SANTI MAHARANI D1509077

(1)

commit to user

PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT REGULER PEGAWAI

NEGERI SIPIL DI RSUD Dr. MOEWARDI

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang

Manajemen Administrasi

Disusun Oleh : SANTI MAHARANI

D1509077

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(3)

commit to user


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Tidak ada kata gagal selama masih mau berdoa,

belajar, dan berusaha

(penulis)

“ Keyakinan merupakan suatu pengetahuan di

dalam hati, jauh terjangkau oleh bukti” (Kahlil

Gibran, pujangga)

Kebaggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak

pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali

kita jatuh. - Confusius


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Penulis telah bekerja dengan seluruh kemampuan, tetapi hanya inilah yang dapat kami kerjakan.

Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada :

1. Yang terhormat Bapak Ibu Dosen Pembimbing

2. Bagian Orpeg RSUD Dr. Moewardi 3. Yang kusayang orang tuaku dan kakakku 4. Yang terkasih teman-temanku Manajemen

Administrasi kelas A 5. Almamater tercinta 6. Seluruh pembaca


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERNYATAAN

Nama : Santi Maharani NIM : D1509077

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul ; “PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT REGULER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD Dr. MOEWARDI adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya peroleh dari tugas akhir tersebut.

Surakarta, Juni 2012 Yang Membuat Pernyataan,


(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat, kehendak dan perkenan-Nya, penulis dapat menyelesaikan

penulisan tugas akhir ini, dengan judul “PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT

REGULER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD Dr. MOEWARDI”.

Karena keterbatasan kemampuan, tugas akhir ini disusun dengan berbagai kekurangannya, sehingga guna kesempurnaannya untuk sekedar dijadikan referensi atau sumber informasi, sangat diharapkan usulan atau saran perbaikan dari berbagai pihak, dan atas budi baik tersebut. Dalam penulisan tugas akhir ini tidak lepas bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Pawito, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Sudarto, M. Si selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

3. Ibu Drs. Muchtar Hadi, M. Si selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah bersedia dan memberikan saran, bimbingan dan pengarahan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si selaku penguji tugas akhir

5. Ibu Drs. Kristina Setyowati, M. Si selaku pembimbing akademik telah membimbing selama menempuh studi. dan memberi nasehat penulis

6. Seluruh dosen pengajar Manajemen Administrasi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Bapak Drs. Rosyid Sukiono, MM selaku Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian RSUD Dr. Moewardi.

8. Seluruh pegawai Bagian Organisasi dan Kepegawaian RSUD Dr. Moewardi.


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

9. Bapak Marwar dan Bapak Surono selaku petugas administrasi yang selalu membantu dan menyiapkan selama perkuliahan.

10.Teristimewa terhadap kedua orang tua dan keluarga besar saya yang telah memberi dukungan moral maupun material.

11.Kawan-kawan Manajemen Administrasi tahun 2009 yang selalu menjadi penyemangat, teman berbagi, teman belajar, teman seperjuangan yang memberikan kesan yang tak terlupakan dan pelajaran berharga

12.Seluruh teman-teman yang ada di D-III Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

13.Pihak lain yang telah banyak membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan atas bantuan dan dukungannya selama ini.

Tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna. Kami merasa dalam pengerjaan ini masih ada hal yang kurang berkenan maka kami meminta maaf apabila ada tulisan yang salah. Kami juga menerima saran dan kritikan yang membangun demi sempurnanya tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Mei 2012 Penulis


(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Pengamatan ... 4

D. Manfaat Pengamatan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur ... 5

B. Kenaikan Pangkat ... 9

C. Prosedur Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil ... 16

D. Metode Pengamatan ... 17

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI A. Sejarah ... 21

B. Identitas ... 25

C. Visi, Misi, Tujuan, dan Tugas ... 26

D. Pelayanan Kesehatan... 27

E. Jenis dan Kemampuan Pelayanan ... 27

F. Fasilitas Umum ... 29


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

H. Sub Bagian Kepegawaian ... 32

BAB IV PEMBAHASAN

A. Syarat Kenaikan Pangkat Reguler ... 50 B. Persyaratan yang harus dipenuhi ... 50 C. Prosedur Kenaikan Pangkat Reguler ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 60

Daftar Pustaka ... 61 LAMPIRAN


(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSUD Dr. Moewardi ... 33 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kepegawaian ... 39


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRAK

Santi maharani, D1509077, PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT REGULER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD Dr. MOEWARDI, Program Studi Manajemen Administrasi, Program Diploma III, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 2012, 62 halaman.

PNS adalah salah satu unsur terpenting dalam menjalankan pemerintahan karena PNS merupakan unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat, kemudian untuk dapat mewujudkan Pegawai Negara yang berkualifikasi baik dan berdedikasi tinggibagi Negara, maka mereka perlu dibina dengan sebaik-baiknya berdasarkan sistem jenjang karier dan system prestasi kerja seperti pemberian kenaikan pangkat dan pemberian kenaikan jabatan sehingga mereka dapat bekerja dengan baik sehingga tercipta suasana yang kondusif.

Penulisan laporan TA ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan prosedur kenaikan pangkat regular di RSUD Dr. Moewardi yang diharapakan bisa bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta sebagai sarana untuk memperoleh sebutan Ahli Madya Program Studi Manajemen Aministrasi.

Didalam melakukan pengamatan ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan pelaksanaan prosedur kenaikan pangkat regular di RSUD Dr. Moewardi yang dituangkan dalam kalimat-kalimat. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa prosedur kenaikan pangkat reguler di RSUD Dr. Moewardi sudah berjalan dengan baik hanya perlu ditingkatkan kinerja dari pegawai di RSUD Dr. Moewardi. Prosedur kenaikan pangkat regular di RSUD Dr. Moewardi mengacu pada peraturan yang sudah ditentukan. Bila ada persyaratan yang belum terpenuhi, maka ada semua persyaratan yang sudah dikumpulkan akan dikembalikan kepada pemohon atau PNS untuk segera dilengkapi.


(13)

commit to user

xiii

ABSTRACT

Santi Maharani, D1509077, THE REGULAR PROMOTION PROCEDURE OF CIVIL SERVANT IN DR. MOEWARDI LOCAL GENERAL HOSPITAL, Final Project, Administration Management Study Program, Diploma III Program, Social and Political Sciences Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, 2012, 62 pages.

Civil servant is one most important element in performing the governance because Civil Servant is the element of State Apparatus, State Servant, and Public Servant; thus to realize high quality and high dedicated Civil Servants for the State, they should be built as well as possible based on the career path system and work performance system such as grade and post promotion rewards so that they can work well so that conducive circumstance is created.

This final project writing aims to describe the implementation of Regular Promotion Procedure of Civil Servant In DR. Moewardi Local General Hospital that is expected to be beneficial to the requiring parties as well as the means of obtaining Ahli Madya degree in Administration Management Study Program.

In conducting this observation, the writer employed a descriptive qualitative type of research that described the implementation of Regular Promotion Procedure of Civil Servant In DR. Moewardi Local General Hospital put into sentences. Techniques of collecting data used were observation, interview and documentation.

From the result of observation, it could be found that the Regular Promotion Procedure of Civil Servant In DR. Moewardi Local General Hospital had worked well but the performance of its employees should be improved. The Regular Promotion Procedure of Civil Servant In DR. Moewardi Local General Hospital referred to the specified regulation. When there was any unfulfilled requirement, all submitted requirement would be given back to the applicant or Civil Servant to be completed immediately.


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan tokoh sentral yang menentukan maju mundurnya organisasi karena hanya manusia satu-satunya sumber utama organisasi yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Di dalam organisasi berupa instansi, manusia yang dimaksud adalah pegawai. Kehadiran pegawai sebagai manusia dalam suatu lembaga atau perusahaan, baik Negara maupun swasta, pada hakekatnya merupakan factor yag sangat penting utuk mewujudkan keinginan yang ingin dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Tanpa adanya pegawai dalam sebuah perusahaan atau instansi tidak akan ada artinya. Oleh karena itu pegawai akan tetap diperlukan selama masih ada kegiatan organisasi, agar pegawai itu bisa selaras dengan perubahan jaman maka perlu adanya pengembangan pegawai agar perannya dapat dimaksimalkan/ optimal.

Pegawai pada dasaranya memiliki potensi yang bermacam-macam yang bisa dirancang kemunculannya untuk kemudian diarahkan agar mempermudah pelaksanaan tugas pekerjaannya. Pengembangan pegawai merupakan upaya untuk merangsang potensi pegawai agar dapat meningkatkan kualitas dalam bekerjanya.

Pengembangan pegawai adalah suatu yang penting dalam organisasi karena dengan pengembangan inilah organisasi dapat maju dan berkembang. Program pengembangan pegawai mengajarkan berbagai ketrampilan baru kepada karyawan sehingga mereka bisa menambah pengetahuan dan untuk memenuhi keinginan- keinginan karier mereka pribadi. Salah satu bentuk dari pengembangan pegawai melalui kenaikan jabatan atau kenaikan pangkat. Kenaikan pangkat dapat didasarkan atas lamanya masa kerja (seniority). Dasar untuk prosedur kenaikan pangkat yang lain dan yang lebih baik adalah


(15)

commit to user

prosedur mempertimbangkan baik kecakapan maupun lamanya masa kerja. Dalam PP nomor 99 Tahun 2000, menjelaskan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil dalam rangka pengembangan pegawai mempunyai keterakitan

yang tidak dapat dipisahkan dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Selain itu, pembinaan pegawai negeri sipil diciptakan suatu system

kenaikan pangkat sesuai dengan PP nomor 99 Tahun 2000. Kenaikan pangkat dibedakan menjadi 4 macam antara lain kenaikan pangkat reguler, kenaikan pangkat pilihan, kenaikan pangkat anumerta, dan kenaikan pangkat pengabdian. Pemerintah juga menciptakan pola karier dan menunjukan keterkaitan dan keserasian antar jabatan, pangkat, pendidikan, dan masa jabatan PNS sejak pengangkatan hingga pensiun.

