PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS VIII SMP NEGERI 28 MEDAN T.A. 2013/2014.

(1)

Oleh: Ria Maulina NIM 409111064

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) Di Kelas VIII SMP Negeri 28 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Asmin Panjaitan, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini, Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd, Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Horas Pohan, S.Pd selaku Kepala Sekolah, Ibu Zendrato, S.Pd, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah SMP Negeri 28 Medan. Ucapan terima kasih juga kepada Ibu Hairani Siregar, S.Pd dan Ibu Ayummi,


(3)

S.Pd, selaku guru bidang studi Matematika yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda Syafii dan Ibunda Elmidar yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberi semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Adikku tersayang Dinda Syafrida dan Muhammad Affandi yang selalu memberikan dukungan dan doa.

Ucapan terima kasih terkhusus juga penulis ucapkan kepada Muhammad Hasan Asy’Ari, S.Pd, yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan dukungannya selama masa perkuliahan hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Duty, Nana, Amma, Nadrah, Devi, Fika, Imam dan teman-teman lainnya di jurusan matematika khususnya kelas dik B reguler 2009 dan kakak Hetty Elfina, S.Pd, yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan matematika.

Medan, Januari 2014 Penulis,

Ria Maulina NIM. 409111064


(4)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE

INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI

KELAS VIII SMP NEGERI 28 MEDAN T.A 2013/2014

RIA MAULINA (NIM 409111064) ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VIII SMP Negeri 28 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Medan yang terdiri dari 10 kelas. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas secara acak, artinya setiap kelas mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Satu kelas sebagai eksperimen A yaitu kelas VIII-A yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dan satu kelas sebagai kelas eksperimen B yaitu kelas VIII-J yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan test essay sebanyak 5 soal dan telah dinyatakan valid oleh tim ahli.

Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas data. Dari pengujian ini diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen dan berdistribusi normal. Dari analisis data pada kelas eksperimen A diperoleh nilai rata-rata pretest 43,821 dan simpangan baku pretest 12,061 sedangkan nilai rata-rata posttest 77,428 dan simpangan baku posttest 11,153. Pada kelas eksperimen B diperoleh nilai rata-rata pretest 42,357 dan simpangan baku pretest 11,985, sedangkan nilai rata-rata posttest 70,178 dan simpangan baku posttest 10,136. Dari analisis data posttest dengan menggunakan uji-t pada taraf

= 0,05 diperoleh nilai thitung = 2,548 dan

ttabel = 1,673. Sehingga diperoleh thitung (2,548) > ttabel (1,673) maka H0 ditolak dan

Ha diterima

Maka dapat disimpulkan bahwa Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 28 Medan T.A 2013/2014.


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 15 Tabel 2.2. Perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan STAD 22

Table 3.1. Desain Penelitian 30

Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Hasil Belajar Siswa 33 Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B 39 Tabel 4.2. Data Posttest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B 39 Tabel 4.3. Ringkasan Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Kedua Kelas 40 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 41

Tabel 4.5. Data Hasil Uji Homogenitas 42


(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Salah satu jawaban dari siswa 3

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 32

Gambar 4.1. Gambar Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Kedua Kelas 40

Gambar 5.1. Lokasi Penelitian 154

Gambar 5.2. SMP Negeri 28 Medan 154

Gambar 5.3. Siswa Sedang Mengerjakan Soal Pretest 155 Gambar 5.4. Guru Memotivasi dan Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

Pada Siswa 155

Gambar 5.5. Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran 156

Gambar 5.6. Siswa Sedang Berdiskusi Kelompok 156

Gambar 5.7. Guru Memberikan Bantuan Kepada Kelompok yang

Mengalami Kesulitan 157

Gambar 5.8. Seorang Siswa Menuliskan dan Mempersentasikan Hasil

Diskusi Kelompok 157

Gambar 5.9. Siswa Sedang Mengerjakan Soal Posttest 158 Gambar 5.10. Guru Mengamati Siswa yang Sedang Mengerjakan Soal


