Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) guna meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar pada mata pelajaran akuntansi.

(1)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) GUNA MENINGKATKAN

KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

Penelitian Dilakukan pada Siswa Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Monica Ervina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan keterampilan sosial dan hasil belajar setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievemnt division (STAD) pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS 1, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah presentasi materi, pembagian kelompok, diskusi kelompok, kuis, dan penghargaan kepada kelompok. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, lembar observasi keterampilan sosial, kuesioner keterampilan sosial dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievemnt division (STAD) dapat meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa pada materi jurnal penyesuaian. Rata-rata peningkatan keterampilan sosial siklus pertama adalah 16 (dari 169 menjadi 185) atau 9,48% dan 17 (dari 185 menjadi 202) atau 9,19% pada siklus kedua. Sedangkan rata-rata peningkatan hasil belajar siklus pertama adalah 7 (dari 64 menjadi 71) atau 12,5% dan 16 (dari 71 menjadi 87) atau 20,83% pada siklus kedua.


(2)

ix

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE TO

INCREASE SOCIAL SKILL AND ACHIEVEMENT IN ACCOUNTING SUBJECTS

A Case Study on the Eleventh Grade Students of The Social Sciences Departement Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu

Monica Ervina Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This research aims to know how the cooperative learning model student teams achievemnt division (STAD) type can increase social skill and achievement in learning accounting subjects with the topic: adjustment journal material.

This research was done on the grade XI students of Social Sciences departement of Pangudi Luhur at St. Louis IX Senior High School Sedayu. The main components of the cooperative learning STAD type were material presentation, group division, group sharing, quiz and the appreciation to the group. The implementation of this classroom action research was done in two cycles that each cycle consisted of four stages, i.e. planning, action, observation, and reflection. The data collection was done by using observation sheets of the teachers’ activities in teaching-learning process, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the students’ activities on the group, observation sheets of social skills, questionnaire of social skill and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

The result of this research shows that the implementation of cooperative learning model student teams achievemnt division (STAD) type can increase students’social skill and achievement of learning on adjusment journal material. The average of social skill in the first cycle is 16 (from 169 to 185) or 9,48% and 17 (from 185 to 202) or 9,19% in second cycles. However the average of achievement in the first cycle is 7 (from 64 for 71) or 12,5% and 16 (from 71 for 87) or 20,83% in second cycles.


(3)

i

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) GUNA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN

HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

AKUNTANSI

Penelitian Dilakukan pada Siswa Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

MONICA ERVINA NIM 081334026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus

Kedua orang tuaku: Bapak P.Rubiman dan Ibu Ch.Ernawati

Mbk Kristi dan Dek Ratna

Hilarius Eka


(7)

v

MOTTO

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka

kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan

dibukakan bagimu. (Matius 7: 7)

Esok akan selalu menjadi harapan bagi yang gagal untuk

berhasil dan bagi yang sukses tetap bertahan. (Pepatah)


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 03 Juli 2012 Penulis


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Monica Ervina

Nomor Mahasiswa : 081334026

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 03 Juli 2012 Yang menyatakan


(10)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) GUNA MENINGKATKAN

KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

Penelitian Dilakukan pada Siswa Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Monica Ervina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan keterampilan sosial dan hasil belajar setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievemnt division (STAD) pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS 1, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah presentasi materi, pembagian kelompok, diskusi kelompok, kuis, dan penghargaan kepada kelompok. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, lembar observasi keterampilan sosial, kuesioner keterampilan sosial dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievemnt division (STAD) dapat meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa pada materi jurnal penyesuaian. Rata-rata peningkatan keterampilan sosial siklus pertama adalah 16 (dari 169 menjadi 185) atau 9,48% dan 17 (dari 185 menjadi 202) atau 9,19% pada siklus kedua. Sedangkan rata-rata peningkatan hasil belajar siklus pertama adalah 7 (dari 64 menjadi 71) atau 12,5% dan 16 (dari 71 menjadi 87) atau 20,83% pada siklus kedua.


(11)

ix

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE TO

INCREASE SOCIAL SKILL AND ACHIEVEMENT IN ACCOUNTING SUBJECTS

A Case Study on the Eleventh Grade Students of The Social Sciences Departement Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu

Monica Ervina Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This research aims to know how the cooperative learning model student teams achievemnt division (STAD) type can increase social skill and achievement in learning accounting subjects with the topic: adjustment journal material.

This research was done on the grade XI students of Social Sciences departement of Pangudi Luhur at St. Louis IX Senior High School Sedayu. The main components of the cooperative learning STAD type were material presentation, group division, group sharing, quiz and the appreciation to the group. The implementation of this classroom action research was done in two cycles that each cycle consisted of four stages, i.e. planning, action, observation, and reflection. The data collection was done by using observation sheets of the teachers’ activities in teaching-learning process, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the students’ activities on the group, observation sheets of social skills, questionnaire of social skill and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

The result of this research shows that the implementation of cooperative learning model student teams achievemnt division (STAD) type can increase students’social skill and achievement of learning on adjusment journal material. The average of social skill in the first cycle is 16 (from 169 to 185) or 9,48% and 17 (from 185 to 202) or 9,19% in second cycles. However the average of achievement in the first cycle is 7 (from 64 for 71) or 12,5% and 16 (from 71 for 87) or 20,83% in second cycles.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kasih atas segala berkat-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Guna Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan mendampingi, meluangkan waktu dan tenaga, memberikan saran, masukan serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. dan Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji. Terimakasi atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.


(13)

xi

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan pelayanan selama penulis belajar di USD.

7. Bapak Drs. AL. Chandra Widyantara selaku Guru Mitra yang telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Seluruh keluarga besar SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam melaksanakan penelitian.

9. Kedua orang tuaku: Bapak Pontianus Rubiman dan Ibu Christina Ernawati yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat. Semoga Berkat Tuhan selalu menyertai Bapak dan Ibuk.

10. Kakak dan Adeku: Mbak Kristi & Mas Fendi, Dek Ratna & Anton, terima kasih atas dukungan, doa, semangat dan bantuan yang telah diberikan. GBU all.

11. Simbah Semi Wongsoinangun, terimakasih atas doa dan dukungannya mbok. Semoga selalu sehat dan diberkati Tuhan.

12. Teman-teman Prodi Pendidikan Akuntansi, Santi, Erda, Tika, Ika, Titik, Sari, Septi, Suster Bernad, Ester, Brijit, Tere, Vena, Vani, Nita, Sita, Riris dan semua teman PAK. Terima kasih atas dukungan dan kebersamaan selama ini. 13. Hilarius Eka, yang selalu memberikan dukungan, bantuan, doa dan semangat.

Terimakasih banyak yangk, Tuhan memberkati.

14. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat di sebut satu per satu.


