Perancangan Interior Makerspace Tekstil di Bandung.

(1)

PERANCANGAN INTERIOR MAKERSPACE TEKSTIL DI BANDUNG

Elizabeth Tara, Elliati Djakaria Sutjiawan, Dipl.Ing.,M.Min., Yudita Royandi, ST., S.Ds., M.DS. Etaraclaudia75@gmail.com

Desain Interior

Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha

Jalan Prof. Drg. Surya Sumantri No.65, Bandung, Jawa barat, Indonesia

ABSTRAK

Seiring dengan berkembangnya bidang industri kreatif, potensi untuk turut serta mengambil bagian untuk bisnis di bidang industri kreatif pun semakin terbuka lebar untuk semua orang di Indonesia. Indonesia yang kaya akan kebudayaan dan tradisi juga keanekaragaman hasil alam memberi kesempatan bagi semua orang, baik seniman maupun orang awam untuk terus menggali kreativitas mereka. Ketika kreatifitas sudah mengahasilkan sebuah ide perancangan, kendala selanjutnya ialah bagaimana merealisasikan ide tersebut menjadi barang yang bernilai.

Makerspace inilah salah satu alternatif yang dapat menjadi wadah atau sarana untuk

merealisasikan ide seseorang. Makerspace dinilai dapat digunakan untuk memfasilitasi orang-orang yang ingin menciptakan sesuatu namun terbatas karena kurangnya pengetahuan atau

know-how, tidak memiliki tempat yang memadai, dan tidak memiliki alat atau mesin yang di perlukan.

Perancangan ini bertujuan menghasilkan sebuah makerspace yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat Bandung, pada khususnya, untuk mengolah tekstil dengan maksimal.

Kata kunci : kreatif, makerspace, tekstil

ABSTRACT

Along with the development of the creative industries, the potential to participate and take part to businesses in the creative industries even more wide open for all the people in Indonesia. Indonesia is rich in culture and tradition of diversity of natural products also provide an opportunity for all people, both artists and ordinary people to continue to explore their creativity. When creativity is mengahasilkan a design idea, the next obstacle is how to realize these ideas into valuable goods. Makerspace this is one alternative that can be a container or means to realize one's ideas. Makerspace rated can be used to facilitate those who want to create something but are limited due to lack of knowledge or know-how, does not have an adequate place, and does not have the tools or machines are necessary. This design aims to produce a makerspace that can answer the needs of the people of Bandung, in particular, for treating textiles with a maximum.


(2)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Ide Gagasan Perancangan ... 3

1.4 Tujuan Perancangan ... 4

1.5 Ruang Lingkup Perancangan... ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II MAKERSPACE TEKSTIL 2.1 Makerspace... ... 6

2.1.1 Sejarah Perkembangan Makerspace ... 6

2.1.2 Definisi Makerspace ... 10

2.2 Tekstil ... ... 13

2.2.1 Definisi Tekstil ... 13

2.2.2 Sejarah Industri Tekstil di Indonesia ... 13

2.2.3 Proses Pengolahan Tekstil ... 16

2.3 Makerspace Tekstil 2.3.1 Definisi Makerspace Tekstil ... ... 30


(3)

iv

2.3.3 Standar Pencahayaan ... 36

2.4 Studi Banding 2.4.1 Indoestri ... ...40

2.4.2 DRAFT | Creator Class ... 45

BAB III MAKERSPACE TEKSTIL 3.1Analisa Site ... 47

3.2Analisa Bangunan ... 47

3.3Analisa User ... 51

3.4Flow Activity User ... 51

3.5Analisa Fungsi ... 52

3.6Programming ... 52

3.7Tabel Kebutuhan Ruang ... 53

3.8Konsep ... 60

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR MAKERSPACE TEKSTIL 4.1 Tema Perancangan ... 75

4.2 Konsep Perancangan ... 75

4.3 Perancangan Lobby Makerspace ... 77

4.4 Perancangan Studio...,... 80

4.5 Perancangan Workshop Makerspace ... 82

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 86


(4)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 GeekNesia ………

Gambar 1.2 Neil Gershenfeld ……….. Gambar 1.3 Workspace FabLab Bandung ………...