Dalam PP nomor 99 tahun 2000 dijelaskan syarat-syarat untuk kenaikan pangkat. Setiap tingkat kenaikan pangkat yang ada membutuhkan syarat yang berbeda. Kenaikan pangkat pilihan ditujukan bagi PNS yang menduduki jabatan structural, jabatan fungsional tertentu atau jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan. Kenaikan pangkat regular diberikan kepada PNS yang tidak menduduki jabatan structural atau jabatan fungsional tertentu. Kenaikan pangkat anumerta diberikan kepada PNS yang dinyatakan meninggal, diberikan kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi. Sedangkan kenaikan pangkat pengabdian diberikan kepada PNS yang akan diberhentikan dengan hormat dengan hak pension karena mencapai batas usia pensiun dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi dengan syarat yang sudah ditentukan dalam PP nomor 99 tahun 2000. Terkadang dalam suatu perusahaan atau instansi kenaikan pangkat untuk Pegawai Negeri Sipil seringkali belum dilaksanakan sesuai dengan prosedur pengangkatan/ kenaikan jabatan yang berlaku sebagaimana mestinya.


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Dalam PP Nomor 99 Tahun 2000 tentang kenaikan pangkat pegawai negeri sipil presiden republik Indonesia menjelaskan kenaikan pangkat salah satunya kenaikan pangkat regular. Kenaikan pangkat regular diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang : (a) tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu, (b) melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu; dan (c) diperkerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induk dan tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu. Kenaikan pangkat reguler diberikan sepanjang tidak melampaui pangkat atasan langsungnya. Kenaikan pangkat reguler dapat diberikan setingkat lebih tinggi apabila : (a) sekurang – kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir ; dan (b) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang – kurangnya bernilai baik dalam dalam 2 (dua) tahun terakhir.

Pada kenyataannya ada pegawai yang sudah memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat reguler tetapi terhambat oleh birokrasi yang komplek dan ada saja hambatannya. Bahkan ada pegawai yang belum memenuhi persyaratan yang ditentukan sudah di prioritaskan untuk kenaikan pangkat reguler. Mungkin hal ini disebabkan belum dilaksanakannya prosedur pengangkatan/ kenaikan pangkat yang berlaku sebagaimana semestinya.

Dari uraian diatas maka penulis ingin mengetahui bagaimana “Prosedur Kenaikan Pangkat Reguler Pegawai Negeri Sipil di RSUD Dr. Moewardi”

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas penulis merumuskan masalah yaitu :

Bagaimana prosedur kenaikan pangkat reguler Pegawai Negeri Sipil di RSUD Dr. Moewardi ?


(17)

commit to user

C. Tujuan Pengamatan

Tujuan penulis melakukan pengamatan : 1. Tujuan Operasional

Adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur dalam kenaikan pangkat reguler di RSUD Dr. Moewardi.

2. Tujuan Fungsional

Adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, khususnya RSUD Dr. Moewardi.

3. Tujuan Individu

Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh Gelar Profesi Ahli Madya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNS.

D. Manfaat Pengamatan

Manfaat pengamatan ini diantaranya : 1. Bagi Penulis

Penulis dapat lebih mengetahui secara mendalam tentang Prosedur Kenaikan Pangkat Reguler Pegawai Negeri Sipil di RSUD Dr. Moewardi.

2. Bagi Instansi

Instansi dapat menerapkan prosedur kenaikan pangkat reguler Pegawai Negeri Sipil di RSUD Dr. Moewardi


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Prosedur

Prosedur merupakan suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan dan merupakan suatu kebulatan. Menurut Ig Wursanto prosedur merupakan bagian dari klasifikasi perencanaan eksekutif dimana perencanaan eksekutif/ perencanaan manajemen dibuat oleh pimpinan organisasi dan perencanaan eksekutif diperlukan untuk menentukan prosedur pelaksanaan rencana, yakni petunjuk pelaksanaan yang bersifat direktif. Dan juga bersifat deskriptif karena dapat membantu pelaksanaan koordinasi dengan jalan menyediakan petunjuk tindakan pada karyawan pada saat situasi yang berulang-ulang muncul.Prosedur dianggap sebagai reaksi rutin atau telah diprogramkan terhadap situasi tentang masalah yang bersifat umum dan terstruktur.

Horald Koontz, Cyrill o Donnell, Heiz Weihrich memberikan pengertian tentang prosedur sebagai berikut :

Prosedur adalah rencana yang menetapkan suatu metode penanganan yang dibutuhkan untuk aktivitas-aktivitas yang akan datang. Merupakan pedoman untuk bertindak, bukan untuk berfikir dan menguraikan cara yang tepat untuk menyelesaikan suatu kegiatan tertentu. Prosedur merupakan urut-urutan kronologis dari tindakan yang dibutuhkan. (1989:124)

Pengertian prosedur menurut beberapa ahli :

1. Muhammad Ali (2000 : 325) “Prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan.”

2. Amin Widjaja (1995 : 83) “Prosedur adalah sekumpulan bagian yang

saling berkaitan misalnya : orang, jaringan gudang yang harus dilayani dengan cara yang tertentu oleh sejumlah pabrik dan pada gilirannya akan mengirimkan pelanggan menurut proses tertentu”

3. Kamaruddin (1992 : 836 –837) “Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama


(19)

commit to user

lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi.”

4. Ismail Masya (1994 : 74) mengatakan bahwa “Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang.”

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.

(http://necel.wordpress.com/2009/06/28/pengertian-prosedur/ dikases tgl 27 maret 2012)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1989) 2 (dua) ada pengertian tentang prosedur yaitu :

1. tahap-tahap kegiatan untuk suatu aktivitas

2. metode langkah demi langkah secara eksak dalam memecahkan suatu problem.

Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan rangkaian aktivitas, tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan proses-proses, yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur biasanya mengakibatkan sebuah perubahan.

Prosedur dapat diartikan juga :

a. Instruksi atau resep, serangkaian perintah yang menunjukkan bagaimana menyiapkan atau membuat sesuatu

b. Subrutin atau metode (ilmu komputer), sebuah sub program yang merupakan bagian dari program yang besar

c. Algoritma, dalam matematika dan ilmu komputer, serangkaian operasi atau perhitungan untuk menyelesaikan tugas tertentu


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

e. prosedur hukum f. prosedur parlemen

(http://id.wikipedia.org/wiki/Prosedur diakses tanggal 27 Maret 2012)

Dari pengertian prosedur diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prosedur merupakan tata cara untuk menyelesaikan suatu pekerjaan menurut urutan waktu dan prosedur memberikan intruksi/ perintah yang terperinci untuk pelaksanaan kegiatan secara teratur.

B. Kenaikan Pangkat 1. Pegawai Negeri Sipil

Moekijat memberikan pengertian Pegawai Negeri adalah:

setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.(1985:38)

Menurut UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dijelaskan pengertian pegawai negeri adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan.

Dalam penjelasan atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian pasal 28 dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil digariskan prinsip-prinsip yang pada pokoknya antara lain sebabai berikut:

a. Pegawai Negeri Sipil adalah Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila, yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan bersikap hormat-menghormati antara sesama warga Warga Negara yang memeluk agama/ kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berlainan.

b. Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat yang setia dan taat sepenuhnya kepada


(21)

commit to user

Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah serta mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan diri sendiri, seseorang atau golongan.

c. Pegawai Negeri Sipil menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan martabat Pegawai Negeri Sipil serta mentaati segala peraturan-peraturan perundang-undangan, peraturan kedinasan, dan perintah- perintah atasan dengan penuh kesadaran, pengabdian, dan tanggung jawab. Pegawai Negeri Sipil memberikan pelayanan terhadap masyarakat sebaik-baiknya sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Pegawai Negeri Sipil tetap memelihara keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan Negara dan Bangsa Indonesia serta korps Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai Negri Sipil yang gajinya dibebankan pada anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non-Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/ Tinggi Negara, Instansi Vertikaldi Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau diperkerjakan untuk menyelenggarakan tugas negara lainnya. b. Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri

Sipil Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau diperkerjakan di luar instansi induknya. Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diperbantukan di luar instansi induk, gajinya dibebankan pada instansi yang menerima perbantuan.


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Kenaikan Pangkat

Dalam Kamus Sekolah Dasar (1995) 2 (dua) ada pengertian pangkat adalah tingkatan dalam jabatan kepegawaian atau ketentaraan. Naik pangkat yaitu meningkat pangkatnya lebih tinggi.

Pangkat adalah Kedudukan yang menunjukan tingkat seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.

Kenaikan Pangkat adalah Penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap negera.

(http://bsdm.bappenas.go.id/?page=lay_kp diakses tanggal 27 Maret 2012) Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap negara, serta sebagai dorongan kepada Pegawai Negeri Sipil untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya.

Dalam kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil ada 2 dasar hukum yang dipakai :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil ;

2. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2000 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2002.


