Uji Coba Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Educational Resiliency Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung Yang Mengikuti Mata Kuliah Uslan Penelitian Lebih Dari Satu Semester.

(1)

iii

ABSTRAK

Abstrak tesis, oleh Ni Luh Ayu Vivekananda, berjudul Uji Coba Konseling Kelompok dalam meningkatkan Educational Resiliency pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu semester, dibawah bimbingan Robert Oloan Rajagukguk, Ph.D selaku pembimbing utama dan Sianiwati S. H, M.Si, Psik selaku pembimbing pendamping.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran peningkatan derajat Educational Resiliency pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung. Penelitian ini menggunakan rancangan one group design pre and post test. Variabel yang diteliti adalah Educational Resiliency dalam mengikuti kuliah Usulan Penelitian dan perlakuan yang diberikan pada kelompok berupa Konseling Kelompok.

Dasar pemikiran penelitian ini adalah adanya beragam masalah kurangnya Educational Resiliency pada mahasiswa dalam menyelesaikan Usulan Penelitian.Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat Educational Resiliency mahasiswa melalui Konseling Kelompok, dimana insigth yang dimunculkan dalam Konseling Kelompok didasari oleh teori Educational Resiliency dari Benard (2004) .

Validitas alat ukur ini menggunakan rumus Rank Spearman dengan koefisien korelasi 0,300 - 0,765. Reliabilitas alat ukur diuji dengan teknik Alpha Cronbach dengan hasil koefisien alpha sebesar 0,9235. Data derajat Educational Resiliency pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung sebelum dan sesudah Konseling Kelompok dianalisis dengan analisa daya pembeda menggunakan statistic non parametric, Wilcoxon Pair Test.

Kesimpulan penelitian ini adalah: Setelah mengikuti Konseling Kelompok, derajat Educational Resiliency pada seluruh peserta Konseling Kelompok meningkat, Terjadi peningkatan derajat aspek-aspek Educational Resiliency yang berbeda-beda pada masing-masing peserta Konseling Kelompok. Namun yang menonjol adalah seluruh peserta mengalami peningkatan derajat aspek untuk aspek Autonomy. Seluruh aspek Educational Resiliency saling mempengaruhi satu sama lain. Ketika terjadi peningkatan aspek autonomy maka terjadi juga perubahan di aspek-aspek lainnya khususnya sangat nerpengaruh pada peningkatan aspek problem solving skills dari responden. Ketika responden memiliki kemampuan untuk planning yang merupakan salah satu indikator dari aspek problem solving skills tapi tidak disertai oleh kemampuan untuk internal locus of control, maka rencana yang sudah ada tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu aspek problem solving skills akan optimal ketika disertai oleh aspek autonomy yang baik.

Beberapa saran yang diajukan yaitu: Saran Teoritis: Sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan kelompok kontrol (Pretest-Posttest, Natural Control-Group Design), dengan tetap memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen berupa Konseling Kelompok. Mengadakan penelitian dengan menggunakan Konseling Kelompok untuk meningkatkan Educational Resiliency pada mahasiswa yang mengalami kesulitan akademis di mata kuliah selain Usulan Penelitian. Disarankan untuk mencoba bentuk intervensi yang lain untuk meningkatkan derajat Educational Resiliency seperti pemberian Pelatihan yang difokuskan untuk meningkatkan aspek yang memiliki derajat paling rendah dibandingkan aspek lainnya, contoh: memberikan Pelatihan Kemandirian dengan dasar aspek Autunomy dari Educational Resiliency sebagai acuan dalam menyusun Program Pelatihan. Saran Guna Laksana: Saran untuk Fakultas, Konseling Kelompok dapat dijadikan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan dalam mata kuliah Usulan Penelitian khususnya untuk mengurangi penumpukan mahasiswa yang mengalami penundaan dalam penyusunan Usulan Penelitian yang akan berdampak pada tertundanya penyelesaian Skripsi. Saran untuk Dosen Pembimbing dan Dosen Wali, menindak lanjuti pelaksanaan Konseling Kelompok yang telah dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok yang memiliki permasalahan serupa pada mata kuliah lain. Saran untuk mahasiswa, mahasiswa disarankan untuk tetap memanfaatkan Kelompok yang telah terbentuk dan mengaplikasikan hasil yang didapat dari Konseling Kelompok untuk membantu menyelesaikan Usulan Penelitian sampai tuntas.


(2)

iv

ABSTRACT

The abstract of thesis, by Ni Luh Ayu Vivekananda, entitled Try out of Group Counseling in Increasing the Degree of Educational Resiliency on Students Faculty of Psychology of “X” University Bandung who are Taking the Subject of Research Proposal more than one semester, under the guidance of Robert Oloan Rajagukguk, Ph.D as the main advisor, and Sianiwati S. H, M.Si, Psik as the Co-advisor.

The objective of the research is to obtain a description of the increasing of Educational Resiliency degree on students who are taking the subject of Research Proposal in Faculty of Psychology of “X” University Bandung. This research is using the one group pre and post test design. The variable of the research is Educational Resiliency in attending the subject of Research Proposal, and the treatmentgiven to the group is Group Counseling.

The research’s background is the existence of various problems about the lack of Educational Resiliency on students in accomplishing the Research Proposal. Efforts made in order to increase the degree of student’s Educational Resiliency by means of Group Counseling, where the raised insight in Group Counseling is based on Educational Resiliency theory by Benard (2004).