Gambar 2.1 Hackerspace ……….. 10

Gambar 2.2 Make Magazine ……… 12

Gambar 2.3 Leonard Theosabrata, founder of Indoestri ……….……… 13

Gambar 2.4 Selendang Tenun ……….. 21

Gambar 2.5 Alat Tenun Tradisional ………. 22

Gambar 2.6 Teknik Merajut Tradisional ……….. 23

Gambar 2.7 Topi hasil rajutan ……….. 24

Gambar 2.8 Batik Mega Mendung ……… 25

Gambar 2.9 Proses Batik Tulis ……….. 27

Gambar 2.10 Cap Tembaga ………. 28

Gambar 2.11 Pengrajin Sedang Membatik Lukis ……… 28

Gambar 2.12 Tempat Mencelup dan Membilas Kain ………. 29

Gambar 2.13 Hasil tye-die Pada Kain ……….. 31

Gambar 2.14 Proses Cetak Saring ……… 33

Gambar 2.15 Mesin Jahit ………. 35

Gambar 2.16 Ergonomi Meja dan Kursi ………... 37

Gambar 2.17 Contoh Meja Kerja ……….. 37

Gambar 2.18 Mesin jahit tradisional ………. 38

Gambar 2.19 Mesin jahit high-speed ……… 39

Gambar 2.20 Mesin jahit obras ……… 40


(5)

vi

Gambar 2.22 Facade Indoestri Makerspace ……….. 45

Gambar 2.23 Peserta kelas woodworking ………...46

Gambar 2.24 Peserta dan lecture kelas textile & leather ………...47

Gambar 2.25 Suasana lantai 1 ………48

Gambar 2.26 Suasana workspace lantai 2 ………..49

Gambar 2.27 Metode Pembelajaran ……….. 50

Gambar 2.28 Program dan Biaya ………... 51

Gambar 3.1 Block plan NuArt Sculpture Park... 53

Gambar 3.2 Taman NuArt Sculpture Park... 53

Gambar 3.3 Salah satu patung di Taman NuArt Sculpture Park ...54

Gambar 3.4 Interior galeri NuArt Sculpture Park... 54

Gambar 3.5 Treatment ceiling NuArt Sculpture Park ...55

Gambar 3.6 Permainan Unsur Kayu Pada Interior... 56

Gambar 3.7 Interior lantai 1 galeri ... 57

Gambar 3.8 Bubble Diagram... 58

Gambar 3.9 Zoning-Blocking ...59

Gambar 3.10 Klasifikasi Serat Alam ...63

Gambar 3.11 Klasifikasi Serat Sintetis ...65

Gambar 3.12 Bentuk Umum Penampang Melintang Serat... 68

Gambar 3.13 Bentuk Serat dan diameternya ...70

Gambar 3.14 Serat tenun keranjang ... 72

Gambar 3.15 Serat silang kepar tegak...72

Gambar 3.16 Colour Swatch ...73

Gambar 3.17 Contoh motif tekstur ...73

Gambar 3.18 Panel rotan ...74


(6)

vii

Gambar 3.20 Concrete dan glass ...74

Gambar 3.21 Plat kuningan ...75

Gambar 4.1 Layout Furniture Lobby Makerspace ...80

Gambar 4.2 Perspektif Lobby Makerspace ...80

Gambar 4.3 Perspektif Toko di Lobby Makerspace ...81

Gambar 4.4 Perspektif Lounge di Lobby Makerspace ...81

Gambar 4.5 Layout Furniture Studio ...82

Gambar 4.6 Perspektif Resepsionis Lantai 1 ...83

Gambar 4.7 Perspektif Studio Makerspace ... 83


(7)