(23)

commit to user

Dalam PP Nomor 99 Tahun 2000 dijelaskan ada 4 macam kenaikan pangkat, yaitu :

1. Kenaikan Pangkat Regular (pasal 6 – pasal 8)

Adalah apabila seorang pegawai negeri sipil telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dapat dinaikkan pangkatnya tanpa terikat pada jabatan, yang ditentukan sampai dengan tingkat pangkat tertentu. Kenaikan pangkat regular adalah merupakan hak, oleh sebab itu apabila seorang Pegawai Negeri Sipil telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan pada dasarnya harus dinaikkan pangkatnya, kecuali apabila ada alasan yang sah untuk menundanya. Kenaikan pangkat regular diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang: (pasal 6)

a. tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu,

b. melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu, dan

c. diperkerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induk dan tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu.

Pada pasal 7 dijelaskan kenaikan pangkat regular dapat diberikan setingkat lebih tinggi apabila :

a. sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir, dan

b. setiap unsure penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.

Kenaikan Pangkat Reguler diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil sampai dengan :

a. Pengatur Muda, golongan ruang II/a bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Dasar;


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

b. Pengatur, golongan ruang II/c bagi yang memiliki Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama;

c. Pengatur Tk.I, golongan ruang II/d bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama;

d. Penata Muda Tk. I, golongan ruang III/b bila memilki Surat Tanda

Tamat Belajar Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah Kejuruan Tingkat Atas 3 tahun, Sekolah Kejuruan Tingkat Atas 4 tahun, Ijasah DiplomaI, atau ijah Diploma II;

e. Penata, golongan Ruang III/c bagi yag memiliki Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Ijazah diploma III, Ijazah Sarjana Muda, Ijazah akademi atau ijazah Bakaloreat;

f. Penata Tk. I, golongan ruang III/d bagi yang memiliki Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah Diploma IV ;

g. Pembina, golonga ruang IV/a bagi yang memiliki Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Ijazah Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara;

h. Pembina Tk. I, golongan ruang IV/b bagi yang memiliki Ijazah Doktor (S3).

Pegawai Negeri Sipil yang kenaikan pangkatanya mengakibatkan pindah golongan dari golongan II menjadi golongan III menjadi golongan IV, harus telah mengikuti dan lulus ujian dinas yang ditentukan, kecuali bagi kenaikan pangkat yang dibebaskan dari ujian dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pegawai Negeri Sipil yang diperkerjakan atau diperbantukan di luar instansi induk secara penuh pada proyek pemerintah, organisasi profesi, Negara sahabat, badan internasional, atau badan swasta yang ditentukan, dapat diberikan kenaikan pangkat regular sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali selama dalam penugasan/ perbantuan, kecuali yang diperkerjakan atau diperbantukan pada lembaga kependidikan, social, kesehatan, dan perusahaan jawatan.


(25)

commit to user

2. Kenaikan Pangkat Pilihan (pasal 9 – pasal 21)

Adalah kenaikan pangkat yang disamping harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan juga harus ada jabatan, atau dengan perkataan lain, walaupun seorang Pegawai Negeri Sipil telah memenuhi syarat-syarat umum utuk kenaikan pangkat, tetapi jabatannya tidak sesuai untuk pangkat itu, maka Ia belum dapat dinaikkan pangkatnya. Tingkat pangkat untuk kenaikan pangkat pilihan dapat ditentukan. Dalam UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian pada pasal 18 ayat 3 dijelaskan keaikan pangkat pilihan bukan hak, tetapi adalah kepercayaan dan penghargaan kepada seorang Pegawai Negeri Sipil atas prestasi kerjanya, yakni bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah menunjukan prestasi kerja yang tinggi akan kemungkinan medapat kenaikan pangkat pilihan. Untuk kenaikan pangkat pilihan, di samping harus dipenuhi syarat-syarat umum, harus pula didasarkan atas jabatan yang dipangku oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan untuk mengikuti pendidikan atau latihan jabatan, dalam mempertimbangkan kenaikan pangkat, ia dianggap menduduki jabatan yang dipangkunya, sebelum mengikuti penidikan atau latihan tersebut.

Kenaikan pangkat pilihan diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang:

a. menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu; b. menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan

dengan Keputusan Presiden;

c. menunjukan prestasi kerja luar biasa baiknya;

d. menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara; e. diangkat menjadi pejabat Negara;

f. memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar atau Ijazah;

g. melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional;


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

i. diperkerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan atau jabatan fungsional tertentu.

Kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural, jabatan fungsional tertentu, atau jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural dan pangkatya masih dalam jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan itu, dapat diaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi, apabila :

a. sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir, dan

b. setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir .

3. Kenaikan Pangkat Anumerta (pasal 22 – paal 26)

Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan tewas, diberikan kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi. Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan tewas adalah :

a. Meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya.

b. Meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hibingannya dengan dinasnya, sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya.

c. Meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka cacat jasmani atau cacat rohani yang didapat dalam dank arena mejalankan tugas kewajibannya.


(27)

commit to user

d. Meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupu sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu.

Kenaikan numerta ditetapkan berlaku mulai tanggal, bulan, dan tahun Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tewas. Pemberian kenaikan pangkat anumerta harus diusahakan sebelum Pegawai Negeri Sipil yang tewas dimakamkan dan surat keputusan kenaikan pangkat anumerta tersebut dibacakan pada waktu upacara pemakaman. Untuk menjamin agar pemberian kenaikan pangkat anumerta dapat diberikan sebelum Pegawai Negeri Sipil yang tewas itu dimakamkan, maka ditetapkan kepetusan sementara. Pejabat yang berwenang menetapkan keputusan sementara adalah pejabat Pembina kepegawaian instansi masing-masing untuk semua Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan tewas dalam pangkat Pembina Utama Golongan ruang IV/e ke bawah. Calon Pegawai Negeri Sipil yang tewas diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil terhitung mulai awal bulan yang bersangkutan tewas dan dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi sesuai ketetentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai denngan 15.

Kenaikan Pangkat Pengabdian dapat diberikan setingkat lebih tinggi apabila memiliki masa kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil selama :

1) Sekurang-Kurangnya 30 (Tiga Puluh ) tahun secara terus menerus dan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) bulan dalam pangkat terakhir;

2) Sekurang-Kurangnya 20 (Dua Puluh ) tahun secara terus menerus dan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir;

3) Sekurang-Kurangnya 10 (Tiga Puluh ) tahun secara terus menerus dan sekurang-kurangnya telah 2 (Dua) tahun dalam pangkat terakhir;


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;

5) Tidak Pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam I (satu) tahun terakhir.

4. Kenaikan Pangkat Pengabdian

Adalah kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia atau aka diberhentikan dengan hormat karena mencapai batas usia pensiun. Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia atau akan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi, apabila :

a. memiliki masa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil selama : - sekurag-kurangya 30 (tiga puluh) tahun secara terus

menerus dan sekurang- kurangnya telah 1 (satu) bulan dalam pangkat terakhir.

- Sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun secara terus menerus dan sekurang-kuragnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir, atau

- Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus dan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir.

b. setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir, dan

c. tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Masa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil secara terus- menerus yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah masa kerja yang dihitung sejak diangkat mejadi calon Pegawai Negeri Sipil/ Pegawai Negeri Sipil sampai dengan yang bersangkutan meninggal dunia atau


(29)

commit to user

mencapai batas usia pensiun dan tidak terputus statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Pegawai Negeri Sipil yang oleh Tim Penguji Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi.

Dari beberapa uraian diatas maka penulis dalam laporan Tugas Akhir ini mengacu pada Kenaikan Pangkat Reguler karena selama pengamatan PNS di RSUD Dr. Moewardi banyak yang mengajukan kenaikan pangkat reguler sehingga penulis ikut membantu proses memilah syarat-syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh sebab itu penulis banyak mendapatkan data-data yang akurat tentang kenaikan pangkat reguler.

C. Prosedur Kenaikan Pangkat Reguler Pegawai Negeri Sipil

Prosedur kenaikan pangkat reguler adalah proses tata urutan waktu yang diperlukan untuk memenuhi syarat dalam mencapai kenaikan pangka treguler.

Prosedur Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil adalah :

1. Mengumpulkan syarat kelengakapan aministratif yang diperlukan di bagian Organisasi dan Kepegawaian.

2. Bagian Organisasi dan Kepegawaian menerima semua persyaratan yang diajukan PNS untuk kenaikan pangkat.

3. Bagian Organisasi dan Kepegawaian meniliti semua persyaratan yang sudah dikumpulkan PNS yang mengajukan kenaikan pangkat.

4. Persyaratan yang sudah dikumpulkan diteliti apakah sudah lengkap atau belum apabila belum lengkap semua berkas persyaratan yang diajukan dikembalikan lagi kepada pemohon untuk dilengkapi sesuai dengan aturan yang berlaku.

5. Data dari PNS yang sudah masuk di input melalui online system.

6. Pengiriman semua berkas dan daftar nominatif (yang sudah di tanda tangan Bupati) ke BKD Provinsi Jawa Tengah.


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Selanjutnya akan diproses oleh BKD Provinsi Jawa Tengah dan BKN Yogyakarta sampai SK PNS diterbitkan.

D. Metode Pengamatan

Metode pengamatan adalah segala teknik yang digunakan dalam pengamatan atau segala sesuatu yang berkaitan dengan pengamatan yang diadakan. Metode pengamatan ini menyangkut beberapa hal, penulis melakukan pertimbangkan berbagai hal yaitu:

1. Lokasi Pengamatan

Lokasi yang ditentukan penulis dalam pengamatan bertempat di Bagian Organisasi dan Kepegawaian RSUD Dr. Moewardi Jl. Kol. Soetarto No.132 Telp 634634 Surakarta 57126. Alasan memilih lokasi adalah karena RSUD Dr. Moewardi salah satu rumah sakit negeri yang ada di surakarta dan banyaknya Pegawai Negri Sipil yang bekerja di RSUD Dr. Moewardi sehingga menarik untuk melakukan pengamatan.

