AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH RANTI HITAM (SOLANUM BLUMEI NEES EX BLUME) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH RANTI
HITAM (Solanum blum ei Nees ex b lu me)
TERHADAP Staphylococcus aureus

Oleh :

Yeni Yosevine Sirait
4103210040
Program Studi Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

iv


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan anugerah-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis,
sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun
judul penelitian yang penulis teliti adalah “Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah Ranti
Hitam (Solanum blumei Nees ex blume) Terhadap Staphylococcus aureus”. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
mulai dari penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian sampai
penyusunan skripsi, antara lain: Ibu Dra. Murniaty Simorangkir, M.S, sebagai dosen
pembimbing skripsi yang penuh dengan kesabaran memberikan bimbingan dan
motivasi serta kepada Ibu Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si; Ibu Dra. Nurmalis,
M.Si dan Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si selaku dosen-dosen penguji yang
telah banyak memberikan saran dan masukan yang sangat mendukung dalam
penelitian penulis. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Drs. Jamalun Purba, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada penulis, Dan juga kepada
Bapak Idramsah S.Si,M.Si yang telah membantu peneliti di laboratorium biologi.
Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibunda R. Manalu,
Am.Keb dan Ayahanda M. Sirait, S.Pd Serta adik-adikku tersayang (Okky vandy
Sirait, Kevin Andreas Sirait, dan Anestasya Sirait) yang dengan setia selalu
mendoakan, memberikan semangat, dukungan dan motivasi kepada penulis.
Kepada sahabat-sahabatku tercinta terutama rekan seperjuangan, Erviani
Saragih, Avolita Ginting, Febry Elyana, Yolanda, Dwika purba, Desi Indicayana

v

Situmorang, Janriadi sinaga dan Sri rezeki Samosir dan seluruh mahasiswa/i kelas
Non Kependidikan Kimia 2010 yang tidak dapat disebutkan satu persatu kalian telah
memberi banyak arti dalam masa perkuliahan penulis.
Teristimewa buat Jetro P. Simbolon yang selalu setia mendukung,
memberikan semangat, membantu dan mendoakan penulis mulai dari awal hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat luas dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, terlebih kepada peneliti berikutnya dalam
melakukan pengembangan penelitian secara ilmiah. Akhir kata penulis mengucapkan

terima kasih.

Medan, Agustus 2014

Yeni Yosevine Sirait
NIM 4103210040

iii

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH RANTI HITAM (Solanum
blumei Nees ex Blume) TERHADAP Staphylococcus aureus

Yeni Yosevine Sirait
NIM 4103210040
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak
buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap bakteri Staphylococcus
aureus. Metode uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode sumur difusi. Sampel
yang digunakan adalah buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang berasal
dari daerah Kuta Nangka, Kec. Tanah Pinem, Kab. Dairi. Ekstrak sampel yang diuji

adalah ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol dengan konsentrasi masingmasing ekstrak adalah 0 ; 2,5 dan 5,0%. Sebagai kontrol positif digunakan kloramfenikol
dan control negatif adalah pelarut ekstrak. Aktivitas antibakteri diukur dari luas diameter
zona bening disekitar lubang. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antibakteri
(diameter zona hambat) ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yaitu
Ekstrak n-Heksan 0; 2,5; dan 5,0% adalah 0; 7,5; 8,5 mm. Ekstrak etil asetat berturutturut pada konsentrasi 0; 2,5; dan 5% adalah 0; 11; 12,5 mm. Ekstrak etanol 0; 2,5; dan
5,0% adalah 0; 8,0 ; 8,2 mm. Kloramfenikol (kontrol positif) sebesar 13,5 mm. Potensi
daya hambat ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap
Staphylococcus aureus dari yang terbesar secara berurutan adalah ekstrak etil asetat 5,0%
(92,5%), ekstrak etil asetat 2,5% (81,4%), ekstrak n-Heksan 5,0% (62,9%), ekstrak etanol
5,0% (60,7%), ekstrak etanol 2,5% (59,2%) dan ekstrak n-Heksan 2,5% (55,5%). Fraksi
ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang memiliki aktivitas
antibakteri yang terbesar terhadap Staphylococcus aureus secara berurutan adalah ekstrak
etil asetat 5,0% (12,5 mm), ekstrak n-Heksan 5,0% (8,5 mm), dan ekstrak etanol 5,0%
(8,2 mm).
Kata kunci : antibakteri, Staphylococcus aureus, Solanum blumei Nees ex Blume dan
buah.

