kelas A yang sedang mengontrak mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengujian hipotesis yang digunakan adalah statistika nonparametrik dengan Wilcoxon Match Pairs Test pada taraf signifikansi 5%, karena data tidak berdistribusi normal. Perhitungan statistika dilakukan secara manual.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Persentase rata-rata aktivitas belajar mahasiswa sebelum penerapan model sebesar 34,44%, sedangkan rata-rata persentase aktivitas belajar mahasiswa pada saat penerapan model sebesar 82,03% pada eksperimen 1, 78,57% pada eksperimen 2, dan 85,31% pada eksperimen 3.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Aktivitas Belajar Mahasiswa


(5)

THE EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) ON STUDENT LEARNING ACTIVITIES OF STUDENT LEARNING COURSE ON ADVANCED FINANCIAL MANAGEMENT IN ACCOUNTING EDUCATION STUDY

PROGRAM Virga Dara Sandika

Advisor: Dra. Heraeni Tanuatmodjo, MM ABSTRACT

The purpose of this research was to determine the increase in student learning activities in Advanced Financial Management courses before the implementation of cooperative learning model STAD and when implementation of cooperative learning model STAD.

The method used is experimental or experimental design and quasi-experimental methods One-group pretest-posttest design. The sample in this research were students in Accounting Education Program Force 2012 Class A being contracted courses Advanced Financial Management. Samples were selected using purposive sampling technique. Hypothesis testing method used is nonparametric statistics by Wilcoxon Match Pairs Test at the 5% significance level, because the data is not normal. Statistical calculations done manually.

The results of this research showed that there is an increase in students' learning activities in Advanced Financial Management courses before the implementation of cooperative learning model STAD and when implementation of cooperative learning model STAD. The average percentage of students' learning activities before the implementation of the model of 34.44%, while the average percentage of students learning activity when implementation of the model of 82.03% in experiment 1, 78.57% in experiment 2, and 85.31% in 3 experiments.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Belajar ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Tujuan Belajar ... 9

3. Teori Belajar ... 9

a. Teori Pendekatan Kognitif ... 9

b. Teori Pendekatan Behavioristik... 11

c. Teori Pendekatan Konstruktivisme ... 12

d. Teori Pendekatan Humanistik ... 13

4. Prinsip-Prinsip Belajar ... 14

B. Aktivitas Belajar ... 15

1. Pengertian Aktivitas Belajar ... 15

2. Klasifikasi Aktivitas Belajar ... 17

C. Model Pembelajaran ... 19

1. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif ... 19

2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ... 20

3. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

4. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ... 22

D. Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan ... 23

E. Hasil Penelitian Terdahulu ... 25

F. Kerangka Pemikiran ... 29

G. Hipotesis ... 30


(7)

A. Desain Penelitian ... 32

B. Operasionalisasi Variabel... 33

C. Populasi dan Sampel ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Prosedur Eksperimen ... 38

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 41

1. Observasi Langsung ... 41

2. Uji Normalitas ... 42

3. Pengujian Hipotesis ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Gambaran Objek Penelitian ... 47

1. Profil Program Studi Pendidikan Akuntansi ... 47

2. Sejarah Ringkas Program Studi Pendidikan Akuntansi FPEB Universitas Pendidikan Indonesia ... 47

3. Visi Program Studi Pendidikan Akuntansi ... 48

4. Misi Program Studi Pendidikan Akuntansi ... 48

5. Tujuan Program Studi Pendidikan Akuntansi ... 48

6. Sasaran Program Studi Pendidikan Akuntansi ... 49

7. Strategi Program Studi Pendidikan Akuntansi ... 49

8. Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi ... 50

9. Daftar Personalia ... 51

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

1. Gambaran Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeSTAD ... 51

2. Aktivitas Belajar Mahasiswa Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 65

3. Aktivitas Belajar Mahasiswa Pada Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 66

4. Perbedaan Aktivitas Belajar Mahasiswa Sebelum dan Pada Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 70

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 72

1. Uji Normalitas ... 72

a. Perhitungan Uji Normalitas Aktivitas Belajar Mahasiswa Sebelum Penerapan Model STAD ... 72

b. Perhitungan Uji Normalitas Aktivitas Belajar Mahasiswa Pada Saat Penerapan Model STAD ... 76

2. Wilcoxon Match Pairs Test ... 79

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 89


(8)

B. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA ... 91


(9)

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

Tabel A.1 Daftar Aktivitas Belajar Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan Tahun 2012 Kelas A ... 3 Tabel A.2 Kriteria Persentase Keaktifan Mahasiswa ... 3

BAB II LANDASAN TEORI

Tabel C.1 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)... 23 Tabel E.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 25

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel B.1 Operasionalisasi Variabel ... 33 Tabel D.1 Format Checklist(√) Pengamatan Terhadap Aktivitas Belajar