This measurement instrument’s validity is using Rank Spearman formula with 0,300 to 0,765 ranged correlation coefficient. The measurement instrument’s reliability is tested with Alpha Cronbach technique with 0,9235 alpha coefficient result. The data of Educational Resiliency degree on student who is taking the Research Proposal in the Faculty of Psychology of “X” University Bandung before and after the Group Counseling, are analyzed with the distinguishing analysis using nonparametric statistic, namely Wilcoxon Pair Test.

Conclusions of the research are: After joining the Group Counseling, the degree of Educational Resiliency in all Group Counseling member increases. The degree of Educational Resiliency aspects improves differently in each Group Counseling member. Nevertheless, the prominent improvement is all members are experiencing aspect degree improvement for Autonomy aspect. All Educational Resiliency aspects affect each other. When there is an improvement in Autonomy aspect, then there is shifting in other aspects, especially on the improvement of respondent’s problem solving skills aspect. When respondent has the ability of planning as an indicator of problem solving skills aspect but not accompanied with the ability of internal locus of control, thus the existing plan could not very well implemented. Therefore, the problem solving skills aspect would be optimally implemented if accompanied by a good autonomy aspect.

Some suggestions put forward are; Theoretical suggestions: Research with control group (Pretest-Posttest, Natural Control-Group Design) is advisable, while implementing Group Counseling on experimental group as well.Conducting research using Group Counseling in order to increase Educational Resiliency on students who are experiencing academic difficulties in other subjects.It is advised to try other forms of intervention in order to increase the degree of Educational Resiliency, such as the provision of training focusing on improving the aspects that has the lowest degree than most aspects. For example: providing Independence Training based on Autonomy aspects of Educational Resiliency as a reference in preparing the Training Program. Practical suggestions: Suggestion for Faculty, Group Counseling can be used as part of efforts to overcome the problems in Research Proposal course, mainly to decrease the number of students experiencing delays in the preparation of Research Proposal, which will cause the delays in their completion of Thesis as well. Suggestion for Advisors and Faculty Trustee, to follow up the accomplished implementation of Group Counseling by forming groups having similar problems on other subjects. Suggestion for students, students are encouraged to keep utilizing group that has been formed, and apply the results obtained from the Group Counseling in order to help complete the Research Proposal through.


(3)

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL……… i

LEMBAR PENGESAHAN………. ii

ABSTRAK ……….. iii

ABSTRACT ………... iv

KATA PENGANTAR ……… v

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL……… xi

DAFTAR LAMPIRAN……… xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang ……….. 1

1.2

Identifikasi Masalah ……….. 8

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian……….……….. 9

1.4

Metodologi Penelitian ……….…….. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Educational Resiliency

………..………. 13

2.1.1 Definisi

Educational Resiliency

………... 13

2.1.2

Protective Factors

……….……….…. 14


(4)

vi

2.1.4

Personal Strengths

………...……….…… 24

2.2. Konseling Kelompok

………..………. 37

2.2.1 Definisi Konseling Kelompok

………..……….. 37

2.2.2 Fase Proses Kelompok …..………. 37

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Konseling Kelompok ..………..………. 39

2.2.4 Implikasi dalam konseling ……….………….. 42

2.3. Kerangka Pemikiran ……… 47

2.4. Asumsi ……….………… 60

2.5. Hipotesis ………. 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ………..…….. 62

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……….…….. 64

3.3 Alat Ukur ……….……. 68

3.3.1 Kisi-kisi Alat Ukur ………. 68

3.3.2 Prosedur Pengisian ……….….. 70

3.3.3 Sistem Penilaian ……….….. 70

3.3.4 Data Penunjang ……….…..…. 71


(5)

vii

3.4 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ………...….. 73

3.4.1. Populasi Sasaran ………. 73

3.4.2. Karakteristik Populasi……….…. 73

3.4.3. Teknik Penarikan Sampel……… 73

3.5. Prosedur Penelitian (Rancangan

Treatment

) …..……… 73

3.5 Teknik Analisis Data ……… 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ……….………..…….. 78

4.2 Pembahasan ………...……….…….. 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………...………..…….. 92

5.2 Saran Penelitian.………..……….…….. 93

DAFTAR PUSTAKA ………..… 94

DAFTAR RUJUKAN ………. 95

LAMPIRAN


(6)

viii

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Kisi-kisi Alat Ukur

3.2 Tabel Sistem Penilaian


(7)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Alat Ukur

Lampiran 2

Kisi-kisi Alat Ukur

Lampiran 3

Rancangan Sesi Konseling Kelompok

Lampiran 4

Jadwal Proses Konseling Kelompok

Lampiran 5

Lembar Kerja Responden


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Globalisasi yang terjadi di seluruh dunia menyebabkan tingkat persaingan dalam dunia kerja menjadi semakin meningkat. Hal ini juga terjadi di Indonesia, individu dituntut untuk mampu bekerja keras dan produktif agar mampu bersaing dengan kompetitor. Tuntutan ini membuat individu berusaha untuk semakin meningkatkan kemampuan diri dan kompetensi tertentu yang juga dapat digunakan untuk menyesuaikan diri dengan dunia kerja maupun kehidupan sosialnya. Untuk itu dibutuhkan modal keahlian atau kompetensi yang salah satunya didapat dengan menyelesaikan jenjang pendidikan formal di Perguruan Tinggi.