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP CIRC-1 50

Lampiran 2. RPP CIRC-2 56

Lampiran 3. RPP CIRC-3 62

Lampiran 4. RPP STAD-1 69

Lampiran 5. RPP STAD-2 75

Lampiran 6. RPP STAD-3 81

Lampiran 7. Lembar Aktifitas Siswa CIRC-1 86

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian LAS CIRC-1 89

Lampiran 9. Lembar Aktifitas Siswa STAD-1 91

Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LAS STAD-1 94

Lampiran 11. Lembar Aktifitas Siswa CIRC-2 96

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian LAS CIRC-2 99

Lampiran 13. Lembar Aktifitas Siswa STAD-2 102

Lampiran 14. Alternatif Penyelesaian LAS STAD-2 105

Lampiran 15. Lembar Aktifitas Siswa CIRC-3 108

Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian LAS CIRC-3 110

Lampiran 17. Lembar Aktifitas Siswa STAD-3 112

Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian LAS STAD-3 114

Lampiran 19. Kisi-kisi Pretest 116

Lampiran 20. Kisi-kisi Postest 117

Lampiran 21. Pretest 118

Lampiran 22. Alternatif Penyelesaian Pretest 119

Lampiran 23. Pedoman Penskoran Pretest 124

Lampiran 24. Posttest 125

Lampiran 25. Alternatif Penyelesaian Posttest 126

Lampiran 26. Pedoman Penskoran Posttest 132

Lampiran 27. Lembar Validasi Pretest 133

Lampiran 28. Lembar Validasi Posttest 134


(8)

xii

Lampiran 30. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen B 140 Lampiran 31. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Simpangan Baku

Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen A dan Kelas

Eksperimen B 141

Lampiran 32. Perhitungan Uji Normalitas Data 144

Lampiran 33. Perhitungan Uji Homogenitas Data 149 Lampiran 34. Perhitungan Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa 151


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Indonesia saat ini sangat gencar menuntut adanya perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang berpusat pada guru beralih berpusat pada siswa, metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori, dan pendekatan yang semula tekstual menjadi kontekstual. Komarudin (dalam Trianto, 2011:2), satu inovasi yang menarik mengiringi perubahan paradigma tersebut adalah ditemukan dan diterapkannya model-model pembelajaran inovatif dan konstruktif. Pembelajaran inovatif dan konstruktif lebih tepatnya adalah dengan cara menggali dan mengembangkan pengetahuan peserta didik.

Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai peranan penting dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuannya tidak saja menambah ilmu pengetahuan guna mempersiapkan diri memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi juga berguna bagi kehidupan sehari-hari dan untuk ilmu pengetahuan lainnya. Menurut Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Metematika merupakan pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain. Dengan adanya pendidikan matematika di sekolah dapat mempersiapkan anak didik agar menggunakan matematika secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam menghadapi ilmu pengetahuan lain.


(10)

2

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar (dalam Slameto, 2010:4).

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika yaitu matematika dianggap pelajaran yang sulit oleh siswa. Siswa juga menganggap matematika adalah pelajaran yang terlalu banyak berhitung dan penuh rumus serta membosankan. Hal ini menyebabkan siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran matematika dan kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut, atau malu mengungkapkan ide-ide ataupun penyelesaian atas soal yang diberikan guru. Akan tetapi ketakutan-ketakutan yang muncul dari siswa tidak hanya disebabkan siswa itu sendiri, tetapi juga disebabkan oleh ketidakmampuan guru menciptakan situasi yang mampu membawa siswa tertarik terhadap matematika. Oleh karena itu guru harus mencari cara yang dapat membuat siswa tertarik dalam mempelajari matematika (dalam Abdurrahman, 2009:39).

Maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 5 April 2013 di SMP Negeri 28 Medan dengan memberikan tes, berupa


(11)

tes uraian yang berbentuk soal cerita di kelas VIII yang berjumlah 40 siswa, diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Tes yang diberikan berbentuk soal cerita yang berhubungan dengan materi sistem persamaan linier dua variabel. Diberikan soal antara lain :

Bisma dan Willy pergi membeli buku tulis dan buku gambar ditoko buku. Bisma membeli sebuah buku tulis dan sebuah buku gambar seharga Rp. 8.000,00 sedangkan Willy membeli dua buku tulis dan sebuah buku gambar seharga Rp. 11.000,00. Tentukanlah harga satu buku tulis dan satu buku gambar?

