Pengaruh Norma Subjectif Personal Attitude, Percived Behavior Control dan Aspek Psikologi Terhadap Minat Wirausaha (Enterpreneural Intention).

(1)

PENGARUH NORMA SUBJEKTIF, PERSONAL ATTITUDE,

PERCEIVED BEHAVIOR CONTROL,

DAN ASPEK

PSIKOLOGIS TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

(ENTREPRENEURIAL INTENTION)

(StudiPadaMahasiswaFakultasEkonomi& Bisnis Di Denpasar)

SKRIPSI

Oleh :

I MADE YUDI DARMAWAN

NIM :1206205133

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi& Bisnis

Universitas Udayana

Denpasar

Tahun 2016


(2)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji

pada tanggal : 30 Juni 2016

Tim Penguji :

tanda tangan

1. Ketua

:Dr. Putu Yudi Setiawan, ST., MM.

...

2. Sekretaris : Drs. I Gede Ketut Warmika,MM

...

3. Anggota

: Ni Ketut Seminari, SE., M.Si.

...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Pembimbing

Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M Si

Drs. I Gede Ketut Warmika,MM

NIP. 1961 1002 1986 01 2002

NIP. 1963 0408 2988 03 1004


(3)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 30 Juni 2016

Mahasiswa,

I Made Yudi Darmawan

NIM

1206205133


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa,

Ida Betara Lingsir dan Ida Ratu Niang, karena atas sinar suci, berkat dan

rahmat-Nya, skripsi yang berjudul

PengaruhNorma Subjektif, Personal Attitude,

Perceived Behavior Control,

Dan Aspek PsikologisTerhadapMinat Wirausaha

(Entrepreneurial

Intention)

(StudiPadaMahasiswaFakultasEkonomi&

BisnisDi Denpasar)

dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayana

2. Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, S.E., M.Si dan Dr. Ni Nyoman Kerti

Yasa, S.E., M.S. masing-masing sebagai ketua dan sekretaris jurusan

manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

3. Dr. Made Surya Putra, SE, Msi selaku pembimbing akademik

4. Drs. I Gede Ketut Warmika., MM selaku dosen pembimbing atas waktu,

bimbingan, masukan serta motivasinya selama pengerjaan dan

penyelesaian skripsi ini

5. Dr. Putu Yudi Setiawan, ST., MM. Selaku pembahas dalam seminar

proposal

6. Serta dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

7. Keluarga penulis, Bapak, Ibu, Kakak tercinta yang atas bantuannya,

dukungan serta doa yang tidak pernah putus baik selama menempuh

pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana hingga

terselesaikannya skripsi

8. Kekasih yang setia mendukung selama diselesaikannya skripsi ini

9. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungannya

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan,

bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Meskipun demikan, penulis tetap

bertanggungjawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 30 Juni 2016

Penulis


(5)

Judul :PengaruhNorma Subjektif, Personal Attitude, Perceived Behavior

Control,dan

Aspek

PsikologisterhadapMinat

Wirausaha

(Entrepreneurial

Intention)

(StudipadaMahasiswaFakultas

Ekonomi& Bisnis di Denpasar)

Nama : I Made Yudi Darmawan

NIM : 1206205133

Abstrak

Berwirausaha menjadi hal yang penting bagi perkembangan

perekonomian. Berwirausaha dipengaruh oleh seberapa besar minat wirausaha

individu, sehingga penting mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat

wirausaha. Beberapa di antaranya adalah norma subjektif,

personal attitude

,

perceived behavior control

, dan aspek psikologis. Tujuan penelitian ini untuk

melihat pengaruh dari norma subjektif,

personal attitude

,

perceived behavior

control

, dan aspek psikologis terhadap intensi wirausaha.

Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi& Bisnis di

Universitas Denpasar. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 105 responden

dengan menggunakan metode

non probability sampling

, dengan teknik

purposive

sampling

. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Teknik analisis yang

digunakan adalah regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa norma subjektif berpengaruh

positif dan signifikan terhadap minat wirausaha. Setiap peningkatan norma

subjektif akan berdampak pada meningkatnya minat wirausaha di lingkungan

Fakultas Ekonomidan Bisnis di Denpasar.

Personal attitude

berpengaruh positif

dan signifikan terhadap minat wirausaha. Ini menandakan bahwa adanya

peningkatan

personal attitude

akan berdampak pada peningkatan minat

wirausaha.

Perceived behavioral control

terhadap minat wirausaha menunjukkan

bahwa personal attitude berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

wirausaha. Peningkatan

perceived behavioral control

akan berdampak pada

peningkatan minat wirausaha. Aspek Psikologis berpengaruh positif dan

signifikan terhadap minat wirausaha. Peningkatan aspek psikologisakan

berdampak pada peningkatan minat wirausaha.

Adanya beberapa faktor-faktor yang menjadi anteseden bagi minat

wirausaha sehingga dengan memperhatikan faktor individu, lingkungan,

dukungan sosial untuk mengarah ke arah wirausaha, maka minat wirausaha dapat

ditingkatkan.Mengembangkan keterbatasan-keterbatasan yang telah dipaparkan di

atas sebagai acuan melakukan penelitian berikutnya dengan tema minat

wirausaha.

Kata Kunci :

norma subjektif, personal attitude, perceived behavior control,

aspek psikologis, intensi wirausaha


(6)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

i

HALAMAN PENGESAHAN

ii

PERNYATAAN ORIGINALITAS

iii

KATA PENGANTAR

iv

ABSTRAK

v

DAFTAR ISI

vi

DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBARAN

x

DAFTAR LAMPIRAN

xi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang Masalah

1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

7

1.3 Tujuan Penelitian

8

1.4 Manfaat Penelitian

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

10

2.1Landasan Teori dan Konsep

10

2.1.1 PengertianKewirausahaan

10

2.1.2 Minat Wirausaha (

Enterpreneurial Intention

)

11

2.1.3 Faktor faktor mempengaruhi minat wirausaha

12

2.1.4 Norma subjektif

13

2.1.5

Personal attitude

15

2.1.6

Perceived behavior Control

16

2.1.7 Aspek psikologis

17

2.2 Hipotesis Penelitian

19

2.2.1 Pengaruh Norma Subjektif terhadap Minat

Wirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi& Bisnis di

Denpasar

19

2.2.2 Pengaruh

Personal Attitude

terhadapMinat

WirausahaMahasiswaFakultasEkonomi & Bisnis di

Denpasar

20

2.2.3 Pengaruh

Perceived Behavior Control

terhadap Minat

Wirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi& Bisnis di

Denpasar

21

2.2.4 Pengaruh Aspek psikologis terhadap minat wirausaha

Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis di Denpasar

22

BAB III METODE PENELITIAN

25

3.1 Desain Penelitian

25

3.2 LokasiPenelitianatau RuangLingkup Wilayah Penelitian

26

3.3 ObjekPenelitian

26

3.4 IdentifikasiVariabel

26

3.4.1 Variabel Bebas atau Variabel Independen

27

3.4.2 Variabel terikat atau Variabel Dependen

27

3.5 DefinisiOperasionalVariabel

27


(7)

3.5.1 Definisi Operasional Variabel Dependen

28

3.5.2 Definisi Operasional Variabel Independen

29

3.5.2.1 Variabel Norma Subjektif

29

3.5.2.2 Variabel

Personal Attitude

30

3.5.2.3 Variabel

Perceived Behavior Control

30

.5.2.4 Aspek Psikologis

31

3.6 JenisdanSumber Data

34

3.6.1 JenisData

34

3.6.2 Sumber data

35

3.7 Populasi, sampel, danmetodepenentuansampel

35

3.7.1 Populasi

35

3.7.2 Sampel

35

3.7.3 Metode Penentuan Sampel

36

3.8 MetodePengumpulan Data

37

3.9 PengujianInstrumen

38

3.9.1 UjiValiditas

39

3.9.2 Ujireliabilitas

39

3.9.3 Uji Asumsi Klasik

39

3.9.4 Deskriptif Statistik

42

3.10 TeknikAnalisis Data

42

3.10.1 Analisis Regresi Berganda

(

Multiple Linear Regression

)

42

3.10.2 Uji Pengaruh Simultan (F-test)

43

3.10.3 Uji Parsial (t-test)

44

3.10.4 Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

46

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

47

4.1 GambaranUmumOrganisasi

47

4.2 KarakteristikResponden

47

4.3 HasilPengujianInstrumenPenelitian

48

4.3.1 Uji Validitas

48

4.3.2 Uji Reliabilitas

50

4.4 DeskripsiVariabelPenelitian

50

4.4.1 Deskripsi Responden terhadap

Norma Subjektif

52

4.4.2 Deskripsi Responden terhadap

Personal Attitude

53

4.4.3 Deskripsi Responden terhadap

Perceived Behavior

Control

54

4.4.4 Deskripsi Responden terhadap Aspek Psikologis

56

4.4.5 Deskripsi Responden terhadap Minat Berwirausaha

58

4.5 Hasil Asumsi Klasik

59

4.6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

63

4.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda

63

4.6.2 Uji Statistik F (Simultan)

65

4.6.3 Uji Statistik t (Parsial)

65

4.6.4 Koefisien Determinasi

66


(8)

viii

4.7.2 Pengaruh

personal attitude

terhadap minat wirausaha 67

4.7.3 Personal

perceived behavior control

terhadap minat 68

4.7.4 Pengaruh aspek psikologis terhadap minat wirausaha 69

4.8 Implikasi Hasil Penelitian

70

4.9 Keterbatasan Penelitian

72

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

74

5.1 Simpulan

74

5.2 Saran

75

DAFTAR PUSTAKA

76


(9)

DAFTAR TABEL

No. tabel

halaman

3.1

Data Universitas di Denpasar

26

3.2

Variabel dan Indikator

32

3.3

Data Universitas Penyelenggara

Fakultas Ekonomi & Bisnis di Denpasar

37

3.4

Penjelasan skala likert

38

3.5

Kriteria

Durbin Watson

44

4.1

Karakteristik Responden Penelitian

48

4.2

Uji Validitas Item Kuisioner

49

4.3

Uji Reliabilitas Item Kuisioner

50

4.4

Deskripsi Persepsi Responden terhadap

Norma Subjektif

55

4.5

Deskripsi Persepsi Responden Terhadap

personal attitude

53

4.6

Deskripsi Persepsi Responden terhadap

Perceived behaviorControl

54

4.7

Deskripsi Persepsi Responden terhadap

Aspek Psikologis

56

4.8

Deskripsi Persepsi Responden terhadap

minat berwirausaha

58

4.9

Uji Normalitas dengan

kolmogorov Smirnov

60

4.10

Hasil Uji Multikolinieritas

60

4.11

Hasil Uji Heterokedastisitas

62

4.12

Hasil Uji Autokorelasi

62

4.13

Hasil Uji Regresi

63

4.14

Hasil Uji F Test

65

4.15

Hasil Uji T Test

65


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

halaman

1

Kuisioner

81

2

Tabulasi Data

86

3

Uji Validitas

88

4

Uji Reliabilitas

93

5

Hasil Statistik Deskriptif

99

6

Hasil Uji Normalitas

111

7

Hasil Uji Multikolineritas

112

8

Hasil Uji Heterokedastisitas

113

9

Uji Autokorelasi

114


(12)

1

✁ ✂

✄☎✆✝✁✞ ✟✠ ✟✁✆ ✡☛ ✡✠☞✌ ☞✍ ✎✏ ☞✑☞✒✓✔ ☞✕ ☞✏ ☞✖

Masalah-masalah ekonomi yang di alami Indonesia kian memprihatinkan.

Apalagi dengan tingginya inflasi di Indonesia dari tahun ke tahun sehingga terjadi

pelemahan ekonomi di Indonesia. Pelemahan ekonomi ini menimbulkan salah

satunya perlambatan ekonomi di Indonesia (VOA & Gera, 2015). Hal ini juga

dikarenakan belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia.

Masalah-masalah ini diperkeruh lagi dengan dihadapkannya Indonesia

dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015. MEA mengartikan

seluruh penduduk di ASEAN bebas melakukan kegiatan ekonomi, bebas bekerja

di negara dalam kawasan ASEAN dan tidak terbebani lagi dengan

masalah-masalah administrasi seperti saat ini. Tentunya hal ini kian meresahkan mengingat

Indonesia dapat dikatakan belum memiliki kesiapan untuk menghadapi hal ini.

Salah satu cara untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi

masalah-masalah ini dengan meningkatkan peran wirausaha atau pendiri UMKM untuk

membantu pertumbuhan perekonomian di tengah permasalahan ekonomi yang

begitu kompleks. Hal ini karena 1) kewirausahaan memiliki peran penting untuk

menjadikan masyarakat lebih kreatif dan mandiri, karena kewirausahaan sendiri

masyarakat mempunyai kemampuan untuk menciptakan dan menyediakan produk

yang bernilai tambah atau inovasi baru sehingga masyarakat akan terangsang

lebih kreatif, mampu menciptakan produk yang dapat digunakan di dalam negeri

sehingga akan mengurangi impor produk dari luar malah dapat melakukan ekspor,


(13)

2) menciptakan lapangan pekerjaan untuk diri sendiri dan orang lain ditengah

tingginya masalah pengangguran, sehingga mampu mengurangi tingkat

kesenjangan penghasilan dan menekan kemiskinan, 3) Dengan terciptanya

produk-produk dari kegiatan wirausaha, akan menarik investor asing untuk

menanamkan modal di Indonesia sehingga dapat menambah devisa negara

(Yakub, 2013).

Manfaat lain dari wirausaha menurut Sulandari (2010:54) adalah dengan

meningkatkan jumlah para wirausaha sekaligus dapat meningkatkan pendapatan

baik individu maupun negara, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial di

dalam negeri, sekaligus terciptanya masyakarat yang adil dan makmur. Negarapun

mendapatkan keuntungan dengan penghasilan yang berupa pajak dari para

usaha-usaha yang dibangun wirausaha-usaha. Besarnya manfaat dari pengembangan wirausaha-usaha

ini ternyata tidak berbanding lurus dengan pengembangan wirausaha itu sendiri.

Menurut menko perekenomian, salah satu syarat negara disebut negara

maju adalah memiliki jumlah wirausaha minimal 2% dari total populasi.

Indonesia sendiri di tahun 2013 total pewirausahanya masih kurang dari 2% atau

masih membutuhkan 4 juta wirausaha baru untuk mencapai minimal 2% dari

keseluruhan populasi (Sandi, 2013). Rendahnya perkembangan wirausaha di

Indonesia juga ditinjau oleh Bank Indonesia. BI sendiri menilai bahwa

perkembangan wirausaha di Indonesia masih terbilang minim dimana hanya

mencapai angka 1,65% dan jauh lebih rendah dari beberapa negara tetangga

seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Ekosistem kewirausahaan di Indonesia

sendiri baru menempati peringkat ke 68 dari 121 negara di dunia menurut

The


(14)

3

Global Entrepreneruship & Development Index

2014, dan yang terakhir

berdasarkan the EY G20

Entrepreneurship

Barometer 2013, Indonesia berada di

antara kuartil ke empat yaitu kelompok negara dengan ranking terendah dalam

ekosistem kewirausahaan (Jannah, 2014).

Kurangnya pengembangan wirausaha di Indonesia dianggap dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain :

1) Belum mendukungnya sistem pendidikan Indonesia ke arah wirausaha,

baik dari tingkat Sekolah Dasar hingga menengah atas. Kurikulum yang

dirancang tidak memasukkan materi kewirausahaan dan mengarahkan

peserta didik ke arah tipe pekerja.

