STRATEGI PETANI TAMBAK DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MELALUI USAHA TAMBAK KERANG HIJAU DI DESA CAMPUREJO KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK.

(1)

STRATEGI PETANI TAMBAK DALAM MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN EKONOMI MELALUI USAHA TAMBAK

KERANG HIJAU DI DESA CAMPUREJO KECAMATAN

PANCENG KABUPATEN GRESIK

SKRIPSI

Oleh:

MOH AGUS BADRUZ ZAMAN

NIM: C04210071

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah

SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan untuk mengetahui: Bagaimana pengelolaan usaha tambak kerang hijau di desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik? Bagaimana strategi yang digunakan petani tambak dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui usaha tambak kerang hijau di desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik?

Data penelitian diperoleh dari observasi para petani tambak kerang hijau dan karyawan dan selanjutnya dianalisis dengan tehnik deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: kerang hijau sangat berpotensi untuk dikembangkan, karena dalam pengelolaan kerang hijau sangat mudah dan sederhana, cukup dengan modal bambu dan tali. Petani tambak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya melalui usaha tersebut. Dalam pengelolaan kerang hijau dibutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga masyarakat tidak perlu bersusah paya mencari pekerjaan karena, masyarakat bisa bekerja dan berusaha, sehingga masyarakat bisa mendapatkan hasil yang baik. Dalam mengelola tambak kerang hijau, petani tambak kerang hijau mengunakan rakit tancap, sebab metode ini cocok untuk diterapkan di desa Campurejo karena mengunakan rakit tancap keuntunganya bisa maksimal dan rakitan bambu tetap utuh dan tidak terbawa arus apabila ada ombak yang besar.

Strategi yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui usaha tambak kerang hijau adalah dengan memperbanyak tambak kerang hijau, membuat beranjang adalah cara yang digunakan petani tambak kerang hijau untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, pengolahan secara mandiri untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, memperluas pasar, menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka kepada para petani tambak kerang hijau desa Campurejo disarankan: Pertama, kepada para petani tambak kerang hijau sebaiknya membuat kelompok sehingga dalam pengelolaannya bisa terorganisir dan lebih maju dan membentuk tim marketing pemasaran untuk akses pasar, sehingga dalam pendistribusian bisa mencapai pasar internasional, dalam pengelolaan kerang hijau membutuhkan inovasi produk sehingga bisa mempunyai banyak produk untuk dipasarkan kepasar internasional atau exspor ke luar negri. Kedua, petani tambak kerang hijau seharusnya mendirikan koperasi kerang hijau syariah yang bersistim bagi hasil karena dengan adanya koperasi kerang hijau yang besistim bagi hasil petani tambak dan masyarakat bisa meminjam modal untuk mengembangkan usahanya dan koperasi kerang hijau syariah bisa mendapatkan keuntungan dari usaha masyarakat sehingga terciptanya kesejahteraan semakin meningkat.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR TRANSLITERASI ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah. ... 8

D. Kajian Pustaka ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 13

G. Definisi Operasional ... 13

H. Metode Penelitian ... 14

I. Sistematika Pembahasan ... 18

BAB II STRATEGI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN EKONOMI A. Strategi ... 20

1. Tujuan Strategi ... 20

2. Macam – Macam Strategi ... 21

3. Strategi Fungsional ... 22


(7)

1. Dasarkesejahteraan ... 29

2. Konsep Kesejahteraan ... 29

3. Teori Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi ... 30

4. Tujuan Kesejahteran ... 31

5. Fungsi Kesejahteraan ... 33

6. Indikator Kesejahteraan Islami ... 34

7. Ukuran kesejahteraan ... 36

C. Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi Islam ... 38

1. Prinsip Tauhid ... 38

2. Prinsip Khilafah ... 38

3. Prinsip Keadilan ... 39

D. Kehalalan usaha kerang ... 39

BAB III PENGELOLAAN USAHA TAMBAK KERANG HIJAU DI DESA CAMPUREJO KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK A. GambaranUmum Desa Campurejo dan Letak Geografis ... 42

B. Profil usaha kerang hijau ... 43

C. Proses Pemasaran/ Pendistribusian Kerang Hijau ... 53

D. Hasil Usaha Kerang hijau ... 55

E. Pengeluaran Masyarakat Desa Campurejo ... 59

F. Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi masyarakat ... 60

BAB IV ANALISIS PENINGKATAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MELALUI USAHA KERANG HIJAU A. Analisis Pengelolaan Usaha Tambak Di Desa Campurejo Panceng Gresik ... 63

B. Analisis Strategi Peningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Melalui Usaha Tambak Kerang Hijau... 64

C. Analisis Strategi Fungsional Pemasaran ... 66


(8)

E. Relefansinya Terhadap Teori Kesejahteraan dan Ukuran

Kesejahteraan ... 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Kandungan Zat Gizi Per 100 g Daging Kerang ... 48

2. Hasil Penjualan Kerang Hijau Dengan Cara Diborong... 55

3. Hasil Penjualan Kerang Hijau Dengan Gelondongan ... 55

4. Hasil Penjualan Dengan Cara Mandiri Dipenen Sendiri ... 56

5. Data Belanja Masyarakat Desa Campurejo ... 60

6. Hasil Pertanian Jagung ... 70

7. Hasil Pertanian Kacang ... 70


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam sebagai pedoman hidup manusia tidak hanya mengatur ibadah ritual saja, tetapi merupakan aturan lengkap yang mencakup aturan ekonomi. Ekonomi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, sehingga tidak mungkin Allah tidak mengatur masalah yang demikian penting.1 Dalam kehidupan, wawasan hidup seseorang, yakni gagasan sikap dan cita - cita hidupnya akan terwujud apabila memiliki ketahanan hidup yakni kemampuan, keuletan untuk menjamin kelangsungan hidupnya yang bahagia di dalam suatu usaha pengelolaan hidup yang serasi.2

Strategi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat diarahkan untuk memperkuat kedudukan dan peran ekonomi masyarakat dalam perekonomian nasional. Perubahan ini meliputi proses perubahan dari ekonomi lemah keekonomi yang tangguh, dari ketergantungan kemandirian, perubahan struktur ini mensyaratkan langkah-langkah dasar yang meliputi pengalokasian sumber daya, penguatan kelembagaan, dan penguasaan teknologi. 3

Menurut Mubyarto, ekonomi masyarakat dewasa ini berada dalam persimpangan jalan. Potensinya untuk berkembang semakin terbuka, karena

1

Hertanto Widodo, Panduan Praktis Operasional Baitul Mal Wat Tamwil (Jakarta: Mizan, 1999), 4.