(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5


(15)

xiii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. PenelitianTindakan Kelas ... 7

B. Pengertian Belajar……….. 9

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... 11

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 15

E. Keterampilan Sosial ... 18

F. Hasil Belajar ... 20

G. Hakekat Akuntansi ... 21

H. Tinjauan Teoritik ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 24

D. Prosedur Penelitian ... 25

1. Kegiatan Pra Penelitian ... 25

2. Pelaksanaan Penelitian ... 26

E. Definisi Operasional Variabel ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Pengukuran Variabel Keterampilan Sosial ... 31

H. Uji Kuesioner ... 34

1. Pengujian Validitas ... 34

2. Pengujian Reliabilitas ... 35


(16)

xiv

J. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah Berdirinya SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu... 43

B. Tujuan, Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 45

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 47

D. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 51

E. Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu .... 61

F. Siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 62

G. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 63

H. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 66

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 69

1. Observasi Pra Penelitian ... 70

2. Siklus Kedua ... 86

3. Siklus Kedua ... 110

B. Pembahasan ... 133

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 137

B. Keterbatasan ... 138


(17)

xv

DAFTAR PUSTAKA ... 140 LAMPIRAN ... 142


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

Tabel 2.2 Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif ... 14

Tabel 2.3 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 17

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Keterampilan Sosial ... 32

Tabel 3.2 Skor Variabel Keterampilan Sosial ... 33

Tabel 3.3 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ... 33

Tabel 3.4 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Keterampilan Sosial ... 34

Tabel 3.5 Kesimpulan Hasil Pengujian Reliabilitas Keterampilan Sosial ... 36

Tabel 3.6 Skor Variabel Keterampilan Sosial ... 39

Tabel 3.7 Instrumen Keterampilan Sosial ... 39

Tabel 4.1 Daftar Kepala Sekolah yang Pernah Bertugas ... 44

Tabel 4.2 Daftar Pegawai SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 61

Tabel 4.3 Daftar Siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 62

Tabel 4.4 Daftar Siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 63

Tabel 5.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Sebelum STAD ... 72

Tabel 5.2 Hasil Observasi Aktivitas Kelas Sebelum STAD ... 74

Tabel 5.3 Hasil Observasi Perilaku Siswa Sebelum STAD ... 77

Tabel 5.4 Hasil Observasi Perilaku Siswa di dalam Sebelum STAD ... 77

Tabel 5.5 Nilai Pre Test Sebelum STAD ... 78


(19)

xvii

Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Observasi Keterampilan Sosial Sebelum STAD

Berdasarkan PAP Tipe II ... 80

Tabel 5.8 Hasil kuesioner Keterampilan Sosial Siswa Sebelum STAD ... 81

Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Kuesioner Keterampilan Sosial Sebelum STAD Siswa Berdasarkan PAP Tipe II ... 82

Tabel 5.10 Aktivitas Guru pada Siklus I ... 94

Tabel 5.11 Observasi Aktivitas Kelas Siklus I... 96

Tabel 5.12 Perilaku Siswa saat Pembelajaran pada Siklus I ... 98

Tabel 5.13 Rangkuman Aktivitas Siswa dalam Kelompok Saat Penerapan STAD Siklus I ... 99

Tabel 5.14 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siswa Saat STAD Siklus I ... 100

Tabel 5.15 Hasil Perhitungan Observasi Keterampilan Sosial Siklus I Berdasarkan PAP Tipe II ... 101

Tabel 5.16 Hasil Kuesioner Keterampilan Sosial Siswa Setelah STAD Siklus I ... 102

Tabel 5.17 Hasil perhitungan Kuesioner Keterampilan Sosial Setelah STAD Siklus I Berdasarkan PAP Tipe II ... 103

Tabel 5.18 Nilai Post test Siswa SIklus I ... 104

Tabel 5.19 Refleksi Guru Mitra terhadap Komponen Pembelajaran STAD ... 106

Tabel 5.20 Rangkuman Refleksi Siswa terhadap Model Pembelajaran STAD ... 107

Tabel 5.21 Akitivitas Guru pada Siklus II ... 116

Tabel 5.22 Observasi Aktivitas Kelas Siklus II ... 119


(20)

xviii

Tabel 5.24 Rangkuman Aktivitas Siswa Dalam Kelompok Saat Penerapan STAD

Siklus II ... 122 Tabel 5.25 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siswa pada Saat STAD Siklus II .... 124 Tabel 5.26 Hasil Perhitungan Observasi Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP

tipe II……… ... 125 Tabel 5.27 Hasil Kuesioner Keterampilan Sosial Siswa Setelah STAD Siklus II ... 126 Tabel 5.28 Hasil Perhitungan Kuesioner Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP

tipe II ... 127 Tabel 5.29 Nilai Post Test Siswa Siklus II ... 128 Tabel 5.30 Instrument Refleksi Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen

Pembelajaran dan Metode STAD ... 130 Tabel 5.31 Instrument Refleksi Rangkuman Refleksi Siswa Terhadap Metode


(21)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur ST. Lois XI Sedayu ... 51


(22)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Kehiatan Guru dalam Proses Pembelajaran ... 142 Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 144 Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Siswa di Kelas ... 146

Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok (Secara Umum)... 147 Lampiran 4 Wawancara terhadap Guru Mata Pelajaran ... 148 Wawancara terhadap Siswa ... 148 Lampiran 5 Lembar Observasi keterampilan Sosial Siswa dalam Aktivitas

Kelompok (Sebelum STAD) ... 149 Lampiran 6 Kuesioner keterampilan Sosial Sebelum Penerapan STAD ... 151 Lampiran 7 Lembar Observasi kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran

STAD ... 154 Lampiran 8 Lembar Observasi Kegiatan Kelas Saat Penerapan STAD ... 156 Lampiran 9 Lembar Observasi Kegiatan Siswa di kelas Saat Penerapan STAD ... 158

Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok Saat Penerapan STAD (Secara Umum) ... 159 Lampiran 10 Lembar Refleksi Guru Mitra terhadap Komponen Pembelajaran

dan Model Pembelajaran STAD ... 160 Lembar Refleksi Siswa terhadap Komponen Pembelajaran dan Model


(23)

xxi

Lampiran 11 Lembar Observasi keterampilan Sosial Siswa dalam Aktivitas Kelompok Saat STAD ... 162 Lampiran 12 Kuesioner Keterampilan Sosial Setelah STAD ... 163 Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 166 Lampiran 14 Materi Ajar ... 173 Lampiran 15 Skenario Pembelajaran ... 177 Lampiran 16 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 179 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 186 Lampiran 17 Soal Pre Test ... 192 Soal Post Test Siklus I ... 194 Soal Post Test Siklus II ... 196 Lampiran 18 Kunci Jawaban Siklus I ... 198 Kunci Jawaban Siklus II ... 201 Lampiran 19 Ketentuan Pembelajaran ... 204 Lampiran 20 Lembar Skor Tim ... 208 Lampiran 21 Daftar Nilai Siswa untuk Pembagian Kelompok ... 209 Lampiran 22 Pembagian Kelompok ... 210 Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran ... 211 Lampiran 24 Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 215 Lampiran 25 Lembar Observasi Kegiatan Siswa di Kelas ... 219

Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok (Secara Umum)... 221 Lampiran 26 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siswa Sebelum STAD ... 223


(24)

xxii

Hasil Kuesioner Keterampilan Sosial Siswa Sebelum STAD ... 225 Lampiran 27 Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran STAD.. 227 Lampiran 28 Lembar Observasi Kegiatan Kelas Saat Penerapan STAD ... 229 Lampiran 29 Lembar Observasi Kegiatan Siswa di Kelas Saat Penerapan STAD .... 231 Lampiran 30 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam Kelompok Saat