Mahasiswa ... 37 Tabel E.1 Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ... 38 Tabel F.1 Kriteria Persentase Keaktifan Mahasiswa ... 42

BAB IV PEMBAHASAN

Tabel A.1 Daftar Dosen ... 50 Tabel A.2 Daftar Personalia ... 51 Tabel B.1 Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD Pada Eksperimen Pertemuan Pertama ... 52 Tabel B.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD Pada Eksperimen Pertemuan Kedua ... 56 Tabel B.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD Pada Eksperimen Pertemuan Ketiga ... 61 Tabel B.4 Daftar Aktivitas Belajar Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan

Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan Tahun 2012 Kelas A Sebelum Penerapan STAD ... 66 Tabel B.5 Persentase Aktivitas Belajar Mahasiswa Pada Saat Penerapan Model STAD Pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan Tahun 2012 Kelas A ... 68


(10)

Tabel B.6 Perbandingan Persentase & Kriteria Aktivitas Belajar Mahasiswa Sebelum dan Pada Saat Penerapan Model STAD Pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi

Angkatan Tahun 2012 Kelas A ... 71

Tabel C.1 Tabel Penolong Hasil Pretest Aktivitas Mahasiswa ... 73

Tabel C.2 Pertitungan Z-Score Pretest Aktivitas Mahasiswa ... 74

Tabel C.3 Daftar Frekuensi Pretest Aktivitas Mahasiswa ... 75

Tabel C.4 Tabel Penolong Hasil Posttest Aktivitas Mahasiswa ... 76

Tabel C.5 Pertitungan Z-Score Posttest Aktivitas Mahasiswa ... 77

Tabel C.6 Daftar Frekuensi Posttest Aktivitas Mahasiswa ... 78

Tabel C.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 79

Tabel C.8 Data Aktivitas Belajar Mahasiswa Sebelum dan Pada Saat Penerapan Model STAD ... 80

Tabel C.9 Tabel Penolong Test Wilcoxon ... 81

Tabel C.10 Hasil Pengujian Uji Wilcoxon Match Pairs Test... 83

Tabel D.1 Perbedaan Frekuensi Aktivitas Belajar Mahasiswa Sebelum dan Pada Saat Penerapan Model ... 85


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar A.1 One-Grup Pretest-Posttest Design ... 32 Gambar B.1 Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Mahasiswa Pada Saat


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

1. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012 Kelas A Pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan (Observasi Awal/Pretest)

2. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012 Kelas A Pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan (Eksperimen 1/Posttest)

3. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012 Kelas A Pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan (Eksperimen 2/Posttest)

4. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012 Kelas A Pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan (Eksperimen 3/Posttest)

5. Rekapitulasi Jumlah Aktivitas Mahasiswa Pada Pertemuan Pretest, Eksperimen 1, 2 & 3

LAMPIRAN 2

1. Aktivitas Mahasiswa Pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pertemuan Pertama

2. Aktivitas Mahasiswa Pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pertemuan Kedua

3. Aktivitas Mahasiswa Pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pertemuan Ketiga

LAMPIRAN 3

1. Surat Keputusan (SK) Penetapan Pembimbing Skripsi 2. Frekuensi Bimbingan


(13)

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan hak asasi bagi setiap manusia dan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan, sedangkan pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai sebagai tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II Pasal 3 berbunyi sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional dapat dicapai melalui kegiatan pembelajaran di sekolah, di perguruan tinggi atau di dalam pendidikan formal. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dengan guru di dalam kelas, apabila konteksnya di perguruan tinggi, maka kegiatan pembelajaran adalah interaksi pembelajaran yang terjadi antara mahasiswa dengan dosen di dalam proses pembelajaran. Interaksi yang terjadi antara mahasiswa dengan dosen di dalam proses pembelajaran akan menghasilkan aktivitas belajar mahasiswa.

Kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi dilaksanakan dengan metode atau model yang berbeda tiap jenjang pendidikan maupun tiap terjadinya proses pembelajaran. Metode atau model pembelajaran tersebut merupakan salah satu modal seorang dosen dalam meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Metode atau model pembelajaran apabila disesuaikan dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik materi tertentu yang


(15)

2

diajarkan oleh dosen dapat membantu dalam meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa.

Namun, adakalanya metode atau model pembelajaran yang diterapkan oleh seorang dosen dalam proses pembelajaran pada materi tertentu tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik materi tersebut, sehingga tidak dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa bahkan membuat mahasiswa jenuh dalam belajar. Selain itu, mahasiswa menjadi seorang yang pasif karena hanya mampu menerima materi yang diberikan oleh dosen tanpa berpartisipasi aktif untuk menunjang proses belajar mengajar di dalam kelas pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Akibat dari penerapan metode atau model pembelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik materi tertentu dapat membuat aktivitas belajar mahasiswa menjadi rendah dan terbatas.

