Perancangan Leather Craft Center dengan Konsep Strong by Layers di Bandung.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perkembangan kerajinan kulit di kota Bandung bisa dikatakan semakin pesat dan beragam. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya banyak produsen lokal yang menjual kerajinan kulit di media sosial seperti instagram dan facebook.

Namun, di kota Bandung belum banyak terdapat tempat yang dapat menampung dan sekaligus memasarkan barang-barang kerajinan kulit yang dijual para produsen lokal. Banyak produsen lokal yang tidak memiliki offline store sehingga membuat turunnya minat konsumen untuk membeli barang tersebut, dikarenakan banyak konsumen yang ingin langsung melihat barang aslinya bukan hanya sekedar melihat dari foto saja. Sedangkan banyak produsen lokal yang sudah memiliki kualitas barang yang bagus, namun daya pemasarannya rendah dikarenakan tidak memiliki wadah yang memadai.

Dalam merancang suatu pusat kerajinan kulit diperlukan berbagai fasilitas penting yang mendukung perancangan. Seperti contohnya ada retail untuk mewadahi produk-produk dari para pengrajin kulit lokal, mini gallery untuk tambahan pengetahuan jenis-jenis kulit dan cara merawatnya, workshop untuk siapa saja yang ingin merasakan sensasi membuat kerajinan kulitnya sendiri, dan sarana pendukung cafe & lounge untuk pengunjung bisa bersantai sambil mengobrol atau berkumpul bersama teman-teman.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Leather craft development in the city can be said to be more rapid and diverse. This can be evidenced by the emergence of many local producers selling leather craft in social media like instagram and facebook.

However, in the city there are not many places that can accommodate as well as marketing and leather goods are sold by local producers. Many local producers who do not have an offline store so that in turn lowers the interest of consumers to buy goods, because many consumers who want to directly see the original stuff is not just a view of the photos only. While many local manufacturers who already have a good quality goods, but due to the low power marketing does not have an adequate container.

In designing a leather craft center required a variety of important facilities that support the design. For example there are retail to accommodate products from artisans local skin, mini gallery for additional knowledge of the types of skin and how to care, workshops for anyone who wants to feel the sensation of making craft his own skin, and supporting facilities cafe and lounge for visitors can relaxing, chatting or gathering with friends.


(3)

iii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Ide / Gagasan Perancangan ... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Perancangan ... 3

1.6 Manfaat Perancangan ... 4

1.7 Ruang Lingkup Perancangan ... 4

1.8 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN DATA LEATHER CRAFT CENTER... 6

2.1 Kerajinan Tangan / Craft ... 6

2.1.1 Definisi Kerajinan Tangan ... 7

2.1.2 Sejarah Kerajinan Tangan di Indonesia ... 8

2.1.3 Unsur – Unsur Kerajinan Tangan ... 10

2.1.4 Kerajinan Tangan di Nusantara ... 10

2.2 Pengertian Kulit / Leather ... 11

2.3 Pengertian Retail ... 13

2.3.1Store Atmosphere ... 13

2.3.2 Store Layout ... 15


(4)

iv Universitas Kristen Maranatha

2.4.1 Area Entrance ... 17

2.4.2 Area Penjualan ... 17

2.4.3 Ruang Penyimpanan ... 19

2.4.4 Ruang Kantor ... 20

2.4.5 Mini Gallery ... 21

2.4.6 Café and Lounge ... 25

2.4.7 Ruang Kelas / Workshop ... 26

2.5 Pencahayaan ... 27

2.5.1 Pencahayaan Area Penjualan ... 27

2.5.2 Pencahayaan Kafe ... 28

2.5.3 Pencahayaan pada Area Workshop ... 28

2.5.4 Pencahayaan Area Mini Gallery ... 28

2.6 Studi Banding ... 28

2.7 Ergonomi Ruang pada Leather Craft Center ... 32

BAB III DESAIN PERANCANGAN LEATHER CRAFT CENTER ... 37

3.1 Deskripsi Proyek ... 37

3.2 Deskripsi Site... 38

3.2.1 Analisis Fungsi ... 38

3.2.2 Analisis Site ... 39

3.2.3 Analisis Building ... 41

3.3 Analisa Fungsi ... 43

3.4 Identifikasi User ... 45

3.6 Programming ... 46

3.6.1 Bubble Diagram ... 46

3.6.2 Flow Activity ... 46

3.6.3 Zoning Blocking ... 51


(5)