Universitas Kristen Maranatha | 1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini bidang industri kreatif sedang berkembang dengan pesat. Potensi untuk bisnis di bidang kreatif masih terbuka luas untuk para semua orang di Indonesia di Indonesia. Indonesia yang kaya akan kebudayaan dan tradisi juga keanekaragaman hasil alam memberi kesempatan bagi semua orang, baik seniman maupun orang awam untuk terus menggali kreativitas mereka. Ibu Euis Saedah, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa industri kreatif merupakan kegiatan usaha yang fokus pada kreasi dan inovasi. Indonesia yang kaya akan budaya serta tradisi bisa menjadi sumber inspirasi untuk berkreativitas.

Kemajuan di bidang teknologi berbanding lurus dengan kemudahan untuk mendapat informasi saat ini, bukanlah hal yang sulit untuk mencari inspirasi dan ide untuk berkreativitas. Namun apa artinya sebuah ide atau gagasan bila tidak diikuti dengan kemampuan untuk mengubahnya menjadi


(8)

Universitas Kristen Maranatha | 2 sesuatu yang memiliki nilai atau daya jual. Itulah yang sering kali menjadi titik henti proses kreativitas seseorang.

Ketika ide perancangan sudah ada, kendala selanjutnya yang seringkali dihadapi ialah sarana untuk merealisasikan ide tersebut. Dalam merealisasikannya seringkali dibutuhkan beberapa hal seperti tempat yang lebih memadai, seorang mentor yang sudah lebih ahli sebagai pembimbing untuk memudahkan proses pembuatan, sebuah komunitas dimana sesama makers dapat berbagi ilmu dan pengalaman, juga alat-alat tertentu sebagai penunjang yang dapat memudahkan proses pembuatan. Hal-hal tersebut itulah yang sulit didapatkan makers, contohnya ketika proses pembuatan sesutau yang tidak memungkinkan untuk di akses di rumah, atau dibutuhkan alat tertentu yang biayanya terlalu tinggi untuk dikerluarkan seorang pemula, dll. Kurangnya kemampuan-kemampuan tersebut yang menghambat makers untuk merealisasikan ide yang ada. Maka dari itu dibutuhkan sarana atau wadah untuk merealisasikannya.

Makerspace dinilai sebagai jalan keluar atau salah satu alternatif untuk

permasalahan ini karena makerspace dinilai dapat mewadahi atau menjadi sarana untuk hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Namun hingga saat laporan ini ditulis, makerspace sendiri belum menjadi fenomena besar yang sudah banyak diketahui dan diminati oleh masyarakat Kota Bandung. Makerspace yang ada di Kota Bandung ialah GeekNesia dan FabLab Bandung. Meskipun tidak mencantumkan kata makerspace dalam namanya, kedua tempat tersebut memiliki hubungan yang erat dengan makerspace, baik dari sejarahnya maupun kegiatan yang berlangsung di dalamnya.

GeekNesia bekerja sama dengan Micorsoft dan Intel menjadi sebuah

makerspace yang bekerja di bidang teknologi yang memiliki kaitan erat

dengan internet. GeekNesia didirikan di Jalan Garuda no 103G, Kota Bandung dengan tujuan membantu makers untuk menciptakan produk dan layanan yang baik dengan menggunakan platform GeekNesia yang dinilai dapat digunakan dengan mudah dan menghemat waktu dalam pengembangan aplikasi yang diciptakan. Geeknesia memiliki visi agar produk lokal Indonesia, khusunya


(9)

Universitas Kristen Maranatha | 3 dalam bidang teknologi dapat menjadi solusi yang nyata dan berarti untuk kebutuhan masyarakat. Selain itu produk-produk yang dihasilkan dapat menjadi produk yang penuh inovasi.