2) Wirausaha yang cenderung ingin mendapatkan sukses yang instan, hal ini

juga dikarenakan bagaimana lingkungan di sekitar membentuk untuk

mendapatkan segala sesuatu secara instan.

3) Wirausaha pemula kerap terlalu ambisius, sehingga kurang menjalankan

satu usaha secara fokus dan ingin membuka berbagai cabang usaha.

4) Wirausaha yang minim akan inovasi, kurangnya kemampuan menciptakan

peluang dan inovasi (digitalpromosi.com, 2014).

Hal ini juga ditambah beberapa hal lain :

1) Teknologi Indonesia belum maju untuk pasaran yang lebih global

2) Rendahnya keahlian dan kemampuan tenaga kerja yang ada

3) Kurangnya pengetahuan strategi bisnis global

4) Kurangnya pengetahuan tentang market

5) Serta terbatasnya dalam mengaskes modal


(15)

Permasalahan-permasalahan ini yang membuat masyarakat tidak terlalu tertarik

dalam berkecimpung di wirausaha, dan lebih memilih menjadi pegawai dalam

institusi pemerintahan atau swasta.

Kesenjangan antara manfaat yang besar dari pengembangan

kewirausahaan dengan masih lemahnya pengembangan itu tentunya karena

faktor-faktor di atas yang tidak membentuk dan membangun minat wirausaha itu sendiri.

Menurut Ajzen (2006) menyebutkan bahwa individu cenderung memiliki minat

terlebih dahulu untuk memunculkan perilaku terhadap apa yang diminati.

Sehingga penting untuk meningkatkan minat atau intensi wirausaha pada

masyarakat Indonesia.

Intensi adalah kecenderungan individu dalam menunjukkan aksi yang

berasal dari pikiran sadar yang mempengaruhi perilaku (Parker, 2004). Menurut

Krueger (1993) minat wirausaha adalah komitmen individu dalam memulai usaha

baru dan perlu diperhatikan dalam memahami proses kewirausahaan pendirian

usaha yang baru tersebut. Sehingga dapat dikatakan minat wirausaha adalah

kecenderungan individu yang didorong oleh keinginan, ketertarikan untuk

berwirausaha tanpa adanya ketakutan terhadap resiko atau ketidakpastian di masa

depan. Minat wirausaha dipengaruhi oleh beberapa faktor, dari fakta-fakta empiris

yang ada mengenai minat wirausaha atau

entrepreneurial intention

telah banyak

di teliti beberapa penelitian terdahulu:

Menurut Priyanto (2008) (dalam Suharti & Sirine, 2009) menyebutkan

bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan yaitu faktor

internal yang berupa sifat personal, sikap dan kemauan pribadi individu dan faktor


(16)

5

eksternal berasal dari luar seperti lingkungan sekitar, dunia, lingkungan fisik dan

lain-lain. Peran lingkungan seperti bagaimana ayah menjadi model sebagai

wirausaha, teman terdekat atau lingkungan sekitar memberikan pengaruh kepada

mahasiswa untuk menjadi wirausaha. Pengetahuan mahasiswa mengenai

kunci-kunci dalam bisnis (keuangan, pembayaran pajak, catatan keuangan, dokumen

pembayaran, serta pemasaran) tidak serta merta meningkatkan minat mahasiswa

untuk terjun sebagai wirausaha. Karakteristik sosial demografis siswa (gender,

umur, jumlah keluarga, pemasukan dan pengeluaran dalam keluarga),

keberadaaan kewirausahaan di keluarga ternyata berpengaruh postif terhadap

intensi kewirausahaan mahasiswa (Ban, Sayin, & Eleren, 2007).

Menurut Uddin & Bose (2012), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

faktor-faktor psikologis seperti kecenderungan mengambil resiko,

need for

achievement(keinginan untuk berhasil), lalu faktor pendidikan dan lingkungan

yang cenderung mengarahkan pemulaian bisnis, dan keamanan pekerjaan ternyata

secara signifikan meningkatkan intensi mahasiswa untuk berwirausaha. Hal ini

juga didukung penelitian Ferreira, Raposo, & Rodrigues (2012), menemukan

bahwa

need for achievement, self confidence,

dan

personal attitude

berdampak

positif terhadap minat wirausaha.

Ini juga didukung oleh penelitian milik Opoku-Antwi, Amofah, & Koffuor

(2012), yang menyebutkan beberapa temuan antara lain bahwa pendidikan

wirausaha menjadi faktor krusial dalam meningkatkan pemahaman dan perilaku

interpreneur pada diri mahasiswa. Sikap

risk-taking

menjadi salah satu

karakteristik utama dalam memunculkan sikap wirausaha dan berpengaruh pada


(17)

pendidikan wirausaha. Keluarga dengan latar belakang wirausaha mahasiswa

cenderung lebih tertarik pada kegiatan wirausaha dibanding dengan keluarga non

wirausaha. Penelitian ini juga mendapat temuan bahwa gender berpengaruh

terhadap minat

enterpreneur

atau wirausaha. Menurut Putra (2012), dalam

penelitiannya di Kota Padang menemukan bahwa ada enam faktor yang

mempengaruhi minat kewirausahaan mahasiswa antara lain 1) faktor lingkungan,

2) faktor harga diri, 3) faktor peluang, 4) faktor kepribadian, 5) faktor visi, 6)

faktor pendapatan dan 7) faktor kepercayaan diri. Penelitian ini juga menyarankan

untuk menekankan pendekatan kepada lingkungan sebagai kunci meningkatkan

minat

enterpreneur.

Namun dalam beberapa penelitian nasional memiliki perbedaan temuan

dimana Menurut Satiti (2013) menemukan faktor keberhasilan diri, toleransi

resiko, kebebasan dalam bekerja mempengaruhi minat wirausaha, namun

pendidikan wirausaha dan latar belakang orangtua atau faktor-faktor lingkungan

tidak berpengaruh terhadap minat wirausaha.

Selain itu studi mengenai minat kewirausahaan menggunakan

model

Theory of Planned Behavior

atau teori perilaku yang direncanakan untuk

menjelaskan hubungan antara faktor-faktor personal dengan minat wirausaha.

Teori ini terdiri dari 3 faktor yaitu sikap, norma subjektif, kontrol perilaku.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu ini ingin mengkonfirmasi

faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat kewirausahaan (entrepreneurial intention)

pada mahasiswa di Denpasar. Untuk membatasi penelitian, faktor-faktor yang

akan digunakan berdasarkan

theory of planned behavior

dan aspek psikologisnya.


(18)

7

Dari

theory of planned behavior

ini diambil 3 indikatornya antara lain 1) Faktor

norma subjektif atau sosio demografi, 2) Faktor sikap (personal attitude) 3)

Faktor

perceived behavioral control

atau kontrol perilaku sebagai variabelnya.

Selain itu beberapa penelitian juga menyebutkan adanya pengaruh dari dalam diri

yang terbentuk sebagai kecenderungan kepribadian sehingga pada penelitian ini

menambahkan beberapa aspek-aspek psikologi.

Penelitian ini juga akan difokuskan kepada mahasiswa sebagai bagian dari

calon-calon pelaku wirausaha yang memiliki kematangan diri yang lebih baik

dibandingkan tingkatan tingkat sekolah menengah atas. Penelitian ini akan

meneliti pengaruh Pengaruh

Norma

subjektif, Personal Attitude, Perceived

Behavior Control,

dan aspek psikologis terhadap Minat Wirausaha

(Entrepreneurial Intention).

.2 Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana pengaruh dari norma subjektif terhadap minat wirausaha

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Denpasar ?

2) Bagaimana pengaruh

personal attitude

terhadap minat wirausaha

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Denpasar?

3) Bagaimana pengaruh

perceived behavior control

terhadap minat

wirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Denpasar?


(19)

4) Bagaimana pengaruh aspek psikologis terhadap minat wirausaha

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Denpasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini ingin

adalah :

1) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari norma subjektif terhadap

minat wirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Denpasar

2) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh

personal attitude

terhadap

minat wirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Denpasar

3) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh

perceived behavior control

terhadap minat wirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di

Denpasar

4) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh aspek psikologis terhadap

minat wirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Denpasar

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin didapat dari pelaksanaan penelitian ini antara lain :

1. Manfaat teoritis

a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan referensi ilmu

manajemen pemasaran.

b. Menjadi pijakan bagi penelitian yang sama untuk melakukan

pengembangan penelitian dalam bidang kewirausahaan.


(20)

9

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kepada institusi

pendidikan untuk mencari pengembangan-pengembangan yang tepat bagi siswa

atau mahasiswa didik agar meningkatkan minat jiwa kewirausahaan sejak dini.


(21)

A

✚✛✛

KA

✜✛✢✣✤✥✦✧

AKA

A

✣✩✛✤✪ ✧✫ ✦✛✦✤✫ ✣✫ ✬✛✧✛✢✣

✭✮✯✬ ✰✱✲ ✰✳ ✰✱✧✴

ori

✲✰✱

Kon

✳ ✴

p

✭✮✯ ✮✯✤✴

ng

rti

✰✱

K

wir

✰✵✳✰✶✰✰✱

✷✸✹✺✻✼✽✾ ✼✿ ✼✼❀ ✼❁ ✼❂ ✼✿ ❃ ✻✼❄❅ ✸❄ ❁ ✼❂ ✼❆ ❆✸❆ ✽❂ ✼✺ ✾ ✽✼❅ ✽ ❇ ✻❈ ✼❀✺✾ ✼✾ ✺

,

❂ ✸❉ ✺✿ ❄✿ ✽✾ ✽✾ ❀❊✼ ✼❁ ✼❂ ✼✿ ❉ ✺✾ ❀ ✺✾ ❉ ✼✻✽ ❊✼❀❈ ❆✸❀❁ ✼❅ ✼❀❈❄✼❀ ❄✸✽ ❀❅ ✽❀❈ ✼❀

(

❋❁ ❁✺❀

&

●❇ ✾ ✸

,

❍✙✘❍

).

■ ✸❀✽ ✻✽❅ ❏❅ ✸❑ ✸❀✾ ❇ ❀ ❁✼❀

D

✺✼❂ ❆ ✸❀ ❁✸▲ ✺❀✺✾ ✺❄✼❀ ❄✸✹✺✻✼✽✾ ✼✿✼✼❀ ✾ ✸❉ ✼❈ ✼✺ ❃✸✻✺❂ ✼❄✽ ❃ ✸❀❈✼❆ ❉ ✺❂ ✼❀ ✻✺✾ ✺❄❇ ❊✼ ❀❈ ✼❄✼❀ ❆ ✸❆❉✸✻ ✺❄✼❀ ❄✸✽ ❀❅ ✽ ❀❈ ✼❀ ❁✺ ❆ ✼✾ ✼ ❁ ✸❃✼❀ ❁ ✼❀ ❆✸❀✺❀❈ ❄ ✼❅ ❄✼❀ ❄ ✸❆ ✼❀ ❁✺✻ ✺✼❀ ❁ ✼❀ ▼ ◆❖P ◗❘ ❙❚❯❘❖

(

❁✼❂ ✼❆ ❱ ✼✻❄ ✸✻

,

❍✙ ✙❲

).

❱ ✼✻❄✸✻

(

❍✙ ✙❲

)

❳✽❈ ✼ ❆✸❀✼❆❉✼✿ ❄ ✼❀ ❄✸✹✺✻ ✼✽✾ ✼✿✼✼❀ ✼❁ ✼❂ ✼✿ ❃✻❇ ✾ ✸✾ ❆✸❀❈✺❀❁ ✸❀❅ ✺▲✺❄ ✼✾ ✺ ❄ ✸✽❀❅ ✽❀❈ ✼❀ ❁ ✼✻✺ ❃ ✼✾ ✼✻

,

❆ ✸❀❊✽✾ ✽❀ ✾ ✽❆ ❉ ✸✻ ❁✼❊✼ ❊✼ ❀❈ ❆✸❀❈✿ ✼✾ ✺❂ ❄ ✼❀ ❄ ✸✽ ❀❅ ✽ ❀❈✼❀ ❁ ✼❀ ❅ ✸❅ ✼❃ ❉ ✸✻❄❇ ❆ ✺❅❆✸❀ ❃ ✼❁ ✼ ✼❄✾ ✺ ❁ ✼❀ ✾ ✽❆ ❉ ✸✻ ❁ ✼❊✼ ✾ ✸✿✺❀❈❈ ✼ ❄✸✽ ❀❅ ✽ ❀❈✼❀ ❳✼❀❈ ❄ ✼ ❃✼❀❳✼❀❈❁ ✼❃ ✼❅ ❁✺❃✸✻❇ ❂ ✸✿❨

❱ ✸❀ ✸❂ ✺❅ ✺✼❀

H

✺✾ ✻✺❩✿ ❁ ✼❀ ❱ ✸❅ ✸✻✾

(

✘❬❬ ❭

)

❆✸❀❊✸❉ ✽❅ ❄ ✼❀ ✼❁✼ ❄✸❆ ✼❆ ❃ ✽ ✼❀

-❄ ✸❆ ✼❆ ❃ ✽ ✼❀❊✼❀❈❁ ✺❉✽❅ ✽✿❄✼❀❁ ✼❂ ✼❆✹✺✻✼✽✾ ✼✿ ✼✼❀❅ ✼✻✼❂ ✼✺❀❪

)

✾ ❄✺❂❂ ❅ ✸❄ ❀✺✾ ❊✼❀❈ ❅ ✸✻❆✼✾ ✽❄ ❁✺ ❁✼❂ ✼❆❀❊✼ ❄❇❆✽❀ ✺❄✼✾ ✺

,

❅ ✸❄❀ ✺❄ ❆ ✼❀ ✼❳✸❆ ✸❀❫ ❁ ✼❀❄✸❆ ✼❆ ❃ ✽ ✼❀❇ ✻❈ ✼❀ ✺✾ ✼✾ ✺

)

❄ ✸❆ ✼❆ ❃ ✽ ✼❀ ❆✼❀✼❳✸❆✸❀ ❉✺✾ ❀✺✾ ❊✼✺❅ ✽ ❁✼❂ ✼❆ ❆ ✸✻ ✸❀❩✼❀ ✼❄✼❀❫ ❆✸❆ ✽❅ ✽✾ ❄✼❀❫ ❃✸❆ ✼✾ ✼✻✼❀❁ ✼❀❄ ✸❆✼❆❃✽✼❀❄✸✽ ✼❀❈ ✼❀

)

❄ ✸❆ ✼❆ ❃ ✽ ✼❀ ✹✺✻✼✽✾ ✼✿✼❃ ✸✻✾❇❀✼❂ ✾ ✸❃ ✸✻❅ ✺ ❵❙ ❙◆

r

◗❘ ❙❯ ❘ ❖

t

,

✺❀❇❑✼✾ ✺

,

❯ ❵▼ ❛

t

❜ ❛❵❙❝

,

❃✸✻✾ ✺✾❅ ✸❀✾ ✺❁✼❀❆✸❀❳✼❁ ✺❇ ✻ ✺✸❀❅ ✼✾ ✺❉ ✸✻✽❉ ✼✿❨


(22)

❞ ❞

D

❡❢❡❣ ❤✐❥ ✐ ❢❦❧❦ ❡❥

G

❡♠ ❡♥ ❡❥ ♦ ❡❥ ♣

cinneide (1994) juga menambahkan 3

karakteristik utama sebagai innovator atau wirausaha yaitu pengetahuan,

s

qrss

atau

kemampuan dan perilaku atau

t✉

t

r

t

✈ ✇①

(SKA). Perilaku sendiri dipengaruhi oleh

kekuatan psikososial dan konteks budaya sehingga membentuk pola perilaku

tertentu (dalam Ferreira, Raposo, & Rodrigues, 2012). Kewirausahaan adalah

suatu perilaku atau tindakan untuk memulai suatu usaha atau bisnis yang memiliki

resiko namun dapat mengasilkan keuntungan di masa depan. Dalam menjalankan

kewirausahaan individu harus memiliki

② qrss

teknis, manajemen bisnis dan

wirausaha personal agar keuntungan jangka panjang dapat diperoleh.

