Efek Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe vera L.) Terhadap Gambaran Histopatologis Kolitis Ulseratif Mencit Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Dextran Sodium Sulfate (DSS).

(1)

iv

ABSTRAK

EFEK EKSTRAK ETANOL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)

TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS

KOLITIS ULSERATIF MENCIT GALUR Swiss Webster

YANG DIINDUKSI Dextran Sodium Sulfate (DSS)

Aprilin Krista Devi, 2009. Pembimbing : Diana Krisanti Jasaputra, dr., M.Kes. Hartini Tiono, dr.

Kolitis ulseratif merupakan penyakit radang kolon nonspesifik kronik yang ditandai nyeri abdomen, diare dan perdarahan rektum. Terapi penyakit ini masih terus dikembangkan antara lain menggunakan tanaman obat seperti lidah buaya. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak etanol lidah buaya (EELB) terhadap gambaran histopatologis kolitis ulseratif dan konsistensi feses serta ada tidaknya darah pada mencit galur Swiss Webster yang diinduksi dengan Dextran Sodium Sulfate (DSS). Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratorium sungguhan bersifat komparatif menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Data yang diukur berupa hilangnya kripta per 100 kripta dan konsistensi feses serta ada tidaknya darah. Data diuji menggunakan ANOVA satu arah dilanjutkan dengan Tukey HSD, sedangkan konsistensi feses diuji dengan ANOVA on Ranks dilanjutkan dengan Student-Newman-Keuls. EELB diberikan hari ke 1-17, dan DSS 0,5 cc diberikan hari ke 11-17. Pada hari ke 11-17 dilakukan penilaian konsistensi feses dan ada tidaknya darah. Tiap kelompok (n=6) mendapat perlakuan : kelompok I EELB dosis I (350 mg/kgBB mencit), kelompok II EELB dosis II (700 mg/kgBB mencit), kelompok III mendapat EELB dosis III (1400 mg/kgBB mencit), kelompok IV kontrol positif, kelompok V kontrol negatif. Hasil yang didapatkan pada hilangnya kripta per 100 kripta, pada mencit yang diberi EELB dosis I, II dan III berturut-turut adalah 10,33%, 10,5% 12,67% yang berbeda secara signifikan (p<0.05) dibandingkan kontrol positif (26,86%). Hasil penilaian konsistensi feses pemberian EELB dosis II dan III , menunjukkan hasil signifikan (p<0.05) dengan kontrol positif. Kesimpulannya EELB memperbaiki gambaran histopatologis kolon mencit dan konsistensi feses serta ada tidaknya darah pada mencit yang diinduksi DSS.

Kata kunci : Ekstrak Etanol Lidah Buaya (EELB), Kolitis ulseratif, Dextran Sodium Sulfate(DSS)


(2)

v

ABSTRACT

The EFFECT of LIDAH BUAYA (Aloe vera) of COLITIS

ULCERATIVE HISTOPATOLOGY in Swiss Webster MICE

INDUCED by Dextran Sodium Sulfate (DSS)

Aprilin Krista Devi, 2009. Tutor 1st : Diana Krisanti Jasaputra, dr., M.Kes. Tutor 2nd: Hartini Tiono, dr.

Ulcerative colitis is an inflammatory disease of the colon marked chronic nonspecific abdominal pain, diarrhea and rectal bleeding. This disease therapy are still being developed, among others uses of medicinal plants like aloe vera. The research objective to determine the effect of ethanol extract of lidah buaya (EELB). Histopathologic picture of ulcerative colitis and stool consistency and presence or absence of blood in the Swiss Webster strain mice induced by Dextran Sulfate Sodium (DSS). The method used is the experimental nature of comparative real laboratory using completely randomized design (RAL). The measured data in the form of loss crypt per 100 crypt and consistency of feces and the presence or absence of blood. Data are tested using one-way ANOVA followed by Tukey HSD, whereas the consistency of feces tested by ANOVA on Ranks followed by Student-Newman-Keuls. EELB given 1-17 days, and DSS was given 0.5 cc 11-17 days. At 11-17 days to do the assessment of consistency of feces and the presence or absence of blood. Each group (n = 6) received treatment: I group I EELB dose (350 mg / kgBB mice), group II EELB II dose (700 mg / kgBB mice), group III had dose EELB III (1400 mg / kgBB mice), group IV, positive control, negative control group of V. Results obtained in a loss crypt per 100 crypt, in mice given doses EELB I, II and III, respectively 10.33%, 12.67% 10.5% which differed significantly (p <0.05) compared to positive controls (26.86%). Stool consistency assessment results giving EELB doses II and III, show significant results (p <0.05) with a positive control. Conclusion, EELB improve histopathologic mice colon, stool consistency and the presence or absence of blood on the DSS-induced mice.