2

Moh. Soerjan, et al., Lingkungan Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan (Jakarta : UI-Press, 2008), 256.

3

Wardatul Asriyah, “Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi “dalam http://jitoum.blogspot. com diakses pada 8 Mei 2014


(11)

2

seluruh bangsa sangat menyadari mutlak perlunya pemerataan sebagai pra kondisi perwujutan keadilan sosial. Artinya ekonomi masyarakat kecil yang selama ini tergusur atau tertekan. Perlu benar-benar digarap jika selama ini pembangunan yang dilakukan cenderung berformalisasi karena segala sesuatunya telah ditetapkan dan diatur dari atas, maka dalam pembangunan yang memihak masyarakat menuntut semua perencanaan keputusan dan pelaksanaan dilakukan masyarakat sendiri.4

Desa Campurejo adalah desa yang letaknya strategis, karena terletak di wilayah pantura dan dekat dengan pantai, ada beberapa usaha yang dijalankan oleh masyarakat seperti pertanian meliputi tanaman padi, jagung dan kacang dan ada juga usaha pertokohan seperti toko alat-alat rumah tangga akan tetapi menurut BPD desa Campurejo. Desa Campurejo mempunyai potensi sumberdaya pesisir dan lautan cukup besar untuk dikembangkan guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ekonomi dan aktivitas di wilayah pesisir dan lautan tersebut meliputi budidaya perikanan (pertambakan), pencarian ikan tangkap (nelayan), pariwisata, pasar ikan, serta kegiatan masyarakat pesisir lainnya. Dalam usaha tambak kerang hijau harus memperhatikan pengelolaannya sehingga nantinya akan mendapatkan keuntungan yang banyak.5 Produktivitas mengacu pada jumlah barang dan jasa yang dihasilkan seorang pekerja per jam nya,

4

Mubyarto, Reformasi Sistem Ekonomi (Yogyakarta: UII PRESS, 2000), 7.

5


(12)

3

produktivitas menjadi faktor penentu dari standar hidup dan pertumbuhan produktivitas menjadi faktor penentu dari standar hidup.6

Desa Campurejo dekat dengan laut maka masyarakatnya mencari penghasilan tambahan sebagai nelayan dengan mencari ikan di laut dengan cara memancing dan menjaring. Sehingga dapat dilihat dampak dari kenaikan BBM dan lain-lain dapat kita bayangkan ketika masyarakat harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Dampak dari kenaikan BBM harga dan barang-barang kebutuhan tersebut membumbung tinggi dan tidak stabil, sedangkan penghasilan masyarakat tidak dapat mencukupi kebutuhan mereka lagi. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, maka diperlukan strategi atau tindakan - tindakan perbaikan atau peningkatan penghasilan sehingga kesejahteraan bisa tercapai.

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.7 Kesejahteraan hidup merupakan dambaan setiap manusia, masyarakat yang sejahtera tidak akan terwujud jika para masyarakatnya hidup dalam keadaan miskin. Oleh karena itu kemiskinan harus dihapuskan karena merupakan suatu bentuk ketidak sejahteraan yang menggambarkan suatu kondisi yang serba kurang dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. Keinginan

6

N.Gregory Mankiw, Principel of Economics Pengantar Ekonomi Makro (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2006), 56.

7

Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), 10.


(13)

4

masyarakat dalam hal peningkatan kesejahteraan Ekonomi adalah sebagaimana diakui dalam Islam, yaitu memberi hak- hak yang pasti kepada masyarakat dan menyediakan sebagai tata tertib sosial yang menjamin kesejahteraan social bersama dan menghapuskan kemiskinan.8

Prinsip dasar aktualisasi prospektif terhadap bidang kelautan dan perikanan untuk berkemampuan menjadi akar pertumbuhan perekonomian masyarakat pesisir, Aktivitas pemanfaatan sumber daya laut dapat ditata menjadi rantai ekonomi yang dapat memunculkan kegiatan ekonomi lainnya.9 Desa Campurejo banyak usaha petani tambak meliputi tambak ikan, udang dan kerang. Pengelolaan tambak ikan bandeng telah lama dilakukan para petani tambak baik secara tradisional maupun intensif. Meningkatnya konsumsi masyarakan akan bandeng menjadikan usaha budidaya ikan bandeng tahap demi tahap terus menunjukkan peningkatan. Perkembangan yang pesat dari usaha budidaya bandeng di tambak harus pula diimbangi dengan penyediaan benih (nener) secara berkesinambungan dalam jumlah yang cukup dan berkualitas prima. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan bandeng sepanjang tahun pada tingkat produksi maksimal dan berkesinambungan, Benih bandeng (nener) merupakan salah satu sarana produksi yang utama dalam usaha budidaya bandeng di tambak. akan tetapi Perkembangan teknologi budidaya bandeng di tambak dirasakan sangat lambat dibandingkan dengan usaha budidaya kerang hijau. Faktor

8

Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998),

9

Yahya,”Prospek Kelautan”, dalam http://royanimuslim.wordpress.com/2013/01/18/39/. diakses 1 juni 2014.


(14)

5

ketersediaan benih merupakan salah satu kendala dalam menigkatkan teknologi budidaya bandeng dan Selama ini produksi nener alam belum mampu untuk mencukupi kebutuhan budidaya bandeng sedangkan harga pakan juga mahal, oleh karena itu masyarakat beralih budidaya kerang hijau karena jika di bandingkan dengan tambak bandeng kerang hijau ini lebih prospek untuk kedepanya.

Di antara potensi sumberdaya alam yang dapat mengangkat taraf perekonomian masyarakat pesisir adalah usaha kerang hijau. Kerang hijau merupakan hasil laut segar yang dikonsumsi luas oleh masyarakat, hewan ini banyak dimanfaatkan sebagai salah satu sumber protein hewani. Budidaya kerang hijau atau biasa dikenal dipasaran dengan nama kerang Branjang ternyata tidaklah sulit, disamping dengan biaya murah, budidaya kerang hijau ternyata menguntungkan Kerang hijau ini merupakan salah satu jenis kerang yang banyak digemari untuk dikonsumsi karena memiliki kandungan gizi yang cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan gizi daging kerang hijau sebanding dengan daging sapi, telur ataupun daging ayam. Dalam habitat yang normal, kandungan kerang hijau terdiri dari air, protein, lemak serta karbohidrat. Karena itulah, kerang hijau dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia misalnya untuk meningkatkan kerja organ hati manusia, mengobati rematik termasuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kerang hijau merupakan salah satu jenis kekerangan yang mempunyai nilai ekonomis.


