PENGARUH KEBERADAAN KERAMBA TERHADAP PARIWISATA DANAU TOBA DI DESA TONGGING KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

TIOMAHITA SINAGA, NIM: 3103122056, PENGARUH KEBERADAAN KERAMBA TERHADAP PARIWISATA DANAU TOBA DI DESA TONGGING KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO, FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2014.

Penelitian ini mengenai pengaruh keberadaan keramba terhadap pariwisata Danau Toba di desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya keramba ikan di desa Tongging, proses beternak ikan dengan system keramba jaring apung, pengaruh rusaknya air Danau Toba terhadap kualitas air jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tongging dan masyarakat Tongging lebih memilih beternak ikan daripada memajukan pariwisata Tongging.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan menyajikan data yang bahannya dihimpun berdasarkan pengamatan yang menghasilkan data-data berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati sehingga dapat memberikan gambaran sistematis. subjek penelitian ini adalah masyarakat Tongging yang memiliki mata pencaharian sebagai peternak ikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa : (1) Munculnya keramba disebabkan rusaknya tanaman bawang dan harganya yang terus menurun dan masyarakat tergiur dengan peternak ikan yang sukses terlebih dahulu. (2) Proses beternak ikan diawali dengan pembuatan kerangka (bingkai) atau wadah untuk ikan, pemilihan bibit ikan, penebaran, pemberian pakan ikan(pelet) dan panen. (3) Keberadan keramba di danau tersebut membuat perairan Danau Toba menjadi kotor dan berbau akibat banyaknya pakan ikan yang ditaburkan setiap hari. Air danau Toba menjadi terlihat berwarna hijau dan banyak ditemukan eceng gondok yang tumbuh dengan subur di perairan Danau Toba. Hal ini mengakibatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa Tongging mengalami penurunan. (4) Masyarakat Tongging lebih memilih mengembangkan ternak ikan daripada pariwisata karena pendapatan dari beternak ikan lebih menjanjikan dibandingkan dari sektor pariwisata. Kata kunci : keramba jaring apung, ekonomi, pariwisata


(6)

ii

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan kasih karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Dalam memenuhi persyaratan maka penulis telah menyusunya dengan judul “pengaruh keberadaan keramba terhadap pariwisata danau toba di desa Tongging kecamatan Merek kabupaten karo”. Penulis berharap tulisan in bisa bermafaat kepada semua pihak yang membacanya baik untuk tujuan pemahaman maupun untuk penelitian lebih lanjut. Meskipun demikian, penulis juga berharap untuk diberikan saran masukan yang baik dan berguna agar menjadi lebih.

Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya melibatkan berbagai pihak. Maka penulis ingin mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya serta dukungan yaitu kepada :

1. Bapak Rektor Unimed, Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.S 2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed, Dr. H. Restu M.S

3. Ibu ketua Prodi Pendidikan Antropologi FIS Unimed, Dra. Puspitawati, M.Si yang telah membimbing di dalam mengikuti perkuliahan.

4. Ibu Dra. Trisni Handayani,M.Si yang menjadi dosen pembimbing akademik saya terimkasih buat semuanya.


(7)

iii

5. Dra. Puspitawati, M.Si sebagai dosen pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan pikiran kritis dan ilmu yang sangat berkualitas dan motivasi demi tercapainya karya ilmiah ini. Terima kasih bu, semoga Ibu selalu sukses dalam setiap aktivitas.

6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata M.Si dan Ibu Murni Eva Marlina Rumapea sebagai dosen penguji. Terima kasih atas saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang berada di Prodi Pendidikan Antropologi FIS Unimed, atas didikan dan pengajaran yang semakin berkembang.

8. Kepada Bapak O. Sigalingging, R.Silalahi, Chandra Saragih dan ibu M. Sinaga selaku informan kunci saya, tanpa kenal lelah memberi data yang dibutuhkan, seluruh informan yang sudah dicantumkan namanya di lampiran, semoga sehat selalu dan dilimpahkan rejeki melalui ternak ikannya.

9. Bapak Sinar Munthe dan bapak Yosmalin Purba, selaku Kepala Desa dan Sekretaris desa yang telah bersedia mengizinkan saya meneliti di daerahnya dan data-data kependudukan.