Penerapan STAD ... 232 Lampiran 31 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran

dan Metode STAD ... 233 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Pembelajaran STAD ... 234 Lampiran 32 Penghargaan Kelompok ... 240 Lampiran 33 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siklus 1 ... 242 Lampiran 34 Hasil Kuesioner Keterampilan Sosial Siklus I ... 244 Lampiran 35 Nilai Pre Test Sebelum STAD ... 246 Lampiran 36 Nilai Post Test Siklus I ... 247 Lampiran 37 Hadiah ... 248 Lampiran 38 Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran

STAD ... 249 Lampiran 39 Lembar Observasi Kegiatan Kelas Saat Penerapan STAD ... 251 Lampiran 40 Lembar Observasi Kegiatan Siswa di Kelas Saat Penerapan STAD .... 253 Lampiran 41 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok ... 254 Lampiran 42 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran


(25)

xxiii

Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Pembelajaran STAD ... 256 Lampiran 43 Penghargaan Kelompok Siklus II ... 262 Lampiran 44 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siklus II ... 264 Lampiran 45 Hasil Kuesioner Keterampilan Sosial Siklus II ... 266 Lampiran 46 Nilai Post Test Siklus II... 268 Lampiran 47 Hadiah ... 269 Lampiran 48 Perbandingan Hasil Belajar Siswa ... 270 Lampiran 49 Perbandingan Hasil Keterampian Sosial Siswa... 271 Lampiran 50 Perhitungan Simpangan Baku Hasil Belajar Aiswa ... 272 Lampiran 51 Perhitungan Simpangan Baku Keterampilan Sosial Siswa ... 273 Lampiran 52 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Keterampilan Sosial ... 274 Lampiran 53 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 276 Lampiran 54 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 277


(26)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini proses pembelajaran yang masih sering digunakan oleh guru adalah pembelajaran dengan metode ceramah, namun hal ini sudah tidak efektif lagi digunakan oleh guru karena dalam proses pembelajaran dengan metode ceramah siswa cenderung pasif hanya duduk diam tanpa banyak terlibat dalam proses pembelajaran.

Dengan menggunakan metode ceramah memang waktunya akan lebih efisien dan hemat biaya, namun ‘...seringkali metode ceramah itu mendapat kritik dengan alasan-alasan: metode ini hanya melibatkan para pesertanya secara minimal sekali, metode ini membosankan para peserta...’ (Pasaribu dan Simandjutak, 1983:19). Selain itu jika digunakan terus menerus akan membuat anak didik tidak semangat dalam mendengarkan penjelasan dari guru. Dengan kondisi siswa yang bosan dan tidak semangat seperti itu tentu akan mempengaruhi kinerja otak dalam menerima materi yang diajarkan oleh guru sehingga hasil belajar yang ingin dicapai menjadi tidak maksimal.

Dalam penggunaan metode ceramah, materi pelajaran dijejalkan kepada siswa dengan kurang memperhatikan kondisi siswa dan guru dianggap sebagai center akibatnya siswa menggantungkan seluruh materi pelajaran kepada guru dan interaksi hanya terjadi antara guru dengan siswa. Hal ini tentu kuranglah maksimal mengingat dalam kegiatan


(27)

pembelajaran menuntut interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi guru dengan siswa, dan interaksi antara siswa dengan sumber belajar.

Penggunaan metode ceramah menyebabkan kurangnya keterampilan untuk bekerjasama sehingga siswa kurang cakap dalam menjalin kerjasama dengan teman, kurang bisa menghormati perbedaan individu, kurang bisa mengatur dan mengorganisir, padahal keterampilan ini sangat dibutuhkan siswa mengingat tujuan pembelajaran bukan hanya dari segi kognitif dan psikomotorik namun juga dari segi afektif. Keterampilan tersebut juga sangat penting dimiliki oleh siswa untuk terjun langsung ke dalam masyarakat, banyak pekerjaan yang dilakukan dalam bentuk tim atau organisasi yang saling bergantung antara satu sama lain. Apalagi dalam belajar Akuntansi, belajar siswa tidak bisa belajar dengan baik jika hanya mendengarkan informasi dari guru dan hanya menghafal saja, tetapi dalam belajar Akuntansi membutuhkan pemahaman-pemahaman dan keterampilan dari siswa itu sendiri.

Sebenarnya belajar ilmu Akuntansi merupakan sesuatu yang menarik dan menyenangkan, namun bagi sebagian siswa, pelajaran ini menjadi pelajaran yang sulit, pelajaran yang mungkin kurang menarik dan membosankan. Mereka merasa kesulitan dalam memahami dan mengerti Akuntansi. Hal tersebut terlihat dari sedikitnya siswa yang mampu mencapai skor kriteria ketuntasan minimal. Proses pembelajaran yang kurang memadai tentu akan menghambat pemahaman anak didik. Oleh karena itu guru harus pintar menyusun dan melaksanakan proses


(28)

pembelajaran yang bisa membuat anak didik tertarik dan menguasai materi yang dipelajari.

Untuk mengatasi kondisi kelas yang kurang memberikan keterampilan sosial dan kurang maksimalnya pencapaian hasil belajar maka guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Division) dalam pengajarannya. Model

pembelajaran ini dipilih oleh peneliti karena pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan dapat digunakan untuk memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada siswa, dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran yang lain.

diakses pada tanggal 9 September 2011). Selain itu, menurut Slavin dalam Rusman, (2011: 213) model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Teknik dan banyak subjek lainnya dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi pelajaran tetapi mereka juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan sosial guna memperlancar hubungan kerja dan tugas. Hubungan kerja dapat dibangun dengan jalan mengembangkan komunikasi antara anggota kelompok, sedang tugas dilakukan dengan jalan membaginya tugas kepada setiap anggota kelompok. Model pembelajaran


(29)

kooperatif ini dikembangkan untuk mencapai sekurang-kurangnya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7).

Menyadari kekurangan-kekurangan tersebut, peneliti mencoba melakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui penelitian dengan topik “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) GUNA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI”

B. Rumusan Masalah

Didasarkan pada uraian di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada peningkatan keterampilan sosial siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

C. Batasan Masalah

Dengan adanya keterbatasan peneliti seperti biaya, waktu, tenaga dan kemampuan dalam mengungkapkan suatu permasalahan maka peneliti membatasi penelitian pada pembelajaran Akuntansi dengan pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan jasa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


(30)

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang dikemukan di atas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian yang akan dicapai sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan keterampilan sosial siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

2. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi perpustakaan dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya, ataupun mungkin bisa digunakan sebagai gambaran bagi pihak-pihak yang terkait dan bekerjasama dengan universitas untuk mengadakan pelatihan penelitian tindakan kelas dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.

2. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mempunyai kesempatan untuk berlatih menganalisis suatu masalah yang terjadi dalam suatu kelas dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa.


(31)

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memacu kreativitas peneliti lain untuk mengembangkan penelitian tindakan kelas dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam peningkatan keterampilan sosial dan hasil belajar.

4. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk para guru agar kreatif dalam menerapkan model-model pembelajaran di kelas sehingga diharapkan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas tidak monoton dan tidak menimbulkan kebosanan.


(32)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan

(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.

Suharsimi, dkk (2008:2-3) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnya, yakni : penelitian, tindakan, kelas, dengan paparan sebagai berikut :

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama pula. Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:9):

PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.


(33)

2. Prinsip Dasar PTK

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut di antaranya (Wijaya Kusumah, 2009:17):

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).

3. Tahapan Pelaksanaan PTK

Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu (Wijaya Kusumah, 2009:25):

a. Perencanaan ( Planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah.

b. Tindakan (Acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau

acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.

c. Pengamatan (Observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya.


(34)

d. Refleksi (Reflecting)

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau

reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam

kelasnya. 4. Tujuan PTK

Tujuan PTK menurut Mulyasa dalam buku praktik penelitian tindakan kelas (2009:89), adalah sebagai berikut:

a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

b. Meningkatkan layananan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

5. Manfaat PTK

Manfaat PTK (Mulyasa, 2009:90) sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta didik.

b. Merupakan upaya pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan karakteristik pembelajaran, serta situasi dan kondisi kelas.

c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukannya, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik berkaitan dengan metode maupun isi pembelajaran.


(35)

B. Pengertian Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau anggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Hilgar dalam Pasaribu dan Simandjutak, (1983:59) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan”.

Anthony Robbins dalam Trianto, (2009: 15) mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.

Slavin dalam Trianto, (2009:16) mengemukakan : Learning is usually defined as a change in an individual caused by experience. Changes caused by development (such as growing taller) are not instances of learning. Neither are characteristics of individual that are present at birth (such as reflexes and respons to hunger or pain). However, humans do so much learning from the day of their birth (and some say earlier) that learning and development are inseparably linked.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat positif dan relatif menetap dalam diri seseorang, hal tersebut diperoleh dari proses latihan atau pengalaman orang tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungan.


(36)

Perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, misalnya bertambahnya pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan perubahan sikap.

C. Model Pembelajaran Kooperatif

Ide utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi, (Slavin dalam Trianto, (2009: 57).

Menurut Johnson & Johnson dan Sutton dalam Trianto, (2009: 60), terdapat unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu :

1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa 2. Interaksi siswa yang semakin meningkat

3. Tanggung jawab individual

4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil 5. Proses kelompok.

Selain mengandung lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin dalam Trianto, (2009: 61), adalah sebagai berikut :


(37)

mencapai kriteria yang ditentukan

2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok

3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri.

Menurut Arends dalam Trianto, (2009: 65), pelajaran yang menggunakan pembelajaraan kooperatif memiliki ciri sebagai berikut :

1. Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah

3. Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam

4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah tersebut meliputi (Ibrahim, dkk. dalam Trianto, (2009: 66)) :


(38)

Tabel 2.1

Langkah-langkah Model pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5

Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Terdapat beberapa variasi dari model pembelajaran Kooperatif, setidaknya terdapat enam pendekatan yang merupakan bagian strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif, yaitu : STAD, JIGSAW, Invetigasi kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan pendekatan stuktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered


(39)

Berikut tabel yang mengikhtisarkan dan membandingkan empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif (Ibrahim, dkk. dalam Trianto (2009: 67)) :

Tabel 2.2

Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif

Keterangan STAD Jigsaw Investigasi kelompok Pendekatan Struktural Tujuan Kogitif Informasi akademik sederhana Informasi akademik sederhana Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri Informasi akademik sederhana Tujuan Sosial Kerja kelompok dan kerjasama Kerja kelompok dan kerjasama Kerjasama dalam kelompok kompleks Keterampilan kelompok dan keterampilan sosial Struktur Tim Kelompok belajar heterogen dengan 4-5 orang anggota Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 anggota menggunakan pola kelompok asal dan kelompok ahli Kelompok bealajar heterogen dengan 5-6 anggota homogeny Bervariasi, berdua, bertiga, kelompok dengan 4-5 orang anggota Pemilihan Topik Biasanya Guru

Biasaya Guru Biasanya Siswa Biasanya Guru Tugas Utama Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya Siswa mempelajari materi dalam kelompok ahli kemudian membantu anggota kelompok asal mempelajari materi itu Siswa meyelesaikan inkuiri kompleks Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan secara sosial dan kognitif

Penilaian Tes mingguan Bervariasi

dapat berupa tes mingguan Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat Bervariasi


(40)

mengunakan tes esai

Pengakuan Lembar pengetahuan dan publikasi lain

Publikasi lain Lembar

pengakuan dan publikasi lain

Bervariasi

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaraan kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan anggota kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok (Trianto, 2009 : 68).

Slavin dalam Trianto, (2009: 68) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka. Setiap anggota tim harus memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.

Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan tersebut antara lain (Trianto, 2009 : 69) :


(41)

1. Perangkat Pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu diperhatikan perangkat pembelajarannya yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.

2. Membentuk Kelompok Kooperatif

Dalam menentukan anggota kelompok diusahakan siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok yang lain relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik, yaitu :

a. Siswa dalam kelas terlebih dahulu diranking sesuai kepandaian dalam mata pelajaran. Tujuannya adalah untuk mengurutkan siswa sesuai kemamapuan sains fisikanya dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelompok

b. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak 25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa ranking satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah sebanyak 25% dari seluruh siswa yaitu terdiri


(42)

atas siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok menengah.

3. Menentukan Skor Awal

Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya.

4. Pengaturan Tempat Duduk

Tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.

5. Kerja Kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu dilakukan latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri enam langkah atau fase. Fase-fase pembelajaran ini disajikan dalam tabel berikut (Ibrahim, dkk. dalam Trianto, (2009: 71)):

Tabel 2.3

Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan

Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada


(43)

dan memotivasi siswa pelajaran tersebut dan memotivasi siswa. Fase 2 Menyajikan dan menyampaikan informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5 Evaluasi

Mengevalusi hasi belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6 Memberikan penghargaan

Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut (Trianto, 2009: 71) : a. Menghitung skor indvidu

b. Menghitung skor kelompok

c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya.

E. Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial yang dimaksudkan di sini adalah keterampilan-keterampilan khusus yang disebut dengan keterampilan-keterampilan kooperatif.


(44)

Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja, dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antara anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan jalan membagi tugas kepada setiap anggota kelompok selama kegiatan. (Rusman, 2011: 210)

Ada tiga bentuk keterampilan kooperatif sebagaimana diungkapkan oleh Lungdgren dalam Rusman, (2011: 210), yaitu :

a. Keterampilan kooperatif tingkat awal : 1) Menggunakan kesepakatan 2) Menghargai kontribusi

3) Mengambil giliran dan berbagai tugas 4) Berada dalam kelompok

5) Berada dalam tugas 6) Mendorong partisipasi

7) Mengundang orang lain untuk berbicara 8) Menyelesaikan tugas pada waktunya 9) Menghormati perbedaan individu

b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi : 1) Menunjukkan penghargaan dan simpati

2) Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima

3) Mendengarkan dengan aktif 4) Bertanya


(45)

5) Membuat ringkasan 6) Menafsirkan

7) Mengatur dan mengorganisir 8) Menerima tanggung jawab 9) Mengurangi ketegangan

c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir : 1) Mengelaborasi

2) Memeriksa dengan cermat 3) Menanyakan kebenaran 4) Menetapkan tujuan 5) Berkompromi

F. Hasil Belajar

Menurut Betha Nurina (2004), hasil prestasi belajar merupakan gambaran dari penguasaan kemampuan peserta didik sebagaimana ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru (sebagai pengajar) maupun peserta didik atau siswa (sebagai pelajar) bertujuan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya.