v Universitas Kristen Maranatha

3.7 Ide Implementasi Konsep pada Objek Studi ... 53

3.7.1 Konsep Perancangan ... 54

BAB IV PEMBAHASAN KERJA PRAKTIK ... 56

4.1 Denah General ... 56

4.2 Denah Khusus ... 58

4.2.1 Lobby & Retail Lantai 1 ... 58

4.2.2 Mini Gallery ... 61

4.2.3 Retail Lantai 2 ... 63

4.2.4 Workshop ... 65

BAB V PENUTUP ... 67

5.1 Kesimpulan... 67

5.2 Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA


(6)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisa Site ... 40 Tabel 3.2 Kebutuhan Ruang ... 52


(7)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Unionwell Store Bandung ... 28

Gambar 2.2 Display Unionwell Store ... 29

Gambar 2.3 Display Unionwell Store ... 29

Gambar 2.4 Tanner Goods San Fransisco... 30

Gambar 2.5 Display Tanner Goods San Fransisco ... 31

Gambar 2.6 Display Tanner Goods San Fransisco ... 31

Gambar 2.7 Jarak Pandang Optimum ... 32

Gambar 2.8 Ergonomi Display Tinggi... 32

Gambar 2.9 Ergonomi Display Pakaian... 32

Gambar 2.10 Ergonomi Ruang Ganti ... 33

Gambar 2.11 Ergonomi Snack Bar ... 33

Gambar 2.12 Sirkulasi dan Meja Makan Berdua ... 33

Gambar 2.13 Ergonomi Counter Makanan ... 34

Gambar 2.14 Ergonomi Jalur Sirkulasi antara Stool ... 34

Gambar 2.15 Ukuran Minimum dan Optimum Meja Makan ... 34

Gambar 2.16 Ergonomi Meja Makan ... 35

Gambar 2.17 Ergonomi untuk Pelayan dan Sirkulasi ... 35

Gambar 2.18 Sirkulasi Waitress ... 35

Gambar 2.19 Ergonomi Meja untuk Akustik dan Privasi Visual ... 36

Gambar 2.20 Ergonomi Meja Kerja Kerajinan Tangan ... 36

Gambar 3.1 Site Bangunan ... 39

Gambar 3.2 Lokasi Bangunan ... 39

Gambar 3.3 Fasad Bangunan ... 41

Gambar 3.4 Lantai Dasar ... 42

Gambar 3.5 Lantai 1 ... 43


(8)

viii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.7 Zoning Bloking Lt.2 ... 51

Gambar 3.8 Bentukan Organis ... 54

Gambar 3.9 Skema Warna ... 54

Gambar 3.10 Warm Spotlight ... 55

Gambar 3.11 Indirect Lighting ... 55

Gambar 4.1 Denah General Lantai 1 ... 56

Gambar 4.2 Denah General Mezanine ... 56

Gambar 4.3 Denah General Lantai 2 ... 57

Gambar 4.4 Potongan General 1 ... 57

Gambar 4.5Potongan General 2 ... 58

Gambar 4.6 Layout Furniture Lobby & Retail ... 58

Gambar 4.7 Layout Furniture Mezanine ... 58

Gambar 4.8 Potongan Lobby dan Retail Lantai 1 ... 59

Gambar 4.9 Perspektif Area Lobby ... 59

Gambar 4.10 Perspektif Meja Resepsionis ... 60

Gambar 4.11 Perspektif Kolom ... 60

Gambar 4.12 Perspektif Area Retail ... 60

Gambar 4.13 Perspektif Display Retail ... 61

Gambar 4.14 Layout Furniture Mini Gallery ... 61

Gambar 4.15 Potongan Mini Gallery ... 62

Gambar 4.16 Perspektif Mini Gallery ... 62

Gambar 4.17 Layout Furniture Retail Lantai 2 ... 63

Gambar 4.18 Potongan Area Retail ... 63

Gambar 4.19 Perspektif Area Retail Lantai 2 ... 64

Gambar 4.20 Perspektif Detail ... 64

Gambar 4.21 Layout Furniture Workshop ... 65


(9)

ix Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.23 Perspektif Workshop ... 66 Gambar 4.24 Perspektif Meja Workshop ... 66