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembaran Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi


Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

xi

Daftar Lampiran

xii

BAB I

PENDAHULUAN

1

1.1


Latar Belakang Masalah

1

1.2

Batasan Masalah

3

1.3

Rumusan Masalah

3

1.4

Tujuan Penelitian


4

1.5

Manfaat Penelitian

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

5

2.1

Uraian Tumbuhan

5


2.1.1

Nama Tumbuhan

6

2.1.2

Sistematika Tumbuhan

6

2.1.3

Morfologi Tumbuhan

7

2.1.4


Kandungan Kimia dan Manfaat Ranti (Solanum Nigrum L)

7

2.2

Ekstraksi

8

2.3

Uji Fitokimia

11

2.4

Metabolit Sekunder Alkaloid, Flavanoid, Terpenoid, Steroid,

Saponin dan Tanin

12

2.4.1

Senyawa Alkaloid

12

2.4.2

Senyawa Flavanoid

15

2.4.3

Senyawa Steroid

17

2.4.4

Senyawa Saponin dan Triterpenoid

18

vii

2.4.5

Senyawa Tanin

19

2.5

Bakteri

20

2.5.1

Mekanisme kerja senyawa antibakteri

20

2.5.2

Ciri-Ciri bakteri

22

2.5.3

Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif

22

2.5.3.1

Bakteri Gram Positif

22

2.5.3.2

Bakteri Gram Negatif

23

2.5.4

Bakteri Staphylococcus aureus

24

2.5.4.1

Sifat Bakteri Staphylococcus aureus

26

2.6

Media

26

2.7

Uji Aktivitas Antibakteri

27

2.8

Analisis Potensi Daya Hambat Relatif Antibakteri Terhadap
Berbagai Antibiotik Komersial

27

BAB III METODE PENELITIAN

29

3.1

Tempat dan Waktu Penelitian

29

3.2

Alat dan Bahan

29

3.3

Prosedur Penelitian

30

3.3.1

Pembuatan Pereaksi

30

3.3.1.1

Pembuatan pereaksi Mayer

30

3.3.1.2

Pembuatan pereaksi Dragendorff

31

3.3.1.3

Pembuatan pereaksi Wagner

31

3.3.1.4

Pembuatan pereaksi Liebermann-Burchard

31

3.3.2

Preparasi Sampel

31

3.3.3

Ekstraksi

32

3.3.4

Uji Antibakteri

33

3.3.4.1

Peremajaan Bakteri

33

3.3.4.2

Uji Sumur Difusi

33

3.3.5

Uji Fitokimia ekstrak Buah ranti hitam

35

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

38

4.1

Hasil Penelitian

38

4.1.1

Preparasi Sampel

38

4.1.2

Ekstraksi Buah Ranti Hitam (Solanum Blumei Nees ex Blume)

39

4.1.3

Uji Fitokimia

40

4.1.4

Uji Aktivitas Antibakteri

43

4.1.4.1

Pembuatan Media Selektif Agar

43

4.1.4.2

Peremajaan Bakteri

43

4.1.4.3

Uji Sumur Difusi

44

4.2

Pembahasan

45

4.2.1

Uji Fitokimia

45

4.2.1.1

Identifikasi Alkaloid

45

4.2.1.2

Identifikasi Flavonoid

48

4.2.1.3

Identifikasi Saponin

49

4.2.1.4

Identifikasi Steroid

49

4.2.1.5

Identifikasi Tanin

50

4.2.2

Uji Antibakteri

52

4.2.2.1

Pembuatan Media Selektif Agar.

