PENGARUH KOMBINASI CPO (Crude Palm Oil) DAN VITAMIN C (Ascorbic Acid) DALAMRANSUMSEBAGAI ANTI STRES TERHADAP PERFORMANS AYAMBROILER.
PENGARUH KOMBINASI CPO (Crude Palm Oil) DAN VITAMIN C
(Ascorbic Acid) DALAM RANSUM SEBAGAI ANTI STRES TERHADAP
PERFORMANS AYAM BROILER
SKRIPSI
Oleh
PENI KARTIKA
0810612324
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
PENGARUH KOMBINASI CPO (Crude Palm Oil) DAN VITAMIN C (Ascorbic Acid)
DALAM RANSUM SEBAGAI ANTI STRES TERHADAP PERFORMANS AYAM
BROILER
Peni Kartika
Kartika, dibawah bimbingan
Prof. Dr. Ir. H. M. Hafil Abbas, MS dan Kusnadidi Subekti. S.Pt, MP
Program Studi Produksi Ternak Jurusan Produksi Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang 2013
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi CPO (Crude
Palm Oil) dan vitamin C (Ascorbic Acid) dalam ransum sebagai anti stres terhadap
performans ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam broiler strain Cobb CP
707 ditempatkan pada 20 unit kandang ukuran 75 x 60 x 60cm dan masing-masing unit
ditempati 5 ekor ayam broiler. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum dan
gasolek sebagai sumber pemanas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) 5 perlakuan dan 4 ulangan. Ransum perlakuan terdiri dari 5 pemakaian CPO dan
vitamin C yang berbeda yaitu R.0 (Kontrol), R.1 (CPO 2% dan vitamin C 300 ppm), R.2
(CPO 2% dan vitamin C 500 ppm), R.3 (CPO 3% dan vitamin C 300 ppm) dan R.4 (CPO 3%
dan vitamin C 500 ppm). Penelitian dilaksanakan selama 6 minggu di kandang UPT Fakultas
Peternakan. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan,
konversi ransum, laju pertumbuhan dan income over feed cost. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengaruh kombinasi CPO dan vitamin C dalam ransum ayam broiler tidak
berpengaruh (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi
ransum, laju pertumbuhan dan income over feed cost. Dapat disimpulkan bahwa pemberian
kombinasi CPO dan vitamin C dalam ransum tidak berpengaruh terhadap performans ayam
broiler.
Kata kunci : Ayam broiler, CPO, Vitamin C, Performans, Anti stress
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beternak ayam broiler merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan jumlah
produksi ternak yang relatif singkat dibandingkan dengan ternak penghasil daging lainnya.
Williamson dan Payne (1993) menjelaskan bahwa ayam broiler adalah tipe ayam pedaging
yang telah dikembangbiakkan secara khusus untuk pemasaran pada umur yang relatif muda.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tentu permintaan produk pangan
hewani juga semakin meningkat, terutama produk unggas yang mempunyai nilai gizi yang
tinggi juga akan meningkat, namun secara bertahap perkembangan dunia peternakan
khususnya industri perunggasan juga membawa dampak positif terhadap perkembangan
dunia usaha peternakan. Kendala yang dihadapi industri perunggasan saat ini di Indonesia
adalah produktivitas yang belum maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor genetik,
bangsa dan suhu lingkungan serta manajemen (Environment temperatur) yaitu stres panas
(Yousef, 1985).
Ensminger (1992) mendefenisikan stres sebagai ketegangan secara fisik atau secara
psikologis. Stres pada unggas dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tekanan eksternal
seperti nutrisi pakan, perubahan ransum secara tiba-tiba, perubahan air minum, luas kandang,
tingkat produksi, jumlah unggas yang dipelihara, pemeliharaan rutin, transportasi, kegaduhan,
adanya orang yang tidak dikenal, sakit, kelelahan dan perubahan cuaca secara tiba-tiba.
Batasan praktis terhadap stres adalah terjadinya perilaku abnormal, turunnya konsumsi
pakan, produksi rendah, timbulnya penyakit dan kematian. Cekaman merupakan respon yang
timbul apabila ternak dihadapkan pada suatu perubahan lingkungan, sifat nervous akan
meningkat kepekaannya terhadap terjadinya cekaman dari pengaruh lingkungan.