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri kecil dan menengah merupakan kelompok industri yang paling bertahan dalam menghadapi krisis perekonomian Indonesia. Mudrajad Kuncoro dalam Harian Bisnis Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2008 mengemukakan bahwa pada masa krisis ekonomi tahun 1998-2001 menunjukkan fakta bahwa UMKM secara umum justru lebih mampu bertahan hidup dan tumbuh sekitar 11% per tahun dibanding industri skala besar yang hanya sekitar 6% per tahun. Industri kecil pada umumnya berawal dari industri rumah tangga dengan skala mikro yang kemudian berkembang. Dengan skala produksi yang kecil, maka diharapkan tingkat fleksibilitas dari perusahaan lebih baik yang pada akhirnya dapat lebih bertahan pada saat terjadi krisis apabila dibandingkan dengan industri besar. Di berbagai wilayah Indonesia industri kecil dan menengah mengalami perkembangan yang pesat. Salah satunya industri kerajinan kulit. Banyak muncul kawasan industri kerajinan kulit di berbagai wilayah Indonesia, antara lain Sidoarjo, Cibaduyut (Bandung), Jogjakarta, Magetan serta wilayah-wilayah lainnya di luar Pulau Jawa. Bandung memiliki kawasan industri yaitu kerajinan kulit yang banyak menghasilkan berbagai macam barang mulai dari sarung tangan, ikat pinggang, sandal, sepatu, tas dan barang-barang lainnya.

Perkembangan kerajinan kulit di kota Bandung bisa dikatakan semakin pesat dan beragam. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya banyak produsen lokal yang menjual kerajinan kulit di media sosial seperti instagram dan facebook.

Namun, di kota Bandung belum banyak terdapat tempat yang dapat menampung dan sekaligus memasarkan barang-barang kerajinan kulit yang dijual para produsen lokal. Banyak produsen lokal yang tidak memiliki


(11)

2 Universitas Kristen Maranatha

barang tersebut, dikarenakan banyak konsumen yang ingin langsung melihat barang aslinya bukan hanya sekedar melihat dari foto saja. Sedangkan banyak produsen lokal yang sudah memiliki kualitas barang yang bagus, namun daya pemasarannya rendah dikarenakan tidak memiliki wadah yang memadai.

Selain itu ketidaktahuan konsumen terhadap kualitas barang-barang kulit juga menjadi sebuah kendala yang dirasakan para penjual. Banyak konsumen yang lebih memilih kulit sintetis atau imitasi dikarenakan harga yang jauh lebih murah dan keanekaragaman warna dan finishing yang beragam. Walaupun sebenarnya untuk masalah kualitas, kulit asli sangat jauh lebih tahan lama dan kuat. Sebenarnya tidak harus mengeluarkan biaya tinggi untuk mendapatkan sebuah barang berbahan kulit, sebagai contohnya adalah salah satu produsen lokal di Bandung yang memproduksi sepatu yang dijual dengan kisaran harga 200-300 ribu rupiah saja untuk mendapatkan sepasang sepatu kulit.

Kerajinan kulit diidentikan dengan teknik-teknik yang sulit dan alat-alat yang mahal untuk bisa membuatnya. Saat ini belum banyak tempat yang menyediakan kursus untuk orang yang ingin belajar membuat kerajinan kulit, dikarenakan tidak tersedianya wadah dan alat-alat untuk membuat kerajinan kulit.

