PENGARUH KOMBINASI CPO (Crude Palm Oil ) DAN VITAMIN C (AsamAskorbat) DALAMRANSUMSEBAGAI ANTI STRES TERHADAP ORGAN FISIOLOGIS (HATI, GINJAL DAN TYROID) AYAMBROILER YANGMENGALAMI CEKAMAN PANAS.
PENGARUH KOMBINASI CPO (Crude Palm Oil ) DAN VITAMIN C
korbat) DALAM RANSUM SEBAGAI ANTI STRES TERHADAP
(AsamAs
(AsamAsk
ORGAN FISIOLOGIS (HATI, GINJAL DAN TYROID) AYAM BROILER
YANG MENGALAMI CEKAMAN PANAS
SKRIPSI
Oleh :
RANGGA DELPABICAN
0810612068
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
PENGARUH KOMBINASI CPO (Crude Palm Oil ) DAN VITAMIN C
(AsamAskorbat) DALAM RANSUM SEBAGAI ANTI STRES TERHADAP
ORGAN FISIOLOGIS (HATI, GINJAL DAN TYROID) AYAM BROILER
RANGGA DELPABICAN, di bawah bimbingan Ir.H. RIJAL ZAIN. M,S dan
KUSNADIDI SUBEKTI. S.Pt, MP Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian kombinasi CPO
(Crude Palm Oil ) dan Vitamin C ( Asan Askorbat) dengan batasan 2 dan 3%
CPO dan 300 dan 500 ppm Vitamin C dalam ransum terhadap organ fisiologis
ayam broiler. Penelitian ini menggunakan ayam broiler strain Cobb 707
campuran jantan dan betina berumur
3 minggu sebanyak 100 ekor.
Menggunakan kandang lantai kawat sebanyak 20 unit dengan ukuran kandang 75
x 60 x 60 cm dan setiap kandang di isi 5 ekor ayam, . Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL) dengan 5 perlakuan dan 4
ulangan. Ransum perlakuan yang diberikan adalah kombinasi CPO ( Crude Palm
Oil ) dan Vitamin C ( Asam Askorbat ) dengan masing-masing perlakuan yaitu :
A 0 % ranum tanpa kombinasi CPO dan Vitamin C, B kombinasi CPO 2% dan
Vitamin C 300 ppm, C kombinasi CPO 2% dan Vitamin C 500 ppm, D kombinasi
CPO 3% dan Vitamin C 500 ppm dan E kombinasi CPO 3% dan Vitamin C 300
ppm . Parameter yang di ukur adalah bobot Hati, Tyroid dan Ginjal. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian CPO dan Vitamin C sampai batasan
tertinngi dalam percobaan belum mempengaruhi bobot Hati, Tyroid dan Ginjal
ayam broiler.
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha peternakan khususnya sub sektor peternakan unggas pada saat
sekarang ini maju demikian pesat. Hal ini terlihat dari posisinya yang paling
handal karena memiliki kontruksi yang luas, baik untuk meningkatkan pendapatan,
meluaskan lapangan kerja dan mendukung kebutuhan masyarakat akan makanan
bergizi terutama yang berasal dari protein hewani. Salah satu ternak yang menjadi
daya tarik peternak adalah ayam broiler, karena ayam broiler merupakan salah
satu komoditi sumber protein hewani.
Meningkatnya pendapatan masyarakat dan pengetahuan tentang nilai gizi,
serta kesadaran masyarakatakan pentingnya protein hewani bagi pertumbuhan dan
kecerdasan otak anak mengakibatkan pola konsumsi masyarakat meningkat.
Upaya pemenuhan permintaan masyarakat juga diimbangi dengan upaya
peningkatan kualitas gizi dan pengawasan terhadap keamanan produk peternakan.
Kendala yang dihadapi industri perunggasan saat ini di Indonesia adalah
produktivitas yang belum maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
diantaranya adalah perubahan kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan
perubahan sikap dan tingkah laku ternak. Perubahan tingkah laku ini merupakan
salah satu upaya dari unggas dalam merespon perubahan kondisi fisiologis tubuh
akibat stres yang disebabkan perjalanan yang jauh dalam pengiriman.
