Perancangan Interior Rumah Duka untuk Umum di Bandung.

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Kematian adalah bagian dari kehidupan. Kematian bukan menjadi tujuan tapi kematian pasti terjadi. Momen terakhir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum adalah upacara kematian. Dibutuhkan wadah ruang untuk melangsungkan upacara kematian ini. Wadah ruang tersebut dikenal dengan nama rumah duka.

Perancangan rumah duka perlu mendapat perhatian. Sistem pelayanan rumah duka di tuntut cepat, efektif dan efisien. Pelayanan rumah duka dengan sistem one stop menjadi salah satu alternatif. Perancangan rumah duka ini memberikan fasilitas utama dan fasilitas pendukung yang bisa meningkatkan kenyamanan bagi konsumen dan pelayanan bagi penyedia jasa rumah duka.

Perancangan rumah duka ini mengangkat konsep semagat musim semi. Konsep ini ditujukan bagi pihak keluarga dan pelayat yang sedang berduka. Rasa duka saat ditinggalkan wajar muncul namun tidak baik berlarut- larut dalam duka. Ada saatnya untuk bangkit dan melanjutkan hidup layaknya tanaman yang baru tumbuh di musim semi. Pengaplikasian konsep melalui warna, pola, material dan elemen desain lainnya.

Perancangan mengambil lokasi di Jalan Setiabudhi no 323 – 325, Bandung. Objek perancangan terdiri dari tiga bangunan terpisah yang dihungkan oleh taman di terngah. Luas objek perancangan adalah 8000m2. Dengan luas bangunan yang besar, site tersebut cocok untuk perancangan rumah duka dengan fasilitas lengkap ini. Kata kunci : kematian, rumah duka, fasilitas, servis, perancangan


(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Death is a part of a life cycle. It is not a destination but something which is inevitable. The last moment to give to pay respect to a person is during the funeral and therefore people need a place to hold this ceremony; this place is known as a funeral house.

The design of a funeral house or a mortuary needs a lot of attention. The service system of a funeral house is expected to be quick, effective, and efficient; thus, a service with one-stop system can be an alternative. The design of the funeral house gives both primary and secondary facilities, which hopefully may give better service and comfort for consumers and providers of the service.

The design will take the concept of spring. This concept is aimed at the grieving family. It is natural to mourn a passing loved one; however, it is not good to keep wallowing in sorrow— there will be a time to get up and continue living. It is like plants blossoming in spring. The application of the concept will be by color, pattern, material, and other elemental designs.

The design will be located at Jalan Setiabudhi No. 323-325, Bandung. It consisted of three separated building which will be connected by a garden in the middle. The designed object has an area of 8000m2. The wide area of the site is deemed suitable for the design planning of a complete facility funeral house.


(3)

iii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Abstrak ……… i

Abstract ………... ii

Daftar Isi ………. iii

Daftar Tabel ………. v

Daftar Gambar ……… vi

Daftar Lampiran ………. xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Gagasan Rancangan ……….…...………... 3

1.3 Rumusan Masalah ………...…………... 4

1.4 Tujuan Perancangan ………... 4

1.5 Manfaat Perancangan ………. 5

1.6 Ruang Lingkup Perancangan ………. 5

1.7 Sistematika Penulisan ……….... 9

BAB II RUMAH DUKA DAN KREMATORIUM ……….. 10

2.1 Pengertian Kematian ……… 10

2.2 Kematian Menurut pandangan Agama dan Kepercayaan ………... 11

2.3 Rumah Duka ………...…. 20

2.4 Kremasi ……… 21

2.5Krematorium …...………. 22

2.6 Kebutuhan Ruang pada rumah duka ……….………... 25

2.7 Studi Banding ……….. 40

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI ………47

3.1 Deskripsi Proyek ……….. 47

3.2 Deskripsi Site ………50

3.3 Deskripsi Fungsi ………..50

3.4 Analisis Site ……….… 52

3.5 Analisis Building ………...…….. 53

3.6 Identifikasi User ……….. 55

3.7 Programming ………56

3.8Tema dan Konsep ……….69


(4)

iv

Universitas Kristen Maranatha

4.1 Ide Perancangan ………80

4.2 Ide Implementasi Konsep………. 80

4.3 Konsep Pendukung ……….. 81

4.4Perancangan One Stop Mortuary di Bandng ……….. 87


(5)

v

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel analisa site bangunan ……….... 52

Tabel 2. Tabel analisa potensi bangunan ………..…. 53

Tabel 3. Tabel kebutuhan ruang gedung A ……… 58

Tabel 4. Tabel kebutuhan ruang gedung B ……… 60


(6)

vi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prosesi shalat jenazah………..13