52

4.2.2.2

Uji Sumur Difusi

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

60

5.1

Kesimpulan

60

5.2

Saran

61

DAFTAR PUSTAKA

62

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Nilai konstanta Dielektrik berbagai pelarut Organik

11

Tabel 3.1

Alat-alat penelitian

29

Tabel 3.2

Bahan-bahan Penelitian

30

Tabel 4.1 Perubahan Sampel Sebelum dan Sesudah Dikeringkan

39

Tabel 4.2 Rendemen (% b/b) Ekstraksi Buah Ranti Hitam
(Solanum blumei Nees ex Blume)

40

Tabel 4.3 Warna Ekstrak dari Masing-masing Pelarut

40

Tabel 4.4 Uji Fitokimia Alkaloid pada masing-masing ekstrak

41

Tabel 4.5 Uji Fitokimia Flavonoid, Saponin, Tanin,dan Steroid
pada masing-masing ekstrak

42

Tabel 4.6 Diameter Hambat Ekstrak Buah Ranti Hitam (Solanum blumei
Nees ex Blume) Terhadap Staphylococcus aureus
Tabel 4.7 Potensi Ekstrak Buah Ranti Hitam (Solanum blumei Nees ex
Blume) Terhadap Kloramfenikol

56

44

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Tumbuhan Ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume)

5

Gambar 2.2

Reaksi alkaloid dengan pereaksi Mayer

14

Gambar 2.3

Reaksi alkaloid dengan pereaksi Wagner

14

Gambar 2.4

Reaksi alkaloid dengan pereaksi Dragendorff

15

Gambar 2.5

Reaksi alkaloid dengan pereaksi Bouchardat

15

Gambar 2.6

Struktur Senyawa Flavanoid

16

Gambar 2.7

Reaksi Uji Flavonoid

17

Gambar 2.8

Struktur inti senyawa steroid

17

Gambar 2.9

Sapogenin Triterpenoida

18

Gambar 2.10 Reaksi hidrolisis saponin dalam air

19

Gambar 2.11 Struktur inti Tanin

19

Gambar 2.12 Staphylococcus aureus

25

Gambar 3.1

Diagram alir preparasi sampel

31

Gambar 3.2

Diagram alir ekstraksi buah ranti hitam

32

Gambar 3.3

Diagram alir uji sumur difusi

34

Gambar 3.4

Diagram alir uji senyawa alkaloid

36

Gambar 3.5

Diagram alir uji senyawa tanin, steroid, flavonoid, saponin

37

Gambar 4.1

Media Selektif Nutrien agar

43

Gambar 4.2

Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 yang remaja

43

Gambar 4.3

Reaksi Allaloid dengan pereaksi Mayer

46

Gambar 4.4

Reaksi Alkaloid denganpreaksi Wagner

46

Gambar 4.5

Reksi Hidrolisis Bismuth

47

Gambar 4.6

Reaksi alkaloid dengan pereaksi Dragendroff

47

Gambar 4.7

Reaksi Uji Flavonoid

48

Gambar 4.8

Reaksi Hidrolisis Saponin dalam air

49

Gambar 4.9

Reaksi Uji Steriod

50

Gambar 4.10 Reaksi Uji Tanin

51

Gambar 4.11 Grafik Zona bening ekstrak terhadap Staphylococcus aureus
selama 24 jam

53

Gambar 4.12 Zona bening ekstrak Buah Ranti Hitam, pelarut dan
kloramfenikol terhadap Staphylococcus aureus selama 24 jam 54
Gambar 4.13 Mekanisme kerja ekstrak terhadap bakteri
Staphylococcus aureus