Apabila dalam proses pembelajaran mahasiswa kurang memperhatikan penjelasan dosen, kurang berinteraksi dan berkomunikasi dengan dosen serta kurang berpartsipasi aktif pada saat proses pembelajaran di dalam kelas, menandakan bahwa aktivitas belajar mahasiswa masih rendah.

Sehubungan dengan pembahasan mengenai aktivitas belajar mahasiswa, berikut dapat dilihat persentase aktivitas belajar mahasiswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, sebagai observasi pra penelitian yang dilakukan pada Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dengan sampel mahasiswa Angkatan 2012 Kelas A dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan. Pada saat dilakukan observasi, jumlah mahasiswa yang hadir adalah 39 mahasiswa dari 39 mahasiswa Angkatan 2012 Kelas A yang mengontrak mata kuliah tersebut.


(16)

3

Tabel A.1

Daftar Aktivitas Belajar Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan Tahun 2012 Kelas A

Aktivitas Mahasiswa Jumlah Mahasiswa Persentase (%) Mengamati materi dalam media

pembelajaran yang dipresentasikan oleh dosen

26 66,67

Mendengarkan penjelasan dosen 26 66,67

Mencatat penjelasan dosen 15 38,46

Mengerjakan soal secara berkelompok 0 0

Mengajukan pertanyaan 3 7,69

Mengemukakan pendapat 9 23,08

Mengerjakan soal latihan 15 38,46

Jumlah mahasiswa 39

Rata-rata aktivitas mahasiswa 34,43

Kategori Sedikit Melakukan

Sumber: Pra Penelitian di Prodi Pendidikan Akuntansi FPEB UPI Bandung (Data Diolah)

Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar mahasiswa berdasarkan hasil observasi pra penelitian tersebut, berikut dapat dilihat tabel kriteria persentase keaktifan mahasiswa:

Tabel A.2

Kriteria Persentase Keaktifan Mahasiswa

Skala Persentase Kategori

76-99 % Sangat banyak melakukan

51-75 % Banyak melakukan

26-50 % Sedikit melakukan

1-25 % Sedikit sekali melakukan

Sumber: Dimiyati dan Mudjiono (2009:125)

Dari tabel kriteria persentase di atas aktivitas mahasiswa tergolong cukup baik atau aktif apabila persentasenya berkisar antara 51-75% dengan kategori banyak melakukan, sedangkan apabila aktivitas mahasiswa berada pada persentase di bawah 51% maka dapat dikatakan bahwa aktivitas mahasiswa sedikit atau mahasiswa pasif. Berdasarkan hasil observasi tersebut, terlihat bahwa aktivitas mengamati materi dalam media pembelajaran yang dipresentasikan oleh dosen serta mendengarkan penjelasan dosen yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi Pendidikaan Akuntansi Angkatan 2012 Kelas A tergolong dalam kriteria banyak


(17)

4

melakukan yang persentasenya berkisar antara 51-75%, akan tetapi untuk aktivitas yang lain relatif masih rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar mahasiswa masih rendah. Mahasiswa cenderung pasif dan kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Fenomena aktivitas belajar mahasiswa yang masih rendah merupakan masalah yang harus dicarikan solusi. Apabila aktivitas belajar mahasiswa rendah, maka akan menghambat proses belajar mengajar di dalam kelas. Selain itu, dalam kegiatan belajar diperlukan adanya aktivitas, sehingga dapat tercipta proses belajar mengajar yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2007:95) yang mengemukakan bahwa:

Aktivitas sangat diperlukan dalam belajar. Sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Dalam dinamika kehidupan manusia, berpikir dan berbuat sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Begitu juga dalam belajar sudah barang tentu tidak mungkin meninggalkan dua kegiatan itu, berpikir dan berbuat. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Sehubungan dengan pendapat di atas, aktivitas belajar mahasiswa yang rendah tidak dapat dibiarkan begitu saja karena akan memberikan dampak yang sangat merugikan. Dampak yang akan dialami oleh mahasiswa diantaranya, mahasiswa menjadi malas dan kurang bersemangat dalam belajar, mahasiswa menjadi malas dalam berbuat dan berpikir di dalam kelas, mahasiswa tidak ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di dalam kelas serta materi yang diberikan oleh dosen tidak akan mudah dipahami oleh mahasiswa, sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai termasuk kesulitan dalam pembelajaran selanjutnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian tentang masih rendahnya aktivitas belajar sehingga akan didapatkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.


(18)

5

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar mahasiswa sebagai berikut:

Menurut Gagne dan Briggs dalam Yamin (2013:84), keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor, yaitu:

1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik).

3. Meningkatkan kompetensi belajar kepada peserta didik.

4. Memberi stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari). 5. Memberikan petunjuk kepada peserta didik.

6. Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

7. Memberikan umpan balik (feedback).

8. Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur.