Gambar 2.2 Upacara pemakaman secara Katolik ……….. 16

Gambar 2.3 Prosesi kremasi di crematorium umat Hindu ………17

Gambar 2.4 Upacara kematian bagi jasad yang akan dikremasi ………19

Gambar 2.5 Upacara kematian bagi jasad yang akan dikuburkan ………..20

Gambar 2.6 Tungku pembakaran solar ……….. 23

Gambar 2.7 Mesin kremasi Phoenix oleh BL Company ………..………..24

Gambar 2.8 Blower ……….25

Gambar 2.9 Rotasi putaran untuk lobby rumah duka …. ………...26

Gambar 2.10 Layout kantor administrasi… ………..27

Gambar 2.11 Ilustrasi layout ruang rapat …. ………27

Gambar 2.12 Sistem Open Ward pada rumah sakit ……….………..….29

Gambar 2.13 bed mandi jenazah dari marmer ………... 30

Gambar 2.14 ruang memandikan jenazah ………. 30

Gambar 2.15 Mortuary refrigerator by US Cremation Equipment……… 31

Gambar 2.16 Layout ruang persemayaman pada umumnya ………..33

Gambar 2.17 Ilustrasi skema layout penginapan tipe family room ………33

Gambar 2.18 Jarak antar meja makan ……… 34

Gambar 2.19 Toko Bunga Haus 658 di Shanghai oleh Malherbe Design ……...….35

Gambar 2.20 contoh display bunga ………. ……….35

Gambar 2.21 contoh display peralatan sembahyang konghuchu ……….………….. 36

Gambar 2.22 ukuran peti standard dan guci abu ………..…. 37


(7)

vii

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.24 Tata letak urinal ……….. 38

Gambar 2.25 Letak ulinar bagi difable ………. 39

Gambar 2.26 Bilik toilet ……… 39

Gambar 2.27 Contoh layout parkir dengan kemiringan 60° ……….. 40

Gambar 2.28 31Rumah Duka St. Carolus Jakarta ……… 41

Gambar 2.29 Ruang Duka Bernadet ……… 42

Gambar 2.30 Interior ruang persiapan pemuka agama ……….. 43

Gambar 2.31 Interior ruang memandikan jenazah … ………. 44

Gambar 2.32 Ruang pamer peti ……… 45

Gambar 2.33 Tampak bangunan ………... 45

Gambar 2.34 Ruang persemayaman di Funeral home and gaden .………... 46

Gambar 2.35 Koridor di funeral home and garden ……...……… 46

Gambar 3.1.Site Plan ……….…48

Gambar 3.2 Eksisting Bangunan ……….. 48

Gambar 3.3 Bangunan A ………...49

Gambar 3.4 View dari rooftop ……….. 49

Gambar 3. 6 Alur Jenazah ………. 56

Gambar 3..7 Alur Pihak Keluarga ……… 57

Gambar 3..8 Alur Tamu ………. 57

Gambar 3..9 Alur Petugas ……… 58

Gambar 3.10 Buble diagram gedung A ……… 62

Gambar 3.11 Buble diagram gedung B ……….62


(8)

viii

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.13 Zoning plan ………...63

Gambar 3.14 Blocking plan ………... 64

Gambar 3.15 Zoning dan blocking basement floor Building A ……….64

Gambar 3.16 Zoning dan blocking ground floor Building A ……….... 65

Gambar 3.17 Zoning dan blocking first floor Building A ………. 65

Gambar 3.18 Zoning dan blocking rooftop floor Building A ………..……. 66

Gambar 3.19 Zoning dan blocking ground floor Building B ……….... 66

Gambar 3.20 Zoning dan blocking first floor Building B ………... 67

Gambar 3.22 Zoning dan blocking second floor Building B ……….... 67

Gambar 3.21 Zoning dan blocking ground floor Building C ……….... 68

gambar 3..23 Zoning dan blocking first floor Building C ……… 68

Gambar 3..24 Mind mapping ……… 72

Gambar 3.25 Inspirasi ruang semi outdoor ……… 73

Gambar 3.26 Inspirasi Moderen Natural living ………. 73

Gambar 3..27 palete warna natural pastel ……….74

Gambar 3.28 tekstur kayu ………...75

Gambar 3.29 Batu alam ……… 75

Gambar 3.30 ilustrasi tekstur … ………76

Gambar 3.32 indirect sunlight ………..……….. 76

Gambar 3.31 indirect lighting ……….….. 77

Gambar 3.33 jendela sebagai jalur masuknya udara ……… 77

Gambar 3.34 exhaust fan ………... 78

Gambar 3.35 HVAC equipment ………... 78


(9)

ix

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.37 kamera CCTV outdoor ……… 79

Gambar 3.38 control room ………. 79

Gambar 4.1 Ilustrasi Musim dingin ………... 80

Gambar 4.2 Ilustrasi Musim semi ……….. 81

Gambar 4.3 Benih ………...82

Gambar 4.4 Palet Warna Patel ………... 83

Gambar 4.5 granite tile travertine gta series hazel ……….. 84

Gambar 4.6 Penggunaan kaca sebagai pembatas ruang ……… 84

Gambar 4.7 Gradasi warna menggunakan sponge pattern ……… 85

Gambar 4.8 Skylight pada bagian atap dan lantai………..……… 86

Gambar 4.9 Site plan perancangan one stop mortuary ……….. 87

Gambar 4.10 Layout basement building A ……… 88

Gambar 4.11 Layout ground floor building A ………... 89

Gambar 4.12 Layout first floor building A ……… 90

Gambar 4.13 Layout rooftop building A ………...……… 91

Gambar 4.14 Ilustrasi rooftop restaurant ………... 91

Gambar 4.15 First and second floor building B ……… 92

Gambar 4.16 Third floor building B ……….. 93

Gambar 4.17 Layout Building C ……….. 93

Gambar 4.18 Layout furniture kolumbarium indoor ……… 94

Gambar 4.19 Layout furniture kolumbarium indoor (mezanin) ……… 95

Gambar 4.20 Ceiling Kolumbarium indoor ……….. 96

Gambar 4.21 Perspektif kolumbarium siang hari ………. 97


(10)

x

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.23 Layout furniture ruang semayam ………. 98

