Perancangan Kampanye Tanggap Gempa Untuk Anak - Anak

(1)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE TANGGAP GEMPA

UNTUK ANAK-ANAK

DK 38315 Tugas Akhir Semester II 2009/2010

Oleh:

Vicky Oktavian 51906008

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

2010


(2)

Lembar Pengesahan

PERANCANGAN KAMPANYE TANGGAP GEMPA

UNTUK ANAK-ANAK

DK 38315 Tugas Akhir Semester II 2009/2010

Oleh:

Vicky Oktavian 51906008

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Disahkan oleh: Dosen Pembimbing

Drs. Agus Rahmat Mulyana, M.Sn

Koordinator Tugas Akhir

Ambarsih Ekawardhani, M.Sn


(3)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE TANGGAP GEMPA

UNTUK ANAK-ANAK

DK 38315 Tugas Akhir Semester II 2009/2010

Oleh:

Vicky Oktavian 51906008

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

2010


(4)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ««««««««««««««..«««««««.. i

UCAPAN TERIMAKASIH ««««««««« .«««««« ..«« ««

DAFTAR ISI «««««««««««««««««««««««..««.

ii iv

DAFTAR GAMBAR «««««««««««««««««..«««««

DAFTAR TABEL ...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 1.2 Identifikasi Masalah«««««««««««..«««. 1.3 Fokus Masalah«««««««««««..«««««. 1.4 Tujuan Perancangan««««««««««..«««« 1.5 Metode Penelitian... 1.6 Maksud Tujuan dan Manfaat... 1.7 Definisi Kata Kunci ...

BAB II KAJIAN MENGENAI GEMPA BUMI, KAMPANYE DAN

ANAK-ANAK.

2.1 Definisi Gempa Bumi / Seisme««««««««.. 2.1.1 Jenis Gempa««««««««««««««

2.1.2 Penyebab Terjadinya Gempa««««««« 2.1.3 Tanda-Tanda Gempa«««« ««««««.

2.2 Gempa Tektonik««««««««««««««««. 2.2.1 Proses Terjadinya Gempa Tektonik««««. 2.2.2 Dampak Akibat Gempa«««««««««.. 2.2.3 Daerah Rawan Gempa«««««««««.. 2.2.4 Persiapan Menghadapi Gempa«««««« 2.3 Gempa Terhadap Anak Dan Peran BMKG««««« 2.3.1 Pengertian Anak-Anak««««««««««

vii vii

1 3 4 4 5 5 5

7 7 9 9 10 11 12 13 14 18 18


(5)

v 2.3.2 Pesikologis Anak Usia 6-11 Tahun««««.. 2.3.3 Pesikologis Anak Terhadap Gempa«««« 2.3.4 BMKG Bandung««««««««««««.. 2.3.5 Sosialisasi Gempa BMKG««««««««. 2.4 Kampanye«««««««««««««««««««

2.4.1 Definisi Kampanye«««««««««««. 2.4.2 Kampanye Tanggap Gempa Anak««««.. 2.5 Analisis Masalah Dan Mental Anak««««««««.

2.5.1 Analisa Masalah««««««««««««.. 2.5.2 Analisa Mental Anak««««««««««... 2.5.3 Analisa 5 W + H««««««««««««.. 2.6 Target Audience«««««««««««« ««««. 2.6.1 Demografis««««««««««««««... 2.6.2 Geografis«««««««««««««««.. 2.6.3 Psikografis«««««««««««««««

BAB III STRATEGI PERANCANGAN KAMPANYE TANGGAP

GEMPA UNTUK ANAK-ANAK

3.1 Strategi Komunikasi«««««««««««««...« 3.1.1 Tujuan Komunikasi«««««««« «...«.. 3.1.2 Materi Komunikasi / Isi Pesan««««...«« 3.1.3 Psitioning Kampanye Tanggap

Gempa Untuk Anak... 3.1.4 Segmentasi... 3.1.5 Penyampaian Pesan... 3.1.6 Tahapan Kampanye... 3.2 Strategi Kreatif««««..««««««««««««. 3.3 Konsep Visual«««««..«««««««««««.

3.3.1 Pendekatan Visual«««««««««««.. 3.3.2 Kesan Visual«««««««««««««« 3.3.3 Format Desain«««««««««««««.

19 19 21 22 23 23 26 27 27 28 29 30 30 30 33 34 34 35 37 37 38 39 40 41 41 41 42


(6)

vi 3.3.4 Layout«««««««««««««««««

3.3.5 Ilustrasi«««««««««««.«««««. 3.3.6 Tipografi««««««««««««.«««.. 3.3.7 Warna««««««««««««««.««.. 3.4 Strategi Media«««««««««««««««.««

3.4.1 Pertimbangan Media«« ««««««««. 3.4.2 Pemilihan Media««««««««««««. 3.4.3 Pertimbangan Dasar Penyebaran Media«.. 3.4.4 Jadwal Penyebaran Media«««««««« 3.5 Strategi Distribusi«««««««««««««««.

3.5.1 Pertimbangn Dasar Distribusi««««««.. 3.5.2 Jalur Distribusi«« «««««««««««

BAB VI TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1 Konsep Teknis Media««««.«««««««««... 4.1.1 Manual««««««««««««.««««. 4.1.2 Pengolahan Dengan Komputer««««.«... 4.1.3 Penentuan Material««««««««.««« 4.2 Teknis Produksi Media««««««««««.«««.