(15)

6

Rasanya yang enak didukung kadar protein yang tinggi menjadikan kerang hijau sebagai makanan yang menyehatkan.10

Di desa Campurejo banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari hasil tambak kerang mereka, dalam usaha tersebut mereka rela mengeluarkan modal untuk membeli bambu tali dan menancapkannya di laut. Mereka belum memikirkan apakah modal mereka akan kembali atau tidak, yang mereka pikirkan hanyalah memperbanyak menancapkan bambu yang dapat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarganya. Setelah semua dalam masa panen memang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarganya, tapi saat panen mereka gagal mereka akan tidak dapat mengembalikan modal awal mereka. Sedangkan untuk mengatasi kejatuhan ekonomi yang porak - poranda ini, banyak dari warga masyarakat kita produktif, berinisiatif untuk memberdayakan dan berusaha menciptakan usaha sendiri tanpa berharap uluran tangan dari pemerintah. Salah satunya adalah warga masyarakat desa Campurejo yang menciptakan usaha secara mandiri dan sampai saat ini usaha tersebut masih berjalan walaupun sesekali pernah merasakan rugi, tapi mereka akan bangkit lagi untuk memperbaikinya.

Persoalan ini menarik untuk dikaji, sebab kerang hijau lebih prospek di banding dengan pertanian dan tambak bandeng karena dalam pengelolaan kerang hijau tidak membutuhkan benih dan pakan usaha kerang hijau sangat mandiri karena dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi melalui usaha

10

Arman Mazara Ahmad, “Budidaya Kerang Hijau”, dalam http://serdaducemara.wordpress. com/2013/02/11/budidaya-kerang-hijau/ diakses 1 juni 2014.


(16)

7

kerang hijau masyarakat tidak bekerjasama dengan lembaga keuangan seperti koprasi BMT atau instansi terkait seperti perikanan tetapi budidaya kerang hijau ini masih berjalan sampai sekarang dan bisa menambah penghasilan, juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

B. Identikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah, dapat mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

a. Kondisi perekonomian masyarakat desa Campurejo b. Pembenihan ikan bandeng

c. Peluang kerja masyarakat

d. Pengelolaan usaha tambak kerang hijau di desa Campurejo e. Strategi peningkatan kesejahteraan ekonomi

2. Batasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah, maka penelitian ini akan dilakukan pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus. Penelitian ini terfokus hanya pada kegiatan strategi pengelolaan usaha tambak kerang hijau yang dilakukan masyarakat desa Campurejo, Kecamatan Panceng, kabupaten Gresik untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.


(17)

8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengelolaan usaha tambak kerang hijau di desa Campurejo,

Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik?

2. Bagaimana strategi yang digunakan petani tambak dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui usaha tambak kerang hijau di desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik?

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada. Seperti beberapa skripsi yang pernah peneliti kaji sebelum pembuatan skripsi di antarannya:

1. Dogarawa Ahmad Bello, “Islamic Social Welfare and the Role of Zakah

in the Family System” yang bertujuan untuk memaparkan kesejahteraan

sosial dalam Islam dan peran sosio-ekonomi zakat dalam sistem keluarga dan efektivitas dalam memerangi kemiskinan dan sosial ancaman di masyarakat. Jurnal ini menegaskan bahwa sistem zakat menyediakan mekanisme permanen dari dalam ekonomi, untuk terus mentransfer pendapatan dari orang kaya kepada orang miskin dan benar penilaiannya, segera dikumpulkan dan disalurkan dengan benar, memainkan peran


(18)

9

memecahkan masalah berbahaya seperti kemiskinan, pengangguran, bencana, utang, dan distribusi pendapatan tidak merata dalam masyarakat Islam. Jurnal ini merekomendasikan bahwa muslim kaya harus didorong untuk melaksanakan kewajiban mereka baik melalui sistem terorganisir (jika tersedia) atau secara individu. Ketika membayar iuran mereka secara pribadi harus didorong untuk memulai dengan zakat layak anggota keluarga dekat mereka yang bertuan sebuah kesejahteraan dalam sosial Islam.11

Skripsi di atas dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan distribusi zakat sistem zakat menyediakan mekanisme permanen dari dalam ekonomi, untuk terus mentransfer pendapatan dari orang kaya kepada orang miskin. Sedangkan skripsi yang saya bahas adalah peningkatan kesejahteraan melalaui usaha kerang hijau yaitu dengan usaha bisa meciptakan lapangan pekerjaan dan cenderung produktif dan bukan mentranfer kekayaan seperti zakat, 2. Yoseph M. Laynurak, Model Diversifikasi Usaha Masyarakat Pesisir

Dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Serta Kelestarian Sumber

Daya Wilayah Pesisir Di Kabupaten Belu-NTT. Diversifikasi usaha pada

kawasan pesisir ini, diharapkan mampu menjadi penggerak perekonomian masyarakat yang berbasis pada usaha yang selama ini telah dijalankan, namun belum mendapat perhatian secara serius. Penelitian ini dibatasi pada hubungan antara usaha penangkapan ikan,

11

Dogarawa Ahmad Bello, “Islamic Social Welfare and the Role of Zakah in the Family System” dalam Journal of Islamic Law (Volume 10, Nomer 1, Oktober 2010), 17.


(19)

10

usaha ternak dan eksploitasi sumber daya pesisir lainnya terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir dan kelestarian lingkungan pesisir di wilayah pesisir Kabupaten Belu, selanjutnya dirumuskan permasalahan dalam disertasi adalah: Bagaimana pengaruh diversifikasi usaha, dan unsur usaha apa saja yang berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir dan kelestarian lingkungan pesisir. Apakah model diversifikasi usaha masyarakat pesisir yang berbasis pada usaha penangkapan ikan, usaha ternak dan eksplotasi lingkungan ini dapat memberi jawaban terhadap kesjahteraan dan kelestarian lingkungan pesisir. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh diversifikasiusaha, terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir dan kelestarian lingkungan pesisir. Diversifikasi usaha masyarakat pesisir, ditekankan pada usaha yang telah dilaksanakan oleh masyarakat selama ini, yaitu penangkapan ikan, beternak dan eksploitasi jasa lingkungan lainnya. Sejauh mana usaha penangkapan ikan, ternak dan eksploitasi jasa lingkungan lain memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan dan kelestarian lingkungan pesisir12.

