TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI TINDAK PIDANA BAGI PEMBUANGAN LIMBAH B3 (BAHAN, BERBAHAYA, DAN BERACUN) : STUDI PUTUSAN NO.2480/PID.B/2014/PN.SBY.

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI
TINDAK PIDANA BAGI PEMBUANGAN LIMBAH B3 (BAHAN,
BERBAHAYA, DAN BERACUN)
(Studi Putusan No.2480/Pid.B/2014/PN.Sby)

SKRIPSI

Oleh
Iva Rosiana
Nim. C03212043

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Publik Islam Prodi Hukum Pidana Islam
Surabaya

2016

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI TINDAK
PIDANA BAGI PEMBUANGAN LIMBAH B3 (BAHAN, BERBAHAYA,
DAN BERACUN)

(Studi Putusan No.2480/Pid.B/2014/PN.Sby)

SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Syariah dan Hukum

Oleh
Iva Rosiana
Nim. C03212043

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah Dan Hukum
Jurusan Hukum Publik Islam Prodi Hukum Pidana Islam
Surabaya

2016


PENGESAHAN

Skipsi yang ditulis oleh Iva Rosiana NIM. C03212043 ini telah dipertahankan
di depan sidang Majelis Munaqasah Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Sunan
Ampel pada hari Selasa, 8 November 2016, dan dapat diterima sebagai salah
satu
persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata satu
dalam

Majelis Muraqasah Skripsi:

Penguji

I

Penguji tr

/


f-

410252006041002

Penguji

011004

s.n-ii

nr. ur*f-ra.
Nip. 197803 10200501

1004

IV

A. Mufti Khazin. M.HI
NIP. 1973 t3 1320091 1004


Surabaya, Senin 24 November 2016
Mengesahkan,

Fakultas Syariah dan Hukum

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian library research untuk menjawab
pertanyaan: Bagaimana pertimbangan hakim terhadap sanksi tindak pidana bagi
pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan, Beracun) dalam Putusan Nomor
2480/Pid.B/2014/PN.SBY tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana
pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan, Beracun)? Bagaimana tinjauan
hukum pidana Islam terhadap pertimbangan hakim dalam tindak pidana bagi
pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan, Beracun) dalam Putusan Nomor
2480/2014/Pid.B/PN.SBY Tentang Hukuman bagi pelaku tindak pidana
pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan, Beracun)?
Data penelitian diperoleh melalui dokumentasi serta kepustakaan dan
mempelajari sumber-sumber data yang diperoleh dari website Pengadilan Negeri
Surabaya dan bentuk dokumen berupa buku-buku litelatur yang berkaitan dengan
masalah yang penulis bahas. Setelah data tersebut terkumpul, kemudian analisis
dengan cara deskriptif dan verifikatif, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis

kesesuaian fakta yang terjadi mengenai tindak pidana pembuangan limbah B3
dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan menurut hukum pidana Islam
dengan
pertimbangan
hukum
hakim
dalam
Putusan
Nomor
2480/Pid.B/2014/PN.SBY Tentang Hukuman bagi pelaku tindak pidana
pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan, Beracun).
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertimbangan hukum hakim dalam
putusan Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY tentang hukuma atau sanksi bagi
pelaku tindak pidana pembuangan limbah B3, bahwa sebelum Majelis Hakim
menjatuhkan pidana kepada terdakwa, hakim terlebih dahulu akan
memeprtimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan bagi terdakwa.
Hukuman bagi pelaku tindak pidana pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya,
dan, Beracun) berdasarkan Pasal 103 Ayat 1 jo Pasal 116 Ayat 1 huruf b
Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan tuntutan hukuman penjara selama 1 tahun 6

bulan penajara dan denda sebesar 1 milyar rupiah hukum pidana Islam terhadap
sanksi hukum merupakan termasuk dalam jarimah takzir karena dalam jari>mah
takzir tersebut telah terpenuhi unsur-unsurnya yang diserahkan sepenuhnya oleh
keputusan hakim. Terdakwa diberikan hukuman dengan tujuan agar terdakwa
menjadi jera melakukan perbuatan itu dan tidak menggulangginya lagi.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka kepada majelis hakim dalam
memutuskan perkara diharuskan sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh
terdakwa dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta tidak melanggar kode etik agar kemaslahatan dan keadilan dalam
penegakan hukum terlaksana dengan baik.

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM ....................................................................................


i

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................

iii

PENGESAHAN………………………………………………………... ......

iv

PERSEMBAHAN .....................................................................................

v

MOTTO ....................................................................................................


vi

ABSTRAK ................................................................................................

vii

KATA PENGANTAR ...............................................................................

viii

DAFTAR ISI .............................................................................................

x

DAFTAR TRANSLITERASI ...................................................................

xiv

BAB I


PENDAHULUAN ...................................................................

1

A. Latar Belakang ....................................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan masalah .......................................

12

C. Rumusan Masalah ................................................................

13

D. Kajian Pustaka ....................................................................

13


E. Tujuan Penelitian ................................................................

14

F. Kegunaan Hasil Penelitian ..................................................

15

G. Definisi Operasional ...........................................................

16

H. Metode Penelitian ...............................................................

17

I.

20


Sistematika Pembahasan ....................................................

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

KONSEP HUKUM PIDANA ISLAM DALAM SANKSI TINDAK
PIDANA

PEMBUANGAN

LIMBAH

B3

(BAHAN,

BERBAHAYA, DAN BERACUN) ........................................

22

A. Pengertian Jarimah .............................................................

23

Bentuk-bentuk Jarimah Takzir …. ....................................

24

C. Pengertian Takzir ...............................................................

24

D. Dasar Hukum Takzir . .........................................................

26

E. Tujuan Takzir .....................................................................

28

F. Macam-macam Jarimah Takzir .........................................

29

G. Pendapat Ulama tentang Sanksi Takzir .............................

39

H. Unsur-unsur Jarimah ..........................................................

45

B.