10.Bapak saya J. Sinaga dan Ibu L.Purba, terima kasih atas dukungan doanya. Kepada Abang dan kakak saya yang selalu memberi semangat yang luar biasa dan materil yang disediakan.


(8)

iv

11.Teman-teman sebangsa dan setanah air yang seperjuangan di Prodi Pend.Antropologi 2010 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. You Are So Special.

12.Abangda dan kakanda Pend. Antropologi 2009, adinda Pend. Antropologi 2011, 2012, 2013, terima kasih atas doanya .

13.Teman-teman PPL-T SMA Katolik I Kabanjahe atas kerjasama dan semangat solidaritas.

14.Teman dekat penulis dalam penulisan skripsi ini (Desy Girsang, Risnawati, Lamria) yang selalu mendukung dalam suka dan duka penulisan skripsi ini.

15.Teman kos 137 yang selalu memberi semangat, terimakasih untuk selama ini

16.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang ikut serta dalam penyelesaian skripsi ini.

Medan, Juli 2014

Tiomahita Sinaga NIM. 3103122056


(9)

(10)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Perumusan Masalah ... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.6. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1. Kerangka Teori ... 7

2.1.1. Pengertian pariwisata ... 7

2.1.2. Teori Sosiologi Ekonomi ... 9

2.1.3. Pengertian Sosiologi Lingkungan ... 10

2.2. Kerangka Konsep ... 12

2.2.1 Keramba Jaring Apung (KJA)... 12

2.2.2 Budidaya Perikanan... 12

2.2.3 Wisatawan ... 12


(11)

vi

2.2.5 Danau Toba ... 14

2.2.6 Peternak ... 14

2.3 Kerangka Berfikir ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 16

3.1. Metode Penelitian... 16

3.2. Lokasi Penelitian ... 16

3.3. Subjek Penelitian ... 17

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 17

3.4.1. Observasi ... 17

3.4.2. Wawancara ... 18

3.4.3. Dokumentasi ... 18

3.5. Teknik Analisis Data ... 19

3.4.1. Reduksi Data... 20

3.4.2. Penyajian Data ... 20

3.4.3. Penarikan Kesimpulan ... 21

BAB IV PEMBAHASAN ... 22

4.1. Gambaran Umum Desa Tongging ... 22

4.1.1 Sejarah Desa Tongging ... 22

4.1.2 Letak Dan Keadaan Wilayah... 25

4.1.3 Kondisi Demografis ... 28

4.1.4 Kondisi Sosial Ekonomi ... 35

4.1.5 Kondisi Sosial Budaya ... 35


(12)

vii

4.2. Latar Belakang Munculnya Keramba Di Desa Tongging ... 42

4.3. Proses Beternak Ikan Dengan System Keramba Jaring Apung (KJA)... 48

4.4. Pengaruh Rusaknya Kualitas Air Terhadap Pariwisata Dan Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke Desa Tongging ... 57

4.5. Alasan Masyarakat Tongging Mempertahankan Keramba Daripada Memajukan Pariwisata ... 65

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 68

4.1. Kesimpulan ... 68

4.2. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA

PEDOMAN WAWANCARA DAFTAR INFORMAN


(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Lahan Menurut Peruntukan di Desa Tongging Tahun 2014 ... 27

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 29

Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku ... 30

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 31

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 34

Tabel 6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 37

Tabel 7. Prasarana Perhubungan Tahun 2014... 39

Tabel 8. Sarana Ibadah Desa Tongging ... 39

Tabel 9. Sarana Pendidikan Di Desa Tongging ... 40

Tabel 10. Potensi Usaha Tambak Di Perairan Danau Toba ... 45


(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar disamping adalah konstruksi keramba jaring apung……… 49 Gambar 2. KJA terbuat dari kayu……….... 50 Gambar 3. KJA yang terbuat dari besi………. 50 Gambar 4. Pemandangan Danau Toba desa Tongging

dari penatapan Sipiso-piso... 58 Gambar 5. Kondisi perairan Danau Toba Tongging………. 61


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Pariwisata juga merupakan perpidahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja dan melaksanakan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.

Jenis pariwisata berdasarkan tujuan objeknya ada beberapa jenis yaitu wisata alam, budaya (cultural tourism), agama (religious), olahraga (sport tourism) dan lain-lain. Belakangan ini muncul juga beberapa istilah-istilah lain yang berhubungan dengan Indonesia yaitu wisata kuliner, wisata kesehatan, wisata bahari dan lain-lain.