Ada banyak Perguruan Tinggi di Indonesia yang dapat dijadikan pilihan dalam melanjutkan studi, salah satunya adalah Universitas “X” Bandung. Universitas ini memiliki tujuh macam bidang studi yang dapat dijadikan pilihan, yaitu Kedokteran-S1 & Profesi, Teknik (Sipil-S1, Elektro-S1, Industri-S1, dan

Computer Engineering-S1, Dual Degree: Teknik Sipil & Sistem Informasi- S1), Psikologi-S1 & S2, Sastra (Inggris-S1 & D3, Jepang-S1, China-S1 & D3), Ekonomi (Akuntansi-S1 & Profesi, Manajemen-S1 & S2, dan Master of Business Adminiistration-S2), Teknologi Informasi (Teknik Informatika-S1, Sistem Informasi-S1, dan Teknologi Informasi-D3), dan Seni Rupa – Desain (Seni Rupa Murni-S1, Desain Interior-S1, dan Desain Komunikasi Visual-S1, Seni Rupa dan Desain-D3) (www.universitas “x”.edu).


(9)

Universitas Kristen Maranatha 2

Dari berbagai fakultas yang ada di Universitas “X”, Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas yang memiliki akreditasi A (sangat baik). Fakultas Psikologi bertujuan menghasilkan Sarjana Psikologi yang dapat memahami proses dasar psikologi dan dapat melakukan penilaian (assessment) psikologi berdasarkan perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok sesuai dengan kaidah psikologi. Total SKS (Satuan Kredit Semester) yang ditetapkan untuk meraih gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) adalah minimal 144 SKS, yang dapat ditempuh dalam delapan semester, yakni empat tahun (www. universitas “x”.edu).

Salah satu syarat yang ditetapkan oleh Fakultas Psikologi Universitas “X” untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) adalah menulis skripsi, yang berupa paparan tulisan hasil penelitian yang membahas suatu masalah dalam bidang ilmu psikologi dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang ilmu psikologi. Bobot mata kuliah skripsi ditetapkan sebesar 5 SKS, ini setara dengan kegiatan akademik setiap minggu 20 sampai 25 jam. Prasyarat untuk dapat menempuh mata kuliah skripsi yaitu mahasiswa lulus mata kuliah Usulan Penelitian (UP) yang berbobot 1 SKS dengan nilai minimal C, ini setara dengan kegiatan akademik empat sampai lima jam per minggu (Panduan Penulisan Skripsi Sarjana, Fakultas Psikologi Universitas “X”, 2007).

Mata kuliah UP sudah mulai bisa dikontrak pada semester tujuh, dengan mengerjakan bab satu sampai dengan bab tiga. Ketiga bab ini terdiri dari Bab I (Pendahuluan) yang berisi; latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian (teoretis dan praktis), serta kerangka pemikiran. Bab II (Tinjauan Pustaka), dan Bab III (Metodologi Penelitian) yang


(10)

Universitas Kristen Maranatha 3

meliputi; rancangan dan prosedur penelitian, bagan rancangan penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, alat ukur, populasi dan teknik penarikan sampel, teknik analisa data, serta hipotesis statistik untuk penelitian dengan minimal dua variabel (Panduan Penulisan Skripsi Sarjana, Fakultas Psikologi Universitas “X”, 2007). Setelah menyelesaikan ketiga bab ini, selanjutnya mahasiswa mengikuti seminar untuk membahas UP-nya dan mendapatkan masukan-masukan dari dosen pembahas serta mahasiswa pembahas, setelah itu mahasiswa melanjutkan dengan mengerjakan revisi-revisi UP-nya.

Mata kuliah UP ini merupakan mata kuliah yang dijadwalkan untuk dapat diselesaikan mahasiswa dalam waktu satu semester, namun banyak mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikannya dalam waktu satu semester. Mahasiswa yang tidak lulus mata kuliah UP akan mengikuti kembali pada semester berikutnya dan seterusnya sampai mahasiswa tersebut melakukan Seminar Penelitian sebagai tanda berakhirnya mata kuliah Usulan Penelitian ini. Berdasarkan data yang didapatkan dari bagian Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas “X” tentang mahasiswa yang mengikuti UP, seluruh mahasiswa mengikuti UP lebih dari satu semester pada semester genap tahun ajaran 2008/2009. Dari 254 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah UP terdapat 98 mahasiswa mengikuti selama dua semester, 79 mahasiswa selama tiga semester, 32 mahasiswa selama empat semester, 30 mahasiswa selama lima semester dan 15 mahasiswa mengikuti UP selama lebih dari tujuh semester.

Survei telah diberikan kepada 20 orang mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian Lanjutan di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.