Hasil belajar harus meliputi tiga bidang yaitu bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), serta bidang psikomotorik (kemampuan keterampilan bertindak/ berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu


(46)

kesatuan yang tak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hierarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil siswa di sekolah. Oleh karena itu, ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pengajaran (Nana Sudjana, 1989 :49).

Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yakni suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.

G. Hakekat Akuntansi

1. Pengertian akuntansi

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan transaksi-transaksi keuangan suatu organisasi dengan cara-cara tertentu yang sistematis, serta penafsiran terhadap hasilnya (Mardiasmo, 1993:1). Dalam akuntansi diperlukan buku-buku catatan seperti buku jurnal dan buku besar. Buku jurnal adalah buku yang digunakan untuk pencatatan dan penggolongan transaksi keuangan secara kronologis sedangkan buku besar adalah buku yang


(47)

dipergunakan untuk peringkasan transaksi keuangan yang berupa kumpulan dari rekening-rekening.

2. Jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian (adjustment) merupakan jurnal yang dipergunakan untuk menyesuaikan saldo-saldo dalam rekening yang perlu disesuaikan, sehingga siap dimuat ke dalam laporan keuangan. Jurnal penyesuaian dipergunakan oleh perusahaan jasa dan perusahaan dagang untuk menyesuaikan transaksi-transaksi seperti penaksiran kerugian piutang, pembebanan penyusutan aktiva tetap, pencatatan biaya yang masih harus dibayar, pencatatan pendapatan yang akan diterima, penyesuaian terhadap persekot biaya, dan penyesuaian terhadap pendapatan yang diterima dimuka. Khusus pada perusahaan dagang jurnal penyesuaian dipergunakan pula untuk penentuan persediaan dan harga pokok penjualan.

H. Tinjauan Teoritik

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. (Rusman, 2011: 205). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Slavin dalam Rusman, (2011: 205) dinyatakan bahwa : (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran


(48)

kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sebagai salah satu model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama, menjalin interaksi, dan komunikasi dengan sesama teman dalam memecahkan masalah. Selain itu dapat memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan oleh guru (Slavin dalam Rusman, 2011: 214).

Bertolak dari pemikiran di atas diduga bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa di kelas.


(49)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dimana peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan jasa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu 2. Waktu penelitian pada bulan Maret - April tahun 2012

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang beralamat Jalan Wates Km. 12 Sedayu, Bantul, Yogyakarta. SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dipilih karena pembagian kelas adalah heterogen. Kelas XI IPS 1 dilipih karena berkaitan dengan materi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu jurnal penyesuaian perusahaan jasa, selain itu karena ada permasalahan terkait dengan keterampilan sosial dan prestasi belajar yang saya temukan dalam kelas tersebut.


(50)

2. Objek penelitian

Objek penelitian adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa.

D. Prosedur Penelitian

1. Kegiatan Pra Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengawali dengan kegiatan pra penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan kelas, situasi pembelajaran, dan metode pembelajaran guru. Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran di kelas sebelum menggunakan metode STAD. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru (lampiran 1), observasi kelas (lampiran 2), observasi terhadap siswa (lampiran 3a), wawancara terhadap guru dan siswa (lampiran 4). Selain itu peneliti memberikan lembar observasi untuk keterampilan sosial (lampiran 5) kepada guru untuk disi sesuai dengan karakteristik siswa satu persatu dan meminta seluruh siswa untuk mengisi kuesioner keterampilan sosial (lampiran 6) guna mendapatkan data awal keterampilan sosial siswa sebelum penerapan model pembelajaran STAD.


(51)

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat langkah :

a. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau tatap muka di kelas meliputi:

1) Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe STAD, yang meliputi sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuan dan tingkat pemahaman kemudian membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi presentasi, soal-soal latihan, lembar jawab siswa dan lembar observasi.

b) Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data, meliputi :

(1) Lembar observasi kegiatan guru saat STAD (lampiran 7)


(52)

(2) Lembar observasi kegiatan kelas saat STAD (lampiran 8)

(3) Lembar observasi kegiatan siswa saat STAD (lampiran 9)

(4) Instrumen refleksi (lampiran 10)

(5) Lembar observasi keterampilan sosial siswa setelah STAD (lampiran 11)

(6) Kuesioner keterampilan sosial siswa setelah STAD (lampiran 12)

2) Tindakan

Pada tahap ini, sebelum diterapkannya metode STAD, guru melakukan pre test. Setelah itu dapat dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Presentasi kelas

b) Pembagian Tim c) Kuis

d) Skor kemajuan individual e) Rekognisi tim

3) Obsevasi

Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi bagaimana


(53)

proses pembelajaran itu berlangsung, keterlibatan dan interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana kondisi kelas. Untuk dapat mengetahui adanya peningkatan keterampilan sosial yang dapat dilihat dari lembar observasi sebelum dan setelah STAD selesai di terapkan. Pengamatan juga direkam dengan menggunakan video recorder.

4) Refleksi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil pembelajaran menggunakan metode STAD. Refleksi dilakukan segera setelah suatu pertemuan berakhir yaitu pada akhir siklus pertama. Refleksi dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya.

b. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah tindakannya. Pada siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.


(54)

E. Definisi Operasional Variabel

1. Keterampilan sosial adalah keterampilan-keterampilan khusus yang disebut dengan keterampilan kooperatif yang berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas.

2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yakni suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Suharsimi, 1999: 30). Observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel apa yang akan diamati.

Observasi terstruktur digunakan sebagai alat pengumpul data yang dilakukan dengan mengamati situasi awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru, observasi kegiatan kelas, observasi kegiatan siswa dan observasi keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial siswa dilihat pada saat diskusi kelompok di kelas. Dalam penelitian ini peneliti meminta bantuan teman peneliti untuk


(55)

mengamati keterampilan sosial siswa saat diskusi kelompok menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2004: 135). Kuesioner ini digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan sosial siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi, 1999: 53). Metode ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran akuntansi pokok bahasan menyusunan laporan keuangan perusahaan jasa.

Dalam penelitian ini menggunakan tes sebagai instrumen untuk memperoleh data, sedangkan soal tes dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Melihat silabus Akuntansi kelas XI

b. Konsultasi dengan guru mata pelajaran Akuntansi c. Konsultasi dengan dosen pembimbing


(56)

4. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan melihat buku-buku, arsip atau catatan yang berhubungan dengan masalah yang diselidiki. (Suharsimi, 2001: 135). Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai daftar nama siswa dan nilai ulangan siswa sebelumnya.