Gambar 1.1 GeekNesia Sumber : www.geeknesia.com

(diunduh pada 11 Nov 2016 ,pukul 21.00 WIB)

Berbeda dengan GeekNesia, Fab Lab memiliki sejarah panjang bahkan jauh sebelum ada di Bandung. FabLab atau Fabrication Laboratory pertama kali dibentuk oleh Neil Gershenfeld dari Center for Bits and Atom,

Massachussets Institute of Technology (MIT) Boston, USA pada tahun 2001.

Gambar 1.2 Neil Gershenfeld Sumber : www.fablabbandung.org (diunduh pada 11 Nov 2016 ,pukul 21.05 WIB)


(10)

Universitas Kristen Maranatha | 4 FabLab merupakan laboratorium fabrikasi digital yang menyediakan beberapa mesin dan alat bantu lain yang dibutuhkan untuk membuat desain, pemodelan, prototyping, mockup, dan sebagainya. Moto dari FabLab adalah “how to make almost anything”. Di FabLab diharapkan kita dapat belajar untuk membuat hampir segalanya. Sebagai laboratorium, FabLab memiliki fungsi untuk membuat prototype teknis untuk memacu inovasi dan penemuan, sekaligus memberi stimulus bagi kewirausahaan lokal. FabLab juga berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar, tempat untuk bermain, yang membentuk lingkungan yang mendorong pengembangan desain dan menciptakan situasi yang tepat dan kondusif untuk mempelajari bagaimana membuat hampir segalanya. Berlokasi di Jalan Raya Kopo no. 78 Kota Bandung, FabLab Bandung sudah berdiri sejak Februari 2015.

Gambar 1.3 Workspace FabLab Bandung Sumber : www.fablabbandung.org (diunduh pada 11 Nov 2016 ,pukul 21.06 WIB)

Dari kedua contoh di atas dapat disimpulkan saat ini kesadaran masyarakat Bandung akan fenomena makerspace masih sangat rendah. Bahkan masih sedikit masyarakat yang tahu dan memanfaatkannya. Dari kedua contoh yang terdapat di Kota Bandung, kita ketahui belum ada pula makerspace yang bekerja di bidang tekstil, maka dari itu dinilai tepat jika makerspace tekstil ini


(11)

Universitas Kristen Maranatha | 5 dapat mewadahi kebutuhan masyarakat Kota Bandung untuk merealisasikan ide mereka.

1.2 Identifikasi Masalah

Mengacu kepada latar belakang yang sudah dilampirkan sebelumnya, maka dapat dibuat identifikasi masalahnya sebagai berikut;

Dibutuhkan sebuah sarana yang dapat menyediakan baik ilmu atau know-how maupun fasilitas seperti alat dan mesin untuk mewadahi orang-orang yang ingin merealisasikan idenya dan berkarya dalam bidang teksil dan pengolahannya.

 Di zaman yang serba instan ini orang terkadang melupakan pentingnya sebuah proses, sedangkan proses ialah faktor penting dalam menciptakan sesuatu. Maka dari itu diperlukan sebuah sarana belajar informal yang tidak membutuhkan waktu banyak namun tidak menghilangkan nilai-nilai penting dalam menciptakan sesuatu.

 Bagi orang awam yang baru akan mencoba menciptakan sesuatu, banyak halangan yang di rasakan seperti pengetahuan teori yang terbatas, tidak adanya tempat, alat atau mesin yang dibutuhkan, tidak mengerti cara menggunakan alat atau mesin, tidak tahu dimana harus membeli bahan yang akan diolah. Masalah-masalah inilah yang ingin diselesaikan dalam perancangan ini.