(11)

Universitas Kristen Maranatha 4

Pada survei awal ini ditanyakan tentang penghayatan dan juga kesulitan-kesulitan yang dialami mahasiswa saat mengerjakan Usulan Penelitian. Hasil yang didapat menunjukkan 70% merasa tertekan karena saat mengerjakannya mereka mengalami kejadian-kejadian yang mempersulit penyelesaian tugas mereka, seperti mengalami masalah di luar kampus (masalah dengan pasangan atau orang tua, masalah karena sudah memiliki anak, bekerja sambil kuliah dan masalah ekonomi) dan mengalami masalah dengan dosen pembimbing (kesulitan dalam menentukan judul UP, ketidakcocokan cara membimbing dan kesulitan dalam pengaturan waktu bimbingan) serta masalah-masalah di dalam diri (rasa malas dan kecenderungan menunda tugas). Mereka merasa membutuhkan sharing dengan teman-teman yang sama-sama mengikuti mata kuliah ini untuk mendapat dukungan serta berbagi pengalaman agar dapat menyelesaikan Usulan Penelitian mereka.

Sedangkan 30% dari mahasiswa ini menganggap UP cukup menekan bagi mereka, namun mereka menghayati perasaan ini tidak menghambat pengerjaan UP mereka. Perasaan malas dan kesulitan pengaturan waktu yang mereka alami dapat mereka atasi sendiri sehingga mereka yakin dapat menyelesaikan Usulan Penelitian mereka tanpa bantuan orang lain. Saat ini empat orang di antara mereka sedang dalam proses menunggu Seminar Usulan Penelitian sedangkan dua orang lainnya sedang menunggu feed back terakhir dari dosen pembimbing mereka sebelum mendaftar Seminar Usulan Penelitian.

Selain kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa pada saat mengerjakan UP, mahasiswa yang berada pada rentang usia 19 sampai 25 ini juga sedang


(12)

Universitas Kristen Maranatha 5

mengalami masa transisi dalam tahap perkembangannya, yakni dari tahap remaja menuju ke tahap dewasa awal yang dimulai usia 20-an (Santrock, 2002). Pada tahap perkembangan dewasa awal ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk hidup mandiri, yakni dengan memiliki pekerjaan serta penghasilan sendiri, mahasiswa juga diharapkan mampu untuk memulai membuat keputusan tentang pasangan hidupnya untuk kemudian membangun keluarga. Di sisi lain mahasiswa masih harus mengerjakan UP dengan banyaknya kesulitan yang dialaminya. Hal ini dapat membuat mahasiswa menjadi tertekan karena mahasiswa belum dapat menyelesaikan tahap akhir dari pendidikannya, yang kemudian dapat menghambat mahasiswa dalam mencapai kemandiriannya.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa pada saat mengerjakan UP seperti kesulitan mengatur jadwal, kesulitan dalam proses bimbingan dan kesulitan yang berhubungan dengan motivasi seperti rasa malas dan kurangnya semnagat dalam menyelesaikan UP membuat mahasiswa menjadi terhambat dalam menyelesaikan UP. Mereka menjadi tidak lentur dalam menghadapi tuntutan lingkungan akademis serta lebih rentan terhadap stress. Oleh karena itu mereka membutuhkan suatu situasi dan kondisi yang mendukung mereka untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Adanya situasi dan kondisi yang mendukung membuka peluang bagi mahasiswa untuk dapat berespon secara positif, yakni mahasiswa tetap mampu melakukan perannya sebagai anak dalam keluarga, teman, dan sebagai anggota dari suatu komunitas. Kemampuan mahasiswa untuk tetap berespon positif di tengah kesulitan yang mereka alami inilah yang disebut resiliency. Secara spesifik resiliency ini terus dikembangkan


(13)

Universitas Kristen Maranatha 6

pada seluruh aspek kehidupan manusia, salah satu di antaranya adalah dalam aspek pendidikan yang dikenal sebagai Educational Reciliency. Educational Resiliency

merupakan kemampuan mahasiswa untuk sukses secara akademik walaupun berada di tengah situasi yang menekan dan menghalangi mereka untuk sukses (Bernard, 1991; Wang, Haertel, and Walberg, 1998). Educational Resilency dalam diri mahasiswa termanifestasi ke dalam empat aspek, yaitu social competence, problem solving skills, autonomy, dan sense of purpose and bright future (Benard, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marta Leni pada tahun 2008 didapat data bahwa dari 105 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang sedang mengerjakan UP pada saat itu, sebagian besar memiliki derajat resiliency yang tinggi. Tingginya caring relationship sebagai salah satu

protective factors yang mempengaruhi derajat resiliency yang diberikan keluarga, lingkungan pendidikan (dosen dan teman-teman sesama mahasiswa), serta lingkungan komunitas (teman dan tetangga sekitar), berkaitan erat dengan tingginya social competence pada mahasiswa yang memiliki derajat resiliency

tinggi ini. Sedangkan pada mahasiswa yang memiliki derajat resiliency rendah, ketiga protective factors yaitu caring relationship, high expectations, dan

opportunities for participation and contribution kurang diberikan oleh keluarga, lingkungan pendidikan (dosen pengajar, dosen pembimbing, dan teman-teman sesama mahasiswa), serta lingkungan komunitas (teman dan tetangga di sekitar). Setelah dilakukan pendalaman terhadap data hasil penelitian tersebut, didapat data bahwa derajat resiliency yang tinggi dimiliki oleh mahasiswa yang baru mengikuti


(14)

Universitas Kristen Maranatha 7

mata kuliah UP selama satu semester, sedangkan derajat resilency rendah dimiliki oleh mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah UP selama dua sampai lima semester.

