Perbaikan Sistem Kerja Dilihat Dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di CV.Kotska Adhi Sentosa, Cirebon).

(1)

kerja hanya dilakukan pada proses pembuatan rangka kursi rotan tipe engkel byholma. Adapun jumlah stasiun kerja yang diamati adalah sebanyak 5 stasiun yaitu stasiun pemotongan, steam, mold, perakitan, dan QC.

Pada saat ini terdapat beberapa masalah yang dialami oleh perusahaan yaitu perusahaan belum mengetahui dengan pasti waktu baku proses pembuatan rangka kursi, adanya permasalahan kapasitas produksi rangka kursi rotan, masih adanya keluhan pekerja terkait kondisi lingkungan kerja, tata letak peralatan kerja yang masih belum baik, sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang belum diterapkan dengan baik, penerapan prinsip manajemen 5S belum dilakukan secara tepat, masih minimnya penggunaan alat material handling, serta gerakan pekerja yang kurang efisien saat melakukan pekerjaannya.

Saat melakukan penelitian ini penulis melakukan pengambilan data berupa data umum perusahaan, skenario pekerjaan, data waktu proses, tata letak ruang kerja, data lingkungan fisik kerja, sampling penentuan faktor kelonggaran, data keselamatan dan kesehatan kerja, data alat material handling yang digunakan, serta data fasilitas fisik yang ada pada perusahaan.

Untuk melakukan perbaikan sistem kerja, penulis melakukan pengolahan data berupa uji kenormalan, keseragaman, dan kecukupan data, penentuan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran, perhitungan waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku langsung, pembuatan bagan analisa (MTM-1), perhitungan waktu baku tidak langsung, perhitungan index perbandingan, perhitungan kapasitas efektif aktual, uji statistika deskriptif lingkungan fisik kerja dan data keselamatan dan kesehatan kerja serta pembuatan peta proses operasi dan diagram alir

Setelah itu penulis menganalisa kondisi alat dan mesin yang digunakan, peta proses operasi, arah aliran material, waktu baku yang dibutuhkan untuk masing-masing stasiun kerja, kapasitas produksi dan kapasitas efektif, faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran, layout setempat dan layout keseluruhan, elemen gerakan kerja dihubungkan dengan prinsip ekonomi gerakan, lingkungan fisik kerja, manajemen 5S, sistem keselamatan dan kesehatan kerja, penggunaan alat material handling, serta fasilitas fisik yang ada pada perusahaan.

Penulis memberikan usulan perbaikan perancangan alat bantu kerja berupa meja potong, elemen gerakan kerja sehingga lebih efisien, lingkungan fisik kerja berupa lampu yang dapat dipindahkan, pemasangan exhaust fan, penggunaan masker, serta penggunaan ear plug, faktor kelonggaran dan penyesuaian, layout setempat, manajemen 5S, sistem keselamatan dan kesehatan kerja, penggunaan alat material handling, fasilitas fisik kerja serta MTM-1 usulan.

Setelah dilakukan perbaikan sistem kerja diperoleh penghematan waktu baku tidak langsung yaitu stasiun 1 sebesar 32.58 %, stasiun 2 yaitu 3.30 % untuk proses pemanasan dan 41.37 % untuk proses pembentukan, stasiun 3 sebesar 9.36 %, stasiun 4 sebesar 18.44 %, dan stasiun QC sebesar 58.38 %. Selain itu, terjadi peningkatan kapasitas efektif produksi rangka kursi dari 72 #/hari menjadi 75 #/hari.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-3 1.3 Batasan dan Asumsi ... 1-4 1.4 Perumusan Masalah ... 1-5 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-6 1.6 Sistematika Penelitian ... 1-7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknik Pengukuran Waktu ... 2-1 2.2 Pengertian Kerja ... 2-2 2.3 Teknik Pengukuran Waktu ... 2-3 2.4 Peta Kerja ... 2-4 2.5 Ergonomi ... 2-8 2.6 Antropometri ... 2-9 2.7 Teknik Perancangan ... 2-10 2.8 Penyederhanaan Kerja ... 2-11 2.9 Uji Kenormalan, Keseragaman, dan Kecukupan Data... 2-12 2.10 Faktor Kelonggaran dan Faktor Penyesuaian ... 2-14 2.11 Tingkat Ketelitian dan Keyakinan ... 2-16 2.12 Perhitungan Ws, Wn, Wb... 2-17 2.13 Studi Gerakan ... 2-17


(3)

2.17 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 2-40 2.18 Metode Penilaian Konsep (Concept Scoring) ... 2-44 2.19 Prinsip Manajemen 5S ... 2-45

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart ... 3-1 3.2 Penjelasan Flowchart

3.2.1 Penelitian Pendahuluan ... 3-2 3.2.2 Identifikasi Masalah ... 3-3 3.2.3 Batasan dan Asumsi ... 3-3 3.2.4 Perumusan Masalah ... 3-4 3.2.5 Tinjauan Pustaka ... 3-5 3.2.6 Pengumpulan Data ... 3-6 3.2.7 Pengolahan Data

3.2.7.1 Uji Kenormalan, Keseragaman, dan Kecukupan Data ... 3-8 3.2.7.2 Perhitungan Faktor Kelonggaran Pribadi dan

Faktor Kelonggaran Tidak Terhindarkan ... 3-12 3.2.7.3 Penentuan Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran ... 3-12 3.2.7.4 Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Normal,

dan Waktu Baku Langsung ... 3-13 3.2.7.5 Perhitungan Waktu Baku untuk Peta Proses

Operasi (PPO) ... 3-13 3.2.7.6 Pembuatan Bagan Analisa (MTM-1) ... 3-13 3.2.7.7 Perhitungan Waktu Baku Tidak Langsung