Sehingga dalam kesempatan ini, saya ingin menciptakan sebuah wadah untuk orang-orang yang ingin menjual kerajinan kulit, mempelajari lebih dalam tentang kulit, dan memfasilitasi orang-orang yang ingin belajar membuat kerajinan kulit.

1.2 Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang, maka dapat ditemukan beberapa masalah yang banyak dialami oleh para produsen lokal kerajinan kulit yaitu tidak tersedianya offline store, kurangnya rasa percaya konsumen terhadap produsen lokal sehingga membuat konsumen ragu untuk membeli barang tersebut, tidak tersedianya sarana untuk pembelajaran tentang jenis-jenis dan keunggulan kulit, dan tempat untuk belajar membuat kerajinan kulit.


(12)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Ide / Gagasan Perancangan

Setelah melihat identifikasi masalah yang ada maka dalam merancang sebuah Leather Craft Center di Bandung perlunya dibuat sebuah tempat yang dapat menampung barang-barang dari para produsen lokal kerajinan kulit, sebuah mini gallery yang membahas mengenai jenis-jenis dan keunggulan kulit, dan tempat kursus untuk membuat kerajinan kulit. Sarana pendukung seperti cafe and lounge juga akan menarik minat konsumen untuk datang ke Leather Craft Center.

Suasana ruang yang ingin ditampilkan adalah mengambil suasana pada era tahun 1900an yang akan mengangkat gaya desain vintage

industrial. Beberapa material yang dipakai adalah kayu, metal, batu, kulit,

dan konkrit, sehingga akan menampilkan suasana ruang yang mendukung untuk perancangan Leather Craft Center ini.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang di atas, maka dibuatlah sebuah rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menerapkan tema durable, versatile, natural dan konsep

Strong by Layers pada perancangan interior Leather Craft Center di

Bandung.

2. Bagaimana menerapkan sistem display, pencahayaan, penghawaan, sirkulasi, yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan interior di Leather

Craft Center.

3. Bagaimana mengaplikasi suasana ruang yang nyaman dan rileks, tapi tetap menghadirkan sisi edukatif dan kreatifitas pada perancangan interior Leather Craft Center.

1.5 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan Leather Craft Center ini :

1. Menaikkan minat konsumen terhadap brand lokal yang ada di Bandung dengan cara menyediakan sarana edukasi tentang kulit.


(13)

4 Universitas Kristen Maranatha

2. Dengan menyediakan offline store agar konsumen dapat melihat barang langsung sehingga dapat meningkatkan rasa kepercayaan konsumen. 3. Menambah pengetahuan konsumen terhadap jenis-jenis dan keunggulan

kulit dengan merancang mini gallery.

4. Untuk mewadahi konsumen yang ingin merasakan sendiri bagaimana cara membuat barang dari kulit dengan mengadakan workshop.

1.6 Manfaat Perancangan

Manfaat yang bisa didapat dari perancangan Leather Craft Center ini adalah :

1. Agar meningkatkan penjualan brand lokal yang berbasis online shop ini. 2. Agar meningkatkan rasa percaya konsumen terhadap kualitas barang dari

brand lokal.

3. Tersedianya fasilitas mini gallery dapat menjadi sarana edukasi bagi konsumen agar konsumen tidak salah memilih jenis kulit yang dipilih. Sarana pendukung seperti cafe juga akan menarik minat konsumen untuk datang mengunjungi ke Leather Craft Center sambil mengajak teman-temannya untuk berkumpul.

4. Tersedianya workshop dapat menjadi sarana bagi konsumen untuk belajar membuat kerajinan kulit.

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Lingkup perancangan pada Leather Craft Center meliputi area ritel,

mini gallery, workshop, café and lounge, storage room, dan office. Area

ritel merupakan tempat menjual semua produk brand lokal sehingga konsumen bisa membeli produk kulit dengan mudah. Workshop merupakan tempat untuk konsumen membuat barang kulit. Café and lounge tempat untuk pengunjung Leather Craft Center untuk bersantai sehabis belanja ataupun untuk berkumpul bersama kerabatnya. Leather Craft Center akan terdapat fasilitas storage khusus sendiri. Untuk mendukung sistem dari

Leather Craft Center, maka perlu office yang mendukung agar setiap


(14)

5 Universitas Kristen Maranatha

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, ide/ gagasan perancangan, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan.