③④⑤ ④ ③⑥

in

⑦⑧

wir

⑦⑨⑩ ⑦❶ ⑦ ❷❸ ❹❺❻❼ ❽ ❼❻❹❻❾❼ ❿➀➁❹❺❻❹❺➁ ➂ ❹➃

Penelitian Parker (2004) menyebutkan minat dapat diartikan sebagai

kecenderungan individu dalam menunjukkan aksi yang berasal dari pikiran sadar

yang mempengaruhi perilaku. Pada tahun yang sama Lee & Wong (2004)

melakukan penelitian mengenai minat wirausaha (

①➄ ✉➅① ➆ ➅①➄ ①✈ ➅rts r➄①➄ ✉r➇➄

t

)

dimana dalam penelitiannya minat wirausaha dapat diartikan sebagai langkah

awal dalam melakukan usaha yang biasanya bersifat jangka panjang. Hal ini juga

ditambahkan oleh Krueger (1993), niat wirausaha adalah komitmen individu

dalam memulai usaha baru dan perlu diperhatikan dalam memahami proses

kewirausahaan pendirian usaha yang baru tersebut. Intensi didasarkan pada aksi

bagaimana individu memiliki persepsi tentang dirinya sendiri, keinginan sosial

akan perilakunya dan persepsi individu mengenai kemampuannya untuk berhasil

(Ferreira, Raposo, & Rodrigue 2012).


(23)

➊➋➌➍➎ ➏➋ ➐➍➑ ➒➍➓➍ ➔ ➍→➍➎ ➔➋ ➣➍➎➍ ➣➍ ➌ ➒↔↕➍ ➙➍➋ ➣↔➋ ➌➙➋ ➌➍ ➌➛ ➣↔➎↔ ➐➎➍ ➐➋ ➣➍ ➌ ➛ ➒↔ ➐➎➍ ➣↔ ➒↔➔ ➋➍➍ ➌ ➑ ➌➎➑ ➣ ↕ ↔ ➣↔ ➐➜➍ ➣↔ ➐➍ ➒ ➍➎➍➑ ↕↔➐➣↔➝➍➑➍➌ ➣↔ ➐➍ ➒ ➑➌➎➑➣ ↕ ↔ ➐➑➒➍➓➍ ➒↔➞➍ ➐➍ ➝➍ ➣➒➋➝➍ ➟ ➝↔➝↔ ➌➑ ➓➋ ➣↔↕➑ ➎➑➓ ➍ ➌ ➓ ➋➔➑ → ➎➍ ➌→ ➍ ➍➔ ➍ ➌➠➍ →↔ ➐➍ ➒➍ ➍ ➌ ➎➍ ➣ ➑➎ ➍ ➣➍ ➌ ➐↔ ➒➋ ➣➡ ➠➍ ➌➙ ➎↔ ➐➜➍➔➋

,

➔ ➍ ➌ ➣↔➝➍➑➍ ➌ ➣↔ ➐➍ ➒ ➑ ➌➎➑ ➣ ↕↔ ➣↔ ➐➜➍ ➔➍ ➐➋ ➣↔➙➍ ➙➍ ➟➍ ➌

(F

➑➍➔ ➋

,

➉➢ ➢➤

)

➔ ➍ ➟➍➝

(

➥➑ ➎ ➐➍

,

➉➢➈➉

).

➊↔➌➑➐➑➎ ➦➍➎➋➎➋

& E

➣ ➡➏➍➎➋

(

➉➢➈ ➧

),

➣↔➋ ➌➙➋ ➌➍ ➌ ↕ ↔ ➐➏➋ ➐➍➑ ➒➍➓➍ ➔ ➍→➍➎ ➔➋➍ ➐➎➋ ➣➍ ➌ ➒↔↕ ➍➙ ➍➋ ➌➋➍➎

,

➔ ➡ ➐➡➌➙➍ ➌ ➎↔ ➐➓ ➍➔➍→ ➒↔ ➒➑ ➍➎➑ ➔➍ ➟➍➝ ↕↔ ➐➏➋ ➐➍➑ ➒➍➓ ➍

.

➊➋ ➌➍➎ ➏➋ ➐➍➑➒➍➓➍ ➍➔➍ ➟➍➓ ➣↔➞↔ ➌➔ ↔ ➐➑ ➌➙ ➍ ➌ ➋ ➌➔➋ ➨➋➔➑ ➠➍ ➌➙ ➔➋➔➡➐➡ ➌➙ ➡➟↔➓ ➣↔➋ ➌➙➋ ➌➍ ➌ ➛ ➣↔➎↔ ➐➎➍ ➐➋ ➣➍ ➌ ➑ ➌➎➑ ➣ ↕↔ ➐ ➏➋ ➐➍➑➒➍➓ ➍ ➎➍ ➌→➍ ➍➔➍ ➌ ➠➍ ➣↔➎➍ ➣➑➎➍ ➌ ➎↔ ➐➓ ➍➔➍→ ➐↔ ➒➋➣➡ ➍➎➍➑ ➣↔➎➋➔➍ ➣→➍ ➒➎➋➍ ➌➔➋➝➍ ➒➍➔↔→ ➍ ➌➩

➫➭➯ ➭➲

F

➳ ➵

tor

f

➳➵

tor m

➺➺

m

p

➻➳ ➼

n

uhi m

➳ ➽

in

wir

➳ ➾➚➳ ➪➳

➊↔ ➌➑ ➐➑➎ ➶ ➟➝➍

(

➉➢ ➢➹ ➘➤

)

➍➔ ➍ ➎➋➙➍ ➴➍ ➣➎ ➡ ➐ ➣➐➋➎➋ ➒ ➠➍ ➌➙ ↕↔ ➐→↔ ➐➍ ➌➔ ➍ ➟➍➝ ➝➋ ➌➍➎ ↕ ↔ ➐➏➋ ➐➍➑➒➍➓➍➒➍ ➟➍➓ ➒➍➎➑ ➌ ➠➍➍➔➍ ➟➍➓➘

)

➥↔ ➐➒ ➡ ➌➍ ➟

➥↔ ➐➒ ➡ ➌➍ ➟ ➝↔ ➌ ➠➍ ➌➙ ➣➑➎ ➍ ➒→↔ ➣ ➣↔→ ➐➋↕ ➍➔➋➍ ➌ ➋ ➌➔➋ ➨➋➔ ➑ ➩ ➦↔ ➡➐➍ ➌➙ ➏➋ ➐➍➑➒➍➓➍ ➍➔ ➍ ➟➍➓ ➒↔ ➒↔ ➡➐➍ ➌➙ ➠➍ ➌➙ ➝↔➝➋ ➟➋ ➣➋ ➣↔➋ ➌➙➋ ➌➍ ➌ ↕ ↔ ➐→ ➐↔ ➒➎➍ ➒➋ ➎➋ ➌➙ ➙➋ ➔ ➋↕➍ ➌➔➋ ➌➙ ➠➍➌➙ ➎➋➔➍ ➣ ➩ ➷↔ ➐ ➏➋ ➐➍➑➒➍➓ ➍ ➜➑ ➙➍ ➒↔↕ ➍➙➋➍ ➌ ↕ ↔ ➒➍➐ ➔➋ ➝➡➎➋ ➨➍ ➒➋ ➣↔➋ ➌➙➋ ➌➍ ➌ ➑ ➌➎➑ ➣ ↕ ↔↕ ➍ ➒ ↕ ↔ ➐↕➋ ➒ ➌➋ ➒ ➛ ➒➋ ➒➍ ➌ ➠➍ ➔➋➋ ➣➑ ➎➋ ➣↔➋ ➌➙➋ ➌➍ ➌ ➝↔➝→ ↔ ➐➡ ➟↔➓ ➑ ➍ ➌➙

,

➔➍ ➌ ➒➋ ➒➍ ➌ ➠➍ ➝↔ ➌➙ ↔➜➍ ➐ ➎➍ ➌➎➍ ➌➙➍ ➌ ➛ ➣↔ ➒↔ ➌➍ ➌➙➍ ➌➛ ➓➡↕ ➋ ➔ ➍ ➌ ➣↔→ ➑➍ ➒➍ ➌ →➐➋↕➍➔ ➋

.

2) Sociological

F

➍ ➣➎➡ ➐ ➋ ➌➋ ↕↔ ➐ ➣➍➋➎➍ ➌ ➔ ↔ ➌➙ ➍ ➌ ➝➍ ➒➍ ➟➍➓ ➓ ➑↕ ➑ ➌➙➍ ➌ ➔↔ ➌➙➍ ➌ ➣↔ ➟➑➍ ➐➙➍ ➔ ➍ ➌ ➟➋ ➌➙➣➑➌➙ ➍ ➌ ➒↔ ➣➋➎➍ ➐

. H

➑ ↕➑➌➙➍ ➌ ➔↔ ➌➙➍ ➌ ➣↔ ➟➑ ➍ ➐➙ ➍ ↕ ➋ ➒➍ ➔➋ ➟➋➓ ➍➎ ➔ ➍ ➐➋ ➡ ➐➍ ➌➙➎➑➍

,

→↔ ➣↔ ➐➜➍➍ ➌ ➡➐➍ ➌➙ ➎➑➍

,

➒↔ ➐➎➍ ➒➎➍➎➑➒ ➒ ➡➒➋➍ ➟ ➡ ➐➍ ➌➙ ➎➑ ➍

. F

➍ ➣➎ ➡ ➐ ➒ ➡➒➋➍ ➟


(24)

➬ ➮

➱✃❐ ❒ ❮❰ÏÐ ❰ ❐❒ ✃ÏÑ Ò Ó❰Ï Ò ✃Ô ✃Ð ÕÖ ❐✃Ó ×ÖÏ ✃Ñ Ø ✃Ò✃ ➱✃ÖÓÑ Õ✃Ø ✃Ù✃Ò Ó ✃❐ ❒ ❒Ñ ❐ ❒ Ú✃× ✃❮ Ó❰Ï Ò✃Ô✃Ð Û❰ ÙÑ✃Ï ❒✃ Ô ✃❐ Ð ❰Û❰ÏÚ✃✃❐ ÜÏ ✃❐ ❒ÓÑ ✃

. D

ÖÕ ✃❐ ✃ ÚÖÛ✃ ÜÏ ✃❐ ❒ ÓÑ✃ ❮❰Û❰ÏÚ✃ Ø ❰ ❮✃ ❒✃Ö ×ÖÏ ✃ÑØ ✃Ò ✃ Õ✃Û✃ ✃❐✃Û ✃Û✃❐ Ù❰ ❮Ö Ò Ý❰ ❐Ô ❰ÏÑ❐❒ Ø ❰ ❮ ✃❒✃Ö ×ÖÏ ✃Ñ Ø ✃Ò✃

.

Role model

Ô✃Ù✃Õ Û❰ ÙÑ✃Ï ❒✃ ➱✃ ❐❒ Õ ❰ÕÐ ❰ ❐❒ ✃ÏÑ ÒÖ Ö ❐ÔÖÞÖÔÑ Ô✃Ù✃Õ❮❰Ï×ÖÏ✃ÑØ ✃Ò✃

.

3) Environmental

F

✃ÛÓÜÏ Ö ❐Ö ❮❰Ï ÒÑ❮Ñ❐❒ ✃❐ Ô ❰ ❐❒ ✃❐ ÙÖ ❐❒ÛÑ ❐ ❒ ✃❐ß àÖ ❐ ❒ÛÑ ❐ ❒✃❐ Ó❰Ï ÔÖÏÖ Ô✃ÏÖ Ð ❰ ÙÑ✃❐❒

,

✃ÛÓÖÞÖÓ ✃Øá Ð ❰Ø ✃Ö ❐ ❒

,

Ø ÑÕ❮❰Ï Ô✃➱✃ Ø ✃ÕÐ✃Ö Ô ❰ ❐❒ ✃❐ Û❰ ❮ÖÚ✃Û✃❐ Ð ❰Õ❰ÏÖ ❐Ó ✃Ò

.

âãä ãåæç

orm

èéê

j

ë

ktif

ìÜÏÕ ✃Ø Ñ ❮Ú❰ÛÓÖ íÕ❰ ÏÑÐ✃Û✃❐ í✃ÛÓÜÏ Ô✃ÏÖ ÙÑ✃Ï Ö ❐Ô ÖÞÖÔ Ñ ➱✃❐ ❒ ❮❰ÏÖØ Ö Ð❰Ï Ø❰Ð Ø Ö Ø ❰Ø ❰ÜÏ ✃❐ ❒Ó❰ ❐Ó ✃❐ ❒ ✃Ð ✃Û✃Ò ÜÏ ✃❐ ❒Ù✃Ö ❐✃Û✃❐Õ❰ ❐ ➱❰ ÓÑÚÑ Ö ✃Ó ✃ÑÓÖÔ✃ÛÕ❰ ❐ ➱❰ÓÑÚÑÖØÑ✃ÓÑ ÓÖ ❐ ❒Û✃Ò Ù✃ÛÑ ➱✃❐❒ ÔÖÓ✃ÕÐ Ö ÙÛ✃❐

(

î ✃ÏÜ❐

&

î➱Ï❐❰

,

ï ð ðð

).

ìÜÏ Õ ✃ Ø Ñ❮Ú❰ÛÓÖ í Ô ÖÓ❰ ❐ÓÑÛ✃❐ ÜÙ❰ Ò ✃Ô✃❐ ➱✃ Û❰➱✃ÛÖ ❐ ✃❐ ❐ÜÏÕ✃ÓÖ í

(

normative belief)

Ô✃❐ Û❰Ö ❐❒Ö ❐✃❐ Ñ❐ÓÑÛ Õ ❰ ❐❒ÖÛÑÓÖ

(motivation to comply) (

ñ Ú

zen, 2005)

.

Keyakinan normatif

berkenaan dengan harapan-harapan yang berasal dari referent atau orang dan

kelompok yang berpengaruh bagi individu (

significant others)

seperti orang tua,

pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya, tergantung pada perilaku yang

terlibat. Norma subjektif didefinisikan sebagai adanya persepsi individu terhadap

tekanan sosial yang ada untuk menunjukkan atau tidak suatu perilaku. Individu

memiliki keyakinan bahwa individu atau kelompok tertentu akan menerima atau

tidak menerima tindakan yang dilakukannya. Apabila individu meyakini apa yang


(25)

ôõö ÷øùú ö ûü ô ø ýõ þû ôÿ ûý ô øý ø úöùú ✁ú ù✂ øýøö ôõ ôø✄✂☎ú ù øö ôõ ô✆õö ✄✂ý ÿõüú þøý ✂✝øö✞✟õ✟✂ øúùõö✞øöýõ þû ôÿ ûý ö✝ø

.