(MTM-1) ... 3-14 3.2.7.8 Perhitungan Index Perbandingan ... 3-14 3.2.7.9 Perhitungan Kapasitas Efektif Aktual ... 3-14


(4)

x Universitas Kristen Maranatha 3.2.7.11 Uji Statistika Deskriptif Data Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) ... 3-15 3.2.7.10 Pembuatan Peta Proses Operasi dan Diagram Alir 3-15 3.2.8 Analisis Data ... 3-16 3.2.9 Usulan Perbaikan ... 3-17 3.2.10 Kesimpulan dan Saran... 3-18

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan... 4-1 4.1.2 Lokasi Perusahaan ... 4-1 4.1.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... 4-2 4.1.4 Struktur Organisasi ... 4-2 4.1.5 Mesin dan Alat yang digunakan

4.1.5.1 Mesin ... 4-4 4.1.5.2 Alat ... 4-4 4.1.6 Komponen rangka kursi rotan ... 4-8 4.1.7 Gambar Produk ... 4-9 4.2 Skenario Pekerjaan ... 4-9 4.3 Data Waktu Proses ... 4-17 4.4 Tata Letak Ruang Kerja

4.4.1 Tata Letak Ruang Kerja Keseluruhan ... 4-25 4.4.2 Tata Letak Ruang Kerja Setempat

4.4.2.1 Stasiun 1 (Pemotongan) ... 4-26 4.4.2.2 Stasiun 2 (Steam) ... 4-27 4.4.2.3 Stasiun 3 (Mold) ... 4-28 4.4.2.4 Stasiun 4 (Perakitan) ... 4-30 4.4.2.5 Stasiun 5 (QC) ... 4-32


(5)

4.5.3 Warna ... 4-34 4.5.4 Bau-bauan ... 4-35 4.6 Sampling Penentuan Faktor Kelonggaran ... 4-35 4.7 Data Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 4-36 4.8 Data Alat Material Handling yang Digunakan ... 4-38 4.9 Fasilitas Fisik yang Ada Pada Perusahaan ... 4-38

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Pengolahan Data

5.1.1 Pengujian Kenormalan, Keseragaman, dan

Kecukupan Data ... 5-1 5.1.2 Perhitungan Faktor Kelonggaran Pribadi dan Faktor

Kelonggaran Tidak Terhindarkan ... 5-1 5.1.3 Penentuan Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran

5.1.3.1 Penentuan Faktor Penyesuaian ... 5-3 5.1.3.2 Penentuan Faktor Kelonggaran ... 5-8 5.1.4 Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Normal, dan

Waktu Baku Langsung

5.1.4.1 Perhitungan Waktu Siklus ... 5-15 5.1.4.2 Pehitungan Waktu Normal ... 5-16 5.1.4.3 Perhitungan Waktu Baku Langsung ... 5-16 5.1.5 Perhitungan Waktu Baku Untuk Peta Proses Operasi

(PPO) ... 5-16 5.1.6 Pembuatan Bagan Analisa (MTM-1) ... 5-19 5.1.7 Perhitungan Waktu Baku Tidak Langsung (MTM-1) ... 5-19 5.1.8 Perhitungan Index Perbandingan ... 5-21 5.1.9 Perhitungan Kapasitas Efektif Aktual ... 5-21 5.1.10 Uji Statistika Deskriptif (Perhitungan Rata-rata Data


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha 5.1.12 Pembuatan Peta Proses Operasi dan Diagram Alir

5.1.12.1 Pembuatan Peta Proses Operasi ... 5-24 5.1.12.2 Pembuatan Diagram Alir... 5-25 5.2 Analisis

5.2.1 Analisis Kondisi Alat dan Mesin yang Digunakan ... 5-26 5.2.2 Analisis Peta Proses Operasi ... 5-26 5.2.3 Analisis Arah Aliran Material ... 5-27 5.2.4 Analisis Waktu Baku yang Dibutuhkan pada Setiap

Stasiun ... 5-30 5.2.5 Analisis Kapasitas Produksi dan Kapasitas Produksi

Efektif Aktual ... 5-33 5.2.6 Analisis Faktor Penyesuaian dan Faktor Kelonggaran

5.2.6.1 Analisis Faktor Penyesuaian ... 5-33 5.2.6.2 Analisis Faktor Kelonggaran ... 5-36 5.2.7 Analisis Layout

5.2.7.1 Analisis Layout Setempat ... 5-41 5.2.7.2 Analisis Layout Keseluruhan ... 5-44 5.2.8 Analisis Elemen Gerakan Kerja Operator Dihubungkan

Dengan Prinsip Ekonomi Gerakan

5.2.8.1 Prinsip – prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Tubuh Manusia dan Gerakan–gerakannya 5-48 5.2.8.2 Prinsip – prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan

Dengan Pengukuran Tata Letak Tempat Kerja ... 5-55 5.2.8.3 Prinsip – prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan

Dengan Perancangan Peralatan ... 5-57 5.2.9 Analisis Manajemen 5S ... 5-59 5.2.10 Analisis Kondisi Lingkungan Fisik Kerja ... 5-64 5.2.11 Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 5-72


(7)

6.1 Usulan Alternatif Perancangan Alat Bantu Kerja ... 6-1 6.2 Usulan Layout Setempat ... 6-17 6.3 Usulan Prinsip Ekonomi Gerakan

6.3.1 Prinsip – prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Tubuh Manusia dan Gerakanya ... 6-26 6.3.2 Prinsip – Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan

Dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja ... 6-29 6.3.3 Prinsip – prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan

Dengan Perancangan Peralatan ... 6-30 6.4 Usulan Lingkungan Fisik Kerja ... 6-31 6.5 Usulan Manajemen 5S ... 6-34 6.6 Usulan Faktor Penyesuaian dan Faktor Kelonggaran

6.6.1 Usulan Faktor Penyesuaian ... 6-39 6.6.2 Usulan Faktor Kelonggaran ... 6-40 6.7 Usulan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 6-50 6.8 Usulan Alternatif Penggunaan Alat Material Handling ... 6-54 6.9 Usulan Fasilitas Fisik Kerja ... 6-58 6.10 MTM-1 Usulan ... 6-62 6.11 Perhitungan Waktu Baku Tidak Langsung Usulan ... 6-67 6.12 Perhitungan Persen Penghematan ... 6-69 6.13 Perhitungan Waktu Baku Langsung Usulan ... 6-70 6.14 Perhitungan Kapasitas Efektif Usulan ... 6-70 6.15 Analisis Sistem Kerja Aktual, % Penghematan, dan

Kapasitas Efektif Usulan

6.15.1 Analisis Sistem Kerja Aktual ... 6-71 6.15.2 Analisis % Penghematan ... 6-77 6.15.3 Analisis Kapasitas Efektif Usulan... 6-78


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

KOMENTAR DOSEN PENGUJI DATA PENULIS


(9)

Tabel Judul Halaman

2.1 Tata cara pemberian symbol dalam gerakan TURN 2-25

2.2 Derajat perpindahan dan TMU 2-28

2.3 Jumlah petugas P3K berdasarkan jumlah pekerja 2-44

2.4 Jenis kotak P3K 2-44

2.5 Rating 2-45

3.1 Contoh tabel pengambilan data mentah waktu proses 3-7 3.2 Contoh tabel sampling pengamatan penentuan faktor

Kelonggaran 3-7

3.3 Perhitungan persen kelonggaran pribadi 3-11

3.4 Perhitungan kapasitas efektif aktual 3-14

3.5 Contoh konsep scoring 3-17

4.1 Data waktu proses stasiun pemotongan (detik) 4-17 4.2 Rangkuman total data waktu proses stasiun pemotongan (detik) 4-18 4.3 Data waktu proses stasiun steam proses pemanasan (detik) 4-19 4.4 Data waktu proses stasiun steam proses pembentukan (detik) 4-20 4.5 Rangkuman total data waktu proses stasiun steam (detik) 4-20

4.6 Data waktu proses stasiun mold (detik) 4-21

4.7 Data waktu proses stasiun perakitan (detik) 4-22

4.8 Data waktu proses stasiun QC (detik) 4-24

4.9 Jarak stasiun pemotongan (inchi) 4-27

4.10 Jarak stasiun mold (inchi) 4-29

4.11 Jarak stasiun perakitan (inchi) 4-30

4.12 Data temperatur, kelembaban, kebisingan, dan pencahayaan 4-34

4.13 Rangkuman sampling faktor kelonggaran 4-36

4.14 Data frekuensi kecelakaan & gangguan kecelakaan 4-37 5.1 Rangkuman uji kenormalan, keseragaman, dan


(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha 5.4 Perhitungan persen kelonggaran pribadi stasiun 3 5-2 5.5 Perhitungan persen kelonggaran pribadi stasiun 4 5-2 5.6 Perhitungan persen kelonggaran pribadi stasiun 5 5-2 5.7 Faktor penyesuaian aktual stasiun pemotongan 5-4

5.8 Faktor penyesuaian aktual stasiun steam 5-4

5.9 Faktor penyesuaian aktual stasiun mold 5-5

5.10 Faktor penyesuaian aktual stasiun perakitan 5-6

5.11 Faktor penyesuaian aktual stasiun QC 5-7

5.12 Faktor kelonggaran aktual stasiun pemotongan 5-9

5.13 Faktor kelonggaran aktual stasiun steam 5-10

5.14 Faktor kelonggaran aktual stasiun mold 5-11

5.15 Faktor kelonggaran aktual stasiun perakitan 5-13

5.16 Faktor kelonggaran aktual stasiun QC 5-14

5.17 Perhitungan waktu siklus 5-15

5.18 Perhitungan waktu normal 5-16

5.19 Perhitungan waktu baku 5-16

5.20 Perhitungan waktu baku PPO stasiun pemotongan 5-17

5.21 Perhitungan waktu baku PPO stasiun steam 5-17

5.22 Perhitungan waktu baku PPO stasiun mold 5-18

5.23 Perhitungan waktu baku PPO stasiun perakitan 5-18 5.24 Rangkuman Wb tidak langsung stasiun pemotongan 5-19 5.25 Rangkuman Wb tidak langsung stasiun steam 5-20

5.26 Rangkuman Wb tidak langsung stasiun mold 5-20

5.27 Rangkuman Wb tidak langsung stasiun perakitan 5-20

5.28 Perhitungan index perbandingan 5-21

5.29 Perhitungan kapasitas efektif aktual 5-21

5.30 Rata-rata data temperatur, kelembaban, kebisingan,


(11)