57

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

: Perhitungan Potensi daya hambat Ekstrak
buah ranti hitam

Lampiran 2

: Dokumentasi Penelitian

Lampiran 3

: Hasil Identifikasi Ranti Hitam Solanum blumei
Nees ex Blume

67
68

75

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam penyediaan bahan baku
tumbuhan obat karena sumberdaya tersebut tersimpan di dalam hutan dan belum
termanfaatkan dengan baik. Kekayaan alam tumbuhan obat Indonesia terdiri atas
30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, dimana 940 jenis
diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat (jumlah ini merupakan 90% dari
jumlah tumbuhan obat di kawasan Asia). Sumber senyawa bahan alam hayati
memegang peranan penting dalam pemanfaatan zat kimia berkhasiat yang terdapat di
alam. Hampir setiap daerah di Indonesia mengenal ramuan obat yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan tertentu secara tradisional.
Penggunaan tumbuh-tumbuhan tertentu sebagai obat merupakan warisan turuntemurun dari nenek moyang kita sejak dahulu hingga sekarang. Bahan obat yang
digunakan dapat berasal dari daun, batang, akar, bunga dan biji-bijian.
(Ignatius,2010).
Keanekaan dan jumlah strukur molekul yang dihasilkan oleh tumbuhan
banyak sekali, demikian juga kemajuan pengetahuan kita tentang hal tersebut pada
saat ini. Dengan demikian masalah utama dalam penlitian fitokimia ialah menyusun
data yang ada mengenai setiap golongan senyawa khusus. Telah diperkirakan,
misalnya, pada saat ini telah diketahui lebih dari 5500 alkaloid tumbuhan dan ahli
farmakologi pada alkaloid baru sedemikian besar sehingga alkaloid baru terus
ditemukan dan dipaparkan, mungkin dengan laju temuan satu sehari. Kandungan
kimia tumbuhan dapat digolongkan menurut beberapa cara didasarkan pada asal
biosntesis sifat kelautan dan adanya gugus fungsi kunci tertentu.(Harborne,1996).
Khasiat anti bakteri ekstrak daun, biji dan akar tanaman terhadap strain bakteri yang
diuji, merekomendasikan ekstrak tanaman tersebut digunakan secara efektif untuk

1

2

penyembuhan penyakit infeksi akibat bakteri tertentu.Eksplorasi lebih lanjut
antimikroba berbasis tanaman ini sangat diperlukan saat ini.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari antibakteri alami dari
berbagai tanaman obat. Hasil penelitian Eva Marliana (2011) bahwa ekstrak kasar
etanol, fraksi n-Heksana, etil asetat dan metanol dari labu air berfungsi sebagai
antibakteri salmonella tiphy dan bacillus cereus. Hasil penelitian Siti (2009) bahwa
ekstrak daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus
dan escheria coli. Hasil penelitian Purwantoro, Agusta dan Praptiwi (2009) bahwa
ekstrak daun Harms Schefflera elliptica (Blume) dapat menghambat pertumbuhan
bakteri staphylococcus aureus.
Pendekatan skrining fitokimia meliputi analisis kualitatif kandungan kimia
dalam suatu tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, dan,
biji, terutama kandungan metabolit sekunder bioaktif yang dikandung oleh tumbuhan
tersebut, yaitu seperti alkaloid, antrakinon, flavonoid, kumarin, saponin (steroid),
tanin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), iridoid, dan sebagainya. Tujuan utama
dari pendekatan skrining fitokimia adalah untuk mengidentifikasi tumbuhan dan
untuk mendapatkan kandungan bioaktif atau kandungan yang berguna untuk
pengobatan. (Harborne,1996).
Salah satu tanaman obat yang banyak dijumpai di daerah Karo dan Dairi
adalah ranti hitam . Ranti hitam banyak digunakan oleh masyarakat daerah Karo dan
Dairi sebagai tanaman obat, antara lain obat sakit pinggang, telinga berair, demam,
dan obat sakit perut (langgum = bahasa Karo). Daun tanaman ini digunakan sebagai
sayur, tetapi buahnya digunakan sebagai obat. Hasil identifikasi “Herbarium
Bogoriense” bidang Botani Pusat Penelitian Biologi – LIPI Bogor, Maret 2013, ranti
hitam adalah Solanum blumei Nees ex blume, famili Solanaceae. Salah satu tanaman
yang termasuk satu family dengan Solanum blumei Nees ex Blume adalah Solanum
nigrum L (Jain,Ramya, 2011). Hasil penelitian Sridhar, Josthna, dan Naidu (2011),
ekstrak Solanum nigrum

L mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Bacillus

3

subtilis, Staphylococcus aureus, E.coli. Hasil uji secara in vitro oleh Parameswari,
Sudheer, dan Kishori (2012), ekstrak etanol dan ekstrak methanol Solanum nigrum L
menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap strain bakteri Bacillus subtilis,
Escheritia coli, Klebsiellapneumonia dan Pseudomonas aeruginosa.
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah radang kronik mukosa telinga
bagian tengah mengeluarkan cairan ( Yan Edward,2009), Gatal dan rasa penuh di
telinga patut diwaspadai oleh setiap orang, sebab gejala tersebut bisa jadi merupakan
tanda terkena infeksi telinga luar atau yang disebut otitis externa. Penyakit ini
merupakan infeksi atau radang yang disebabkan oleh goresan akibat benda atau air
yang masuk ke saluran telinga. Semuanya itu terjadi karena kondisi liang telinga
menjadi sempit akibat peradangan. Radang telinga sebenarnya disebabkan oleh
bakteri staphylococcus aureus dan pseudomonas aeruginosa (Anonim(1),2010).
Secara tradisional masyarakat Karo dan Dairi menggunakan buah ranti hitam untuk
obat telinga berair. Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan suatu
penelitian tentang aktivitas antibakteri ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei
Nees ex Blume) yang alami terhadap staphylococcus aureus dengan judul, “Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Buah Ranti Hitam (Solanum blumei Nees ex Blume)
terhadap Staphylococcus aureus ”
1.2 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pemanfaatan ekstrak buah ranti hitam (Solanum
blumei Nees ex blume) terhadap bakteri gram positif staphylococcus aureus.
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1

Jenis pelarut ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume)
manakah yang berpotensi sebagai antibakteri?

2

Bagaimana aktivitas antibakteri ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei
Nees ex Blume)?

4

1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Memperoleh data jenis metabolit sekunder yang terdapat pada fraksi ekstrak
buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang berpotensi sebagai
antibakteri.
2. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei
Nees ex Blume) terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
3. Mengetahui jenis pelarut yang berpotensi sebagai antibakteri terhadap ekstrak
buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex blume).
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat :
1. Memberikan informasi tentang metabolit sekunder yang terdapat pada buah
tanaman Solanum blumei Nees ex Blume.
2. Sebagai informasi ilmiah pada bidang kimia bahan alam dan pada bidang
farmasi dalam upaya pengembangan kandungan senyawa bioaktif dalam
tanaman Solanum blumei Nees ex Blume lokal.

60

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kandungan metabolit sekunder buah ranti hitam (Solanum Blumei
Nees Ex Blume.) yang diduga berpotensi sebagai antibakteri adalah
pada ekstrak pelarut etil asetat yang terdapat positif steroid dan Tanin;
2. Aktivitas antibakteri ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees
ex Blume) terhadap Staphylococcus aureus dari yang paling besar
secara berurutan adalah ekstrak etil asetat 5% zona beningnya 12,5
mm, ekstrak etil asetat 2,5 % zona beningnya 11 mm ,ekstrak nHeksan

5% zona beningnya 8,5 mm, ekstrak etanol 5% zona

beningnya 8,2 mm, ekstrak etanol 2,5% zona beningnya 8,0 mm, dan
ekstrak n-Heksan 2,5% zona beningnya 7,5 mm Potensi daya hambat
ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap
Staphylococcus aureus dari yang terbesar secara berurutan adalah
ekstrak etil asetat 5% (92,5%), ekstrak etil asetat 2,5 (81,4%), ekstrak
n-Heksan 5% (62,9%), ekstrak etanol 5% (60,7%), ekstrak etanol
2,5% (59,2%) dan ekstrak n-Heksan 2,5% (55,5%).
Fraksi ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang
memiliki aktivitas antibakteri yang terbesar terhadap Staphylococcus
aureus berdasarkan kepolaran pelarut secara berurutan adalah ekstrak
etil asetat 5% (12,5 mm), ekstrak n_Heksan 5% (8,5 mm), dan ekstrak
etanol 5% (8,2 mm).

60

61

5.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya maka penulis
menyarankan:
1.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut uji bioaktif imunostimulan
ekstrak metabolit buah Ranti (Solanum blumei Nees Ex Blume.).