✠ ûü ô ø ✟✂✆ ÷õý ✄ú ✡ ✄ú ùøý ☎øö✝ø ùú ✄õö✄✂ýøö ûþõ☎ ûü øö✞ ✟õýú ✄øü

,

✄õ ✄øÿú ÷✂✞ø ùú ✄õö ✄✂ý øö û þõ☎ ôû ✄ú ✁ø✟ú ✂ö ✄✂ý ôõ ôõö✂☎ ú ÿõö✞☎ øüøÿøö

.

☛õ☞øü ø ✂ ô✂ô

,

úö ùú ✁ú ù ✂ ✝øö✞ ✝øýúö ✆ ø☎ ✌ø ýõ ✆ øö✝øýøö üõ ✡õü õö✟ú øý øö ôõö✝õ ✄✂÷✂ú ùúüúö✝ø ôõö øô ÿú þýøö ÿõüú þøý ✂ ✄õü ✄õö✄✂ ù øö øùøö✝ø ô û✄ú ✁ ø✟ú ✂ö ✄✂ý ôõö✞úý✂✄ú ÿõüú þøý✂ ✄õü ✄õö✄✂ øý øö ôõü ø✟øý øö ✄õý øöøö ✟û✟ú øþ ✂ö ✄✂ý ôõ þøý ✂ý øö ö✝ø

.

☛õ ✆øþúý ö✝ø

,

úö ùú ✁ú ù ✂ ✝øö✞ ✝øý úö ✆ ø☎ ✌øý õ ✆øö✝øýøöüõ ✡õ üõö✟ú øý øö ✄ú ù øý ôõö✝õ ✄✂ ÷✂ú ùúüúö✝øôõöøôÿú þý øö ÿõüú þøý ✂ ✄õü ✄õö✄✂ ùøö ✄ú ù øý øùøö✝ø ôû ✄ú ✁ø✟ú ✂ö ✄✂ý ôõö✞úý ✂ ✄ú ÿõüú þøý ✂ ✄õü ✄õö✄✂ ô øý ø ☎øþ úö ú øý øö ôõö✝õ ✆ ø✆ýøö ùúü úö✝ø ôõ ôú þúý ú ö ûü ôø ✟✂ ✆÷õý✄ú ✡ ✝øö✞ ôõö õ ôÿ ø✄ý øö ✄õýøö øö ÿ øù ø ùúüúö✝ø ✂ö ✄✂ý ôõö✞☎ úö ù øüú ôõ þøý✂ýøö ÿõüú þøý ✂ ✄õü✟õ ✆ ✂✄

(

✍ ÷

zen,

2005).

Dalam

✎✏ ✑✒✓ ✔ ✒✕✖✗✘✙✙✑✚✛ ✑✏ ✘✜✢ ✒✓

, norma subjektif juga diidentikan oleh

dua hal, yaitu:

✣✑✗✢ ✑✕

dari seseorang tentang reaksi atau pendapat orang lain dan

kelompok lain tentang apakah individu perlu, harus melakukan suatu perilaku, dan

apakah hal ini memotivasi individu untuk mengikuti pendapat orang lain tersebut

(Michener, Delamater, & Myers, 2004). Menurut Davidson (1995) minat

wirausaha ternyata berhubungan dengan

p

✑✓ ✤ ✒✙ ✘ ✗ ✘✥✢

t

✦ ✚✑

yang terdiri dari usia,

gender, pengalaman pribadi dan pengalaman-pengalaman yang mengubah

beberapa atitude (dalam Amofah, 2006).

Hal ini juga ditegaskan oleh Priyanto (2008) yang menyebutkan salah satu

faktor yang mempengaruhi wirausaha adalah eksternal, yang terdiri dari

lingkungan keluarga, lingkungan dunia, fisik dan sosial ekonomi. Penelitian Ban,


(26)

✧ ★

✩✪✫✬✭✮

& E

✯✰✱ ✰✭

(

✲ ✳ ✳✴

)

✵✰✭ ✪✵✶ ✪✷ ✸ ✪✭ ✶ ✪✷ ✹ ✪ ✺ ✰✱ ✪✭ ✯✬✭✻ ✸✼ ✭✻ ✪✭ ✽ ✰✺✰✱✾ ✬ ✶ ✪✻✪✬✪✵ ✪✭✪ ✪ ✫✪✷ ✵✰✭✿✪❀✬ ✵❁❀✰✯ ✽✰✶ ✪✻✪✬ ✹ ✬✱ ✪✼ ✽ ✪✷ ✪

,

✾ ✰✵ ✪✭ ✾ ✰✱❀✰✸ ✪✾ ✪✾ ✪✼ ✯✬✭ ✻✸✼ ✭ ✻✪✭ ✽ ✰✸ ✬✾ ✪✱ ✵ ✰✵✶ ✰✱ ✬✸✪✭ ✺ ✰✭ ✻✪✱ ✼✷ ✸✰✺✪❀✪ ✵✪✷ ✪✽ ✬✽✹ ✪ ✼✭✾ ✼✸ ✵ ✰✭✿✪❀✬ ✹ ✬✱ ✪✼ ✽ ✪✷ ✪

.

✩✰✷ ✬✭ ✻✻ ✪ ✭❁✱✵✪ ✽ ✼ ✶✿✰✸✾ ✬❂

,

✪❀✪✯✪✷ ✶✪✻ ✪✬✵✪✭ ✪ ✭❁✱ ✵ ✪

-

✭❁✱✵✪ ✽ ✼ ✶✿✰✸✾ ✬❂ ✫✪✭ ✻ ✪❀✪ ❀✬ ✽✰✸ ✬✾ ✪✱ ❀✬✱ ✬ ✬✭❀✬❃ ✬❀✼ ✽ ✰✺✰✱✾ ✬ ✺ ✰✱ ✪✭ ✻✰✭❀✰✱

,

✸✰✯✼ ✪✱✻✪

,

✾ ✰✵✪✭ ✽ ✰✺ ✰✱✻✪✼ ✯✪✭✮ ✺✰✭✻ ✪✯✪✵✪✭

-

✺✰✭✻ ✪✯✪✵✪✭ ✺ ✱ ✬✶ ✪❀✬ ❀✬✽ ✰✸✬✾ ✪✱

✵ ✪✵✺✼ ✵✰✵✺ ✰✭ ✻✪✱ ✼✷ ✬ ✵ ✬✭✪✾✶ ✰✱✹ ✬✱ ✪✼ ✽ ✪✷ ✪✬✭❀✬❃ ✬❀✼✾ ✰✱ ✽ ✰✶ ✼✾

.

❄❅❆ ❅

5

❇❈❉ ❊ ❋●❍ ■❏ ❑❑▲❑▼◆❈

✩✬✸ ✪✺ ✪✾ ✪✼ ❖P◗

t

❘ ❙❚

t

✶✰✱ ✪ ✽✪✯ ❀✪✱ ✬ ❯ ✪✷✪✽ ✪ ❱ ✪✾ ✬✭✮ ✫✪ ✬✾ ✼ ❖❲P

us

✫✪✭✻ ✶✰✱✪✱✾ ✬ ✽ ✰✽ ✼✪✬ ✪✾ ✪✼❳❁❳❁✸ ❀✪✭ ✽ ✬✪✺ ✼ ✭✾ ✼ ✸ ✶✰✱ ✾ ✬✭❀✪✸ ✪✾ ✪✼ ✶ ✰✱ ✶✼ ✪✾ ✽ ✰✽ ✼✪✾ ✼

(I

✽ ✵✪✬✯

& Zain,

2008). Menurut Ajzen (2005), sikap adalah evaluasi individu secara positif atau

negatif terhadap benda, orang, institusi, kejadian, perilaku atau minat tertentu.

Menurut Gagne dan Briggs (dalam Ajzen, 2002), sikap merupakan suatu keadaan

internal (

◗ ❨P❚❩ ❨ ❖❬

st

❖P❚

) yang mempengaruhi pilihan tindakan individu terhadap

objek, orang atau kejadian tertentu. Sikap merupakan kecenderungan kognitif,

afektif, dan tingkah laku yang dipelajari untuk berespon secara positif maupun

negatif terhadap objek, situasi, institusi, konsep atau seseorang. Sikap merupakan

faktor personal yang mengandung evaluasi positif atau dalam tingkah laku yang

menghindari, melawan, atau menghalagi objek (Eagly & Chaiken, 1993).

Berdasarkan

❭❪❚❫❩ ❴

Of Planned Behavior

, seseorang yang percaya bahwa

menampilkan perilaku tertentu akan mengarahkan pada hasil yang positif akan

memiliki sikap

favorable

terhadap ditampilkannya perilaku, sedangkan orang

yang percaya bahwa menampilkan tingkah laku tertentu akan mengarahkan pada


(27)

❜❝❞ ❡❢ ❣❝ ❤✐ ❤❥✐ ❝❦ ❡❧

,

♠❝♥❝ ❡❝ ❝♥ ❝ ❤ ♠❥ ♠❡❢❡♥❡ ❞ ❡♥❝ ♦ ♣ qrst✉ ✈ s✇ ①②

(

③④

zen, 1991).

Menurut Priyanto (2008), minat wirausaha dipengaruhi oleh faktor-faktor salah

satunya yaitu faktor internal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu dapat

berupa sifat personal, sikap, kemauan, kemampuan individu yang memberikan

kekuatan individu berwirausaha.

Beberapa sikap seperti keinginan memegang kendali (

s♣⑤✉ q✉⑥

y),

melakukan kegiatan sosial (

⑦✉ ⑧⑨ s① ⑧ s ✈ ②②

r), menghindari tanggung jawab

(

✈②⑦⑩✉q⑦ ⑨✇ ⑨ ①⑨

ty

) dan mampu melihat peluang (

②⑧✉q✉⑥⑨ ⑧ ✉⑩⑩✉ ✈⑤♣ q⑨

ty

s q❶ ⑧ ❷ s①①②q❸ ②

) memilihi hubungan positif yang signifikan terhadap minat wirausaha

(Uddin & Bose, 2012). Sehingga

⑩②✈⑦ ✉qs ① s⑤

t

t

♣❶②

merupakan sikap sikap

individu yang baik negatif ataupun positif pada wirausaha sehingga mampu

mengaruhi minat wirausaha pada individu tersebut.

❹❺❻ ❺

6

❼❽❾ ❿❽ ➀➁❽➂

behavior Control

➃ ②✈⑧ ②⑨

v

②❶ ➄ ②❷ s⑨✉✈

v

➅ ✉ q⑤✈✉①

menggambarkan tentang perasaan

s

②①r ②rr⑨⑧ s⑧

y

atau kemampuan diri individu adalam melakukan suatu perilaku. Ajzen

(dalam Ismail & Zain, 2008) menjelaskan

bahwa perilaku seseorang tidak hanya

dikendalikan oleh dirinya sendiri, tetapi juga membutuhkan kontrol, misalnya

berupa ketersediaan sumber daya dan kesempatan bahkan keterampilan tertentu.

➃ ②✈⑧ ②⑨

v

②❶ ➄ ②❷ st⑨✉✈ s①➅ ✉ q⑤✈✉ ①

merepresentasikan kepercayaan seseorang tentang

seberapa mudah individu menunjukkan suatu perilaku. Ketika individu percaya

bahwa dirinya kekurangan sumber atau tidak memiliki kesempatan untuk

menunjukkan suatu perilaku (kontrol perilaku yang rendah) individu tidak akan


(28)

➆ ➇

➈➉ ➈➊➋➊➌ ➊ ➊➍➎➉➍ ➏ ➊ ➐➑➍ ➒ ➌➓➑➎ ➓ ➍➎➓➌ ➈➉➍➓ ➍ ➔➓➌➌➑➍ →➉➣ ➊➋➑ ➌➓ ➎➉➣ ➏➉↔➓ ➎

(E

➍ ➒➉ ➋

,

↕➋➑➙➌➛➉ ➋➋

, &

➜➊➍ ➊➑➣➝➞➆➟ ➟➠

).

➡➢➤ ➥➢ ➦➢ ➧

v

➨➢➩ ➫➭ ➦➯➤ ➫➲ ➥➯ ➳➵➤ ➯ ➲ ➝➑ →➑➎ ➝➊↔ ➉➍➎➓➌ ➸ ➋➉ ➺ ➌➉ ➏➉ ➈ →➑➎ ➑➍ ➑ ➌➑➍ →➉➍➝➊➝➊➌➑➍ ➑➎➑➓→➓ ➍ ➌➉➎➉ ➣➑ ➈→ ➊➋➑➍ ➐➑➍ ➒ ➝➊↔ ➉➣ ➊➌➑➍ ➌➉ →➑➝➑ ➊➍➝➊➻➊➝➓➼ ➽➉➍ ➒➉➎➑ ➺➓➑➍ ➈➑ ➺➑ ➏ ➊➏➛➑ ➈➉➍ ➒➉➍ ➑ ➊ ➌➓ ➍➙➊

-

➌➓➍➙➊ ➝➑ ➋➑ ➈ ↔➊➏➍ ➊➏

(

➌➉➓➑➍ ➒➑➍➞ →➉ ➈↔ ➑ ➐➑➣ ➑➍ →➑ ➔➑ ➌➞ ➙➑➎➑➎➑➍ ➌➉➓ ➑➍➒ ➑➍➞ ➝➑➍ ➝➸➌➓➈➉➍ →➉ ➈↔➑ ➐➑➣ ➑➍➞ ➏➉➣ ➎➑ →➉ ➈➑ ➏➑➣ ➑➍

)

➎ ➊➝➑ ➌➏➉➣➎➑ ➈➉➣➎➑ ➈➉➍ ➊➍ ➒ ➌➑➎ ➌➑➍ ➈➊➍ ➑➎ ➈➑ ➺➑ ➏ ➊➏➛➑ ➓➍ ➎➓ ➌ ➎➉➣ ➔➓ ➍ ➏➉↔➑➒ ➑ ➊ ➛➊➣➑➓ ➏➑ ➺➑

(

↕➑➍➞ ➾➑ ➐➊➍➞

&

E

➋➉➣ ➉➍➞ ➚➪➪➇

).

➡➢➤ ➥➢ ➦➢ ➧

v

➨➢➩➫➭ ➦➯ ➤ ➫ ➲ ➥➯ ➳➵➤ ➯ ➲ ➑➝➑ ➋➑ ➺↔ ➑➒➑ ➊➈➑➍➑ ➊➍➝➊➻➊➝➓ ➈➉ ➈ ➊➋➊➌➊ ➌➉ ➐➑ ➌ ➊➍➑➍ →➑➝➑ ➏➑➎➓ ➺➑ ➋ ➎➉➣➎➉➍ ➎➓ ➝➊➌➑➣ ➉➍➑ ➌➑➍ ➶➑➌➎➸ ➣ ➝➓➌➓ ➍➒ ➑➍ ➝➑➍ ➌➉➎➉➣➏➉➝➊➑➑➍ ➏➓➈↔➉➣ ➝➑➐➑ ➝➑➍ ➏➑➣ ➑➍ ➑ →➉➍➝➓➌➓ ➍➒ ➐➑➍➒ ➈➉ ➈→➉➍➒ ➑➣➓ ➺ ➊ ➈ ➊➍➑➎ ➛➊➣ ➑➓ ➏➑ ➺➑ ➊➍➝➊➻➊➝➓➼

➹➘➴ ➘

7 Asp

k

sikol

ogis

➽➏ ➊➌➸➋➸➒➊ ➈➉➣➓→➑ ➌➑➍ ➏➎➓➝➊ ➈➉➍➒ ➉➍➑ ➊ →➊➌ ➊➣➑➍ ➝➑➍ →➉➣ ➊➋➑ ➌➓ ➝➊➈➑➍➑ ➈➉➣➓ →➑ ➌➑➍ ➑ → ➋➊➌➑ ➏ ➊ ➊➋➈➓ ➏➑ ➊➍ ➏ ➐➑➍➒ ➝➊➒➓➍ ➑ ➌➑➍ ➓ ➍➎➓➌ ➈➉ ➈➑➺➑ ➈➊ ➈➑➍ ➓ ➏ ➊➑ ➏➉➙➑➣ ➑ ➊➍➝➊➻➊➝➓ ➑➎➑➓ →➓➍ ➏➉➙➑➣ ➑ ➌➉ ➋➸➈→➸ ➌ ➝➉ ➍➒ ➑➍ ➈➉ ➋➊➺➑➎ →➉➣➎ ➊➈↔ ➑➍ ➒➑➍ →➣ ➊➍➏ ➊→

-

→➣➊➍➏ ➊→ ➓➈➓➈ ➑➎➑➓ →➓➍ ➌➑ ➏➓➏ ➏ →➉ ➏➊➶➊➌

(

➛➊➌➊→➉➝➊➑

,

➚➪➆➠

).