Indonesia memiliki potensi alam dan budaya yang sangat beranekaragam dan layak untuk dibanggakan sebagai daerah objek wisata, karena suku bangsa Indonesia yang heterogen. Potensi alam tersebut seperti keindahan pegunungan, dan pantai-pantai yang sangat potensial dijadikan sengai objek wisata. Indonesia juga memiliki budaya yang melimpah seperti tradisi, alat musik, kesenian, ukiran yang berbeda pada setiap suku bangsa. Potensi alam dan budaya tersebut juga mempunyai peranan yang sangat penting sebagai penunjang perekonomian suatu daerah dan juga sebagai sumber devisa negara (Sitindaon,Riston.2005).


(16)

2

Sumatera Utara merupakan salah satu Propinsi yang kaya akan keindahan alam, salah satunya yaitu Danau Toba. Danau Toba membentang luas yang dikelilingi oleh tujuh kabupaten, yaitu kabupaten yakni Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir yang memiliki panorama alam indah dan menjadi lokasi tujuan wisata (Http//www.google.com/files/danau toba (di akses 20 januari 2014).

Banyak turis yang menempuh perjalanan ke Danau Toba ingin mendapatkan beberapa tanda mata atau kenang-kenangan dari perjalanan mereka. Benda tersebut seperti kartu pos, gantungan kunci, kerang laut, tenunan atau ukir-ukiran yang biasa disebut souvenir (Andrew Causey,2006:63).

Pada dasarnya, Danau Toba dapat dijadikan sebagai objek wisata yang sangat menarik jika dikelola dengan baik. Namun, belakangan ini mulai terjadi penyusutan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba, demikian juga yang dialami desa Tongging

Desa Tongging atau disebut juga Desa Tambusen berlokasi disisi barat Danau Toba yang masuk wilayah Kabupaten Karo lebih kurang 100 km dari Kota Medan atau 30 km dari kota Kabanjahe. Tahun 2007-2010 Tongging sempat menjadi daerah tujuan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke karo,(sumber. Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Kab.Karo). Tongging sebagai objek wisata cukup menarik untuk dikunjungi karena kawasan Tongging dapat digunakan sebagai lokasi bagi pecinta olah raga para layang. Karena penerjun bisa take off langsung dari gunung Sipiso-piso. Hal itu dikarenakan letak geografis Tongging yang dianggap cukup potensial.


(17)

3

Desa Tongging dapat dilihat dengan jelas dari Penatapan Sipiso-piso Tonging merupakan salah satu desa dikabupaten Karo, yang tepatnya berada dipinggiran Danau Toba.

Banyak pihak yang berharap bahwa sektor pariwisata akan mampu menjadi pemasok devisa utama setelah menurunnya peran minyak dan gas, Namun harapan itu masih belum terealisasi karena pola pikir (SDM) masyarakat tentang pariwisata masih rendah. Hal ini terlihat dari pemanfaatan Danau Toba oleh masyarakat Tongging.

Masyarakat Tongging dapat memanfaatkan keindahan alam danau toba sebagai tempat mata pencaharian pada sektor pariwisata. Karena Desa Tongging sempat menjadi daerah tujuan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia khususnya di Kabupaten Karo. Jadi sektor pariwisata dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat Tongging. Apabila pariwisata Tongging hidup dan berkembang, masyarakat dapat hidup dari sektor penyedia barang dan jasa di bidang pariwisata, seperti pengusaha hotel, pengelola pantai, penyewa ban, penyewa kapal, penyewa sepeda air, jual makanan,penjual souvenir dan lain-lain.

Masyarakat Tongging lebih tertarik memanfaatkan Danau Toba tersebut sebagai sumber mata pencaharian, yaitu dengan beternak ikan dengan sistem keramba jaring apung (KJA). Masyarakat Tongging lebih memprioritaskan keramba daripada pengembangan pariwisata. Adapun jenis ikan yang dipelihara masyarakat Tongging pada saat sekarang ini adalah ikan nila, ikan mas dan lele.