Penyelesaian :

Langkah-langkah penyelesaian

Memisalkan satuan kedalam variabel-vaiabelnya Misalkan : x = 1 buku tulis

y = 1 buku gambar Model matematikanya adalah :

x + y = 8.000….. (1) 2x + y = 11.000….. (2)

Menyelesaikan masalah dengan menggunakan salah satu metode dalam Sistem Persamaan linier dua variabel

x + y = 8.000 2x + y = 11.000 - – x = – 3.000

x = 3.000

Substitusikan nilai x = 3.000 ke salah satu persamaan (1) diperoleh : x + y = 8.000

3.000 + y = 8.000

y = 8.000 – 3.000 y = 5.000

Jadi, harga 1 buku tulis adalah Rp 3.000 dan 1 buku gambar adalah Rp 5.000

Gambar 1.1


(12)

4

Dari tes yang telah berikan dapat dilihat bahwa siswa kesulitan dalam memahami soal cerita dan mengubahnya ke dalam model matematika sehingga siswa hanya menebak jawaban dari soal tersebut. Hasil data menunjukkan bahwa dari 40 siswa ada 17 siswa atau 42,5% yang memperoleh nilai di atas ketuntasan belajar minimal dan 23 siswa atau 57,5% yang tidak tuntas. Ini menunjukkan pengetahuan siswa mengenai materi sistem persamaan linier dua variabel khususnya dalam soal cerita masih rendah.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu guru di SMP Negeri 28 Medan yaitu ibu Hairani Siregar, S.Pd. Beliau menyatakan bahwa :

Hasil belajar siswa yang sebenarnya belum mencapai standar yang sudah ditetapkan (KKM) yaitu 70. Hal ini terjadi disebabkan oleh kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Pengetahuan dasar siswa tentang matematika juga sangat kurang. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika terutama dalam menyelesaikan soal cerita. Karena masalah matematika dalam soal cerita lebih banyak bersifat kata-kata dari pada simbol sehingga sulit mengubah soal tersebut ke dalam model matematika kemudian menyelesaikannya. Tak jarang siswa sering berpikir bahwa matematika ini tidak nyata (abstrak). Model pembelajaran Cooperative Integred Reading Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) belum pernah diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi sistem persamaan linear dua.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada materi sistem persamaan linier dua variabel khususnya dalam soal cerita, kebanyakkan siswa lebih cenderung sulit menganalisis soal yang berbentuk soal cerita. Ini terjadi karena siswa akan merasa binggung ketika membaca soal cerita yang akan diubah kedalam bahasa matematika lalu menyelesaikanya. Untuk menyelesaikan soal cerita tersebut siswa sering kali tidak tahu bagaimana cara membuat model matematikanya. Sehingga, soal tersebut dianggap sulit untuk dikerjakan. Padahal menyelesaikan soal cerita diperlukan langkah-langkah yang tepat agar siswa bisa memahami masalah tersebut, kemudian menyusun model matematikanya, lalu menyelesaikannya dengan pengetahuan dasar mereka sehingga dapat menarik kesimpulan dari penyelesaian tersebut. Hal ini sering terjadi karena pembelajaran yang dilakukan juga masih berpusat pada guru. Maka dari itu, pembelajaran sekarang perlu di sesuaikan dengan metode-metode ataupun model-model


(13)

pembelajaran yang tepat, agar siswa tidak merasa bosan dan binggung dengan pembelajaran matematika.

Menurut Slavin (dalam Istarani, 2012:112) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen”. Jadi dalam model pembelajaran kooperatif ini, siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada mereka.

Pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe pembelajaran diantaranya yaitu tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan tipe Student Team Achievement Division (STAD).

Dalam model pembelajaran Cooperative learning terdapat suatu model pembelajaran salah satunya model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

Pada model pembelajaran CIRC siswa akan dituntut untuk mencari bahan bacaan yang sesuai dengan bahasan pelajarannya. Bahan bacaan pun boleh dari mana saja, seperti keliping, cerita bergambar, ataupun bacaan-bacaan lainnya. Guru memang belum pernah menerapkan diskusi mengenai hal-hal atau materi selain dari buku pelajaran, seperti keliping dan cerita bergambar. Tetapi jika materi dari buku pelajaran selain buku pegangan siswa, guru sudah pernah melaksanakannya. Salah satu metode yang tepat unutuk diterapkan dalam konsep tersebut adalah Cooperative Integred Reading Composition (CIRC). Karena CIRC Kegiatan pokok dalam CIRC adalah memecahkan soal cerita melalui rangkaian kegiatan kelompok.


(14)

6

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Selanjutnya Slavin (dalam Trianto, 2011:68) menyatakan bahwa “pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu”.

Salah satu penyebab rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika adalah sulitnya siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Soal cerita merupakan modifikasi dari soal–soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa.