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN

42 43 49 51 54 54 54 57 57 60 60 60

61 61 61 62 63

74


(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1Pencitraan melalui satelit oleh BMKG«««««««««.. Gambar II.2 Hasil perbesaran pencitraan dari satelit«««««««... Gambar III.1 Logo««««««««««««««««««««««... Gambar III.2 Tokoh Agi dan Sita«««««««««««««««««. Gambar III.3 Stilasi tokoh anak«««««««««««««««««... Gambar III.4 Upin & Ipin««««««««««««««««««««... Gambar III.5 Visual tempat«««««««««««««««««««.. Gambar III.6 Palet warna umum«««««««««««««««««. Gambar III.7Palet warna pendukung««««««««««««««« Gambar IV.1 Poster««««««««««««««««««««««.. Gambar IV.2 Spanduk«««««««««««««««««««««.. Gambar IV.3 Cover buku bergambar«««««««««««««««. Gambar IV.4 Isi buku bergambar««««««««««««««««« Gambar IV.5 Kalender«««««««««««««««««««««.. Gambar IV.6 Pulpen dan Pensil«««««««««««««««««.. Gambar IV.7 Jadwal pelajaran«««««««««««««««««« Gambar IV.8 Nametag buku pelajaran««««««««««««««.. Gambar IV.9 Pembatas buku««««««««««««««««««.. Gambar IV.10 Note book««««««««««««««««««««.. Gambar IV.11 Mug & Alternatif nya«««««««««««««««« Gambar IV.12 Kaos T-shirt««««««««««««««««««... Gambar IV.13 Alternatif Kaos T-shirt«««««««««««««««. Gambar IV.14 Jam dinding«««««««««««««««««««..

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Jadwal Penyebaran Media Tahap 1««««««««««« Tabel III.2 Jadwal Penyebaran Media Tahap 2««««««««««... Tabel III.3 Jadwal Penyebaran Media Tahap 3«««««««««««

15 32 44 45 46 47 48 51 52 62 63 64 64 65 66 67 68 68 69 70 71 71 72 57 57 58


(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, Australia, dan lempeng Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat jajaran vulkanik yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, yang isinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi di Indonesia, karena hampir setiap tahun Indonesia dilanda gempa, baik yang ringan maupun yang terhitung dahsyat, fenomena alam ini cukup menelan banyak korban jiwa dan kerugian materiil serta kerusakan pada fasilitas umum yang ada. Sebagai contoh, gempa di Aceh yang disusul dengan adanya tsunami, gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah, gempa di Tasikmalaya dan gempa di Padang Pariaman.

Gempa seringkali merenggut korban jiwa dan kerugian materiil, masalah yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut sangat kompleks, baik dari segi hancurnya bangunan maupun fisik korban dan psikologis korban. Dampak akibat gempa tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa tetapi juga oleh anak-anak, di mana mereka menyimpan rasa khawatir, cemas, takut, bahkan mengarah ke depresi atau stress, baik tingkat ringan hingga berat.


(9)

2 Dalam bencana apapun anak-anak adalah kelompok usia yang rentan terkena dampak, baik secara fisik yang terbilang lemah dibandingkan orang dewasa, atau secara pesikologis yang masih dalam tahap perkembangan yang bisa terganggu akibat kejadian buruk yang dialaminya.

Faktor yang menyebabkan banyaknya korban anak dalam peristiwa alam ini diantaranya adalah kurangnya kesiapan atau ketanggapan diri pada sang anak tersebut. Bukan hanya itu saja, faktor kepanikan pada saat terjadi gempa pun menjadi masalah yang cukup serius, karena dari kepanikan yang muncul saat gempa, membuat anak bahkan orang dewasa sering mengambil tindakan yang salah dan berakibat fatal.

Memurut Bayu, kepala tim evakuasi bencana gempa pangalengan BMKG Bandung menyatakan, bahwa gempa sebenarnya tidak membunuh, lemahnya konstruksi sebuah bangunan, struktur tanah dan kesiapan diri yang minim terhadap gempalah yang sering menjadikan fenomena alam tersebut menelan banyak korban.

Saat ini sering terjadi gempa di Indonesia, pada awalnya skala gempa di Indonesia terbilang kecil, tapi seiring waktu berjalan skala gempa tersebut semakin besar, hal ini di sebabkan oleh deformasi lapisan bumi yang mencari keseimbangan akibat pergeseran atau pergerakan lempeng. Faktor usia bumi yang terbilang sudah tua dan ekosistem bumi yang tidak terjaga juga mendukung untuk terjadinya gempa-gempa lain di masa mendatang.

Semua harus tetap selalu waspada terhadap bencana gempa, karena dari kurangnya kewaspadaan, sering kali


(10)

3 menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat. Maka pengetahuan terhadap gempa perlu dikembangkan.

Melihat hal ini pihak yang terkait yaitu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Bandung merencanakan Perancangan informasi yang lebih efektif dari sebelumnya. Menurut Ismanto, selaku Kepala data analisa dan informasi BMKG, untuk meminimalisir segala kerugian dan dampak-dampak negatif yang timbul akibat gempa, perlu ditanamkan sikap kewaspadaan dan pengetahuan tentang gempa semenjak dini. Sebelumnya BMKG memiliki program sosialisasi untuk anak, namun dalam pelaksanaannya banyak kendala yang dihadapi, salah satunya adalah kurangnya media penyampai pesan kepada sasaran sosialisasinya yaitu anak.

1.2 Identifikasi Masalah

Melihat latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah dalam penulisan laporan ini, yaitu:

1. Anak±anak menjadi korban, baik jiwa atau mengalami trauma psikologis akibat gempa.

2. Anak±anak, pada usia yang sangat muda masih mengandalkan orang tua dan membuat mereka menjadi tidak mandiri dalam menyelamatkan dirinya sendiri pada saat gempa.

3. Melihat kondisi Indonesia yang sebelumnya bukan negara rawan gempa, maka pengkondisian untuk waspada terhdap bencana gempa bukan menjadi prioritas.

4. Kurangnya peran aktif para orang tua dalam memberi asupan informasi kepada anak mengenai gempa.


(11)

4 5. Kurangnya kelengkapan sarana sosoialisasi BMKG untuk anak

yang mengakibatkan pesan yang dimaksud kurang tersampaikan kepada anak.

