Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Eksistensi Lesbian Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan HAM, dan Eksistensi Diri

DINAM IKA EKSISTENSI LESBIAN
Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan H AM , dan
Eksistensi Diri

Dian Novita Kristiyani

SatyaW acana University Press
2014

r

',,ffi
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan

di bawah ini:

N ama

DIAN NOVITA KRISTIYANI


NIM

092012001

Email: dian_nk25@yahoo.com

Program Pascasarjana

Program Studi: Magister Studi Pembangunan

Fa ku

lta

5

Judul Tesis

DINAMIKA EKSISTENSI LEsBIAN
(Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan HAM, dan Eksistensi Diri)


Pembimbing

Dr. lr. Arianti lna Restiani Hunga, M.5i.

Dengan ini menyatakan bahwa:

1.

2.
3.

Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pernah dia.lukan untuk mendapatkan gelar
magister baik di Universitas Kristen Satya Wacana maupun di institusi pendidikan lainnya.
Hasil karya saya ini bukan sadu ranlterjema han melainkan merupakan gagasan. rumujan, dan hasil
pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa baniuan pihak Iain, kecuali arahan
pembimbing akademik dan narasumber penelitian.

Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan, yang telah diketahui dan
tuiui oleh pembimbing.

Dalam karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan
orang lain, kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
dise

4.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari terbukti ada penyimpangan
dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya saya ini, serta sanksi lain yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Universitas Krisien Satya Wacana.
Salatiga.

l8

September 2014

A4.ETERAI

TEMPEI.


Dian Novita Kristivani
TandatanSan dan Nama Terang Mahati5wa

::,r.i.,:::,.:::1,jr.t

- i\:,:: jri:!: ,i:.i r.rr\r::11.r

/ri..,1 .1i:'

! ij,.::,r..'1,,:!rtr...:i

r

'*ffi
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Saya yang bertanda tangan
N


DIAN NOVITA KRISTIYANI

ama

NIM
Fa ku

di bawah ini:

Email: dian_nk25@yahoo.com

092012001
lta

s

Judul Tesis

Program


Pascasa

DINAMII(A

rjana

EKSISTENSI LESB

Program Studi: Magister Siudi Pembangunan
IAN

(Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan

HAM, dan Eksistensi Diri)

Dengan ini saya menyerahkan hak non-ekslusif" kepada Perpustakaan Universitai - Universitas Kristen
Satya Wacana untuk menyimpan. mengatur akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini
dengan mengacu pada keteniuan akses tugas akhrr elektronik sebagai berikut (beri tanda pada kotak
yang sesuai):a. Saya mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas,
dan,/atau Portal CARUDA.


lb. Saya tidak mengijinkan karya tersebut,. diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan
Universitas. dan/atau portal 64RUDA.

]
*

Hak yang tidak terbatar henya bagl tatu pihak t4a. Pengajar, penellti, den mahatit:wa yang menyerahkan hak non-ektk/utif kepada Repotitori
Perputtakaan Univet3itat taat mengumpu/kan hatl/ karya mereka matlh memiliki hak copyr&ht atat karya tertebut.

't"

Hanya akan menampi/kan halaman Judul dan abntak. Pi/ihan ini harut dilamplti dengan penjelatan/a/atan tertullr dati pembimbing Teiii (Jan
diketahui oleIt pimpinan fakuhat (dekan/kaprogdr.

Demikian pernyaiaan ini saya buat dengan sebenarnya.

Salatiga. 1B September 2014

Tandatangan dan Nama Terang Mahasiswa


ama Terang Pembimbing

a

LEMBAR PENGESAHAN
Nama

DIAN NOVITA KRISTIYANI

NIM

092012001

Progdi

Magister Studi Pembangunan

Tesis


DINAMIKA EKSISTENSI LESBIAN
(Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan HAM'
dan Eksistensi Diri)

r Program PascasarJana UKSW

Dinyatakan lulus tanggal: 18 September 2014

ISBN
© Dian Novita Kristiyani

All rights reserved. Save Exception stated by the law, no part of this
publication may be reproduced, stored in a retrieval system of any nature, or
transmitted in any form or by any means electronic, mechanical,
photocopying, recording or otherwise, included a complete or partial
transcription, without the prior written permission of the author, application
for which should be addressed to author.