Keywords : Ethanol extract of Lidah Buaya , Ulcerative Colitis, Dextran Sodium Sulfate (DSS)


(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis ... 5

1.6 Metodologi ... 5

1.7 Lokasi dan Waktu ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Usus Besar Manusia ... 6

2.1.1 Sekum ... 7

2.1.2 Appendik Vermiformis ... 8

2.1.3 Kolon Asenden ... 8


(4)

ix

2.1.5 Kolon Desenden ... 10

2.1.6 Kolon Sigmoid ... 11

2.1.7 Rektum ... 11

2.2 Histologi Usus Besar ... 12

2.3 Fisiologi Usus Besar ... 14

2.3.1 Gerakan-gerakan Mencampur-Haustrasi ... 14

2.3.2 Gerakan-gerakan Mendorong- Gerakan Massa ... 15

2.3.3 Pencetusan Pergerakan Massa oleh Refleks Gastrokolik dan Duodenokolik ... 16

2.4 Kolitis Ulseratif ... 17

2.4.1 Etiologi dan Patogenesis ... 18

2.4.2 Gambaran Klinis ... 19

2.4.3 Komplikasi ... 21

2.4.4 Pengobatan ... 23

2.5 Histopatologis Kolitis Ulseratif ... 24

2.6 Dextran Sodium Sulfate (DSS) ... 27

2.7 Lidah Buaya (Aloe vera) ... 28

BAB III BAHAN / SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan / Subjek Penelitian ... 32

3.1.1 Bahan Penelitian ... 32

3.1.2 Alat Penelitian ... 32

3.1.3 Subjek Penelitian... 32

3.1.4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian ... 33

3.2.2 Variabel Penelitian ... 34

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 34

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 34


(5)

x

3.2.4 Prosedur Kerja ... 35

3.2.4.1 Cara Kerja Pembuatan Sediaan Mikroskopis dan Pulasan Hematoksilin Eosin ... 35

3.2.5 Metode Analisis ... 36

3.2.6 Aspek Penelitian ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.2 Pembahasan ... 44

4.3 Uji Hipotesis ... 45

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 50


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Vitamin dan mineral yang terkandung dalam lidah buaya ... 29

2.2 Enzim dan asam amino dalam lidah buaya ... 30

2.3 Senyawa bermanfaat yang terkandung dalam lidah buaya ... 30

4.1 Persentase kehilangan kripta diamati secara mikroskopik (%) ... 39

4.2 Hasil Uji Tukey HSD Persentase Kehilangan Kripta sesudah Perlakuan ... 41

4.3 Skor Diare Hewan Percobaan Setelah diinduksi DSS ... 42


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Anatomi Usus Besar Manusia ... 6

2.2 Appendik Vermiformis ... 8

2.3 Histologi Usus Besar ... 12

2.4 Histologi Usus Besar ... 13

2.5 Histologi Appendik ... 13

2.6 Perbandingan kolon normal dengan kolitis ulseratif secara histologis... 17

2.7 Perbandingan mukosa kolon secara makroskopis, histologis dan endoskopis ... 19

2.8 Distribusi anatomis dari penyakit Crohn dan kolitis ulseratif ... 21

2.9 Manifestasi ekstrakolon dari kolitis ulseratif ... 22

2.10 Morfologi kolitis ulseratif ... 24

2.11 Pseudopolip pada kolitis ulseratif ... 25

2.12 Abses kripta dengan neutrofil pada lumen kripta ... 26

2.13 Tanaman Lidah buaya (Aloe vera) ... 28

4.1 Histopatologis normal kolon mencit potongan melintang ... 38

4.2 Persentase Kehilangan Kripta Secara Mikroskopis Setelah Induksi DSS... 40


(8)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Lidah Buaya ... 50

2. Uji Statistik Skor Diare ... 51

3. Uji Statistik Hilangnya Kripta ... 52

4. Pembuatan Ekstrak Etanol Lidah Buaya... 53

5. Persetujuan Komisi Etik Penelitian ... 54

6. Gambar Histopatologis Kolon Mencit... 55


(9)

50

LAMPIRAN 1

Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Lidah Buaya

Ekstrak Lidah Buaya diberikan sebanyak 100mg/kg BB tikus Tikus 200 g = . . .

1000 g = 100 mg

tikus 200 g

Faktor Konversi tikus 200 gmencit 20 g = 0, 14 Tikus 200 g = 20 mg

Mencit 20 g = 0,14 x 20 mg

= 2,8 mg / mencit 20 g 2,8 mg x 50 / kgBB

140 mg/kgBB (dosis III) Dosis III : 140 mg/kgBB atau 2,8 mg/0,5 ml untuk mencit 20 g Dosis II : 70 mg/kgBB atau 1,4 mg/0,5 ml untuk mencit 20 g Dosis I : 35 mg/kgBB atau 0,7 mg/0,5 ml untuk mencit 20 g


(10)

51

LAMPIRAN 2 Uji Statistik Skor Diare

One Way Analysis of Variance Data source : Data 1 in Notebook Normality Test: Failed (P = <0.001)