Cekaman panas merupakan kondisi dimana kesehatan ternak terganggu yang
disebabkan oleh adanya suhu lingkungan yang terjadi secara terus menerus pada hewan dan
menganggu proses homeostasis, yaitu suatu kondisi keseimbangan internal yang ideal,
dimana semua system tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi
semua kebutuhan dari tubuh (Leeson dan Summers, 2001). Cekaman panas terjadi ketika
ayam tidak mampu menyeimbangkan panas di dalam tubuhnya dengan panas yang ada di
lingkungan. Menurut Kusnadi (2004), cekaman panas pada ayam broiler dapat menurunkan
konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, efesiensi dalam penggunaan ransum dan
meningkatkan angka kematian.
Peningkatan suhu lingkungan 5oC yang melebihi kisaran zona nyaman menyebabkan
stres oksidatif (kondisi aktvitas radikal bebas melebihi antioksidan) pada ayam broiler
(Mujahid et al., 2007). panting merupakan salah satu respon ayam broiler yang nyata akibat
stres panas dan merupakan mekanisme evaporasi saluran pernafasan. North dan Bell (1990)
melaporkan bahwa ayam broiler mulai panting pada kondisi lingkungan 29oC atau ketika
suhu ayam mencapai 42oC.
Suhu lingkungan yang tinggi merupakan salah satu penyebab cekaman oksidatif (stres
oksidatif) pada unggas. Untuk mengatasi stres akibat cekaman panas, vitamin C digunakan
sebagai penangkal cekaman panas pada ayam broiler (Sahin dan Sahin, 2002).
Pemberian vitamin C (anti stres) sering dilakukan untuk mengatasi keadaan
lingkungan. Vitamin C berperan dalam metabolisme glukoneogenesis yaitu suatu proses
penyedian energi selama stres. Mekanismenya melalui pengkorvesian protein dan lemak
menjadi energi untuk memproduktivitas dan bertahan dalam sintesis sel darah putih
khususnya sel makrofag dan netrofil yang berperan dalam sintesis pertahanan tubuh dan
cekaman panas pada ayam (Puthapongsiriporn, Seel dan Beck. 2001).
CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit mentah didapat dari hasil pengepresan
serabut (fiber) kelapa sawit. Minyak sawit memiliki kandungan gizi yang lebih lengkap
dibandingkan dengan minyak zaitun dan VCO (Virgin Coconut Oil). Selain mengandung
provitamin A yaitu alfa dan beta karoten, minyak sawit mengandung berbagai jenis mineral
yang terdiri atas riboflavin, fosfor, potasium, kalsium, magnesium, mangan, niasin, retinal
dan licopen, serta memilkii kandungan mikronutrien yang tinggi seperti karotenoid (500 700 ppm) dan vitamin E (1000 ppm) (Anonim, 2007).
Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian dengan cara penggabungan CPO
(Crude Palm Oil) dan vitamin C (Ascorbic Acid) sehingga akan menghasilkan efek yang
saling memperkuat dan melengkapi dalam menghasilkan perlindungan pada ayam broiler
terhadap cekaman panas. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kombinasi CPO (Crude Palm Oil) dan Vitamin C (Ascorbic Acid) Dalam
”.
Ransum Sebagai Anti Stres Terhadap Performans Ayam Broiler
Broiler”
B. Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan yaitu
1. Berapa kombinasi yang terbaik dari gabungan CPO dan vitamin C dalam ransum
terhadap performans ayam broiler yang mengalami stres panas ?
2. Apakah pemberian kombinasi CPO dan vitamin C berpengaruh terhadap performans
ayam broiler yang mengalami stres panas ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pemberian kombinasi CPO dan
vitamin C dalam ransum pada ayam broiler yang mengalami stres panas terhadap performans
ayam broiler.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian dapat di informasikan bahwa pemberian kombinasi
CPO dan vitamin C pada ayam broiler yang mengalami stres panas dapat meningkatkan
konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, laju pertumbuhan dan income
over feed cost (IOFC) sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi peternak swasta maupun
peternak rakyat.