Gambar 4.24 Potongan ruang persemayaman ………... 99

gambar 4.25 ceiling treatment ruang persemayaman ………... 100

Gambar 4.26 Perspektif Ruang Persemayaman ………100

Gambar 4.27 Layout Plan Mortuary Department Store……….…101

Gambar 4.28 Gambar detil pencahayaan kolom ………...………..… 102

Gambar 4.29 Perspektif mortuary department store ………... 103

Gambar 4.30 Layout Plan hotel bedroom ……….104

Gambar 4.31 Section A-A’ Hotel Bedroom……… 105

Gambar 4.32 Section B-B’ Hotel Bedroom ……… 105


(11)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

1. SITE PLAN

2. GENERAL GROUND PLAN

3. BASEMENT FLOOR PLAN BUILDING A 4. GROUND FLOOR PLAN BUILDING A 5. FIRST FLOOR PLAN BUILDING A 6. ROOFTOP FLOOR PLAN BUILDING A 7. GROUND FLOOR PLAN BUILDING B 8. SECOND FLOOR PLAN BUILDING B 9. FIRST FLOOR PLAN BUILDING C 10.GENERAL SECTION A

11.GENERAL SECTION B 12.GENERAL SECTION C

13.CEILING PLAN KAMAR PENGINAPAN 14.LAYOUT PLAN KAMAR PENGINAPAN 15.FLOOR PLAN KAMAR PENGINAPAN 16.POTONGAN A-A’ KAMAR PENGINAPAN 17.POTONGAN B-B’ KAMAR PENGINAPAN 18.CEILING PLAN FUNERAL ROOM

19.LAYOUT PLAN FUNERAL ROOM 20.SECTION PLAN FUNERAL ROOM 21.CEILING PLAN KOLUMBARIUM

22.LAYOUT PLAN MEZANIN KOLUMBARIUM 23.LAYOUT PLAN KOLUMBARIUM

24.FLOOR PLAN MEZANIN KOLUMBARIUM 25.FLOOR PLAN KOLUMBARIUM

26.SECTION PLAN KOLUMBARIUM

27.CEILING PLAN DEPARTEMENT STORE 28.LAYOUT PLAN DEPARTEMENT STORE


(12)

xii

Universitas Kristen Maranatha

29.FLOOR PLAN DEPARTEMENT STORE 30.SECTION PLAN DEPARTMENT STORE 31.DETAIL INTERIOR WALL FUNERAL ROOM 32.DETAIL INTEROR WALL FUNERAL ROOM 33.DETAIL INTERIOR CEILING FUNERAL ROOM 34.DETAIL INTERIOR GLASS STAIRCASE

35.DETAIL INTERIOR GLASS STAIRCASE 36.DETAIL INTERIOR GLASS FLOOR MEZANIN 37.DETAIL INTERIOR LIGHT COLUMN

38.DETAIL INTERIOR LAMP BOX PENGINAPAN 39.DETAIL FURNITURE KURSI FUNERAL ROOM 40.DETAIL FURNITURE KURSI FUNERAL ROOM

41.DETAIL FURNITURE MEJA ALTAR FUNERAL ROOM 42.DETAIL FURNITURE ASH CABINET

43.DETAIL FURNITURE ASH CABINET 44.DETAIL FURNITURE URN DISPLAY 45.DETAIL FURNITURE MEJA FLORIST 46.DETAIL FURNITURE MEJA FLORIST 47.DETAIL FURNITURE CONSOLE 48.PERSPEKTIF 1

49.PERSPEKTIF 2 50.MATERIAL 51.Data Pribadi


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kematian memiliki banyak arti tergantung dari sudut pandang masing – masing individu melihatnya. Kematian sendiri sering dikaitkan dengan hal – hal mistis supranatural. Menurut PP No 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis Serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia, kematian diputuskan bila aktifitas otak sudah berhenti melalui alat

elektro-encepalograf.

Sudut pandang kematian pada umumnya mengacu kepada suatu keadaan ketika kehidupan di dunia fana telah berakhir dan dipercaya mereka yang telah tiada menuju ke kehidupan baru. Upacara kematian menjadi momen terakhir yang digunakan untuk memberikan penghormatan bagi mereka yang telah tiada. Berbeda dengan momen kelahiran yang disambut dengan suka cita, kematian menjadi momen yang harus terjadi namun penuh duka cita. Seperti kutipan berikut, “ Death is perhaps the greatest blessing of human beings, no one knows and yet everyone fears as if he knew with absolute certainty that the worst of evil ” ( Socrates, 470 BC ). Kematian

adalah karunia terbesar namun mereka yang tidak tahu justru takut dan menghubungkannya dengan hal – hal mistis.