5. Rekaman Foto dan Video

Rekaman foto dan video merupakan sumber data tidak tertulis yang dapat membantu guru dalam memantau kegiatannya di kelas sehingga peneliti mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas.

Rekaman foto dan video dapat digunakan untuk melengkapi data-data yang diperlukan oleh peneliti. Dengan alat-alat elektronik tersebut peneliti dapat melihat suasana kelas secara detail tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di kelas.

G. Pengukuran Variabel Keterampilan Sosial

Menurut Lungdgren dalam Rusman, (2011: 210) aspek-aspek yang diamati dalam keterampilan sosial siswa adalah sebagai berikut:


(57)

Tabel 3. 1

Operasionalisasi Variabel Keterampilan Sosial

Dimensi Indikator No.Item Positif Negatif

1.Keterampilan kooperatif tingkat awal 2.Keterampilan kooperatif tingkat menegah 3.Keterampilan kooperatif tingkat akhir

a. Menggunakan kesepakatan b. Menghargai kontribusi c. Mengambil giriran dan

berbagai tugas

d. Berada dalam kelompok e. Berada dalam tugas f. Mendorong partisipasi g. Mengundang orang lain

untuk berbicara

h. Menyelesaikan tugas pada waktunya

i. Menghormati perbedaan individu

a. Menunjukkan penghargaan dan simpati

b. Menggungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima c. Mendengarkan dengan aktif d. Bertanya

e. Membuat ringkasan f. Menafsirkan

g. Mengatur dan mengorganisir

h. Menerima tanggungjawab i. Mengurangi ketegangan a. Mengelaborasi

b. Memeriksa dengan cermat c. Menanyakan kebenaran d. Menetapkan tujuan e. Berkompromi 1 2 4 6 7 8 9 10 13 14 15 16 18 20 23 3 5 11 12 17 19 21 22 24 25

Skala pengukuran yang digunakan untuk indikator-indikator keterampilan sosial adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk


(58)

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan dinyatakan lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan sebagai berikut : Sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS)

Tabel 3.2

Skor Variabel Keterampilan Sosial

Jawaban Pernyataan Positif Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak setuju 2 4

Sangat tidak setuju 1 5

Dalam penelitian ini, keterampilan sosial siswa diukur dengan membandingkan hasil kuesioner dan observasi siswa sebelum penerapan STAD dengan hasil kuesioner dan observasi sesudah penerapan STAD. Hasil tersebut akan dikonveksikan menggunakan pendekatan PAP tipe II sebagai berikut (Masidjo, 1995: 157) :

Tabel 3.3

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II

Interval Skor Kriteria

81% – 100% Sangat baik 66% – 80% Baik 56% – 65% Cukup 46% – 55% Kurang baik Dibawah 46% Sangat kurang baik


(59)

H. Uji Kuisioner

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi, 2006:170). Pengujian validitas instrumen dalam penelitian menggunakan teknik korelasi Product Moment sebagai berikut:

r =

(

) (

)

(

)

2 2

( )

2

2

∑ ∑

− − − Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:

r = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = Skor total dari seluruh item

X = Skor total dari setiap item n = Jumlah responden

ΣXY = hasil kali X dan Y

Jika jumlah nilai koefisien r hitung lebih besar dari r tabel, maka

butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan tidak valid.

Dari pengujian validitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kesimpulan Hasil Uji Validitas Keterampilan Sosial

No.Item r hitung r tabel Keterangan

Item 1 0,4038 0,3294 Valid

Item 2 0,4371 0,3294 Valid

Item 3 0,3999 0,3294 Valid

Item 4 0,3991 0,3294 Valid

Item 5 0,4823 0,3294 Valid

Item 6 0,3544 0,3294 Valid


(60)

Item 8 0,4889 0,3294 Valid

Item 9 0,5159 0,3294 Valid

Item 10 0,6077 0,3294 Valid

Item 11 0,5017 0,3294 Valid

Item 12 0,4427 0,3294 Valid

Item 13 0,4541 0,3294 Valid

Item 14 0,5594 0,3294 Valid

Item 15 0,5425 0,3294 Valid

Item 16 0,5232 0,3294 Valid

Item 17 0,4868 0,3294 Valid

Item 18 0,5166 0,3294 Valid

Item 19 0,5189 0,3294 Valid

Item 20 0,4749 0,3294 Valid

Item 21 0,3745 0,3294 Valid

Item 22 0,4603 0,3294 Valid

Item 23 0,3403 0,3294 Valid

Item 24 0,3599 0,3294 Valid

Item 25 0,3819 0,3294 Valid

Pengambilan kesimpulan ini dengan membandingkan nilai r

hitung dengan nilai r tabel. Jumlah data (n) sebanyak 36 responden dan

α = 5% diperoleh r tabel sebesar 0,3291. Berdasarkan hasil

perhitungan pada tabel di atas terlihat bahwa nilai r hitung lebih besar

dari nilai r tabel maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi, 2006:196). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha, sebagai berikut:


(61)

r11 =       −1 k k        

2

2 1 t b σ σ Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan

2

t

σ = varians total

2

b

σ = jumlah varians butir

Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koefisien Alpha > 0,6.Sebaliknya nilai koefisien Alpha < 0,6, maka penelitian tersebut belum reliabel.

Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kesimpulan Hasil Pengujian Reliabilitas Keterampilan Sosial

Variabel r hitung r tabel Keterangan Keterampilan sosial 0,885 0,6 Reliabel

Dari 25 item keterampilan sosial diperoleh hasil koefisien Alpha Cornbach r hitung (0,885) lebih besar dari r tabel (0,6) sehingga

dapat disimpulkan bahwa item keterampilan sosial adalah reliabel.

I. Instrumen Penelitian

a. Rancangan Pembelajaran

Rancangan pelaksanaan pembelajaran (lampiran 13) berisi bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD beserta langkah-langkahnya untuk materi menyusun laporan keuangan dalam


(62)

perusahaan jasa. Serta pengadaan lembar kerja/ kegiatan siswa yang disusun sesuai metode pembelajaran yang digunakan.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati situasi di dalam kelas yang mencakup kegiatan guru (lampiran 7), kegiatan kelas (lampiran 8), kegiatan siswa (lampiran 9) dan keterampilan sosial siswa (lampiran 11). Keterampilan sosial dilihat dari interaksi yang terjadi selama proses kelompok berlangsung. Aspek-aspek yang diamati dalam observasi keterampilan sosial siswa yaitu :

a. Keterampilan kooperatif tingkat awal : 1) Menggunakan kesepakatan

2) Menghargai kontribusi

3) Mengambil giliran dan berbagai tugas 4) Berada dalam kelompok

5) Berada dalam tugas 6) Mendorong partisipasi

7) Mengundang orang lain untuk berbicara 8) Menyelesaikan tugas pada waktunya 9) Menghormati perbedaan individu

b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi : 1) Menunjukkan penghargaan dan simpati

2) Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima


(63)

3) Mendengarkan dengan aktif 4) Bertanya

5) Membuat ringkasan 6) Menafsirkan

7) Mengatur dan mengorganisir 8) Menerima tanggung jawab 9) Mengurangi ketegangan

c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir : 1) Mengelaborasi

2) Memeriksa dengan cermat 3) Menanyakan kebenaran 4) Menetapkan tujuan 5) Berkompromi

Skala pengukuran yang digunakan untuk indikator-indikator keterampilan sosial adalah skala Rating Scale, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap sikap, status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.

Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan dinyatakan ke dalam setiap angka dengan penentuan sebagai berikut :


(64)

Tabel 3.6

Skor Variabel Keterampilan Sosial

Jawaban Pernyataan

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

c. Lembar Kuesioner

Lembar kuesioner (lampiran 12) digunakan untuk mengkur keterampilan sosial siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Aspek-aspek yang diamati dalam kuesioner keterampilan sosial siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Instrumen Keterampilan Sosial

No

Indikator No Kuesioner Positif Negatif

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Menggunakan kesepakatan Menghargai kontribusi

Mengambil giliran dan berbagai tugas

Berada dalam kelompok Berada dalam tugas Mendorong partisipasi

Mengundang orang lain untuk berbicara

Menyelesaikan tugas pada waktunya

Menghormati perbedaan individu Menunjukkan penghargaan dan simpati

Menggungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima Mendengarkan dengan aktif Bertanya Membuat ringkasan 1 2 4 6 7 8 9 10 13 14 15 3 5 11 12


(65)

15 16 17 18 19 20 21 22 23 Menafsirkan

Mengatur dan mengorganisir Menerima tanggungjawab Mengurangi ketegangan Mengelaborasi

Memeriksa dengan cermat Menanyakan kebenaran Menetapkan tujuan Berkompromi 16 18 20 23 17 19 21 22 24 25

d. Lembar Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang digunakan selama model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini terdiri dari :

a. Pre test

Pre tes (lampiran 14) berguna untuk mengetahui pengetahuan yang

telah dimiliki oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal pokok bahasan jurnal penyesuaian. Bentuk pre test yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal esai. Pre test ini sudah dapat dikatakan valid dan dapat langsung digunakan dalam penelitian karena dalam penyusunannya peneliti menggunakan validitas isi dengan membandingkan antara butir-butir soal pre test dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Tolok ukur pembuatan butir-butir soal pre test tersebut adalah indikator-indikator dalam kompetensi dasar membuat jurnal penyesuaian perusahaan jasa yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.


(66)

b. Soal diskusi

Soal diskusi (lampiran 15) digunakan agar siswa mampu bekerjasama dan berinteraksi dengan teman dalam kelompok untuk memecahkan masalah dalam soal. Setiap siswa dalam satu kelompok memiliki nilai yang sama, karena nilai kelompok merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok. Bentuk soal untuk kelompok adalah soal esai.

c. Post tes

Post test (lampiran 16) berguna untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Bentuk

post tes adalah soal esai. Post test ini berisikan soal-soal yang

mempunyai bobot dan tingkat kesulitan yang sama dengan soal pre test dan disusun berdasarkan pertimbangan dosen dan guru.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif. Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/ informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD, selain itu juga menggunakan analisis komparatif yaitu membandingkan hasil observasi


(67)

dan kuesioner sebelum STAD, penerapan STAD siklus pertama dan kedua. Sedangkan hasil belajar dilihat dari ketuntasan nilai pre test sebelum penerapan STAD, post test setelah penerapan STAD siklus pertama dan


(68)

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan SMA alih fungsi dari SPG Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama dengan SPG yang lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031/113/H/Kpts/1989 tanggal 25 Februari 1989. Oleh karena itu visi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu adalah sama dengan visi SPG Pangudi Luhur tetapi dengan penyesuaian dan beberapa perubahan, karena SMA tidak seperti SPG. Visi yang melandasi berdirinya sekolah adalah ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di kota Yogyakarta karena keadaan ekonomi yang kurang.

Melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan sekolah, maka pada tahun 1967 Pastor Paroki Sedayu mendirikan SPG Santo Paulus yang mulai tahun 1968 dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur bersama SLTP Pangudi Luhur Sedayu dan SLTP Pangudi Luhur Moyudan. Sejak berdirinya, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan salah satu SMA yang masih dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Terbukti bahwa sampai saat ini minat siswa masuk ke SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu masih tinggi.


(69)

Pada pembukaan tahun ajaran baru 2010-2011, SMA Pangudi Luhur Sedayu memutuskan untuk menjadikan St Louis IX sebagai Santo Pelindung SMA Pangudi Luhur Sedayu. Maka pada tangal 25 Agustus 2010, SMA Pangudi Luhur Sedayu melakukan launching nama baru bagi sekolahnya dengan menambahkan St. Louis IX. Sejak saat itu, nama SMA Pangudi Luhur Sedayu dikenal dengan nama SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Pendidikan yang dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX juga berdasarkan teladan kerendahan hati dan kerja keras St. Louis IX. Hari Kamis, 25 Agustus 2011 kemarin, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu mengadakan Perayaan Ekaristi dan pentas seni dalam rangka merayakan Ulang Tahun kedua atas pemilihan nama St. Louis IX sebagai Santo Pelindung SMA Pangudi Luhur Sedayu.

Daftar Kepala Sekolah yang pernah bertugas di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu :

Tabel 4.1

Daftar Kepala Sekolah yang Pernah Bertugas

No Nama Periode Tugas

1. 2. 3. 4.

Mukardi, B.A. Drs. Ag. Sadjad

Drs. Markoes Padmonegoro Br. Agustinus Mujiya, S.Pd., FIC.

1989 – 1999 1999 – 2003 2003 – 2010 2010 – sekarang


(70)

B. Tujuan, Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Tujuan pendidikan SMA pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan siswa agar mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan interakasi sosial, budaya dan alam sekitarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Peraturan Menteri No.22 tahun 2006). Dalam pelaksanaannya SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu memperkaya dan menambah dengan:

a) Pendidikan nilai

Pendidikan nilai sangat penting ditanamkan kepada siswa agar para siswa dapat berkembang secara harmonis antar jasmani, rohani dan sosialnya. Spiritualitas hidup, nilai moral, nilai persatuan, persaudaraan dan humaniora merupakan nilai pembentuk pribadi manusia yang amat besar artinya. Kurangnya pemahaman suatu nilai bagi suatu generasi akan menimbulkan kesulitan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

b) Pembentukan pribadi

Pribadi yang tangguh merupakan bekal hidup dalam alam yang serba majemuk seperti sekarang ini. Melalui perenungan,


(71)

kedisiplinan dalam latihan-latihan memperhatikan lingkungan sosial diharapkan dapat melahirkan pribadi yang kuat dalam menghadapi berbagai gejolak sosial.

c) Pendidikan keterampilan

Untuk menghadapi hal-hal yang praktis dalam kehidupan ini, diperlukan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat dewasa ini.

Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu 1) Visi

Terbentuknya lulusan yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan memiliki keterampilan dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan. Indikator pencapaian misi sekolah berupa lulusan yang dihasilkan mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun terserap ke dunia kerja dengan bekal santun yang tampak dari sikap dan perilaku teladan. 2) Misi

Misi merupakan penjabaran dari visi seperti pada butir-butir berikut:

a) Melakukan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan profesional b) Mengembangkan keterampilan komputer, akuntansi dan Bahasa


(72)

c) Menciptakan suasana kondusif untuk menciptakan peserta didik yang berbudi pekerti luhur

d) Menyelenggarakan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan

e) Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya

Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acuan yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup kemungkinan atas usaha-usaha perbaikan pelaksanaan pendidikan.

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX

Sedayu

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan


(73)

terdiri atas : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Untuk memenuhi amanat Undang-Undang tersebut di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah pada khususnya, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah. Dalam dokumen ini dipaparkan tentang Kurikulum SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, yang secara keseluruhan mencakup :

1. Struktur dan muatan kurikulum. 2. Beban belajar peserta didik. 3. Kalender pendidikan. 4. Silabus.


(1)

Lampiran 50

PERHITUNGAN SIMPANGAN BAKU HASIL BELAJAR SISWA

No Nama Siswa Pre test Siklus I Post test Siklus I Post test Siklus II

xi ��� xi ��� xi ���

1 AGUS WIDODO 63 3969 65 4225 86 7396

2 ALFONSUS LINTANG 51 2601 72 5184 78 6084

3 A. HERLINAWATI 75 5625 79 6241 86 7396

4 BERNADETA DEWI 50 2500 72 5184 78 6084

5 CHATARINA TITIN 80 6400 72 5184 100 10000

6 DHIAN ARI N. 50 2500 70 4900 72 5184

7 DIKI APRIAWAN 75 5625 76 5776 78 6084

8 EDWARD ARIA JALU 63 3969 65 4225 86 7396

9 HERIBERTUS AGUS 75 5625 72 5184 93 8649

10 IRENE SARI 63 3969 72 5184 78 6084

11 JULIUS BIANTO 50 2500 72 5184 86 7396

12 LAURENSIA DESI 80 6400 86 7396 100 10000

13 M. CHRISTIATRI 63 3969 72 5184 72 5184

14 MARIA IKE 63 3969 72 5184 100 10000

15 MARIA GORETI 50 2500 86 7396 100 10000

16 P. AGUSTINUS 62 3844 65 4225 79 6241

17 PRISTIANI 70 4900 72 5184 100 10000

18 RAHMA DEFI 61 3721 60 3600 86 7396

19 ROBERTUS DIAN 50 2500 57 3249 86 7396

20 ROBERTUS DWI 75 5625 70 4900 72 5184

21 RUSPITASARI 80 6400 86 7396 100 10000

22 SARA SITUMORANG 50 2500 60 3600 65 4225

23 SINYORE PHILIPS 63 3969 72 5184 86 7396

24 THERESIA KRISTI 50 2500 60 3600 72 5184

25 WAHYU APRILIANI 63 3969 60 3600 86 7396

26 WAHYUNI 50 2500 86 7396 93 8649

27 Y. SIGIT TRI 75 5625 86 7396 100 10000

28 YASHINTA KURNIA 60 3600 72 5184 100 10000

29 YOHANA JOHAN 75 5625 72 5184 100 10000

30 YOSEPH YUDHA 60 3600 65 4225 86 7396

31 YULIYANTI 75 5625 76 5776 86 7396

JUMLAH 1970 128624 2222 161330 2690 236796


(2)

No Nama Siswa Sebelum Siklus I Siklus I Siklus II

xi ��� xi ��� xi ���

1 AGUS WIDODO 177 31329 180 32400 197 38809 2 ALFONSUS LINTANG 168 28224 194 37636 222 49284 3 A. HERLINAWATI 181 32761 177 31329 201 40401 4 BERNADETA DEWI 189 35721 208 43264 205 42025 5 CHATARINA TITIN 170 28900 189 35721 213 45369 6 DHIAN ARI N. 163 26569 154 23716 189 35721 7 DIKI APRIAWAN 163 26569 166 27556 199 39601 8 EDWARD ARIA JALU 157 24649 194 37636 207 42849 9 HERIBERTUS AGUS 205 42025 218 47524 212 44944 10 IRENE SARI 174 30276 186 34596 200 40000 11 JULIUS BIANTO 186 34596 197 38809 197 38809 12 LAURENSIA DESI 154 23716 182 33124 193 37249 13 M. CHRISTIATRI 150 22500 186 34596 197 38809 14 MARIA IKE 169 28561 207 42849 210 44100 15 MARIA GORETI 170 28900 169 28561 198 39204 16 P. AGUSTINUS 179 32041 189 35721 211 44521 17 PRISTIANI 187 34969 220 48400 210 44100 18 RAHMA DEFI 175 30625 198 39204 215 46225 19 ROBERTUS DIAN 160 25600 186 34596 216 46656 20 ROBERTUS DWI 156 24336 166 27556 200 40000 21 RUSPITASARI 169 28561 176 30976 197 38809 22 SARA SITUMORANG 156 24336 176 30976 199 39601 23 SINYORE PHILIPS 167 27889 170 28900 191 36481 24 THERESIA KRISTI 177 31329 191 36481 212 44944 25 WAHYU APRILIANI 158 24964 166 27556 203 41209 26 WAHYUNI 164 26896 174 30276 186 34596 27 Y. SIGIT TRI 159 25281 168 28224 192 36864 28 YASHINTA KURNIA 165 27225 180 32400 206 42436 29 YOHANA JOHAN 157 24649 168 28224 202 40804 30 YOSEPH YUDHA 170 28900 180 32400 203 41209 31 YULIYANTI 163 26569 200 40000 197 38809 JUMLAH 5238 889466 5715 1061207 6280 1274438


(3)

Lampiran 52

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER KETERAMPILAN SOSIAL

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item_1 94.61 116.416 .404 . .882

item_2 94.81 114.390 .437 . .881

Item_3 95.11 114.387 .400 . .882

item_4 94.61 115.159 .399 . .882

item_5 95.31 111.875 .482 . .880

item_6 94.97 114.485 .354 . .883

item_7 95.33 106.400 .548 . .879

item_8 95.78 108.863 .489 . .880

item_9 94.64 115.723 .516 . .881

item_10 95.14 109.437 .608 . .877

item_11 95.06 111.197 .502 . .880

item_12 95.22 111.949 .443 . .881

item_13 95.78 111.149 .454 . .881

item_14 94.94 110.797 .559 . .878

item_15 95.86 108.523 .542 . .878

item_16 95.25 113.221 .523 . .880

item_17 95.14 111.609 .487 . .880

item_18 95.36 112.694 .517 . .880

item_19 95.06 113.483 .519 . .880

item_20 95.06 114.111 .475 . .881

item_21 95.00 114.571 .374 . .883

item_22 95.47 111.742 .460 . .881

item_23 94.89 115.073 .340 . .884

item_24 95.86 112.409 .360 . .884


(4)

HASIL UJI RELIABILITAS KUESIONER KETERAMPILAN SOSIAL

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENERAPKAN DASAR �.

0 1 23

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

0 1 30

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dan prestasi belajar pada mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan.

2 12 298

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 0 300