➮➱ ✃➢❐ ✃➱ ➦❐➯ ➲➯ ❒ ➦

s

➑➎➑➓ ➑ ➏ →➉ ➌ → ➏➊➌➸ ➋➸ ➒ ➊➏ ➈➉➣➓→➑ ➌➑➍ ➝➊➈➉➍➏ ➊ ➝➑➣ ➊ →➏ ➊➌➸➋➸➒➊➏ ➐➑ ➍➒ ➈➉➍ ➒ ➺➑ ➏ ➊➋➌➑➍ ➌➉ ➈➑ ➈ →➓ ➑➍ ➝➑➍ ➌➉ ➏➉ ➈→➑➎➑➍ ➊➍➝➊➻➊➝➓ ➝➑ ➋➑ ➈ ➈➉➍➓ ➍ ➔➓➌➌➑➍ ➉ ➌ ➏→➣➉ ➏ ➊

,

➉ ➈➸ ➏ ➊ ➝➑➍ ↔ ➑➒➑ ➊➈➑➍ ➑ ➊➍➝➊➻➊➝➓ ➈➉➍ ➓➍➔➓ ➌ ➌➑➍➝➊➣ ➊➍➐➑

(Caldwell &Dake, 1999).

Aspek psikologis sendiri meliputi persepsi, kognisi, atensi, emosi,

kecerdasan, motivasi, kemampuan otak, kepribadian, hubungan interpersonal, dan

berbagai hal lain yang merujuk pada

❮ ➳ ➥➯ ➳➱ ➥➦➯ ❮➱ ❰ ➦➳➧

(Wikipedia, 2015).

Menurut Boyd & Volzikis (1994), berdasarkan teori

t

➤ ➫ ➦

t

➯Ï ➢ ➳➵➤ ➢ ✃➤ ➢ ➳➢❮➤ ➱ ➩ ➦

p,


(29)

ÒÓÔ ÕÖ × ØÙÚÓ Ù ÕÛ Ü ÕÝÕ

(EI)

ÞÓ ß ØÔ à ÕÙÛ ÝÓ á âØÝ ×Ø× ØÙ Õß Õ ÖÙÕÓ Ö ÕÖÕÛ ÜÓã ÕÖ ÕÔ ÖÕÙ Õ âÕÓÔ ä ÖÓÔ ààÓÔåÕ æ ççè é ê ëìí îçç ïçæ ð

v

åÕÓ ÖÛ ñØ×ÛÖÛ Ý ÕÔ Û Ô ÖÛñ Ò ØÔòÕßÕÓ ÖÛóÛ ÕÔ

,

ñØòØÔÞØÙÛ ÔàÕÔ ôîõ ö

t

ëöîæ÷ åÕÓ ÖÛ ñØÜ ØÞÓÕÕÔ ÛÔÖÛñ ÒØÔ à ÕÒ×Ó â ÙÓ ÜÓñá

-

ÙÓ ÜÓñá ã ÓÔÕÔ ÜÓ Õâ

,

ÖáâØÙÕÔÜÓ ÖØÙÝ ÕÞ Õß ëïø î÷ù î

ty

åÕÔ à ×ØÙÕÙ ÖÓ × ØÙÕÔ Ó ÕñÕÔ ñØÖÓÞ Õñß ÕÜ ÖÓ ÕÔú ÓÔ á û ÕÜÓ

(

ñØÒ ÕÒß Û ÕÔ Ò ØÔòÓßÖÕñÕÔ Ý Õâ×ÕÙÛ ÕÖÕÛ ÒØÒáÞ ÓãÓñÕÜÓñáÔÜ Øß× Ó ÜÔ Ó ÜåÕÔ à ÜÛÞÕÝ ÕÞ Õ

),

ÓÔÖÛÓ ÜÓ åÕÓ ÖÛ ßØÔàÕÒ× Ó âÕÔ ñØßÛÖÛ Ü ÕÔ ×ØÙÞ ÕÜ ÕÙñÕÔ ßØÙÕÜ ÕÕÔú îæðçôæëü üé ì

us

éê ìé æðôé ü åÕÓ ÖÛ ñØåÕñÓÔÕÔ ÕñÕÔ ÒÕÜ Õ Þ ØßÕÔ × Ø Ùà ÕÔÖÛÔ à ß ÕÞÕ ÖÓÔ Þ ÕñÕÔ Ü ØÔÞ Ó ÙÓ

,

ÞÕÔßÙáÕñÖÓã åÕÓ ÖÛÜÛ Þ ÕÝ ÒØÙØÔòÕÔÕñÕÔ Ý Õâ

-

Ý ÕâåÕÔàÕñÕÔ ÖØÙóÕÞ ÓÞ ÓÞ ØßÕÔ

(

ýÞ ÞÓÔþÿáÜ Ø

,

✁Ð

).

Ð✂ ✄ ççè éê ëìíîçç ïçæð

v

(N -ach)

Þ ÕßÕÖ ÞÓ ÕÙ ÖÓñÕÔ Ü Ø× Õà ÕÓ ÕÜß Øñ ß ÜÓñáâá àÓ Ü åÕÔ à Ò ØÔÓ Ò×ÛâñÕÔ ñØÓÔà ÓÔ ÕÔ ÓÔÞ Ó ûÓÞ Û Û Ô ÖÛñ ÒØâÕñÛñÕÔ ÖÛ à ÕÜÞØÔ à ÕÔ ×ÕÓñÞÕÔ âØ× ÓÝ Ò ÕóÛú ÓÔÞ Ó ûÓÞ Û ÞØÔàÕÔ ☎

-

ÕòÝ ÖÓÔ àà Ó ÒØÒÓ âÓñÓ ÖÛóÛ ÕÔ åÕÔ à Ù ØÕâÓ ÜÖÓ Ü Ü ØÙÖÕ ÜÓ Õß Ò ØÔàÕÒ× Ó â ÙÓ ÜÓñá

. I

ÔÞ Ó ûÓ ÞÛ ÞØÔàÕÔ ☎

-

ÕòÝ ÖÓÔ àà Ó Þ Ó ÕÔà à Õß òØÔ Þ ØÙÛÔ à ×ØÙ ÕÞ Õ ÞÓ ß á ÜÓ ÜÓ ßÛ ÔòÕñ Þ ÕâÕÒ ×Ó ÜÔÓ Üú ÔÕÒÛ Ô ñÛ Ù ÕÔà ×ØÙÝÕÜÓ â ß ÕÞÕ ß ØñØ ÙóÕÕÔ åÕÔ à Ò ØÒØÔÖÓÔàñÕÔ ñØÒ ÕÒß ÛÕÔ Þ Óß âáÒÕÜÓ ÞÕÔ ñáá ß ØÙ ÕÜÓ

(F

ÙÓ ØÞÒÕÔ

&

✆ òÝ Û Ü ÖÕòñú ✁✁ Ñ ä✝ Ð

).

✞ØÔ Û ÙÛ Ö ✟ ØÒ ØÓñÓ ØÔØ

et al.,

(

✁Ð✝

)

ñØ× Û ÖÛ Ý ÕÔ ÕñÕÔ ßÙØÜ ÖÕÜÓ Ò ØÙÛßÕñÕÔ ÜÕâÕÝ Ü ÕÖÛ ÓÔÞ ÓñÕÖáÙ ÒØÔ ÛÔóÛñ ñÕÔ ÕßÕñÕÝ ÜØÜ ØáÙÕÔ à òØÔÞØÙÛ Ôà ×ØÙÚÓ ÙÕÛÜ ÕÝ ÕÕÖ ÕÛÖÓÞÕñ✂

Risk taking,

ÕÞ ÕâÕÝ ñØòØÔÞØÙÛ Ô à ÕÔßØÙÓ âÕñÛ ÓÔÞ Ó ûÓÞ Û åÕÔà ÖØÙÖÕÙÓñßÕÞÕá×óØñ ÞØÔàÕÔ ß á ÖØÔÜÓ åÕÔ à ÒØÔåÕñÓ ÖñÕÔ ÕÖÕÛ ×ØÙ×ÕÝ ÕåÕ ÔÕÒÛÔ ÖØÙñÕÞÕÔ à Ò ØÒÓ âÓñÓ ßØâÛ ÕÔ à åÕÔ àß á ÜÓ ÖÓã ñá áßØÙÕÜÓ

(F

ÙÓ ØÞÒÕÔ

&

✆ òÝÛÜ ÖÕòñú ✁ ✁Ñä ✁ ✝

).

✝✂

I

Ô á û ÕÜÓ

,

ÒØÙÛ ß ÕñÕÔ ñÙØÕÖÓ ûÓ ÖÕÜåÕÔàÞÓ ÖØÙóØÒÕÝñÕÔÒ ØÔóÕÞ Ó Ü ØÜÛ ÕÖÛåÕÔàÞÕß ÕÖ Þ ÓÓ ÒßâØÒØÔÖÕÜÓñÕÔ Þ ÕÔ ÒØÒ× ØÙÓñÕÔÔ Ó âÕÓ ÖÕÒ× ÕÝ ÕÖÕÜÜÛÒ×ØÙÞÕåÕåÕÔ à Þ Ó ÒÓ âÓñÓ


(30)

✠ ✡

☛☞✌✍ ✎✍ ✏

D

✍ ✑ ✑ ☞✒✓ ✔✌✑ ✔✒ ✔✕ ✑ ✔✏✍✖✗ ✎✗✑ ☞✑ ☞✘ ✎✔✌✙✓ ☞✓ ✗✒✗✚✗ ✛✗ ✜✔✚ ☞✜✗ ✎ ✔✍ ✑ ✔✕ ✔✔ ✌✚ ✔✎☞✌ ✔ ✓☞✓✗✒✗✚ ✗✚ ☞✗ ✌✘✢✔✑✗✔✌✣✔✒ ✔✓✣✗ ✎✗ ✌✤✔

. (

✥✍✎✤✔✌✔

&

✦✔✤✍✧★✩✠ ✠✪★✠✫

).

4. Locus of control,

✓ ☞✎✍ ✬ ✔✚✔✌ ✚☞✤✔✚ ✗ ✌✔✌ ✔✚✔✌ ✚ ☞✓✔✓✬ ✍ ✔✌ ✤✔✌✙ ✣✗✓ ✗✒✗✚✗ ✗ ✌✗✣✗✢✗✣✍ ✤✔✌✙ ✔✚ ✔✌✓ ☞✓✬☞✌✙✔✎✍✕ ✗ ✚ ☞✛✔✣✗ ✔✌

-

✚☞✛✔✣✗ ✔✌✤✔✌✙ ✔✣✔

.

Locus of control

✏☞✎✣✗ ✎✗ ✣✔✎✗ ✣✍✔✛☞✌✗ ✑✧ ✤✔✌✙✬☞✎✏✔✓✔✔✣✔✒ ✔✕

internal locus of control

✤✔✌✙✓ ☞✤✔✚✗ ✌✗ ✭✔✕ ✜✔ ✣✗ ✎✗ ✑ ☞✌✣✗ ✎✗ ✓☞✓✗✒✗✚✗ ✚ ✘ ✌✏✎✘✒ ✔✚ ✔✌ ✬☞✌✤☞✭✔✭ ✚ ☞✛✔✣✗ ✔✌ ✏☞✎✏☞✌ ✏✍✧ ✣✔✌ ☞✚✑✏☞✎ ✌✔✒ ✤✔✌✙ ✒ ☞✭✗✕ ✓☞✤✔✚ ✗ ✌✗ ✬ ☞✌✙ ✔✎✍✕ ✒✗ ✌✙✚✍✌✙ ✔✌ ✤✔✌✙ ✏✗✣✔✚ ✣✔✬✔✏ ✣✗✚✘✌✏✎✘✒ ✤✔✌✙✑ ☞✭☞✌ ✔✎✌✤✔✓☞✓✬☞✌✙ ✔✎✍ ✕✗✚ ☞✛✔✣✗ ✔✌✏☞ ✎✏☞✌✏✍

(

✦✍ ✎✙ ☞✎

,

★✩✩ ✮ ✪✯ ★✩

).

✥☞✕ ✗ ✌✙ ✙ ✔ ✔✑✬ ☞✚ ✬ ✑✗✚ ✘✒✘ ✙✗ ✑ ✔✣✔✒ ✔✕ ✔✑✬ ☞✚

-

✔✑✬ ☞✚ ✤✔✌✙ ✣✗✬ ☞ ✌✙✔✎✍✕ ✗ ✣✔✎✗ ✬☞✌✗✒ ✔✗ ✔✌ ✬ ✑✗✚ ✘✒✘ ✙✗ ✑ ✔✏✔✍ ✚☞✏✗✣✔✚✑ ✔✣✔✎ ✔✌ ✣✔✒ ✔✓ ✓ ☞✒ ✔✚ ✍✚✔✌✧ ✭☞✎✏✗ ✌✣✔✚✧ ✣✔✌ ✭☞✎✬☞✎✗✒ ✔✚✍ ✏☞✎✕✔✣✔✬ ✑ ☞ ✑✍✔✏✍ ✰ ✱✑✬☞✚ ✬ ✑✗✚ ✘✒✘ ✙✗ ✑ ✤✔✌✙ ✣✗ ✙✍ ✌ ✔✚✔✌ ✣✗✭✔✏✔✑✗ ✬✔✣✔

need of achievement, risk taking

,

✗ ✌✘✢✔✑✗ ✣✔✌

locus of control

✑ ☞✭✔✙ ✔✗ ✑ ✔✒ ✔✕ ✑ ✔✏✍ ✤✔✌✙✓ ☞✓ ✬ ☞✌✙ ✔✎✍✕ ✗✗ ✌✣✗✢✗✣✍ ✣✔✒ ✔✓✓ ☞✌✗ ✌✙ ✚ ✔✏✚✔✌✓✗ ✌ ✔✏✭☞✎ ✜✗ ✎✔✍ ✑ ✔✕✔

.