6. Belum adanya teknologi atau alat yang dapat memberitahukan secara tepat kapan terjadinya gempa.

7. Perhatian masyarakat akan pengembangan teknologi desain konstruksi bangunan yang tahan terhadap gempa.

1.3 Fokus Masalah

Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah, maka permasalahan yang diteliti difokuskan pada : ³Bagaimana membuat pesan dan kampanye dengan media yang tepat yang sesuai dengan usia anak untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan anak tersebut terhadap gempa bumi?´.

1.4 Tujuan Perancangan

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat sejak dini khususnya anak-anak, tentang bahaya gempa bumi. Karena dari letak Indonesia yang rentan gempa dapat mengancam mereka.

2. Memberikan informasi dan mensosialisasikan apa itu gempa, gejala dan akibat, dan bagai mana cara-cara penyelamatan atau cara tanggap terhadap bencana tersebut.

3. Menciptakan anak-anak atau masyarakat yang tanggap terhadap gempa untuk meminimalisir angka kematian.


(12)

5 1.5 Metode Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : a. Wawancara.

Wawancara di lakukan pada sebuah lembaga pemerintah yaitu BMKG. Dengan mewawancarai

• Ismanto selaku kepala data dan analisa BMKG.

• Bayu selaku kepala tim evakuasi bencana gempa pangalengan. b. Kajian Pustaka

Pengambilan data dilakukan dengan cara mencari data-data dari situs lembaga-lembaga terkait melalui internet.

Dan juga pengambilan data berupa Buku Laporan Gempa Bumi Tasikmalaya 2 September 2009 sebagai bahan acuan perancangan, secara langsung dari pihak BMKG.

1.6 Maksud Dan Tujuan

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk membuat konsep kampanye yang dapat memberikan informasi akan pentingnya kewaspadaan dan sikap tanggap terhadap gempa. Tujuannya yaitu agar kampanye ini informatif sehingga kewaspadaan di masyarakat terhadap gempa semakin meningkat untuk mengurangi segala kerugian yang diakibatkan oleh gempa, baik materil maupun moril. dengan merancang sebuah visual, warna , tipografi dan komposisi yang menarik dan informatif.

1.7 Definisi Kata Kunci

Dari pembahasan yang telah di uraikan sebelumnya, maka didapat beberapa kata kunci yang terdapat dalam pembahasan masalah ini, yaitu:


(13)

6 Kampanye : Menurut Rosady Ruslan (2008) dalam

bukunya Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation, ´kampanye adalah suatu usaha yang terencana dan berjalan untuk memberikan infofmasi, mendidik dan meyakinkan bagian dari kehidupan sosial masyarakat untuk tujuan pembangunan khusus´. Tujuan kampanye untuk membentuk suatu perubahan ini bisa menyangkut keadaan sosial atau kondisi tingkat pendidikan masyarakat tertentu.

Gempa Bumi : Menurut Evi Rine Hartuti (2009) dalam bukunya yaitu Buku Pintar Gempa menjelaskan bahwa gempa bumi adalah suatu peristiwa pelepasan energi gelombang seismic yang terjadi secara tiba-tiba. Pelepasan energi ini disebabkan karena adanya deformasi atau pergerakan lempeng tektonik yang terjadi pada kerak bumi.

Anak-anak : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa puberitas. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.


(14)

7 BAB II

GEMPA BUMI, KAMPANYE DAN ANAK-ANAK

2.1 Definisi Gempa Bumi / Seisme

Seperti tercantum pada buku laporan gempabumi Tasikmalaya 2009, gempa bumi adalah suatu peristiwa pelepasan energi gelombang seismic yang terjadi secara tiba-tiba. Pelepasan energi ini disebabkan karena adanya deformasi atau pergerakan lempeng tektonik yang terjadi pada kerak bumi. Proses pelepasan energi ini berupa gelombang elastis, yaitu gelombang seismic atau gempa yang sampai ke permukaan bumi dan menimbulkan getaran sehingga menimbulkan kerusakan benda-benda atau bangunan di permukaan bumi.

Setiap hari bumi ini mengalami gempa, namun kebanyakan tidak terasa oleh manusia. Hanya alat seismograflah yang dapat mencatatnya dan tidak semuanya mengakibatkan kerusakan. Di Indonesia sendiri sekurangnya terjadi 3 sampai 5 gempa yang mengakibatkan kerusakan dalam satu tahun.

2.1.1 Jenis Gempa

Menurut Evi Rine Hartuti (2009) dalam Buku Pintar Gempa, Jenis gempa dibagi menjadi lima berdasarkan proses terjadinya, diantaranya :

a. Gempa Tektonik : Gempa ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempengan-lempengan tektonik bumi secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Lempengan tersebut begerak perlahan


(15)

sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

b. Gempa Vulkanik (Gunung Api) : Gempa ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila aktifitasnya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

c. Gempa Tumbukan : Gempa ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.

d. Gempa Runtuhan : Gempa ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

e. Gempa Buatan : Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

Berdasarkan hasil survey data yang di peroleh dari pihak BMKG, Jenis gempa yang sering terjadi di Indonesia adalah gempa tektonik, karena Indonesia terletak di atas 3 pertemuan bagian utama lempengan kerak bumi yakni lempeng Eurasia ± Australia - Pasifik yang bergerak relatif ke utara dengan kecepatan rata-rata 71 mm/tahun dan lempeng pasifik yang bergerak relatif ke barat dengan kecepatan rata-rata 110 mm/tahun. Pada pertemuan ke tiga lempengan tersebut terjadi subdiskusi atau penyusupan antar lempengan.