Diversifikasi usaha masyarakat pesisir dalam skripsi ini mengukur pengaruh diversifikasi usaha, terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir dan kelestarian lingkungan pesisir. Sedangkan skripsi yang saya bahas adalah meneliti cara mengelola dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui usaha kerang hijau

12

Yoseph M. Laynurak,”Model Diversifikasi Usaha Masyarakat Pesisir Dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Serta Kelestarian Sumber Daya Wilayah Pesisir di Kabupaten Belu-NTT” (Disertasi – Universitas Diponegoro, Semarang, 2008), 20.


(20)

11

3. Abdul Basith “Ekonomi Kemasyarakatan” dalam buku ini tujuannya adalah pemberdayaan sektor ekonomi lemah,13 kemiskinan yang membelengggu mayoritas masyarakat bukanlah masalah baru. Penaggulangan kemiskinan telah menjadi perhatian banyak pihak untuk sekian lama. Salah satu sebabnya adalah adanya kekeliruan dalam setrategi besar dan kelemahan dalam pelaksanaan pembanguan nasional. Buku ini menyajikan kajian teoritis dan empiris yang terkait dengan ekonomi kemasyarakat. Pemberdayaan ekonomi msyarakat merupakan perwujutan peningkatan harkat dan martabat lapisan masyarakat untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Pembahasan buku ini lebih di fokuskan pada masyarakat pengusaha golongan lemah.

Buku ini adalah menjelaskan tentang pemberdayaan sektor ekonomi lemah, sedangkan skripsi ini menjelaskan tentang peningkatan kesejahteraan ekonomi melalui usaha kerang hijau.

4. Ari Syofwan,Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan

UMK di Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan kredit usaha rakyat (KUR) terhadap pengembangan usaha mikro dan kecil (UMK) di Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat14

. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan kredit usaha rakyat (KUR) terhadap pengembangan usaha mikro dan kecil (UMK) di Kecamatan Gebang,

13

Abdul Basith, Ekonomi Kemasyarakatan, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), 20.

14

Ari Syofwan ,”Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat”, (Skripsi-Universitas Sumatera Utara, 2012), 9.


(21)

12

Kabupaten Langkat. Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh positif terhadap usaha mikro dan kecil (UMK), ini terlihat dari beberapa indikator seperti peningkatan omset produksi usaha mikro dan kecil (UMK) di Kecamatan Gebang.

Dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat mengunakan Peranan kredit usaha rakyat terhadap pengembangan UMK dan bekerja sama dengan beberapa lembaga yaitu seperti koperasi simpan pinjam, BMT (Baitul Ma>l Wa Tamwi>l). Sedangkan skripsi yang penulis teliti adalah tidak ada lembaga manapun yang bekerjasama dengan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui pengelolaan usaha tambak kerang hijau di desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik

2. Untuk mengetahui strategi pengelolaan usaha tambak kerang hijau yang digunakan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui usaha tambak kerang hijau di desa Campurejo, Kecamatan Penceng, Kabupaten Gresik.


(22)

13

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat setidaknya dalam dua (2) hal, yaitu:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi tentang strategi peningkatan ekonomi masyarakat melalui usaha tambak kerang hijau di desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik.

G. Definisi Operasional

Tinjauan tentang strategi peningkatan kesejahteraan ekonomi 1. Strategi Petani Tambak dalam Meningkatan Kesejahteraan Ekonomi

Strategi petani tambak adalah cara-cara yang digunakan petani tambak untuk meningkatkan kesejahteraan yang bertujuan untuk meningkatan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat seperti meningkatkan produktifitas yaitu dengan memperbanyak tambak kerang hijau dan memperluas pemasaran.

2. Usaha Tambak Kerang Hijau Usaha tambak kerang hijau adalah usaha yang sangat sederhana dan biaya murah dan usaha kerang hijau juga menguntungkan sehingga usaha ini dilakukan masyarakat desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik untuk meningkatkan kesejahteraannya.


(23)

14

Strategi peningkatan kesejahteraan ekonomi dalam hal ini cara yang akan dilaksanakan oleh masyarakat guna membuat perbaikan dalam kemakmuran yang dapat dirasakan oleh seluruh petani tambak dalam menjalankan usahanya. Dimana usaha yang akan dilakukan masyarakat itu diharapkan dapat berkembang dan dapat meningkatkan taraf kehidupannya dalam hal ekonomi.

H. Metode Penelitian

Penelitian ini meliputi jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data - data dengan menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasikannya.

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada kesimpulan.15

1. Data Yang di Kumpulkan

Data ini diperoleh di desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik. Peneliti mengambil partisipan dari masyarakat Petani tambak kerang hijau dengan mempertimbangkan karena usaha tambak kerang hijau tersebut sudah dikenal masyarakat. Faktor lain yang menjadi

15

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. III, 2007), 60.


(24)

15

pertimbangan yaitu pada lokasi tersebut bukan merupakan alur penangkapan dan jalur lalulintas kapal sehingga apabila digunakan untuk budidaya tidak akan tergangu.

2. Sumber Data

Dilihat dari jenis penelitiannya, maka skripsi ini termasuk penelitian lapangan karena sumbernya diperoleh dengan cara terjun secara langsung ke lapangan. Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu:

a. Sumber Primer

Merupakan sumber yang bersifat utama dan penting yang memungkinkan untuk mendapatkan sejumlah informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan penelitian.16 Dalam penelitian ini, peneliti langsung meminta informasi atau keterangan tentang strategi peningkatan kesehajteraan ekonomi dari 30 petani tambak kerang hijau dan karyawanya.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder diperoleh dengan cara mencari informasi yang relevan (sesuai) dengan topik penelitian. Pengambilan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku model ekonomi rumah tangga nelayan sekala kecil, dan pemerintah desa Campurejo.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

16

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1997), 116.


(25)

16

a. Observasi

Observasi yaitu proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.17 Pada penelitian ini observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan pengelolaan tambak kerang hijau.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.18

Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada 30 petani tambak kerang hijau dan karyawan.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukan pada subjek penelitian dokumentasi tersebut berupa foto keramba dan proses pengelolaan kerang hijau dan data pendapatan masyarakat.

4. Teknik Pengolahan Data

a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara

17

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 129.

18

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. XXVI, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 186.


(26)

17

data yang ada dan relevansi dengan penelitian.19 Dalam hal ini, penulis akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah saja. b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam

penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.20 Penulis melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisa data.

c. Analizing yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah.21

5. Teknik Analisis Data

Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan.22

Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

19

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif (Bandung: Alfa Beta, 2008), 243.