Data tersebut mendukung pernyataan bahwa protective factors yang berasal dari keluarga, lingkungan pendidikan serta komunitas lain di sekitar mahasiswa. Protective Factors adalah faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya Educational Resiliency para mahasiswa dalam menghadapi kesulitan yang mereka alami, khususnya ketika menyusun Usulan Penelitian mereka. Mahasiswa yang memiliki derajat Educational Resiliency yang rendah akan mengalami hambatan dalam penyelesaian UP-nya dimana mereka tidak dapat menyelesaikan berbagai kesulitan yang mereka hadapi saat mengerjakan Usulan Penelitian dengan baik. Tentu saja kondisi ini akan menjadi penghalang bagi mereka untuk menyelesaikan Usulan Penelitian dan sekaligus menghambat mereka dalam meraih kesuksesan secara akademis. Untuk itu para mahasiswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan derajat Educational Resiliency yang mereka miliki.

Uapaya yang sudah ditempuh oleh pihak fakultas untuk mengatasi permasalahan menumpuknya mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian ini adalah dengan mengumpulkan mahasiswa dalam kelompok besar dan menanyakan tentang kemajuan pengerjaan Usulan Penelitian mereka serta permasalahan apa yang mereka hadapi selama menyusun Usulan Penelitian. Namun proses pengumpulan ini tidak berjalan dengan optimal karena terbentur tidak hadirnya seluruh mahasiswa yang diundang dan kesulitan dalam mengatur


(15)

Universitas Kristen Maranatha 8

jadwal pertemuan. Salah satu upaya lain yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membentuk suatu kelompok kecil yang terdiri dari 5-10 orang yang memiliki dasar permasalahan yang sama yang juga disebut sebagai Konseling Kelompok. Kelompok kecil ini diharapkan lebih dapat memfokuskan kepada permasalahan yang dihadapi saat penyususnan Usulan Penelitian. Penerapan Konseling Kelompok ini dilakukan sebagai bentuk intervensi yang dapat diberikan pada mahasiswa untuk meningkatkan derajat

Educational Resilency. Kelompok dapat dianggap seperti sebuah seting yang mewakili lingkungan pendidikan yang diharapkan dapat memberikan caring relationships, high expectations, dan opportunities for participation and contribution sebagai protective factor yang akan mempengaruhi derajat

Educational Resiliency pada mahasiswa yang sedang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian. Konseling Kelompok merupakan suatu proses interpersonal yang dinamis dan terfokus pada anggota kelompok (5-10 org) dengan memanfaatkan anggota kelompok dan konselor untuk membahas permasalahan bersama (Rickey L. George, Therese S. Cristiani, 1981).

Program intervensi yang berbentuk Konseling Kelompok ini secara spesifik akan dikaitkan dengan variabel penelitian yaitu Educational Resiliency dengan cara memasukkan konsep Educational Resiliency pada penyusunan program Konseling Kelompok yang akan dilakukan. Dalam Konseling Kelompok ini para peserta Konseling Kelompok akan membahas permasalahan yang berkaitan dengan kesulitan mereka ketika menyusun Usulan Penelitian dalam konsep


(16)

Universitas Kristen Maranatha 9

itu sendiri di dalam diri mereka. Selain itu mahasiswa diharapkan akan mendapatkan dukungan dari teman-teman yang mengalami hal yang sama serta dapat menggali kelemahan dan kelebihan mereka yang dapat digunakan untuk meningkatkan Educational Resiliency dalam diri mereka, khususnya dalam penyelesaian Usulan Penelitian mereka.

Berdasarkan fakta yang ada maka peneliti berkeinginan untuk meneliti apakah penerapan Konseling Kelompok dapat berpengaruh pada peningkatan derajat Educational Resiliency pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

1. 2. Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan Konseling Kelompok berpengaruh terhadap peningkatan derajat Educational Resiliency pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

1. 3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang perbedaan derajat Educational Resiliency pada mahasiswa yang sedang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung sebelum dan sesudah mengikuti Konseling Kelompok.


(17)

Universitas Kristen Maranatha 10

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari Konseling Kelompok terhadap derajat Educational Resiliency, yang diukur dari aspek-aspeknya yaitu Social Competence, Problem Solving Skills, Autonomy

dan Sense of Purpose and Bright Future serta Protective Factor setelah menjalani Konseling Kelompok.

1.3.3. Kegunaan Penelitian I.3.3.1 Kegunaan Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bagi:

 Ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Klinis & Pendidikan untuk memperdalam pemahaman dan memperkaya pengetahuan psikologi mengenai Educational Resiliency pada mahasiswa yang sedang mengerjakan Usulan Penelitian.

 Menggunakan teori Educational Resiliency untuk menyusun program Konseling Kelompok.

 Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian mengenai Educational Resiliency pada mahasiswa yang sedang mengerjakan Usulan Penelitian ataupun topik lain yang serupa.


(18)

Universitas Kristen Maranatha 11

I.3.3.2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi:

 Fakultas Psikologi Universitas “X” khususnya dekan, para dosen, dan para dosen pembimbing mengenai Educational Resiliency pada mahasiswa yang sedang mengerjakan Usulan Penelitian untuk membantu dalam memberikan arahan dan bimbingan bagi mahasiswanya.

 Para mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” yang sedang mengerjakan Usulan Penelitian mengenai Educational Resiliency mereka, agar dapat dimanfaatkan dalam upaya pengembangan diri dan penyesuaian diri yang lebih baik dalam semua aspek kehidupannya meskipun sedang menghadapi situasi-situasi dengan banyaknya kesulitan.