Diterbitkan oleh:
Satya W acana University Press

Universitas Kristen Satya W acana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711
Telp. (0298) 321212 Ext. 229, Fax. (0298) 311995

Universitas Kristen Satya W acana

DINAM IKA EKSISTENSI LESBIAN
Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan H AM , dan
Eksistensi Diri

TESIS
Diajukan untuk memperoleh gelar magister
di Universitas Kristen Satya W acana.
Tesis ini telah dipertahankan dalam ujian
Program Pascasarjana Magister Studi Pembanguna
Universitas Kristen Satya W acana,
Pada hari Kamis tanggal 18 September 2014, pukul 12.00
di Universitas Kristen Satya W acana
Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga.


Oleh :
Dian Novita Kristiyani

Lahir di Salatiga, Indonesia

Pembimbing :

Dr. Ir. Arianti Ina Restiani Hunga, M.Si

Penguji :

Dr. Pamerdi Giri W iloso., Ph.D
Ira D. M angililo, S.Th., MBAL., Ph.D

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan
Kata Pengantar ....................................................................................... i
Abstrak ................................................................................................... v
Daftar Isi ................................................................................................ vi
BAB Satu
Pendahuluan .......................................................................................... 1
Proses Perjalanan Penelitian ................................................................ 18
BAB Dua
SEJARAH SINGKAT HOM OSEKSUAL
(Hatib Abdul Kadir, Tangan Kuasa Dalam Kelamin, Telaah Homoseks)
Homoseksualitas : Ada, Dilarang dan Resisten ..................................... 25
Disapora Pecinta Sejenis....................................................................... 25
Cinta Sejenis dan Lahirnya W acana Homoseksualitas ......................... 26
“Penyimpangan” Kaum Homoseksual .................................................. 28
Homoseksuaitas dalam Budaya Nusantara............................................ 29
Sejarah Diskursus Homoseksualitas di Indonesia ................................. 30
Homoseksualitas dalam Agama Dominan di Indonesia........................ 31
Homoseks Pada M asa Kolonial ............................................................. 32
Homoseks dalam Pandangan Klinis...................................................... 34
Homoseksualitas dalam Film-Film Indonesia....................................... 36
Posisi Homoseksual dalam Pembentukan Kenegaraan
dan M unculnya Resistensi .................................................................... 37
Homoseksualitas Sebagai Solusi ............................................................ 39
BAB Tiga
COM ING INI (PENERIM AAN DIRI ) DAN EKSISTENSI DIRI
SEORANG LESBIAN
Pengantar ............................................................................................. 43
Eksistensi Diri “Aku adalah Aku” ........................................................ 45
M engungkap ke-Aku-an ...................................................................... 47
Deskripsi Diri Seorang Lesbian dan Heteroseksual .............................. 48

Deskripsi M odal Pengetahuan Seorang Lesbian dan
Heteroseksual ................................................................................. 65
Deskripsi M odal Pengetahuan Praksis Seorang Lesbian
dan Heteroseksual .......................................................................... 67
Sejarah Penerimaan Diri Seorang Lesbian dan Heteroseksual.............. 70

BAB Empat
DINAM IKA EKSISTENSI DIRI DI DALAM KOM UNITAS
Pengantar ............................................................................................. 85
Eksistensi Diri di Komunitas dalam Literatur....................................... 87
M engugkap Eksistensi Diri di Komunitas ............................................ 89
M enggenal Effort.................................................................................. 91
Deskripsi Lembaga Effort ............................................................... 91
Gambaran Kegiatan Effort Bersama Dengan Kelompok ............... 95
Dinamika Eksistensi Diri didalam Komunitas................................ 97
Pengembangan Diri M elalui Lembaga ......................................... 101
BAB Lima
EKSISTENSI LESBIAN DI M ASYARAKAT
Pengantar ........................................................................................... 105
M empertanyakan ke-Aku-an dalam M asyarakat ............................... 106
M enerapkan ke-Aku-an ..................................................................... 108
5.1 Eksistensi Diri di Ruang Publik ................................................... 109
BAB Enam
Refleksi, Dinamika dan Pergerakan ................................................... 115
Implikasi teori .................................................................................... 119
Implikasi metodologi .......................................................................... 136
Implikasi gerakan ............................................................................... 138
Daftar pustaka .................................................................................... 143