(16)

2.1.2 Penyebab Terjadinya Gempa

Pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan tektonik yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan atau biasa di sebut juga daerah subdiskusi. (Hertuti, 2009)

2.1.3 Tanda±Tanda Gempa

Gempa memang sulit diprediksi, hingga saat ini belum ada alat yang dapat memberikan informasi secara akurat mengenai kapan dan dimana gempa selanjutnya akan terjadi. Berikut adalah beberapa ciri atau tanda-tanda sebelum gempa terjadi:

a. Awan tegak di langit

Awan ini dapat juga berbentuk seperti tornado, seperti pohon atau seperti batang. Awan berbentuk aneh ini bisa terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi hingga mampu menarik (menghisap) daya listrik di awan. Oleh karena itu bentuknya seperti tersedot ke bawah.

b. Kinerja medan magnet menjadi berantakan

Gempa yang terjadi di dasar bumi akan menimbulkan gelombang elektromagnetis. Jika gelombang ini sangat besar, maka akan sampai ke permukaan bumi. Sehingga pada saat gempa bumi besar berlangsung gelombang elektromagnetis tersebut akan mempengaruhi kinerja alat


(17)

10 alat medan magnet. Contohnya televisi dan mesin fax, jika terdapat gelombang elektromagnetis yang besar televisi akan runyam, dan hasil print dari mesin fax akan berantakan. Ini pun bisa mempengaruhi lampu-lampu. Jika aliran listrik dipadamkan lampu-lampu akan tetap menyala. Hal tersebut menandakan adanya gelombang elektromagnetis yang besar di dalam rumah.

c. Perilaku hewan yang aneh

Hewan memiliki insting yang tajam. Hewan dapat merasakan gelombang elektromagnetik yang timbul. Oleh karena itu amatilah perilaku mereka. Jika mereka ³menghilang´ atau ³gelisah´ dan bertingkah laku aneh, sudah dapat di pastikan bahwa memang ada sesuatu yang dirasakan hewan tersebut.

Jika ketiga ciri-ciri diatas mulai tampak maka resiko untuk terjadi gempa berkekuatan besar sangatlah tinggi.

(Hartuti, 2009)

2.2 Gempa Tektonik

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa bumi selalu bergerak dan lempeng tektonik pun ikut terus bergerak. Dari pergerakan tektonik tersebut ada yang saling mendorong, saling menjauh, atau saling bergeser. Karena tepian lempeng tektonik ini tidak rata, maka ketika saling bergesekan akan menimbulkan pergeseran. Pergeseran inilah yang kemudian melepaskan energi guncangan, untuk mencari keseimbang letaknya kembali.

Menurut Evi Rine Hartuti (2009) dalam buku pintar gempa menyatakan, ³Peta penyebaran gempa tektonik mengikuti pola atau aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi´.


(18)

11 Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoritis tektonik lempeng merupakan pastulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, pada hari sabtu, tanggal 27 Mei 2006 dan Tasikmalaya, pada hari rabu, tanggal 2 september 2009. (Hartuti,2009)

2.2.1 Proses Terjadinya Gempa Tektonik

Dalam proses terjadinya gempa pada laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), seperti diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari lempengan-lempengan tektonik yang terdiri dari lapisan-lapisan batuan tiap-tiap lapisan memiliki kekerasan dan masa jenis yang berbeda satu dengan yang lainnya. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat adanya arus konveksi yang terjadi di dalam bumi. Menurut hasil data yang di peroleh dari Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia Berikut ini adalah proses terjadinya gempa tektonik:

1. Sesar aktif bergerak sedikit demi sedikit kearah yang saling berlawanan. Pada saat ini terjadi akumulasi energi elastik.

2. Pada tahap ini mulai terjadi deformasi sesar, karena energi elastik makin besar.

3. Pada tahap ini terjadi pelepasan energi secara mendadak sehingga terjadi peristiwa yang disebut gempa bumi tektonik.

4. Pada tahap ini sesar kembali mencapai tingkat keseimbangannya kembali. Pergeseran ini kian lama


(19)

12 menimbulkan energi-energi stress yang sewaktu-waktu terjadi pelepasan secara mendadak kembali.

2.2.2 Dampak Akibat Gempa

Gempa tektonik adalah tipe gempa yang sering membahayakan jiwa dan raga manusia. Selain itu harta benda juga tidak luput dari bencana ini. Dampak gempa yang berbahaya ini dapat di kelompokan menjadi dua jenis, yaitu dampak primer dan sekunder.

a. Dampak Primer

Dampak primer yaitu dampak yang di akibatkan oleh getaran gempa itu sendiri. Jika getaran gempa cukup besar saat sampai ke permukaan bumi maka dapat merusak bangunan dan infrastruktur lainnya seperti jalan, rel kereta api, bendungan, dan lain-lain. Banyaknya bangunan yang rusak ini juga akan menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda.

b. Dampak sekunder

Dampak sekunder yaitu dampak lain yang dipacu adanya gempa, misalnya tsunami, tanah longsor, tanah yang menjadi cairan kental (liquefaction), kebakaran, penyakit yang menyebar dan sebagainya. Dampak sekunder ini sangat bervariasi dan biasanya secara berturut-turut terjadi setelah gempa. contoh dampak sekunder, tsunami yang pernah terjadi di Aceh, gempa Padang yang menyebabkan tanah di sekitar desa Pariaman menjadi longsor, kebakaran setelah gempa di Managua Nicaragua dan di Padang Sumatra Barat karena adanya hubungan arus pendek listrik.


(20)

13 2.2.3 Derah Rawan Gempa

Seperti tercantum pada buku laporan gempabumi Tasikmalaya 2009, Letak geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap bencana gempa karena letaknya yang berada di atas 3 pertemuan lempeng besar dunia. Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktifitas gempa bumi di Indonesia bisa dibagi dalam 6 daerah aktivitas :

a. Daerah sangat aktif, magnitude lebih dari 8 mungkin terjadi di daerah ini yaitu di Halmahera, pantai utara Irian. b. Daerah aktif, magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude

7 sering terjadi yaitu di lepas pantai barat Sumatra, Kepulauan Sunda dan Sulawesi tengah.

c. Daerah Lipatan dengan atau tanpa retakan, magnitude kurang dari 7 bisa terjadi yaitu di Sumatra, Kepulauan Sunda, Sulawesi Tengah.

d. Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan, magnitude kurang dari 7 mungkin terjadi, yaitu di pantai barat Sumatra, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian timur. e. Daerah gempa kecil, magnitude kurang dari 5 jarang

terjadi, yaitu di daerah pantai timur Sumatra, Kalimantan Tengah.

f. Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa, yaitu daerah pantai selatan Irian, Kalimantan bagian barat.