5.34 Analisis sistem manajemen 5S pada gudang bahan baku 5-59 5.35 Analisis sistem manajemen 5S pada stasiun 1 (Pemotongan) 5-60 5.36 Analisis sistem manajemen 5S pada stasiun 2 (Steam) 5-61 5.37 Analisis sistem manajemen 5S pada stasiun 3 (Mold) 5-62 5.38 Analisis sistem manajemen 5S pada stasiun 4 (Perakitan) 5-62 5.39 Analisis sistem manajemen 5S pada stasiun 5 (QC) 5-63 5.40 Analisiis sistem manajemen 5S pada tempat penyimpanan

barang jadi 5-64

5.41 Upaya pencegahan dan penanggulangan kecelakaan 5-78

5.42 Analisis dimensi kursi aktual 5-81

5.43 Analisis dimensi meja inspeksi aktual 5-83

6.1 Data Antropometri Meja Kerja Stasiun Pemotongan

Alternatif 1 6-2

6.2 Data Antropometri Meja Kerja Stasiun Pemotongan

Alternatif 3 6-9

6.3 Rating untuk Meja Kerja Stasiun Pemotongan 6-13

6.4 Bobot untuk Meja Kerja Stasiun Pemotongan 6-13

6.5 Konsep scoring untuk Meja Kerja Stasiun Pemotongan 6-14 6.6 Data Antropometri Meja Bantu Kerja Stasiun Steam 6-15

6.7 Prinsip Ekonomi Gerakan Usulan 6-25

6.8 Rangkuman Persen Kesesuaian PEG Usulan 6-26

6.9 Usulan Faktor Penyesuaian Stasiun Pemotongan 6-39

6.10 Usulan Faktor Penyesuaian Stasiun Steam 6-39

6.11 Usulan Faktor Penyesuaian Stasiun Mold 6-40

6.12 Usulan Faktor Penyesuaian Stasiun Perakitan 6-40

6.13 Usulan Faktor Penyesuaian Stasiun QC 6-40

6.14 Usulan Faktor Kelonggaran Stasiun Pemotongan 6-41


(12)

xviii Universitas Kristen Maranatha

6.19 Rating Untuk Alat Material Handling 6-56

6.20 Bobot Untuk Alat Material Handling 6-57

6.21 Konsep Scoring Alat Material Handling 6-58

6.22 Data Antropometri Fasilitas Fisik Kursi Alternatif 1 6-59

6.23 Rating Untuk Fasilitas Fisik Kursi 6-61

6.24 Bobot Untuk Fasilitas Fisik Kursi 6-61

6.25 Konsep Scoring Fasilitas Fisik Kursi 6-62

6.26 Rangkuman Wb Tidak Langsung Usulan Stasiun Pemotongan 6-67 6.27 Rangkuman Wb Tidak Langsung Usulan Stasiun Steam 6-68 6.28 Rangkuman Wb Tidak Langsung Usulan Stasiun Mold 6-68 6.29 Rangkuman Wb Tidak Langsung Usulan Stasiun Perakitan 6-68

6.30 Perhitungan Selisih 6-69

6.31 Perhitungan Persen Penghematan 6-69

6.32 Perhitungan Waktu Baku Langsung Usulan 6-70

6.33 Perhitungan Kapasitas Efektif Usulan 6-70

6.34 Perhitungan Selisih Kapasitas Efektif Aktual dan Usulan 6-71

7.1 Kesimpulan Waktu Baku Tiap Stasiun Kerja 7-1

7.2 Kesimpulan Lingkungan Fisik Kerja 7-1

7.3 Kesimpulan Kondisi Tata Letak Kerja Setempat 7-2 7.4 Kesimpulan Kondisi Tata Letak Kerja Keseluruhan 7-2


(13)

Gambar Judul Halaman

3.1 Flowchart 3-1

3.2 Prosedur pengolahan data 3-8

3.3 Prosedur analisis data 3-16

4.1 Struktur organisasi 4-2

4.2 Mesin oven 4-4

4.3 Mesin diesel 4-4

4.4 Meteran 4-5

4.5 Pensil 4-5

4.6 Gergaji 4-5

4.7 Talenan 4-6

4.8 Cetakan 4-6

4.9 Sarung tangan 4-6

4.10 Catok 4-7

4.11 Kompor 4-7

4.12 Screw 4-7

4.13 Mesin Bor 4-8

4.14 Spidol 4-8

4.15 Rangka kursi 4-9

4.16 Layout keseluruhan 4-25

4.17 Layout stasiun pemotongan 4-26

4.18 Layout stasiun steam 4-28

4.19 Layout stasiun mold 4-29

4.20 Layout stasiun perakitan 4-30

4.21 Layout stasiun QC 4-33

4.22 Alat Material Handling aktual 4-38


(14)

xx Universitas Kristen Maranatha

5.3 Diagram alir 5-25

5.4 Analisis temperatur dan kelembaban stasiun pemotongan 5-65 5.5 Analisis temperatur dan kelembaban stasiun steam 5-66 5.6 Analisis temperatur dan kelembaban stasiun mold 5-67 5.7 Analisis temperatur dan kelembaban stasiun perakitan 5-68 5.8 Analisis temperatur dan kelembaban stasiun QC 5-69

5.9 Diagram fishbone penyebab kebakaran 5-73

5.10 Diagram fishbone penyebab jatuh terpeleset 5-74 5.11 Diagram fishbone penyebab tangan terkena bor 5-74 5.12 Diagram fishbone penyebab gangguan pendengaran 5-75 5.13 Diagram fishbone penyebab tangan terkena gergaji 5-75 5.14 Diagram fishbone penyebab tangan terkena uap panas 5-76 5.15 Diagram fishbone penyebab tangan terkena api dari kompor 5-77

5.16 Diagram fishbone penyebab sakit punggung 5-77

6.1 Usulan Meja Kerja Stasiun Pemotongan Alternatif 1 6-4 6.2 Usulan Meja Kerja Stasiun Pemotongan Alternatif 2 6-6 6.3 Usulan Meja Kerja Stasiun Pemotongan Alternatif 3 6-11 6.4 Usulan Meja Bantu Kerja Untuk Stasiun Steam 6-17