9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran. Faktor-faktor yang disebutkan di atas dirancang dan direncanakan dalam sebuah model pembelajaran yang disebut sebagai langkah-langkah atau sintaks dalam pelaksanaan model pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan dalam penelitian ini mengambil faktor-faktor di atas yang terdapat dalam sebuah model pembelajaran.

Model pembelajaran yang diterapkan oleh dosen dapat mempengaruhi aktivitas belajar mahasiswa. Apabila dosen tidak menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik materi tertentu maka mahasiswa akan kesulitan dalam menerima pelajaran dan tidak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Namun sebaliknya, apabila dosen menerapkan model pembelajaran yang kreatif, inovatif kemudian disesuaikan dengan tujuan pembelajaran serta karakteristiknya untuk mengajarkan materi tertentu maka mahasiswa akan bersemangat dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan latar belakang permasalahan masih rendahnya aktivitas belajar mahasiswa serta identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul


(19)

6

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Aktivitas Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan di Prodi Pendidikan Akuntansi”.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berikut ini adalah rumusan masalah penelitian yang penulis rumuskan: Apakah terdapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Menjadikan bukti dan referensi kajian teori penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division


(20)

7

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dan aktivitas belajar mahasiswa.

2. Secara Praktis

a. Bagi mahasiswa, meningkatkan aktivitas dalam mengikuti pembelajaran sehingga prestasi belajar akan meningkat.

b. Bagi dosen, diharapkan menjadi sumber yang bermanfaat untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar sehingga dapat membuat mahasiswa paham dalam mata kuliah yang diajarkan.

c. Bagi peneliti dan pihak lainnya, dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kependidikan dan menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. “Metode

penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan” Sugiyono (2012:107).

Tujuan dalam suatu eksperimen adalah untuk melihat pengaruh variabel tertentu terhadap suatu kelompok dalam kondisi yang dikontrol secara ketat. Dalam penelitian eksperimen biasanya terdapat dua kelompok kelas, yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Tetapi pada penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja yaitu kelompok kelas eksperimen. Desain yang digunakan adalah eksperimen kuasi atau eksperimen semu. Metode yang digunakan adalah One-Grup Pretest-Posttest Design oleh Sugiyono (2012:110) yang dapat digambarkan seperti berikut:

O1 X O2

Gambar A.1

One-Grup Pretest-Posttest Design

Keterangan:

O1 = hasil observasi aktivitas belajar (sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division)

O2 = hasil observasi aktivitas belajar (pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division)

X = penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division(treatment)

Pada kelompok kelas eksperimen, sebelumnya dapat dilihat aktivitas belajarnya (pretest) yaitu O1 yang kemudian diberikan perlakuan yaitu pemberian model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievements Divisions (X) dan dilihat kembali aktivitas belajarnya pada saat diberikan perlakuan (posttest) yaitu O2.


(22)

33

Penelitian dengan metode kuasi eksperimen dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan yang bersangkutan di Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Peneliti berperan sebagai observer yang melakukan pengamatan selama pembelajaran eksperimen berlangsung.

B. Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah Aktivitas Belajar Mahasiswa.

Aktivitas belajar membantu mahasiswa dalam mengaktualisasikan kemampuan dirinya ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Aktivitas belajar dapat berupa interaksi antara mahasiswa dengan dosen, maupun mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Operasionalisasi Variabel tersebut dapat dijabarkan ke dalam tabel berikut:

Tabel B.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Aktvitas Belajar

Visual 1. Mengamati materi dalam media

pembelajaran yang

dipresentasikan oleh dosen

Rasio

Mendengarkan 2. Mendengarkan penjelasan dosen

Menulis 3. Mencatat penjelasan dosen

Metrik 4. Mengerjakan soal secara

berkelompok

Lisan 5. Mengajukan pertanyaan

6. Mengemukakan pendapat Mental 7. Mengerjakan soal latihan

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” Sugiyono (2012:117).


(23)

34

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung yang berjumlah 343 mahasiswa.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2012:118) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sampel digunakan

untuk mempermudah penelitian ketika populasi dalam penelitian besar. Hal ini

sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:118) bahwa “bila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu”.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Nonprobability Sampling dengan teknik Sampling Purposive. Menurut Sugiyono

(2012:124) bahwa “Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.”

Sampel yang diambil adalah mahasiswa di Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012 Kelas A yang sedang mengontrak mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan dengan jumlah mahasiswa 39 orang sebagai kelas eksperimen. Peneliti memilih kelas tersebut dengan pertimbangan berdasarkan karakteristik mahasiswa serta karakteristik materi yang diajarkan.