KATA PENGANTAR

Berbagai isu dan kegiataan melatar belakangi seluruh tim
Effort, yang nota bena beraktivitas di lembaga nirlaba yang bergerak
bagi penegakan Hak Asasi M anusia. Isu Hak Asasi Perempuan, Buruh,
Lingkungan Hidup dan Kedaulatan Pangan adalah isu-isu yang digeluti
oleh tim Effort. Sejarah gerakan sosial yang menjadi milik masingmasing tim, mengkristalkan visi-visi kemanusiaan yang kemudian
diterjemahkan dalam isu penegakan Hak Asasi M anusia khususnya di
komunitas buruh industri di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah.
Bicara tentang penegakan Hak Asasi M anusia, artinya juga
berbicara tentang berbagai hal secara lebih luas dan holistik. Hak Asasi
M anusia bukanlah sesuatu yang terpisah dari seluruh rangkaian
kehidupan manusia. Hak Asasi M anusia adalah sesuatu yang melekat
sejak manusia dilahirkan di muka bumi ini. Sayangnya, hak ini tidak
secara serta merta bisa didapatkan meski sebenarnya telah melekat
sejak setiap umat manusia hadir dalam kehidupannya.
Upaya untuk menegakkan Hak Asasi M anusia di berbagai
ranah dan lapisan masyarakat, seringkali berbenturan dengan nilainilai budaya, agama yang dipamahami secara sempit. Pemahaman
sempit ini juga terjadi di jajaran pemerintah yang sebenarnya adalah
bagian dari representasi negara. Deklarasi Universal Hak Asasi M anusia
diterima dan diumumkan oleh M ajelis Umum PBB pada 10 Desember
1948 dan di indonesia tertuang dalam Undang Undang N0 39 Th 1999
tentang HAM. Tentunya UU ini adalah instrumen mutlak bagi
perlindungan seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali.
“ M embebaskan manusia dari dehumanisasi “ merupakan
landasan penting bagi seluruh proses belajar bersama tim Effort dan
seluruh komunitas. Prinsip dari sebuah proses belajar adalah
membebaskan manusia dari berbagai hal yang mendehumanisasi
manusia itu sendiri. Landasan pemikiran dari seorang tokoh
pendidikan kritis yaitu, Paulo Freire inilah yang terus
diimplementasikan dalam seluruh proses belajar bersama komunitas
buruh di Ungaran, Kabupaten Semarang.

Berbagai persoalan yang melingkupi kehidupan buruh
khususnya buruh perempuan dan buruh lesbian sangatlah berlapis.
Lapisan persoalan tersebut berada dalam konteks sebagai buruh dengan
berbagai masalahnya dan juga sebagai perempuan dan lesbian dalam
ranah sosial masyarakat. Oleh karena itulah, perjuangan bagi kaum
perempuan di semua sektor masih terus diperjuangkan oleh berbagai
kalangan. Gerakan perempuan berlanjut pada perjuangan penegakan
Hak Asasi M anusia di kaum homoseksual ( lesbian ).
Sebagai kaum
minoritas yang dianggap
tidak normal,
homoseksual ( lesbian ) menerima berbagai diskriminasi bahkan
kekerasan hampir di seluruh lapisan masyarakat. Penolakan kaum
lesbian, umumnya didasari oleh keyakinan agama. Oleh karenanya,
stigma sebagai pendosa begitu melekat pada mereka yang memiliki
orientasi seksual berbeda ( bukan heteroseksual ) dan dianggap sebagai
ngolongan minoritas. Dalam konteks HAM yang semestinya menjadi
payung bagi setiap warga negara dalam menjalankan kehidupannya,
tidak ada alasan apapun untuk tidak menerima keberadaan manusia
berorientasi seksual pada sesama jenis.
Sejarah, fakta dan kebenaran menjadi sangat mudah untuk
diputar-balikkan sesuai kepentingan segolongan kelompok yang
umumnya menjadi kelompok mayoritas. Demikian juga dengan
keberadaan LGBTIQ ( Lesbian, Gay, Biseksual, Trans Gender, Interseks
dan Queer ). Heteronormativitas ( hubungan laki-laki dan perempuan )
menjadi kelompok mayoritas dan menempatkan kelompok homseksual
sebagai kelompok minoritas bahkan banyak dipahami sangat penting
untuk dilenyapkan. Tentu ini bukan cerita fiksi tetapi sebuah fakta.
Inilah yang terjadi ketika golongan agama khususnya yang beraliran
fundamentalis “menghabisi” sekelompok kaum homoseksual di
beberapa daerah di Indonesia.
M embuka ruang dialog, analisis dan refleksi kritis dalam
seluruh rangkaian proses belajar bersama dengan komunitas -- dengan
beragam perbedaan latar belakang pendidikan , perbedaan orientasi
seksual -- seperti merajut nilai-nilai kemanusiaan yang sudah koyak di
tengah hingar-bingarnya kehidupan yang kian sarat dengan
diskriminasi, arogansi, kekerasan dan ketidakadilan. W arna kehidupan
yang jauh dari rasa santun inilah yang membuat rasa percaya di