6.5 Usulan Layout Setempat Stasiun Pemotongan 6-18

6.6 Usulan Layout Setempat Stasiun Steam 6-19

6.7 Usulan Layout Setempat Stasiun Mold 6-20

6.8 Usulan Layout Setempat Stasiun Perakitan 6-21

6.9 Usulan Layout Setempat Stasiun QC 6-23

6.10 Lampu Usulan 6-31

6.11 Exhaust Fan Usulan 6-32

6.12 Usulan Penggunaan Exhaust Fan 6-32

6.13 Usulan Penggunaan Ear Plug 6-33


(15)

6.18 Usulan Material Handling Untuk Gudang Bahan Baku

& Stasiun Pemotongan 6-55

6.19 Usulan Material Handling Alternatif 1 6-55

6.20 Usulan Material Handling Alternatif 2 6-56

6.21 Usulan Material Handling Alternatif 3 6-56

6.22 Usulan Kursi Alternatif 1 6-60


(16)

xxii Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Judul Halaman

L1 Uji Kenormalan, Keseragaman, dan Kecukupan Data L1-1

L2 Bagan Analisa MTM-1 Aktual L2-1

L3 Sampling Penentuan Faktor Kelonggaran L3-1

L4 Bagan Analisa MTM-1 Usulan L4-1

L5 Tabel MTM-1 L5-1

L6 Penyesuaian dan Kelonggarn L6-1

L7 Tabel Khi Kuadrat L7-1

L8 Tabel Distribusi Normal L8-1

L9 Handbook of Ergonomi L9-1

L10 Antropometri L10-1

L11 Surat Keterangan Dari Perusahaan L11-1


(17)

(18)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha PENGUJIAN KENORMALAN, KESERAGAMAN, KECUKUPAN DATA

Uji Kenormalan Data Stasiun 1 ( Pemotongan)

Tabel L1.1

Uji Kenormalan Stasiun 1

k = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 36 = 6.136 c = = = 12.64 = = = 469.38 s = = = 19.596

Contoh Perhitungan : Z1=

=


(19)

Z2= =

= - 0.913

ei = [ p (Z1) - p (Z2) ] * N = 0.121* 36 = 4.355 χ² = 1.906

v = k – r – 1 = 5 – 2- 1 = 2  = 0.05

χ²α = 5.991

Gambar L1.1 Grafik χ² Stasiun1

 χ² < χ²α = 1.906 < 5.991: Data mengikuti distribusi normal.

Stasiun 2 ( Steam )

Tabel L1.2


(20)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

k = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 36 = 6.136 c = = = 48.889 = = = 2476.60

s =

=

= 78.318

Contoh Perhitungan : Z1=

= = -1.211

Z2= = = -0.587

ei = [ p (Z1) - p (Z2) ] * N = 0.166 * 36 = 5.967 χ² = 3.433

v = k – r – 1 = 4– 2- 1 = 1  = 0.05 χ²α = 3.841


(21)

Gambar L1.2 Grafik χ² Stasiun 2

 χ² < χ²α = 3.433 < 3.841: Data mengikuti distribusi normal

Stasiun 3 ( Mold )

Tabel L1.3

Uji Kenormalan Stasiun 3

k = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 36 = 6.136 c = = = 9.525 = = = 1069.33


(22)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

s =

=

= 14.310

Contoh Perhitungan : Z1=

=

= - 1.905 Z2=

=

= - 1.240

ei = [ p (Z1) - p (Z2) ] * N = 0076* 36 = 2.849 χ² = 3.166

v = k – r – 1 = 4 – 2- 1 = 1  = 0.05

χ²α = 3.841

Gambar L1.3 Grafik χ² Stasiun 3


(23)

Stasiun 4 ( Perakitan )

Tabel L1.4

Uji Kenormalan Stasiun 4

k = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 36 = 6.136 c = = = 14.37 = = = 1347.32

s =

=

= 18.75

Contoh Perhitungan : Z1=

= = - 2.799

Z2= = = - 2.032


(24)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

ei = [ p (Z1) - p (Z2) ] * N = 0.019 * 36 = 0.666 χ² = 2.315

v = k – r – 1 = 4 – 2- 1 = 1  = 0.05

χ²α = 3.841

Gambar L1.4 Grafik χ² Stasiun 4

 χ² < χ²α = 2.315 < 3.841: Data mengikuti distribusi normal

Stasiun 5 ( QC )

Tabel L1.5

Uji Kenormalan Stasiun 5

k = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 36 = 6.136

c = =


(25)

= =

= 64.574

s =

=

= 1.909

Contoh Perhitungan : Z1=

= = - 2.278 Z2=

= = - 1.592

ei = [ p (Z1) - p (Z2) ] * N = 0.044 * 36 = 1.597 χ² = 0.496

v = k – r – 1 = 4 – 2- 1 = 1  = 0.05

χ²α = 3.841

Gambar L1.5 Grafik χ² Stasiun 5


(26)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Uji Keseragaman

Stasiun 1 ( Pemotongan )

Tabel L1.6

Uji Keseragaman Stasiun 1

= 19.596

Tingkat kepercayaan : 95%  c = 2

- = – 2 ( ) = 453.379 BKA = + 2 ( ) = 485.380

Gambar L1.6

Grafik Keseragaman Stasiun 1

Data stasiun 1 seragam karena berada diantara BKA dan BKB.