(21)

14 Berikut adalah gambaran lempeng dunia yang mengelilingi Indonesia :

.

Gambar II.1 Pencitraan melalui satelit oleh BMKG

2.2.4 Persiapan Anak dalam Menghadapi Gempa

Menurut Evi Rine Hartuti (2009) dalam Buku Pintar Gempa menyatakan, gempa tidak dapat diprediksi secara tepat kapan waktunya dan dimana tepatnya, maka ketanggapan, kewaspadaan dan kesiapan harus di tingkatkan. Dari hasil penyaringan data Berikut adalah cara-cara untuk menghadapi gempa bagi anak:

a. Persiapan untuk keadaan darurat

1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang yang dapat melindungi dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di bawah meja.

2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air


(22)

15 minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang.

3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:

• Lampu senter berikut baterai cadangannya. • Air minum.

• Kotak P3K berisi obat menghilangkan rasa sakit, Plester dan obat-obatan lainnya.

• Makanan yang tahan lama seperti biskuit. • Uang secukupnya.

• Pakaian

• Buku telepon kerabat yang dapat dihubungi. b. Ketika Terjadi Gempa Bumi

1. Jangan panik, tetap tenang dan keluarlah dari rumah atau gedung sekolah. Kepanikan yang terjadi dapat menimbulkan pengambilan langkah penyelamatan diri yang salah.

2. Mematikan api kompor. Api dapat memacu kebakaran pada saat gempa, api bisa timbul dari hubungan arus pendek listrik karena kerusakan alat-alat elektronik atau kompor yang lupa dimatikan pada saat gempa, maka lakukan pengkondisian untuk mematikan alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api.

3. Tas, panci, dan bantal adalah benda-benda yang dapat digunakan untuk melindungi kepala dari reruntuhan saat terjadi gempa.


(23)

16 4. Rumah bukanlah tempat berlindung yang aman jika saat

terjadi gempa, runtuhan dari rumah dapat melukai dan dapat merenggut jiwa. Maka keluarlah dari rumah secepat mungkin.

5. Pepohonan, papan reklame, tiang listrik, kabel listrik, pecahan kaca, adalah benda-benda yang harus dijauhi saat berjalan dijalan raya. Karena gempa bisa menyebabkan runtuhnya benda-benda tersebut.

6. Keselamatan jiwa lebih diutamakan saat terjadi gempa, dan mengungsi ke tempat pengungsian terdekat bisa menjadi pilihan yang baik untuk menghindari gempa susulan yang kemungkinan akan terjadi setelah gempa pertama.

7. Informasi gempa sangat diperlukan untuk mengetahui langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya dan mengetahui kapan saat kondusif untuk kembali ke rumah. Informasi mengenai gempa bumi yang terjadi bias di dapat melalui televisi atau radio.

c. Penanganan Jika Terjadi Gempa

Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini petunjuk yang dapat dijadikan pegangan:

1. Di dalam rumah

Pada saat di dalam rumah dan gempa terjadi, getaran akan terasa beberapa saat selama jangka waktu tertentu, utamakan keselamatan diri dan keluarga. Tempat berlindung yang aman adalah di bawah meja yang kokoh, meja yang kokoh dapat melindungi tubuh dari reruntuhan untuk sementara waktu di dalam rumah.


(24)

17 Pada saat berlindung, sebaiknya menentukan jalan keluar yang tercepat dari rumah dan segera keluar dari rumah setelah gempa mereda.

2. Di sekolah

Pada saat disekolah dan gempa terjadi, Berlindung di bawah kolong meja adalah salah satu pilihan yang bisa di ambil untuk bertahan. lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik dan patuhi aba-aba dari guru, jika gempa telah reda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang paling jauh dari pintu.

3. Di luar rumah

Di luar rumah bahaya dapat muncul dari jatuhnya pecahan kaca-kaca gedung atau bangunan, pepohonan, tiang listrik dan papan-papan reklame. Dengan menggunakan tas, tangan atau benda lainnya, dapat mencegah dan melindungi kepala agar tetap aman dan terhindar dari jatuhnya benda-benda yang berbahaya. 4. Di gedung, mall, bioskop, atau tempat keramaian

Di tempat keramaian atau pusat perbelanjaan dan tempat bermain, bahaya bisa timbul dari kepanikan. Sebaiknya tidak menyebabkan kepanikan atau menjadi korban dari kepanikan dan mengikuti semua petunjuk atau instruksi dari petugas keamanan atau satpam. Untuk tahap penyelamatan selanjutnya sebaiknya menggunakan pintu darurat.

5. Di dalam lift

Menggunakan lift saat terjadi gempa sangat membahayakan, sebaiknya gunakan pintu darurat untuk penyelamatan. Namun jika merasakan getaran gempa


(25)

saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti dan pintu lift terbuka, segeralah keluar dan gunakan tangga darurat untuk penyelamatan.

6. Di kendaraan

Pada saat gempa terjadi ketika berkendara sebaiknya berhenti dan menepi, setelah itu rebahkan tubuh ke jalan dengan posisi telungkup.

7. Di gunung/pantai

Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

2.3 Gempa Terhadap Anak dan Peran Lembaga BMKG

Gempa sangat berkaitan dengan korban jiwa, dan anak-anak adalah salah satu kelompok usia yang paling rentan terhadap bencana gempa, maka peran lembaga BMKG dalam masalah ini adalah mamberikan informasi yang terencana untuk mengurangi dampak buruk bagi anak dengan sosialisasi kampanye.

2.3.1 Pengertian Anak-anak

Seperti tercantum pada kamus besar bahasa Indonesia, anak-anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa puberitas. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua atau orang dewasa.