Test execution ended by user request, ANOVA on Ranks begun Kruskal-Wallis One Way Analysis of Variance on Ranks Data source: Data 1 in Notebook

Grup N Missing

Col 1 6 0

Col 2 6 0

Col 3 6 0

Col 4 6 0

Col 5 6 0

Group Median 25% 75% Col 1 2.000 2.000 3.000 Col 2 1.500 1.000 2.000 Col 3 1.000 1.000 2.000 Col 4 2.000 2.000 3.000 Col 5 1.000 1.000 1.000

H= 16.841 with 4 degrees of freedom . (P = 0.002)

The differences in the median values among the treatment group are greater than would be expected by chance; there is a significant difference (P = 0.002)

To isolate the group or groups that differ from the others use a multiple comparison procedure.

All pairwise Multiple Comparison Procedures (Student-Newman-Keuls Method) :

Comparison Diff of Ranks p q P<0.05

Col 1 vs Col 5 92.000 5 4.266 Yes

Col 1 vs Col 3 67.000 4 3.868 Yes

Col 1 vs Col 2 46.000 3 3.518 Yes

Col 1 vs Col 4 0.000 2 0.000 No

Col 4 vs Col 5 92.000 4 5.312 Yes

Col 4 vs Col 3 67.000 3 5.124 Yes

Col 4 vs Col 2 46.000 2 5.208 Yes

Col 2 vs Col 5 46.000 3 3.518 Yes

Col 2 vs Col 3 21.000 2 2.378 No


(11)

52

LAMPIRAN 3

Uji Statistik Hilangnya Kripta

One Way Analysis of Variance Data source : Data 1 in Notebook Normality Test: Passed (P = <0.553) Equal Variance Test: Passed (P = 0.812)

Grup N Missing

Col 1 6 0

Col 2 6 0

Col 3 6 0

Col 4 6 0

Col 5 6 0

Group Mean Std DevSEM Col 1 10.333 2.875 1.174 Col 2 10.500 4.637 1.893 Col 3 12.667 3.077 1.21400 Col 4 26.833 1.722 0.703 Col 5 10.500 3.017 1.232

Power of performed test with alpha = 0.050 : 1.000

Source of Variation DF SS MS F P

Between Treatments 4 1225.667 306.417 29.865 <0.001

Residual 25 21400.500 10.260

Total 29 35082.167

The differences in the median values among the treatment group are greater than would be expected by chance; there is a significant difference (P = 0.001)

All pairwise Multiple Comparison Procedures (Tukey Test) : Comparison for factor:

Comparison Diff of Means p q P<0.05

Col 4 vs Col 1 16.500 5 12.618 Yes

Col 4 vs Col 5 16.333 5 12.490 Yes

Col 4 vs Col 2 16.333 5 12.490 Yes

Col 4 vs Col 3 350.167 5 10.834 Yes

Col 3 vs Col 1 2.333 5 1.784 No

Col 3 vs Col 5 2.167 5 1.657 No

Col 3 vs Col 2 2.167 5 1.657 No

Col 2 vs Col 1 0.167 5 0.127 No

Col 2 vs Col 5 0.000 5 0.000 No


(12)

53

LAMPIRAN 4

Pembuatan Ekstrak Etanol Lidah Buaya

1. Pembuatan simplisia kering

Bahan baku (lidah buaya) diiris atau dirajang kemudian dimasukkan ke dalam oven (50°C) dengan ketebalan 1-2 cm, diamkan selama 2-3 hari. Setelah kering, simplisia dihaluskan menggunakan alat grinding.

2. Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik

a. Alat dan Bahan i. Maserator

ii. Simplisia (bahan baku = lidah buaya seberat 3 kg) iii. Pelarut organik (etanol)

iv. Kapas

v. Rotasi evaporator b. Cara pembuatan

Simplisia yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam maserator yang telah diberi kapas pada alasnya dan mengandung pelarut etanol, diamkan selama 24 jam, kemudian keluarkan dari outlet di bawah maserator. Larutan disebut ekstrak encer apabila masih ada serbuk yang terbawa saring memakai kertas saring. Pelarut baru ditambahkan ke dalam ampas yang ada di maserator sampai pelarut yang keluar dari outlet maserator tidak berwarna lagi (biasanya 5-6 kali rendaman). Ekstrak encer yang didapat dari maserator dipekatkan menggunakan alat Rotari Evaporator sampai pekat atau sampai tidak ada lagi pelarut yang menetes di kondensor Rotasi Evaporator. Ekstrak pekat biasanya berupa pasta.

c. Hasil


(13)

54

Lampiran 5


(14)

55

Lampiran 6

Gambar Histopatologis Kolon Mencit Kelompok Perlakuan I

Kelompok Perlakuan II


(15)

56

Kelompok Kontrol +


(16)

-57

Lampiran Gambar Dokumentasi Penelitian Pengelompokan Mencit


(17)