E. Hipotesis Penelitian
Pemberian kombinasi CPO danvitamin C berpengaruh terhadapperformans ayam
broiler yang mengalami stres panas.
(Ascorbic Acid) DALAM RANSUM SEBAGAI ANTI STRES TERHADAP
PERFORMANS AYAM BROILER
SKRIPSI
Oleh
PENI KARTIKA
0810612324
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
PENGARUH KOMBINASI CPO (Crude Palm Oil) DAN VITAMIN C (Ascorbic Acid)
DALAM RANSUM SEBAGAI ANTI STRES TERHADAP PERFORMANS AYAM
BROILER
Peni Kartika
Kartika, dibawah bimbingan
Prof. Dr. Ir. H. M. Hafil Abbas, MS dan Kusnadidi Subekti. S.Pt, MP
Program Studi Produksi Ternak Jurusan Produksi Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang 2013
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi CPO (Crude
Palm Oil) dan vitamin C (Ascorbic Acid) dalam ransum sebagai anti stres terhadap
performans ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam broiler strain Cobb CP
707 ditempatkan pada 20 unit kandang ukuran 75 x 60 x 60cm dan masing-masing unit
ditempati 5 ekor ayam broiler. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum dan
gasolek sebagai sumber pemanas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) 5 perlakuan dan 4 ulangan. Ransum perlakuan terdiri dari 5 pemakaian CPO dan
vitamin C yang berbeda yaitu R.0 (Kontrol), R.1 (CPO 2% dan vitamin C 300 ppm), R.2
(CPO 2% dan vitamin C 500 ppm), R.3 (CPO 3% dan vitamin C 300 ppm) dan R.4 (CPO 3%
dan vitamin C 500 ppm). Penelitian dilaksanakan selama 6 minggu di kandang UPT Fakultas
Peternakan. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan,
konversi ransum, laju pertumbuhan dan income over feed cost. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengaruh kombinasi CPO dan vitamin C dalam ransum ayam broiler tidak
berpengaruh (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi
ransum, laju pertumbuhan dan income over feed cost. Dapat disimpulkan bahwa pemberian
kombinasi CPO dan vitamin C dalam ransum tidak berpengaruh terhadap performans ayam
broiler.
Kata kunci : Ayam broiler, CPO, Vitamin C, Performans, Anti stress
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beternak ayam broiler merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan jumlah
produksi ternak yang relatif singkat dibandingkan dengan ternak penghasil daging lainnya.
Williamson dan Payne (1993) menjelaskan bahwa ayam broiler adalah tipe ayam pedaging
yang telah dikembangbiakkan secara khusus untuk pemasaran pada umur yang relatif muda.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tentu permintaan produk pangan
hewani juga semakin meningkat, terutama produk unggas yang mempunyai nilai gizi yang
tinggi juga akan meningkat, namun secara bertahap perkembangan dunia peternakan
khususnya industri perunggasan juga membawa dampak positif terhadap perkembangan
dunia usaha peternakan. Kendala yang dihadapi industri perunggasan saat ini di Indonesia
adalah produktivitas yang belum maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor genetik,
bangsa dan suhu lingkungan serta manajemen (Environment temperatur) yaitu stres panas
(Yousef, 1985).
Ensminger (1992) mendefenisikan stres sebagai ketegangan secara fisik atau secara
psikologis. Stres pada unggas dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tekanan eksternal
seperti nutrisi pakan, perubahan ransum secara tiba-tiba, perubahan air minum, luas kandang,
tingkat produksi, jumlah unggas yang dipelihara, pemeliharaan rutin, transportasi, kegaduhan,
adanya orang yang tidak dikenal, sakit, kelelahan dan perubahan cuaca secara tiba-tiba.
Batasan praktis terhadap stres adalah terjadinya perilaku abnormal, turunnya konsumsi
pakan, produksi rendah, timbulnya penyakit dan kematian. Cekaman merupakan respon yang
timbul apabila ternak dihadapkan pada suatu perubahan lingkungan, sifat nervous akan
meningkat kepekaannya terhadap terjadinya cekaman dari pengaruh lingkungan.