masyarakat hilang. Berdialog dengan senantiasa menghadirkan
kesetaraan, analisis dan refleksi menjadi bagian penting dari saat ke
saat karena dari sinilah akar dehumanisasi terbongkar, disadari,
dipahami dan melakukan perbaikan secara bersama-sama.
Trust-in dan kesadaran untuk terus belajar dalam sepanjang
sejarah kehidupan adalah 2 konsekuensi yang lahir dari metode
pendidikan kritis dengan mengedepankan proses dialog, analisis dan
refleksi. Dalam ruang inilah komunitas buruh lesbian dan komunitas
heteroseksual di Ungaran, kabupaten Semarang berproses bersama
membangun diri dan saling menguatkan satu sama lain. Disadari
bersama bahwa kelompok dominan dan kelompok marginal dan
minoritas yang dalam konteks ini heteroseksual dan lesbian menjadi
korban dari sitem yang tidak adil yang tentunya tak lepas dari
pergumulan budaya dan agama.
Pemikiran lain yang dilahirkan oleh tokoh pendidikan kritis,
Paulo Freire yaitu, pendidikan pada dasarnya merupakan proses
memanusiakan manusia, menjadi dasar dalam seluruh aktivitas belajar
secara formal maupun informal di komunitas. Dengan begitu,
pembebasan yang menjadi dasar pendidikan kritis adalah sebuah proses
kesadaran kritis manusia ( kaum tertindas ) terhadap sistem dan
struktur sosial yang menindas. Pembebasan bagi kaum tertindas artinya
bukan hanya terbebas dari kesulitan aspek ekonomi material saja,
tetapi juga adanya ruang pembebasan dari aspek spiritual, ideology
maupun kultural ( Pendidikan Popular M embangun Kesadaran Kritis ,
INSIST PRESS, 2004 ).
M endekontruksi ulang berbagai hal termasuk yang terkait
dengan budaya, ideologi dan keyakinan agama adalah warna yang
begitu kuat mewarnai setiap proses belajar bersama di komuntias. Dari
proses-proses inilah, masing-masing individu menjadi terbebas dari
berbagai hegemoni yang seringkali tidak disadari tetapi cukup
mengakar dengan sangat kuat. Begitulah proses belajar yang
membebaskan berlangsung tanpa mengesampingkan hal-hal yang
bersifat kebaruan dan kekinian. Tentang isu LGBTI misalnya, tentu
dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk membongkar tentang isu
orientasi seksual baik di ranah agama, budaya dan science .
M enghadirkan berbagai tinjauan kritis dalam mengupas berbagai isu

termasuk isu LGBTI, menghantarkan pemahaman mendalam bagi
seluruh individu di komunitas baik yang heteroseksual ataupun yang
berorientasi seksual pada sesama jenis ( homoseksual ).
Dari seluruh rangkaian proses belajar yang membedah materi
dari berbagai perspektif inilah, capacity buiding setiap individu
bergerak dan terus berkembang tanpa meninggalkan cerita masa lalu
yang dianggap melukai. M asa lalu dipahami sebagai proses
pendewasaan dan tidak untuk dihilangkan tetapi diterima, disadari
sebagai sebuah cara untuk mendaur ulang secara organik apapun yang
menjadi bagian dari hidup itu sendiri, termasuk soal eksistensi diri.
M aka, selesailah persoalan internal psikologis di masing-masing
komunitas dengan indikator bahwa setiap orang sudah berdamai
dengan segala kehidupannya dan mampu mengelola apapun fakta yang
akan terjadi.
Proses panjang dan penuh kesedian untuk saling belajar dan
memahami banyak hal, memahami proses kehidupan dari masingmasing individu dan membawanya dalam tataran yang lebih luas untuk
memahami sebuah sistem yang dijalankan oleh negara yaitu sebuah
sistem yang dibangun di atas pemberangusan Hak Asasi M anusia.
Kesadaran inilah yang terus menggerakkan komunitas untuk
melakukan transformsi sosial ke arah yang lebih baik, humanis demi
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
Dalam penulisan tesis ini, banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian penelitian dan penulisan tesis. Oleh karena
itu, penulis menghaturkan penghargaan yang begitu besar terhadap Dr.
Arianti Ina Restiani Ina Hunga, M.Si. sebagai pembimbing yang
memberikan bimbingan serta motivasi hingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Apresiasi dan rasa hormat setinggi-tingginya
juga ingin penulis sampaikan kepada Dr. Pamerdi Giri W iloso, M.Si.
dan Ibu Ira Desiawanti M angililo, S.Th.,MBAL.,Ph.D. karena telah
bersedia menjadi penguji dalam tesis ini. Penulis juga menghaturkan
terimakasih kepada Bapak M arthen L. Ndoen, SE., M A., Ph.D. selaku
Direktur Program Pasca Sarjana-UKSW dan seluruh dosen yang
memberikan pengetahuan bagi penulis di PPS-M SP-UKSW . Serta