58

Pembedahan Mencit

Pengambilan Organ Kolon


(18)

59

RIWAYAT HIDUP

Nama : Aprilin Krista Devi

NRP : 0610004

Tempat dan Tanggal Lahir : Palangka Raya, 14 April 1989 Alamat : Jl. Sukakarya V no. 7, Bandung Riwayat Pendidikan :

1. 2000, lulus SDN Langkai 1 Palangka Raya 2. 2003, lulus SMPN 1 Palangka Raya 3. 2006, lulus SMAN 2 Palangka Raya

4. 2006, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Kristen Maranatha Bandung


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolitis ulseratif (KU) merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam

Inflammatory Bowel Disease (IBD), yaitu penyakit radang kolon nonspesifik yang

umumnya berlangsung lama dan ditandai dengan nyeri abdomen, diare dan perdarahan rektum (Price, 2005).

Penyakit ini biasanya terjadi pada usia 15-40 tahun dan menyerang kedua jenis kelamin sama banyak. Etiologi pasti dari KU belum diketahui. Sebuah hipotesis menyatakan bahwa disregulasi primer dari sistem imun mukosa mengakibatkan respon imunologik berlebihan terhadap mikroflora normal. KU mengenai kurang lebih 250.000 – 500.000 orang di Amerika Serikat, dengan insidensi 2-7 per

100.000 orang per tahun ( Langan, 2007). Penanganan penyakit KU ini memerlukan biaya yang cukup mahal (sekitar $ 500 juta pertahun), dan juga kolitis dapat mengakibatkan komplikasi yang serius berupa perdarahan berat,

toxic megacolon, dan perforasi (Mayoclinic, 2008).

KU merupakan penyakit yang sering kambuh dan dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kolorektal sehingga diperlukan penanganan yang tepat. Penanganan KU biasanya menggunakan obat golongan asam amino salisilat misalnya sulfasalazine yang akan dipecah menjadi sulfapiridin dan 5-acetil

salicylic acid (5-ASA). 5-ASA ini berperan sebagai anti inflamasi (Djojoningrat,

2006). Kortikosteroid yang berefek imunosupresif juga digunakan untuk mengatasi penyakit ini. Penggunaan obat kortikosteroid dan obat imunosupresif lain sangat efektif karena dapat mengurangi inflamasi dan menekan sistem imun tubuh, tetapi mempunyai banyak efek samping. Efek samping kortikosteroid antara lain moon face, akne, tremor, keringat malam, insomnia, kenaikan berat badan, perubahan perasaan dan gangguan tidur, peningkatan tekanan darah , diabetes tipe 2, osteoporosis, depresi berat, psikosis, fraktur tulang, katarak,


(20)

2

glaukoma, serta kepekaan terhadap infeksi (ehealthMD, 2004 ; Mayoclinic, 2008).

Penanganan kolitis ulseratif (KU) dengan obat-obat tersebut memiliki keterbatasan, karena banyaknya efek samping. Masyarakat menggunakan bahan-bahan alami untuk menangani berbagai penyakit termasuk gangguan pencernaan, antara lain dengan menggunakan lidah buaya. Lidah buaya merupakan salah satu tanaman yang saat ini sedang dikembangkan sebagai pengobatan alternatif. Lidah buaya mempunyai sifat antiseptik, antipuritik, anestetik, afrosidiak, antipiretik, antijamur, antivirus, antibakteri, dan terutama antiinflamasi yang dapat mengobati luka bakar, luka iris, luka gores, lecet, reaksi alergi, artritis, rematik, asam lambung, borok dan radang dalam sistem pencernaan serta radang perut dan organ tubuh (Rostita, 2008).

Pemberian dextran sodium sulfate dapat mengakibatkan terjadinya KU pada hewan coba dengan cara menginduksi terjadinya inflamasi melalui jalur biologis baik melalui efek sitotoksik langsung pada sel epitel dan kerusakan tidak langsung berhubungan dengan perubahan pada bakteri normal, aktivasi makrofag dan sel T. Dengan pemberian lidah buaya yang bersifat antiinflamasi dan antioksidan diharapkan dapat mengurangi reaksi inflamasi tersebut.

Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk meneliti efek lidah buaya (Aloe vera) sebagai antiinflamasi dan antioksidan terhadap gambaran histopatologis KU dan konsistensi feses serta ada tidaknya darah pada mencit galur swiss webster yang diinduksi DSS.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah : 1. Apakah ekstrak etanol lidah buaya (EELB) memperbaiki gambaran

histopatologis kolon mencit yang diinduksi DSS dengan parameter hilangnya kripta.


(21)

3

2. Apakah ekstrak etanol lidah buaya (EELB) memperbaiki konsistensi feses dan ada tidaknya darah pada mencit yang diinduksi DSS.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh obat tradisional yang dapat mengurangi reaksi peradangan pada kolitis ulseratif (KU).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai :

1. Efek ekstrak etanol lidah buaya (EELB) dalam memperbaiki gambaran histopatologis kolon mencit yang diinduksi DSS dengan parameter hilangnya kripta.