✲✳ ✲ ✴✵

ipot

sis

✶✵✵

n

liti

✷✸

✲✳ ✲✳✹ ✶✵

n

✺✷✻

uh

norm

su

✼✵

j

ktif

t

rh

✷✽✷✾

m

in

✷✿

wir

✷❀❁✷❂✷

m

✷❂✷❁ ❃

sw

F

✷❄

ult

✷❁❅

konom

i

✽✷✸❆

isnis

i

❇✵

np

✷❁✷✻

❈✘✎✓ ✔ ✑✍✭✛☞✚ ✏✗ ❉ ✔✣✔✒✔✕ ✭✔✙ ✔✗✓✔✌✔ ✌✘✎✓ ✔

-

✌✘✎✓✔ ✑✍✭✛☞✚✏✗ ❉ ✤✔✌✙ ✔✣✔ ✣✗ ✑ ☞✚✗ ✏✔✎ ✣✗ ✎✗ ✗ ✌✣✗✢✗✣✍ ✑ ☞✬ ☞✎ ✏✗ ✬☞✎✔✌ ✙ ☞✌✣☞✎

,

✚ ☞✒✍✔✎✙✔

,

✏☞✓✔✌ ✑ ☞✬☞✎✙ ✔✍ ✒ ✔✌✧ ✬☞✌✙✔✒ ✔✓ ✔✌

-

✬☞✌✙✔✒ ✔✓ ✔✌ ✬ ✎✗✭✔✣✗ ✣✗ ✑ ☞✚ ✗ ✏✔✎

✓✔✓✬ ✍ ✓ ☞✓ ✬ ☞✌✙ ✔✎✍✕ ✗ ✓✗ ✌ ✔✏ ✭☞✎✜✗ ✎✔✍✑ ✔✕ ✔ ✗ ✌✣✗✢✗✣✍ ✏☞✎✑☞✭✍ ✏

.

❊☞✎ ✔✌ ✒✗ ✌✙✚ ✍✌✙✔✌ ✑ ☞✬ ☞✎✏✗ ✭✔✙✔✗ ✔✓ ✔✌ ✔ ✔✤✔✕ ✓☞✌✛✔✣✗ ✓✘✣☞✒ ✑☞✭✔✙✔✗ ✜✗ ✎✔✍✑✔✕✔

,

✏☞✓ ✔✌ ✏☞✎✣☞✚✔✏ ✔✏✔✍ ✒✗ ✌✙✚✍✌✙ ✔✌ ✑☞✚ ✗ ✏✔✎ ✓☞✓✭☞✎✗✚ ✔✌ ✬ ☞✌✙ ✔ ✎✍✕ ✚ ☞✬✔✣✔✓✔✕ ✔✑✗ ✑ ✜✔✍ ✌ ✏✍✚ ✓ ☞✌ ✛✔✣✗ ✜✗ ✎✔✍✑ ✔✕ ✔

.

❊☞✌✙ ☞✏✔✕ ✍ ✔✌


(31)

❍■❏■ ❑▲ ❑▼■ ❍◆❖P ◆❖■▲ ◗ ❘ ❖❙▲

-

◗❘❖ ❙▲ ❚■❯■ ❍ ❱▲ ❑ ❖▲ ❑

(

◗◆❘■ ❖P■ ❖❲ ❳◆❍❱■ ❨■ ❩■ ❖ ❳ ■❬■◗❲ ❙■❭■❭■ ❖ ◗ ◆❘■ ❖P ■ ❖❲ ❚■ ❖ ❚❪◗ ❘ ❍◆❖ ❳ ◆❍ ❱■ ❨■ ❩■ ❖❲ ❑ ◆ ❩❭■ ❳ ◆❍■ ❑■ ❩■ ❖

)

❭▲ ❚■◗ ❑◆❩❭■ ❍◆❩❭■ ❍ ◆❖▲ ❖P◗■❭◗ ■ ❖❍▲ ❖■❭❍■❏■ ❑▲ ❑▼■❘❖❭❘◗ ❭◆❩❬ ❘ ❖❑ ◆❱■P■▲▼▲ ❩■ ❘❑■❏ ■

.

❫■ ❩■◗❭◆❩▲ ❑❭▲◗ ❑❪❑▲■❯ ❚ ◆❍❪P ❩■❴▲ ❑ ❑▲ ❑▼■

(

P ◆❖ ❚◆❩

,

❘ ❍❘ ❩

,

❬ ❘❍❯■❏ ◗◆❯❘■ ❩P ■

,

❳◆❍■ ❑ ❘◗ ■ ❖ ❚■ ❖ ❳◆❖P ◆❯ ❘■ ❩■ ❖ ❚■❯■ ❍ ◗ ◆❯ ❘■ ❩P ■

),

◗◆❱◆❩■ ❚■■■ ❖ ◗◆▼▲ ❩■ ❘ ❑■❏■■ ❖ ❚▲ ◗◆❯ ❘■ ❩P■ ❭◆❩❖ ❨■❭■ ❱ ◆❩❳ ◆❖P■ ❩ ❘❏ ❳❪❑❭▲❴ ❭◆❩❏ ■ ❚■❳ ▲ ❖❭◆❖❑▲ ◗ ◆▼▲ ❩■ ❘❑■❏■ ■ ❖ ❍■❏ ■ ❑▲ ❑▼■

(

❵■ ❖❲ ❛■ ❨▲ ❖❲

& E

❯ ◆❩◆❖❲ ❋ ●● ❜

).

❝◆❖ ❘❩❘❭❞ ❩▲❨■ ❖❭❪

(

❋ ●● ❡

) (

❚■❯■ ❍❛ ❘❏ ■ ❩❭▲

&

❛▲ ❩▲ ❖ ◆

,

❋ ●●❢

)

❍◆❖ ❨◆❱ ❘❭◗ ■ ❖ ❱■❏▼■ ■ ❚■ ❚ ❘■ ❴■◗❭❪❩ ❨■ ❖P ❍◆❍❳◆❖P■ ❩ ❘❏ ▲ ❬▲▼■ ◗◆▼▲ ❩■ ❘❑■❏ ■■ ❖❨■▲❭❘❴■◗❭❪❩▲ ❖❭◆❩ ❖■❯ ❨■ ❖P❱ ◆❩❘❳■❑▲❴■❭❳ ◆❩ ❑❪❖■❯

,

❑▲◗ ■❳ ❚■ ❖◗◆❍■ ❘■ ❖ ❳❩▲ ❱■ ❚▲ ▲ ❖ ❚▲❣▲ ❚❘ ❚■ ❖ ❴■◗❭❪❩◆◗❑❭◆ ❩❖■❯ ❱ ◆❩■ ❑■❯ ❚■ ❩▲ ❯ ❘■ ❩ ❑ ◆❳◆❩❭▲ ❯▲ ❖P◗ ❘ ❖P■ ❖ ❑ ◆◗ ▲❭■ ❩

,

❚ ❘❖▲■

,

❯▲ ❖P◗ ❘ ❖P ■ ❖ ❴▲ ❑▲◗ ❚■ ❖ ❯■▲ ❖

-

❯■▲ ❖❤

H

■❯ ▲ ❖▲ ❱ ◆❩❱◆❚■ ❚ ◆❖P■ ❖ ❭◆❍ ❘■ ❖ ❛■❭▲❭▲

&

E

◗❪▼■❭▲

(

❋●✐ ❥

),

❳◆❖❚▲ ❚▲◗ ■ ❖ ▼▲ ❩■ ❘❑■❏ ■ ❚■ ❖ ❯■❭■ ❩ ❱ ◆❯■◗■ ❖P ❪❩■ ❖P❭❘■ ■❭■ ❘ ❴■◗❭❪❩

-❴■◗❭❪❩ ❯▲ ❖P◗❘❖P■ ❖ ❭▲ ❚■◗ ❱ ◆❩❳◆❖P ■ ❩❘❏ ❭◆❩❏ ■ ❚■❳ ❍▲❖■❭ ▼▲ ❩■ ❘❑■❏ ■

. H

▲❳❪❭◆❑▲ ❑ ❑■❭❘ ❨■ ❖P▲ ❖P ▲ ❖❚▲ ❘❬▲❳■ ❚■❳◆❖◆❯▲❭▲■ ❖▲ ❖▲ ■ ❚■❯■❏

,

❦ ❧

♠ ♥♦

orm

su

j

q

ktif

r qs ♦t♦

signifik

n

♣q

rp

q

n

✉ ♦t

uh positif

t

q

rh

♦✈♦✇

m

in

♦①

wir

♦②r ♦③♦④♦③♦r⑤

sw

F

♦⑥

ult

♦r⑦

konom

i

✈♦⑧⑨

isnis

i

⑩q

np

♦r ♦ t

❶❷ ❶❷ ❶ ❸q

n

✉ ♦t

uh

personal attitude

t

q

rh

♦✈♦ ✇

m

in

♦①

wir

♦②r ♦③♦ ♦③♦

m

r⑤♦

sw

F

♦⑥

ult

♦r ⑦

i

konom

✈♦⑧⑨

isnis

i

⑩q

np

♦r ♦ t

❹❺❻ ❼❽ ❾ ❿➀ ❿

tt

t

➂➃❺ ❍◆❩ ❘❳ ■◗■ ❖ ❑▲◗ ■❳ ➄ ❑▲◗■❳ ▲ ❖❚▲❣▲ ❚ ❘ ❨■ ❖P ❱■▲◗ ❖ ◆P■❭▲❴ ■❭■ ❘❳ ❘ ❖❳❪❑▲❭▲❴❳ ■ ❚■▼▲ ❩■ ❘ ❑■❏ ■❑ ◆❏ ▲ ❖P P■❍■ ❍❳ ❘❍ ◆❖P ■ ❩❘❏▲ ❍▲ ❖■❭▼▲ ❩■ ❘ ❑■❏■❳■ ❚■ ▲ ❖ ❚▲❣▲ ❚❘❭◆❩❑ ◆❱❘❭

.

❝◆❖❘ ❩❘❭➅❬

zen & Fishbein (1985), menyebutkan bahwa adanya

➆➇❺❽❻➈ ❽➉ ❹➀ ❿❾❾ ❺➃ ➊❺➇❿➋➁❽❻

yang dapat mempengaruhi niat seseorang dan


(1)

✠ ✡

☛☞✌✍ ✎✍ ✏

D

✍ ✑ ✑ ☞✒✓ ✔✌✑ ✔✒ ✔✕ ✑ ✔✏✍✖✗ ✎✗✑ ☞✑ ☞✘ ✎✔✌✙✓ ☞✓ ✗✒✗✚✗ ✛✗ ✜✔✚ ☞✜✗ ✎ ✔✍ ✑ ✔✕ ✔✔ ✌✚ ✔✎☞✌ ✔ ✓☞✓✗✒✗✚ ✗✚ ☞✗ ✌✘✢✔✑✗✔✌✣✔✒ ✔✓✣✗ ✎✗ ✌✤✔

. (

✥✍✎✤✔✌✔

&

✦✔✤✍✧★✩✠ ✠✪★✠✫

).

4. Locus of control,

✓ ☞✎✍ ✬ ✔✚✔✌ ✚☞✤✔✚ ✗ ✌✔✌ ✔✚✔✌ ✚ ☞✓✔✓✬ ✍ ✔✌ ✤✔✌✙ ✣✗✓ ✗✒✗✚✗ ✗ ✌✗✣✗✢✗✣✍ ✤✔✌✙ ✔✚ ✔✌✓ ☞✓✬☞✌✙✔✎✍✕ ✗ ✚ ☞✛✔✣✗ ✔✌

-

✚☞✛✔✣✗ ✔✌✤✔✌✙ ✔✣✔

.

Locus of control

✏☞✎✣✗ ✎✗ ✣✔✎✗ ✣✍✔✛☞✌✗ ✑✧ ✤✔✌✙✬☞✎✏✔✓✔✔✣✔✒ ✔✕

internal locus of control

✤✔✌✙✓ ☞✤✔✚✗ ✌✗ ✭✔✕ ✜✔ ✣✗ ✎✗ ✑ ☞✌✣✗ ✎✗ ✓☞✓✗✒✗✚✗ ✚ ✘ ✌✏✎✘✒ ✔✚ ✔✌ ✬☞✌✤☞✭✔✭ ✚ ☞✛✔✣✗ ✔✌ ✏☞✎✏☞✌ ✏✍✧ ✣✔✌

☞✚✑✏☞✎ ✌✔✒ ✤✔✌✙ ✒ ☞✭✗✕ ✓☞✤✔✚ ✗ ✌✗ ✬ ☞✌✙ ✔✎✍✕ ✒✗ ✌✙✚✍✌✙ ✔✌ ✤✔✌✙ ✏✗✣✔✚ ✣✔✬✔✏ ✣✗✚✘✌✏✎✘✒

✤✔✌✙✑ ☞✭☞✌ ✔✎✌✤✔✓☞✓✬☞✌✙ ✔✎✍ ✕✗✚ ☞✛✔✣✗ ✔✌✏☞ ✎✏☞✌✏✍

(

✦✍ ✎✙ ☞✎

,

★✩✩ ✮ ✪✯ ★✩

).

✥☞✕ ✗ ✌✙ ✙ ✔ ✔✑✬ ☞✚ ✬ ✑✗✚ ✘✒✘ ✙✗ ✑ ✔✣✔✒ ✔✕ ✔✑✬ ☞✚

-

✔✑✬ ☞✚ ✤✔✌✙ ✣✗✬ ☞ ✌✙✔✎✍✕ ✗ ✣✔✎✗ ✬☞✌✗✒ ✔✗ ✔✌ ✬ ✑✗✚ ✘✒✘ ✙✗ ✑ ✔✏✔✍ ✚☞✏✗✣✔✚✑ ✔✣✔✎ ✔✌ ✣✔✒ ✔✓ ✓ ☞✒ ✔✚ ✍✚✔✌✧ ✭☞✎✏✗ ✌✣✔✚✧ ✣✔✌

✭☞✎✬☞✎✗✒ ✔✚✍ ✏☞✎✕✔✣✔✬ ✑ ☞ ✑✍✔✏✍ ✰ ✱✑✬☞✚ ✬ ✑✗✚ ✘✒✘ ✙✗ ✑ ✤✔✌✙ ✣✗ ✙✍ ✌ ✔✚✔✌ ✣✗✭✔✏✔✑✗ ✬✔✣✔

need of achievement, risk taking,

✗ ✌✘✢✔✑✗ ✣✔✌

locus of control

✑ ☞✭✔✙ ✔✗ ✑ ✔✒ ✔✕ ✑ ✔✏✍ ✤✔✌✙✓ ☞✓ ✬ ☞✌✙ ✔✎✍✕ ✗✗ ✌✣✗✢✗✣✍ ✣✔✒ ✔✓✓ ☞✌✗ ✌✙ ✚ ✔✏✚✔✌✓✗ ✌ ✔✏✭☞✎ ✜✗ ✎✔✍ ✑ ✔✕✔

.