(18)

4

Pertanian ikan keramba apung di danau tektonik ini, sudah ada sejak tahun 1980-an. Namun saat itu tidak banyak yang tertarik. Pada tahun 2008, masyarakat di sekitar danau mulai melirik budidaya keramba ikan apung. Awalnya usaha keramba tradisional di Danau Toba yang berkembang sangat pesat, ada di Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun Utara. Haranggaol menjadi pemasok ikan air tawar terbesar di Sumatera Utara. Seiring dengan semakin menggeliatnya perekonomian petani keramba, maka bermunculanlah petani baru. Masyarakat Tongging mulai tergiur dengan keuntungan yang ditawarkan dari beternak ikan. Melihat kesuksesan petani keramba di Kelurahan Haranggaol, masyarakat Tongging juga mulai ikut membuka usaha beternak ikan dengan sistem keramba (http://satuenam tumblr.com/post/39184346500/12-tongging)

Keberadaan keramba di pesisir Tongging berdampak terhadap kerusakan air dan keidahan alam Danau Toba. Karena pakan ikan (pelet) yang tidak habis dimakan ikan nila akan mencemari perairan Danau Toba dan dapat menumbuhkan eceng gondok. Semakin banyak eceng gondok yang tumbuh akan semakin mengurangi keindahan alam Danau Toba, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Tongging juga menjadi berkurang.

Dengan melihat kenyataan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk meneliti pengaruh keberadaan keramba terhadap pariwisata Danau Toba yang berada di desa Tongging . Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana cara atau solusi yang tepat terhadap keramba tersebut dalam melestarikan dan pengembangan pariwisata agar wisatawan kembali tertarik berkunjung ke Tongging.


(19)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Latar belakang munculnya keramba ikan di desa Tongging.

2. Proses beternak ikan dengan sistem keramba jaring apung.

3. Pengaruh rusaknya air Danau Toba terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Tongging.

4. Alasan masyarakat Tongging lebih memilih beternak ikan daripada mengembangkan pariwisata.

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang munculnya keramba ikan di desa Tongging? 2. Bagaimana proses beternak ikan dengan sistem keramba jaring apung?

3. Bagaimana pengaruh rusaknya air Danau Toba terhadap jumlah pengunjung (wisatawan) yang datang ke Tongging?

4. Mengapa masyarakat Tongging lebih memilih beternak ikan daripada memajukan pariwisata Tongging?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya keramba ikan di desa Tongging. 2. Untuk mengetahui proses beternak ikan dengan system keramba jaring apung.


(20)

6

3. Untuk mengetahui pengaruh rusaknya air Danau Toba terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tongging.

4. Untuk mengetahui alasan masyarakat Tongging lebih memilih beternak ikan daripada memajukan pariwisata Tongging?

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dengan dilakukannnya penelitian ini adalah:

1.Secara praktis

Untuk melatih si peneliti untuk melakukan penelitian dan menambah wawasan si peneliti mengenai pariwisata dan peternakan ikan dengan sistem keramba jaring apung yang ada di desa Tongging.

2.Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi peneliti lain yang hendak mengkaji pariwisata danau toba atau keramba jaring apung dan peternakan ikan yang ada di desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo.


(21)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. munculnya keramba jaring apung di desa Tongging dilatar belakangi oleh : a. rusaknya tanaman bawang sehingga berimbas pada kondisi ekonomi

masyarakat Tongging sehingga masyarakat Tongging berusaha untuk mencari mata pencarian lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.

b. Masyarakat Tongging terpengaruh terhadap kesusksesan para peternak ikan yang terlebih dahulu berkeramba.

c. Sistem kerja dalam pembudidayaan ikan yang tidak memakan waktu satu harian penuh.

d. Beternak ikan lebih menjanjikan daripada bertani dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Proses beternak ikan dengan sistem keramba yaitu: a. Membuat kontruksi keramba jaring apung (KJA) b. Pemilihan benih, penebaran dan pemberian pakan c. Panen (penjualan)

3. Keberadaan keramba di Danau Toba tersebut berpengaruh terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa Tongging. Karena danau Toba menjadi kotor dan berbau, selain itu banyak terdapat eceng gondok di danau tersebut sehingga semakin mengurangi keindahan Danau Toba tersebut.


(22)

69

4. Masyarakat Tongging memiliki pola pikir yang tidak yakin dapat bertahan hidup dari sector pariwisata. Sehingga lebih memilih beternak ikan daripada memajukan pariwisata. Suku batak memiliki sifat pekerja keras dan selalu ingin yang pasti dan menjanjikan.