BAB III

BAGI

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA TERHADAP
TINDAK PIDANA BAGI PEMBUANGAN LIMBAH B3 ( BAHAN,
BERBAHAYA DAN BERACUN) ..........................................

46

A. Deskripsi Pengadilan Negeri Surabaya ..............................

46

B. Deskripsi Kasus Tindak Pidana Pembuangan Limbah B3 (Bahan,
Berbahaya, dan Beracun) ....................................................

47

C. Pertimbangan Hukum Hakim tentang Tindak Pidana Bagi
Pembuangan Limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun)… 66

BAB IV

ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN
HAKIM TENTANG TINDAK PIDANA BAGI PEMBUANGAN
LIMBAH B3 (BAHAN, BEERBAHAYA DAN BERACUN) .

70

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Analisis Pertimbangan Hukum Hakim terhadap Sanksi Tindak
Pidana bagi Pembuangan Limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan
beracun)

Putusan

Pengadilan

Negeri

Surabaya

No.2480/Pid.B/2014/PN.Sby ..............................................

70

B. Analisis Hukum Pidana Islam terhadap Sanksi Tindak Pidana
bagi Pembuangan Limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan beracun)
Hukum

Pidana

Islam

Pengadilan

Negeri

Surabaya

No.2480/Pid.B/2014/PN.Sby ..............................................

80

PENUTUP ...............................................................................

85

A. Kesimpulan .........................................................................

85

B. Saran ....................................................................................

86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

87

BAB V

LAMPIRAN

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan

kesejahteraan manusia

serta mahluk hidup lain.1 Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan.2 yang meliputi kebijaksanaan
penataan,

pemanfaatan,

pengembangan,

pemeliharaan,

pemulihan,

pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.3
Pencegahan dan penangulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan
memerlukan kerjasama para ahli lingkungan dari berbagai disiplin ilmu
untuk secara bahu membahu meneliti faktor-faktor yang menghambat
maupun mendorong pembinaan dan pengembangan lingkungan di Negara
kita. Kerjasama ini sekaligus diperhatikan untuk membahas permasalahan
serta memberikan pengaruhnya ke arah pengelolaan lingkungan secara serasi
dan terpadu, sesuai dengan kemampuan dan keilmuanya demi keberhasilan
pembangunan berkelanjutan.
Masalah lingkungan dapat ditinjau dari aspek planologis, teknologis,
teknik lingkungan, ekonomi dan hukum. Segi-segi hukum pengelolaan
1

Syamsul Arifin, “ Strategi untuk Mengurangi Kerusakan Lingkungan yang diakibatkan oleh
Gempa dan Glombang Tsunami”, Jurnal Arsitektur “ASTRUM”, 01(April, 2015), 28.
2
Ibid., 28.
3
Ibid., 28.

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

lingkungan hidup dan konservasi sumber daya alam di Indonesia perlu dikaji
secara intensif, karena pengelolaan lingkungan tidak mungkin dapat tanpa
pengaturan hukum. Hal imi tidak berarti bahwa

ahli hukum dapat

menangani masalah lingkungan terlepas dari disiplin ilmu lain yang
berkaitan dengan bidang lingkungan.4
Kerusakan lingkungan yang paling dikhawatirkan terutama mengenai
sampah. Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang
dihadapi baik oleh negara berkembang maupun negara maju sekalipun di
dunia. Masalah sampah merupakan masalah yang umum dan merupakan
masalah yang universal di berbagai negara belahan dunia manapun. dengan
titik perbedaannya terletak pada berapa jumlah sampah yang dihasilkan.5
Islam berkali-kali telah mengingatkan kita agar menjaga lingkungan
seperti dalam firman Allah Swt. Di terangkan dalam Alquran Surah Arrum
Ayat 41 sebagai berikut:

َ‫اسََلَِي َِذيَ َق َهمََبَعضََالَ ِذَىَ َع ِمََلواََلَعَلَ َهمََيََرَِجعَ َون‬
َِ ‫الن‬
َ َ‫فَالَبَ ِرَََوالَبَحَ ِرَََِباكسَبَتََاَيَ َِدى‬
َ ََِ‫ظَ َهرَالَفَسَاد‬
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena disebabkan
perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar manusia merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).6
Ayat di atas telah jelas bahwa kerusakan lingkungan terjadi akibat
prilaku manusia itu sendiri, seperti membuang sampah sembarangan.

Siti Sundari Rangkuti,Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional”,
(Surabaya: Airlangga Universitas Press, 2005), 1.
5
M. Gufron, Rekonstruksi Paradigma Fikih Lingkungan, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press,
2012), 24-25.
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Semarang: Karya Toha Semarang, 2003),
807.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Terutama sampah yang dihasilkan dari sisa-sisa medis terdiri dari botol
bekas infus, beserta selang,

jarum infus bekas, ampul/botol-botol obat,

jiregen bekas cuci darah (hemodialisa), sarung tangan medis (hand soon),
masker, bag/bekas kantong darah, darah dan gips. Semua sampah yang
dihasilkan sisa-sisa medis tersebut adalah sampah yang digolongkan dalam
limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun) apalagi jika tidak diolah dengan
baik.
Limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun) menurut PP Nomor 18
tahun 1999 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak serta membahayakan lingkungan hidup.
Limbah B3 yang dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan
bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup
lainya.
Limbah yang termasuk limbah B-3 adalah limbah yang memenuhi salah
satu atau lebih karakteristik, yaitu: 7pertama, Limbah mudah meledak adalah
limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
Contoh asam pikrat, gas hidrogen. Kedua, limbah mudah terbakar adalah
limbah yang apabila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau

7

Ailauwandi, “ Tinjauan Hukum Islam dan hukum Positif tentang Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B-3) dalam Pelestarian Lingkungan Hidup (Studi Komparasi antara Hukum Islam dan
Hukum Positif)” (Skripsi—Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2012), 22.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan apabila telah nyala
akan terus terbakar hebat dalam waktu lama. Contoh ammonium nitrat,
belerang, aseton. Ketiga, limbah yang bersifat reaktif adalah limbah yang
dapat menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen.
Contoh sisah pada kemasan oli. Keempat, limbah beracun adalah limbah
yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Limbah B-3 dapat menyebabkan kematian dan sakit yang serius, apabila
masuk ke dalam tubuh melalui pencernaan, kulit, atau mulut. Nilai ambang
batasnya ditetapkan oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Contoh
bahan farmasi yang sudah tidak memenuhi spesifikasi atau tidak terpakai
seperti obat kanker. Kelima, limbah yang menyebabkan infeksi sangat
berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera
yang ditularkan pada pekerja, pembersih jalan, masyarakat di sekitar lokasi
pembuangan limbah. Contoh cairan tubuh manusia seperti darah dari rumah
sakit. Keenam, limbah bersifat korosif dapat menyebabkan iritasi (terbakar)
pada kulit atau mengkorosikan baja. Contoh limbah asam dari baterai yang
dihasilkan dari pendaur ulangan baterai mobil (accu) bekas. Dan ketujuh,
limbah lain yang apabila diuji dengan metode toksilogi dapat diketahui
termasuk dalam jenis limbah B-3, misalnya dengan metode LD-05 (lethal).
Dalam tindak pidana pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan
Beracun) menurut pandangan hukum

islam termasuk dalam kejahatan

hukum pidana islam. Ulama muta>’akhi>rin menghimpunnya dalam bagian
khusus yang dinamai Fikih Jinayah, yang dikenal dengan istilah Hukum

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Pidana Islam.8 Dalam hukum pidana islam tersebut terdapat pembahasan
mengenai jenus pelanggaran atau kejahatan manusia dengan berbagai
sasaran, termasuk juga terdapat tentang lingkungan hidup.

Buku atau kitab

yang diancamkan kepada pelaku perbuatan tersebut dinamakan Kitab

Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Dalam mempelajari fikih Jinayah,
ada dua istilah penting. Pertama, adalah istilah Jinayah itu sendiri dan kedua
adalah jarimah.9 Istilah yang pertama, pengertian Jinayah adalah semua
perbuatan yang diharamkan. Perbuatan yang diharamkan adalah tindakan
yang dilarang atau dicegah oleh syarak (Hukum Islam).10 Istilah yang kedua,
adalah jarimah. Pada dasarnya, kata jarimah mengandung arti perbuatan
buruk, jelek, atau dosa. Jadi, pengertian jarimah secara harfiah sama halnya
dengan pengertian jinayah. Adapun pengertian jarimah sebagai berikut:

‫ات حش ْر ِعيَةٌ حز حج حرهُ حع ْن حها ِِح ٍّد اح ْو تح ْع ِزيْ ٍر‬
ٌ ‫حَْظُْوحر‬
Larangan-larangan syarak (yang apabila dikerjakan) diancam Allah
dengan hukuman had atau takzir.11
Larangan-larangan tersebut berasal dari ketentuan syarak sehingga
hanya ditujukan kepada orang yang berakal sehat karena memahami maksud
ketentuan tersebut dan sanggup menerimanya.12
Perbuatan yang dikategorikan jarimah, suatu perbuatan harus memiliki
beberapa persyaratan atau beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut adalah
sebagai berikut ini:13
8

Rahmat Hakim, Hukum pidana Islam (Fiqh Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 11.
Ibid.
10
Ibid., 12.
11
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), 9.
12
Rahmat Hakim, Hukum pidana Islam…, 50.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Unsur formal atau al-rukn al-shar’i> adalah adanya ketentuan syarak yang
menyatakan bahwa perbuatan yang dilakukan merupakan perbuatan yang
oleh hukum dinyatakan sebagai sesuatu yang dapat dihukum atau adanya
ayat yang mengancam hukuman terhadap perbuatan yang dimaksud.
Unsur materiil atau al-rukn al-ma>di> adalah adanya perilaku yang
membentuk jarimah, baik berupa perbuatan ataupun tidak berbuat atau
adanya perbuatan yang bersifat melawan hukum.
Unsur moril atau al-rukn al-adabi> (penanggungjawaban pidana) adalah
pembuat jarimah atau pembuat tindak pidana atau delik haruslah orang yang
dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Jika kerusakan yang dilakukan tidak sampai mengakibatkan bahaya
besar, maka hukuman yang bisa diterima cukup dengan mentakzir artinya
pemerintah bisa menyanksi sesuai dengan kadar kejahatannya.14 Dalam
perspektif Islam, salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan
membangun paradigma fikih

lingkungan. Yaitu membangun suatu

pemahaman yang komprehensif, utuh dan terpadu terhadap ajaran Islam
yang berbicara tentang pelestarian lingkungan hidup.15 Substansi hukum
lingkungan mencakup sejumlah ketentuan-ketentuan hukum tentang dan

13

Ibid., 52.
Gufron, Rekonstruksi Paradigma Fikih Lingkungan (Analisis Problematika Ekologi di
Indonesia dalam perspektif fiqh al-bi’ah), (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012), 9.
15
Ibid., 10.
14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