✲✳ ✲ ✴✵

ipot

sis

✶✵✵

n

liti

✷✸

✲✳ ✲✳✹ ✶✵

n

✺✷✻

uh

norm

su

✼✵

j

ktif

t

rh

✷✽✷✾

m

in

✷✿

wir

✷❀❁✷❂✷

m

✷❂✷❁ ❃

sw

F

✷❄

ult

✷❁❅

konom

i

✽✷✸❆

isnis

i

❇✵

np

✷❁✷✻

❈✘✎✓ ✔ ✑✍✭✛☞✚ ✏✗ ❉ ✔✣✔✒✔✕ ✭✔✙ ✔✗✓✔✌✔ ✌✘✎✓ ✔

-

✌✘✎✓✔ ✑✍✭✛☞✚✏✗ ❉ ✤✔✌✙ ✔✣✔ ✣✗ ✑ ☞✚✗ ✏✔✎ ✣✗ ✎✗ ✗ ✌✣✗✢✗✣✍ ✑ ☞✬ ☞✎ ✏✗ ✬☞✎✔✌ ✙ ☞✌✣☞✎

,

✚ ☞✒✍✔✎✙✔

,

✏☞✓✔✌ ✑ ☞✬☞✎✙ ✔✍ ✒ ✔✌✧ ✬☞✌✙✔✒ ✔✓ ✔✌

-

✬☞✌✙✔✒ ✔✓ ✔✌ ✬ ✎✗✭✔✣✗ ✣✗ ✑ ☞✚ ✗ ✏✔✎

✓✔✓✬ ✍ ✓ ☞✓ ✬ ☞✌✙ ✔✎✍✕ ✗ ✓✗ ✌ ✔✏ ✭☞✎✜✗ ✎✔✍✑ ✔✕ ✔ ✗ ✌✣✗✢✗✣✍ ✏☞✎✑☞✭✍ ✏

.

❊☞✎ ✔✌ ✒✗ ✌✙✚ ✍✌✙✔✌ ✑ ☞✬ ☞✎✏✗ ✭✔✙✔✗ ✔✓ ✔✌ ✔ ✔✤✔✕ ✓☞✌✛✔✣✗ ✓✘✣☞✒ ✑☞✭✔✙✔✗ ✜✗ ✎✔✍✑✔✕✔

,

✏☞✓ ✔✌ ✏☞✎✣☞✚✔✏ ✔✏✔✍ ✒✗ ✌✙✚✍✌✙ ✔✌ ✑☞✚ ✗ ✏✔✎ ✓☞✓✭☞✎✗✚ ✔✌ ✬ ☞✌✙ ✔ ✎✍✕ ✚ ☞✬✔✣✔✓✔✕ ✔✑✗ ✑ ✜✔✍ ✌ ✏✍✚ ✓ ☞✌ ✛✔✣✗ ✜✗ ✎✔✍✑ ✔✕ ✔

.

❊☞✌✙ ☞✏✔✕ ✍ ✔✌


(2)

❋ ●

❍■❏■ ❑▲ ❑▼■ ❍◆❖P ◆❖■▲ ◗ ❘ ❖❙▲

-

◗❘❖ ❙▲ ❚■❯■ ❍ ❱▲ ❑ ❖▲ ❑

(

◗◆❘■ ❖P■ ❖❲ ❳◆❍❱■ ❨■ ❩■ ❖ ❳ ■❬■◗❲ ❙■❭■❭■ ❖ ◗ ◆❘■ ❖P ■ ❖❲ ❚■ ❖ ❚❪◗ ❘ ❍◆❖ ❳ ◆❍ ❱■ ❨■ ❩■ ❖❲ ❑ ◆ ❩❭■ ❳ ◆❍■ ❑■ ❩■ ❖

)

❭▲ ❚■◗ ❑◆❩❭■ ❍◆❩❭■ ❍ ◆❖▲ ❖P◗■❭◗ ■ ❖❍▲ ❖■❭❍■❏■ ❑▲ ❑▼■❘❖❭❘◗ ❭◆❩❬ ❘ ❖❑ ◆❱■P■▲▼▲ ❩■ ❘❑■❏ ■

.

❫■ ❩■◗❭◆❩▲ ❑❭▲◗ ❑❪❑▲■❯ ❚ ◆❍❪P ❩■❴▲ ❑ ❑▲ ❑▼■

(

P ◆❖ ❚◆❩

,

❘ ❍❘ ❩

,

❬ ❘❍❯■❏ ◗◆❯❘■ ❩P ■

,

❳◆❍■ ❑ ❘◗ ■ ❖ ❚■ ❖ ❳◆❖P ◆❯ ❘■ ❩■ ❖ ❚■❯■ ❍ ◗ ◆❯ ❘■ ❩P ■

),

◗◆❱◆❩■ ❚■■■ ❖ ◗◆▼▲ ❩■ ❘ ❑■❏■■ ❖ ❚▲ ◗◆❯ ❘■ ❩P■ ❭◆❩❖ ❨■❭■ ❱ ◆❩❳ ◆❖P■ ❩ ❘❏ ❳❪❑❭▲❴ ❭◆❩❏ ■ ❚■❳ ▲ ❖❭◆❖❑▲ ◗ ◆▼▲ ❩■ ❘❑■❏■ ■ ❖ ❍■❏ ■ ❑▲ ❑▼■

(

❵■ ❖❲ ❛■ ❨▲ ❖❲

& E

❯ ◆❩◆❖❲ ❋ ●● ❜

).

❝◆❖ ❘❩❘❭❞ ❩▲❨■ ❖❭❪

(

❋ ●● ❡

) (

❚■❯■ ❍❛ ❘❏ ■ ❩❭▲

&

❛▲ ❩▲ ❖ ◆

,

❋ ●●❢

)

❍◆❖ ❨◆❱ ❘❭◗ ■ ❖ ❱■❏▼■ ■ ❚■ ❚ ❘■ ❴■◗❭❪❩ ❨■ ❖P ❍◆❍❳◆❖P■ ❩ ❘❏ ▲ ❬▲▼■ ◗◆▼▲ ❩■ ❘❑■❏ ■■ ❖❨■▲❭❘❴■◗❭❪❩▲ ❖❭◆❩ ❖■❯ ❨■ ❖P❱ ◆❩❘❳■❑▲❴■❭❳ ◆❩ ❑❪❖■❯

,

❑▲◗ ■❳ ❚■ ❖◗◆❍■ ❘■ ❖ ❳❩▲ ❱■ ❚▲ ▲ ❖ ❚▲❣▲ ❚❘ ❚■ ❖ ❴■◗❭❪❩◆◗❑❭◆ ❩❖■❯ ❱ ◆❩■ ❑■❯ ❚■ ❩▲ ❯ ❘■ ❩ ❑ ◆❳◆❩❭▲ ❯▲ ❖P◗ ❘ ❖P■ ❖ ❑ ◆◗ ▲❭■ ❩

,

❚ ❘❖▲■

,

❯▲ ❖P◗ ❘ ❖P ■ ❖ ❴▲ ❑▲◗ ❚■ ❖ ❯■▲ ❖

-

❯■▲ ❖❤

H

■❯ ▲ ❖▲ ❱ ◆❩❱◆❚■ ❚ ◆❖P■ ❖ ❭◆❍ ❘■ ❖ ❛■❭▲❭▲

&

E

◗❪▼■❭▲

(

❋●✐ ❥

),

❳◆❖❚▲ ❚▲◗ ■ ❖ ▼▲ ❩■ ❘❑■❏ ■ ❚■ ❖ ❯■❭■ ❩ ❱ ◆❯■◗■ ❖P ❪❩■ ❖P❭❘■ ■❭■ ❘ ❴■◗❭❪❩

-❴■◗❭❪❩ ❯▲ ❖P◗❘❖P■ ❖ ❭▲ ❚■◗ ❱ ◆❩❳◆❖P ■ ❩❘❏ ❭◆❩❏ ■ ❚■❳ ❍▲❖■❭ ▼▲ ❩■ ❘❑■❏ ■

. H

▲❳❪❭◆❑▲ ❑ ❑■❭❘ ❨■ ❖P▲ ❖P ▲ ❖❚▲ ❘❬▲❳■ ❚■❳◆❖◆❯▲❭▲■ ❖▲ ❖▲ ■ ❚■❯■❏

,

❦ ❧

♠ ♥♦

orm

su

j

q

ktif

r qs ♦t♦

signifik

n

♣q

rp

q

n

✉ ♦t

uh positif

t

q

rh

♦✈♦✇

m

in

♦①

wir

♦②r ♦③♦④♦③♦r⑤

sw

F

♦⑥

ult

♦r⑦

konom

i

✈♦⑧⑨

isnis

i

⑩q

np

♦r ♦ t

❶❷ ❶❷ ❶ ❸q

n

✉ ♦t

uh

personal attitude

t

q

rh

♦✈♦ ✇

m

in

♦①

wir

♦②r ♦③♦ ♦③♦

m

r⑤♦

sw

F

♦⑥

ult

♦r ⑦

i

konom

✈♦⑧⑨

isnis

i

⑩q

np

♦r ♦ t

❹❺❻ ❼❽ ❾ ❿➀ ❿

tt

t

➂➃❺ ❍◆❩ ❘❳ ■◗■ ❖ ❑▲◗ ■❳ ➄ ❑▲◗■❳ ▲ ❖❚▲❣▲ ❚ ❘ ❨■ ❖P ❱■▲◗ ❖ ◆P■❭▲❴ ■❭■ ❘❳ ❘ ❖❳❪❑▲❭▲❴❳ ■ ❚■▼▲ ❩■ ❘ ❑■❏ ■❑ ◆❏ ▲ ❖P P■❍■ ❍❳ ❘❍ ◆❖P ■ ❩❘❏▲ ❍▲ ❖■❭▼▲ ❩■ ❘ ❑■❏■❳■ ❚■

▲ ❖ ❚▲❣▲ ❚❘❭◆❩❑ ◆❱❘❭

.

❝◆❖❘ ❩❘❭➅❬

zen & Fishbein (1985), menyebutkan bahwa adanya

➆➇❺❽❻➈ ❽➉ ❹➀ ❿❾❾ ❺➃ ➊❺➇❿➋➁❽❻

yang dapat mempengaruhi niat seseorang dan


(3)

➌ ➍

➎➏➐➑ ➏➒ ➓➔➐→ ➣ ↔ ➔↕ ➔➙ ➑ ➏➐ ➛↕ ➔➜→ ➒ ➝➔

(

↔ ➔↕➔➙ ➞➟➔➣ ➟➠➒➠

&

➡➐↔➛

,

➌ ➢➢ ➤

).

➥➦➧➨ ➩ ➫ ➨ ➭ ➯➲➳➵➵➧➸ ➺➧ ➦➳➻➼➨ ➩ ➝➔➒ ➓ ↔ ➛➜➏➙ → ➜ ➔➜➔➒ ➠ ↕➏ ➣ ➡

zjen didasarkan intensi atau minat

berdasarkan perilaku yang dinginkan bergantung pada

➳➽➼➾➸➧

t

yang ada.

Perilaku sikap tersebut antara lain

➳➾ ➽➨➵➨➚

y

/authority, economic

challenge, self realization, perceived confidence, security & workload, avoid

responsibility.

Ferreira, Raposo, & Rodrigues (2012), menemukan bahwa

need for

achievement, self confidence,

dan

personal attitude

berdampak positif terhadap

minat wirausaha. Sehingga hipotesis kedua yang ingin diuji pada penelitian ini,

➪ ➶

Personal attitude

➘➴➷➬ ➮➬

signifik

➬ ➱ ✃➴➴

rp

❐➬ ➮

n

uh

t

➴➬ ❒➬ ❮

rh

m

➬ ❰

in

wir

➬Ï➘➬Ð➬ ➬Ð➬ ➘Ñ

m

sw

F

➬Ò

ult

➬➘Ó

konom

i

❒➬➱Ô

isnis

i

Õ➴➬➘➬➮

np

Ö× Ö×Ø Ù➴

n

❐➬➮

uh

perceived behavior control

t

➴➬❒➬❮

rh

m

➬ ❰

in

wir

➬Ï➘➬Ð➬

m

➬Ð➬➘Ñ

sw

F

➬Ò

ult

➬ ➘Ó

konom

i

❒➬ ➱Ô

isnis

i

Õ➴➬ ➘➬➮

np

Perceived behavioral control

adalah bagaimana individu memiliki

keyakinan pada satu hal tertentu dikarenakan faktor dukungan dan ketersediaan

sumber daya dan sarana pendukung, yang mempengaruhi minat wirausaha

individu.

Menurut Athayde (2009), dalam penelitiannya menemukan bahwa

program pendidikan memberikan pengaruh postif pada atribut-atribut dalam

kewirausahaan. Program pendidikan dengan mengedepankan kewirausahaan

membangun kesadaran akan berwirausaha dan mengemabangkan sikap yang baik

terhadap wirausaha.

Partisipasi dalam program pendidikan wirausaha akan meningkatkan

atitude positif pada

self employement

dan lebih meningkatkan potensi

entreprise


(4)

Ú Ú

ÛÜÝ Þß ÛÜ ßàá Þß âÞßà ãÜ Û Þá Ý äåæÞå ãÜçÜæÞç Ü

. D

Ü ãÞèÝÞéáÞß ê ÞàÜ è äßëå ë ã

F

äåå äÜåÞ

,

ìÞæíçíî

&

ì íÛåÜà ë äçî

(

Úï ðÚ

)

Ý ÞéñÞ Û äßàÞß æ äß ÛÜ ÛÜá Þß ñÜå Þëç Þé Þ Þá Þß èäßÜ ßàá ÞãáÞßèÞßÞòäèäßæ äßà äãÞéë Þßç äå ãÞèäßÜ ßàáÞãá ÞßÞç æäá

-

Þç æäáæç ÜáíêíàÜ âÞßàÝ äå á ÞÜ ãÞßÛ äßàÞßñÜå Þëç Þé Þ

.

ó äß ëå ë ã ôÞÛ Þåç Üé

(

Úïðõ

),

æ äå à ëåëÞß ãÜ ßààÜ Ý äåãÞßà à ë ßà òÞñÞÝ ÛÞê Þè èäßÛÜ ÛÜá èÞé Þç ÜçñÞß âÞ ç äåãÞ èäèÝäåÜáÞß èíãÜöÞç Ü ç äé Ü ßà à Þ è äåäá Þ Ý äå ÞßÜ

ë ßãëá Ý äåñÜåÞëç ÞéÞ

.

÷ëéÞå ãÜ Û Þß ÷ÜåÜ ß ä

(

Úï ð ð

),

ç Þê Þé ç Þãë ø Þá ãíå æäß Ûíåíßà æäå ãëè Ý ëé Þß á äñÜåÞëç ÞéÞÞß ÛÜç ë Þãë ß äà Þå Þ ãäåê äãÞá æ ÞÛ Þ æ äåÞßÞß æ äåà ëå ë Þß

ãÜ ßààÜ è äê Þê ëÜ æ äß âäê äßàà Þå ÞÞßæ äß ÛÜ ÛÜá Þßá äñÜåÞëç ÞéÞÞßùó äß ëå ëãúç ãÜ ãÜ

(

Úïðõ

)

èäßäèëáÞßæäßÛÜ ÛÜáÞßñÜå Þëç ÞéÞÛÞßê ÞãÞå Ýäê ÞáÞßà íå Þßà ãë ÞÞãÞë øÞá ãíå

-

ø Þá ãíå êÜ ßàá ë ßà Þß ãÜ ÛÞá Ý äå æ äßà Þåëé ãäåé ÞÛ Þæ èÜ ß ÞãñÜå Þëç ÞéÞ

.

