Kampanye Pengenalan Profesi di Bidang Industri Kreatif untuk Anak SMA.

(1)

  vi ABSTRAK

KAMPANYE PENGENALAN PROFESI DI BIDANG INDUSTRI KREATIF UNTUK ANAK SMA

Oleh Irfan Musyaffa

NRP 1164111

Industri kreatif merupakan salah satu industri yang memberi kontribusi besar untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Di dalam kabinet Kerja Jokowi dibentuknya sebuah Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Dalam tahap ini banyak faktor yang harus dikembangkan dan didalami, misalnya sumber daya manusia. Siswa SMA merupakan salah satu potensi demografis yang dapat dilibatkan dalam industri kreatif karena pada saat ini siswa harus memilih profesinya di masa depan. Dalam hal ini pengenalan tentang berbagai profesi di SMA sangatlah kurang disebabkan terbatasnya sistem kurikulum sekolah yang tidak mempunyai program pengenalan profesi. Maka dari itu dalam pengenalan profesi ini diperlukan sebuah kampanye dengan pendekatan verbal maupun visual. Creative industry is the future menjadi konsep utama kampanye ini, dengan pendekatan melalui tokoh-tokoh industri kreatif yang sudah sukses dan terkenal melalui sebuah Event. Menggunakan media seperti poster (pendekatan Awareness dan Informing) yang disebarkan di media sosial dan di SMA Bandung. Melalui kampanye pengenalan profesi di bidang industri kreatif ini, diharapkan dapat meningkatkan potensi anak muda untuk menjadi pelaku Industri Kreatif yang berkualitas.


(2)

  vii ABSTRACT

THE CAMPAIGN TO INTRODUCE PROFESSIONS IN CREATIVE INDUSTRY TO HIGH SCHOOL STUDENTS

Irfan Musyaffa 1164111

Creative industry is one of many industries that gives a lot of contributions towards the development of economy in Indonesia. Under Jokowi's presidency, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) is established to develop the word of creative economy in Indonesia. Creative economy bases on human resources and high school students are demographic potentials since they are still on going to decide their future career. It is such a pity that the present curriculum pays little attention to professions existing in the world of creative economy.

That is the reason why there must be visual and verbal campaigns to educate people about the creative economy. Using posters as part of awakening and informing approach spread throughout the internet and social media particularly help to its introduction. The expectation is that there will be even more young businessmen that run creative economy of great quality and success.


(3)

 viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... vi

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR PUSTAKA ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalah dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Profesi ... 5

2.2 Pengertian Industri Kreatif ... 6

2.2.1 Pengetian Industri Kreatif menurut Robert Lucas ... 6

2.2.2 Departemen Perdagangan ... 6

2.2.3 Visi Pemerintah ... 6

2.3 Sub-sektor Industri Kreatif ... 7

2.3.1 Periklanan (advertising) ... 7

2.3.2 Kerajinan (craft) ... 7

2.3.3 Fesyen (fashion) ... 8


(4)

  ix

2.3.5 Permainan interaktif (game) ... 8

2.3.6 Musik ... 9

2.4 Kampanye ... 9

2.5 Psikologi Anak Remaja ... 10

2.6 Pengertian Event ... 12

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta ... 15

3.1.1 Profil Bandung Creative City Forum (BCCF) ... 15

3.1.2 Hasil Wawancara dengan Dr. Dwinita Larasati, S.Sn ... 17

3.1.3 Hasil Wawancara dengan Drs. D. Supanda. M. M. Pd ... 18

3.1.4 Hasil Wawancara dengan Robert Oloan Rajagukguk, PhD ... 19

3.1.5 Hasil Wawancara dengan Sandy Rismantojo, S.Sn, M.Sc ... 19

3.1.6 Kuisioner ... 20

3.1.7 Tinjauan Karya Sejenis ... 26

3.2 Analisis Permasalahan ... 30

3.2.1 Analisi SWOT ... 30

3.2.2 Analisi STP ... 31

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ... 32

4.1.1 Awareness ... 33

4.1.2 Informing ... 33

4.1.3 Remiding ... 34

4.2 Konsep Kreatif ... 34

4.2.1 Konsep Visual ... 35

4.2.2 Warna ... 35

4.2.3 Tipografi ... 36

4.3 Konsep Media ... 37

4.3.1 Poster ... 37

4.3.2 Umbul-umbul dan X-Banner ... 37

4.3.3 Brosur ... 38

4.3.4 Gimmick ... 38


(5)