Wadah ruang yang memfasilitasi kejadian duka cita ini di sebut rumah duka. Rumah duka di Bandung memang sudah banyak namun dari segi estetis kurang memadai. Rancangan rumah duka di Bandung rata – rata hanya menyediakan ruang persemayaman berupa ruang berbentuk persegi panjang. Dinding dan plafon di cat putih dan keramik dengan warna senada. Untuk fasilitas perawatan jenazah, tidak terstandarisasi. Air yang digunakan untuk memandikan dan membersihkan jenazah menggunakan air ledeng dan dibuang melalui pembuangan tanpa melalui proses filterisasi. Fasilitas kremasi di Bandung hanya satu, yakni di Cikadut. Jarak tempuh


(14)

2

yang jauh dari rumah duka dan lalu lintas yang padat menjadi kendala untuk mengakses tempat kremasi ini.

Rumah duka merupakan tempat bertemunya antara konsumen yang membutuhkan pelayanan kedukaan dengan pihak penyedia jasa layanan kedukaan. Konsumen yang datang dalam kondisi sikologis yang kurang stabil. Suasana rumah duka yang gelap, suram dan dingin dapat memperburuk keadaan. Dibutuhkan peran desain interior dalam merancang rumah duka agar bias memberikan dampak positif. Perancangan rumah duka sebaiknya bisa memberikan efek psikologi yang menenangkan dan dapat mengurangi kesedihan bagi keluarga yang di tinggalkan. Selain itu rancangan rumah duka berdampak positif bagi petugas rumah duka sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan efektifitas kerja.

Petugas rumah duka di Bandung kerap kali pekerjaannya terhambat karena sirkulasi rumah duka yang kerap membingungkan dan tidak adanya jalur khusus untuk mereka. Tidak adanya ruang khusus bagi petugas mengakibatkan petugas berkeliaran di sekitar ruang duka dan terkadang mengganggu prosesi ibadah. Hal ini berdampak kepada kualitas kerja para petugas. Diperlukan perhatian terkait ruang yang disediakan bagi petugas ini guna meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kualitas kerja para petugas.

Pada era moderniasasi seperti sekarang ini, masyarakat kota sudah lebih mengandalkan layanan pemakaman kepada lembaga atau jasa penyedia layanan pemakaman untuk mengurusi hal – hal yang berhubungan dengan rumah duka. Jenis pelayanan yang disediakan antara lain ruang duka, jasa memandikan dan merias jenazah, penyediaan peti jenazah, pengurusan lahan kuburan, dan jasa kremasi.

Jasa rumah duka sendiri saat ini diharapkan lebih memadai dan baik dari segi kebersihan, pencahayaan yang baik, sirkulasi zoning dan blocking yang baik, serta gaya rancangan yang bergaya modern dan dapat menghilangkan kesan seram yang selama ini melekat pada rumah duka pada umumnya.


(15)

3

Rumah duka di Bandung saat ini lebih banyak digunakan untuk etnis dan agama tertentu saja. Pemanfaatan ruang duka sendiri saat ini dibutuhkan juga bagi kalangan umum. Pemanfaatan jasa rumah duka kini tidak hanya ruang persemayaman bagi agama tertentu saja. Pelayanan rumah duka kini difokuskan kepada layanan persiapan jenazah yang dibutuhkan masyarakat secara umum. Maka dari itu diperlukan perancangan rumah duka yang membangun suasana netral dimana pemanfaatan ruangnya dapat dimanfaatkan secara umum.

1.2Gagasan Rancangan

Perancangan rumah duka saat ini masih minim dan kurang mendapat perhatian. Padahal pelayanan rumah duka di tuntut untuk cepat, akurat dan lengkap. Rumah duka di tuntut memiliki fasilitas lengkap namun lembaga ini biasanya hanya menyediakan ruang dukanya saja dan berkerja sama lagi dengan pihak luar seperti perkuburan, krematorium, jasa pengawetan, jasa penyedia peti, kios peralatan sembayang dan sebagainya. Semuanya terpencar dan mengandalkan sarana komunikasi telefon untuk berhubungan satu sama lain.

Perancangan rumah duka yang memiliki fasilitas lengkap untuk memfasilitasi jenazah, keluarga, pelayat dan karyawan dirasa penting demi meningkatkan efektivitas waktu dan kemudahan akses saat ada yang meninggal. Diperlukan reancangan rumah duka dengan konsep one stop dimana konsumen mendapatkan semua layanan yang berhubungan dengan kematian dalam satu tempat singgah.

Fasilitas jenazah sangat penting karena meski mereka sudah tiada namun mereka juga user yang seharusnya di perlakukan dengan layak. Fasilitas bagi jenazah diantaranya jasa untuk memandikan jenazah, jasa pengawetan jenazah, jasa merias jenazah dan ruang persemayaman.