1.3 Ide Gagasan Perancangan

Perancangan makerspace ini diharapkan dapat digunakan untuk memfasilitasi orang-orang yang ingin menciptakan sesuatu namun terbatas karena kurangnya pengetahuan atau know-how, tidak memiliki tempat yang memadai, dan tidak memiliki alat atau mesin yang di perlukan. Selain itu juga dengan adanya makerspace diharapkan dapat merangasang kreativitas semua orang untuk menciptakan sesuatu. Di makerspace ini juga para pengguna dapat saling berbagi ilmu dan menciptakan komunitas kreatif bersama. Adapun fasilitas yang dirancangkan ada dalam makerspace ini ialah workspace dan


(12)

Universitas Kristen Maranatha | 6 studio yang mempelajari keanekaragamana tekstil Indonesia, cara pengolahannya, serta pemanfataannya menjadi barang yang mempunyai nilai. Seperti contohnya kelas membatik berbagai macam batik di Indonesia, kelas

natural dyeing techinique, kelas menenun, kelas menjahit, dan kelas fabric manipulation making. Serta additional kelas lainnya yang berhubungan dengan

tekstil maupun cara pengolahannya.

Sedangkan untuk interior bangunan secara garis besar bergaya modern. Hal ini dimaksudkan karena gaya modern dinilai dapat menjadi wadah yang mudah diterima oleh masyarakat awam terutama anak muda yang menjadi target pasar dari makerspace ini sendiri. Jika konten atau kegiatan dalam makerspace dinilai mengangkat nilai-nilai tradisional Indonesia dalam bidang tekstil, desain interior yang bergaya modern diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara ketertarikan anak muda terhadap nilai-nilai tradisional tersebut. Jika sesuatu yang berbau tradisional kadang terkesan tidak menarik atau membosankan, makerspace ini diharapkan dapat menjadi tempat dimana unsur

modern dapat berharmonisasi dengan baik dengan unsur tradisional

menghasilkan sesuatu yang tidak saja menarik namun juga memiliki nilai-nilai. Gaya modern dalam desain interior pertama kali dikenal dengan ciri desain yang simple, bersih, fungsional, stylish dan mengikuti perkembangan zaman dan gaya hidup. Gaya modern juga seringkali ditopang oleh kemajuan teknologi, dimana banyak hal yang sebelumnya tidak bisa dibuat dan didapatkan menjadi tersedia dan mudah di dapat oleh banyak orang. Gaya modern seringkali ditandai dengan free space yang luas, penggunaan warna-warna primer yang netral serta bentukan geometris dasar dengan garis-garis yang fungsional, baik pada bentuk arsitektur bangungan, pengolahan sirkulasi ruang hingga pemilihan furniturnya.

1.4 Rumusan Masalah

 Bagaimana menciptakan tempat yang dapat menjawab kebutuhan para desainer maupun orang awam untuk merealisasikan ide perancangan mereka berhubungan dengan tekstil dan pengolahannya?


(13)

Universitas Kristen Maranatha | 7 Bagaimana menciptakan makerspace dengan gaya modern namun tetap

memiliki nilai-nilai tradisional?

1.5 Tujuan Perancangan

Dalam perancangan makerspace ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, diantaranya yaitu :

Merancang sebuah makerspace yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat Bandung dalam merealisasikan idenya sendiri dalam menciptakan sesuatu khususnya yang berhubungan dengan bidang tekstil.

Merancang makerspace dengan gaya modern yang nyaman dan tidak membosankan agar pengguna dapat menikmati proses menciptakan suatu karya dalam jangka waktu yang cukup lama.

1.6 Ruang Lingkup Perancangan

Dimaksudkan agar perancangan lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang semula ditetapkan, maka perancangan hanya mencakup

lobby, area workspace, area studio, dan café.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan penelitian ini, yaitu : BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, ide gagasan perancangan, tujuan perancangan, manfaat perancangan, dan ruang lingkup perancangan.

BAB 2 STUDI LITERATUR MAKERSPACE TEKSTIL

Bab ini berisi pengertian, teori pendukung tentang makerspace dan tekstil, standar ergonomi studio, serta studi banding yang sudah dilakukan terkait objek perancangan.