(23)

70

5.2. Saran

Adapun saran yang peneliti ingin sampaikan adalah :

1. Hendaknya pemerintah dan masyarakat desa Tongging menyadari bahwa tambak ikan mengganggu keindahan alam Danau Toba.

2. Hendaknya masyarakat Tongging menyadari bahwa pemberian pakan ikan (pelet) yang berlebihan dapat membuat air Danau Toba menjadi kotor dan berbau. Sehingga wisatawan yang datang ke Desa Tongging tidak berani mandi, padahal tujuan para wisatawan berkunjung ke Danau Toba selain menikmati keindahan alam juga untuk berenang.

3. Hendaknya dinas pariwisata Kabupaten Karo dan pemerintah setempat serta masyarakat Tongging lebih memperhatikan dan memajukan pariwisata Tongging. Karena pariwisata merupakan sumber devisa Negara, yaitu dengan cara membuat pertunjukan acara budaya, membuat souvenir asli dari desa Tongging, menyediakan alat-alat permainan rekreasi seperti banana boat, spead boat bebek dan lain-lain.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Bugin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta:Prenada Media Causey,Andrew.2006. Danau Toba. Medan:Penerbit Bina Media Perintis Damsar.2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Ginting,Keristina. 2008. Peralihan Mata Pencaharian Dari Sector Pariwisata MenjadI Peternakan Ikan Di Haranggaol Kec. Horisan Kab. Simalungun.skripsi.Medan.USU

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.

Kodhyat,H.1995. Sejarah Pariwisata Dan Perkembangannya Di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Oofsset.

Ritzer, George.2009. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Press

Pitana, I Gde,2004. Sosiologi Pariwisata,Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta Pendit, Nyoman S.1994.Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana,Jakarta: PT

Pradnya Paramita

Ross, Glenn,F,1998. Psikologi Pariwisata.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Sastrawijaya, Tresna A.2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta:Rineka Cipta Sinaga,Herdina. 2013. Analisis Daya Dukung Perairan Danau Toba desa

Sibaganding Dalam Kaitannya Dengan Budidaya Ikan Keramba di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kab. Simalungun.skripsi (tidak diterbitkan).Medan:Fakultas llmu Sosial UNIMED

Sitindaon, Riston. 2005. Pengembangan Potensi Pariwisata Di Kabupaten Karo.Medan:USU

Sitorus, Henry.2004. Kerusakan Lingkungan Oleh Limbah Industri Adalah Masalah Itikad. Medan. USU(http//www//jurnal.pdf.com.diakses 5 Maret 2014)


(25)

Situmorang, Astina. 2011.Dari Pertanian Ke Perikanan ( Budi Daya Ikan Tawar di Desa Siogung-Ogung Kecamatan Pangururan ). Medan: USU

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabet Susilo,Dwi. K,Racmad.2008. Sosiologi Lingkungan,Malang: Rajawali Pers Spradley,James P.2007.Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana Sztompka, Piotr.2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Yoeti,Oka A.1994. Pariwisata Indonesia.Jakarta: Yayasan obor Indonesia Http//www.google.com/files/danau toba (di akses 20 januari 2014)

Http//www.wordpress.com/tongging/htm (di akses 25 januari 2014) http://roedijambi.wordpress.com/2011/05/24/sosiologi-lingkungan-sebuah-pengantar/


(1)

3. Untuk mengetahui pengaruh rusaknya air Danau Toba terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tongging.

4. Untuk mengetahui alasan masyarakat Tongging lebih memilih beternak ikan daripada memajukan pariwisata Tongging?

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dengan dilakukannnya penelitian ini adalah:

1.Secara praktis

Untuk melatih si peneliti untuk melakukan penelitian dan menambah wawasan si peneliti mengenai pariwisata dan peternakan ikan dengan sistem keramba jaring apung yang ada di desa Tongging.

2.Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi peneliti lain yang hendak mengkaji pariwisata danau toba atau keramba jaring apung dan peternakan ikan yang ada di desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo.


