Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada Proses Pembelajaran di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011081 BAB V
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
mengenai implementasi aspek supervisi akademik
kepala
sekolah
pada
proses
pembelajaran
di
Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung dapat ditarik
kesimpulan bahwa aspek perencanaan, pelaksanaan
maupun tindak lanjut masih berada pada kategori
kurang optimal.
Dari temuan penelitian dapat dikemukakan
bahwa
implementasi
supervisi
akademik
kepala
sekolah pada proses pembelajaran baik aspek perencanaan, pelaksanaan maupun tindak lanjut menurut
kepala sekolah dan guru semua kurang optimal.
Kurang
optimalnya
implementasi
supervisi
akademik kepala sekolah disebabkan oleh beberapa
hal antara lain: kurang pahamnya kepala sekolah
tentang
supervisi
akademik
karena
pada
saat
pengangkatan tidak ada pembekalan, belum tersedia
buku-buku tentang supervisi akademik dan ada rasa
enggan dan rikuh kepala sekolah untuk melaksanakan
supervisi akademik terlebih kepala guru yang lebih
tua. Hal tersebut menyebabkan tujuan supervisi
akademik dalam rangka membantu guru mengem-
55
bangkan kemampuan dan memperbaiki proses pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
temuan
penelitian
pembelajaran
kurang optimal.
5.2 Saran
Berdasarkan
ini,
penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Sekolah
Mengingat di sekolah dasar tidak tersedia buku
tentang supervisi akademik dan juga jarang sekali
mengikuti diklat maupun seminar tentang supervisi
akademik, maka agar perencanaan supervisi akademik
dapat
optimal,
melakukan
kepala
hal-hal
sekolah diharapkan
sebagai
berikut
dapat
antara
lain:
(a) Mencari dan mempelajari buku-buku tentang
supervisi akademik sebagai dasar memahami konsep
supervisi akademik yang benar; (b) Mengikuti diklat
dan seminar tentang supervisi akademik.
Berdasarkan kenyataan bahwa kepala sekolah
enggan
melakukan
supervisi
akademik
karena
sungkan dikira tidak percaya dengan guru maka agar
pelaksanaan dapat optimal sebaiknya kepala sekolah
melakukan
hal-hal
sebagai
berikut
antara
lain:
(a) Menjalin hubungan yang harmonis dengan guru
untuk menghilangkan rasa sungkan sehingga maksud
dan tujuan supervisi akademik untuk memperbaiki
proses pembelajaran dapat dipahami bersama; (b) Me56
manfaatkan kegiatan K3S (Kelompok Kerja Kepala
Sekolah) untuk sharing dan berbagi pengalaman
seputar pelaksanaan supervisi akademik.
Adapun untuk aspek tindak lanjut, mengingat
kepala sekolah kurang koordinasi dengan pembina
teknis masalah supervisi akademik maka kepala
sekolah diharapkan selalu berkomunikasi dengan
pembina teknis untuk mendiskusikan penemuan hasil
supervisi akademik.
2. Kepada UPT Dinas Pendidikan
Sebagai upaya pembinaan dan pendampingan
kepada kepala sekolah sebaiknya dilakukan upaya
antara lain sebagai berikut: (a) Memberikan pembekalan kepada kepala sekolah yang baru diangkat tentang
supervisi akademik; (b) Selalu menghadiri kegiatan
Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) untuk mengadakan pembinaan dan pencerahan tentang supervisi
akademik; (c) Aktif membantu dan memberikan solusi
tentang permasalahan dan penemuan hasil supervisi
akademik.
5.3 Keterbatasan Penelitian dan Agenda
Penelitian Selanjutnya
Penelitian terhadap implementasi aspek supervisi akademik kepala sekolah pada proses pembelajaran ini hanya dilakukan di Kecamatan Bulu. Oleh
57
karena itu hasil penelitian ini belum bisa digeneralisasikan pada kecamatan-kecamatan lain. Dengan
demikian
dibutuhkan
penelitian
pengembangan
(research development) maupun penelitian lanjutan
misalnya tentang dampak kurang optimalnya implementasi supervisi akademik pada proses pembelajaran. Penelitian pengembangan maupun lanjutan tersebut diharapkan dapat melengkapi hasil penelitian ini
sebagai sumbangan berharga bagi dunia pendidikan,
khususnya pendidikan di tingkat sekolah dasar.