berkaitan dengan upaya-upaya mencegah dan mengatasi masalah-masalah
lingkungan hidup.16
Bagian yang tidak ditentukan jenis pelanggarannya atau juga jenis
hukumannya, dalam terminologi fikih disebut dengan takzir. Suatu jenis
jarimah dan sanksi hukuman yang menjadi wewenang u>lu>l a>mr{i}{> dalam
pengaturannya.17 Jarimah hudud adalah suatu suatu jarimah yang bentuknya
telah ditentukan syara sehingga terbatas jumlahnya. Jarimah qisas diyat pun
telah ditentukan jenisnya maupun besar hukumannya. Jadi, jarimah ini
terbatas jumlahnya dan hukumannya pun tidak mengenal batas tertinggi
maupun terendah karena hukuman untuk jarimah ini hanya satu untuk setiap
jarimah.
Sehingga hukuman bagi pelaku tindak pidana pembuangan limbah B3
(Bahan, Berbahaya, dan Beracun) dalam hukum pidana islam termasuk
dalam jarimah takzir karena dalam jarimah takzir tersebut telah terpenuhi
unsur-unsurnya secara menyeluruh, bukan termasuk dalam jarimah hudud
ataupun jarimah qisas diyat karena dalam kedua jarimah tersebut terdapat
unsur yang tidak terpenuhi sehingga tidak termasuk jarimah hudud ataupun
jarimah qisas diyat.18
Untuk menjaga lingkungan dari pencemaran terutama akibat dari
pandangan limbah B3 (Bahan, berbahaya, dan beracun) dibutuhkan
penindakan yang tegas agar para pelaku tindak pidana pembuangan limbah
16

Takdir Rhmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 26.
Hakim Rahmat, Hukum pidana Islam…, 140.
18
Ibid., 27.

17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

B3 (Bahan, berbahaya, dan beracun) menjadi jera seperti yang dilakukan
terdakwa Wuri Diah Handayani, S.T yang menjabat sebagai kepala Instalasi
Penyehatan Lingkungan RSUD Sidoarjo, yang sesuai dengan pertimbangan
hukum sebagai mana yang Telah disebutkan dibawah ini:
Wuri

Diah

Handayani,

S.T

sebagai

terdakwa

dalam

kasus

penyalahgunaan tanggungjawab sebagai kepala Instalasi Penyehatan
Lingkungan di Rumah Sakit Umum Sidoarjo, terdakwa memerintah stafnya
untuk memasukkan truk kedalam Rumah Sakit dengan Nomor Pol: L-8044JA untuk mengambil sampah yang ada dirumah sakit untuk dibawa ke TPS
yang ada di Dusun Kedungturi, Desa Kedungkulon, Kecamatan Porong,
Kupaten Sidoarjo.
Truk dikendarai oleh Senain pada tanggal 4 Juli 2013 pada pukul 05.30
WIB. Selama diperjalanan truk mengeluarkan bau tidak sedap, sehingga
mengundang curiga polisi yang sedang berpatroli, ketika truk dihentikan
untuk diperiksa kelengkapan surat ternyata si sopir tidak bisa menunjukkan
surat-surat kelengkapan, dan dari situlah dugaan pembuangan limbah medis
dari rumah sakit yang termasuk dalam limbah B3 yang tanpa surat resmi
dilakukan.
Bahwa ia terdakwa Wuri Diah Handayani, S.T, pada hari Kamis tanggal
10 Januari 2013 sekitar pukul 12.30 WIB atau setidak-tidaknya sekitar
waktu itu dalam bulan januari 2013 bertempat di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kabupaten Sidoarjo beralamatkan di jalan Mojopahit
Nomor. 667, Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo atau setidak-tidaknya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

di suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sidoarjo, namun
oleh karena sebagian besar saksi bertempat tinggal di Surabaya, maka
berdasarkan Pasal 84 Ayat (2) KUHP, Pengadilan Negeri Surabaya
berwenang mengadili perkara ini, menghasilkan limbah B3 dan tidak
melakukan pengelolaan sebagai mana dimaksud dalam Pasal 59, yang
dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:
Bahwa pada tahun 1998, terdakwa mulai bekerja di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sidoarjo beralamatkan di jalan Mojopahit Nomor 667,
kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo dan pada bulan Oktober 2011
terdakwa diangkat menjadi kepala Instalasi Penyehatan Lingkungan di
rumah sakkit umum daerah Kabupaten Sidoarjo, Selanjutnya tugas dan
tanggungjawab terdakwa adalah kepala Instalasi Penyehatan Lingkungan Di
RSUD Kabupaten Sidoarjo tersebut adalah membuat perencanaan kegiatan
Instalasi penyehatan Lingkungan, serta mengevaluasi dan laporan kegiatan
Instalasi

penyehatan

lingkungan

kemudian

terdakwa

melaporkan

pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya.
Putusan hakim menyatakan terdakwa Wuri Diah Handayani, S.T
tersebut di atas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana, tidak melakukan pengelolaan limbah B3 sesuai peraturan.
Sebagaimana dalam dakwaan Pasal 103 Ayat (1) Jo Pasal 116 Ayat (1) huruf
(b) Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 1 (satu) tahun dan denda sejumlah Rp 1.000.000.000,- (satu
miliyar rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar
diganti dengan pidana kurungan selama 4 (empat) bulan kurungan,
memerintahkan terdakwa untuk ditahan.
Melalui latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan jelas dengan judul: “Tinjauan Hukum Pidana
Islam terhadap Sanksi Tindak Pidana Bagi Pembuangan Limbah B3 (bahan,
berbahaya, dan beracun) (Studi Putusan Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY).
apakah sanksi tersebut sudah sejalan dengan akibat yang ditimbulkan
ataukah masih belum ada kesesuaiaan antara keduanya.
Karena dalam Pasal 103 yang menjelaskan tentang larangan terhadap
seorang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengolahan,
dapat dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama
5 tahun serta denda paling sedikit Rp.1.000.000.000,00 dan paling banyak
Rp. 3.000.000.000,00. Dalam Pasal 117 yang menjelaskan tentang apabila
tuntutan diajukan kepada badan usaha atau seorang yang memberi perintah
maka diancam dengan pidana penjara dan denda diperberat sepertiga dari
denda aslinya.
Namun