Fasilitas untuk pihak keluarga sangatlah penting. Mereka yang sedang berduka memiliki suasana hati yang cenderung labil namun di tuntut untuk bisa mengurus segalah administrasi jenazah. Fasilitas bagi pihak keluarga harus dapat


(16)

4

membuat mereka merasa nyaman dan tenang meski berada diruang dengan atmosfer berduka. Fasilitas pendukung yang ditujukan bagi pihak keluarga diantaranya penginapan, restoran, area taman berupa memorial park.

Salah satu jenis user di pelayanan rumah duka adalah pelayat. Pelayat merupakan user yang datang saat diadakannya ibadah kematian. User ini datang dalam jumlah banyak dan durasi yang singkat. Dibutuhkan ruang persemayaman dengan kapasitas yang besar.

Fasilitas bagi pegawai sangatlah penting guna meningkatkan efektivitas kerja dan menjaga kesehatan mereka. Disinilah peran desain interior harus bisa memfasilitasi kegiatan yang ada di rumah duka. Hal – hal yang harus di perhatikan dalam perancangan rumah duka antara lain zoning & blocking karena terdapat 3 jenis user, yakni jenazah, keluarga dan karyawan yang bekerja di rumah duka tersebut.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang seperti diatas, maka permasalah dalam karya desain ini dapat dirumuskan menjadi :

1. Bagaimana merancang rumah duka dengan fasilitas lengkap bagi masyarakat umum ?

2. Bagaimana menyediakan dan merancang fasilitas pendukung yang dapat mengakomodir kegiatan keluarga yang sedang berduka ?

3. Bagaimana merancang rumah duka dengan sirkulasi yang baik sehingga meningkatkan efektifitas kerja petugas rumah duka ?

1.4Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan rumah duka ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat rancangan rumah duka dengan beberapa fasilitas pendukung yang dapat menunjang aktifitas pihak keluarga jenazah.


(17)

5

2. Membuat rancangan rumah duka secara netral dan bisa digunakan bagi masyarakat secara umum.

3. Membuat rancangan rumah duka yang dapat meningkatkan kinerja petugas rumah duka.

1.5Manfaat Perancangan

Manfaat dari perancangan rumah duka ini adalah: Manfaat bagi Peneliti / Perancang :

- Dapat merancang sebuah rumah duka modern yang meninggalkan kesan seram rumah duka pada umumnya.

- Memberikan suatu desain yang dapat menginspirasi orang lain.

Manfaat bagi masyarakat :

- Memberikan fasilitas, informasi dan layanan mengenai Layanan

Pemakaman.

- Memberikan kenyamanan dan pelayanan yang dapat mengurangi

rasa duka keluarga yang di tinggalkan.

- Menyediakan fasilitas tambahan yang diharapkan dapat

menyalurkan rasa duka keluarga yang bersedih.

1.6Ruang Lingkup Perancangan

Perancangan rumah duka ini meliputi :

 Lobby

Sebuah ruang yang luasannya cukup besar sebagai bertemunya antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan rumah duka. Ruang ini juga sebagai area penurunan jenazah dari mobil dan penerimaan jenazah kepada pihak penyedia jasa layanan rumah duka.


(18)

6

Mortuary Department Store

Area dengan luasan cukup besar berfungsi sebagai area komersil. Area ini menjual berbagai barang dan jasa yang berhubungan dengan kegiatan upacara kematian. Barang dan jasa yang disediakan antara lain florist, coffin

showroom, urn gallery, mortuary worship equipment, bakery and pastry dan mini mart.

 Pusat Informasi

Suatu area tempat bertemunya konsumen dengan pihak penyedia jasa layanan rumah duka yang siap memberikan informasi, gambaran dan rincian

pelayanan kematian.

 Ruang Administrasi

Sebuah ruang bersifat kantor yang mengurusi administrasi yang berhubungan dengan pelayanan kematian .

 Kantor

Ruang kerja yang ditujukan bagi jajaran pimpinan layanan jasa pemakaman.

 Bank Arsip

Sebuah ruang yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan data berupa akta kematian jenazah. Akta kematian seseorang akan disimpan didalam bank arsip dengan durasi penyimpanan selama 10 – 15 tahun.

 Ruang Transisi

Ruang yang difungsikan sebagai tempat peletakkan jenazah yang baru saja datang dan ruang bagi jenazah yang belum menyelesaikan proses administrasi.


(19)

7

 Ruang Memandikan Jenazah

Ruang yang difungsikan sebagai tempat pemandian jenazah. Di ruang ini tiga orang petugas ditugaskan untuk memandikan seorang jenazah. Ruang ini harus dilengkapi dengan exhaust fan untuk mengatur sirkulasi udara dan sistem air yang terus mengalir untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

 Ruang Pengawetan Jenazah

Ruang yang digunakan petugas untuk melakukan proses pengawetan pada jenazah.

 Ruang Persiapan Jenazah

Ruang yang difungsikan untuk merias dan mendandani jenazah sebelum dimasukkan kedalam peti.