Mahasiswa di dalam kelas tersebut terdiri dari berbagai daerah serta memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam memahami materi yang diajarkan, beberapa mahasiswa lambat dalam memahami materi pelajaran sedangkan beberapa mahasiswa yang lain cukup cepat dalam memahami materi pelajaran. Selain itu, beberapa mahasiswa sangat aktif dalam pembelajaran sedangkan beberapa mahasiswa yang lain tidak terlalu aktif bahkan tidak berani mengemukakan pendapat maupun menjawab pertanyaan dosen dalam proses pembelajaran. Didukung pula oleh karakteristik materi dari mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan, yang membutuhkan analisis dan pemahaman yang baik untuk menerapkan konsep maupun rumus-rumus dalam mata kuliah


(24)

35

tersebut serta adanya keterkaitan antara suatu materi dengan materi yang lain sehingga untuk memahami materi selanjutnya mahasiswa dituntut untuk memahami dengan baik materi pada pertemuan sebelumnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dimana peneliti mengamati secara langsung proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2012:203) yang mengemukakan bahwa “teknik

pengumpulan data dengan observasi, digunakan bila peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam dan bila responden yang diamati tidak

terlalu besar.” Selain itu, observasi dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian observasi non partisipasi dan merupakan observasi terstruktur.

Penelitian menggunakan teknik observasi nonpartisipan dimana peneliti tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, peneliti murni sebagai orang yang mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung tersebut. Sugiyono (2012:204) mengemukakan bahwa observasi

nonpartisipan merupakan observasi dimana “peneliti tidak terlibat dan hanya

sebagai pengamat independen.” Selain itu penelitian ini menggunakan teknik observasi terstruktur dimana hal-hal yang diamati dalam proses pembelajaran sudah disusun dengan sistematis sesuai dengan indikator teori yang telah disusun. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sugiyono (2012:205) bahwa “observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa

yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.”

Kriteria observer dalam penelitian, antara lain:

a. Observer memiliki pengetahuan yang cukup terhadap objek yang akan diamati.

b. Observer memiliki pemahaman tentang tujuan umum dan tujuan khusus diadakannya penelitian.

c. Observer dapat menentukan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat hasil observasi.


(25)

36

d. Observer telah mengetahui indikator-indikator yang akan diamati pada saat observasi berlangsung.

e. Observer dalam melakukan pengamatan cermat dan kritis.

f. Dalam pencatatan setiap indikator observer dapat melakukannya secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi.

g. Observer memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat observasi.

h. Observer mengetahui cara mencatat hasil observasi.

Dalam meminimalisasi dampak perubahan tingkah laku mahasiswa karena kedatangan observer ketika pembelajaran di dalam kelas, hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Peneliti turut serta berperan sebagai mahasiswa lama yang mengikuti perkuliahan.

b. Peneliti berupaya agar mahasiswa di dalam kelas tersebut tidak mengetahui bahwa peneliti adalah seorang observer yang sedang melakukan penelitian.

Upaya-upaya di atas, peneliti lakukan dengan cara mengikuti perkuliahan layaknya mahasiswa selama beberapa pertemuan sebelum dilaksanakan observasi (tiga kali pertemuan). Selain itu, pada saat observasi akan dilaksanakan peneliti datang lebih awal dibandingkan dengan dosen mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan supaya terlihat seperti mahasiswa yang datang untuk berkuliah pada mata kuliah tersebut. Hal ini dilakukan supaya mahasiswa yang menjadi objek penelitian telah terbiasa dengan kehadiran peneliti, sehingga ketika pengamatan akan dilaksanakan mahasiswa tidak terpengaruh dengan kehadiran observer.

Untuk memudahkan dalam perekaman data atau informasi yang diperoleh melalui observasi, peneliti menggunakan instrumen observasi. Dalam instrumen ini telah dibuat format pengamatan yaitu sebuah kolom tentang aktivitas belajar mahasiswa. Adapun format yang digunakan sebagai instrumen untuk observasi penelitian ini adalah format checklist (√). Dalam daftar cek semua aktivitas yang akan atau mungkin muncul pada saat proses pengamatan sedang berlangsung didaftar secermat mungkin sesuai dengan masalah yang diteliti dan juga


(26)

37

disediakan kolom cek yang digunakan selama pengamatan. Berdasarkan item yang ada dalam daftar cek, bila muncul aktivitas yang telah didaftar maka diberi

tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan. Format tersebut dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel D.1

Format Checklist (√) Pengamatan Terhadap Aktivitas Belajar Mahasiswa

No. Nama

Mahasiswa

Aktivitas Belajar

A B C D E F G

Jumlah Persentase

Sumber: Etin Solihatin (2009:57)

Keterangan:

A: Mengamati materi dalam media pembelajaran yang dipresentasikan oleh dosen B: Mendengarkan penjelasan dosen

C: Mencatat penjelasan dosen

D: Mengerjakan soal secara berkelompok E: Mengajukan pertanyaan

F: Mengemukakan pendapat G: Mengerjakan soal latihan

Langkah-langkah dalam melakukan observasi adalah sebagai berikut: a. Menentukan lokasi observasi, yaitu di dalam kelas ketika proses

belajar mengajar sedang berlangsung.