 Para orang tua mahasiswa agar mempunyai pemahaman tentang Educational Resiliency yang dimiliki mahasiswa dan dapat membantu anak mereka agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dalam seluruh aspek kehidupannya.

 Teman-teman (peer-group) dari mahasiswa agar dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk mengembangkan dukungan dan bantuan kepada teman-teman mereka yang kesulitan dalam penyusunan Usulan Penelitian.


(19)

Universitas Kristen Maranatha 12

1.4. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental dengan desain penelitian One Group Pre-Post Test Design. Pre-Post Test Design yang menjelaskan perbedaan dua kondisi sebelum dan sesudah intervensi dilakukan (Graziano & Laurin, 2000). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purpossive Sampling, yaitu sampel diambil dari unit populasi yang ada pada saat penelitian dan semua individu yang memenuhi karakteristik populasi diambil sebagai sampel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic non parametric Wilcoxon.


(20)

94 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang pengaruh Konseling Kelompok pada derajat Educational Resiliency pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Setelah mengikuti Konseling Kelompok, derajat Educational Resiliency pada seluruh peserta Konseling Kelompok meningkat.

2. Terjadi peningkatan derajat aspek-aspek Educational Resiliency yang berbeda-beda pada masing-masing peserta Konseling Kelompok. Namun yang menonjol adalah seluruh peserta mengalami peningkatan derajat aspek untuk aspek Autonomy.

3. Seluruh aspek Educational Resiliency saling mempengaruhi satu sama lain. Ketika terjadi peningkatan aspek autonomy maka terjadi juga perubahan di aspek-aspek lainnya khususnya sangat berpengaruh pada peningkatan aspek

problem solving skills dari responden. Ketika responden memiliki kemampuan untuk planning yang merupakan salah satu indikator dari aspek problem solving skills tapi tidak disertai oleh kemampuan untuk internal locus of control, maka rencana yang sudah ada tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu aspek problem solving skills akan optimal ketika disertai oleh aspek autonomy yang baik.


(21)

95

Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut, Saran Teoritis:

1. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan kelompok kontrol (Pretest-Posttest, Natural Control-Group Design), dengan tetap memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen berupa Konseling Kelompok untuk lebih optimal dalam menilai pengaruh Konseling Kelompok pada peningkatan derajat Educational Resiliency

2. Mengadakan penelitian dengan menggunakan Konseling Kelompok untuk meningkatkan Educational Resiliency pada mahasiswa yang mengalami kesulitan akademis di mata kuliah selain Usulan Penelitian, dinamika kelompok sangat membantu untuk mengatasi permasalahan akademis mahasiswa karena faktor peer group dan lingkungan pendidikan sangat berpengaruh dalam proses belajar mahasiswa.

3. Disarankan untuk mencoba bentuk intervensi yang lain untuk meningkatkan derajat Educational Resiliency seperti pemberian Pelatihan yang difokuskan untuk meningkatkan aspek yang memiliki derajat paling rendah dibandingkan aspek lainnya, contoh: memberikan Pelatihan Kemandirian dengan dasar aspek

Autunomy dari Educational Resiliency sebagai acuan dalam menyusun Program Pelatihan, karena dari penelitian ini didapat data bahwa aspek

autonomy berpengaruh pada berlangsungnya aspek-aspek yang lain terutama problem solving skills yang tentu saja akan berpengaruh pada derajat


(22)

96

Universitas Kristen Maranatha Saran Guna Laksana:

1. Saran untuk Fakultas, Konseling Kelompok dapat dijadikan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan dalam mata kuliah Usulan Penelitian khususnya untuk mengurangi penumpukan mahasiswa yang mengalami penundaan dalam penyusunan Usulan Penelitian yang akan berdampak pada tertundanya penyelesaian Skripsi, karena dari penelitian ini diketahui bahwa Konseling Kelompok berpengaruh dalam peningkatan derajat Educational Resiliency

khususnya dalam penyelesaian Usulan Penelitian.

2. Saran untuk Dosen Pembimbing dan Dosen Wali, menindak lanjuti pelaksanaan Konseling Kelompok yang telah dilakukan dengan membentuk kelompok (support group) yang memiliki permasalahan serupa pada mata kuliah lain, karena dinamika kelompok yang akan terbentuk akan membantu menyelesaikan masalah yang dialami karena kelompok mengalami masalah yang sama. Perlu diperhatikan bahwa di dalam pembentukan support group

sebaiknya juga diikuti oleh mahasiswa yang tidak bermasalah agar dapat memberikan pengalaman-pengalaman dalam mengatasi permasalahan di mata kuliah tersebut kepada anggota kelompok lain yang bermasalah.

3. Saran untuk mahasiswa, mahasiswa disarankan untuk tetap memanfaatkan Kelompok yang telah terbentuk dan mengaplikasikan hasil yang didapat dari Konseling Kelompok untuk membantu menyelesaikan Usulan Penelitian dan Skripsi sampai tuntas, karena masukan dari kelompok akan sangat membantu proses penyelesaian Usulan Penelitian.


(23)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Benard, Bonnie. 1991.

Fostering Resilience in Kids: Protective Factors in The

Family, School, and Community

. Portland, OR: Northwest Regional

Educational Laboratory.