2. Efek ekstrak etanol lidah buaya (EELB) dalam memperbaiki konsistensi feses dan ada tidaknya darah pada mencit yang diinduksi DSS.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Kegunaan akademis dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan farmakologis di bidang tumbuhan obat khususnya lidah buaya (Aloe

vera) untuk mengatasi KU.

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai pendahuluan bagi pengembangan pengobatan alternatif yang dapat digunakan masyarakat untuk mengatasi penyakit KU.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Radang ialah reaksi jaringan hidup terhadap semua bentuk jejas. Pembuluh darah, saraf, cairan dan sel-sel tubuh di tempat jejas ikut berperan dalam reaksi ini (Robbins, 1995).


(22)

4

Fenomena inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan radang. Selama berlangsungnya fenomena inflamasi, banyak mediator kimiawi yang dilepaskan secara lokal antara lain histamin, 5-hidroksitriptamin (5HT), faktor kemotaktik, bradikinin, leukotrien dan prostaglandin. Lisis membran lisozim dan lepasnya enzim pemecah terjadi dengan migrasi sel fagosit ke daerah ini (Wilmana, 1995). Sel-sel yang terlibat dalam proses peradangan adalah leukosit fagositik (neutrofil atau PMN, makrofag, atau eusinofil), trombosit dan limfosit.

Stadium akut kolitis ulseratif (KU) ditandai dengan hiperemis, sembab dan perdarahan-perdarahan kecil di dalam mukosa usus. Sel-sel radang neutrofil dan mononukleus ditemukan tersebar pada lamina propia, dan ditemukan pula abses-abses kecil, yang dimulai dari kripta kolorektal—abses-abses kripta— yang

menginduksi terjadinya nekrosis supuratif pada seluruh permukaan mukosa. Dinding dan dasar tukak dipenuhi dengan infiltrasi sel neutrofil, yang dikelilingi oleh sel limfosit, sel plasma, dan kadang-kadang sel mast. Pembuluh darah yang terletak dibawahnya kadang-kadang memperlihatkan peradangan akut dan trombosis (Robbins, 1995).

Pemberian dextran sodium sulfate dapat mengakibatkan terjadinya KU pada hewan coba. Dextran sodium sulfate menginduksi inflamasi melalui jalur biologis baik melalui efek sitotoksik langsung pada sel epitel dan kerusakan tidak langsung berhubungan dengan perubahan pada bakteri normal, aktivasi makrofag dan sel T.

Lidah buaya mempunyai kandungan aktif antara lain lupeol, salicylic acid, nitrogen urea, amonic, fenol, sulfur, kolesterol, campersterol, B-sitosterol, vitamin A, vitamin C, vitamin E, magnesium dan zinc. Vitamin A, C, E, magnesium dan

zinc bersifat sebagai antioksidan yang dapat mengurangi reaksi peradangan pada

kolon, sedangkan kandungan asam salisilatnya dapat mengurangi reaksi inflamasi dengan menghambat produksi prostaglandin. Selain itu, lidah buaya juga menghambat produksi histamin, salah satu senyawa kimia penting yang berperan dalam proses inflamasi (Lawrence, 2006).


(23)

5

1.5.2 Hipotesis

1. Ekstrak etanol lidah buaya (EELB) memperbaiki gambaran histopatologis kolon mencit yang diinduksi DSS dengan parameter hilangnya kripta.

2. Ekstrak etanol lidah buaya (EELB) memperbaiki konsistensi feses dan ada tidaknya darah pada mencit yang diinduksi DSS.

1.6 Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium sungguhan bersifat komparatif dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang dinilai adalah persentase kripta yang hilang pada gambaran histopatologis kolon mencit dan konsistensi feses serta ada tidaknya darah pada mencit yang dinduksi DSS. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji Analisa Varian (ANAVA) satu arah dengan α = 0,05 menggunakan perangkat

lunak komputer.

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan selama bulan Desember 2008 sampai bulan Desember 2009 di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(24)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak etanol lidah buaya dosis I (350 mg/kgBB mencit) , II (700 mg/kgBB mencit) dan III (1400 mg/kgBB mencit) memperbaiki gambaran histopatologis kolon mencit yang diinduksi DSS dengan parameter hilangnya kripta.

Ekstrak etanol lidah buaya (Aloe vera) dosis II (700 mg/kgBB mencit) dan III (1400 mg/kgBB mencit) memperbaiki konsistensi feses dan ada tidaknya darah pada mencit yang diinduksi DSS.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dapat dilanjutkan dengan :

1. Pemberian dosis ekstrak etanol lidah buaya yang lebih optimal.

2. Pengamatan gejala dan pemeriksaan secara mikroskopik menggunakan parameter yang berbeda.

3. Uji toksisitas ekstrak etanol lidah buaya untuk penggunaannya yang aman. 4. Uji klinik ekstrak etanol lidah buaya pada manusia dengan kolitis ulseratif.