Cekaman panas merupakan kondisi dimana kesehatan ternak terganggu yang
disebabkan oleh adanya suhu lingkungan yang terjadi secara terus menerus pada hewan dan
menganggu proses homeostasis, yaitu suatu kondisi keseimbangan internal yang ideal,
dimana semua system tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi
semua kebutuhan dari tubuh (Leeson dan Summers, 2001). Cekaman panas terjadi ketika
ayam tidak mampu menyeimbangkan panas di dalam tubuhnya dengan panas yang ada di
lingkungan. Menurut Kusnadi (2004), cekaman panas pada ayam broiler dapat menurunkan
konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, efesiensi dalam penggunaan ransum dan
meningkatkan angka kematian.
Peningkatan suhu lingkungan 5oC yang melebihi kisaran zona nyaman menyebabkan
stres oksidatif (kondisi aktvitas radikal bebas melebihi antioksidan) pada ayam broiler
(Mujahid et al., 2007). panting merupakan salah satu respon ayam broiler yang nyata akibat
stres panas dan merupakan mekanisme evaporasi saluran pernafasan. North dan Bell (1990)
melaporkan bahwa ayam broiler mulai panting pada kondisi lingkungan 29oC atau ketika
suhu ayam mencapai 42oC.
Suhu lingkungan yang tinggi merupakan salah satu penyebab cekaman oksidatif (stres
oksidatif) pada unggas. Untuk mengatasi stres akibat cekaman panas, vitamin C digunakan
sebagai penangkal cekaman panas pada ayam broiler (Sahin dan Sahin, 2002).
Pemberian vitamin C (anti stres) sering dilakukan untuk mengatasi keadaan
lingkungan. Vitamin C berperan dalam metabolisme glukoneogenesis yaitu suatu proses
penyedian energi selama stres. Mekanismenya melalui pengkorvesian protein dan lemak
menjadi energi untuk memproduktivitas dan bertahan dalam sintesis sel darah putih
khususnya sel makrofag dan netrofil yang berperan dalam sintesis pertahanan tubuh dan
cekaman panas pada ayam (Puthapongsiriporn, Seel dan Beck. 2001).
CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit mentah didapat dari hasil pengepresan
serabut (fiber) kelapa sawit. Minyak sawit memiliki kandungan gizi yang lebih lengkap
dibandingkan dengan minyak zaitun dan VCO (Virgin Coconut Oil). Selain mengandung
provitamin A yaitu alfa dan beta karoten, minyak sawit mengandung berbagai jenis mineral
yang terdiri atas riboflavin, fosfor, potasium, kalsium, magnesium, mangan, niasin, retinal
dan licopen, serta memilkii kandungan mikronutrien yang tinggi seperti karotenoid (500 700 ppm) dan vitamin E (1000 ppm) (Anonim, 2007).
Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian dengan cara penggabungan CPO
(Crude Palm Oil) dan vitamin C (Ascorbic Acid) sehingga akan menghasilkan efek yang
saling memperkuat dan melengkapi dalam menghasilkan perlindungan pada ayam broiler
terhadap cekaman panas. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kombinasi CPO (Crude Palm Oil) dan Vitamin C (Ascorbic Acid) Dalam
”.
Ransum Sebagai Anti Stres Terhadap Performans Ayam Broiler
Broiler”
B. Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan yaitu
1. Berapa kombinasi yang terbaik dari gabungan CPO dan vitamin C dalam ransum
terhadap performans ayam broiler yang mengalami stres panas ?
2. Apakah pemberian kombinasi CPO dan vitamin C berpengaruh terhadap performans
ayam broiler yang mengalami stres panas ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pemberian kombinasi CPO dan
vitamin C dalam ransum pada ayam broiler yang mengalami stres panas terhadap performans
ayam broiler.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian dapat di informasikan bahwa pemberian kombinasi
CPO dan vitamin C pada ayam broiler yang mengalami stres panas dapat meningkatkan
konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, laju pertumbuhan dan income
over feed cost (IOFC) sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi peternak swasta maupun
peternak rakyat.
E. Hipotesis Penelitian
Pemberian kombinasi CPO danvitamin C berpengaruh terhadapperformans ayam
broiler yang mengalami stres panas.