dalam

putusan

Pengadilan

Negeri

Surabaya

Nomor

2480/Pid.B/2014/PN.SBY menjatuhkan putusan kepada pimpinan instalasi
yang memberikan perintah untuk membuang limbah B3 hanya menjatuhkan
putusan pidana penjara selama 1 tahun dan denda Rp. 1000.000.000,00.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Dalam putusan tersebut dirasa majelis hakim menjatuhakn hukuman denda
terlalu ringan, karena sudah disebutkan dalam pasal 116 bahwa denda yang
dijatuhkan kepada pemebri perintah diperberat dengan sepertiga, artinya jika
denda asli adalah Rp. 1000.000.000,00 maka jika diperberap sepertiga
kurang-lebih menjadi Rp.3.000.000.000,00.
Inilah yang menjadi kejanggalan dalam Putusan Pengadilan Surabaya
Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY yang dirasa perlu adanya koreksi lanjutan
terhadap Pasal 103 Ayat (1) Jo Pasal 116 Ayat (1) huruf (b) UU RI Nomor
32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah

di

atas

maka

penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Pengertian lingkungan hidup serta mengenai kerusakan lingkungan hidup
2. Pengertian limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun) dan akibat yang
ditimbulkan dari tindak pidana pembuangan limbah B3 terhadap
lingkungan sekitar
3. Karakteristik yang terdapat pada limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan
Beracun)
4. Bentuk hukuman yang diberikan pada pelaku tindak pidana pembuangan
limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun).
5. Pertimbangan hukum hakim dalam tindak pidana pembuangan limbah B3.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

6. Tinjauan hukum pidana islam terhadap pelaku tindak pidana pembuangan
limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan beracun) Nomor 2480/Pid.
B/2014/PN.SBY
Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi ruang lingkup
permasalahan yang hendak dikaji atau diteliti yaitu seputar:
1. Analisis Hukum Pidana Islam terhadap pertimbangan hukum hakim
dalam putusan Analisis hukum pidana islam terhadap pertimbangan
hukum hakim dalam Putusan Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY tentang
hukuman bagi pelaku tindak pidana bagi pembuangan limbah B3 (Bahan,
Berbahaya, dan Beracun).
2. Analisis hukum pidana Islam terhadap sanksi hukum dalam Putusan
Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY tentang hukuman bagi pelaku tindak
pidana bagi pembuangan limbah B3 9Bahan, Berbahaya dan Beracun).

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pertimbangan hakim terhadap sanksi tindak pidana bagi
pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya dan Beracun) dalam Putusan
Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY ?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

2. Bagaimana tinjauan hukum pidana Islam terhadap sanksi hukum dalam
tindak pidana pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun)
dalam Putusan Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY ?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi tentang kajian atau penelitian yang
sudah pernah dilakukan, sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang sedang
dan akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari
kajian atau penelitian terdahulu.
Penelitian tentang sanksi tindak pidana bagi pembuangan limbah B3
(Bahan, Berbahaya, Dan, Beracun), memang sangat banyak dan beragam,
namun keberagaman tema tersebut dapat memberikan refrensi yang berbeda,
baik dari objek maupun fokus penelitian. Hal ini dapat dipahami dalam
beberapa penelitian sebagai berikut:
“Kajian Air Limbah Domestic di Perumnas Bantar Kemang, Kota Bogor
dan Pengaruhnya pada Sungai Ciliwung” yang dibahas oleh Muhammad
Reza Cordova ini membahas tentang limbah domestic, memang sama
membahas tentang limbah namun terdapat perbedaan dengan tulisan penulis,
yaitu skripsi ini lebih membahas tentang hukum positifnya namun penulis
mebahas limbah dari segi hukum pidana Islamnya.19

19

Muhammad Rez Cordova, “Kajian Air Limbah Dosmetik Di Perumnas Bantar Kemang Kota
Bogor Dan Pengaruhnya Pada Sungai Ciliwung”, (Fakultas Perikanan Dan Kelautan Institut
Pertanian Bogor, 2008).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

“Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Perilaku Masyarakat
dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten
Labuhan Batu Selatan” yang dibahas Erwin Saleh Pulungan ini membahas
tentang limbah juga namun berbeda dengan karya penulis karena skripsi ini
lebih membahas tengan limbah rumah tangga sedangkan penulis lebih
membahas tentang limba B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).20

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka secara garis besar penelitian
ini dilakukan dengan berbagai tujuan antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui analisis hukum pidana Islam terhadap pertimbangan hukum
hakim dalam Putusan Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY tentang hukuman
bagi pelaku tindak pidana pembuangan limbah B3 (Bahan,Berbahaya, dan
Beracun.
2. Mengetahui analisis hukum pidana Islam terhadap sanksi hukum dalam
Putusan Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY tentang hukuman bagi pelaku
tindak pidana pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya dan Beracun.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis ingin mempertegas kegunaan
hasil penelitian yang ingin dicapai dalam skripsi ini sekurang-kurangnya
dalam dua aspek yaitu:

20

Erwin Saleh Pulungan, “Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan Dan Perilaku Masyarakat
Dengan Kejadian Filariasis Di Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan’’ ,

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara Medan, 2012).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

1. Aspek teoritis (keilmuan)
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pedoman serta pengetahuan yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya
yang berkaitan tentang hukum pidana islam terhadap hukuman bagi
pelaku tindak pidana pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan
Beracun) studi Putusan Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY.
2. Aspek praktis (terapan)
Dari segi praktis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan melakukan penelitian yang akan datang serta diharapkan dapat
menjadi pertimbangan bagi hakim dalam memutus perkara pidana
khususnya dalam menerapkan hukuman bagi pelaku tindak pidana
pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun).

G. Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dalam memahami agar
menghindari kesalahpahaman mengartikan judul skripsi ini, maka diperlukan
untuk dijelaskan maksud beberapa istilah-istilah atau kata-kata didalam
judul di atas :
1. Hukum pidana Islam adalah hukum yang mengatur perbuatan
yang dilarang oleh syarak dan dapat menimbulkan hukuman had
atau takzir, dalam penelitian ini wujud konkret hukum pidana

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Islam menunjuk pada kitab-kitab fikih jinayah yang ditulis oleh
para ahli atau ulama.21
2. Sanksi tindak pidana adalah akibat dari suatu perbuatan atau suatu
reaksi dari pihak lain (manusia atau organisasi sosial) atas suatu
perbuatan.
3. Pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun) adalah
buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga).22

H. Metode Penelitian
1. Data yang dikumpulkan
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, maka data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini meliputi:
a. Data tindak pidana pembuangan limbah B3 dalam Putusan Nomor
2480/Pid.B/2014/PN.SBY.
b. Pandangan hukum pidana Islam terhadap hukuman bagi pelaku tindak
pidana pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun)
dalam Putusan Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY

Ahmad Djazuli, Fiqh Jinayah, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet II, 1997), 2.
Sugiarto, ”Pengertian Limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun)”, http://artonang.co.id,
diakses pada 6 April 2016.
21

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

2. Sumber data
Sumber data merupakan bagian dari skripsi yang akan menentukan
keotentikan skripsi, berkenaan dengan skripsi ini, sumber data yang
dihimpun antara lain:
a. Sumber sekunder
1. Bahan hukum primer
a. Bahan

hukum

primer

berupa

Putusan

Nomor

2480/Pid.B/2014/PN.SBY Dimana data tersebut diperoleh
dari website direktori Pengadilan Negeri Surabaya.
b. UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengolaan Lingkungan Hidup.
2. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum yang digunakan peneliti dalam bentuk dokumen
berupa

buku-buku

literatur

dan

dokumen

yang

ada

hubungannya dengan masalah yang penulis bahas. Diantaranya:
1) Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan Dan

Kebijaksanaan

Lingkungan

Nasional,

Surabaya:

Airlangga University Press, 2005.
2) H.

M.

Gufron

Rekonstruksi

Paradigma

Fiqih

Lingkungan, Surabaya: iain Sunan Ampel Press, 2012.
3) Rahmat Hakim ,Hukum Pidana Islam (Fikih Jinayah),

Bandung: Pustaka Setia, 2000.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

4) Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Jakarta:
Sinar Graha, 2005.
5) R.M. Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan
Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 1996.
6) R.M.

Gatot

P.

Soemartono,

Mengenal

Hukum

Lingkungan Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 1991.
7) Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, Jakarta:
Sinar Grafika, 2012
3. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi,
yakni cara yang digunakan adalah dengan pengumpulan data literatur,
yaitu dari dokumen Putusan Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY. yang
dilengkapi dengan penggalian bahan-bahan pustaka yang berhubungan
dengan bahasan hukuman bagi pelaku tindak pidanapembuangan limbah
B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun). Bahan-bahan pustaka yang
digunakan di sini adalah buku-buku yang ditulis oleh para pakar atau ahli
hukum, terutama dalam bidang hukum pidana dan hukum pidana Islam.
4. Teknik pengolahan data
Semua data yang terkumpul kemudian diolah dengan cara sebagai
berikut:
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali terhadap semua data yang telah
diperoleh terutama dari segi kelengkapan, kevalidan, kejelasan makna,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

keselarasan dan kesesuaian antara data primer maupun data sekunder,23
yang berkaitan dengan tindak pidana pembuangan limbah B3 (Bahan,
Berbahaya, dan Beracun).
b. Organizing, yaitu menyusun dan mensistematikan data yang diperoleh
dalam kerangka uraian yang sudah direncanakan.
c. Analyzing, yaitu analisis dari data yang telah dideskripsikan terhadap
hukuman bagi pelaku tindak pidana pembuangan limbah B3 (Bahan,
Berbahaya,

dan

Beracun)

dalam

Putusan

Nomor

2480/Pid.B/2014/PN.SBY
5. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Deskriptif analisis, yaitu dengan cara memaparkan mengenai hukuman
yang diputuskan dalam kasus pembuangan limbah B3 (Bahan,
Berbahaya, dan Beracun) secara keseluruhan, mulai dari deskripsi
kasus, sampai dengan isi putusan.
d. Deduktif, yaitu pola pikir yang membahas persoalan yang dimulai
dengan memaparkan hal-hal yang bersifat umum berupa dalil, kaidah
fiqih, pendapat mujtahid (yakni yang berkaitan tentang hukuman bagi
pelaku pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun)
kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus dari hasil
penelitian tersebut.

23

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, (Jakarta: PT. Sinar Grafika, 1996), 50.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

I.

Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan masalah yang ada dalam penelitian ini
dan agar dapat dipahami permasalahannya secara sistematis, maka
pembahasannya disusun dalam setiap bab yang masing-masing bab
mengandung sub bab, sehingga menggambarkan keterkaitan yang sistematis,
untuk selanjutnya sistematika pembahasannya disusun sebagai berikut:
Bab Pertama, menjelaskan tentang gambaran apa bagaimana, dan untuk
apa studi ini disusun, oleh karena itu dalam bab pertama ini dipaparkan
tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan
penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua, kerangka teoritis menguraikan tentang hukuman tindak
pidana dalam hukum pidana Islam yang meliputi: pengertian hukuman, dasar
hukum hukuman, tujuan hukuman, syarat-syarat hukuman, jenis-jenis
hukuman dan sekilas tentang hukuman takzir yang terdiri dari: pengertian
takzir, dasar hukum takzir, macam-macam tazir, sanksi perbuatan takzir.
Bab Ketiga, memuat gambaran singkat tentang kasus tindak pidana
pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun), dasar hukum
pertimbangan hakim tentang tindak pidana pembuangan limbah B3 (Bahan,
berbahaya, dan Beracun). Amar putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor
2480/Pid.B/2014/PN.SBY tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana
pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Bab Keempat, Tentang analisis terhadap Putusan Pengadilan Negeri
Surabaya tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana pembuangan limbah
B3 (Bahan, Berbahaya, dan Beracun) yang meliputi analisis putusan hukum
hakim tentang tindak pidana pembuangan limbah B3 (Bahan, Berbahaya,
dan Beracun) dalam Putusan Nomor 2480/Pid.B/2014/PN.SBY dan analisis
menurut