(25)

48

Daftar Pustaka ACM, 2009. Large Intestine.

http://www.acm.uiuc.edu/sigbio/project/digestive/late/large_intestine.jpg. September 12th, 2009.

Dharmika Djojoningrat. 2006. Inflammatory Bowel Disease : Alur Diagnosis dan Pengobatannya di Indonesia Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, editor : Aru W. Sudoyo dkk. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hal. 386-390. Encyclopedia Britannica, 2003. Appendix Vermiformis.

http://media-2.web.britannica.com/eb-media/58/5758-004- EFA424E1.jpg. September 15th, 2009.

Freddy Wilmana. 1995. Analgesik–Antipiretik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai Dalam : Farmakologi dan Terapi, editor : Sulistia G.G dkk. Edisi 4. Jakarta : Gaya Baru. Hal. 209.

Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. Hal. 1008–1010.

Hopkins, J. 2009. Ulcerative Colitis : Introduction.

https://hopkinsgi.org/GDL_Disease.aspx?CurrentUDV=31&GDL_Disease_ID =2A4995B2-DFA5-4954-B770-F1F5BAFED033&GDL_DC_ID=D03119D7-57A3-4890-A717-CF1E7426C8BA. September 20th, 2009.

Info Tanaman Herbal. 2007. Lidah Buaya.

http://tanamanherbal.files.wordpress.com/2007/12/lidahbuaya.jpg. September 25th, 2009.

Junqueira , L.C., Carneiro, J. 2004. Histologi Dasar Teks & Atlas . Edisi 10. Jakarta : EGC. Hal. 305.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dari Perancangannya.

Rancangan Percobaan Aplikatif : Aplikasi Kondisional Bidang Pertamanan, Peternakan, Perikanan, Industri, dan Hayati. Edisi 1. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hal 10-12.

Langan, R. et al. 2007. Ulcerative Colitis : Diagnosis and Treatment. http://www.aafp.org/afp/20071101/1323.html . December 17th, 2008.


(26)

49

Mayoclinic. 2008. Ulcerative Colitis.

http://www.mayoclinic.com/health/ulcerativecolitis/DS00598/DSECTION=co mplications. December 17th, 2008.

MayoClinic. 2008. Ulcerative Colitis.

http://www.mayoclinic.com/health/ulcerative-colitis/DS00598/DSECTION=treatments-and-drugs. December 17th, 2008. Mills, S. 2009. Gastrointestinal Pathology for Medical II Students.

http://www.pathology.vcu.edu/education/gi/lab2.d.html. August 20th, 2009. Path Consult, 2006. Ulcerative Colitis.

http://www.pathconsultddx.com/pathCon/diagnosis?pii=S1559-8675%70006%2970822-1. September 7th, 2009.

Plaskett, L. 2006. Aloe Eases Inflammation.

http://www.familyhealthnews.com/articles_aloe_eases.html. December 14th, 2008.

Price, S. A. 2005 . Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 461–464.

Robbins, S. L. 1995. Buku Ajar Patologi II (Basic Pathology). Jakarta : EGC. Hal 281-284 .

Rostita. 2008. Sehat, Cantik, dan Penuh Vitalitas Berkat Lidah Buaya. Bandung: Qanita.

Sahaja, 2008. Dote Anatomy Topics.

http://anatomytopics.wordpress.com/2008/12/. August 15th, 2009. Schmidt, R. 2006. Gastrointestinal, non-neoplastic.

http://www.pathology.washington.edu/about/education/gallery/jpgs575/spa/im g0022.jpg. September 7th, 2009.

Slowik, G. 2008. Ulcerative Colitis.

http://www.ehealthmd.com/library/ulcerativecolitis/UC_treatment.html. December 17th, 2008.

Snell, R. S. 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 208-209, 229-234.


(1)

3

2. Apakah ekstrak etanol lidah buaya (EELB) memperbaiki konsistensi feses dan ada tidaknya darah pada mencit yang diinduksi DSS.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh obat tradisional yang dapat mengurangi reaksi peradangan pada kolitis ulseratif (KU).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai :

1. Efek ekstrak etanol lidah buaya (EELB) dalam memperbaiki gambaran histopatologis kolon mencit yang diinduksi DSS dengan parameter hilangnya kripta.

2. Efek ekstrak etanol lidah buaya (EELB) dalam memperbaiki konsistensi feses dan ada tidaknya darah pada mencit yang diinduksi DSS.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Kegunaan akademis dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan farmakologis di bidang tumbuhan obat khususnya lidah buaya (Aloe vera) untuk mengatasi KU.

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai pendahuluan bagi pengembangan pengobatan alternatif yang dapat digunakan masyarakat untuk mengatasi penyakit KU.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Radang ialah reaksi jaringan hidup terhadap semua bentuk jejas. Pembuluh darah, saraf, cairan dan sel-sel tubuh di tempat jejas ikut berperan dalam reaksi ini (Robbins, 1995).