BAB II membahas tentang studi literatur kerajinan kulit, definisi ritel, studi banding, kebutuhan ruang pada Leather Craft Center, dan ergonomi standar retail.

BAB III membahas tentang analisa site, deskripsi proyek, deskripsi site,


(15)

67 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dalam perancangan desain Leather Craft Center ini, perancang dapat menyimpulkan bahwa dalam merancang suatu pusat kerajinan kulit diperlukan berbagai fasilitas penting yang mendukung perancangan. Seperti contohnya ada

retail untuk mewadahi produk-produk dari para pengrajin kulit lokal, mini gallery untuk tambahan pengetahuan jenis-jenis kulit dan cara merawatnya, workshop untuk siapa saja yang ingin merasakan sensasi membuat kerajinan

kulitnya sendiri, dan sarana pendukung cafe & lounge untuk pengunjung bisa bersantai sambil mengobrol atau berkumpul bersama teman-teman.

Penerapan tema durable, versatile, natural dan konsep Strong by

Layers pada perancangan Leather Craft Center ini diperlihatkan dengan

konsep bentuk yang organis seperti halnya kulit yang memiliki sifat organis dan mudah dibentuk namun tetap kuat dan tahan lama. Pemilihan material pun disesuaikan dengan karakteristik kulit yang natural dan apa adanya, sehingga material yang dipilih dalam perancangan ini didominasi dengan material unfinished, seperti contohnya penggunaan material besi yang dibuat alami tanpa cat ataupun dempul, tetapi tetap di coating agar tidak berkarat.

Penerapan sistem display yang dipakai dalam perancangan ini didominasi dengan sistem display yang dibuat built-in disesuaikan dengan kategori barang yang dijual. Sistem pencahayaan yang digunakan pada perancangan ini, memadukan sistem pencahayaan alami dan buatan. Pada siang hari didominasi pencahayaan alami pada area-area dekat dengan jendela agar tidak menghilangkan fungsi jendela di gedung ini. Sistem penghawaan yang dipakai sepenuhnya buatan agar suhu ruangan stabil dan menjaga kualitas kulit itu sendiri.

Pengaplikasian suasana ruang yang rileks diterapkan dengan pemilihan material alami yang sederhana, tidak memakai banyak teknik finishing, yang lebih menonjolkan sifat asli dari material itu sendiri sehingga membuat


(16)

68 Universitas Kristen Maranatha

suasana yang nyaman jauh dari sisi formal. Sisi edukatif yang ditampilkan pada perancangan ini adalah pemilihan sistem display mini gallery yang interaktif agar membuat pengunjung tertarik dengan info yang diberikan.

Fasilitas yang dirancang harus menggunakan standar material yang sesuai, dengan studi literatur dari berbagai macam sumber dan bahkan studi banding diperlukan dalam menentukan perancangan desain sebuah Leather

Craft Center. Sehingga menjadi acuan bagi para penjual produk kulit di

Indonesia, khususnya di Bandung untuk menjadikan kerajinan kulit sebagai sebuah kegiatan yang positif dan dapat dikembangkan.

5.2 Saran

Para pembaca diharapkan dapat menentukan konsep dan tema yang sesuai dengan topik yang diangkat sebelum memulai pekerjaan mendesain. Selain itu, dalam setiap desain tentu ada standar-standar khusus yang perlu diperhatikan, yang fungsinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan para konsumen. Ketepatan menggunakan material dan finishing sehingga sesuai dengan karakteristik studi kasus.


(17)

PERANCANGAN LEATHER CRAFT CENTER DENGAN

KONSEP STRONG BY LAYERS DI BANDUNG

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

Dibuat dan disusun untuk meraih gelar Sarjana Sastra I Program Studi Desain Interior Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017

Disusun oleh : Jeff Gabriel Yuwono

1263028

JURUSAN DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2016


(18)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis bisa menyelesaikan tugas pembuatan laporan tugas akhir dengan lancar dan baik.