  x

4.3.6 Peta Event ... 39

4.3.7 Timeline Media ... 39

4.3.7 Biaya Produksi/ Budgeting ... 40

4.4 Karya ... 41

4.4.1 Logo Kampanye ... 41

4.4.2 Poster ... 42

4.4.3 Umbul-umbul ... 49

4.4.4 X-Banner ... 50

4.4.5 Brosur ... 51

4.4.6 Photobooth ... 53

4.4.7 Gimmick ... 53

4.4.8 Backdrop ... 56

4.4.9 Ukuran Media ... 57

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR TABEL 3.1 Hasil Kuisioner 1.1 ... 20

3.2 Hasil Kuisioner 1.2 ... 21

3.3 Hasil Kuisioner 1.3 ... 21

3.4 Hasil Kuisioner 1.4 ... 22

3.5 Hasil Kuisioner 2.1 ... 23

3.6 Hasil Kuisioner 2.2 ... 23

3.7 Hasil Kuisioner 2.3 ... 24

3.8 Hasil Kuisioner 2.5 ... 25

3.9 Hasil Kuisioner 2.6 ... 25

3.10 Hasil Kuisioner 2.7 ... 26

4.1 Tabel Biaya Produksi Event ... 40


(6)

  xi DAFTAR GAMBAR

3.1 Poster Open House FSRD ITB ... 27

3.2 Poster Pasar Seni ITB ... 28

3.3 Iklan Pasar Seni ITB ... 29

3.4 Kampanye GREAT Britain ... 29

4.1 Font Magnum ... 36

4.2 Font DinPro ... 36

4.3 Timeline Kampanye ... 39

4.4 Logo Kampanye Future in creativity ... 41

4.5 Grid Logo Kampanye Future in creativity ... 41

4.6 Poster Utama 1 ... 42

4.7 Poster Utama 2 ... 43

4.8 Poster Awareness ... 45

4.9 Mockup Poster Awareness di Facebook ... 46

4.10 Mockup Poster Awareness di Instagram dan Twitter ... 46

4.11 Poster Awareness Tahap 2 ... 47

4.12 Mockup Poster Awareness di Facebook 2 ... 48

4.13 Mockup Poster Awareness di Instagram dan Twitter ... 48

4.14 Umbul-umbul ... 49

4.15 X-Banner ... 50

4.16 Brosur & Frame ... 51

4.17 Brosur ... 52

4.18 Photobooth Event ... 53

4.19 Gimmick Papercraft 1 ... 54

4.20 Gimmick Papercraft 2 ... 55

4.21 Backdrop ... 56

4.22 Peta Event ... 56

DAFTAR LAMPIRAN A. Lampiran Sketsa ... 60


(7)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu profesi yang menjanjikan saat ini adalah profesi di bidang industri kreatif. Industri kreatif sendiri adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan informasi dengan didasari proses kreatif. Sub sektor yang merupakan industri berbasis kreativitas di Indonesia antara lain periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen, video, film, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, televisi dan radio, kuliner, layanan komputer dan piranti lunak, serta riset dan pengembangan. Tiga sub sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam industri kreatif saat ini adalah fashion 30%, kerajinan 23%, dan periklanan 18% (Jurnal Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia, 2013)

Industri kreatif di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan menjadi salah satu bidang yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi pun sangat mendukung. Presiden Jokowi mengeluarkan empat kebijakan mengenai industri kreatif yaitu meningkatkan kekuatan ekonomi kreatif Indonesia, mengintegrasikan asset dan potensi industri kreatif, mendorong inovasi dalam industri kreatif serta meningkatkan kesadaran dan apresiasi atas industri kreatif. (BEKRAF Badan Ekonomi Kreatif). Akan tetapi, pendalaman potensi ini masih kurang. Hal ini disebabkan oleh potensi SDM yang masih dalam proses pengembangan, dan kurangnya pengenalan profesi di bidang industri kreatif. Kurangnya kemampuan dasar dengan pengetahuan yang tidak mendalam untuk bertahan di dalam industri kreatif membuat kualitas SDM menjadi kurang dan turunnya peminat untuk memasuki dunia industri kreatif menurun.