(2)

4

Fenomena inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan radang. Selama berlangsungnya fenomena inflamasi, banyak mediator kimiawi yang dilepaskan secara lokal antara lain histamin, 5-hidroksitriptamin (5HT), faktor kemotaktik, bradikinin, leukotrien dan prostaglandin. Lisis membran lisozim dan lepasnya enzim pemecah terjadi dengan migrasi sel fagosit ke daerah ini (Wilmana, 1995). Sel-sel yang terlibat dalam proses peradangan adalah leukosit fagositik (neutrofil atau PMN, makrofag, atau eusinofil), trombosit dan limfosit.

Stadium akut kolitis ulseratif (KU) ditandai dengan hiperemis, sembab dan perdarahan-perdarahan kecil di dalam mukosa usus. Sel-sel radang neutrofil dan mononukleus ditemukan tersebar pada lamina propia, dan ditemukan pula abses-abses kecil, yang dimulai dari kripta kolorektal—abses-abses kripta— yang menginduksi terjadinya nekrosis supuratif pada seluruh permukaan mukosa. Dinding dan dasar tukak dipenuhi dengan infiltrasi sel neutrofil, yang dikelilingi oleh sel limfosit, sel plasma, dan kadang-kadang sel mast. Pembuluh darah yang terletak dibawahnya kadang-kadang memperlihatkan peradangan akut dan trombosis (Robbins, 1995).

Pemberian dextran sodium sulfate dapat mengakibatkan terjadinya KU pada hewan coba. Dextran sodium sulfate menginduksi inflamasi melalui jalur biologis baik melalui efek sitotoksik langsung pada sel epitel dan kerusakan tidak langsung berhubungan dengan perubahan pada bakteri normal, aktivasi makrofag dan sel T.

Lidah buaya mempunyai kandungan aktif antara lain lupeol, salicylic acid, nitrogen urea, amonic, fenol, sulfur, kolesterol, campersterol, B-sitosterol, vitamin A, vitamin C, vitamin E, magnesium dan zinc. Vitamin A, C, E, magnesium dan zinc bersifat sebagai antioksidan yang dapat mengurangi reaksi peradangan pada kolon, sedangkan kandungan asam salisilatnya dapat mengurangi reaksi inflamasi dengan menghambat produksi prostaglandin. Selain itu, lidah buaya juga menghambat produksi histamin, salah satu senyawa kimia penting yang berperan dalam proses inflamasi (Lawrence, 2006).


(3)

5

1.5.2 Hipotesis

1. Ekstrak etanol lidah buaya (EELB) memperbaiki gambaran histopatologis kolon mencit yang diinduksi DSS dengan parameter hilangnya kripta.

2. Ekstrak etanol lidah buaya (EELB) memperbaiki konsistensi feses dan ada tidaknya darah pada mencit yang diinduksi DSS.

1.6 Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium sungguhan bersifat komparatif dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang dinilai adalah persentase kripta yang hilang pada gambaran histopatologis kolon mencit dan konsistensi feses serta ada tidaknya darah pada mencit yang dinduksi DSS. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji Analisa Varian (ANAVA) satu arah dengan α = 0,05 menggunakan perangkat lunak komputer.

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan selama bulan Desember 2008 sampai bulan Desember 2009 di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(4)

47 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak etanol lidah buaya dosis I (350 mg/kgBB mencit) , II (700 mg/kgBB mencit) dan III (1400 mg/kgBB mencit) memperbaiki gambaran histopatologis kolon mencit yang diinduksi DSS dengan parameter hilangnya kripta.

Ekstrak etanol lidah buaya (Aloe vera) dosis II (700 mg/kgBB mencit) dan III (1400 mg/kgBB mencit) memperbaiki konsistensi feses dan ada tidaknya darah pada mencit yang diinduksi DSS.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dapat dilanjutkan dengan :

1. Pemberian dosis ekstrak etanol lidah buaya yang lebih optimal.

2. Pengamatan gejala dan pemeriksaan secara mikroskopik menggunakan parameter yang berbeda.

3. Uji toksisitas ekstrak etanol lidah buaya untuk penggunaannya yang aman. 4. Uji klinik ekstrak etanol lidah buaya pada manusia dengan kolitis ulseratif.


(5)

48

Daftar Pustaka

ACM, 2009. Large Intestine.

http://www.acm.uiuc.edu/sigbio/project/digestive/late/large_intestine.jpg. September 12th, 2009.

Dharmika Djojoningrat. 2006. Inflammatory Bowel Disease : Alur Diagnosis dan Pengobatannya di Indonesia Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, editor : Aru W. Sudoyo dkk. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hal. 386-390. Encyclopedia Britannica, 2003. Appendix Vermiformis.

http://media-2.web.britannica.com/eb-media/58/5758-004- EFA424E1.jpg. September 15th, 2009.