2. Jenis Pengamatan

Mengacu pada sumber data yang digunakan, maka pengamatan dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan observasi berperan. Deskriptif kualitatif adalah pengamatan tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata disusun dalam kalimat. Misalnya hasil wawancara antara penulis dan informan. Ciri metode pengamatan deskriptif menurut H.B Sutopo (2002:111) yaitu : pengamatan kualitatif studi kasusnya mengarah pada pendetugas akhiran secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.


(31)

commit to user 3. Sumber Data

Sumber data yang penulis gunakan adalah : a. Narasumber (informan)

Dalam pengamatan posisi sumber data manusia sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasi.

b. Dokumen

Dokumen merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang berupa tulisan. Contoh penulis ingin mengetahui kenaikan pangkat pegawai negeri sipil yang di RSUD Dr. Moewardi.

4. Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mempermudah dan membantu penulis untuk mendukung pengamatan ini berdasarkan teknik pengumpulan data menurut H.B Sutopo (2002:58-72) dengan cara :

a. Observasi Langsung

Dalam penulisan tugas akhirn ini penulis mengadakan pengamatan langsung berbagai kegiatan dan aktifitas yang dilakukan pegawai terutama untuk mengetahui prosedur penyusunan tata naskah dinas. b. Wawancara

Pengumpulan yang digunakan penulis untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui komunikasi langsung atau tanya jawab.

c. Mengkaji Dokumen

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil catatan dan arsip yang diperlukan yang memiliki kaitan dengan obyek.


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

5. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, tahap selanjutnya adalah analisis data. Analisis data adalah mengelompokkan, membuat semacam urutan manipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan analisis data kualitatif. Analisis dalam pengamatan kualitatif menurut H.B Sutopo (2002 : 91-93), terdiri dari tiga komponen utama yaitu reduksidata, sajian data dan penarikan simpulan.

1. Reduksi Data

Merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses selektif, pemfokusan, pensederhanaan dan abstraksi data dari pengumpulan data yang berlangsung dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh di lapangan.

2. Sajian Data

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskriptif dalam bentuk narasi yang memungkin simpulan pengamatan dapat dilakukan, sajian ini disusun secara secara logis dan jelas sistematisnya sehingga mudah dibaca, mudah dipahami. Sajian data ini mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan pengamatan. Dengan melihat penyajian data, penulis akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis data.

3. Penarikan Simpulan

Pada penarikan simpulan pada awalnya simpulan tersebut kurang jelas kemudian semakin jelas karena landasan yang kuat. Simpulan perlu diverifikasi agar mantab, bisa dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Simpulan bisa dilakukan


(33)

commit to user

dengan berdiskusi, penelusuran data kembali dengan cepat, replikasi dalam satuan data yang lain.

Untuk lebih jelasnya proses analisa data interaktif dapat dilihat dari gambar dibawah ini :

Sumber : Sutopo(2002:98)

Penulis menggunakan Model Analisis interaktif (interaktif model of analisis) dalam pengamatan ini, yang biasanya digunakan dalampenelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan ini adalah :

1. Pengumpulan data.

2. Melakukan analisas awal dari data yang diperoleh.

3. Melakukan penggalian data yang lebih mendalam, bila ternyata dalam menganalisisnya dirasa kurang mendalam.

4. Penarikan kesimpulan terakhir.

PENGUMPULAN DATA

REDUKSI DATA SAJIAN DATA

PENARIKAN


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA

RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah. Rumah sakit yang berdiri dengan megah ini berada di Jl. Kol. Sutarto No.132 Surakarta 57126. Luas tanah 49.622 m² dan luas bangunan 32.205 m². Bangunan utama terdiri dari 5 lantai dengan klasifikasi kamar mulai kelas III, II, I utama, VIP B, VIP A, VVIP dengan daya tamping seluruhnya 680 TT.

Dengan didukung tenaga paramedik ± 500 orang, para medis non perawatan ± 163 orang, non medis ± 436 orang. Dilengkapi fasilitas modern kedokteran berbagai jenis gangguan penyakit mulai dari penyakit dalam, kebidanan, jantung, saraf, tht, kulit dan kelamin, bedah, dan peralatan canggih lainnya.

A. Sejarah RSUD Dr. Moewardi di Surakarta

Dinamika dan perkembangan Rumah Sakit di Surakarta dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

1. Perkembangan pada masa Kolonial

Di wilayah Karesidenan Surakarta, selain Rumah Sakit Zending Jebres yang didirikan pada tahun 1912 oleh Yayasan Kristen yang sampai sekarang terkenal dengan Yayasan Kesehatan Kristen Untuk Umum (YAKKUM), terdapat rumah sakit lain, yaitu :

a. Ziekenzorg, yang berkedudukan di Mangkubumen dengan nama Partikelir Inslandscziekenhuis der Verregniging Ziekenzorg. Tidak diketahui secara pasti kapan rumah sakit ini didirikan, namun yang jelas pada tahun 1907 rumah sakit ini sudah mendapatkan sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah Kolonial.

b. Pantirogo, yang merupakan rumah sakit milik pemerintah keratin Kasunanan Surakarta. Diperkirakan rumah sakit ini didirikan pada masa pemerintahan Sunan Paku Buwono X.


(35)

commit to user

2. Perkembangan pada masa pendudukan Jepang (1942-1945)

Pada waktu itu rumah sakit Ziekenzorg juga dipakai sebagai rumah sakit Internering Kamp tetapi pindah ke Jebres menempati Zending Ziekenhuis yang saat ini bernama Rumah Sakit Dr. Moewardi. Sedangkan Zending Ziekenhuis harus pindah ke belakang, dimana didirikan Rehabilitasi Centrum (RC) Prof. Dr. Soeharso.

3. Perkembangan pada masa Pasca Kemerdekaan

Pasca kemerdekaan, rumah sakit Ziekenzorg digunakan sebagai “Rumah Sakit Tentara Surakarta” sampai dengan tanggal 19 Desember 1948. Rumah sakit ini dijadikan markas bagi tentara dalam mempertahankan kemerdekaan dari tentara Belanda yang menduduki wilayah Surakarta. Namun, sesuai dengan SK Komandan Kesehatan Tentara Jawa pada tanggal 26 November 1948 Nomor: 246/Sek/MBKD/48, rumah sakit tersebut dibubarkan dan meniadakannya terhitung sejak tanggal 19 Desember 1948. Oleh karena itu semua anggota tentara yang berada di rumah sakit itu kemudian didemobilisasi serta membebaskan mereka dari tugasnya. Dalam SK itu juga diinstruksikan kepada Kepala Rumah Sakit Tentara Surakarta untuk menyerahkan lembaga pelayanan kesehatan itu kepada PMI Daerah Surakarta. Pada masa peralihan itu tidak dapat bertahan lama. PMI menyerahakn kembali kepada Perhimpunan Bale Kusolo (Partikelir Inslandscziekenhuis der Vereeniging Ziekenzorg) pada tanggal 1 Februari 1949. Sejak saat itu rumah sakit ini bernama Rumah Sakit Bale Kusolo dengan dipimpin oleh Direktur dr. R. Soemarno.

Sementara itu Rumah Sakit Pantirogo pada periode ini seiring dengan berubahnya orientasi masyarakat pemakainya, berganti nama menjadi Rumah Sakit Kadipolo. Rumah Sakit Kadipolo nasibnya serupa dengan Rumah Sakit Zending Jebres yang kesulitan memenuhi biaya operasionalnya, oleh karena itu kedua rumah sakit ini diambil alih oleh pemerintah RI untuk keperluan perjuangan pada masa revolusi.


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pengambilalihan Rumah Sakit Bale Kusolo oleh pemerintah RI sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI tanggal 2 Maret 1950, No.384/Sekr./D/7, terhitung mulai tanggal 1 Januari 1950, Rumah Sakit Bale Kusolo diambil alih dan dikelola oleh Pemerintah RI. Surat keputusan ini sekaligus menetapkan nama Rumah Sakit Bale Kusolo diganti dengan nama Rumah Sakit Pusat Surakarta dengan dr. Toha sebagai Direktur pertamanya. (Selanjutnya tanggal 1 Januari 1950 ditetapkan sebagai hari jadi RSUD Dr. Moewardi)

Sejak saat itu di Surakarta terdapat 3 rumah sakit yang semuanya dikelola oleh pemerintah, yaitu :

1. Rumah Sakit “Pusat” Surakarta yang berlokasi di Mangkubumen

2. Rumah Sakit “Surakarta” yang berlokasi di Jebres

3. Rumah Sakit “Kadipolo” yang berlokasi di Kadipolo

Keberadaan ketiga rumah sakit pemerintah di Surakarta itu, di satu sisi menimbulkan pertentangan di kalangan masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh adanya dua rumah sakit di wilayah yang sama namun keduanya menggunakan nama Surakarta yaitu Rumah Sakit Pusat Surakarta dan Rumah Sakit Surakarta. Untuk mengakhiri polemik dan permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat Surakarta, maka Inspektur Kepala Jawatan Kesehatan Prov Jateng mengirim surat usulan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jateng pada tanggal 15 September 1953 dengan nomor surat : K.23429/KK tentang pergantian nama Rumah Sakit di Surakarta. Dalam surat tersebut diusulkan adanya pergantian nama rumah sakit, yaitu :

a. Rumah Sakit Pusat Surakarta menjadi Rumah Sakit Umum Mangkubumen

b. Rumah Sakit Surakarta menjadi Rumah Sakit Umum Jebres

Pergantian nama itu kemudian dikukuhkan dengan SK Menteri Kesehatan RI tanggal 9 Juli 1954 Nomor 44751/R.S.