(8)

Universitas Kristen Maranatha 2

Pengenalan tentang profesi di dalam kurikulum sekolah saat ini sangatlah kurang, terutama di tingkat SMA yang dekat dengan penentuan karier siswa/siswi setelah menyelesaikan sekolahnya. Kurangnya pengenalan profesi pada tingkat SMA ini, menyebabkan kurangnya wawasan mengenai profesi yang akan dipilih. Hal ini dapat menyebabkan salahnya pemilihan jurusan di perguruan tinggi yang akan menjadi tempat menimba ilmu profesi yang dituju (Dinas Pendidikan Kota Bandung).

Pengenalan profesi industri kreatif ini untuk menambah wawasan siswa/siswi SMA, dan meningkatkan minat untuk memasuki dunia industri kreatif. Pengenalan ini juga dapat meningkatkan kualitas dan potensi SDM untuk memasuki profesi industri kreatif.

Oleh karena itu, diperlukan media yang dapat memperkenalkan dan menambah wawasan siswa SMA mengenai profesi di bidang industri kreatif dengan pendekatan Desain Komunikasi Visual.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan bahwa permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara memperkenalkan profesi di bidang industri kreatif kepada siswa SMA?

2. Bagaimana  menentukan  media  yang tepat untuk memperkenalkan profesi

industri kreatif kepada siswa SMA?

Ruang lingkup yang dikerjakan adalah pengenalan profesi di bidang industri kreatif menggunakan media interaktif untuk meningkatkan minat, potensi dan menambah wawasan kepada anak SMA di kota Bandung.


(9)

Universitas Kristen Maranatha 3 1.3 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan pemikiran di atas, maka tujuannya adalah :

1. Memperkenalkan profesi industri kreatif kepada anak SMA melalui pendekatan Desain Komunikasi Visual.

2. Menentukan media yang cocok dan tepat untuk pengenalan profesi di bidang industri kreatif agar berdampak dan berpengaruh positif langsung ke siswa SMA.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer berupa wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan terhadap ketua BCCF (Bandung Creative City Forum), pelaku industri kreatif dan dinas pendidikan tingkat SMA mengenai industri kreatif saat ini. Wawancara terhadap ketua Kompartemen Asesmen dan Tes Psikologi mengenai prilaku siswaw SMA saat ini. Kuisioner yang dibagikan kepada siswa SMA untuk mengetahui media apa yang tepat untuk pengenalan ini.

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat buku dan internet yang berhubungan dengan objek studi.


(10)

Universitas Kristen Maranatha 4 1.5 Skema Perancangan

   

kuesioner, studi literatur.

Siswa SMA memiliki wawasan yang lebih luas mengenai profesi di bidang industri kreatif. Meningkatkan minat siswa SMA untuk masuk ke

dalam bidang industri kreatif.

Meningkatkan potensi dan kualitas SDM untuk industri kreatif.

Dibuatnya media interaktif dengan pendekatan memperlihatkan kesuksesan dari pelaku industri

kreatif terhadap siswa SMA melalui tahap

awareness, informing dan reminding. KONSEP PERANCANGAN


(11)

Universitas Kristen Maranatha  

58

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Saat ini profesi di bidang industri kreatif sedang berkembang dan memiliki prospek tinggi karena industri kreatif telah menjadi salah satu industri yang sangat di butuhkan. Meskipun hasil dari industri kreatif sudah menjadi kebutuhan sehari-hari setiap orang, profesi industri kreatif kurang dikenal lebih dalam oleh masyarakat dan potensinya masih kurang dikembangkan. Potensi terbesar industri kreatif adalah anak muda, salah satunya siswa SMA yang akan dihadapkan pada pemilihan profesi setelah lulus. Perancangan Kampanye Pengenalan Profesi di Bidang Industri Kreatif ini diharapkan menjawab permasalahan tersebut. Dalam kampanye ini perancang menggunakan strategi AIR (Awareness, Informing dan Reminding). Didukung dengan

dua media utama yaitu poster dan event. Menggunakan pendekatan tokoh sukses

industri kreatif sebagai daya tarik. Tujuan dari kampanye ini adalah agar siswa SMA lebih mengenal profesi di bidang industri kreatif lebih dalam, menarik minat siswa untuk masuk ke dalam industri kreatif dan mengembangkan potensi-potensi baru dalam Industri kreatif. Perkembangannya industri kreatif diharapkan dapat memajukan kreativitas tanah air sehingga dapat bersaing secara global.