20

Ibid., 245.

21

Ibid., 246.

22


(27)

18

diselidiki.23 Dalam skripsi ini, metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan setrategi peningkatan kesejahteraan masyarakat, kemudian menghubungkannya dengan usaha kerang hijau.

I. Sistematika Pembahasan

Penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab sebagai berikut :

Bab pertama tentang pendahuluan yanga terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua yaitu sebagai dasar kajian mengenai teori-teori berdasarkan tinjauan pustaka dan literatur mengenai strategi peningkatan kesejahteraan ekonomi. Adapun yang dijelaskan dalam bab ini adalah tentang pengertian strategi dan peningkatan kesejahteraan dalam sub bab ini membahas tentang teori mengunakan teori pengantar kesejateraan ekonomi

Bab ketiga memuat data yang berkaitan dengan hasil penelitian terhadap strategi penningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui usaha tambak. Bab ini berisi tentang deskripsi umum objek penelitian termasuk diantaranya letak geografis, proses pengelolaan usaha tambak kerang hijau, pendistribusian hasil tambak kerang hijau.

Bab keempat merupakan kajian analisis peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui usaha tambak kerang hijau.

23


(28)

19

Bab kelima penutup, bab ini merupakan bagian akhir yang berisi kesimpulan dari uraian-uraian yang telah dibahas dalam keseluruhan penelitian serta saran.


(29)

BAB II

STRATEGI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN EKONOMI

A. Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia di artikan sebagai the art of the general atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mencapaitujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.1 Menurut Kennet Andrew dalam buku Strategi management, strategi merupakan pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan serta rancana-rencana penting untuk mencapai tujuan, yang dinyatakan dalam cara seperti menetapkan bisnis yang dianut atau yang akan dianut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi jenis apa perusahaan ini.2 1. Tujuan Strategi

Tujuan strategi adalah untuk mencari kekuatan-kekuatan sumber daya dan kompetensi inti internal untuk mencapai tujuan perusahaan dalam lingkungan persaingan. Tujuan strategi ada ketika semua pegawai dan tingkatan perubahan berkomitmen untuk mencapai kriteria kinerja spesifik dan signifikan. Tujuan strategi telah terbentuk ketika orang-orang

1

Habib, “Pengertian Strategi” dalam http://dilihatya.com/926pengertian-strategi-menurut-para-ahli diakses pada 4 januari 2015.

2

James C Craig dab Robet M Grant, Strategi Manajement (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1993), 5.


(30)

21

percaya dengan semangat yang menyala-nyala terhadap produk dan industri mereka dan ketika mereka memutuskan perhatian sepenuhnya pada kemampuan perusahaan untuk mengatasi para pesaingnya.3

2. Macam – Macam Strategi

Strategi menurut Yusanto dan Widjajakusuma4 adalah: a. Strategi Induk

Strategi induk merupakan strategi jangka panjang yang spesifik bagi perusahaan. Berisi rumusan holistik visi, misi dan tujuan yang menerjemahkan orientasi strategi perusahaan. Strategi induk pada dasarnya merupakan rencana strategis untuk melihat sisi organisasi minimal untuk lima tahun yang akan datang. Rencana jangka panjang ini sangat diperlukan sebagai barometer atau petunjuk arah aksi organisasi yang dikaitkan dengan kemampuan serta peluang yang ada. Itulah sebabnya penerapan syariah dalam manajemen strategi nampak jelas pada strategi indukyang mencakup visi, misi, dan tujuan perusahaan.

b. Strategi Generik

Strategi ini disebut sebagai gagasan inti yang melandasi strategi induk berkaitan dengan upaya perusahaan agar dapat bersaing sebaik-baiknya di pasar. Apabila strategi ganerik menuntut persyaratan adanya penataan organisasi, prosedur pengendalian dan sistem insentif.

3

Michael Hitt, Manajemen Strategi Daya Saing dan Globalisasi (Jakarta: Salemba Empat, 2001), 26.

4

Yusanto dan Widjajakusuma, Manajemen Strategi dalam Persektif Syariah (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), 55-67.


(31)

22

c. Strategi Umum

Strategi umum menerapkan bagi tindakan terkoordinasi dan berkesinambungan yang diharapkan untuk mencapai orientasi strategi perusahaan dan strategi induk. Bagian-bagian dari strategi umum yaitu: strategi pertumbuhan, stabilitas (Stability strategy), penciutan5 (retrenchment strategies) dan kombinasi.

3. Strategi Fungsional

a. Strategi fungsional operasi /produksi

Menurut Schroeder, secara umum istilah operasi megacu pada kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa dan menjadi fungsi inti dari setiap perusahaan. Praktiknya, fungsi operasi diperlakukan sama seperti fungsi lainnya , seperti fungsi pemasaran dan keuangan.6

Sistem operasi yang menjadi masukan (input) adalah energi, material, tenaga kerja, modal dan informasi. Semua masukan ini diubah menjadi barang atau jasa melalui teknologi proses, yaitu metode tertentu yang digunakan untuk melakukan transformasi.

Operasi, pengendalian melalui umpan balik (feed back) sangat diperlukan agar bisa didapatkan produk yang diinginkan. Sementara interaksi yang terjadi antara sistem transformasi dengan lingkungan perlu pula mendapat perhatian. Konteks ini ada dua macam lingkungan. Pertama, dalam bentuk fungsi bisnis lain atau tingkatan manajemen yang lebih tinggi di dalam perusahaan namun di luar

5

Penciutan dalam hal inididefinisikan dengan pengelompokan ulang (regrouping) melalui pengurangan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun.

6


(32)

23

fungsi operasi, yang dapat mengubah kebijakan, sumber daya, asumsi, tujuan dan bahkan menjadi kendala. Kedua, lingkungan di luar perusahaaan berupa perubahan bisnis yang terjadi sebagai akibat perubahan politik, ekonomi, sosial, dan hukun sehingga menimbulkan perubahaan pula pada pemasukan, pengeluaran ataupun sistem transformasi operasi. Sebagai contoh, perubahaan kondisi ekonomi berpotensi menyebabkan manajer operasi merevisi prakiraan permintaan yang pada akhirnya membawa konsekuensi untuk merekrut lebih banyak tenaga kerja dan memperbesar kapasitas produksi.7 b. Strategi fungsional pemasaran

Menurut Bygrave dalam bukunya The Portable MBA in Entrepreneurship yang telah diterjemahan dalam 17 bahasa ii, dalam bahasa yang lebih sederhana, fungsi suatu strategi pemasaran pada dasarnya menunjukan bagaimana sasaran pemasaran (perusahaan) dapat dicapai.

Untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif, suatu perusahaan menggunakan variabel-variabel bauran pemasaran(marketing mix), yang terdiri atas empat elemen berikut ini. 1) Produk (Product) : barang/jasa yang ditawarkan

2) Harga (price) : yang ditawarkan

3) Saluran distribusi (placement) yang digunakan (grosir, distributor, pengeceran) agar produk tersebut tersedia bagi para pelanggang

7


(33)

24

4) Promosi (promotion) : iklan, personal selling, promosi penjualan, dan publikasi.8

Formulasi strategi fungsional pemasaran berwujud dalam keputusan fundamental yang memberi petunjuk sehari-hari. Keputusan yang dimaksud terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut: 1) Strategi Fungsional Untuk Komponen Produk

Berkenaan dengan penetapan produk yang tepat dengan pasar sasaran. Menjelaskan kualitasnya, yakni paduan manfaat atau kepuasan yang ditimbulkan, atribut prodak yang dibawahnya, juga perluasan produk, atau sesuai dengan yang dijanjikan, serta memberikan pelayanan pasca jual berupa garansi, citra perusahaan dan kenyamanan distribusi/pengirim. Pernyataan juga harus dapat memelihara konsistensi dan kontinuitas kegiatan pemasaran sehari-hari.

2) Strategi Fungsional Untuk Komponen Harga

Variabel harga merupakan komponen pemasaran yang langsung mempengaruhi persepsi konsumen, reaksi pemerintah, permintaan dan penawaran serta berujung pada pencapaian sasaran profit perusahaan. Atas dasar ini, maka strategi ini harus dapat memberikan keputusan harga yang tepat terhadap pelanggan. Intinya, harga yang disajikan kompotetif. Keputusan ini

8


(34)

25

memasukan faktor biaya, persaingan dan permintaan. Penetapan harga dilakukan setelah perusahaan memonitor harga yang ditetapkan pesaing, agar harga yang ditentukan kompotetif, tidak terlalu tinggi atau sebaliknya.

3) Strategi Fungsional Untuk Komponen Promosi

Promosi lebih luas dari sekedar iklan. Komponen ini menetapkan strategi komunikasi produk dan perusahaan dengan konsumen. Komponen ini memberikan pedoman kepada manajer pemasaran dalam promosi. Umumnya, pedoman tersebut dapat berupa salah satu atau kombinasi dari penggunaan promosi penjualan, ilklan, publisitas (mencetak dan menanyangkan berita di media), penjualan personal (presentasi penjualan secara perorangan atau pemasaran jarak jauh). Melakukan promosi hendaknya melakukan dengan cara islami, yaitu hindari promosi yang bersifat porno dan bohong.9

4) Strategi fungsional untuk komponen distribusi

Perusahaan diberikan pedoman untuk memutuskan pilihan jaringan distribusi yang dipandang efektif dan efisien untuk menghubungkan produsen dengan konsumen tanpa harus menzalimi pesaing lain.10

c. Strategi Fungsional Riset dan Pengembangan/ Peningkatan

9

Ibid., 81.

10


(35)

26

Strategi ini mempunyai peranan penting, khususnya dalam mengantisipasi perkembangan teknologi yang demikian cepat dan dalam industri yang ketat.

Strategi fungsional ini, perusahaan diberikan arahan tentang perioritas riset yang harus dilakukan: riset dasar atau pengembangan produk, cakupan waktu, dan tenaga pelakasanaan riset.11

B. Pengertian kesejahteraan Ekonomi

Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera. Sejahtera ini mengandung pengertian dari bahasa Sansekerta Catera yang berarti payung. Dalam konteks ini, kesejahteraan yang terkandung dalam arti Catera (payung) adalah orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan, atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman tentram baik lahir maupun batin.12

Menurut Friedlander, kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan - pelayanan sosial dan institusi - institusi yang di rancang untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehigga memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampuan dan kesejahteraan sepenuhnya selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.13

11

Ibid., 83.

12

Adi Fahrudin, “Pengantar Kesejahteraan Sosial” ( Bandung : Refika Aditama, 2012), 9.

13


(36)

27

Kesejahteraan berasal dari kata dasar sejahtera: aman sentosa dan makmur; selamat (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran, dan sebagainya). Kesejahteraan: hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan, ketenteraman, kesenangan hidup, dan sebagainya; kemakmuran14.

Dari ragam definisi di atas, pada intinya, kesejahteraan sosial menuntut terpenuhinya kebutuhan manusia yang meliputi kebutuhan primer (primary needs), sekunder (secondary needs) dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer meliputi: pangan (makanan) sandang (pakaian), papan (tempat tinggal), kesehatan dan keamanan yang layak. Kebutuhan sekunder seperti: pengadaan sarana transportasi (sepeda, sepeda motor, mobil, dsb.), informasi dan telekomunikasi (radio, televisi, telepon, HP, internet, dan lain sebagainya). Kebutuhan tersier seperti sarana rekereasi, hiburan. Kategori kebutuhan di atas bersifat materil sehingga kesejahteraan yang tercipta pun bersifat materil. Kesejahteraan sosial yang didambakan Al-Quran menurut Qurasih Shihab tercermin di surga yang dihuni oleh Adam dan isterinya sesaat sebelum mereka turun melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi. Seperti diketahui, sebelum Adam dan isterinya diperintahkan turun ke bumi, mereka terlebih dahulu ditempatkan di surge. Surga diharapkan menjadi arah pengabdian Adam dan Hawa, sehingga bayang-bayang surga itu bisa diwujudkan di bumi dan kelak dihuni secara hakiki di akhirat.15 Masyarakat yang mewujudkan bayang-bayang surga itu adalah masyarakat yang berkesejahteraan.