Dengan tidak mengurangi hak, tugas, serta status dan kewajiban-kewajiban sebagai pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dan terjadinya


(37)

commit to user

perubahan otonomi daerah yang menyatakan ketiga rumah sakit yang berada di Kota Surakarta diserahkan kepada Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat I Jawa Tengah Semarang. Masing-masing rumah sakit berdiri sendiri, serta bertanggung jawab kepada Pemerintah Daera Swatantra Tingkat I Jawa Tengah. Di samping menyelenggarakan pelayanan kesehatan, ketiganya juga menyelenggarakan pendidikan bagi tenaga para medis, keadaan yang demikian yang dianggap kurang efisien guna mencapai keseragaman serta efisiensi kerja dalam bidang medis dan teknis, tata usaha pendidikan, penghematan keuangan negara, maka perlu diadakan reorganisasi dengan tujuan mempersatukan ketiga rumah sakit tersebut ke dalam satu unit di bawah satu pimpinan beserta tenaga stafnya.

Dengan memperhatikan usulan dari Kepala Dinas Kesehatan Rakyat Daerah Swatantra Tingkat I Jawa Tengah tertanggal 19 Februari 1960 No. K.693/UNH, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah melalui surat No. H.149/2/3 tertanggal 1 Maret 1960 memutuskan untuk menyatukan ketiga rumah sakit tersebut ke dalam satu unit organisasi di bawah seorang Direktur dengan nama Rumah Sakit “Surakarta”.

Mulai tanggal 1 Juli 1960 Rumah Sakit Surakarta terdiri atas tiga “rumah sakit” yaitu Rumah Sakit Mangkubumen, Rumah Sakit Kadipolo, dan Rumah Sakit Jebres itu diadakan spesialisasi ataupun unit-unit pelaksana fungsional, diantaranya :

a. Rumah Sakit Kadipolo disebut juga Rumah Sakit Komplek A, khusus untuk pelayanan penyakit dalam. Rumah sakit ini terletak di Kampung Panularan, Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Rumah sakit ini memiliki luas tanah 24.096 m², dan luas bangunan 5.931 m².

b. Rumah Sakit Mangkubumen disebut juga Rumah Sakit Komplek B, untuk pelayanan radiologi, kulit dan kelami, gigi, mata, THT, chirurgie, neurologi dan lain-lain. Rumah sakit ini terletak di Kampung Mangkubumen, Kelurahan Mengkubumen, Kecamatan Banjarsari,


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Surakarta. Rumah Sakit ini memiliki luas tanah 41.740 m² dan luas bangunan 14.106 m².

c. Rumah Sakit Jebres disebut juga Rumah Sakit Komplek C, khusus untuk pelayanan kebidanan dan penyakit kandungan, kanak-kanak dan keluarga berencana. Rumah Sakit ini terletak di Kampung Jebres, Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta ini mempunyai luas tanah 49.622 m² dan luas bangunan 15.868 m².

Mengingat Rumah Sakit Kadipolo pada saat itu dinilai tidak efisien, maka bulan September 1976 rumah sakit tersebut dipindahkan ke Rumah Sakit Mangkubumen dan pada akhirnya penggantian ini dikukuhkan dengan SK Menteri Kesehatan RI tanggal 9 Juli 1954 No.4475/R/S. Dan pada akhirnya Gubernur Jawa Tengah melalui SK No. 445/29684 tanggal 24 Oktober 1988 menetapkan nama Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.

RSUD Dr. Moewardi yang merupakan rumah sakit pemerintah terbesar di Provinsi Jawa Tengah harus menyesuaikan dan mampu menjadi pusat rujukan wilayah Surakarta dan sekitarnya. Atas pertimbangan tersebut pada lokas Jebres kemudian didirikan bangunan fisik baru yang memenuhi standar rumah sakit Kelas B2 Pendidikan. Baru pada tanggal 28 Februari 1997 RSUD Dr. Moewardi lokasi Jebres diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto, dan sejak itulah seluruh kegiatan rumah sakit Dr. Moewardi menjadi satu lokasi.

B. Identitas RSUD Dr. Moewardi

Nama : RSUD Dr. Moewardi

Pemilik : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Alamat : Jl. Kol. Sutarto No. 132 Surakarta Telp (0271) 634634, Fax 637412 Kelas : B2 Pendidikan


(39)

commit to user Terdiri dari kelas sesuai penyakit : - Paviliun Cendana

- Melati (penyakit dalam)

- Mawar (kandungan, bedah, ICCU) - RGB (kecelakaan)

- Anggrek 2 (stroke) - Aster (jantung)

Dasar hukum atau landasan operasional :

1. SK-B Menteri Kesehatan No 554 / Menkes / SKB / X / 1981, Menteri P & K No 0430 / V / 1981 dan Menteri Dalam Negeri No. 3241 A / 1981

2. Perda No. 3 / 1997, tentang struktur organisasi dan tata kerja RSUD Dr. Moewardi

3. Perda No. 14 / 1999 tentang perubahan RSUD Dr. Moewardi menjadi RS Unit Swadana

C. Visi, Misi, Tujuan, dan Tugas RSUD Dr. Moewardi

1. Visi

“Menjadi Rumah Sakit kelas dunia berstandar Internasional, terkemuka dan menjadi pilihan utama masyarakat”

2. Misi

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berstandar Internasional bermutu prima dan memuaskan secara holistik dan paripurna.

b. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional, efektif, efisien, dan terjangkau.

c. Menyelenggarakan pendidikan unggul menjadi wahana penelitian yang terkemuka dan melaksanakan pengabdian masyarakat ( Hospital Social Responsibility ) secara komprehensif.


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3. Tujuan

Mengupayakan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal bagi masyarakat Surakarta dan sekitarnya dengan menyelenggarakan pelayanan melalui upaya penyembuhan, penyuluhan kesehatan, dan meringankan penderitaan pasien serta asuhan keperawatan di samping upaya pencegahan maupun peningkatan kesehatan sebagai pusat rujukan wilayah Surakarta dan sekitarnya serta tempat pendidikan dan latihan yang handal bagi calon dokter, dokter spesialis maupun tenaga kesehatan lainnya.

4. Tugas RSUD Dr. Moewardi

Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan kesehatan yang dilaksanakan.

D. Pelayanan Kesehatan

1. Rawat Jalan (perkunjungan)

a. Poli Non Paviliun (pasien rawat jalan perkunjungan) b. Poli Paviliun / VIP (pasien paviliun perkunjungan) 2. Rawat Darurat (perkunjungan)

3. Rawat Inap a. III = Utama b. II = VIP B c. I = VIP A

= VVIP

d. Rawat Insentif (per hari perawatan)

E. Jenis dan Kemampuan Pelayanan RSUD Dr. Moewardi

1. Instalas Gawat Darurat

a. Kegiatan : buka setiap hari, pelayanan 24 jam, dan 7 hari dalam seminggu, memberikan pelayanan darurat bedah dan non bedah.


(41)

commit to user

b. Fasilitas : 2 kamar operasi besar, 2 kamar operasi kecil, 2 resusitasi jantung dan paru, peralatan lengkap untuk kegawatan bedah dan non bedah.

2. Instalasi Rawat Jalan

Buka sesuai dengan jam kantor a. Pendaftaran

Senin s/d Kamis : 07.00 – 14.00 Jumat : 07.00 – 11.00 Sabtu : 07.00 – 12.30

b. Poli Paviliun (VIP), pelayanan poli spesialis di Paviliun Cendana (untuk pasien pribadi dokter / dengan perjanjian) c. Pelayanan untuk umum : peserta askes, peserta jamsostek, dan

perusahaan kerja sama d. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan dan kemampuan medis adalah sebagai berikut : 1) 15 klinik spesialis dengan sub spesialisnya

2) Klinik khusus paviliun (pelayanan terpadu dokter terkait) 3) Klinik Geriarti

4) Medical check up 3. Instalasi Rawat Inap

a. Fasilitas

Jumlah bed yang tersedia saat ini sebanyak 680 buah, dengan rincian :

1) Kelas III : 212 tempat tidur 2) Kelas II : 100 tempat tidur 3) Kelas I : 6 tempat tidur 4) Kelas Utama : 22 tempat tidur 5) Kelas Khusus : 48 tempat tidur 6) VVIP : 4 tempat tidur 7) VIP A : 17 tempat tidur 8) VIP B : 54 tempat tidur


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

9) Anggrek : 154 tempat tidur 10)Aster : 53 tempat tidur

b. Fasilitas pelayanan rawat inap di selenggarakan untuk beberapa instalasi adalah :

1) Instalasi rawat inap Paviliun Cendana terdiri dari VVIP, VIP A, VIP B, dan Kelas Utama

2) Instalasi rawat inap Mawar terdiri dari Kelas I, II, III 3) Instalasi rawat inap Melati

4) Instalasi rawat inap Anggrek 5) Aster

F. Fasilitas umum yang disediakan RSUD Dr. Moewardi

1. Wartel yang berlokasi di rawai inap Melati 2. Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

3. Kantin

4. Toko Koperasi, depan gedung Radiologi lantai I

5. Tempat foto copy, di samping ruang informasi gedung A 6. Tempat parkir :

a. Tempat parkir sepeda motor 1) Basement depan poli Cendana 2) Sebelah Utara rawat inap Melati b. Tempat parkir mobil

1) Depan Gedung radiologi

2) Depan dan samping Gedung Paviliun Cendana 3) Depan Gedung Aster

4) Basement Masjid Ibnu Sina 5) Basement Gedung Anggrek

7. Tempat ibadah, sebelah kiri belakang bangunan komplek RSUD Dr. Moewardi


(43)

commit to user

G. Struktur Organisasi RSUD Dr. Moewardi

Struktur organisasi RSUD Dr. Moewardi berdasarkan peraturan daerah Provinsi Jawa Tengah No.8 Th.2008 terdiri dari organisasi struktural fungsional. Organisasi struktural terdiri dari Staf Direksi dan Staf Pelaksana Administrasi yang meliputi bagian Sekretariat, bagian Perencanaan dan Rekam Medik, bagian Anggaran dan Pembendaharaan, bagian Akuntansi dan Mobilisasi Dana, bagian Pelayanan Medis, Bidang Penunjang Medis, Bidang Perawatan, serta Pendidikan dan Pelatihan.