Kesulitan belajar siswa tersebut bisa diamati dalam menyelesaikan materi soal cerita pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel merupakan salah satu materi yang biasanya soal yang muncul dalam materi ini adalah berbentuk soal cerita / informasi. Dalam soal cerita SPLDV ini siswa dituntut dapat menerjemahkan soal tersebut kedalam bentuk SPLDV, kemudian siswa dituntut untuk dapat memilih metode yang mudah dalam menyelesaikan SPLDV dan dapat mengembalikan jawaban model ke jawaban yang ditanyakan dalam soal cerita tersebut. Sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita tersebut.

Bedasarkan uraian di atas, sering kali siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal matematika dalam bentuk cerita, terlalu banyaknya bacaan dan kurang ringkas/terlalu berbelit-belit mengakibatkan siswa menjadi malas untuk membaca soal cerita tersebut. Hal ini berdampak pada hasil tes belajar mereka, karena malas membaca soal tersebut. Dampak kesulitan ini dapat


(15)

mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika yang khusunya pada soal-soal dalam bentuk soal cerita. Dengan demikian perlu ditemukan strategi atau metode yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut bahkan dapat meningkatkan kemampuan dan minat siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika dalam bentuk cerita.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) Di Kelas VIII SMP Negeri 28 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel masih rendah.

2. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi sistem persamaan linier dua variabel .

3. Pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru dan belum diterapkannya model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi sistem persamaan linear dua.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VIII SMP Negeri 28 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.


(16)

8

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VIII SMP Negeri 28 Medan Tahun Ajaran 2013/2014?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VIII SMP Negeri 28 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Kepada peneliti, dapat menjadi masukan sebagai calon guru dan menambah wawasan dan keterampilan terutama dalam mengetahui perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan desain pembelajaran matematika yang kreatif, menarik, dan menyenangkan. 3. Bagi siswa, dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran

matematika dan untuk meningkatkan hasil belajarnya.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat bagi peningkatan kualitas pengajaran serta sebagai pertimbangan atau bahan rujukan untuk mengetahui hasil belajar siswa khususnya dalam pengajaran matematika.


(17)

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh kesimpulan, yaitu : Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan tipe Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VIII SMP Negeri 28 Medan T.A 2013/2014.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada guru matematika lebih baik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) karena kooperatif tipe CIRC menggunakan sebagian besar strategi ini untuk meningkatkan keterampilan membaca, menulis dan pemahaman terutama pada soal matematika yang berbentuk soal cerita.

2. Kepada siswa disarankan untuk saling bekerjasama dalam diskusi kelompok terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

3. Kepada calon peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan matematika.


(18)

48

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Adinawan, M. Cholik, dan Sugijono, (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga, Jakarta.

Calderón, Margarita, Rachel, Hertz, dan Gary, Ivory, (2002), Adapting Cooperative Integrated Reading and Composition to Meet the Needs of Bilingual Students, The journal of Educational, Volume 10, 83.

Daryanto dan Muljo Rahardjo, (2012), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djumanta, Wahyudin, (2008), Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Depdiknas, Jakarta.

Huda, Miftahul, (2011), Cooperative Learning : Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Kooperatif, Penerbit CV Iscom, Medan.

Maningsih, Dani. (2013), Penerapan Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) Dalam Peningkatan Keterampilan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Semarang : PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret.

Inayah, Nurul. (2007), Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ (Cooperatife Integrated Reading And Composition) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas Vii Smp Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Semarang: Skripsi FMIPA UNNES.

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert E., (2000), Cooperative Learning: Theory, research, and practice (2nd ed.). Boston : Allyn and Bacon.

Stahl, Sharan, (2005), Cooperative learning, Review of Educational Research, University of Missouri, Urbana-Illinois-America.


(19)

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Suprijono, Agus, (2010), Cooperative Learning : Teori & Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Wendy, Hanz, (2002 Cooperative learning in the classrooms. London : Paul Chapman Publishing.

Yildirim, Kasim, (2012), The Effects Of Cooperative Learning on Turkish Students Reading Fluency, International Journal on New Trends in Education and Their Implications, Volume 3, 56.

Zarei, Abbas A., (2012), The Effects of Student Teams-Achievement Divisions (STAD) and Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) on L2 Reading Comprehension and Vocabulary Learning, Frontiers of Language and Teaching, Volume 3, 164.


(1)

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Selanjutnya Slavin (dalam Trianto, 2011:68) menyatakan bahwa “pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu”.

Salah satu penyebab rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika adalah sulitnya siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Soal cerita merupakan modifikasi dari soal–soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa.