(2)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. munculnya keramba jaring apung di desa Tongging dilatar belakangi oleh : a. rusaknya tanaman bawang sehingga berimbas pada kondisi ekonomi

masyarakat Tongging sehingga masyarakat Tongging berusaha untuk mencari mata pencarian lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.

b. Masyarakat Tongging terpengaruh terhadap kesusksesan para peternak ikan yang terlebih dahulu berkeramba.

c. Sistem kerja dalam pembudidayaan ikan yang tidak memakan waktu satu harian penuh.

d. Beternak ikan lebih menjanjikan daripada bertani dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Proses beternak ikan dengan sistem keramba yaitu: a. Membuat kontruksi keramba jaring apung (KJA) b. Pemilihan benih, penebaran dan pemberian pakan c. Panen (penjualan)

3. Keberadaan keramba di Danau Toba tersebut berpengaruh terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa Tongging. Karena danau Toba menjadi kotor dan berbau, selain itu banyak terdapat eceng gondok di danau tersebut sehingga semakin mengurangi keindahan Danau Toba tersebut.


(3)

4. Masyarakat Tongging memiliki pola pikir yang tidak yakin dapat bertahan hidup dari sector pariwisata. Sehingga lebih memilih beternak ikan daripada memajukan pariwisata. Suku batak memiliki sifat pekerja keras dan selalu ingin yang pasti dan menjanjikan.


(4)

70

5.2. Saran

Adapun saran yang peneliti ingin sampaikan adalah :

1. Hendaknya pemerintah dan masyarakat desa Tongging menyadari bahwa tambak ikan mengganggu keindahan alam Danau Toba.

2. Hendaknya masyarakat Tongging menyadari bahwa pemberian pakan ikan (pelet) yang berlebihan dapat membuat air Danau Toba menjadi kotor dan berbau. Sehingga wisatawan yang datang ke Desa Tongging tidak berani mandi, padahal tujuan para wisatawan berkunjung ke Danau Toba selain menikmati keindahan alam juga untuk berenang.

3. Hendaknya dinas pariwisata Kabupaten Karo dan pemerintah setempat serta masyarakat Tongging lebih memperhatikan dan memajukan pariwisata Tongging. Karena pariwisata merupakan sumber devisa Negara, yaitu dengan cara membuat pertunjukan acara budaya, membuat souvenir asli dari desa Tongging, menyediakan alat-alat permainan rekreasi seperti banana boat, spead boat bebek dan lain-lain.


(5)

Causey,Andrew.2006. Danau Toba. Medan:Penerbit Bina Media Perintis Damsar.2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Ginting,Keristina. 2008. Peralihan Mata Pencaharian Dari Sector Pariwisata MenjadI Peternakan Ikan Di Haranggaol Kec. Horisan Kab. Simalungun.skripsi.Medan.USU

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.

Kodhyat,H.1995. Sejarah Pariwisata Dan Perkembangannya Di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Oofsset.

Ritzer, George.2009. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Press

Pitana, I Gde,2004. Sosiologi Pariwisata,Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta Pendit, Nyoman S.1994.Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana,Jakarta: PT

Pradnya Paramita

Ross, Glenn,F,1998. Psikologi Pariwisata.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Sastrawijaya, Tresna A.2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta:Rineka Cipta Sinaga,Herdina. 2013. Analisis Daya Dukung Perairan Danau Toba desa

Sibaganding Dalam Kaitannya Dengan Budidaya Ikan Keramba di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kab. Simalungun.skripsi (tidak diterbitkan).Medan:Fakultas llmu Sosial UNIMED

Sitindaon, Riston. 2005.Pengembangan Potensi Pariwisata Di Kabupaten Karo.Medan:USU

Sitorus, Henry.2004. Kerusakan Lingkungan Oleh Limbah Industri Adalah Masalah Itikad. Medan. USU(http//www//jurnal.pdf.com.diakses 5 Maret 2014)


(6)

Situmorang, Astina. 2011.Dari Pertanian Ke Perikanan ( Budi Daya Ikan Tawar di Desa Siogung-Ogung Kecamatan Pangururan ). Medan: USU

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabet Susilo,Dwi. K,Racmad.2008. Sosiologi Lingkungan,Malang: Rajawali Pers Spradley,James P.2007.Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana Sztompka, Piotr.2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Yoeti,Oka A.1994. Pariwisata Indonesia.Jakarta: Yayasan obor Indonesia Http//www.google.com/files/danau toba (di akses 20 januari 2014)

Http//www.wordpress.com/tongging/htm (di akses 25 januari 2014) http://roedijambi.wordpress.com/2011/05/24/sosiologi-lingkungan-sebuah-pengantar/