Organisasi fungsional merupakan pelaksana teknis yang langsung berhubungan dengan kegiatan medis yang terdiri dari Staf Medis Fungsional (SMF) dan instalasi-instalasi tertentu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar struktur organisasi RSUD Dr. Moewardi, berikut ini :


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31


(45)

commit to user

Di dalam organisasi yang berada di RSUD Dr. Moewardi dapat dilihat pada gambar di atas bahwa susunan teratas adalah Direktur. Di bawah Direktur terdapat Wakil Direktur. Wakil Direktur dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu Wakil Direktur Pelayanan, Wakil Direktur Keuangan, dan Wakil Direktur Umum. Penulis melakukan pengamatan pada Bagian Organisasi dan Kepegawaian di RSUD Dr. Moewardi yang berada di bawah naungan Wakil Direktur Umum. Di bawah susunan Wakil Direktur Umum terdapat beberapa bagian, salah satunya adalah Sub Bagian Kepegawaian. Setiap Sub Bagian dibantu oleh beberapa karyawan staff administrasi, masing-masing Sub Bagian dibantu oleh 2 karyawan yang bertugas membantu dalam jalannya kegiatan dan pengadministrasian.

H. Sub Bagian Kepegawaian

1. Pengertian

Pengelolaan administrasi Kepegawaian yang tertib dan teratur sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pelayanan asministrasi Kepegawaian RSDM.

Oleh karena itu Sub Bagian Kepegawaian yang merupakan salah satu unsur pelaksana pengelolaan administrasi kepegawaian senantiasa berusaha memberikan pelayanan dalam bidang administrasi Kepegawaian yang terencana dan terarah.

2. Falsafah dan Tujuan

a. Falsafah

Memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan Bagian Organisasi dan Kepegawaian melalui pendekatan pribadi dan menciptakan suasana kerja yang harmonis serta memberikan


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pelayanan yang baik kepada PNS khususnya dan masyarakat pada umumya.

b. Visi

Memberikan pelayanan administrasi Kepegawaian secara efektif, efisien, dan optimaluntuk menunjang pelayanan Rumah sakit.

c. Misi

Bagian Organisasi dan Kepegawaian mempunyai misi :

1. memberikan pelayanan administrasi kepegawaian secara tertib, cermat dan tepat waktu.

2. mendukung berfungsinya Sistem Manajemen yang mantap melalui penyajian data yang lengkap dan benar.

d. Tujuan

1. tercapainya penyelenggaraan administrasi kepegawaian dengan mutu, cakupan, dan efisiensi yang optimal.

2. berfungsinya organisasi kepegawaian yang didukung oleh tatalaksana dan kelengkapan yang matap.

3. terlaksananya proses manajemen di lingkungan bagian Organisasi dan Kepegawaian yang berhasil guna dan berdaya guna.

4. mantapnya system informasi untuk mendukung proses manajemen kepagawaian dengan data yang akurat, lengkap, relevan, dan tepat waktu.

5. tercukupinya tenaga di bagian Organisasi dan Kepegawaian yang didukug oleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap


(47)

commit to user

yang baik serta ditunjang oleh sarana dan prasaran yang memadai.

6. terselenggaranya administrasi kepegawaian yang baik.

3. Administrasi dan Pengelolaan

a. Kedudukan

Bagian Kepegawaian pada RSUD Dr. Moewardi adalah pejabat struktural yang bersifat administratif dan merupakan unsur pelaksana dalam penyelenggaraan administrasi kepegawaian, kedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum.

b. Tugas Pokok

Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok mengatur penyelenggaraan administrasi kepegawaian dan pelaksanaan pengurusan kepegawaian serta kesejahteraan pegawai.

c. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut kepada bagian Organisasi dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

1. merencanakan tentang usulanformasi, pengadaan, pengembangan karier, kesejahteraan pegawai, dan pensiun.

2. melaksanakan administrasi kepegawaian, pengurursan kepegawaian.

3. melaksanakan pembinaan penyelenggaraan administrasi kepegawaian di bagian Organisasi dan Kepegawaian di RSUD Dr. Moewardi.


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4. melaksanakan evaluasi terhadap penyelenggaraan administrasi kepegawaian.

5. membuat laporan pelaksanaan administrasi kepegawaian.

d. Wewenang

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut diatas, wewenang bagian Organisasi dan Kepegawaian sebagai berikut :

1. memimpin, mengarahkan, mengawasi, menilai, dan membina bawahan dlam rangka melaksanakan tugas.

2. meminta data berkas persyaratan kepada pegawai, sebagai lampiran-lampiran usulan mutasi, dan keperluan kepegawaian lainnya.

3. menyimpan dan memelihara data kepegawaian.

4. mempergunakan dan memakai alat tulis kantor serta perlengkapan kantor yang tersedia di Bagian Organisasi dan Kpegawaian untuk tugas kedinasan.

5. menandatangani, melegalisir surat-surat keputusan atau surat keterangan yang yang berkaitan dengan kepegawaian.

6. memproses dan membuat berita cara tentang permohonan ijin perkawinan, ijin perceraian dan pelanggaran disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. memberikan usul dan saran kepada atasan langsung tentang hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya.


(49)

commit to user

8. membuat telaah staf untuk dipergunakan sebagi bahan pertimbangan oleh atasan.

e. Tanggung Jawab

Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tanggung jawab :

1. Kelayakan distribusi tugas kepada bawahan

2. Kebenaran dan kelancaran pelaksanaan pembagian tugas kepada bawahan.

3. Ketepatan waktu penyelesaian tugas di Bagian Organisasi dan Kepegawaian.

4. Kebenaran tentang prosedur dan pembagian tugas kepada bawahan.

5. Kelancaran proses penyelesaian urusan kepegawaian.

6. Keselamatan dan kerahasiaan dokumen/ data kepegawaian.

7. Keselamatan dan terpeliharanya sarana dan prasarana kantor yang tersedia.

8. Keserasian dan keharmonisan suasana/lingkungan kerja serta hubungan kerja.

9. Kebenaran penyusunan program

10.Kesejahteraan dan pengembangan karier bawahan.


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian dibantu oleh koordinator setingkat Kepala urusan, ialah :

1. Koordinator urusan Ketata Usahaan

2. Koordinator Urusan Perencanaan, Pengembangan, dan Pelaporan

3. Koordinator Urusan Kenaikan Pangkat da Penggajian

4. Koordinator Urusan Pembinaan disiplin pegawai pemindahan dan pensiun

5. Koordinator Urusan kesejahteraan pegawai

g. Bagan Struktur Organisasi

KA. BAG SEKRETARIAT

KA. SUB. BAG. KEPEGAWAIAN Koordinator urusan ketatausahaan Koordinator urusan perencanaan, pengembangan , dan pelaporan

Koordinator urusan kenaikan pangkat dan penggajian Koordinator urusan pembinaan, disiplin pegawai, pemindahan dan pensiun Koordinator urusan kesejahteraan pegawai Staf Pelaksana Staf Pelaksana Staf Pelaksana Staf Pelaksana


(51)

commit to user

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kepegawaian

h. Hubungan Kerja

1. Vertikal

Bersifat Bersifat pembinaan dan penugasan kepada bawahan.

2. Horisontal

Bersifat konsultatif dan koordinatif denga Kepala seksi, Kepala Sub Bagian yang lain.

3. Diagonal

Bersifat koordinatif/ konsultatif dengan kepala bagian, Kepala Unit/ Instalasi.

4. Staf dan Pimpinan

a. Analisa jabatan

Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian adalah jabatan struktural dan merupakan jabatan strategis khusunya dalam pengelolaan administrasi kepegawaian, yang tugas pokoknya mengatur penyelenggaraan serta pelaksanaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan kepegawaian.


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Oleh karena itu dalam penempatan pejabat yang dimaksud/ ditunjuk diupayakan dapat memenuhi persyaratan dan kriteria jabatan tersebut.

b. Persyaratan Jabatan

Untuk mendapatkan mutu jabatan struktural yang lebih baik, PNS yang akan diangkat dalam jabatan struktural harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Memiliki kemampuan managerial.

2. Memiliki kemampuan teknis fungsional.

3. Memiliki kecakapan dan pengalaman yang diperlukan.

4. Memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan tugas organisasi.

5. Telah memiliki sertifikat diklat penjenjangan dan jenis pendidikan sekolah sesuai dengan kwalifikasi jabatannya.

6. Memiliki pangkat sekurang-kurangnya satu tingkat dibawah pangkat terendah yang ditentukan untuk eselon yang bersangkutan.