14

Depdiknas, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1284

15

Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran; Tafsir Maudhlui Atas Berbagai Persoalan Umat Edisi E-book, hal 126-127


(37)

28

Kesejahteraan surgawi ini dilukiskan antara lain dalam QS. Thâhâ/20: 117-119, yang berbunyi:

                             Artinya :

“Hai adam, sesungguhnya ini (Iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali jangan sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang akibatnya engkau akan bersusah payah. Sesungguhnya engkau tidak akan kelaparan di sini (surga), tidak pula akan telanjang, dan sesungguhnya engkau tidak akan merasakan dahaga maupun kepanasan”.16

Dari ayat menurut ini jelas bahwa pangan, sandang, dan papan yang diistilahkan dengan tidak lapar, dahaga, telanjang, dan kepanasan semuanya telah terpenuhi di sana. Terpenuhinya kebutuhan ini merupakan unsur pertama dan utama kesejahteraan sosial.17 Lebih lanjut dalam Undang-undang Kesejahteraan Sosial, kriteria masalah sosial yang perlu diatasi meliputi i) kemiskinan; ii) ketelantaran; iii) kecacatan; iv) keterpencilan; v) ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku; vi) korban bencana; dan vii) korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.

1. Dasar Kesejahteraan

Dasar kesejahteraan dijelaskan dalam UU No 11 Tahun 2009 Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,

16

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007), 596.

17


(38)

29

spiritual, dan sosial warga negara agardapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.18 2. Konsep Kesejahteraan

Konsep kesejahteraan menurut Nasikun, dapat dirumuskan sebagai padanan makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empat indicator yaitu:

a. Rasa aman (security)

b. Kesejahteraan (welfare)

c. Kebebasan (freedom)

d. Jati diri (Identity).19

Tingkat kepuasan dan kesejahteraan adalah dua pengertian yang salingberkaitan. Tingkat kepuasan merujuk pada individu atau kelompok, sedangkan tingkat kesejahteraan mengacu pada komunitas atau masyarakat luas. Tingkat kesejahteraan meliputi pangan, pendidikan, kesehatan, kadang juga dikaitkan dengan kesempatan kerja, perlindungan hari tua, keterbebasan dari kemiskinan dan sebagainya. Kesejahteraan merupakan representasi yang bersifat kompleks karena multidimensi, mempunyai keterkaitan antar dimensi dan ada dimensi yang direpresentasikan. Perumusan tentang batasan antara substansi kesejahteraan dan representasi kesejahteraan ditentukan oleh perkembangan praktik kebijakan yang dipengaruhi oleh ideologi dan kinerja negara yang tidak lepas dari pengaruh dinamika pada tingkat global.

18

Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial 89.

19

Nasikun, Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga (Yogyakarta PT. Tiara Wacana, 1996), 70.


(39)

30

3. Teori Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi

Teori kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi.kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Selanjutnya percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat memerlukan kebijakan ekonomi atau peranan pemerintah dalam mengatur perekonomian sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian.salah satu unsur penting kesejahteraan ialah kepuasan, atau utility.20

Teori kesejahteraan secara umum dapat diklasifikasi menjadi tiga macam, yaitu classical utilitarian, neoclassical welfare theory dan new

contractarian approach (Albert dan Hahnel dalam Darussalam 2005:77).

Pendekatan classical utillatarial menekankan bahwa kesenangan (pleasur) atau kepuasan (utility) seseoarang dapat diukur dan bertambah.

Berdasarkan pada beberapa pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan seseorang dapat terkait dengan tingkat kepuasan (utility) dan kesenangan (pleasure) yang dapat diraih dalam kehidupannya guna mencapai tingkat kesejahteraannya yang diinginkan. Maka dibutuhkan suatu prilaku yang dapat memaksimalkan tingkat kepuasan sesuai dengan sumberdaya yang tersedia.

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indicator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini menurut Thomas

20


(40)

31

menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah. Dapat diasumsikan bahwa kesejahteraan sosial berhubungan positif dengan pendapatan perkapita, namun berhubungan negative dengan kemiskinan.21 4. Tujuan Kesejahteran

Tujuan utama ekonomi Islam adalah merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (falah), serta kehidupan yang baik dan terhormat.22 Ini merupakan definisi kesejahteraan dalam pandangan Islam, yang tentu saja berbeda secara mendasar dengan pengertian kesejahteraan dalam ekonomi konvensional yang sekuler dan materialistik. Secara terperinci, tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting. Kesejahteraan ini mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan negara.

b. Untuk mencapai kehidupan sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok atau terckupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan,

21

Siboykasaci, “Teori Kesejahteraan” dalam http://siboykasaci.wordpress.com/teori-kesejahteraan/diakses 1 juni 2014.

22


(41)

32

keamanan serta sistem negara yang menjamin terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil dibidang ekonomi.23

c. Penggunaan sumber daya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan tidak mubazir.

d. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di lingkungannya, misanya dengan menggali sumber-sumber, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.24

e. Distribusi harta, kekayaan, pendapatan dan hasil pembangunan secara adil dan merata.

f. Menjamin kebebasan individu. g. Kesamaan hak dan peluang. h. Kerjasama dan keadilan. 5. Fungsi Kesejahteraan Sosial

Fungsi kesejahteraan sosial bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi tekanan-tekanan diakibatkan terjadinya perubahan-perubahan sosio-ekonomi, menghindarensi kan terjadinya konsekuensi-konsekuesi sosial yang negative akibat pembangunan serta menciptakan kondisi-kondisi yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat (Friedlander & apte) Fungsi kesejahteraan sosial antara lain :

a. Fungsi Pencegahan

23

Warkum Sumito, Asas-asas Perbankan Islam &Lembaga-lembaga Terkait. Cet ke empat, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004), 17.

24


(42)

33

Kesejahteraan di tujukn untuk memperkuat individu, keluarga, dan masyarakat supaya terhindar dari masalah-masalah sosial baru. Dalam masyarakat transisi, upaya pencegahan di tekankan pada kegiatan-kegiatan untuk membantu menciptakan pola-pola baru dalam hubungan sosial serta lembaga-lembaga sosial baru.

b. Fungsi Penyembuhan

Kesejahteraan sosial di tujukan untuk menghilangkan kondisi-kondisi ketidak mapuan fisik, emosinal, dan sosial agar orang yang mengalami masalah tersebut dapat berfungsi kembali secara wajar dalam masyarakat dalam fungsi ini tercakup juga fungsi pemulihan (rehabilitasi).

c. Fungsi Pengembangan

Kesejahteraan berfungsi untuk memberikan sumbangan langsung ataupun tidak langsung dalam proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-sumber daya sosial dalam masyarakat.

d. Fungsi Penunjang

Fungsi ini mencakup kegiatan – kegiatan untuk membantu mencapai tujuan sector atau bidang pelayanan kesejahteraan lain 6. Indikator Kesejahteraan Islami

Kesejahteraan dalam pembangunan sosial ekonomi, tidak dapat didefinisikan hanya berdasarkan konsep materialis dan hedonis, tetapi juga memasukkan tujuan-tujuan kemanusiaan dan keruhanian. Tujuan-tujuan


(43)

34

tersebut tidak hanya mencakup masalah kesejahteraan ekonomi, melainkan juga mencakup permasalahan persaudaraan manusia dan keadilan sosial-ekonomi, kesucian kehidupan, kehormatan individu, kehormatan harta, kedamaian jiwa dan kebahagiaan, serta keharmonisan kehidupan keluarga dan masyarakat.