ucapan terimakasih untuk staf M bak Ayu dan M bak Raras atas setiap
bantuan selama penulis melanjutkan Studi.
Penulis mempersembahkan tesis ini kepada keluarga atas
dukungan, doa dan kepercayaan hingga penulis dapat menyelesaikan
studi ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya bagi lembaga Effort dan pengurus, tempat penulis
belajar, memahami dan menghargai banyak hal dalam kehidupan ini.
Terimakasih untuk dukungan dan bantuan dalam proses penyelesaian
penulisan ini. Yang tidak akan terlupakan adalah ucapan terimakasih
untuk narasumber, serta kawan-kawan di Effort atas dukungan
bantuan, dan berbagi pengalaman untuk proses belajar bersama.
Kepada teman-teman di M SP, terimakasih untuk kebersamaan,
dukungan, diskusi, dan berbagi selama penulis melakukan studi.
Kepada setiap bagian yang tak sempat penulis sebutkan satu
persatu yang selama ini telah membantu dan memberikan dukungan
untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis
mengucapkan banyak terimakasih.
Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat.

Salatiga, 2014

Penulis

ABSTRACT
Indonesia is a rich country and diverse in ethnics, religions, cultures,
racial and languages. Those diversity always looks beautiful. But if most
people faced with diferent sexual orientation, all of which referred to
diversity recognized as inconsistent. Some of their sexual orientation
perceived as deviant sexual orientation. Sexual orientation is understood as a
single. The only orientation is heterosexual (men or women who love the
opposite sex or it could be interpreted as sexual relations between men and
women).
Every human being has their own process, through life to reach
their existence. Achieve what humans call themselves as the meaning of life.
Seeing the reality of lesbians, the author very keen to write how lesbian
through their life processes to achieve the meaning and value of themselve as
human being. This reality is used by the author as a value and learning
together process to know more about social science research which
conceptually always aims to raise the existence of homosexuality itself, and
explained that the diversity of sexual orientation is part of pluralism. This
research is expected able to eliminate discrimination, violence and promoting
humanity values in all aspect of society life and more in the context of state ,
enforcement of human rights.
The observation unit of this research are lesbian, the member of
lesbian and heterosexual community, and lesbian surround society (lesbian
environment). The unit of analysis in this research includes lesbian
interaction with herself, more on inner spirituality of a lesbian. It is to see self
existence
which also includes self-acceptance. Then the individual
interactions and relationships with the community (fellow members of lesbian
and heterosexual) and other lesbian community. Self-existence of a lesbian in
the community sometimes can’t be obtained in other community, because
community environtment truly affects in how a person see him/herself and
member of community development. Even more complex is how the
existence of lesbian in society, by the acceptance or rejection experienced by
lesbian. Individual intelligence and flexibility in decision-making about the
interaction and socialization with the society is important.
This research aims to answer how a lesbian personally build selfexistence, in the community, and in the society. From these results it is
concluded that the existence of which achieved each person is different, of
course different in the process and conflicts. Lesbian’s social reality is not
always associated with sexual activity, but many fundamental things are
poorly understood by the public. Overall this research concluded that, it is our

own self who conscious and able to overcome the problems of life, and with
it we are able to demonstrate the existence of ourselves.
Keywords: Self-Acceptance, Human Rights, Self Existence

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Sanksi dalam Hukum

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Penerimaan Diri dengan Penyesuaian Diri pada Penderita Tuna Daksa

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Eksistensi Lesbian Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan HAM, dan Eksistensi Diri T2 092012001 BAB I

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Eksistensi Lesbian Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan HAM, dan Eksistensi Diri T2 092012001 BAB II

0 2 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Eksistensi Lesbian Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan HAM, dan Eksistensi Diri T2 092012001 BAB IV

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Eksistensi Lesbian Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan HAM, dan Eksistensi Diri T2 092012001 BAB V

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dinamika Eksistensi Lesbian Proses Penerimaan Diri, Pemenuhan HAM, dan Eksistensi Diri T2 092012001 BAB VI

0 0 28

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram Live sebagai Media Eksistensi Diri

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram Live sebagai Media Eksistensi Diri

0 2 8

BAB V PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram Live sebagai Media Eksistensi Diri

0 3 19