2.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut kandungan metabolit dan uji
biologisnya dari batang, biji bahkan sampai akarnya sehingga dapat
lebih dimanfaatkan.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui struktur senyawa
alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang berfungsi sebagai
antibakteri.
4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk uji identifikasi dengan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
`

62

DAFTAR PUSTAKA
Achmad S.A., 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Penerbit Karunika, Jakarta.
Adi Nugroho, Ignatius, (2010), Tanaman Obat Indonesia, Puslitbang: Bogor.
Anonim

(1),

(2010),

otitis

media

supuratif

kronik,

http://gushywayne.wordpress.com/2010/12/20/hati-hati-dengan-radang
telinga/ diakses tanggal 03/02/2014.
Anonim (2) , (2013), Ranti,http://id.wikipedia.org/wiki/Ranti, diakses tanggal
3/02/2014.
Anonim

(3),

(2013),

Ranti

Solanum

http://www.plantamor.com/index.php?plant=1168,

Nigrum
diakses

L.,
tanggal

3/02/2014.
Anonim (4), (2012), Pelarut, http://id.wikipedia.org/wiki/Pelarut, diakses tanggal
05/02/2012.
Brooks G.F., J.S. Butel, L.N. Ornston, 1996. Jawetz Melnick Adelberg, Medical
Microbiology. Edisi ke-20. Alih bahasa oleh Nugroho E dan Maulany RF.
EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Departemen Kesehatan. 1988. Inventaris Obat Indonesia Jilid I. Badan Penelitian
dan

Pengembangan

Kesehatan.

Departemen

Kesehatan

Republik

Indonesia. Jakarta.
Diana, I Ketut, (2008), Bakteri dalam Kehidupan Manusia.
https://gurungeblog.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciri-struktur
perkembangbiakan-bentuk-dan-manfaatnya/ diakses tanggal 03/03/2014.
Dzulkarnain B., D. Sundari, A. Chozin, 1996. Tanaman Obat Bersifat Antibakteri
di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran, 110:35-48.
Eva Marliana, Chairul Saleh, (2011), Uji Fitokimia dan aktivitas antibakteri
ekstrak kasar etanol, fraksi n-Heksan a, etil asetat dan methanol dari buah

63

labu air (Lagenari Siceraria(Molina) Standl), Jurnal kimia Mulawarman ,
Volume8, Nomor 2, Mei 2011, ISSN: 1693-5616
Gunawan, D. dan Mulyani, S., (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid
Pertama. Jakarta: Penebar Swadaya.
Harborne, J. B., (1996), Metoda Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan, Terbitan ke-2, Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang
Soediro, ITB, Bandung.
Hernani dan Rahmawati N., (2009), Aspek Pengeringan dalam Mempertahankan
Kandungan Metabolit Sekunder pada Tanaman Obat, Perkembangan
Teknologi TRO 21 (2) Desemberi 2009 Hlm. 33-39 ISSN 1829-6289.
Hutabarat,Gerben F, (2011), Diktat Mikrobiologi Dasar, FK, Universitas HKBP
Nommensen, Medan.
Jain, Ramya. Sharma, anjali. (2011), Solanum ningrum : Current Perspectives on
Therapeutic Properties. Alternative Medicine Review : Volume 16
Jawetz,

(1982),

Microbilologi

untuk

profesi

kesehatan.

Penerjemah:

dr.Gerarbonang. Edisi XIV. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal. 256,
319, 423.
Jawetz E, LM Joseph, AA Edward. 1972. Dalam skripsi pratiwi (Aktivitas
Antibakteri Tepung Daun Jarak (Jatropha curcas L) Pada Berbagai
Bakteri Saluran Pencernaan Ayam Broiler Secara In Vitro). IPB : Bogor
Johan, (2005), Info Nutrisi : Leunca Sebagai Obat Tradisional & Anti Infeksi,
http://health.dir.groups.yahoo.com/group/dokter_umum/message/10653,
diakses 24/04/2005.
Kabayan,

M.,

(2009),

Leunca

bisa

jinakkan

kanker,

http://www.kasundaan.org/id/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=114:leunca-kanker&catid=64:herbal&Itemid=97, diakses tanggal
23/04/2014.