b. Menentukan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan observasi, yaitu peneliti, satu observer lain, dan dosen mata kuliah Manajemen Keuangan.

c. Menentukan data yang diperlukan, yaitu indikator-indikator aktivitas belajar serta format checklist(√) pengamatan terhadap aktivitas belajar


(27)

38

d. Menentukan tata cara perekaman data atau informasi observasi, yaitu dengan menggunakan format checklist (√) pengamatan terhadap

aktivitas belajar mahasiswa.

e. Mengetahui tata cara mencatat hasil observasi pada format checklist (√) pengamatan terhadap aktivitas belajar mahasiswa.

f. Pelaksanaan observasi di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan.

E. Prosedur Eksperimen

Dalam fase pelaksanaan eksperimen ini peneliti bekerja sama dengan dosen mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan melakukan langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) serta satu orang observer lainnya. Pelaksanaan eksperimen tersebut dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dengan waktu 100 menit disetiap pertemuan (dua sks pelajaran). Langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ini dijelaskan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel E.1

Langkah-Langkah Pelaksanaan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

Tahap Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Waktu Tahap 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi mahasiswa.

- Menyampaikan semua tujuan perkuliahan yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut. - Memotivasi rasa ingin

tahu mahasiswa tentang materi yang akan dipelajari.

- Apersepsi atau

mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

- Memperhatikan penjelasan dosen. - Mahasiswa

mengemukakan pemahaman mereka mengenai materi yang akan diajarkan.

10 menit


(28)

39

Tahap Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa

Waktu

Tahap 2

Menyajikan atau menyampaikan informasi

- Menyajikan informasi kepada mahasiswa

dengan jalan

mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

- Mahasiswa memperhatikan penjelasan dosen dengan

mengamati

materi dalam media

pembelajaran yang

dipresentasikan oleh dosen serta mendengarkan penjelasan dosen mengenai materi dalam media pembelajaran tersebut. - Mahasiswa

mencatat

penjelasan dosen mengenai materi dalam media pembelajaran yang dipresentasikan oleh dosen. - Mahasiswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai

informasi yang belum mereka pahami kepada dosen.

15 menit


(29)

40

Tahap Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Waktu Tahap 3 Mengorganisasi kan mahasiswa dalam kelompok-kelompok belajar

- Menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap

kelompok agar

melakukan transisi secara efisien.

- Dosen berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran atau ketika berlangsungnya diskusi kelompok.

- Mahasiswa memperhatikan penjelasan dosen dan mengikuti instruksi untuk membentuk kelompok. 10 menit Tahap 4 Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

- Membimbing

kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

- Mahasiswa

bertanya tentang

materi yang

belum dipahami kepada dosen. - Mahasiswa saling

berbagi pendapat, pengetahuan dan bekerjasama untuk menentukan jawaban yang benar.

- Mahasiswa mengerjakan tugas bersama kelompoknya masing-masing. 30 menit Tahap 5 Evaluasi

- Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

- Mahasiswa

mempraktikan di

depan kelas

bagaimana

mengerjakan soal latihan yang telah mereka kerjakan bersama

kelompoknya masing masing.

25 menit


(30)

41

Tahap Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Waktu Tahap 5 Evaluasi - Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok

- Mahasiswa membuat

kesimpulan dari pembelajaran.

Tahap 6

Memberikan penghargaan

- Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

- Dosen memberikan

penilaian terhadap keaktifan mahasiswa baik individu maupun kelompok.

- Mahasiswa mendapatkan penilaian dari

dosen dan

mahasiswa lainnya.

10 menit

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Observasi Langsung

Dalam observasi langsung aktivitas mahasiswa ketika proses pembelajaran di dalam kelas sedang berlangsung akan diukur. Hal ini sejalan dengan pendapat

dari Sudijono (2009:43) yang mengemukakan bahwa “semua aktivitas siswa

selama belajar akan diukur dengan rumus berikut”:

= × 100% Keterangan:

P = Persentase aktivitas belajar mahasiswa f = Jumlah mahasiswa yang melakukan aktivitas N = Jumlah total mahasiswa

Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2009:125) mahasiswa yang aktif digolongkan berdasarkan persentase keaktifan, sebagai berikut:


(31)

42

Tabel F.1

Kriteria Persentase Keaktifan Mahasiswa

Skala Persentase Kategori

76-99 % Sangat banyak melakukan

51-75 % Banyak melakukan

26-50 % Sedikit melakukan

1-25 % Sedikit sekali melakukan

2. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang diambil adalah data yang berdistribusi normal.