Hukum

pidana

Islam

terhadap

Putusan

Nomor

2480/Pid.B/2014/PN.SBY tentang tindak pidana pembuangan limbah B3
(Bahan, Berbahaya dan Beracun).
Bab Kelima, penutup yang berisi tentang kesimpulan dari pembahasan
yang telah diuraikan, serta saran-saran yang dapat penulis kemukakan terkait
dengan pembahasan penelitian ini.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KONSEP HUKUM PIDANA ISLAM DALAM SANKSI TINDAK
PIDANA BAGI PEMBUANGAN LIMBAH B3 (BAHAN,
BERBAHAYA, DAN BERACUN)

Perbuatan manusia yang dinilai sebagai pelanggaran atau kejahatan kepada
sesamanya, baik pelanggaran atau kejahatan tersebut secara fisik atau non fisik,
seperti membunuh, menuduh, memfitnah maupun kejahatan terhadap harta benda
lainnya, dibahas dalam jarimah. Namun beberapa ulama muta’akhirin
menghimpun pembahasan semua jenis pelanggaran atau kejahatan manusia
dengan berbagai sasaran, badan, jiwa, harta benda, kehormatan, nama baik,
Negara, tatanan hidup, dan lingkungan hidup kedalam fikih jinayah ata hukum
pidana Islam.
Dalam memperlajari fikih jinayah, ada dua istilah penting yang terlebih
dahulu haruus dipahami sebelum mempelajari meteri selanjutnya. Pertama adalah
istilah jinayah itu sendiri dan kedua adalah jarimah. Kedua istilah tersebut secara
etimologis mempunyai arti dan arah yang sama. Selain itu, istilah yang ,menjadi
sinonim bagi istilah lainnya atau keduanya bermakna tunggal. Walaupun
demikian, kedua istilah berbeda dalam penerapan kesehariannya. Dengan
demikian, kedua istilah tersebut harus diperhatikan agar penggunaanya tidak
keliru.

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

A. Pengertian Jarimah
Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang syarak yang
sanksinya dapat berubah hukuman had atau takzir. Menurut Imam alMawardi jarimah adalah “segala larangan syarak (melakukan hal-hal yang
dilarang dan atau meninggalkan yang diwajibkan) yang diancam dengan
hukuman had atau takzir”.1
Suatu perbuatan dapat dinamai suatu jarimah (tindak pidana, peristiwa
pidana atau delik) apabila perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian bagi
orang lain atau masyarakat baik jasad (anggota badan atau jiwa), harta
benda, keamanan, atau aturan masyarakat, nama baik, perasaan atau hal-hal
yang harus dipelihara dan dijunjung tinggi keberadaannya. Artinya, jarimah
adalah dampak dari perilaku tersebut yang menyebabkan kepada pihak lain,
baik berbentuk material (jasad, nyawa atau harta benda) maupun yang
berbentuk non materi atau gabungan non fisik seperti ketenangan,
ketentraman, harga diri, adat istiadat dan sebagainya.2
Menurut Mr. Tresna “Peristiwa pidana itu adalah rangkaian perbuatan
manusia yang bertentangan dengan undang-undang atau peraturan-peraturan
perundangan

lainnya,

terhadap

perbuatan

mana diadakan

tindakan

penghukuman”. Menurut pengertian tersebut suatu perbuatan itu baru
dianggap sebagai tindak pidana, apabila bertentangan dengan undangundang dan diancam dengan hukuman. Apabila perbuatan itu tidak

1
2

Al- Mawardi, al Ahkam al- Sulthaniyah, ( Jakarta: Darul Falah,1973), 219.
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), 17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

bertentangan dengan hukum (undang-undang), artinya hukum tidak
melarangnya dan tidak ada hukumannya dalam undang-undang maka
perbuatan itu tidak dianggap sebagai tindak pidana.3

B. Bentuk-bentuk Jarimah
Jarimah dapat dibagi menjadi beberapa macam dan jenis sesuai dengan
aspek yang ditonjolkan. Pada umumnya para ulama membagi jarimah
berdasarkan aspek berat dan ringannya hukuman serta ditegaskan atau
tidaknya oleh Alquran dan Hadis. Atas dasar ini mereka membaginya
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Jarimah hudud
b. Jarimah qishash atau diya>t
c. Jarimah takzir

C. Pengertian Takzir
Seperti yang diuangkapakan oleh Imam Al-Mawardi mengenai jarimah
yaitu segala perbuatan yang melanggar syarak yang dapat diajatuhi hukuman
had atau takzir. Setiap perbuatan yang sanksinya diatur oleh alquran dan
hadis disebut dengan jarimah had, sedangkan setiap perbuatan yang
sanksinya tidak diatur oleh Alquran dan hadis disebut dengan jarimah takzir.