Pembuatan dan peyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi syarat akademik tugas akhir untuk meraih gelar sarjana sastra I yang diharuskan oleh setiap mahasiswa/i dalam menempuh Program Studi Strata 1 Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Pada kesempatan ini, praktikan ingin mengucapkan rasa hormat dan terimakasih atas segala bantuan dan bimbingan kepada:

1. Irena V.G. Fajarto, S.T., M.Ecom. selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

2. Erwin Ardianto Halim, S.Sn., M.F.A. selaku Ketua Jurusan Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

3. Drs. Rachman Yuda, M.M., selaku pembimbing I tugas akhir Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

4. Miky Endro Santoso, S.Sn,. M. T., selaku pembimbing II tugas akhir Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

5. Keluarga yang memberikan dukungan selama praktikan menjalani kerja praktik, moral dan material,

6. Semua pihak dan kerabat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah banyak memberi dukungan dalam kelancaran pelaksanaan kerja praktik.


(19)

Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa pembuatan lapora ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Terimakasih.

Bandung, 20 Desember 2016

Jeff Gabriel Yuwono 1263028


(20)

DAFTAR PUSTAKA

D.K. Ching, Francis. 1999. Arsitektur, Bentuk Ruang dan Susunannya, cetakan ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Kuncoro, Mudrajad. 2008. Harian Bisnis Indonesia. 21 Oktober 2008.

Mayer, Ralph. 1940. The Artist’s Handbook of Materials and Techniques. New York: Viking Penguin.

Michael, Valerie. 1993. The Leatherworking Handbook. London: Cassell & Co. Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Osborne, Richard. 1985. Kerajinan Kulit : Keterampilan Membuat Barang dari Kulit. Semarang: Dahara Prize.

Panero, Julius, Martin Zelnik. 1979. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga. Suardana, I Wayan. 2008. Kriya Kulit Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.

Sunarto, Drs. 2001. Pengetahuan Bahan Kulit untuk Seni & Industri. Yogyakarta: Kanisius. "Terminologi dan perwujudan Seni kriya Masa lalu dan Masa kini: Sebuah pendekatan Historis-Arkeologis", Makalah dalam Seminar Internasional Seni Rupa, Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.


(1)

67 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dalam perancangan desain Leather Craft Center ini, perancang dapat menyimpulkan bahwa dalam merancang suatu pusat kerajinan kulit diperlukan berbagai fasilitas penting yang mendukung perancangan. Seperti contohnya ada

retail untuk mewadahi produk-produk dari para pengrajin kulit lokal, mini gallery untuk tambahan pengetahuan jenis-jenis kulit dan cara merawatnya, workshop untuk siapa saja yang ingin merasakan sensasi membuat kerajinan

kulitnya sendiri, dan sarana pendukung cafe & lounge untuk pengunjung bisa bersantai sambil mengobrol atau berkumpul bersama teman-teman.

Penerapan tema durable, versatile, natural dan konsep Strong by

Layers pada perancangan Leather Craft Center ini diperlihatkan dengan

konsep bentuk yang organis seperti halnya kulit yang memiliki sifat organis dan mudah dibentuk namun tetap kuat dan tahan lama. Pemilihan material pun disesuaikan dengan karakteristik kulit yang natural dan apa adanya, sehingga material yang dipilih dalam perancangan ini didominasi dengan material unfinished, seperti contohnya penggunaan material besi yang dibuat alami tanpa cat ataupun dempul, tetapi tetap di coating agar tidak berkarat.

Penerapan sistem display yang dipakai dalam perancangan ini didominasi dengan sistem display yang dibuat built-in disesuaikan dengan kategori barang yang dijual. Sistem pencahayaan yang digunakan pada perancangan ini, memadukan sistem pencahayaan alami dan buatan. Pada siang hari didominasi pencahayaan alami pada area-area dekat dengan jendela agar tidak menghilangkan fungsi jendela di gedung ini. Sistem penghawaan yang dipakai sepenuhnya buatan agar suhu ruangan stabil dan menjaga kualitas kulit itu sendiri.