58
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
mengenai implementasi aspek supervisi akademik
kepala
sekolah
pada
proses
pembelajaran
di
Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung dapat ditarik
kesimpulan bahwa aspek perencanaan, pelaksanaan
maupun tindak lanjut masih berada pada kategori
kurang optimal.
Dari temuan penelitian dapat dikemukakan
bahwa
implementasi
supervisi
akademik
kepala
sekolah pada proses pembelajaran baik aspek perencanaan, pelaksanaan maupun tindak lanjut menurut
kepala sekolah dan guru semua kurang optimal.
Kurang
optimalnya
implementasi
supervisi
akademik kepala sekolah disebabkan oleh beberapa
hal antara lain: kurang pahamnya kepala sekolah
tentang
supervisi
akademik
karena
pada
saat
pengangkatan tidak ada pembekalan, belum tersedia
buku-buku tentang supervisi akademik dan ada rasa
enggan dan rikuh kepala sekolah untuk melaksanakan
supervisi akademik terlebih kepala guru yang lebih
tua. Hal tersebut menyebabkan tujuan supervisi
akademik dalam rangka membantu guru mengem-
55
bangkan kemampuan dan memperbaiki proses pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
temuan
penelitian
pembelajaran
kurang optimal.
5.2 Saran
Berdasarkan
ini,
penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Sekolah
Mengingat di sekolah dasar tidak tersedia buku
tentang supervisi akademik dan juga jarang sekali
mengikuti diklat maupun seminar tentang supervisi
akademik, maka agar perencanaan supervisi akademik
dapat
optimal,
melakukan
kepala
hal-hal
sekolah diharapkan
sebagai
berikut
dapat
antara
lain:
(a) Mencari dan mempelajari buku-buku tentang
supervisi akademik sebagai dasar memahami konsep
supervisi akademik yang benar; (b) Mengikuti diklat
dan seminar tentang supervisi akademik.
Berdasarkan kenyataan bahwa kepala sekolah
enggan
melakukan
supervisi
akademik
karena
sungkan dikira tidak percaya dengan guru maka agar
pelaksanaan dapat optimal sebaiknya kepala sekolah
melakukan
hal-hal
sebagai
berikut
antara
lain:
(a) Menjalin hubungan yang harmonis dengan guru
untuk menghilangkan rasa sungkan sehingga maksud
dan tujuan supervisi akademik untuk memperbaiki
proses pembelajaran dapat dipahami bersama; (b) Me56
manfaatkan kegiatan K3S (Kelompok Kerja Kepala
Sekolah) untuk sharing dan berbagi pengalaman
seputar pelaksanaan supervisi akademik.
Adapun untuk aspek tindak lanjut, mengingat
kepala sekolah kurang koordinasi dengan pembina
teknis masalah supervisi akademik maka kepala
sekolah diharapkan selalu berkomunikasi dengan
pembina teknis untuk mendiskusikan penemuan hasil
supervisi akademik.
2. Kepada UPT Dinas Pendidikan
Sebagai upaya pembinaan dan pendampingan
kepada kepala sekolah sebaiknya dilakukan upaya
antara lain sebagai berikut: (a) Memberikan pembekalan kepada kepala sekolah yang baru diangkat tentang
supervisi akademik; (b) Selalu menghadiri kegiatan
Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) untuk mengadakan pembinaan dan pencerahan tentang supervisi
akademik; (c) Aktif membantu dan memberikan solusi
tentang permasalahan dan penemuan hasil supervisi
akademik.
5.3 Keterbatasan Penelitian dan Agenda
Penelitian Selanjutnya
Penelitian terhadap implementasi aspek supervisi akademik kepala sekolah pada proses pembelajaran ini hanya dilakukan di Kecamatan Bulu. Oleh
57
karena itu hasil penelitian ini belum bisa digeneralisasikan pada kecamatan-kecamatan lain. Dengan
demikian
dibutuhkan
penelitian
pengembangan
(research development) maupun penelitian lanjutan
misalnya tentang dampak kurang optimalnya implementasi supervisi akademik pada proses pembelajaran. Penelitian pengembangan maupun lanjutan tersebut diharapkan dapat melengkapi hasil penelitian ini
sebagai sumbangan berharga bagi dunia pendidikan,
khususnya pendidikan di tingkat sekolah dasar.
58