64

Lenny, S., (2006), Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida, Karya
Ilmiah, FMIPA, USU, Medan
Lenny, S., (2006), Senyawa Terpenoida dan Steroida, Departemen Kimia,
FMIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Markham, K.R., (1988), Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Penerbit ITB,
Bandung.
Marliana, S.D., Venty S. dan Suyono, (2005), Skrinning Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Labu Siam dalam Ekstrak
Etanol,Jurnal Biofarmasi 3 (1): 26-31, ISSN: 1693-2242 2005 Jurusan
Biologi FMIPA UNS Surakarta.
Mulyadi, dkk, (2013), Konsentrasi hambat minimum(KHM) pada sampel alangalang(Imperata cylinrica) dalam etanol melalui metode difusi cakram,
Jurnal penelitian Universitas Diponegoro.
Nursal, S. Wulandari dan S.W. Juwita, 2006. Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber
officinale Roxb.) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri
Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):64-66,
2006.
Parameswari, Sudher dan Kishori. In Vitro Antibacterial Activity in The Extracts
of Solanum Nigrum. Indian Streams Research Journal, volume 2, issue.7,
aug 012, ISSN: 2230-7850.
Patmawijaya, K., (1995), Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit ITB,
Bandung.
Pelczar. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerjemah: Hadioetomo,R.S., Imas,
T., Tjitrosomoso, S., dan Lestari, S.Jakarta. Penerbit UI Press. Hal. 132,
138-140, 144.
Poedjiadi, A. dan F. M. T. Supriyanti. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI
Press.

65

Prima I, Raditya, (2012), CRC Farmasi UGM-Leunca (Solanum nigrum L.)
http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2339,

diakses

tanggal

24/03/2014.
Purwantoro, Agusta, dan Praptiwi. (2009), AKTIVITAS ANTIBAKTERI
EKSTRAK DAUN Schefflera elliptica (Blume) Harms, Jurnal sains.
Rachman, dan Siagian., (1976). Dimensi Serat Jenis kayu Indonesia, Bagian III.
Laporan No.75. Bogor: Lembaga penelitian hasil Hutan.
Robinson, T. (1998). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerjemah:
Padmawinata, K. Edisi VI. Bandung: ITB Press. Hal 71.
Saridewi,

(2011),

Fraksinasi

Bertingkat,

http://sardewforester.blogspot.com/2011/12/fraksinasi-bertingkat.html,
diakses tanggal 13/04/2012.
Simorangkir,Murniaty, Surbakti,R, Barus,T, dan Simanjuntak,P, (2013), Analisis
Fitokimia Metabolit Sekunder Ekstrak Daun dan Buah Solanum Blumei
Nees ex Blume Lokal, Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 979458-692-7, Hal:303-311.
Siti Nasiyah Sholeh, (2009), UJI AKTIVITAS ANTI BAKTERI DARI
EKSTRAK n-Heksan A DAN ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn.)
SERTA IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIFNYA, skripsi, jurusan kimia,
fakultas sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Sridhar, Josthna, dan Naidu. 2011. In Vitro Antibacterial Activity and
phytochemical Analysis of Solanum Nigrum (Linn). – An Important
Antiulcer

Medicinal

Plant.

Departement

of

Biotechnology,

Sri

Venkateswara University, Tirupathi-517502, A.P., India. Journal of
Experimental Sciences 2011, 2(8): 24-29 ISSN: 2218-1768.
Sudjadi, (1985), Metode Pemisahan, Kanisius, Yogyakarta.

66

Tobing, D.R.N., (2011), Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Daun
Meniran (Phyllanthus niruri L.), Skripsi, Jurusan Kimia, UNMED,
Medan.
Winarno M.W., D. Sundari, 1996. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat Diare
di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran 109 : 25-32.
Yan Edward, Sri Mulyani, (2009), Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronik
Tipe Bahaya, jurnal Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Zuhud. 2001. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kedawung (Parkia roxburghii G.
Don. Bul. Teknologi dan Industri Pangan XII no. 1: 6-12.