Untuk melakukan uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan distribusi Chi Kuadrat. Berikut langkah-langkah pengujian normalitas data dengan distribusi Chi Kuadrat:

a. Menentukan skor terbesar dan skor terkecil b. Menentukan rentangan (R)

= − �

c. Menentukan banyaknya kelas (BK)

�� = + , log (Rumus Sturgess)

(Riduwan, 2010:188) d. Menentukan panjang kelas (�

� = ��

(Riduwan, 2010:188)

e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong No Kelas Interval F Nilai Tengah

(Xi)

Xi2 f. Xi f. Xi2


(32)

43

f. Mencari rata- rata atau mean

�̅ =∑ ��

(Riduwan, 2010:188) g. Mencari simpangan baku (S)

S=√ .∑ ��− ∑ ��

. −

(Riduwan, 2010:188)

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

a) Menentukkan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5

b) Mencari nilai Z score untuk batas kelas interval dengan rumus :

= � − �̅

c) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dan 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas

d) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0 – Z, yaitu angka baris 1 dikurangi baris 2, angka baris 2 dikurangi angka baris 3 dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya

e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n)

No Batas

Kelas Z Luas O – Z

Luas Kelas

Tiap Interval fe f0

(Riduwan, 2010:190) i. Menghitung Chi Kuadrat (χ ℎ� ) dengan rumus


(33)

44

χ = ∑ −

�−

(Riduwan, 2010:190) j. Membandingkan (χ ℎ� ) dengan (χ )

dimana ∝ = , dan derajat kebebasan = − Kaidah keputusan:

- Jika χℎ� > χ , maka data berdistribusi tidak normal - Jika χℎ� ≤ χ, maka data berdistribusi normal

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis menggunakan statistika parametrik. Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan perumusan hipotesis statistik sebagai berikut:

- H0 : � = � , tidak terdapat perbedaan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions (STAD) dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions (STAD).

- H1 : � < � , terdapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam

mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions

(STAD) dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Students Teams Achievement Divisions (STAD).

Untuk menguji hipotesis penelitian di atas dilakukan uji perbedaan perbandingan atau uji beda proporsi satu pihak (uji pihak kiri). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


(34)

45

ℎ� =

� − �

√� − � +

(Sudjana, 2004:165)

Untuk menghitung nilai π yang belum diketahui, digunakan rumus sebagai

berikut:

� = �++�

(Sudjana, 2004:166) Keterangan:

ℎ� = nilai Z yang diperoleh dari hasil perhitungan �

= proporsi aktivitas belajar mahasiswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions

= proporsi aktivitas belajar mahasiswa pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions = jumlah mahasiswa yang hadir di kelas sebelum penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions

(sampel 1)

= jumlah mahasiswa yang hadir di kelas pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions

(sampel 2) Kaidah keputusan:

- Jika - ℎ� ≤ - , maka � ditolak - Jika ℎ� > , maka � diterima

Namun, apabila terdapat data yang tidak berdistribusi normal, pengujian hipotesis menggunakan statistika nonparametrik. Untuk pengujian hipotesis statistika nonparametrik dalam penelitian ini menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test karena data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data berpasangan dengan satu sampel yaitu data pada sampel yang sama diambil sebelum dan pada saat penerapan model pembelajaran. Sebelum melakukan pengujian hipotesis


(35)

46

dengan menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test terlebih dahulu dilakukan perumusan hipotesis sebagai berikut:

- H0 : tidak terdapat perbedaan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions

(STAD) dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Students Teams Achievement Divisions (STAD).

- H1 : terdapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions (STAD) dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions (STAD).

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

= − � � �

(Sugiyono, 2013:47) Keterangan:

T = Jumlah jenjang atau rangking yang kecil

Untuk menghitung nilai � dan nilai � yang belum diketahui, digunakan rumus sebagai berikut:

�� = +

(Sugiyono, 2013:47)

�� = √ + +

(Sugiyono, 2013:48) Kaidah keputusan:

- Jika - ℎ� ≤ - , maka � ditolak - Jika ℎ� > , maka � diterima


(36)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

Terdapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan aktivitas belajar mahasiswa tersebut terlihat dari peningkatan persentase rata-rata aktivitas belajar mahasiswa. Sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD persentase rata-rata aktivitas belajar mahasiswa termasuk dalam kategori sedikit melakukan dan menandakan bahwa mahasiswa pasif atau aktivitas mahasiswa terbatas serta masih rendah, sedangkan pada saat penerapan model kooperatif tipe STAD persentase rata-rata aktivitas belajar mahasiswa meningkat sehingga tergolong dalam kategori sangat banyak melakukan dan menandakan bahwa mahasiswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara garis besar sudah dilaksanakan dengan baik dan terdapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswa antara sebelum dan pada saat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran dari peneliti, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Dosen

Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang disesuaikan dengan karakteristik serta tujuan pembelajaran materi tertentu dalam mata


(37)