5.2 Saran

Saran yang dapat perancang berikan adalah hendaknya pengenalan profesi ini dikenalkan lebih dalam di sekolah-sekolah, karena pengenalan profesi ini penting bagi para siswa. Wawasan dalam pengenalan ini juga berguna sebagai penentu untuk masa depan seseorang yang akan memiliki sebuah profesi.

Adapun masukan dari dosen penguji terhadap perancang pada saat Ujian Sidang Tugas Akhir yaitu lebih teliti lagi dalam penulisan laporan, bahasa yang digunakan harus formal, untuk visual ada sedikit kesalahan pada pengaturan letak awan yang menutupi visual lainnya pada poster utama.


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arief Adityawan & Tim Litbang Concept, (2010), Tinjauan Desain Grafis, 274.

Dwyer, H. (2009), Personal Communication.

Mappiare, Andi. Psikologi Remaja, (1982).

Nenny, (2008). Teori Industri Kreatif.

Nenny, (2008), UK Department of Culture, Media and Sport, 1999.

Noor, Any. (2009) Event Management, 7.

Noor, Any. (2009) Event Management, 13-15.

Nugroho, Puguh Setyo, FE UNS. Jurnal Analisis Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia.

Pikunas, Lustin, (1976), 184.

Puteri Santoso, Agnessia, (2013), Perkembangan Industri Kreatif.

Schenk dan Dobler, (2002), 37.

Soemirat dan Ardianto, (2004).


(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu profesi yang menjanjikan saat ini adalah profesi di bidang industri kreatif. Industri kreatif sendiri adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan informasi dengan didasari proses kreatif. Sub sektor yang merupakan industri berbasis kreativitas di Indonesia antara lain periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen, video, film, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, televisi dan radio, kuliner, layanan komputer dan piranti lunak, serta riset dan pengembangan. Tiga sub sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam industri kreatif saat ini adalah fashion 30%, kerajinan 23%, dan periklanan 18% (Jurnal Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia, 2013)

Industri kreatif di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan menjadi salah satu bidang yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi pun sangat mendukung. Presiden Jokowi mengeluarkan empat kebijakan mengenai industri kreatif yaitu meningkatkan kekuatan ekonomi kreatif Indonesia, mengintegrasikan asset dan potensi industri kreatif, mendorong inovasi dalam industri kreatif serta meningkatkan kesadaran dan apresiasi atas industri kreatif. (BEKRAF Badan Ekonomi Kreatif). Akan tetapi, pendalaman potensi ini masih kurang. Hal ini disebabkan oleh potensi SDM yang masih dalam proses pengembangan, dan kurangnya pengenalan profesi di bidang industri kreatif. Kurangnya kemampuan dasar dengan pengetahuan yang tidak mendalam untuk bertahan di dalam industri kreatif membuat kualitas SDM menjadi kurang dan turunnya peminat untuk memasuki dunia industri kreatif menurun.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 2 Pengenalan tentang profesi di dalam kurikulum sekolah saat ini sangatlah kurang, terutama di tingkat SMA yang dekat dengan penentuan karier siswa/siswi setelah menyelesaikan sekolahnya. Kurangnya pengenalan profesi pada tingkat SMA ini, menyebabkan kurangnya wawasan mengenai profesi yang akan dipilih. Hal ini dapat menyebabkan salahnya pemilihan jurusan di perguruan tinggi yang akan menjadi tempat menimba ilmu profesi yang dituju (Dinas Pendidikan Kota Bandung).

Pengenalan profesi industri kreatif ini untuk menambah wawasan siswa/siswi SMA, dan meningkatkan minat untuk memasuki dunia industri kreatif. Pengenalan ini juga dapat meningkatkan kualitas dan potensi SDM untuk memasuki profesi industri kreatif.

Oleh karena itu, diperlukan media yang dapat memperkenalkan dan menambah wawasan siswa SMA mengenai profesi di bidang industri kreatif dengan pendekatan Desain Komunikasi Visual.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan bahwa permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara memperkenalkan profesi di bidang industri kreatif kepada siswa SMA?