Naiknya suhu lingkungan akan menyebabkan ayam menderita stres akibat
cekaman panas, terjadinya peningkatan pernafasan dan “panting” (terengahengah). Gejala selanjutnya adalah ayam akan banyak minum yang disusul dengan
berkurangnya konsumsi makanan agar produksi panas dalam tubuhnya tidak
semakin tinggi, yang berakibat pada penurunan konsumsi energi. Disamping
terjadinya penurunan konsumsi makanan, penggunaan energi juga tidak efesien
lagi. Hal ini disebabkan sejumlah energi yang seharusnya diperlukan untuk
pertumbuhan, terpaksa digunakan untuk peningkatan aktivitas fisiologis tubuh ini
berakibat pada peningkatan kebutuhan energi untuk hidup pokok sehingga akan
mempengaruhi pertumbuhan.
Pengaruh suhu lingkungan tinggi pada ayam lebih banyak diperhatikan,
karena sering mengakibatkan kerugian pada peternak.Suhu lingkungan yang
tinggi dapat memberikan dampak negatif terhadap kondisi fisiologis dan
produktivitas ayam (Yousef, 1985).Ayam kurang toleran terhadap perubahan suhu
lingkungan, sehingga lebih sulit melakukan adaptasi terhadap perubahan suhu
lingkungan, terutama setelah ayam tersebut berumur lebih dari tiga minggu (Farel,
1979).
Pemberian vitamin C (anti stres) sering dilakukan untuk mengatasi
keadaan lingkungan. Vitamin C berperan dalam metabolisme glukoneogenesis
yaitu suatu proses penyediaan energi selama terjadinya stres. Mekanismenya
melalui pengkonversian protein dan lemak menjadi energi untuk produktivitas dan
pertahanan dalam menghadapi stres tersebut.Selain itu vitamin C juga mengambil
bagian dalam sintesa sel darah putih khususnya sel makrofag dan netrofil yang
berperan dalam sintesa pertahanan tubuh.
Ayam
memiliki
enzim
glukonolaktonoksidase
sehingga
mampu
mensintesis vitamin C dalam tubuhnya namun pada kondisi cekaman panas,
produksi vitamin C tersebut menurun, sehingga kebutuhannya meningkat.
Keadaan tersebut membuktikan bahwa vitamin C selain dapat digunakan untuk
mengatasi cekaman dingin (Sahin dan Sahin, 2002), juga dapat digunakan untuk
cekaman panas pada ayam (Puthpongsiriporn et al, 2001).
Crude Palm Oil mengandung 1% komponen minor yang terdiri atas
karoten, vitamin E (tokoferol dan tokotrienol), sterol, fosfolipid, glikolipid, terpen
dan hidrokarbon.Khusus tokoferol dan tokotrienol memiliki kosentrasi sekitar
600- 1000 ppm.CPO atau minyak sawit mentah didapat dari hasil pengepresan
serabut (Fiber) kelapa sawit (Anonim, 2007).
Daghir (1995) minyak sawit mentah dalam ransum dapat mengatasi efek
dari stres panas dan dapat meningkatkan produksi telur, berat telur, konsumsi dan
efisiensi dalam pemanfaatan ransum.
Berdasarkan informasi diatas, perlu dilakukan penelitian dengan cara
menggabungkan CPO dan Vitamin C sehingga akan menghasilkan efek yang
saling memperkuat dan melengkapi dalam menghasilkan perlindunganpada ayam
broiler terhadap cekaman panas. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KOMBINASI CPO (Crude
Palm Oil ) DAN VITAMIN C (Asam Ascorbat) DALAM RANSUM SEBAGAI
HATI
ANTI STRES TERHADAP ORGAN FISIOLOGIS(
FISIOLOGIS(HATI
HATI,, GINJAL DAN
TYROID) AYAM BROILER
BROILER””.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :
•
Adakah Pe garuh ko bi asi ra su
fisiologis Tyroid, Gi jal da Hati aya
•
tersebut sebagai a ti stres terhadap orga
broiler .
Bagai a a respo pe beria a tara CPO da vita i C dala
a ti stres pada aya
ra su
sebagai
broiler?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi ransum
tersebut terhadap organ fisiologis ayam broiler dan mengetahui kombinasi yang
tepat {CPO dan Vitamin C} dalam ransum sebagai anti stres untuk ayam broiler
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat di informasikan bahwa
pemberian CPO (Crude Palm Oil) dan Vitamin C sebagai anti stres pada ransum
ayam broiler yang dapat menjaga fungsi hati, tyroid dan ginjal dapat bekerja
normal,.pada akhirnya dapat bermanfaat bagi peternak.