90

Virga Dara Sandika, 2015

kuliah yang lain, karena terbukti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada objek yang berbeda, mengembangkan penelitian dengan cara memilih variabel penelitian yang berbeda maupun dengan menambahkan variabel penelitian, menggunakan desain penelitian yang berbeda, serta membandingkan penerapan model pembelajaran yang lain dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


(1)

f. Mencari rata- rata atau mean

�̅ =∑ ��

(Riduwan, 2010:188) g. Mencari simpangan baku (S)

S=√ .∑ ��− ∑ �� . −

(Riduwan, 2010:188)

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

a) Menentukkan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5

b) Mencari nilai Z score untuk batas kelas interval dengan rumus :

= � − �̅

c) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dan 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas

d) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0 – Z, yaitu angka baris 1 dikurangi baris 2, angka baris 2 dikurangi angka baris 3 dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya

e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n)

No Batas

Kelas Z Luas O – Z

Luas Kelas


(2)

44

χ = ∑ −

�−

(Riduwan, 2010:190) j. Membandingkan (χ ℎ� ) dengan (χ )

dimana ∝ = , dan derajat kebebasan = − Kaidah keputusan:

- Jika χℎ� > χ , maka data berdistribusi tidak normal - Jika χℎ� ≤ χ, maka data berdistribusi normal

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis menggunakan statistika parametrik. Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan perumusan hipotesis statistik sebagai berikut:

- H0 : � = � , tidak terdapat perbedaan aktivitas belajar mahasiswa

dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement

Divisions (STAD) dan pada saat penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions (STAD).

- H1 : � < � , terdapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam

mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions

(STAD) dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Students Teams Achievement Divisions (STAD).

Untuk menguji hipotesis penelitian di atas dilakukan uji perbedaan perbandingan atau uji beda proporsi satu pihak (uji pihak kiri). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


(3)

ℎ� =

� − �

√� − � +

(Sudjana, 2004:165)

Untuk menghitung nilai π yang belum diketahui, digunakan rumus sebagai berikut:

� = �++�

(Sudjana, 2004:166) Keterangan:

ℎ� = nilai Z yang diperoleh dari hasil perhitungan �

= proporsi aktivitas belajar mahasiswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions

= proporsi aktivitas belajar mahasiswa pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions = jumlah mahasiswa yang hadir di kelas sebelum penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions

(sampel 1)

= jumlah mahasiswa yang hadir di kelas pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions

(sampel 2) Kaidah keputusan:

- Jika - ℎ� ≤ - , maka � ditolak - Jika ℎ� > , maka � diterima

Namun, apabila terdapat data yang tidak berdistribusi normal, pengujian hipotesis menggunakan statistika nonparametrik. Untuk pengujian hipotesis statistika nonparametrik dalam penelitian ini menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test karena data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data berpasangan dengan satu sampel yaitu data pada sampel yang sama diambil sebelum dan pada


(4)

46

dengan menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test terlebih dahulu dilakukan perumusan hipotesis sebagai berikut:

- H0 : tidak terdapat perbedaan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata

kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions

(STAD) dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Students Teams Achievement Divisions (STAD).

- H1 : terdapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah

Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Divisions (STAD) dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams

Achievement Divisions (STAD).

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

= − �

(Sugiyono, 2013:47) Keterangan:

T = Jumlah jenjang atau rangking yang kecil

Untuk menghitung nilai � dan nilai � yang belum diketahui, digunakan rumus sebagai berikut:

�� = +

(Sugiyono, 2013:47)

�� = √ + +

(Sugiyono, 2013:48) Kaidah keputusan:

- Jika - ℎ� ≤ - , maka � ditolak - Jika ℎ� > , maka � diterima


(5)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

Terdapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan aktivitas belajar mahasiswa tersebut terlihat dari peningkatan persentase rata-rata aktivitas belajar mahasiswa. Sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD persentase rata-rata aktivitas belajar mahasiswa termasuk dalam kategori sedikit melakukan dan menandakan bahwa mahasiswa pasif atau aktivitas mahasiswa terbatas serta masih rendah, sedangkan pada saat penerapan model kooperatif tipe STAD persentase rata-rata aktivitas belajar mahasiswa meningkat sehingga tergolong dalam kategori sangat banyak melakukan dan menandakan bahwa mahasiswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara garis besar sudah dilaksanakan dengan baik dan terdapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswa antara sebelum dan pada saat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran dari peneliti, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Dosen


(6)

90

kuliah yang lain, karena terbukti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada objek yang berbeda, mengembangkan penelitian dengan cara memilih variabel penelitian yang berbeda maupun dengan menambahkan variabel penelitian, menggunakan desain penelitian yang berbeda, serta membandingkan penerapan model pembelajaran yang lain dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOUR

0 1 15

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) guna meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar pada mata pelajaran akuntansi.

0 2 302