(14)

Universitas Kristen Maranatha | 8 BAB 3 DESKRIPSI PROYEK PERANCANGAN MAKERSPACE TEKSTIL Bab ini berisi analisa fisik dan fungsi dari objek perancangan, identifikasi user, struktur organisasi, flow activity, dan zoning blocking ruangan pada objek perancangan.

BAB 4 PERANCANGAN INTERIOR MAKERSPACE TEKSTIL

Bab ini berisi hasil perancangan akhir dari Makerspace tekstil yang telah dijabarkan pengertiannya di bab-bab sebelumnya. Tema perancangan, konsep perancangan, baik konsep bentuk, warna, material,dll hingga pengaplikasiannya pada setiap interior ruangan dilampirkan pada bab ini.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya mengenai perancangan makerspace tekstil dan hasil akhir perancangan tersebut.


(15)

Universitas Kristen Maranatha | 86

BAB 5 KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Untuk menerapkan tema harmonisasi tradisional dan modern dengan konsep serat dilakukan dengan memberikan elemen-elemen desain seperti anyaman serat bambu pada lampu gantung, bentuk anyaman rotan yang diaplikasikan dengan cutting laser pada plat kuningan untuk menciptakan kesan modern, serta penggunaan bentuk-bentuk geometris yang identik dengan gaya modern seperti treatment pada dinding serta penggunaan

furniture display yang bermain dengan potongan-potongan garis geometris,

sebagai penyeimbang bentukan garis-garis geometris yang kaku, diberikan bentuk organis pada pola lantai, island display, panel resepsionis dan meja


(16)

Universitas Kristen Maranatha | 87 resepsionis yang diadaptasi dari bentuk dog bone atau kacang. Permainan bentuk organis dan geometris mendukung satu sama lain dengan porsi yang pas sehingga ruangan tidak terasa kaku. Penggunaan desain elemen warna menggunakan warna-warna bumi atau earth tone yang netral sebagaimana dari serat alami itu sendiri, penggunaan warna yang netral seperti abu-abu dan putih juga membangun kesan modern pada perancangan makerspace ini.


(17)

PERANCANGAN INTERIOR

MAKERSPACE TEKSTIL DI BANDUNG

PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Dibuat dan Disusun Untuk Menyelesaikan Studi Sarjana Strata 1 Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain

Oleh:

Eizabeth Tara Claudia 1263091

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA


(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas pertolongan dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Interior Makerspace Tekstil di Bandung” tepat pada waktunya.

Penulisan makalah laporan perancangan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhir pada Fakultas Seni Rupa dan Desain, jurusan Desain Interior di Universitas Kristen Maranatha. Penulisan laporan ini dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber data primer melalui observasi penulis pada tempat-tempat yang menjadi studi banding maupun data sekunder berupa literatur-literatur yang membahas mengenai jenis tekstil, cara pengolahannya, kekayaan tekstil tradisional Indonesia, definisi atau pengertian mengenai makerspace dan lain-lain yang diperoleh dari buku maupun data- data terkredibilitas dari internet.

Penulis menyadari makalah laporan perancangan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi terwujudnya laporan yang lebih baik. Walaupun demikian, penulis berharap makalah laporan perancangan ini dapat berguna bagi orang yang tertarik untuk mengeerti lebih mengenai makerspace khususnya tekstil.

Dalam penulisan makalah ini banyak hambatan yang dihadapi penulis, akan tetapi berkat adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka makalah laporan perancangan ini dapat diselesaikan pula. Dari pada itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

 Ibu Irena V.G. Fajarto, S.T., MCom. selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

 Bapa Erwin Ardianto Halim, S.Sn., MFA. selaku Ketua Jurusan Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

 Ibu Elliati Djakaria S.Dipl. Ing., M.Min dan Ibu Yudita Royandi, ST., S.Ds., M.Ds. selaku dosen pembimbing yang sangat membantu dalam setiap proses dari awal perancangan, pencarian konsep, dan dalam setiap sidang, hingga akhirnya telah rampung semuanya.