3

Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan asas hukum pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,
2004),10.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Takzir menurut Wahbah Zuhaili mirip dengan definisi yang
dikemukakan oleh Al-Mawardi yaitu hukuman yang ditetapkan atas
perbuatan maksiat yang tidak dikenakan hukuman had dan tidak pula
kifarat.4
Takzir berasal dari kata ‘azzara yang berarti menolak dan mencegah
kejahatan, atau berarti menguatkan, memuliakan, dan membantu. Dalam
Alquran disebutkan:

ِ ‫اِّ ورسولِِ وتُع ِزرو وتُوقِّرو وتُسبِحو بكْرًة وأ‬
ِ ِ ِ
‫َصيا‬
َ َ ُ ُ ُ ّ َ َ ُ ُ َ َ ُ ُ َّ َ ُ َ َ ‫لتُ ْؤمُوا ب ه‬
Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
menguatkan (agama)–Nya, membesarkan-Nya dan bertasbih kepadamu di
waktu pagi dan petang. (Qs. Alfath: 9)5
Takzir juga berarti hukuman yang berupa memberi pelajaran. Disebut
dnegan takzir karena hukuman tersebut sebenarnya menghalangi si terhukum
untuk tidak kembali kepada jarimah atau dengan kata lain membuat jera.
Dalam takzir, hukuman itu tidak ditetapkan dengan ketentuan (dari
Allah dan Nabi-Nya), dan qa>d{i diperkenankan untuk mempertimbangkan
baik bentuk hukuman yang akan dikenakan maupun kadarnya. Pelanggaran
yang dapat dihukum dengan metode ini merugikan kehidupan dan harta serta
kedamaian dan kenyamanan masyarakat.6
Sementara berkenaan dengan meninggalkan hal-hal yang makruh, ada
dua pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa tidak boleh memberikan

4

Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta:Sinar Grafika, 2005), 249.
M Hasbi Ash Shiddiqi, dkk., Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Madinah: Mujamma’ Khadim AlHarama, 1441), 422.
6
Abdur Rahman, Tindak Pidana dalam Syariat Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 14.
5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

sanksi takzir kepada seseorang yang melakukan hal yang makruh atau
seseorang yang meninggalkan sunah. Sebab tidak ada taklif (keharusan
mengerjakan atau meninggalkan) dalam hal-hal yang sunat dan makruh.
Pendapat kedua boleh memberikan sanksi takzir kepada seseorang yang
melakukan hal yang makruh atau seseorang yang meninggalkan sunah. Hal
ini didasarkan pada peristiwa dimana Umar bin Khatab menghukum
seseorang yang tidak cepat-cepat menyembelih kambing setelah kambing itu
dibaringkan, padahal perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang makruh.7
Hakim dalam hal ini diberi kewenangan untuk menjatuhakan hukuman
bagi pelaku jarimah takzir.8 kata “Hakim” secara etimologi berarti “orang
yang memutuskan hukum.” Dalam istilah fikih hakim merupakan orang yang
memutuskan hukum yang sama maknanya dengan qa>di{ . Dalam kajian ushul
fikih, hakim juga berarti pihak penentu dalam pembuat hukum syariat secara
hakiki.9

D. Dasar Hukum Takzir
Dasar hukum disyariatkannya takzir terdapat dalam beberapa hadis
Nabi Muhammad saw, dan tindakan sahabat. Hadis-hadis tersebut antara
lain sebagai berikut:

7

Enceng Arif Fatzal dan Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh Jinayah: Asas-Asas Hukum Pidana Islam,
(Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), 176-177.
8
Ahmad Asrofi, “Jari>mah Ta’zi>r dalam Prespektif Hukum Pidana Islam “,
http://asrofisblog.blogspot.ac.id/2015/04/jarimah-tazir-dalam-prespektif-hukum.html,
diakses
pada 16 April 2016
9
Hasbiyallah, Fikih dan Ushul Fikih, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), 40.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

1.

Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abi Burdah

ِ
ِ
ِ
ََ : ‫صلهى هُ َعلَْي ِ َو َسله َم يَ ُق ْو ُل‬
َ ‫صا ِر ْى َرض َى هُ َعْ ُ أَنه ُ ََ َع َر ُس ْو َل ه‬
َ ْ‫َع ْن أَِِ بُْردةً ْاَْن‬
ٍ ‫ُُلَ ُد فَو َق ع ْشرِة أَسو‬
.) ‫اط إِهَ ِِ َح ٍّد ِم ْن ُح ُد ْوِد هِ تَ َع َاَ (متفق علي‬
َْ َ َ ْ ْ
Dari Abi Burdah Al-Anshari ra. Bahwa ia mendengar Rasulullah
saw. Bersabda: Tidak boleh dijilid diatas sepuluh cambuk kecuali
didalam hukuman yang telah ditentukan oleh Allah Ta’ala. (Muttafaq
‘alayh)10
2.

Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Aishah

ِ ‫ أَقِي لُوا ذَ ِوى اْيئ‬: ‫ال‬
ِ
ِ
ِ
‫ات َعثَ َرا‬
ََْ
‫َو َع ْن َعائ َشةَ َرض َى هُ َعْ َها أَ هن ال ِ ه‬
َ ِ‫ه‬
ْ ْ َ َ‫صلهى هُ َعلَْي َو َسله َم ق‬
.)‫اُْ ُد ْوَد (روا أمد و أبو داود وال سائى والبيهقى‬
ْ َ‫ِِِ ْم إِه‬
Dari Aishah ra. Bahwa Nabi saw. bersabda: “Ampunilah orangorang yang baik dari tergelincirnya (berbuat salah yang tidak disengaja),
kecuali hukuman hudud. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud,
Nasa’i, dan Baihaqi)11
Secara umum ketiga hadis tersebut menjelaskan tentang eksistensi
takzir dalam syariat Islam. Hadis pertama menjelaskan tentang tindakan
Nabi yang menahan seseorang yang diduga melakukan tindak pidana
dengan

tujuan

untuk

memudahkan

penyelidikan.

Hadis

kedua

menjelaskan tentang batas hukuman takzir yang tidak boleh lebih dari
sepuluh kali cambukan, untuk membedakan dengan jarimah hudud.
Dengan batas hukuman ini dapatlah diketahui mana yang termasuk
jarimah hudud dan mana yang termasuk jarimah takzir. para ulama
sepakat bahwa yang termasuk jarimah hudud adalah zina, pencurian,
minuman khamr, H}ira>bah, qadhab, murtad, dan pembunuhan. Selain dari
10

Ibnu Hajam al- Asqalami, Bulu>ghul Mara>m: Panduan Lengkap Masalah-Maslah Fikih, dan
Keutamaan Amal, (Bandung: PT. Mizan Pustaka,

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26