Freddy Wilmana. 1995. Analgesik–Antipiretik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai Dalam : Farmakologi dan Terapi, editor : Sulistia G.G dkk. Edisi 4. Jakarta : Gaya Baru. Hal. 209.

Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. Hal. 1008–1010.

Hopkins, J. 2009. Ulcerative Colitis : Introduction.

https://hopkinsgi.org/GDL_Disease.aspx?CurrentUDV=31&GDL_Disease_ID =2A4995B2-DFA5-4954-B770-F1F5BAFED033&GDL_DC_ID=D03119D7-57A3-4890-A717-CF1E7426C8BA. September 20th, 2009.

Info Tanaman Herbal. 2007. Lidah Buaya.

http://tanamanherbal.files.wordpress.com/2007/12/lidahbuaya.jpg. September 25th, 2009.

Junqueira , L.C., Carneiro, J. 2004. Histologi Dasar Teks & Atlas . Edisi 10. Jakarta : EGC. Hal. 305.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dari Perancangannya.

Rancangan Percobaan Aplikatif : Aplikasi Kondisional Bidang Pertamanan, Peternakan, Perikanan, Industri, dan Hayati. Edisi 1. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada. Hal 10-12.

Langan, R. et al. 2007. Ulcerative Colitis : Diagnosis and Treatment. http://www.aafp.org/afp/20071101/1323.html . December 17th, 2008.


(6)

49

Mayoclinic. 2008. Ulcerative Colitis.

http://www.mayoclinic.com/health/ulcerativecolitis/DS00598/DSECTION=co mplications. December 17th, 2008.

MayoClinic. 2008. Ulcerative Colitis.

http://www.mayoclinic.com/health/ulcerative-colitis/DS00598/DSECTION=treatments-and-drugs. December 17th, 2008. Mills, S. 2009. Gastrointestinal Pathology for Medical II Students.

http://www.pathology.vcu.edu/education/gi/lab2.d.html. August 20th, 2009. Path Consult, 2006. Ulcerative Colitis.

http://www.pathconsultddx.com/pathCon/diagnosis?pii=S1559-8675%70006%2970822-1. September 7th, 2009.

Plaskett, L. 2006. Aloe Eases Inflammation.

http://www.familyhealthnews.com/articles_aloe_eases.html. December 14th, 2008.

Price, S. A. 2005 . Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 461–464.

Robbins, S. L. 1995. Buku Ajar Patologi II (Basic Pathology). Jakarta : EGC. Hal 281-284 .

Rostita. 2008. Sehat, Cantik, dan Penuh Vitalitas Berkat Lidah Buaya. Bandung: Qanita.

Sahaja, 2008. Dote Anatomy Topics.

http://anatomytopics.wordpress.com/2008/12/. August 15th, 2009. Schmidt, R. 2006. Gastrointestinal, non-neoplastic.

http://www.pathology.washington.edu/about/education/gallery/jpgs575/spa/im g0022.jpg. September 7th, 2009.

Slowik, G. 2008. Ulcerative Colitis.

http://www.ehealthmd.com/library/ulcerativecolitis/UC_treatment.html. December 17th, 2008.

Snell, R. S. 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 208-209, 229-234.


Dokumen yang terkait

Studi Pembuatan Teh Hijau Lidah Buaya (Aloe vera, L.)

2 36 87

Efek Anti Bakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Staphylococcus aureus Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis (Penelitian In Vitro)

12 107 68

Uji Efek Antihiperglikemia Ekstrak Etanol Daun Nipah (Nypa Fruticans Wurmb.) Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan

7 50 100

EFEK HEPATOPROTEKTIF FRAKSI HEKSAN EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) PADA EFEK HEPATOPROTEKTIF FRAKSI HEKSAN EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI PARASETAMOL.

0 1 16

Pengaruh Epigalokatekin Galat (EGCG) Teh Hijau (Camella sinensis L. Kuntz) Terhadap Derajat Penurunan Berat Badan Mencit Galur Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Kolitis Dengan Dextran Sulfate Sodium (DSS).

0 11 38

Efek Lidah Buaya (Aloe vera L.) Terhadap Pola Defekasi Mencit Jantan Galur Swiss Webster.

0 1 36

Efek Ekstrak Air Buah Stroberi (Fragaria vesca L.) Terhadap Gambaran Histopatologik Kolitis Ulseratif Mencit Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Dextran Sodium Sulfate.

0 0 28

Efek Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.), Air Biodic dan Kombinasinya Terhadap Gambaran Histopatologik Kolitis Ulseratif Mencit Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Dextran Sulfate Sodium (DSS).

0 0 28

Pengaruh Gel Lidah Buaya (Aloe Vera) Terhadap Penyembuhan Luka Pada Mencit Betina Galur Swiss Webster.

0 1 21

Efek Infusa Gel Lidah Buaya (Aloe Vera L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan.

0 0 28