(19)

 Untuk keluarga yang selalu ada dan tidak berhenti memberi dukungan baik secara materiil maupun non-materiil, yang kepercayaannya pada penulis menjadi semangat tersendiri bagi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

 Juga teman-teman para pejuang Sarjana Seni lainnya, Astrid Nidiawaty yang siap sedia 24 jam untuk menjawab pertanyaan penulis, selalu berusaha membantu penulis dalam banyak hal termasuk dalam mengambil keputusan, teman begadang, teman makan, teman main, teman nangis, teman ketawa selama proses yang panjang ini, juga untuk Jeff Gabriel, Rio Stefanus, Ko Samuel, Reza Octora, anak-anak ambisius yang menularkan semangat yang positif bagi penulis dan terus memacu untuk maju, serta teman-teman lainnya yang tidak disebut satu-persatu,

Penulis berharap agar makalah laporang perancangan ini dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu seni rupa dan desain.

Bandung, Desember 2016


(20)

Universitas Kristen Maranatha | 88

Daftar Pustaka

Anonim, 2016. Mengenal Panjang, Bentuk dan Diameter Serat Tekstil.

www.teknologitekstil.com/mengenal-panjang-bentuk-dan-diameter-serat-tekstil/. Akses tanggal 1 Oktober 2016.

Anonim, 2016. Klasifikasi Serat Tekstil. www.teknologitekstil.com/tekstil/contoh-serat-tekstil/. Akses tanggal 1 Oktober 2016.

Barden, Betty. 2008. The Embroidery Stitch Bible. Singapore : Page One Publishing Pte. Ltd

Gillow, John. 1992. Traditional Indonesian Textiles. London : Thames and Hudson Ltd.

Rajasa, Okke Hatta. 2010. Tenun. Jakarta Selatan : Cita Tenun Indonesia.

Rinne, Melissa M. 2007. Masters of Bamboo. Tokyo : Asian Art Museum of San Francisco.

Roslund, Samantha. 2016. Makerspaces (21st Century Skills Innovation Library: Makers As Innovators). Cherry Lake Publishing.

Sudduth, Billie Ruth. 1999. Baskets, A Book for Makers and Collector. Cincinnati : North Light Books F&W Publication, Inc.


(1)

Universitas Kristen Maranatha | 86 BAB 5

KESIMPULAN 5.1 Simpulan

Untuk menerapkan tema harmonisasi tradisional dan modern dengan konsep serat dilakukan dengan memberikan elemen-elemen desain seperti anyaman serat bambu pada lampu gantung, bentuk anyaman rotan yang diaplikasikan dengan cutting laser pada plat kuningan untuk menciptakan kesan modern, serta penggunaan bentuk-bentuk geometris yang identik dengan gaya modern seperti treatment pada dinding serta penggunaan

furniture display yang bermain dengan potongan-potongan garis geometris,

sebagai penyeimbang bentukan garis-garis geometris yang kaku, diberikan bentuk organis pada pola lantai, island display, panel resepsionis dan meja


(2)

Universitas Kristen Maranatha | 87 resepsionis yang diadaptasi dari bentuk dog bone atau kacang. Permainan bentuk organis dan geometris mendukung satu sama lain dengan porsi yang pas sehingga ruangan tidak terasa kaku. Penggunaan desain elemen warna menggunakan warna-warna bumi atau earth tone yang netral sebagaimana dari serat alami itu sendiri, penggunaan warna yang netral seperti abu-abu dan putih juga membangun kesan modern pada perancangan makerspace ini.


(3)

PERANCANGAN INTERIOR

MAKERSPACE TEKSTIL DI BANDUNG

PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Dibuat dan Disusun Untuk Menyelesaikan Studi Sarjana Strata 1 Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain

Oleh:

Eizabeth Tara Claudia 1263091

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas pertolongan dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Interior Makerspace Tekstil di Bandung” tepat pada waktunya.