---. 1991; Wang, Haertel an Walberg, 1998.

Critical Analysis of the

Child and Adolescent Wellness Scale (CAWS),

Benedictine University.

---. 2004.

Turning the corner: From risk to Resilience

.

Minneapolis: National Resilience Resource Center, University of

Minnesota.

---. 2004.

Resiliency:

What We Have Learned

. San Fransisco:

WestEd

Brammer, Lawrence M. 2003.

The Helping Relationship: Process and Skill.

8

th

ed. Boston: University of Washington.

Campbell. Donald T & Stanley, Julian C. 1963.

Experimental & Quasi

Experimental Design for Research

. Chicago: RandMc, Nally College

Publishing Company.

George, Rickey. Cristiani, Therese S. 1981.

Theory, Methods and Processes of

Counseling and Psychoteraphy

. USA: Prentice Hall Inc.

Gulo, W. 2002.

Metodologi Penelitian

. Jakarta: Grasindo

Locke, Don C. Myers, Jane E. Herr, Edwin L. 2001.

The Handbook of

Counseling

. USA: Sage Publication Inc.

Santrock, John W. 2002.

Life Span Development.

5

th

edition. Jakarta: Erlangga

Siegel, Sidney. 1990.

Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial

. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Waxman, Hersh C. 2003.

Review of Research on Educational Resilience

.

Berkeley: University of California.


(24)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Deliviana, Evi. 2007.

Studi Deskriptif mengenai Derajat Resilience pada Siswa

Kelas 1 SMP ”X” Korban Tsunami Pangandaran

. Skripsi, Bandung:

Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Bandung.

Indra, Fanny. 2008.

Studi Kasus mengenai Resiliency pada anak-anak penderita

Leukemia yang berusia 6 – 12 tahun di Rumah Sakit ”X” Jakarta.

Skripsi,

Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha Bandung.

Leni, Marta. 2008.

Studi Deskriptif mengenai derajat Resiliency pada mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas X Bandung yang sedang mengerjakan

Usulan Penelitian (UP).

Skripsi, Bandung: Program Sarjana Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Panduan Penulisan Skripsi Sarjana

, Edisi Revisi II. 2007. Bandung: Fakultas

Psikologi Universitas ”X” Bandung.


(1)

Universitas Kristen Maranatha 12

1.4. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental dengan desain penelitian One Group Pre-Post Test Design. Pre-Post Test Design yang menjelaskan perbedaan dua kondisi sebelum dan sesudah intervensi dilakukan (Graziano & Laurin, 2000). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purpossive Sampling, yaitu sampel diambil dari unit populasi yang ada pada saat penelitian dan semua individu yang memenuhi karakteristik populasi diambil sebagai sampel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic non parametric Wilcoxon.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang pengaruh Konseling Kelompok pada derajat Educational Resiliency pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Setelah mengikuti Konseling Kelompok, derajat Educational Resiliency pada seluruh peserta Konseling Kelompok meningkat.

2. Terjadi peningkatan derajat aspek-aspek Educational Resiliency yang berbeda-beda pada masing-masing peserta Konseling Kelompok. Namun yang menonjol adalah seluruh peserta mengalami peningkatan derajat aspek untuk aspek Autonomy.

3. Seluruh aspek Educational Resiliency saling mempengaruhi satu sama lain. Ketika terjadi peningkatan aspek autonomy maka terjadi juga perubahan di aspek-aspek lainnya khususnya sangat berpengaruh pada peningkatan aspek problem solving skills dari responden. Ketika responden memiliki kemampuan untuk planning yang merupakan salah satu indikator dari aspek problem solving skills tapi tidak disertai oleh kemampuan untuk internal locus of control, maka rencana yang sudah ada tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu aspek problem solving skills akan optimal ketika disertai oleh aspek autonomy yang baik.


(3)

95

Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut, Saran Teoritis:

1. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan kelompok kontrol (Pretest-Posttest, Natural Control-Group Design), dengan tetap memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen berupa Konseling Kelompok untuk lebih optimal dalam menilai pengaruh Konseling Kelompok pada peningkatan derajat Educational Resiliency

2. Mengadakan penelitian dengan menggunakan Konseling Kelompok untuk meningkatkan Educational Resiliency pada mahasiswa yang mengalami kesulitan akademis di mata kuliah selain Usulan Penelitian, dinamika kelompok sangat membantu untuk mengatasi permasalahan akademis mahasiswa karena faktor peer group dan lingkungan pendidikan sangat berpengaruh dalam proses belajar mahasiswa.

3. Disarankan untuk mencoba bentuk intervensi yang lain untuk meningkatkan derajat Educational Resiliency seperti pemberian Pelatihan yang difokuskan untuk meningkatkan aspek yang memiliki derajat paling rendah dibandingkan aspek lainnya, contoh: memberikan Pelatihan Kemandirian dengan dasar aspek Autunomy dari Educational Resiliency sebagai acuan dalam menyusun Program Pelatihan, karena dari penelitian ini didapat data bahwa aspek autonomy berpengaruh pada berlangsungnya aspek-aspek yang lain terutama problem solving skills yang tentu saja akan berpengaruh pada derajat Educational Resiliency.