Pengaplikasian suasana ruang yang rileks diterapkan dengan pemilihan material alami yang sederhana, tidak memakai banyak teknik finishing, yang lebih menonjolkan sifat asli dari material itu sendiri sehingga membuat


(2)

68 Universitas Kristen Maranatha suasana yang nyaman jauh dari sisi formal. Sisi edukatif yang ditampilkan pada perancangan ini adalah pemilihan sistem display mini gallery yang interaktif agar membuat pengunjung tertarik dengan info yang diberikan.

Fasilitas yang dirancang harus menggunakan standar material yang sesuai, dengan studi literatur dari berbagai macam sumber dan bahkan studi banding diperlukan dalam menentukan perancangan desain sebuah Leather

Craft Center. Sehingga menjadi acuan bagi para penjual produk kulit di

Indonesia, khususnya di Bandung untuk menjadikan kerajinan kulit sebagai sebuah kegiatan yang positif dan dapat dikembangkan.

5.2 Saran

Para pembaca diharapkan dapat menentukan konsep dan tema yang sesuai dengan topik yang diangkat sebelum memulai pekerjaan mendesain. Selain itu, dalam setiap desain tentu ada standar-standar khusus yang perlu diperhatikan, yang fungsinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan para konsumen. Ketepatan menggunakan material dan finishing sehingga sesuai dengan karakteristik studi kasus.


(3)

PERANCANGAN LEATHER CRAFT CENTER DENGAN

KONSEP STRONG BY LAYERS DI BANDUNG

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

Dibuat dan disusun untuk meraih gelar Sarjana Sastra I Program Studi Desain Interior

Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017

Disusun oleh : Jeff Gabriel Yuwono

1263028

JURUSAN DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2016


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis bisa menyelesaikan tugas pembuatan laporan tugas akhir dengan lancar dan baik.

Pembuatan dan peyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi syarat akademik tugas akhir untuk meraih gelar sarjana sastra I yang diharuskan oleh setiap mahasiswa/i dalam menempuh Program Studi Strata 1 Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Pada kesempatan ini, praktikan ingin mengucapkan rasa hormat dan terimakasih atas segala bantuan dan bimbingan kepada:

1. Irena V.G. Fajarto, S.T., M.Ecom. selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

2. Erwin Ardianto Halim, S.Sn., M.F.A. selaku Ketua Jurusan Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

3. Drs. Rachman Yuda, M.M., selaku pembimbing I tugas akhir Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

4. Miky Endro Santoso, S.Sn,. M. T., selaku pembimbing II tugas akhir Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha,

5. Keluarga yang memberikan dukungan selama praktikan menjalani kerja praktik, moral dan material,

6. Semua pihak dan kerabat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah banyak memberi dukungan dalam kelancaran pelaksanaan kerja praktik.


(5)

Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa pembuatan lapora ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Terimakasih.

Bandung, 20 Desember 2016

Jeff Gabriel Yuwono 1263028


(6)

DAFTAR PUSTAKA

D.K. Ching, Francis. 1999. Arsitektur, Bentuk Ruang dan Susunannya, cetakan ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Kuncoro, Mudrajad. 2008. Harian Bisnis Indonesia. 21 Oktober 2008.

Mayer, Ralph. 1940. The Artist’s Handbook of Materials and Techniques. New York: Viking Penguin.

Michael, Valerie. 1993. The Leatherworking Handbook. London: Cassell & Co.

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Osborne, Richard. 1985. Kerajinan Kulit : Keterampilan Membuat Barang dari Kulit. Semarang: Dahara Prize.

Panero, Julius, Martin Zelnik. 1979. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.

Suardana, I Wayan. 2008. Kriya Kulit Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sunarto, Drs. 2001. Pengetahuan Bahan Kulit untuk Seni & Industri. Yogyakarta: Kanisius.

"Terminologi dan perwujudan Seni kriya Masa lalu dan Masa kini: Sebuah pendekatan Historis-Arkeologis", Makalah dalam Seminar Internasional Seni Rupa, Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.