 Ruang Duka

Ruang yang berfungsi sebagai tempat peletakkan jenazah yang telah di masukkan ke peti dan sudah bisa dikunjungi oleh sanak saudara dan rekan sejawat. Biasanya jenazah yang sudah masuk ke ruang ini akan didoakan dan diperlakukan sesuai dengan adat dan kepercayaan masing – masing konsumen.

 Ruang Crematorium

Ruang yang berfungsi untuk mengkremasi jenazah. Jenazah akan dibakar hingga menjadi abu.

 Ruang Kolombarium

Ruang yang berfungsi menyimpan abu jenazah yang sudah disimpan kedalam guci dan disusun di dalam lemari kaca.


(20)

8

 Rooftop Restaurant

Ruangan dengan luasan yang besar yang berfungsi sebagai tempat makan.

 Penginapan

Ruangan berupa kamar-kamar yang ditujukan kepada keluarga untuk beristirahat.

 Balai Pelatihan Rias Jenazah

Ruang dengan besaran yang cukp luas dan berfungsi untuk mengedukasi masyarakat tentang tatacara mempersiapkan jenazah terutama merias jenazah.

Memorial park and memorial theatre

Merupakan taman yang dirancang untuk mendisplay nama – nama dari mereka yang telah tiada dan pencapaian yang almarhum/almarhumah capai selama hidup . Menjadi area bagi keluarga untuk bernostalgia dengan almarhum/almarhumah. Juga disediakan area berupa mini theater yang memutar cerita, foto kenangan dan berbagai memori almarhum/almarhumah.

 Gudang

 ATM Center

Ruang yang berisi beberapa mesin ATM dari berbagai lembaga perbankan guna memudahkan transaksi bagi nasabahnya yang sedang berada di rumah duka.

 Toilet

 Garasi mobil Jenazah


(21)

9

1.7Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penyusunan laporan Perancangan Interior Rumah Duka di Bandung yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dari objek perancangan, identifikasi masalah, gagasan rancangan, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan serta sistematika penulisan yang akan digunakan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan mengenai landasan teori dalam mendesain rumah duka , definisi mengenai objek perancangan, standar-standar kebutuhan ruang dan ergonomi ruang kerja.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Bab ini mendeskripsikan mengenai proyek perancangan yang akan dikerjakan, site bangunan yang akan dipakai, analisis daerah sekitar site, studi banding fungsi sejenis, programming serta implementasi konsep yang akan digunakan dalam perancangan.

BAB IV PERANCANGAN ONE STOP MORTUARY DI BANDUNG

Bab ini menjelaskan proses perancangan ONE STOP MORTUARY di Bandung dan hubungannya dengan konsep yang di angkat secara khusus. Pada bab ini pula dijabarkan detil perancangan ONE STOP MORTUARY di Bandung.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat setelah melakukan studi tentang rumah duka dan perancangan ONE STOP MORTUARY.


(22)

108

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Perancangan rumah duka dengan sifat one stop ini menjadi alternatif bagi gaya pelayanan rumah duka. Pelayanan rumah duka akan menjadi lebih cepat dan efisien apabila semua layanannya berada dalam satu area yang sama.

Perancangan rumah duka ini melalui proses observasi dan wawancara yang mendalam kepada orang – orang yang memang telah berpengalaman di bidang jasa pelayanan rumah duka dan pemakaman. Studi literatur menjadi tantangan karena sulit mendapati sumber pustaka yang membahas perancangan rumah duka.

Dalam proses perancangan ini, perancang menemukan beberapa kendala. Kendala yang paling besar adalah lokasi site yang berada pada dataran tinggi sehingga elevasi lantai di bangunan menjadi beragam. Kendala tersebut dapat diatasi dengan menambahkan fasilitas ramp dan anak tangga. Kendala lain adalah mengenai standar ruang untuk perlakuan jenazah. Perlakuan jenazah harus bersih dan memperhatikan sirkulasi air yang digunakan. Proses perlakuan jenazah tertutup bagi umum karena dikhawatirkan penyebaran virus dan bakteri yang terdapat pada tubuh jenazah. Penanganan jenazah haruslah menggunakan tenaga professional. Dalam perancangan rumah duka ini, area perlakuan jenazah diletakkan dilantai basement dan tertutup bagi umum. Petugas yang hendak bekerja dibidang perlakuan jenazah pun memiliki ruang khusus untuk melakukan desinfektasi saat memasuki maupun keluar dari area perlakuan jenazah.

Konsep perancangan dipilih mengenai semangat musim semi. Maksud dari konsep ini adalah melalui peran desainer interior dalam merancang suatu ruang dapat memberikan dampak positif bagi user yang sedang berduka. Melalui


(23)

109

Universitas Kristen Maranatha

pemilihan warna, material, pola, tekstur dan penempatan ruang yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup dari user yang menggunakan ruang tersebut.

5.2 SARAN

Perancangan rumah duka memberikan pengalaman berbeda dari merancang proyek lainnya. Diperlukan kesabaran dan pendekatan kepada nara sumber yang beragam. Pencarian fasilitas yang cocok menjadi tantangan tersendiri.