Penulisan makalah laporan perancangan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhir pada Fakultas Seni Rupa dan Desain, jurusan Desain Interior di Universitas Kristen Maranatha. Penulisan laporan ini dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber data primer melalui observasi penulis pada tempat-tempat yang menjadi studi banding maupun data sekunder berupa literatur-literatur yang membahas mengenai jenis tekstil, cara pengolahannya, kekayaan tekstil tradisional Indonesia, definisi atau pengertian mengenai makerspace dan lain-lain yang diperoleh dari buku maupun data- data terkredibilitas dari internet.

Penulis menyadari makalah laporan perancangan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi terwujudnya laporan yang lebih baik. Walaupun demikian, penulis berharap makalah laporan perancangan ini dapat berguna bagi orang yang tertarik untuk mengeerti lebih mengenai makerspace khususnya tekstil.

Dalam penulisan makalah ini banyak hambatan yang dihadapi penulis, akan tetapi berkat adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka makalah laporan perancangan ini dapat diselesaikan pula. Dari pada itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

 Ibu Irena V.G. Fajarto, S.T., MCom. selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

 Bapa Erwin Ardianto Halim, S.Sn., MFA. selaku Ketua Jurusan Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

 Ibu Elliati Djakaria S.Dipl. Ing., M.Min dan Ibu Yudita Royandi, ST., S.Ds., M.Ds. selaku dosen pembimbing yang sangat membantu dalam setiap proses dari awal perancangan, pencarian konsep, dan dalam setiap sidang, hingga akhirnya telah rampung semuanya.


(5)

 Untuk keluarga yang selalu ada dan tidak berhenti memberi dukungan baik secara materiil maupun non-materiil, yang kepercayaannya pada penulis menjadi semangat tersendiri bagi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

 Juga teman-teman para pejuang Sarjana Seni lainnya, Astrid Nidiawaty yang siap sedia 24 jam untuk menjawab pertanyaan penulis, selalu berusaha membantu penulis dalam banyak hal termasuk dalam mengambil keputusan, teman begadang, teman makan, teman main, teman nangis, teman ketawa selama proses yang panjang ini, juga untuk Jeff Gabriel, Rio Stefanus, Ko Samuel, Reza Octora, anak-anak ambisius yang menularkan semangat yang positif bagi penulis dan terus memacu untuk maju, serta teman-teman lainnya yang tidak disebut satu-persatu,

Penulis berharap agar makalah laporang perancangan ini dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu seni rupa dan desain.

Bandung, Desember 2016


(6)

Universitas Kristen Maranatha | 88 Daftar Pustaka

Anonim, 2016. Mengenal Panjang, Bentuk dan Diameter Serat Tekstil. www.teknologitekstil.com/mengenal-panjang-bentuk-dan-diameter-serat-tekstil/. Akses tanggal 1 Oktober 2016.

Anonim, 2016. Klasifikasi Serat Tekstil. www.teknologitekstil.com/tekstil/contoh-serat-tekstil/. Akses tanggal 1 Oktober 2016.

Barden, Betty. 2008. The Embroidery Stitch Bible. Singapore : Page One Publishing Pte. Ltd

Gillow, John. 1992. Traditional Indonesian Textiles. London : Thames and Hudson Ltd.

Rajasa, Okke Hatta. 2010. Tenun. Jakarta Selatan : Cita Tenun Indonesia.

Rinne, Melissa M. 2007. Masters of Bamboo. Tokyo : Asian Art Museum of San Francisco.

Roslund, Samantha. 2016. Makerspaces (21st Century Skills Innovation Library: Makers As Innovators). Cherry Lake Publishing.

Sudduth, Billie Ruth. 1999. Baskets, A Book for Makers and Collector. Cincinnati : North Light Books F&W Publication, Inc.