û äåÛÞç ÞåáÞß æ ä ßäêÜ ãÜ Þß

-æäßäêÜ ãÜ Þßãäå Û Þé ëê ëé Üæíãäç Üç õÛÞåÜæ äß äêÜ ãÜ ÞßÜ ßÜÞÛÞê Þé

,

ü ý

þ

Perceived behavior control

s

ÿ ✁✂✁

signifik

n

✄ÿÿ

rp

☎✁ ✂

n

uh

t

ÿ✁ ✆✁

rh

p

m

in

✁ ✝

wir

✁ ✞✟✁ ✠✁ ✁✠✁✟✡

m

sw

F

✁ ☛✁ ✟

ult

i

konom

✌✍

isnis

i

✆ÿ✁✟✁✂

np

✎✏ ✎✏✑ ✒ÿ☎ ✁✂

n

uh

✁✟✓ÿ

k psikologis

ÿ

t

✁ ✆✁ ✓

rh

m

✁ ✝

in

wir

✁ ✞✟✁✠✁ ✁ ✠✁ ✟✡

m

sw

F

✁ ☛

ult

✁ ✟☞

konom

i

✌✍

isnis

i

✔ÿ

np

✁ ✟✁✂

úç æ äá æ çÜáíêíàÜç ÞÛ Þê Þé Þç æ äá

-

Þçæäá âÞßà ÛÜ æ Þßà Þå ëéÜ Û ÞåÜ æäßÜê ÞÜ Þ ß æ çÜáíêíàÜç ÞãÞë áäãÜ ÛÞá ç ÞÛÞå Þß Û Þê Þè èäêÞáëáÞßî Ý äåãÜ ßÛ Þáî Û Þß Ýäå æ äåÜê Þáë

ãäåéÞÛÞæ ç äç ë Þãëù úç æ äá æç ÜáíêíàÜç âÞßà ÛÜà ë ßÞáÞß ÛÜÝÞãÞç Ü æÞÛÞ ✕ ✖✖✗ ✘✙

✚✛✜ ✢✖

v

✖✣✖✕✤✥ ✦ ✢✧ ★

t

✚★✢✕✩

,

Ü ßí öÞç Ü ÛÞß ✪✘✛

us

✘✙ ✛✘✕✤ ✦✘✪ ç äÝÞà ÞÜ ç Þê Þé ç Þãë âÞßà èäèæäßàÞå ëé Ü Ü ßÛÜöÜ Û ëÛÞê Þè è äßÜ ßàáÞãá ÞßèÜ ß ÞãÝäåñÜå Þëç Þé Þ

.

ó äßëåëãûíâÛ


(5)

✮ ✯

✰✱✲✳✴✲ ✵✶✷ ✵✸ ✵

(EI)

✹✴✺✱ ✻ ✼✵✲ ✶✸ ✴ ✽✾✱✸✰✱ ✰✱✲✵✺ ✵✿✲ ✵✴✿ ✵✿ ✵✶✷ ✴❀ ✵✿ ✵✻✿ ✵✲✵✾ ✵✴ ✻❁✿✴ ✻✼ ✼✴ ✻ ❂✵ ❃❄❄❅ ❆ ❇ ❈❉❊ ❋❄

v

❄●❄ ❃❍ ❂✵✴✿ ✶■✱ ✰✶✿ ✶✸✵✻✶ ✻✿ ✶■❏✱ ✻❑✵✺✵✴✿ ✶▲✶✵✻▼ ■✱❑✱ ✻✹✱✲ ✶ ✻✼ ✵✻◆ ❋❖ P

t

❈P ❋❃◗ ❂✵✴✿ ✶■✱✷ ✱ ✹✴ ✵✵✻✶ ✻✿ ✶■❏✱ ✻ ✼✵❏✰✴✾ ✲✴✷ ✴■✽

-

✲ ✴✷✴■✽❀✴ ✻ ✵✻✷ ✴ ✵✾

,

✿✽✾✱✲ ✵✻✷✴ ✿✱✲✸✵✹✵✺ ❈●❘ ❋◗❙ ❋

ty

❂✵✻ ✼ ✰✱✲ ✵✲ ✿✴ ✰✱✲ ✵✻✴ ✵■✵✻ ■✱✿✴ ✹✵■✺✵✷✿✴ ✵✻▼ ✴ ✻✽❚✵✷ ✴

(

■✱❏✵❏✺ ✶ ✵✻ ❏✱ ✻❑✴✺ ✿ ✵■✵✻ ✸✵✾ ✰✵✲ ✶ ✵✿ ✵✶ ❏✱❏✽ ✹✴❀✴■✵✷ ✴ ■✽✻✷ ✱✺ ✰✴✷ ✻✴✷ ❂✵✻ ✼ ✷ ✶ ✹ ✵✸ ✵✹✵

),

✴ ✻✿ ✶✴✷✴ ❂✵✴✿ ✶✺ ✱ ✻ ✼✵❏✰✴✾ ✵✻■✱✺ ✶✿✶✷ ✵✻✰✱✲ ✹ ✵✷ ✵✲■✵✻✺✱✲✵✷ ✵✵✻▼ ❋❃ ❍❄ ◆ ❃❈❯❯❆ ❉

us

❆❇❉❆❃❍❆❯

r

❂✵✴✿ ✶ ■✱ ❂✵■✴ ✻✵✻ ✵■✵✻ ❏✵✷ ✵ ✹✱ ✺ ✵✻ ✰✱✲✼✵✻✿ ✶ ✻ ✼✺✵✹✵ ✿✴ ✻✹ ✵■✵✻✷ ✱ ✻✹✴✲✴

,

✹ ✵✻ ✺✲ ✽ ✵❑✿✴❚✱ ✻✱✷ ✷ ❂✵✴✿ ✶ ✷ ✶✹ ✵✸ ❏✱✲✱ ✻❑✵✻✵■✵✻ ✸✵✾

-

✸ ✵✾ ❂✵✻ ✼ ✵■✵✻ ✿✱✲▲✵✹✴ ✹✴ ✹✱✺✵✻

(

❱✹✹✴ ✻

&

❲✽✷ ✱

,

✮ ❳ ❨✮

).

❩✴✿✿ ✽ ✻

(

❨❬❭ ❬

)

❏✱ ✻ ❂✱ ✰✶✿■✵✻ ✰ ✵✸✳ ✵✷ ✱ ✽✲ ✵✻ ✼✳✴✲✵✶✷ ✵✸✵✳ ✵✻

(

❄ ❃ ❍◆❄ ❪ ◆❄ ❃❄

ur

)

✵✹ ✵✾ ✵✸ ✴✻✹✴❚✴ ✹✶ ❂✵ ✻✼ ❏✱❏✴✾✴■✴ ■✵✲ ✵■✿✱✲✴✷ ✿✴■ ✺✷ ✴■✽✾ ✽✼✴ ✷✱✺ ✱✲✿✴ ■✽❏✴✿❏✱ ✻ ✵■✵✻

✺ ✱■✱✲▲✵ ✵✻▼ ❏✱❏✰ ✶✿ ✶✸■✵✻ ❑✽ ✻✿✲ ✽✾ ✺ ✱ ✻✶✸▼ ✹ ✵✻ ❏✱ ✻ ❂✶■✵✴ ✷✱✷ ✶ ✵✿ ✶ ❂✵ ✻✼ ✿✴ ✹ ✵■ ✺ ✵✷ ✿✴

✹ ✵✻ ✿ ✵✻✿ ✵✻ ✼✵✻❫

H

✵✾ ✴ ✻✴ ▲✶ ✼✵ ✹✴ ✹✶■✶ ✻✼ ✽✾✱✸ ❴ ✽✸

(

❨❬❬❵

)

✹✴❏✵✻ ✵ ✷ ✱ ✽✲✵✻✼ ✱ ✻✿✲✱✺✲ ✱ ✻✱ ✶✲ ❏✱❏✴✾✴■✴✷ ✴✷ ✴✺✷ ✴■✽✾ ✽ ✼✴ ❂✵✻ ✼✶✻✴■❫ ❲❂✼✲ ✵❚✱

(

❨❬❭ ❬

)

✹ ✵✾ ✵❏✿✱❏✶✵✻ ✻ ❂✵ ❏✱ ✻❂✱✰✶✿■✵✻ ❏✽ ✹✱✾ ❂✵✻ ✼ ✿✱ ✲ ✹✴✲ ✴ ✹✵✲ ✴ ■✱ ✰ ✶✿ ✶✸ ✵✻ ✵■✵✻ ■✱ ✰✱✲✸✵✷✴✾ ✵✻

(

❃❄❄❅ ❆❇ ❈❉❊ ❋❄❄●❄ ❃ ❍

v

),

❋❃ ❍❄ ◆❃ ❈❯ ❯❆ ❉

us

❆ ❇ ❉❆ ❃ ❍◆❆ ❯

,

❆❯❄ ◆ ❈❃❉❄

t

❆❇ ❈●❘❋◗❙❋

ty

✹✵✻ ◆ ❋P

s

t

❈P ❋❃◗ ✷ ✱ ✰✵ ✼✵✴ ✺ ✱ ✻✱ ✻✿ ✶ ❏✴ ✻ ✵✿ ✳✴✲ ✵✶✷ ✵✸✵

. F

✱✲✲ ✱✴✲ ✵

,

❛✵✺ ✽✷ ✽▼

&

❛✽ ✹✲ ✴ ✼✶✱✷▼

(

✮ ❳ ❨✮

)

❏✱ ✻❂✱✰✶✿■✵✻ ✰✱ ✰✱✲✵✺ ✵ ✵✷ ✺✱■ ✺ ✷✴■✽✾ ✽ ✼✴✷ ❂✵✻ ✼ ✿✱✲■✵✴✿ ✹✱ ✻ ✼✵✻ ■✱✳✴✲ ✵✶✷ ✵✸ ✵✵✻

✵✻✿ ✵✲ ✵✷ ✱✾ ✵✴ ✻✹✴ ✵✿ ✵✷✹✴✿ ✵❏✰✵✸■✵✻✹✱ ✻ ✼✵✻✴ ✻ ✽❚✵✷ ✴✹✵✻❖❄❯ ❇❉❆❃❇❋❅ ❄ ❃❉❄

.

❩✱ ✻ ✶✲✶✿ ❲✽ ❂✹

&

❜ ✽✾

zikis (1994), berdasarkan teori

t

◆ ❈❋

t

❆ ❇ ❄ ❃ ❍◆❄ ❪ ◆❄ ❃❄❙◆❖ ❊❋

p, minat berwirausaha (EI) di pengaruhi oleh beberapa trait atau

sifat antara lain : tingginya

❃❄❄❅ ❆ ❇ ❈❉❊ ❋❄❄●❄ ❃ ❍

v

yaitu kebutuhan untuk mencapai


(6)

❝ ❞

❡❢❣❤ ❣✐❢❤ ❥

,

❦❧ ❥♠♥❤ ❣ ✐❢ ❦♠♥ ♦❤ ♣❤q r st✉✈ ✇✉

ty

①❤ ❣② ③♠♥❤♥❦❢ ③♠♥❤ ❣❢ ❤ ④❤ ❣ ④♠ ❦❢ ♣❤ ④q❤ ✐ ❦❢❤ ❣⑤ ❢ ❣ ❧⑥❤ ✐❢

(

④♠⑦❤⑦q⑧❤ ❣⑦♠ ❣⑨❢q❦❤ ④❤ ❣♦❤ ❥③❤♥⑧ ❤ ❦❤⑧ ⑦♠⑦❧♣❢ ❡❢ ④❤ ✐❢④ ❧❣ ✐♠q ③❢ ✐❣❢ ✐ ①❤ ❣② ✐⑧♣❤ ♦ ❤ ♣❤

),

❢ ❣ ❦⑧❢ ✐❢ ①❤❢ ❦⑧ q ♠ ❣② ❤⑦③❢ ❥❤ ❣ ④♠q⑧❦⑧✐❤ ❣ ③♠♥ ♣❤ ✐❤♥④❤ ❣ q ♠♥❤ ✐❤❤ ❣⑤ ✉⑩ ❶❷❸⑩ r ❹ ❹❺❻

us

❺❼ ❻ ❺⑩ ❶❸❺❹ ①❤❢ ❦⑧ ④♠①❤ ④❢ ❣❤ ❣ ❤ ④❤ ❣ ⑦❤ ✐❤ ♣♠q ❤ ❣ ③♠♥②❤ ❣ ❦⑧❣② q ❤ ♣❤ ❦❢ ❣♣❤ ④❤ ❣ ✐♠ ❣♣❢♥❢

,

♣❤ ❣❽❸❺r❻✉

t

❷⑩❷

v

ss

①❤❢ ❦⑧ ✐⑧♣❤ ♦⑦♠♥♠ ❣⑨❤ ❣❤ ④❤ ❣ ♦❤ ❥

-

♦❤ ❥ ①❤ ❣② ❤ ④❤ ❣❦♠♥ ❾❤ ♣❢ ♣❢ ♣♠q❤ ❣

(

❿♣ ♣❢ ❣

&

➀❧✐♠

,

❝➁ ➂❝

).

➃♠ ✐♠ ❥⑧♥⑧♦❤ ❣ ❦♥❤❢ ❦ ❤ ❦❤⑧ ✐❢ ❡❤ ❦♣❤ ❥❤⑦q♠ ❣♠ ❥❢ ❦❢❤ ❣➀❧ ①♣

&

➄❧ ❥

zikis (1994) dapat dijadikan dalam satu kategori yaitu disebut aspek

psikologis. Aspek psikologis sendiri meliputi persepsi, kognisi, atensi, emosi,

kecerdasan, motivasi, kemampuan otak, kepribadian, hubungan interpersonal, dan

berbagai hal lain yang merujuk pada

✇⑩❻ ❺⑩➅❻✉❺✇➅ s✉⑩➆

(Wikipedia, 2015).

Sehingga dari penelitian- penelitian terdahulu hipotesis ke empat dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

➇ ➈

Asp

k psikologis

➋ ➊➌➍ ➎➍ ➍

signifik

n

➏ ➊➊

rp

n

➐➍➎

uh positif t

rh

➍ ➑➍ ➒

m

➍ ➓

in

wir


Dokumen yang terkait

Peran Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control (PBC) terhadap Intensi Menggunakan Homeschooling sebagai Jalur Pendidikan

1 49 146

Peran Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Menggunakan Jasa Fitness

1 63 133

EFFECT OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, CONTROL BEHAVIOR, PURCHASE INTENTIONS AS MEDIATION ON PURCHASE BEHAVIOR PRODUCT OF YAKULT (Survey on community in Kampung Baru, District Labuan Ratu, Bandar Lampung) PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF , KONTROL PERILAKU,

5 29 81

Analisis Sikap (Attitude) dan Norma Subjektif (Subjective Norms) terhadap Minat (Intention) dan Perilaku Aktual (Actual Behaviour) Penggunaan Sistem Informasi Berbasis Teknologi Pada Bank Muamalat di Kota Medan

0 7 124

Pengaruh Entrepreneural Education Terhadap Entrepreneural Intention yang Dimediasi Planned Behavior.

0 2 30

Penyusunan Alat Pengukur Berbasis Theory of Planned Behavior | Ramdhani | Buletin Psikologi 11557 22216 1 SM

0 0 15

PENGARUH NORMA SUBJEKTIF, PERSONAL ATTITUDE, PERCEIVED BEHAVIOR CONTROL, DAN ASPEK PSIKOLOGIS TERHADAP MINAT WIRAUSAHA (ENTREPRENEURIAL INTENTION) ipi458496

0 1 30

PENGARUH FINANCIAL KNOWLEDGE, LOCUS OF CONTROL DAN FINANCIAL ATTITUDE TERHADAP FINANCIAL MANAGEMENT BEHAVIOR PADA MAHASISWA - Perbanas Institutional Repository

0 1 17

PENGARUH GENERAL ATTITUDE, ATTITUDE TOWARD ENTREPRENEURSHIP DAN PERCEPTION OF UNIVERSITY ENVIRONMENT TERHADAP ENTREPRENEURIAL INTENTION PADA MAHASISWA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14

PENGARUH PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TERHADAP MINAT WIRAUSAHA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

0 0 16