Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada Proses Pembelajaran di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011081 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan merupakan isu yang sudah
lama diperbincangkan pada lembaga pendidikan di
Indonesia. Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2 Mei 2002
(Mulyasa, 2003). Beberapa gagasan untuk mewujudkan kebijakan tersebut antara lain dengan peningkatan kualitas layanan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
pada empat pilar pendidikan yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar melakukan sesuatu (learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri/mandiri (learning to be) dan belajar hidup bersama
sebagai dasar untuk berpartisipasi dan bekerja sama
dengan orang lain (learning to life together).
Sejalan dengan empat pilar tersebut maka pembelajaran harus aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Untuk itu potensi sumber daya guru
perlu

terus dikembangkan

agar dapat

mengelola

proses belajar mengajar di kelas secara maksimal.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia inilah
yang merupakan tantangan bagi dunia pendidikan
yang menuntut pula peningkatan mutu pendidikan
(Winkel, 2009). Selain itu pengaruh perubahan yang
1

serba cepat mendorong guru untuk terus menerus
belajar, mengembangkan diri dan menyesuaikan diri
dengan

IPTEK

untuk

meningkatkan

kemampuan

mengajar dalam rangka mewujudkan cita-cita peserta
didik. Sebagaimana dikemukakan oleh Faizah (2008)

bahwa sesungguhnya di pundak gurulah bergelayutan
setumpuk harapan dan cita-cita anak didik.
Guru sebagai seorang pendidik bertanggung
jawab dalam menjalankan aktivitas pembelajaran.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional
yang

bertugas

merencanakan

dan

melaksanakan

proses pembelajaran. Hamalik (2009) mengemukakan
bahwa guru merupakan titik sentral yaitu sebagai
ujung tombak di lapangan. Keberhasilan belajar mengajar antara lain ditentukan oleh kemampuan profesional guru. Jabatan guru adalah suatu profesi kependidikan yang mensyaratkan dikuasainya kemampuan
profesional yang memadai.
Guru tidak hanya berperan sebagai guru di

dalam kelas, namun juga sebagai komunikator dan
pendorong kegiatan belajar. Pendapat senada disampaikan oleh Arikunto (2009) yang mengemukakan
bahwa guru sebagai ujung tombak proses pendidikan
memiliki banyak dimensi peran yang harus diembannya dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan.
Sebagai ujung tombak, kualitas guru akan menentukan kualitas mutu layanan pembelajaran dan lulusan
yang dihasilkan.
2

Salah satu program yang dapat diselenggarakan
dalam rangka meningkatkan kualitas layanan guru
adalah melalui supervisi akademik. Supervisi sering
diartikan sebagai bantuan yang diberikan untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Kegiatan

supervisi

adalah

membantu


(assisting),

memberi suport (supporting) dan mengajak mengikutsertakan (sharing) sebagaimana disampaikan oleh
Kimball Wiles (Sahertian, 2000). Oleh karena itu guru
membutuhkan kepala sekolah yang secara struktural
mempunyai tugas melakukan supervisi akademik.
Kepala sekolah berperan sebagai supervisor
dibebani tugas dan tanggung jawab untuk memantau,
membina dan memperbaiki proses pembelajaran di
dalam kelas. Pidarta (1999), mengemukakan bahwa
sebagai supervisor, kepala sekolah amat berperan
dalam menentukan pelaksanaan supervisi di sekolah.
Supervisi merupakan suatu proses pembimbingan dari
atasan kepada para guru yang langsung menangani
belajar siswa, untuk memperbaiki suasana belajar
mengajar agar para siswa dapat belajar secara efektif
sehingga prestasi belajar semakin meningkat.
Pendapat hampir senada dikemukakan oleh
Kisworo (2011) bahwa kepala sekolah secara berkala

harus melaksanakan kegiatan supervisi yang dapat
dilakukan antara lain melalui kunjungan kelas untuk
mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dari
hasil supervisi ini dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembela3

jaran untuk selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut.
Sementara itu Permendiknas nomor 13 tahun
2007 menyatakan bahwa kepala sekolah harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik, meliputi:
(1) merencanakan program supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang
tepat; (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Berdasarkan Permendiknas di atas dilakukan
prasurvei di wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu yang terdiri dari 27 sekolah dasar. Hasil
wawancara dengan 8 orang kepala sekolah ditemukan
bahwa semuanya belum melaksanakan supervisi akademik sebagaimana yang diharapkan. Sebagai contoh
kepala sekolah SD Negeri I Wonotirto yang semenjak
diangkat sebagai kepala sekolah belum pernah melaksanakan supervisi akademik. Beliau mengatakan:
…bukunya di SD sini belum ada jadi saya bingung

mau gimana dan juga agak rikuh. Dulu waktu
saya masih jadi guru juga belum pernah disupervisi oleh kepala sekolah jadi saya juga belum, dan
sebenarnya saya kurang paham tentang supervisi
akademik, karena belum pernah dapat pembekalan…1