7. Masih dapat dikembangkan kemampuannya.

8. Sehat jasmani dan rohani.

9. Usia setinggi-tingginya 2 tahun sebelum mencapai batas usia pada jabatan yang akan diduduki.

10.Memenuhi syarat lainnya.


(53)

commit to user

1. Jabatan : Kepala Sub. Bagian Kepegawaian

2. Pendidikan Formal : Minimal SLTA

3. Usia : Maximum 2 tahun sebelum pensiun

4. Kepangkatan : Minimal Penata Muda Gol. III/a

5. Pendidikan Jabatan : Telah mengikuti/ mempunyai sertifikat

Pendidikan Penjenjangan (Adumla)

d. Uraian Tugas Jabatan

Untuk menunjang keberhasilan kegiatan dan program rumah sakit, Kepla Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

1. Menyusun program kerja dan rencana sumberdaya di Sub Bag Kepegawaian agar tugas-tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.

2. Membagi tugas kebawahan dalam rangka pelaksanaan tugas di Sub Bag Kepegawaian.

3. Memimpin, menggerakkan dan mengarahkan sifatnya untuk melaksanakan pekerjaan secara berencana tertib dan teratur.

4. Memberikan motivasi, semangat dan dorongan kepada bawahan dalam rangka dedikasi, loyalitas dan disiplin kerja.

5. Menciptakan suasana kerja yang harmonis di lingkungan sub Bagian Kepegawaian sehingga para staf dapat bekerja dengan rasa aman dan tentram.


(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

6. Menjabarkan dan memberitahukan kebijaksanaan pimpinan rumah sakit kepada staf sebagai dasar acuan dalam melaksanakan tugas.

7. Membimbing staf dalam rangka peningkatan kemampuan dan pengetahuan.

8. Menandatangani permohonan cuti staf Sub Bag Kepegawaian.

9. Menandatangani surat permintaan barang dan alat kantor sesuai kebutuhan di Sub Bagian Kepegawaian.

10.Menilai prestasi dan hasil kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan penilain DP3.

11.Mengadakan koordinasi dengan bagian lain dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

12.Menyusun laporan kerja Sub Bag Kepegawaian secara berkala untuk dipergunakan sebagai bahan evaluasi dan penyusunan rencana kegiata rumah sakit oleh atasan.

13.Memeriksa surat-surat atau naskah dinas dibidang kepegawaian sebelum keatasan supaya terhindar dari atasan.

14.Melegalisasi copy surat keputusan atau surat keterangan dibidang kepegawaian sebagai bukti pengesahan sesuai dengan aslinya.

15.Memproses usulan mutasi dan urusan mutasi kepegawaian lainnya sesuai dengan prosedur agar bisa selesai tepat waktu.

16.Memproses permintaan ijin perkawinan atau perceraian pegawai sesuai sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

17.Memproses dan pengusulan penjatuhan hukuman disiplin pegawai sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.


(55)

commit to user

18.Koordinasi dengan tim tehnis penilain angka kredit dalam rangka memproses usulan angka kredit bagi tenaga fungsional.

19.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dalam rangka pelaksanaan tugas kedinasan.

5. Fasilitas dan Peralatan

a. Fasilitas

Sebagai unsur pelaksanaan dalam penyelenggaraan administrasi kepegawaian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala bagian sekretariat telah didukung dengan fasilitas yang cukup memadai, misalnya ruang kerja yang memenui syarat, baik menyangkut luas, penerangan, sirkulasi udara yang baik dan sarana komunikasi serta fasilitas lain yang didukung kelancaran pelayanan administrasi kepegawaian.

b. Peralatan

Guna menunjang kinerja di Sub Bag Kepegawaian diperlukan peralatan yang memadai :

1) Perangkat kerja.

a) Perelengkapan peralatan kantor, tersedianya komputer lengkap dan mesin ketik.

b) Tersedianya peralatan pengganda naskah, stensill, fotocopy.

c) Tersedianya almari arsip yang memadai untuk menyimpan arsip.

d) Tersedianya gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan arsip kepegawaian.


(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

a) Peraturan Perundangan, Juklat serta tata tertib lainnya yang berkaitan dengan administrasi kepegawaian.

b) Tersedianya prosedur tetap administrasi kepegawaian.

6. Kebijaksanaan dan Prosedur kerja

a. Kebijakan

1) Kebijakan Umum

Bahwa dalam rangka upaya mendapatkan hasil kerja yang optimal sub bagian kepegawaian didukung dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku :PP, Kepres, S E, Juklat, dan Protapnya ditetapkan direktur.

2) Kebijakan Khusus

a) Setiap CPNS dan PNS yang baru di RSDM menandatangani surat pernyataan yang telah disediakan oleh RSDM.

b) Setiap CPNS dan PNS yang baru harus mengisi riwayat hidup (DRH) dan daftar riwayat kepangkatan.

c) Semua CPNS dan PNS yang baru untuk segera melengkapi berkas –berkas kepegawaian guna kelengkapan file yang bersangkutan.

d) Semua pegawai (CPNS dan PNS) harus mempunyai file yang lengkap guna mendukung kelancaran pelayanan administrasi kepegawaian.

b. Prosedur Kerja

Untuk kelancaran di Sub Bagian Kepegawaian perlu disusun rencana kerja dan prosedur kerja tetap (PROTAP) yang dapat digunakan


(57)

commit to user

sebagai pedoman pelaksanaan dalam melaksanakan tugas sehari-hari adapun prosedur kerja tetap di Sub Bagian Kepegawaian :

1) Protap cuti sakit

2) Protap cuti tahunan

3) Protap cuti alasan penting

4) Protap cuti bersalin

5) Protap cuti besar

6) Protap cuti diluar tanggungan negara

7) Protap mengikuti latihan prajabatan

8) Protap kenaikan pangkat reguler

9) Protap kenaikan pangkat dengan angka kredit

10) Protap kenaikan pejabat struktural

11) Protap usulan kartu pegawai dengan kartu taspen

12) Protap pengusulan CPNS ke PNS

13) Protap penerimaan tenaga baru CPNS

14) Protap penerimaan pegawai kontrak harian

15) Protap sistem penggunaan file kepegawaian

16) Protap file kepegawaian

17) Protap penunjukan YMI

18) Protap pemberian pelayanan kesehatan kepada pegawai RSDM


(58)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

20) Protap kenaikan gaji berkala (KGB)

21) Protap orientasi pegawai baru

22) Protap ijin praktek tenaga medis/ para medis

23) Protap pembuatan daftar urut kepangkatan(DUK)

24) Protap daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3)

25) Protap apel pagi dan apel siang

26) Protap pembuatan karsu dan karis

7. Pengembang Staf dan Program Pendidikan

a. Pengembangan staf

Sub Bagian Kepegawaian sebagai unsur pelaksana dalam menyelenggarakan administrasi kepegawaian pada bagian sekretariat RSUD Dr. Moewardi, perlu didukung sumber daya manusia yang memiliki dedikasi yang tinggi dan sikap moral yang baik, serta memiliki kemampuan dan ketrampilan yang memadai dibanding tugasnya.

Oleh karena itu, pengembangan staf di Sub Bagian Kepegawaian lebih ditekankan untuk dapat tercapai misi dan tujuannya, baik untuk tujuan umum maupun tujuan khusu, sehingga dapatmendukung pencapaian misi dan tujuan RSUD Dr. Moewardi.

Sehubungan dengan itu pengembangan staf di Sub Bagian Kepegawaian diupayakan sejalan dengan usaha peningkatan mutu


(59)

commit to user

pelayanan kesehatan sehingga staf Sub Bagian kepegawaian tidak ketinggalan dalam memberikan pelayanan khususnya dalam bidang administrasi kepegawaian.

b. Program Pendidikan

Program pendidikan dan pelatihan staf Sub Bagian Kepegawaian sebagai pendukung pengembangan staf di arahkan untuk lebih meningkatkan wawasan, kemampuan, ketrampilan, dan keahlian khususnya di bidang Administrasi Kepegawaian.

Pendidikan dan pelatihan Sub Bagian Kepegawaian, dipertimbangkan dengan memperhatikan Skala prioritas dan tetap memperhatikan sumber dana yang ada, dalam hal ini senantiasa mengadakan koordinasi dengan bidang pendidikan dan pelatihan maupun dengan bidang keuangan.

Dengan mengacu pada upay untuk meningkatkan wawasan, kemampuan, ketrampilan dankeahlian khususnya dibidang administrasi kepegawaian, program pendidikan dan pelatihan Sub Bagian Kepegawaian diarahkan melalui :

1) Memberi kesempatan staf untuk mengikuti pendidikan formal yang lebih tinggi dari pendidikan yang dimiliki

2) Mengikutsertakan diklat penjenjangan tingkat ADUM/ ADUMI.A

3) Mengikut sertakan peningkatan kemampuan ketrampilan sesuai dengan bidang tugasnya.

8. Evaluasi dan Pengendalian Mutu

a. Evaluasi :

Kepala Sub Bagian Kepegawaian berkewajiban untuk selalu mengevaluasi semua kegiatan yang ada di kepegawaian. Evaluasi


(60)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dapat dilakukan setiap saat dan hasil dari evaluasi dilaporkan keatasan langsung. Biasanya hasil evaluasi, secara periodik setiap 6 (enam) bulan sekali atau setiap 1 (satu) tahun sekali laporan kepada atsan langsung untuk ditindak lanjuti.