(26)

✁ ✂

Anak-anak adalah kelompok usia bawah yang membutuhkan orang lain atau teman untuk proses perkembangan psikologisnya.

2.3.2 Aspek Psikologis Anak-anak Usia 6-11 Tahun

Menurut W ulan (2009) dalam laman Perkembangan pesikologi anak, periode masa anak-anak dari usia 6 sampai 11 tahun adalah masa dimana anak belajar tentang dunianya lebih luas dan mulai dapat menguasai tanggung jawab, mulai memahami aturan, mulai menguasai proes berpikir logis, mulai menguasai keterampilan baca tulis, dan lebih maju dalam memahami diri sendiri, dan pertemanannya.

Masa anak sekolah adalah masa belajar ketangkasan untuk pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh dan belajar bergaul, bersahabat dengan anak-anak sebayanya, untuk mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari serta mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai dalam keseharian. Belajar membebaskan ketergantungan diri untuk mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga.

2.3.3 Efek Psikologis Anak Terhadap Kejadian Gempa

Anak-anak memang rentan terhadap bencana, dampak yang ditimbulkan oleh bencana dapat mempengaruhi perkembangan psikologisnya. Kehawatiran ini ditambah dengan adanya data yang diperoleh dari


(27)

20 laporan gempa Tasikmalaya milik BMKG yang menyebutkan bahwa gempa susulan Tasikmalaya pada 4 september 2009 yang pusatnya berada di 159.8 km (di bawah laut) barat daya Lembang mengakibatkan getaran di daerah-daerah Jawa Barat dan merusak 83 bangunan sekolah umum dan madrasah di Sukabumi. Akibat gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) yang terjadi beberapa waktu lalu tersebut, dari 83 bangunan sekolah tingkat SD dan SMP tersebut terdiri atas 65 bangunan bangunan sekolah umum dan 18 bangunan madrasah. Tingkat kerusakan bangunan sekolah umum yaitu 30 rusak berat dan 35 rusak ringan sebanyak 35, sedangkan madrasah ada 10 rusak ringan dan 8 rusak berat.

Sekolah yang tadinya menjadi tempat belajar bagi anak kini menjadi sebuah tempat ancaman bagi keselamatan dari peristiwa tersebut.

Bencana gempa memang bisa terjadi kapan saja dimana saja dan menimpa siapa saja, tetapi bencana seharusnya membuat siapapun menjadi lebih siap karena bencana gempa akan terjadi terus-menerus di negara Indonesia.

Menurut Evi Rine Hartuti (2009) ³trauma psikologis sebenarnya muncul sebagai manifestasi dari hal yang mengerikan, penderitanya adalah mereka korban hidup yang secara fisik selamat tetapi secara mental masih berada dalam tekanan psikologis dan terus menerus berada dalam keadaan tersebut´.

Badan kesehatan dunia WHO memperkirakan bahwa dalam setiap bencana sebanyak 50% korban selamat akan


(28)

21 mengalami trauma psikologis ini. Dan pada umumnya trauma ini dialami oleh anak-anak. Bentuk-bentuk trauma pada anak ini bervariasi, mulai dari bentuk ringan sampai dengan berat. Trauma yang ringan diantaranya adalah kecemasan, sedangkan trauma yang berat adalah ³post traumatic stress disorder´ (PTSD). Trauma ini berbentuk halusinasi dan depresi berat serta gangguan fisik antara lain pada pendengaran dan mata.(Hartuti, 2009)

Dalam bencana apapun anak-anak adalah kelompok usia yang rentan akan dampak trauma psikologis ini. Dan gejala gejala yang timbul adalah:

1. Mudah kaget 2. Sering menangis 3. Wajah tegang

4. Mudah marah dan sering berteriak 5. Mimpi buruk

6. Tidak mau makan dan tidak mau bermain 7. Menyendiri berdiam diri dan tertutup

2.3.4 BMKG Bandung

Dalam kaitan masalah ini BMKG adalah suatu badan lembaga non-pemerintah yang bergerak di bidang meteorologi klimatologi dan geofisika. Lembaga ini terdiri dari tiga bidang spesialisasi dalam bencana alam. Bidang Meteorologi, menangani gejala-gejala asteroid, meneliti benda-benda yang berada di angkasa, seperti meteor, komet dan benda langit lainnya. Bidang Klimatologi, menangani gejala cuaca alam, memperkirakan cuaca dari kondisi alam yang sedang terjadi. Seperti kekuatan angin,


(29)

22 curah hujan dan kondisi teriknya panas matahari. Bidang Geofisika, menangani masalah kebumian, gejala bumi, kondisi bumi, labih spesifik ke permasalahan gempa bumi baik tektonik maupun vulkanik serta tsunami.

2.3.5 Sosialisasi gempa BMKG

Melihat kegempaan di wilayah Indonesia begitu tinggi, dalam hal ini pihak BMKG merencanakan program kampanye tentang tanggap gempa.

Sebelumnya BMKG pernah melakukan beberapa usaha sosialisasi kepada masyarakat, mulai dari sosialisasi dengan mengadakan kunjungan tim evakuasi ke daerah-daerah yang tertimpa bencana gempa Tasik 2 September 2009, seperti di Pangalengan, Lembang dan sekitarnya. BMKG pun memiliki program sosialisasi untuk pembinaan anak sekolah dasar untuk tanggap terhadap gempa. Tujuan BMKG Bandung melakukan upaya sosialisasi ini adalah: 1. Menginformasikan dan memberi asupan pengetahuan

gempa kepada anak semenjak dini. 2. Meminimalisir korban.