1 2 3 4 5 6

1 464.56 465.30 491.30 450.28 478.85 501.28 475.260 2 453.05 487.97 459.66 472.69 470.59 445.46 464.905 3 472.32 462.05 507.52 451.66 468.87 471.50 472.322 4 485.24 449.47 501.85 471.76 468.90 488.85 477.678 5 438.85 444.43 465.66 439.03 461.38 496.71 457.675 6 516.43 463.82 454.02 451.14 466.43 458.78 468.436 jumlah 2816.277 waktu ke -

subgroup

ke-waktu rata-rata


(27)

Stasiun 2 ( Steam)

Tabel L1.7

Uji Keseragaman Stasiun 2

= 78.318

Tingkat kepercayaan : 95%  c = 2

- – 2 ( ) = 2412.655 + 2 ( ) = 2540.548

Gambar L1.7

Grafik Keseragaman Stasiun 2

Data stasiun 2 seragam karena berada diantara BKA dan BKB.

1 2 3 4 5 6

1 2441.27 2561.40 2383.66 2623.78 2439.73 2502.50 2492.056 2 2681.76 2441.68 2562.33 2382.45 2559.58 2448.27 2512.677 3 2562.82 2619.69 2445.76 2384.05 2449.40 2564.06 2504.294 4 2502.73 2440.05 2502.26 2442.91 2387.05 2504.32 2463.221 5 2384.10 2561.49 2442.84 2500.45 2442.21 2383.93 2452.502 6 2439.99 2507.75 2442.77 2388.15 2448.74 2381.77 2434.860 jumlah 14859.610 subgroup

ke-waktu ke -


(28)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Stasiun 3 (Mold )

Tabel L1.8

Uji Keseragaman Stasiun 3

= 14.310

Tingkat kepercayaan : 95%  c = 2

- = – 2 ( ) = 1057.641 BKA = + 2 ( ) = 1081.009

Gambar L1.8

Grafik Keseragaman Stasiun 3

Data stasiun 3 seragam karena berada diantara BKA dan BKB.

1 2 3 4 5 6

1 1066.92 1063.38 1073.65 1065.85 1062.92 1088.26 1070.164 2 1061.16 1062.63 1050.71 1072.35 1058.21 1100.51 1067.598 3 1042.07 1063.80 1060.42 1074.68 1057.23 1076.66 1062.477 4 1065.65 1056.00 1053.09 1091.21 1094.88 1072.65 1072.247 5 1060.16 1093.58 1065.73 1066.75 1098.81 1065.07 1075.016 6 1084.38 1066.82 1083.84 1053.78 1056.01 1065.88 1068.450 jumlah 6415.952 waktu ke -

waktu rata-rata subgroup


(29)

ke- Stasiun 4 ( Perakitan )

Tabel L1.9

Uji Keseragaman Stasiun 4

= 18.75

Tingkat kepercayaan : 95%  c = 2

- = – 2 ( ) = 1332.012 BKA = + 2 ( ) = 1362.631

Gambar L1.9

Grafik Keseragaman Stasiun 4

Data stasiun 4 seragam karena berada diantara BKA dan BKB.

1 2 3 4 5 6

1 1383.04 1327.05 1362.63 1345.72 1342.94 1343.72 1350.852 2 1358.49 1359.11 1365.88 1349.47 1324.52 1301.20 1343.112 3 1351.69 1365.09 1354.62 1358.73 1356.12 1294.84 1346.848 4 1353.21 1347.06 1343.11 1369.65 1342.17 1347.54 1350.456 5 1326.49 1331.19 1324.78 1339.76 1351.89 1348.75 1337.145 6 1364.19 1354.59 1369.68 1370.31 1349.58 1324.75 1355.516 jumlah 8083.929 subgroup

ke-waktu ke - waktu


(30)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Stasiun 5 ( QC )

Tabel L1.10

Uji Keseragaman Stasiun 5

= 1.909

Tingkat kepercayaan : 95%  c = 2

- = – 2 ( ) = 63.015 BKA = + 2 ( ) = 66.133

Gambar L1.10

Grafik Keseragaman Stasiun 5

Data stasiun 5 seragam karena berada diantara BKA dan BKB.

1 2 3 4 5 6

1 65.53 63.72 64.42 68.24 60.23 63.42 64.260 2 61.34 65.34 63.45 62.56 61.34 66.43 63.410 3 63.64 67.16 62.45 63.55 64.24 62.45 63.915 4 65.34 66.13 67.34 64.76 63.34 64.12 65.172 5 65.73 62.34 65.24 68.13 64.27 65.72 65.238 6 64.29 65.43 67.12 64.26 65.24 66.35 65.448 jumlah 387.443 waktu ke - waktu

rata-rata subgroup


(31)

ke- Uji Kecukupan

Stasiun 1 ( Pemotongan )

=

= 0.678

Karena < N : 0.678 < 36  Data cukup  Stasiun 2 ( Steam )

= 0.388

Karena < N : 0.388 < 36  Data cukup  Stasiun 3 (Mold )

=

= 0.070


(32)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Stasiun 4 ( Perakitan )

=

= 0.075

Karena < N : 0.075 < 36  Data cukup  Stasiun 5 ( QC )

=

= 0.340


(33)

 MTM-1 AKTUAL

1. Stasiun 1 (Pemotongan)

Tabel L2.1


(34)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.2


(35)

Tabel L2.3


(36)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.4


(37)

Tabel L2.5


(38)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.6


(39)

Tabel L2.7


(40)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.8


(41)

Tabel L2.9


(42)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.10


(43)

Tabel L2.11


(44)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.12


(45)

Tabel L2.13


(46)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.14


(47)

Tabel L2.15


(48)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.16


(49)

Tabel L2.17


(50)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.18


(51)

Tabel L2.19


(52)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.20


(53)

Tabel L2.21


(54)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

2. Stasiun 2 (Steam)

Tabel L2.22

Bagan Analisa MTM -1 Stasiun 2 Proses pemanasan

Tabel L2.23


(55)