Beberapa cara evaluasi :

1) Membuat laporan secara rutin atau berkala.

2) Membuat standart pelayanan administrasi. Misalnya standart surat menyurat :

a) Dari segi kuantitas : Berapa jumlah surat yang bisa diselesaikan per jam.

b) Dari segi kualitas : bagaimana hasil/ outputnya.

c) Dari segi waktu : berapa menit/jam dalam menyelesaikan

d) Dari segi efisien : efisien dalam arti waktu dan biaya

e) Dari segi tingkat kepuasan : apakah hasil output bisa memuaskan para pemakai dll.

3) Membandingkan antara rencana yang disusun, program kerja standart yang dibuat dengan hasil outputnya.

b. Pengendalian Mutu

Terlaksananya proses manajemen dengan baik akan memudahkan organisasi dalam mencapai tujuan hasil kerja yang optimal. Proses pengawasan atau pengendalian sebagai salah satu alat dari manajemen untuk pencapaian tujuan.

Pengendalian mutu diperlukan untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya kesalahn/ kekeliruan, sehingga dapat diantisipasi


(61)

commit to user

secepatnya, supaya tidak menimbulkan kerugian untuk menghambat pelaksanaan pelayanan di unit kerja atau unit kerja lain serta dapat secepatnya mengadakan perbaikan maupun perubahan yang diperlukan.

Pengendalian dapat dilaksanakan sebagai berikut :

1) Menentukan batas waktu dalam mencapai tujuan

2) Menentukan sasaran yang jelas

3) Selalu mengawasi dan mengeevaluasi pelaksanaannya

4) Membuat laporan tertulis, lisan, langsung (pribadi), secara rutin/ berkala

5) Selalu mengevaluasi untuk mengetahui penyebabnya dan untuk memberikan alternatif atau jalan keluarnya.

6) Rotasi atau mutasi dalam periode tertentu. Misal 3 th- 5 th


(1)

commit to user

kelengkapannya. Apabila persyaratan belum lengkap, berkas akan dikembalikan kepada pemohon pengajuan kenaikan pangkat regular untuk segera melengkapi.

2. Bagian Organisasi dan Kepegawaian menerima semua persyaratan yang

diajukan PNS untuk kenaikan pangkat.

Bagian Organisasi dan Kepegawaian menerima semua persyaratan yang diajukan pemohon atau PNS yang mengajukan kenaikan pangkat regular.

3. Bagian Organisasi dan Kepegawaian meniliti semua persyaratan yang sudah dikumpulkan PNS yang mengajukan kenaikan pangkat.

Semua berkas persyaratan yang sudah dikumpulkan PNS atau pemohon kenaikan pangkat selanjutnya diteliti bagian Organisasi dan Kepegawaian.

4. Persyaratan yang sudah dikumpulkan diteliti apakah sudah lengkap atau belum, apabila belum lengkap semua berkas persyaratan yang diajukan dikembalikan lagi kepada pemohon untuk dilengkapi sesuai dengan aturan yang berlaku.

5. Data dari PNS yang sudah masuk di input melalui online system.

Semua data atau berkas persyaratan yang sudah dilengkapi oleh pemohon kenaikan pangkat reguler kemudian data tersebut akan diinput melalui online system.

6. Pengiriman semua berkas (yang sudah di tanda tangan Bupati) ke BKD

Provinsi Jawa Tengah.

Apabila semua berkas sudah lengkap dan terkumpul, petugas yang berwenang di bagian Organisasi dan Kepegawaian membuat nota usul


(2)

commit to user

disertai surat pengantar dari Kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) ke Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Proses kenaikan pangkat reguler selanjutnya akan diproses oleh BKD Provinsi Jawa Tengah dan BKN Yogyakarta untuk kemudian menunggu sampai SK (Surat Keputusan) Pegawai Negeri Sipil diterbitkan.

Skema kenaikan pangkat reguler di RSUD Dr. Moewardi :

Sumber : Bagian Organisasi dan Kepegawaian RSUD Dr. Moewardi

Cetak SK Kenaikan Pangkat Input data melalui

online system

Kirim berkas ke BKD Prov Jateng dan BKN

Yogyakarta

Pemohon mengajukan syarat-syarat kenaikan

pangkat reguler

Bagian Organisasi dan Kepegawaian

menerima

Bagian Organisasi dan Kepegawaian meneliti

semua berkas

Berkas belum lengkap Syarat dikembali

kan kepada pemohon


(3)

commit to user Contoh Kasus :

Seorang PNS A yang bekerja di bagian pendapatan RSUD Dr. Moewardi golongan III/d akan mengajukan kenaikan pangkat reguler ke golongan IV/a. PNS A mengumpulkan semua persyaratan ke bagian Organisasi dan Kepegawaian. Syarat-syarat yang dikumpulkan PNS A adalah :

1. Foto copy KARPEG

2. Foto copy Konversi NIP 3. Foto copy SK terakhir.

4. DP3, 1 tahun terakhir kategori BAIK.

5. Foto copy Ijazah atau Transkrip Akademik (belum dilegalisir pejabat atau petugas yang berwenang)

6. Berita Acara Sumpah Penegrian, SMPT (Surat Pernyataan

Melaksanakan Tugas)

7. Foto copy Ijin Belajar, Ijin Gelar dan ijazah

8. Surat Tanda Lulus Ujian Dinas (STLUD)

Setelah diterima dan diteliti bagian Organisasi dan Kepegawaian ternyata syarat-syarat dari PNS A belum lengkap, yaitu syarat yang kurang adalah DP3 harus dilengkapi 2 tahun terakhir yang berkategori Baik dan fotocopy Ijazah harus dilegalisir pejabat berwenang sekolah atau perguruan tinggi. Kemudian bagian Organisasi dan Kepegawaian memanggil PNS A untuk mengembalikan semua peryaratan yang sudah dikumpulkan supaya dilengkapi lagi sesuai dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan.

Semua persyaratan dari PNS A yang sudah lengkap kemudian dikumpulkan di bagian Organisasi dan Kepegawaian RSUD Dr. Moewardi untuk selanjutnya diterima dan diteliti kembali oleh petugas atau pegawai yang berwenang. Petugas atau pegawai dari bagian Organisasi dan Kepegawaian meneliti semua persyaratan yang sudh dikumpulkan oleh PNS A. Persyaratan dari PNS A sudah lengkap dan memenuhi persyaratan


(4)

commit to user

penginputan data berkas dari PNS A, semua berkas akan dikirim ke BKD Provinsi Jawa Tengah selanjutnya akan diproses oleh BKD Provinsi Jawa Tengah dan BKN Yogyakarta. Pengiriman berkas biasanya dilakukan bersamaan dengan berkas PNS yang lain yang mengajukan kenaikan pangkat reguler. Jadi setiap PNS yang mengajukan kenaikan pangkat reguler harus menunggu proses yang lama (antara 2 sampai 3 bulan) sampai mendapatkan SK (Surat Keputusan) Pegawai Negeri Sipil diterbitkan.


(5)

commit to user

59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil pengamatan penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Prosedur Kenaikan Pangkat Reguler di RSUD Dr. Moewardi pada dasarnya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk membina karier Pegawai Negeri Sipil agar bekerja lebih keras dan menunjukan prestasi kerjanya.

Adapun Prosedur Kenaikan Pangkat Reguler yang ada di RSUD Dr. Moewardi adalah sebagai berikut : mengumpulkan syarat kelengakapan aministratif yang diperlukan di bagian Organisasi dan Kepegawaian, bagian Organisasi dan Kepegawaian menerima semua persyaratan yang diajukan PNS untuk kenaikan pangkat, bagian Organisasi dan Kepegawaian meniliti semua persyaratan yang sudah dikumpulkan PNS yang mengajukan kenaikan pangkat, persyaratan yang sudah dikumpulkan diteliti apakah sudah lengkap atau belum apabila belum lengkap semua berkas persyaratan yang diajukan dikembalikan lagi kepada pemohon untuk dilengkapi sesuai dengan aturan yang berlaku, data dari PNS yang sudah masuk di input melalui online system, pengiriman semua berkas dan daftar nominatif (yang sudah di tanda tangan Bupati) ke BKD Provinsi Jawa Tengah.

Apabila semua berkas sudah lengkap dan terkumpul, petugas yang berwenang di bagian Organisasi dan Kepegawaian membuat nota usul disertai surat pengantar dari Kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) ke Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Proses kenaikan pangkat reguler selanjutnya akan diproses oleh BKD Provinsi Jawa Tengah dan BKN Yogyakarta untuk kemudian


(6)

commit to user

menunggu sampai SK (Surat Keputusan) Pegawai Negeri Sipil diterbitkan. Membutuhkan waktu yang lama antara 2 sampai 3 bulan untuk menunggu semua proses kenaikan pangkat regular sampai akhirnya SK (Surat Keputusan) PNS diterbitkan.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil pengamatan penulis dapat memberi saran untuk Bagian Organisasi dan Kepegawaian sebagai berikut :

1. Untuk lebih meningkatkan pelayanan sehingga pelayanan yang

diberikan kepada pegawai yang lain lebih optimal dan orang lain lebih nyaman dengan pelayanan yang baik.

2. Memberikan informasi yang jelas tentang kenaikan pangkat di mading. 3. Penataan ruang lebih dimaksimalkan lagi dengan penambahan lemari

atau filling kabinet supaya setiap berkas atau data yang ada tidak terbengkalai dan mudah untuk dicari pada saat dibutuhkan.