Kesulitan belajar siswa tersebut bisa diamati dalam menyelesaikan materi soal cerita pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel merupakan salah satu materi yang biasanya soal yang muncul dalam materi ini adalah berbentuk soal cerita / informasi. Dalam soal cerita SPLDV ini siswa dituntut dapat menerjemahkan soal tersebut kedalam bentuk SPLDV, kemudian siswa dituntut untuk dapat memilih metode yang mudah dalam menyelesaikan SPLDV dan dapat mengembalikan jawaban model ke jawaban yang ditanyakan dalam soal cerita tersebut. Sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita tersebut.

Bedasarkan uraian di atas, sering kali siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal matematika dalam bentuk cerita, terlalu banyaknya bacaan dan kurang ringkas/terlalu berbelit-belit mengakibatkan siswa menjadi malas untuk membaca soal cerita tersebut. Hal ini berdampak pada hasil tes belajar mereka, karena malas membaca soal tersebut. Dampak kesulitan ini dapat


(2)

mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika yang khusunya pada soal-soal dalam bentuk soal cerita. Dengan demikian perlu ditemukan strategi atau metode yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut bahkan dapat meningkatkan kemampuan dan minat siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika dalam bentuk cerita.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) Di Kelas VIII SMP Negeri 28 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel masih rendah.

2. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi sistem persamaan linier dua variabel .

3. Pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru dan belum diterapkannya model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi sistem persamaan linear dua.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VIII SMP Negeri 28 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.


(3)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VIII SMP Negeri 28 Medan Tahun Ajaran 2013/2014?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VIII SMP Negeri 28 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Kepada peneliti, dapat menjadi masukan sebagai calon guru dan menambah wawasan dan keterampilan terutama dalam mengetahui perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan desain pembelajaran matematika yang kreatif, menarik, dan menyenangkan. 3. Bagi siswa, dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran

matematika dan untuk meningkatkan hasil belajarnya.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat bagi peningkatan kualitas pengajaran serta sebagai pertimbangan atau bahan rujukan untuk mengetahui hasil belajar siswa khususnya dalam pengajaran matematika.


(4)

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh kesimpulan, yaitu : Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan tipe Student Team Achievement Division (STAD) di kelas VIII SMP Negeri 28 Medan T.A 2013/2014.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada guru matematika lebih baik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) karena kooperatif tipe CIRC menggunakan sebagian besar strategi ini untuk meningkatkan keterampilan membaca, menulis dan pemahaman terutama pada soal matematika yang berbentuk soal cerita.

2. Kepada siswa disarankan untuk saling bekerjasama dalam diskusi kelompok terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

3. Kepada calon peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan matematika.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Adinawan, M. Cholik, dan Sugijono, (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga, Jakarta.

Calderón, Margarita, Rachel, Hertz, dan Gary, Ivory, (2002), Adapting Cooperative Integrated Reading and Composition to Meet the Needs of Bilingual Students, The journal of Educational, Volume 10, 83.

Daryanto dan Muljo Rahardjo, (2012), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djumanta, Wahyudin, (2008), Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Depdiknas, Jakarta.

Huda, Miftahul, (2011), Cooperative Learning : Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Kooperatif, Penerbit CV Iscom, Medan.

Maningsih, Dani. (2013), Penerapan Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) Dalam Peningkatan Keterampilan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Semarang : PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret.

Inayah, Nurul. (2007), Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ (Cooperatife Integrated Reading And Composition) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas Vii Smp Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Semarang: Skripsi FMIPA UNNES.

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert E., (2000), Cooperative Learning: Theory, research, and practice (2nd ed.). Boston : Allyn and Bacon.

Stahl, Sharan, (2005), Cooperative learning, Review of Educational Research, University of Missouri, Urbana-Illinois-America.


(6)

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Suprijono, Agus, (2010), Cooperative Learning : Teori & Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Wendy, Hanz, (2002 Cooperative learning in the classrooms. London : Paul Chapman Publishing.

Yildirim, Kasim, (2012), The Effects Of Cooperative Learning on Turkish Students Reading Fluency, International Journal on New Trends in Education and Their Implications, Volume 3, 56.

Zarei, Abbas A., (2012), The Effects of Student Teams-Achievement Divisions (STAD) and Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) on L2 Reading Comprehension and Vocabulary Learning, Frontiers of Language and Teaching, Volume 3, 164.


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 7 83

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 82

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 40

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS XI IPS SMAN 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 33 110

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUMUR BATU BANDAR LAMPUNG

0 19 69

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 0 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 PUNGGUR

0 1 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN

2 7 10

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI KARAKTERISTIK ZAT

0 2 19