3. Membentuk karakteristik yang sigap dan tanggap terhadap gempa sejak dini.

Sosialisasi ini dilakukan dengan cara mengunjungi dan mensosialisasikan gempa jika mendapat undangan untuk memberikan penyuluhan dari pihak sekolah. Cara penyampaian yang dilakukan dalam proses ini adalah memberikan pengarahan secara lisan kepada anak-anak dengan acuan gambar berupa peta gempa, namun hal ini


(30)

23 kurang mendapat tanggapan yang serius dari pihak sekolah negeri. Dalam pelaksanaannya pihak BMKG mendapat kendala dari pihak Sekolah Dasar Negeri karena pihak tersebut tidak meminta BMKG datang untuk memberikan sosialisasi di sekolah tersebut. Faktor yang dipertimbangkan oleh pihak sekolah dasar negeri diantaranya adalah masalah dana yang harus menunggu dari pemerintah. Dalam hal ini, dari pihak BMKG sendiri tidak melakukan upaya promosi kepada pihak terkait sekolah untuk penanganan mensosialalisasikan gempa tersebut dikarenakan keterbatasan waktu dan minimnya faktor pendukung untuk melakukan promosi tersebut.

Per tahun 2009 setelah gempa Tasik 2 september 2009 BMKG sendiri telah melakukan sosialisasi ini ke 9 sekolah dasar swasta dan 3 madrasah di bandung.

2.4 Kampanye

2.4.1 Definisi kampanye

Adapun definisi kampanye antara lain :

1. Menurut Rosady Ruslan (2008) dalam buku Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation, ´kampanye adalah suatu usaha yang terencana dan berjalan untuk memberikan infofmasi, mendidik dan meyakinkan bagian dari kehidupan sosial masyarakat untuk tujuan pembangunan khusus´. Tujuan kampanye untuk membentuk suatu perubahan ini bisa menyangkut keadaan sosial atau kondisi tingkat pendidikan masyarakat tertentu.


(31)

24 2. Untuk penyampaian pesan dalam kampanye adalah

sebuah rencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukan peran satu atau berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar dan film).( Rhenald Kasali, 1995)

3. Menurut Prof.Duyker dalam laman Propaganda dan media massa adalah sebagai berikut. ´Dalam komunikasi, menggunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi manusia sedemikian rupa sehingga tingkah laku yang timbul karena pengaruh tersebut sesuai dengan keinginan komunikator´.

4. Kampanye adalah keinginan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi opini individu atau publik, kepercayaan, tingkah laku, serta keinginan audiensi dengan daya tarik komunikator yang sekaligus komunikatif. (Rice and Paisley, 2009)

Dari uraian diatas, maka kampanye dapat dibedakan menurut jenisnya menjadi 4 macam, yaitu:

1. Kampanye Sosial

Adalah suatu kegiatan kampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan, dan bersifat non komersial. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang terjadi.

2. Kampanye Bisik

Yaitu kampanye yang dilakukan melalui gerakan untuk melawan atau mengadakan aksi secara serentak dengan jalan mengabarkan kabar angin.


(32)

25 3. Kampanye Promosi

Adalah kegiatan kampanye yang dilaksanakan dalam rangka promosi untuk meningkatkan atau memperhatikan penjualan, dan sebagainya.

4. Kampanye Politik

Yaitu kampanye yang menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat agar masyarakat memperoleh informasi tentang apa, dan bagaimana suatu partai, program maupun visinya. Dengan demikian masyarakat dapat memahami maksud, dan tujuan dari partai tersebut untuk menentukan dipilih atau tidak.

Menurut rosady ruslan (2008) dalam buku Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation adapun fungsi kampanye sendiri adalah untuk menyampaikan suatu pesan yang berisi tentang ajakan kepada masyarakat atau mempengaruhi masyarakat untuk dapat mengerti maksud dan tujuan dari apa yang ingin dikomunikasikan, berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang terkait pada suatu kampanye adalah :

1. Adanya suatu aksi, dalam hal ini yang dimaksud adalah demonstrasi yang dilakukan secara serentak untuk menuntut apa yang mereka inginkan (hal) kepada pihak yang bersangkutan.

2. Pesan dalam suatu kampanye. Pesan adalah hal yang sangat erat kaitannya karena apabila pesan yang disampaikan tidak jelas atau tidak sampai pada khalayak sasaran, maka kampanye tersebut gagal.


(33)

26 3. Unsur persaingan dalam suatu perebutan kedudukan

maka dilakukan kampanye yang bertujuan agar mereka terpilih dalam massa serta mendapat kedudukan yang diinginkan.

4. Promosi merupakan salah satu unsur yang terkandung dalam kampanye karena promosi merupakan bagian dari kampanye, seperti dalam penjualan suatu produk atau produk iklan.

2.4.2 Kampanye Tanggap Gempa Anak

Setelah menyimpulkan dari beberapa landasan teori gempa dan teori tentang anak-anak maka penulis berupaya menekan peminimalisiran dampak buruk gempa semenjak dini dan di mulai dari anak-anak. Hal yang ingin disampaikan adalah cara-cara dalam menghadapi gempa yang dianjurkan untuk diterapkan oleh anak-anak.

Menurut Ismanto selaku Kepala Data dan Analisa lembaga BMKG saat diwawancarai pada tanggal 23 Maret 2010, mengatakan, ³Untuk meminimalisir segala kerugian dan dampak-dampak negatif yang timbul akibat gempa, perlu ditanamkan sikap kewaspadaan dan pengetahuan tentang gempa semenjak dini´.

Melihat dari kurangnya perhatian terhadap program sosialisasi gempa BMKG, selaku lembaga yang berkaitan BMKG merencanakan program kampanye tanggap gempa yang terencana untuk menciptakan karakteristik anak yang siap terhadap gempa.

Dari beberapa faktor yang ditimbulkan oleh kejadian alam ini, tentunya sangatlah perlu membina anak-anak


(34)

27 dengan memberikan pengetahuan lebih tentang cara-cara tanggap terhadap gempa guna mengurangi angka korban jiwa pada bencana gempa dan menciptakan masyarakat di masa depan yang tanggap dan siap menghadapi gempa. Karena mengingat letak Indonesia yang berada di bawah area subdiskusi lempeng besar dunia, di masa yang akan datang pastinya gempa akan terus terjadi.