Tabel L2.24

Bagan Analisa MTM -1 Stasiun 2 proses pembentukan TD + KD Kanan

Tabel L2.25


(56)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.26

Bagan Analisa MTM -1 Stasiun 2 proses pembentukan KB Kanan

Tabel L2.27


(57)

Tabel L2.28

Bagan Analisa MTM -1 Stasiun 2 proses pembentukan S + TB

Tabel L2.29


(58)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.30

Bagan Analisa MTM -1 Stasiun 2 proses pembentukan Siku dudukan kiri

Tabel L2.31


(59)

Tabel L2.32

Bagan Analisa MTM -1 Stasiun 2 proses pembentukan Siku dudukan belakang

Tabel L2.33


(60)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.34


(61)

3. Stasiun 3 (Mold)

Tabel L2.35


(62)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.36


(63)

Tabel L2.37


(64)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.38


(65)

Tabel L2.39


(66)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.40


(67)

Tabel L2.41


(68)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.42


(69)

Tabel L2.43


(70)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.44


(71)

Tabel L2.45


(72)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.46


(73)

4. Stasiun 4 (Perakitan)

Tabel L2.47


(74)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.47


(75)

Tabel L2.48


(76)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.48


(77)

Tabel L2.48


(78)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.49


(79)

Tabel L2.49

Bagan Analisa MTM -1 Stasiun 4 komponen [C] (Lanjutan)

Tabel L2.50


(80)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.50


(81)

Tabel L2.51


(82)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.52


(83)

Tabel L2.53


(84)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.53


(85)

Tabel L2.53


(86)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.53

Bagan Analisa MTM -1 Stasiun 4 komponen [G] (Lanjutan 3)

Tabel L2.54


(87)

Tabel L2.54


(88)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.54

Bagan Analisa MTM -1 Stasiun 4 komponen [H] (Lanjutan 2)

Tabel L2.55


(89)

Tabel L2.55


(90)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.56


(91)

Tabel L2.56


(92)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.57


(93)

Tabel L2.57


(94)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.58


(95)

Tabel L2.59


(96)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.60


(97)

Tabel L2.60


(98)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.61


(99)

Tabel L2.61


(100)

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel L2.62


(1)

rotan. Selain itu keadaan aktual saat akan membentuk rotan operator harus berjalan terlebih dahulu saat akan mengambil rotan dari dalam oven setelah penulis memberikan usulan layout setempat dengan merubah posisi serta jarak maka operator tidak harus berjalan melakinkan hanya bergeser ke samping. Dengan begitu gerakan tubuh serta tangan operator dapat dihemat.

Stasiun mold

Pada stasiun ini operator melakukan proses mold komponen rangka kursi, penulis mengusulkan mendekatkan jarak peralatan kerja sehingga gerakan tangan dapat dihemat.

 Stasiun perakitan

Pada stasiun ini operator melakukan proses perakitan komponen rangka kursi, penulis mengusulkan mendekatkan jarak peralatan kerja sehingga gerakan tangan dapat dihemat.

 Stasiun QC

Pada stasiun ini keadaan aktual adalah saat oparator akan mengambil rangka kursi untuk diperiksa serta saat akan menyimpan rangka kursi setelah diperiksa operator harus berjalan terlebih dahulu, sedangkan untuk usulan operator tidak harus berjalan melainkan bergeser karena penulis telah mengusulkan layout setempat.

6.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja

1.Sebaiknya diusahakan agar bahan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap

Pada usulan penulis mengusulkan untuk menyediakan kotak yang digunakan untuk menyimpan peralatan dengan menyediakan kotak tersebut maka diharapkan operator terbiasa menyimpan peralatan tersebut pada tempat semula dengan begitu peralatan kerja memiliki tempat yang tetap.


(2)

2. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan di tempat yang mudah, cepat, dan enak dicapai

Pada usulan layout setempat penulis mengusulkan untuk mendekatkan jarak peralatan kerja dengan operator sehingga operator lebih mudah menjangkau peralatan kerja tersebut.

3.Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternative berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang menyenangkan

Pada stasiun pemotongan pada saat operator mengkur rotan operator harus membungkuk karena rotan yang diletakan diatas lantai sedangkan operator duduk dikursi untuk itu operator mengusulkan meja kerja sehingga operator lebih nyaman saat melakukan pekerjaannya. Sedangkan untuk stasiun steam rotan yang akan dipanaskan hanya diletakan diatas lantai sehingga saat operator akan mengambil rotan tersebut operator harus membungkuk untuk itu penulis mengusulkan perusahaan untuk menyediakan meja yang dapat digunakan untuk menyimpanrotan sehingga operator tidak harus membungkuk dengan begitu operator merasa lebih nyaman saat bekerja.

4.Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan

Berdasarkan pengamatan, pada semua stasiun kerja terdapat cahaya yang masuk dari ventilasi yang berada diatas dinding, namun ukuran ventilasi yang kecil menyebabkan cahaya yang masuk terbatas. Posisi operator dalam bekerja sudah baik, artinya operator tidak membelakangi posisi sumber cahaya. Untuk itu penulis mengusulkan perbaikan pencahayaan sehingga pencahayaan menjadi lebih baik. 6.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Perancangan


(3)

Keadaan aktual pada perusahaan adalah pada stasiun kerja sudah terdapat peralatan kerja yang dirancang agar membantu memudahkan operator saat melakukan pekerjaannya. Pada stasiun pemotongan, terdapat talenan yang digunakan sebagai alas rotan saat akan dipotong, pada stasiun steam cetakan yang digunakan telah sesuai dengan kebutuhan sehingga pada saat operator menggunakan cetakan tersebut operator tidak mengalami kendala, sedangkan pada stasiun mold kompor yang digunakan diberi penyangga agar operator tidak perlu memegang kompor sehingga pada saat operator akan memanaskan rotan dengan kompor, operator hanya perlu mengarahkan rotan ke depan kompor. Sehingga untuk prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan operator tidak memberikan usulan perbaikan.