Saat merancang rumah duka diperlukan pengamatan khusus bagi user khususnya pihak keluarga. Sulit mendapati data wawancara dari pihak keluarga yang sedang berduka. Diperlukan kesabaran dan kejelian dalam mengamati kegiatan yang berlangsung dirumah duka.

Perancangan rumah duka secara umum memang belum menjadi tren saat ini karena masih berbenturan dengan adat dan budaya sekitar. Namun di kota besar seperti Jakarta sudah sangat diperlukan. Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia juga di kemudian hari akan membutuhkan pelayanan rumah duka dengan space netral seperti ini.


(24)

110

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Abercombrie,Stainley. 2000. A Philosophy of Principle Design . Canada : John Wiley and Sons, Inc

Jeong, Kwang –Young. 2003. In Detail 05 interior design detail hospital . Seoul : ARCHIWORLD Co., Ltd

Lege, Lucas. 1989. Pandangan Kristen tentang Dunia dan Manusia. Flores : Nusa Indah

Kubler – Ross, Elisabeth. 1998. On Death and Dying. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Larough, Vox. 1986. Di Balik Kematian. Flores : Arnoldus Ende

Gainsborough, John dan Hugh. 1964. Principle of Hospital Design. Bangladesh : Architectural Press

Panero, Julius dan Martin Zelnik. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta : Erlangga

Tugas Akhir “Krematorium di Semarang” tahun 1989 Universitas Katolik Soegijapranata oleh Andi Suntoso, MM Nike Muryati, Suryanto Tabrani

WAWANCARA :

 Bpk. Rentje Alfrits Langkun – Direktur Rumah duka St.Carolus , Jakarta

 Bpk. Asep – Kepala kremasi cikadut

 Bpk. Pang – Ketua yayasan Apk Boromeus

 Bpk. Sutanto Teddhy – Pendeta GKI Cimahi

STUDI BANDING :

Rumah Duka St.Carolus, Jakarta

Rumah Duka Oasis, Tangerang

Rumah Duka Heaven, Jakarta

Rumah Duka Yayasan Priangan (Nana Rohana), Bandung

Rumah Duka Bumi Baru, Bandung


(1)

7

Universitas Kristen Maranatha  Ruang Memandikan Jenazah

Ruang yang difungsikan sebagai tempat pemandian jenazah. Di ruang ini tiga orang petugas ditugaskan untuk memandikan seorang jenazah. Ruang ini harus dilengkapi dengan exhaust fan untuk mengatur sirkulasi udara dan sistem air yang terus mengalir untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

 Ruang Pengawetan Jenazah

Ruang yang digunakan petugas untuk melakukan proses pengawetan pada jenazah.

 Ruang Persiapan Jenazah

Ruang yang difungsikan untuk merias dan mendandani jenazah sebelum dimasukkan kedalam peti.

 Ruang Duka

Ruang yang berfungsi sebagai tempat peletakkan jenazah yang telah di masukkan ke peti dan sudah bisa dikunjungi oleh sanak saudara dan rekan sejawat. Biasanya jenazah yang sudah masuk ke ruang ini akan didoakan dan diperlakukan sesuai dengan adat dan kepercayaan masing – masing konsumen.

 Ruang Crematorium

Ruang yang berfungsi untuk mengkremasi jenazah. Jenazah akan dibakar hingga menjadi abu.

 Ruang Kolombarium

Ruang yang berfungsi menyimpan abu jenazah yang sudah disimpan kedalam guci dan disusun di dalam lemari kaca.


(2)

Universitas Kristen Maranatha  Rooftop Restaurant

Ruangan dengan luasan yang besar yang berfungsi sebagai tempat makan.

 Penginapan

Ruangan berupa kamar-kamar yang ditujukan kepada keluarga untuk beristirahat.

 Balai Pelatihan Rias Jenazah

Ruang dengan besaran yang cukp luas dan berfungsi untuk mengedukasi masyarakat tentang tatacara mempersiapkan jenazah terutama merias jenazah.

Memorial park and memorial theatre

Merupakan taman yang dirancang untuk mendisplay nama – nama dari mereka yang telah tiada dan pencapaian yang almarhum/almarhumah capai selama hidup . Menjadi area bagi keluarga untuk bernostalgia dengan almarhum/almarhumah. Juga disediakan area berupa mini theater yang memutar cerita, foto kenangan dan berbagai memori almarhum/almarhumah.

 Gudang

 ATM Center

Ruang yang berisi beberapa mesin ATM dari berbagai lembaga perbankan guna memudahkan transaksi bagi nasabahnya yang sedang berada di rumah duka.

 Toilet

 Garasi mobil Jenazah


(3)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.7Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penyusunan laporan Perancangan Interior Rumah Duka di Bandung yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dari objek perancangan, identifikasi masalah, gagasan rancangan, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan serta sistematika penulisan yang akan digunakan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan mengenai landasan teori dalam mendesain rumah duka , definisi mengenai objek perancangan, standar-standar kebutuhan ruang dan ergonomi ruang kerja.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Bab ini mendeskripsikan mengenai proyek perancangan yang akan dikerjakan, site bangunan yang akan dipakai, analisis daerah sekitar site, studi banding fungsi sejenis, programming serta implementasi konsep yang akan digunakan dalam perancangan.