1

Hasil wawancara tanggal 24 Mei 2013

4

Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sugito (2005) di Wonogiri Jawa
Tengah yang menyimpulkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah hanya berbekal pada
pengetahuan yang dimiliki semenjak menjadi seorang
guru.
Hasil observasi dan pengamatan menunjukkan
bahwa kepala sekolah kurang paham tentang hakikat
supervisi akademik sehingga tidak mampu melaksanakan supervisi akademik; kepala sekolah enggan melakukan supervisi karena sungkan dikira tidak percaya
dengan guru, kepala sekolah dan guru mengartikan

bahwa supervisi identik dengan penilaian atau inspeksi terhadap guru sehingga supervisi akademik dipandang hanya untuk mencari-cari kekurangan guru
dalam mengajar. Ada juga kepala sekolah yang membuat administrasi supervisi akademik hanya untuk
kepentingan akreditasi maupun Monitoring dan Evaluasi (ME) tanpa pernah ada pelaksanaannya.
Kenyataan tersebut sangat memprihatinkan.
Masih ada kesenjangan yang cukup jauh antara
standar

tugas

kepala

sekolah

untuk

melakukan

supervisi akademik dengan kenyataan di lapangan
yang diperkuat Sturges (dalam Sagala 2010) yang
menyatakan:

...bahwa ada kesenjangan antara harapan dan
kenyataan dalam pelaksanaan supervisi akademik.
Kesenjangan ini dilihat dari sifat dan tujuan supervisi akademik, sebagai contoh ditemukan bahwa
tujuan supervisi akademik seharusnya membantu

5

guru dalam perbaikan pengajaran, namun kenyataan dalam praktiknya supervisi pengajaran lebih
menekankan pada tanggung jawab administrasi
guru.

Kondisi cukup ironis dan menjadi satu pemikiran yang perlu segera disikapi karena dapat berdampak
pada rendahnya kualitas layanan proses pembelajaran
guru-guru di wilayah Kecamatan Bulu.
Penelitian mengenai supervisi

bukanlah hal

baru. Sudah ada beberapa penelitian tentang supervisi
akademik, antara lain Jaenuri (2012) meneliti tentang

“Hubungan supervisi akademik kompetensi Kepala
Sekolah

dengan

kinerja

guru

SD

Kecamatan

Bandungan”; Yahya (2012) meneliti “Hubungan antara
Tipe Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah,
Supervisi

Akademik

dengan


Kompetensi

Kepala

Sekolah Dasar di Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang”; Sugito (2011) meneliti “Faktor-faktor yang
menghambat pelaksanaan supervisi akademik kepala
sekolah

di SD se-Kecamatan Candiroto”. Namun

belum ada yang meneliti tentang implementasi aspek
supervisi akademik. Oleh karena itu, perlu dikaji
aspek

manakah

dari


supervisi

akademik

kepala

sekolah (perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut)
pada proses pembelajaran yang kurang optimal.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian
Aspek manakah dari implementasi supervisi
akademik kepala sekolah (perencanaan, pelaksanaan,
6

tindak lanjut) yang kurang optimal pada proses pembelajaran di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung?

1.3 Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis aspek supervisi akademik
kepala sekolah (perencanaan, pelaksanaan dan tindak
lanjut)

yang

kurang

optimal

kepada

guru

di

Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan bukti empiris aspek-aspek supervisi
akademik yang meliputi perencanaan, pelaksanan dan
tindak lanjut pada proses pembelajaran yang kurang
optimal untuk selanjutnya dapat diperbaiki dalam
upaya meningkatkan mutu layanan pendidikan.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Mengetahui tupoksi kepala sekolah yang berkaitan

dengan

supervisi

akademik

yang

kurang

optimal untuk selanjutnya dapat diperbaiki.
b. Bagi UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu
Mengetahui implementasi aspek supervisi akademik kepala sekolah yang kurang optimal untuk
dapat ditindaklanjuti dengan pembinaan agar pelaksa7

naan supervisi akademik pada proses pembelajaran
dapat berjalan optimal demi peningkatan kualitas
layanan kepada anak didik.

8

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Supervisi Akademik, Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Kepala Sekolah SMP di Kabupaten Purworejo T2 942010010 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada Proses Pembelajaran di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada Proses Pembelajaran di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011081 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada Proses Pembelajaran di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011081 BAB IV

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada Proses Pembelajaran di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011081 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada Proses Pembelajaran di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada Proses Pembelajaran di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 2

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Kesinambungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah SD Di Tegalrejo Magelang T2 BAB IV

0 1 25

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Supervisi Akademik Kepala Sekolah SMP di Kota Salatiga Tahun Pelajaran 20142015 T2 BAB I

0 0 10

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Pada Proses Belajar Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Kedondong ecamatan Gajah Kabupaten Demak T2 BAB I

0 1 9