7. Saat ini penggunaan alat material handling pada perusahaan masih kurang baik, pada gudang bahan baku dan stasiun pemotongan perusahaan telah memiliki alat material handling namun kondisi yang telah berkarat dikhawatirkan dapat mengotori rotan yang dibawa sehingga penulis memberikan usulan mangganti alat material handling namun dengan jenis yang sama, sedangkan untuk stasiun steam, stasiun mold, stasiun perakitan, serta stasiun QC, penulis memberikan usulan alat material handling dan setelah dilakukan konsep scoring diperoleh usulan penggunaan alat material handling alternatif 1 yaitu jenis alat material handling yang tidak memerlukan keranjang lagi untuk menampung barang yang akan dibawa sehingga lebih praktis.

8. Saat ini pada perusahaan masih terjadi kecelakaan kerja serta gangguan kesehatan yang dialami operator, namun berdasarkan jenis serta intensitas terjadinya kecelakaan masih tergolong ringan karena kecelakaan kerja yang dialami operator masih dapat ditangani dengan hanya memberikan obat-obatan yang telah disediakan perusahaan.

9. Saat ini kondisi alat kerja serta mesin yang digunakan perusahaan masih dalam keadaan baik sehingga operator tidak mengalami kendala saat


(4)

menggunakan mesin serta peralatan tersebut, namun untuk sarung tangan yang digunakan operator masih belum memberikan rasa aman karena hanya menutupi bagian telapak tangan operator saja sehingga penulis memberikan usulan perbaikan untuk jenis sarung tangan yang digunakan. 10.Fasilitas fisik yang ada pada perusahaan sudah dalam keadaan baik,

dimana ukuran kursi serta meja yang digunakan memiliki ukuran yang sesuai sehingga operator dapat merasa nyaman saat menggunakan fasilitas fisik tersebut, namun untuk kursi penulis mengusulkan untuk jenis kursi yang memiliki sandaran.

11.Sistem kerja yang ada pada perusahaan saat ini masih perlu dilakukan perbaikan. Setelah dilakukan perbaikan diperoleh penghematan waktu baku tidak langsung yaitu stasiun 1 sebesar 32.58 %, stasiun 2 yaitu 3.30 % untuk proses pemanasan dan 41.37 % untuk proses pembentukan, stasiun 3 sebesar 9.36 %, stasiun 4 sebesar 18.44 %, dan stasiun QC sebesar 58.38 %. Selain itu, terjadi peningkatan kapasitas efektif produksi dari 72 unit/hari menjadi 75 unit/hari.

7.2 Saran

Berikut beberapa saran yang penulis dapat berikan kepada pihak perusahaan yaitu :

1. Pemasangan Exhauts fan pada perusahaan. 2. Penggunaan ear plug oleh operator.

3. Penggunaan lampu yang dapat dipindahkan.

4. Melakukan pembersihan pada tempat-tempat yang kotor dengan cara disapu dan dipel secara rutin.

5. Penggunaan masker pada stasiun steam.

6. Merancang meja kerja untuk stasiun pemotongan agar dapat mengatasi permasalahan sakit punggung dan efisiensi gerakan kerja operator.

7. Menyediakan meja bantu kerja pada stasiun steam yang digunakan untuk menyimpan rotan yang akan di oven sehingga operator tidak perlu membungkuk saat akan mengambil rotan.


(5)

8. Merubah tata letak cetakan dengan mendekatkan dengan mesin oven. 9. Menyedikan kotak untuk menyimpan peralatan kerja.

10.Merubah tata letak tempat penyimpanan rangka kursi yang akan diperiksa (wip in) dengan meja inspeksi dan meja inspeksi dengan tempat penyimpanan barang jadi dengan merubah jarak agar lebih dekat.

11.Pemambahan satu buah fire extinguisher dan diletakan pada dinding di area stasiun perakitan dan stasiun QC

12.Dilakukan pembersihan pada gudang bahan baku secara rutin. 13.Menyediakan tempat sampah pada area kerja.

14.Dilakukan pembersihan pada mesin oven

15.Menyediakan tempat atau kotak yang dapat digunakan untuk meletakkan peralatan kerja.

16.Penggunaan alat material handling pada stasiun steam, stasiun mold, stasiun perakitan, serta stasiun QC untuk memudahkan proses perpindahan barang.

17.Pada stasiun steam disediakan meja yang berfungsi sebagai tempat menyimpan rotan yang akan dimasukkan ke dalam oven agar operator tidak harus membungkuk saat akan mengambil rotan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Nurmianto,Eko., “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya” Guna Widya, Indonesia, edisi pertama, 1996.

2. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana., Tjakaraatmadja, John H., “Teknik Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.

3. Weimer, Don,Ph.D., “Handbook of Ergonomi and Human Factors Tables”, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632,1990.

4. Yudiantyo, Wawan,ST.,MT., “Diktat Kuliah APK & E I”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2006.

5. Yudiantyo, Wawan,ST.,MT., “Diktat Kuliah APK & E II”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2007

6. Apple, J.M., “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, ITB, 1990.

7. Yudiantyo, Wawan,ST.,MT., “Cara Praktis Penggunaan MTM 1, 2, 3”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2006.. 8. Yudiantyo, Wawan,ST.,MT., “Diktat Kuliah Kesehatan dan Keselamatan