1.5 Hipotesis Penelitian
korbat) DALAM RANSUM SEBAGAI ANTI STRES TERHADAP
(AsamAs
(AsamAsk
ORGAN FISIOLOGIS (HATI, GINJAL DAN TYROID) AYAM BROILER
YANG MENGALAMI CEKAMAN PANAS
SKRIPSI
Oleh :
RANGGA DELPABICAN
0810612068
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
PENGARUH KOMBINASI CPO (Crude Palm Oil ) DAN VITAMIN C
(AsamAskorbat) DALAM RANSUM SEBAGAI ANTI STRES TERHADAP
ORGAN FISIOLOGIS (HATI, GINJAL DAN TYROID) AYAM BROILER
RANGGA DELPABICAN, di bawah bimbingan Ir.H. RIJAL ZAIN. M,S dan
KUSNADIDI SUBEKTI. S.Pt, MP Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian kombinasi CPO
(Crude Palm Oil ) dan Vitamin C ( Asan Askorbat) dengan batasan 2 dan 3%
CPO dan 300 dan 500 ppm Vitamin C dalam ransum terhadap organ fisiologis
ayam broiler. Penelitian ini menggunakan ayam broiler strain Cobb 707
campuran jantan dan betina berumur
3 minggu sebanyak 100 ekor.
Menggunakan kandang lantai kawat sebanyak 20 unit dengan ukuran kandang 75
x 60 x 60 cm dan setiap kandang di isi 5 ekor ayam, . Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL) dengan 5 perlakuan dan 4
ulangan. Ransum perlakuan yang diberikan adalah kombinasi CPO ( Crude Palm
Oil ) dan Vitamin C ( Asam Askorbat ) dengan masing-masing perlakuan yaitu :
A 0 % ranum tanpa kombinasi CPO dan Vitamin C, B kombinasi CPO 2% dan
Vitamin C 300 ppm, C kombinasi CPO 2% dan Vitamin C 500 ppm, D kombinasi
CPO 3% dan Vitamin C 500 ppm dan E kombinasi CPO 3% dan Vitamin C 300
ppm . Parameter yang di ukur adalah bobot Hati, Tyroid dan Ginjal. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian CPO dan Vitamin C sampai batasan
tertinngi dalam percobaan belum mempengaruhi bobot Hati, Tyroid dan Ginjal
ayam broiler.
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha peternakan khususnya sub sektor peternakan unggas pada saat
sekarang ini maju demikian pesat. Hal ini terlihat dari posisinya yang paling
handal karena memiliki kontruksi yang luas, baik untuk meningkatkan pendapatan,
meluaskan lapangan kerja dan mendukung kebutuhan masyarakat akan makanan
bergizi terutama yang berasal dari protein hewani. Salah satu ternak yang menjadi
daya tarik peternak adalah ayam broiler, karena ayam broiler merupakan salah
satu komoditi sumber protein hewani.
Meningkatnya pendapatan masyarakat dan pengetahuan tentang nilai gizi,
serta kesadaran masyarakatakan pentingnya protein hewani bagi pertumbuhan dan
kecerdasan otak anak mengakibatkan pola konsumsi masyarakat meningkat.
Upaya pemenuhan permintaan masyarakat juga diimbangi dengan upaya
peningkatan kualitas gizi dan pengawasan terhadap keamanan produk peternakan.
Kendala yang dihadapi industri perunggasan saat ini di Indonesia adalah
produktivitas yang belum maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
diantaranya adalah perubahan kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan
perubahan sikap dan tingkah laku ternak. Perubahan tingkah laku ini merupakan
salah satu upaya dari unggas dalam merespon perubahan kondisi fisiologis tubuh
akibat stres yang disebabkan perjalanan yang jauh dalam pengiriman.