BAB IV PERANCANGAN ONE STOP MORTUARY DI BANDUNG

Bab ini menjelaskan proses perancangan ONE STOP MORTUARY di Bandung dan hubungannya dengan konsep yang di angkat secara khusus. Pada bab ini pula dijabarkan detil perancangan ONE STOP MORTUARY di Bandung.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat setelah melakukan studi tentang rumah duka dan perancangan ONE STOP MORTUARY.


(4)

108

Universitas Kristen Maranatha

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Perancangan rumah duka dengan sifat one stop ini menjadi alternatif bagi gaya pelayanan rumah duka. Pelayanan rumah duka akan menjadi lebih cepat dan efisien apabila semua layanannya berada dalam satu area yang sama.

Perancangan rumah duka ini melalui proses observasi dan wawancara yang mendalam kepada orang – orang yang memang telah berpengalaman di bidang jasa pelayanan rumah duka dan pemakaman. Studi literatur menjadi tantangan karena sulit mendapati sumber pustaka yang membahas perancangan rumah duka.

Dalam proses perancangan ini, perancang menemukan beberapa kendala. Kendala yang paling besar adalah lokasi site yang berada pada dataran tinggi sehingga elevasi lantai di bangunan menjadi beragam. Kendala tersebut dapat diatasi dengan menambahkan fasilitas ramp dan anak tangga. Kendala lain adalah mengenai standar ruang untuk perlakuan jenazah. Perlakuan jenazah harus bersih dan memperhatikan sirkulasi air yang digunakan. Proses perlakuan jenazah tertutup bagi umum karena dikhawatirkan penyebaran virus dan bakteri yang terdapat pada tubuh jenazah. Penanganan jenazah haruslah menggunakan tenaga professional. Dalam perancangan rumah duka ini, area perlakuan jenazah diletakkan dilantai basement dan tertutup bagi umum. Petugas yang hendak bekerja dibidang perlakuan jenazah pun memiliki ruang khusus untuk melakukan desinfektasi saat memasuki maupun keluar dari area perlakuan jenazah.

Konsep perancangan dipilih mengenai semangat musim semi. Maksud dari konsep ini adalah melalui peran desainer interior dalam merancang suatu ruang dapat memberikan dampak positif bagi user yang sedang berduka. Melalui


(5)

109

Universitas Kristen Maranatha pemilihan warna, material, pola, tekstur dan penempatan ruang yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup dari user yang menggunakan ruang tersebut.

5.2 SARAN

Perancangan rumah duka memberikan pengalaman berbeda dari merancang proyek lainnya. Diperlukan kesabaran dan pendekatan kepada nara sumber yang beragam. Pencarian fasilitas yang cocok menjadi tantangan tersendiri.

Saat merancang rumah duka diperlukan pengamatan khusus bagi user khususnya pihak keluarga. Sulit mendapati data wawancara dari pihak keluarga yang sedang berduka. Diperlukan kesabaran dan kejelian dalam mengamati kegiatan yang berlangsung dirumah duka.

Perancangan rumah duka secara umum memang belum menjadi tren saat ini karena masih berbenturan dengan adat dan budaya sekitar. Namun di kota besar seperti Jakarta sudah sangat diperlukan. Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia juga di kemudian hari akan membutuhkan pelayanan rumah duka dengan space netral seperti ini.


(6)

110

Universitas Kristen Maranatha BUKU :

Abercombrie,Stainley. 2000. A Philosophy of Principle Design . Canada : John Wiley and Sons, Inc

Jeong, Kwang –Young. 2003. In Detail 05 interior design detail hospital . Seoul : ARCHIWORLD Co., Ltd

Lege, Lucas. 1989. Pandangan Kristen tentang Dunia dan Manusia. Flores : Nusa Indah

Kubler – Ross, Elisabeth. 1998. On Death and Dying. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Larough, Vox. 1986. Di Balik Kematian. Flores : Arnoldus Ende

Gainsborough, John dan Hugh. 1964. Principle of Hospital Design. Bangladesh : Architectural Press

Panero, Julius dan Martin Zelnik. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta : Erlangga

Tugas Akhir “Krematorium di Semarang” tahun 1989 Universitas Katolik Soegijapranata oleh Andi Suntoso, MM Nike Muryati, Suryanto Tabrani WAWANCARA :

 Bpk. Rentje Alfrits Langkun – Direktur Rumah duka St.Carolus , Jakarta

 Bpk. Asep – Kepala kremasi cikadut

 Bpk. Pang – Ketua yayasan Apk Boromeus

 Bpk. Sutanto Teddhy – Pendeta GKI Cimahi STUDI BANDING :

Rumah Duka St.Carolus, Jakarta

Rumah Duka Oasis, Tangerang

Rumah Duka Heaven, Jakarta

Rumah Duka Yayasan Priangan (Nana Rohana), Bandung

Rumah Duka Bumi Baru, Bandung