2. Bagaimana  menentukan  media  yang tepat untuk memperkenalkan profesi industri kreatif kepada siswa SMA?

Ruang lingkup yang dikerjakan adalah pengenalan profesi di bidang industri kreatif menggunakan media interaktif untuk meningkatkan minat, potensi dan menambah wawasan kepada anak SMA di kota Bandung.


(3)

1.3 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan pemikiran di atas, maka tujuannya adalah :

1. Memperkenalkan profesi industri kreatif kepada anak SMA melalui pendekatan Desain Komunikasi Visual.

2. Menentukan media yang cocok dan tepat untuk pengenalan profesi di bidang industri kreatif agar berdampak dan berpengaruh positif langsung ke siswa SMA.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer berupa wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan terhadap ketua BCCF (Bandung Creative City Forum), pelaku industri kreatif dan dinas pendidikan tingkat SMA mengenai industri kreatif saat ini. Wawancara terhadap ketua Kompartemen Asesmen dan Tes Psikologi mengenai prilaku siswaw SMA saat ini. Kuisioner yang dibagikan kepada siswa SMA untuk mengetahui media apa yang tepat untuk pengenalan ini.

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat buku dan internet yang berhubungan dengan objek studi.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 4 1.5 Skema Perancangan

   

kuesioner, studi literatur.

Siswa SMA memiliki wawasan yang lebih luas mengenai profesi di bidang industri kreatif. Meningkatkan minat siswa SMA untuk masuk ke

dalam bidang industri kreatif.

Meningkatkan potensi dan kualitas SDM untuk industri kreatif.

Dibuatnya media interaktif dengan pendekatan memperlihatkan kesuksesan dari pelaku industri

kreatif terhadap siswa SMA melalui tahap

awareness, informing dan reminding. KONSEP PERANCANGAN


(5)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Saat ini profesi di bidang industri kreatif sedang berkembang dan memiliki prospek tinggi karena industri kreatif telah menjadi salah satu industri yang sangat di butuhkan. Meskipun hasil dari industri kreatif sudah menjadi kebutuhan sehari-hari setiap orang, profesi industri kreatif kurang dikenal lebih dalam oleh masyarakat dan potensinya masih kurang dikembangkan. Potensi terbesar industri kreatif adalah anak muda, salah satunya siswa SMA yang akan dihadapkan pada pemilihan profesi setelah lulus. Perancangan Kampanye Pengenalan Profesi di Bidang Industri Kreatif ini diharapkan menjawab permasalahan tersebut. Dalam kampanye ini perancang menggunakan strategi AIR (Awareness, Informing dan Reminding). Didukung dengan dua media utama yaitu poster dan event. Menggunakan pendekatan tokoh sukses industri kreatif sebagai daya tarik. Tujuan dari kampanye ini adalah agar siswa SMA lebih mengenal profesi di bidang industri kreatif lebih dalam, menarik minat siswa untuk masuk ke dalam industri kreatif dan mengembangkan potensi-potensi baru dalam Industri kreatif. Perkembangannya industri kreatif diharapkan dapat memajukan kreativitas tanah air sehingga dapat bersaing secara global.

5.2 Saran

Saran yang dapat perancang berikan adalah hendaknya pengenalan profesi ini dikenalkan lebih dalam di sekolah-sekolah, karena pengenalan profesi ini penting bagi para siswa. Wawasan dalam pengenalan ini juga berguna sebagai penentu untuk masa depan seseorang yang akan memiliki sebuah profesi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arief Adityawan & Tim Litbang Concept, (2010), Tinjauan Desain Grafis, 274.

Dwyer, H. (2009), Personal Communication.

Mappiare, Andi. Psikologi Remaja, (1982).

Nenny, (2008). Teori Industri Kreatif.

Nenny, (2008), UK Department of Culture, Media and Sport, 1999.

Noor, Any. (2009) Event Management, 7.

Noor, Any. (2009) Event Management, 13-15.

Nugroho, Puguh Setyo, FE UNS. Jurnal Analisis Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia.

Pikunas, Lustin, (1976), 184.

Puteri Santoso, Agnessia, (2013), Perkembangan Industri Kreatif.

Schenk dan Dobler, (2002), 37.

Soemirat dan Ardianto, (2004).