Naiknya suhu lingkungan akan menyebabkan ayam menderita stres akibat
cekaman panas, terjadinya peningkatan pernafasan dan “panting” (terengahengah). Gejala selanjutnya adalah ayam akan banyak minum yang disusul dengan
berkurangnya konsumsi makanan agar produksi panas dalam tubuhnya tidak
semakin tinggi, yang berakibat pada penurunan konsumsi energi. Disamping
terjadinya penurunan konsumsi makanan, penggunaan energi juga tidak efesien
lagi. Hal ini disebabkan sejumlah energi yang seharusnya diperlukan untuk
pertumbuhan, terpaksa digunakan untuk peningkatan aktivitas fisiologis tubuh ini
berakibat pada peningkatan kebutuhan energi untuk hidup pokok sehingga akan
mempengaruhi pertumbuhan.
Pengaruh suhu lingkungan tinggi pada ayam lebih banyak diperhatikan,
karena sering mengakibatkan kerugian pada peternak.Suhu lingkungan yang
tinggi dapat memberikan dampak negatif terhadap kondisi fisiologis dan
produktivitas ayam (Yousef, 1985).Ayam kurang toleran terhadap perubahan suhu
lingkungan, sehingga lebih sulit melakukan adaptasi terhadap perubahan suhu
lingkungan, terutama setelah ayam tersebut berumur lebih dari tiga minggu (Farel,
1979).
Pemberian vitamin C (anti stres) sering dilakukan untuk mengatasi
keadaan lingkungan. Vitamin C berperan dalam metabolisme glukoneogenesis
yaitu suatu proses penyediaan energi selama terjadinya stres. Mekanismenya
melalui pengkonversian protein dan lemak menjadi energi untuk produktivitas dan
pertahanan dalam menghadapi stres tersebut.Selain itu vitamin C juga mengambil
bagian dalam sintesa sel darah putih khususnya sel makrofag dan netrofil yang
berperan dalam sintesa pertahanan tubuh.
Ayam
memiliki
enzim
glukonolaktonoksidase
sehingga
mampu
mensintesis vitamin C dalam tubuhnya namun pada kondisi cekaman panas,
produksi vitamin C tersebut menurun, sehingga kebutuhannya meningkat.
Keadaan tersebut membuktikan bahwa vitamin C selain dapat digunakan untuk
mengatasi cekaman dingin (Sahin dan Sahin, 2002), juga dapat digunakan untuk
cekaman panas pada ayam (Puthpongsiriporn et al, 2001).
Crude Palm Oil mengandung 1% komponen minor yang terdiri atas
karoten, vitamin E (tokoferol dan tokotrienol), sterol, fosfolipid, glikolipid, terpen
dan hidrokarbon.Khusus tokoferol dan tokotrienol memiliki kosentrasi sekitar
600- 1000 ppm.CPO atau minyak sawit mentah didapat dari hasil pengepresan
serabut (Fiber) kelapa sawit (Anonim, 2007).
Daghir (1995) minyak sawit mentah dalam ransum dapat mengatasi efek
dari stres panas dan dapat meningkatkan produksi telur, berat telur, konsumsi dan
efisiensi dalam pemanfaatan ransum.
Berdasarkan informasi diatas, perlu dilakukan penelitian dengan cara
menggabungkan CPO dan Vitamin C sehingga akan menghasilkan efek yang
saling memperkuat dan melengkapi dalam menghasilkan perlindunganpada ayam
broiler terhadap cekaman panas. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KOMBINASI CPO (Crude
Palm Oil ) DAN VITAMIN C (Asam Ascorbat) DALAM RANSUM SEBAGAI
HATI
ANTI STRES TERHADAP ORGAN FISIOLOGIS(
FISIOLOGIS(HATI
HATI,, GINJAL DAN
TYROID) AYAM BROILER
BROILER””.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :
•
Adakah Pe garuh ko bi asi ra su
fisiologis Tyroid, Gi jal da Hati aya
•
tersebut sebagai a ti stres terhadap orga
broiler .
Bagai a a respo pe beria a tara CPO da vita i C dala
a ti stres pada aya
ra su
sebagai
broiler?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi ransum
tersebut terhadap organ fisiologis ayam broiler dan mengetahui kombinasi yang
tepat {CPO dan Vitamin C} dalam ransum sebagai anti stres untuk ayam broiler
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat di informasikan bahwa
pemberian CPO (Crude Palm Oil) dan Vitamin C sebagai anti stres pada ransum
ayam broiler yang dapat menjaga fungsi hati, tyroid dan ginjal dapat bekerja
normal,.pada akhirnya dapat bermanfaat bagi peternak.
1.5 Hipotesis Penelitian