2.5 Analisa Masalah dan Mental Anak 2.5.1 Analisa Masalah

1. Masalah

Masalah yang akan dipecahkan yaitu mengenai peminimalisiran dampak gempa sejak dini dengan menanamkan kepercayaan diri dan kesiapan diri dalam menghadapi gempa pada anak-anak dengan menggunakan kampanye sebagai pemecahan masalah tersebut.

2. Penyebab Masalah

Indonesia sebagai negara yang berada di bawah 3 pertemuan lempang besar dunia, dan dampak gempa yang pernah terjadi sebelumnya yang di sebabkan oleh: • Belum ada teknologi atau alat yang dapat

mengantisipasi terjadinya gempa.

• Kurangnya perhatian masyarakat saat ini akan pengembangan teknologi desain konstruksi bangunan yang tahan terhadap gempa.

• Kewaspadaan dan kesigapan akan bencana gempa, baik saat sebelum terjadi, saat terjadi, dan saat setelah terjadinya masih kurang.


(1)

70 Gambar IV.9 Pembatas buku

i. Note Book (Gimmick)

Merupakan pengaplikasian dari layout visual yang berisikan pesan pengingat dibagian dalam lembaran-lembaran isinya. Pesan yang dibuat dalam media ini adalah pesan bersambung dari setiap lembarannya, dimana inti pesan yang dibuat adalah untuk mengingatkan agar tetap waspada dan tidak panik jika terjadi gempa.

• Ukuran : 10 cm x 14 cm

• Material : Cover ± Glosy paper Isi ± Hvs Paper 80 grm

• Teknis : Digital Printing

• Isi Pesan : Tetap waspada ya Jika ada gempa Ingat, Jangan panik

Keselamatan dimulai dari dirimu sendiri


(2)

71 Gambar IV.10 Note book

j. Mug / Gelas (Gimmick)

Media ini sebagai pengingat dengan memunculkan identitas visual dan tokoh kampanye sebagai pengingat dan dijadikan sebagai merchandise dalam kampanye ini.

• Ukuran : 9.5 cm x 8 cm

• Material : Keramik

• Teknis : Press digital

• Isi Pesan : Gempa Aku Siap


(3)

72 Gambar IV.11 Mug & Alternatif nya

k. T-shirt

Media ini sebagai pengingat dengan memunculkan identitas visual dan tokoh kampanye sebagai pengingat dan dijadikan sebagai merchandise dalam kampanye ini.

• Ukuran : 8-10 tahun, S

• Material : Combat 20S

• Teknis : Press digital / Sablon

• Isi Pesan : Gempa aku siap

Gambar IV.12 Kaos T-shirt


(4)

73 Gambar IV.13 Alternatif Kaos T-shirt

l. Jam dinding

Merupakan pengaplikasian dari layout visual yang berisikan pesan informasi yang digunakan sebagai merchandise.

• Ukuran : 24 cm x 24 cm

• Material :Glosy Paper 220 grm

• Teknis : Digital Printing

• Isi Pesan : Gempa Aku Siap

Gambar IV.14 Jam dinding


(5)

74

• Rosady Ruslan (2008) Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation. Rajawali Pers.

Daftar Pustaka bersumber dari situs web / internet :

• Benjamin Lee Whorf and Edward Sapir. Pengaruh Bahasa terhadap pikiran. Tersedia di: http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/h-33/pengaruh-bahasa-terhadap-pikiran.html [28 Desember 2009]

• Prof.Duyker (2006) Propaganda dan media massa. Tersedia di: http://indark007.wordpress.com/2010/06/10/propaganda-dan-media-massa.html [28 Desember 2009]

• Rice and Paisley (2009). Kampanye dalam merubah sikap. Tersedia di:

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/01/kampanye_dalam_merubah_sikap.pdf [28 Desember 2009]

• Rhenald Kasali (1995). Manajemen Periklanan.Tersedia di: http://ramakertamukti.wordpress.com/2008/09/11/media-iklan/ [28 Desember 2009]

• Eko Yulianto (2009). Bandung Danau Purba. Tersedia di: http:// LIPI.com/ Struktur-Bandung.html [28 Desember 2009]

• Frank F Jefkins (1982). Low of proportion. Tersedia di:

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&


(6)

75

qual=high&fname=/jiunkpe/s1/jdkv/2003/jiunkpe-ns-s1-2003-42499030-7496-sabun_lux-chapter2.pdf [28 Desember 2009]

• Detik.com(2009) Peristiwa gempa beruntun. Tersedia di:

http://bandung.detik.com/read/2009/09/02/210551/1195270/486/1224. htm [ 21 Desember 2009]

• Tempo on the web.(2009). Atasi Gempa Tanpa Panik. Tersedia di : http://korantempo.com/korantempo/cetak/2009/03/29/Tamu/index.html [21 Desember 2009]

• Sudeska.net (2008) Mulai membina masyarakat agar tanggap gempa. Tersedia di: http://www.sudeska.net/2009/10/05/mulai- membina-masyarakat-agar-tanggap-terhadap-bencana-gempa-bumi-sekarang-juga.html [2 Januari 2010]

• Wulan (2009) Perkembangan pesikologi anak. Tersedia di: http://www.psikologizone.com/psikologi-anak-dan-perkembangan-anak. [2 Januari 2010]

Artikel yang berasal dari Koran :

• Kompas (2009). Gempa melanda harus waspada.Majalah Komunitas 28 desember 2009.

Sumber lain:

• Wawancara dengan Ismanto. selaku kepala data dan analisa gempa bumi, tanggal 23 Maret 2010. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandung.

• Wawancara dengan Bayu Sunandar. selaku selaku kepala tim evakuasi bencana gempa pangalengan, tanggal 25 Maret 2010. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandung.

• Wawancara dengan Hartati, seorang guru sekolah dasar di SDN 1,2 Sekeloa Utara ± Bandung.