(4)

96

Saran Guna Laksana:

1. Saran untuk Fakultas, Konseling Kelompok dapat dijadikan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan dalam mata kuliah Usulan Penelitian khususnya untuk mengurangi penumpukan mahasiswa yang mengalami penundaan dalam penyusunan Usulan Penelitian yang akan berdampak pada tertundanya penyelesaian Skripsi, karena dari penelitian ini diketahui bahwa Konseling Kelompok berpengaruh dalam peningkatan derajat Educational Resiliency khususnya dalam penyelesaian Usulan Penelitian.

2. Saran untuk Dosen Pembimbing dan Dosen Wali, menindak lanjuti pelaksanaan Konseling Kelompok yang telah dilakukan dengan membentuk kelompok (support group) yang memiliki permasalahan serupa pada mata kuliah lain, karena dinamika kelompok yang akan terbentuk akan membantu menyelesaikan masalah yang dialami karena kelompok mengalami masalah yang sama. Perlu diperhatikan bahwa di dalam pembentukan support group sebaiknya juga diikuti oleh mahasiswa yang tidak bermasalah agar dapat memberikan pengalaman-pengalaman dalam mengatasi permasalahan di mata kuliah tersebut kepada anggota kelompok lain yang bermasalah.

3. Saran untuk mahasiswa, mahasiswa disarankan untuk tetap memanfaatkan Kelompok yang telah terbentuk dan mengaplikasikan hasil yang didapat dari Konseling Kelompok untuk membantu menyelesaikan Usulan Penelitian dan Skripsi sampai tuntas, karena masukan dari kelompok akan sangat membantu proses penyelesaian Usulan Penelitian.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Benard, Bonnie. 1991.

Fostering Resilience in Kids: Protective Factors in The

Family, School, and Community

. Portland, OR: Northwest Regional

Educational Laboratory.

---. 1991; Wang, Haertel an Walberg, 1998.

Critical Analysis of the

Child and Adolescent Wellness Scale (CAWS),

Benedictine University.

---. 2004.

Turning the corner: From risk to Resilience

.

Minneapolis: National Resilience Resource Center, University of

Minnesota.

---. 2004.

Resiliency:

What We Have Learned

. San Fransisco:

WestEd

Brammer, Lawrence M. 2003.

The Helping Relationship: Process and Skill.

8

th

ed. Boston: University of Washington.

Campbell. Donald T & Stanley, Julian C. 1963.

Experimental & Quasi

Experimental Design for Research

. Chicago: RandMc, Nally College

Publishing Company.

George, Rickey. Cristiani, Therese S. 1981.

Theory, Methods and Processes of

Counseling and Psychoteraphy

. USA: Prentice Hall Inc.

Gulo, W. 2002.

Metodologi Penelitian

. Jakarta: Grasindo

Locke, Don C. Myers, Jane E. Herr, Edwin L. 2001.

The Handbook of

Counseling

. USA: Sage Publication Inc.

Santrock, John W. 2002.

Life Span Development.

5

th

edition. Jakarta: Erlangga

Siegel, Sidney. 1990.

Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial

. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Waxman, Hersh C. 2003.

Review of Research on Educational Resilience

.

Berkeley: University of California.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Deliviana, Evi. 2007.

Studi Deskriptif mengenai Derajat Resilience pada Siswa

Kelas 1 SMP ”X” Korban Tsunami Pangandaran

. Skripsi, Bandung:

Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Bandung.

Indra, Fanny. 2008.

Studi Kasus mengenai Resiliency pada anak-anak penderita

Leukemia yang berusia 6 – 12 tahun di Rumah Sakit ”X” Jakarta.

Skripsi,

Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha Bandung.

Leni, Marta. 2008.

Studi Deskriptif mengenai derajat Resiliency pada mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas X Bandung yang sedang mengerjakan

Usulan Penelitian (UP).

Skripsi, Bandung: Program Sarjana Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Panduan Penulisan Skripsi Sarjana

, Edisi Revisi II. 2007. Bandung: Fakultas

Psikologi Universitas ”X” Bandung.


Dokumen yang terkait

Studi Deskriptif Mengenai Kecemasan Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 0 29

Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation pada Mahasiswa yang Mengontrak UP Lebih dari 4 Semester Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 1 33

Perancangan dan Uji Coba Teknik Konseling Individual dalam Menurunkan Derajat Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Magister Psikologi yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

0 0 32

Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Menempuh Mata Kuliah Usulan Penelitian Lebih Dari 1 Semester di Universitas "X" Bandung.

0 1 70

Perancangan dan UJi Coba Modul Pelatihan untuk Meningkatkan Derajat Educational Resiliency pada Siswa-Siswi Underachiever yang Berasal dari Keluarga Broken Home di SMP "X" Bogor.

0 1 28

Pengaruh Waktu Recall Terhadap Memori Mahasiswa Yang Mengontrak Mata Kuliah Psikologi Kognitif di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 1 36

Pengaruh Rehearsal Terhadap Memori Mahasiswa Yang Mengontrak Mata Kuliah Psikologi Kognitif di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 0 37

Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Beliefs Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah PPLK Lebih Dari Satu Kali di Universitas "X" Bandung.

0 2 53

Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

4 6 26

Derajat Optimisme Pada Mahasiswa Yang Telah Mengontrak Usulan Penelitian Lebih Dari Satu Kali di Fakultas Psikologi Universitas "X" Kota Bandung.

0 0 73