Salah satu cara menguji realisasi tujuan-tujuan tersebut adalah dengan:

a. Melihat tingkat persamaan sosial dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi semua.

b. Terpenuhinya kesempatan untuk bekerja atau berusaha bagi semua masyarakat.

c. Terwujudnya keadilan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan. d. Stabilitas ekonomi yang dicapai tanpa tingkat inflasi yang tinggi. e. Tidak tingginya penyusutan sumber daya ekonomi yang tidak dapat

diperbaharui, atau ekosistem yang dapat membahayakan kehidupan. Cara lain menguji realisasi tujuan kesejahteraan tersebut adalah dengan melihat perwujudan tingkat solidaritas keluarga dan sosial yang dicerminkan pada tingkat tanggungjawab bersama dalam masyarakat, khususnya terhadap anak-anak, usia lanjut, orang sakit dan cacat, fakir miskin, keluarga yang bermasalah, dan penangulangan kenakalan remaja, kriminalitas, dan kekacauan sosial. Berlandaskan Kerangka Dinamika Sosial Ekonomi Islami, suatu pemerintahan harus dapat menjamin kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan lingkungan yang sesuai


(44)

35

untuk aktualisasi pembangunan dan keadilan melalui implementasi Syariah. Hal itu terwujud dalam pembangunan dan pemerataan distribusi kekayaan yang dilakukan untuk kepentingan bersama dalam jangka panjang. Sebuah masyarakat bisa saja mencapai puncak kemakmuran dari segi materi, tetapi kejayaan tersebut tidak akan mampu bertahan lama apabila lapisan moral individu dan sosial sangat lemah, terjadi disintegrasi keluarga, ketegangan sosial dan anomie masyarakat meningkat, serta pemerintah tidak dapat berperan sesuai dengan porsi dan sebagaimana mestinya. Salah satu cara yang paling konstruktif dalam merealisasikan visi kesejahteraan lahir dan bathin bagi masyarakat yang sebagian masih berada di garis kemiskinan, adalah dengan menggunakan sumber daya manusia secara efisien dan produktif dengan suatu cara yang membuat setiap individu mampu mempergunakan kemampuan artistik dan kreatif yang dimiliki oleh setiap individu tersebut dalam merealisasikan kesejahteraan mereka masing-masing. Hal ini tidak akan dapat dicapai jika tingkat pengangguran dan semi pengangguran yang tinggi tetap berlangsung.

Ibnu Khaldun, menjadikan syariah sebagai variabel terikat di dalam teori Model Dinamika, tetapi syariah hanya memberikan prinsip-prinsip dasar yang dibutuhkan untuk menyusun apa yang seusai dengan kebutuhan masyarakat yang mungkin berubah seiring perubahan tempat dan waktu. Syariah harus diimplementasikan, dan akan terlaksana jika kaum ulama tidak terlalu liberal atau tidak terlalu kaku dan realistis. Implementasi


(45)

36

syariah tidak dapat diwujudkan jika kekuasaan politik menjadi sekuler dan korup serta tidak bersedia menjalankan perannya sebagaimana mestinya. Apabila masyarakat terlalu miskin, acuh dan tertindas, maka mereka juga akan menggunakan pengaruh yang ada. Jadi, syariah tidak akan efektif bila pemerintah dan masyarakat (termasuk kaum ulama) tidak menjalankan perannya dengan tepat.

7. Ukuran Kesejahteraan

Terdapat berbagai perkembangan pengukuran tingkat kesejahteraan dari sisi fisik, seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia), Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup), Basic Needs (Kebutuhan Dasar), dan GNP/Kapita (Pendapatan Perkapita). Ukuran kesejahteraan ekonomi inipun bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala usaha). Dari sisi konsumsi maka kesejahteraan bisa diukur dengan cara menghitung seberapa besar pengeluaran yang dilakukan seseorang atau sebuah keluarga untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kebutuhan lainnya dalam waktu atau periode tertentu.

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk, menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat direpresentasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas


(46)

37

masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah

Ukuran tingkat kesejahteraan manusia selalu mengalami perubahan. Pada 1950-an, sejahtera diukur dari aspek fisik, seperti gizi, tinggi dan berat badan, harapan hidup, serta income. Pada 1980-an, ada perubahan di mana sejahtera diukur dari income, tenaga kerja, dan hak-hak sipil. Pada 1990-an, Mahbub Ul-Haq, sarjana keturunan Pakistan, merumuskan ukuran kesejahteraan dengan yang disebut Human Development Index

(HDI). Dengan HDI, kesejahteraan tidak lagi ditekankan pada aspek kualitas ekonomi-material saja, tetapi juga pada aspek kualitas sosial suatu masyarakat.25

C. Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi Islam

Menurut Umer Chapra adalah sebagai berikut: 1. Prinsip Tauhid.

Tauhid adalah fondasi keimanan Islam. Ini bermakna bahwa segala apa yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh Allah SWT, bukan kebetulan, dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan inilah yang memberikan signifikansi dan makna pada eksistensi jagat raya, termasuk manusia yang menjadi salah satu penghuni di dalamnya. Prinsip Tauhid menjadi landasan utama bagi setiap umat Muslim dalam menjalankan aktivitasnya termasuk aktivitas ekonomi. Prinsip ini

25


(47)

38

merefleksikan bahwa penguasa dan pemilik tunggal atas jagad raya ini adalah Allah SWT. Prinsip Tauhid ini pula yang mendasari pemikiran kehidupan Islam yaitu Khilafah (Khalifah) dan‘Adalah (keadilan).26

2. Prinsip Khilafah.

Khilafah mempresentasikan bahwa manusia adalah khalifah atau wakil Allah di muka bumi ini dengan dianugerahi seperangkat potensi spiritual dan mental serta kelengkapan sumberdaya materi yang dapat digunakan untuk hidup dalam rangka menyebarkan misi hidupnya. Ini berarti bahwa, dengan potensi yang dimiliki, manusia diminta untuk menggunakan sumberdaya yang ada dalam rangka mengaktualisasikan kepen-tingan dirinya dan masyarakat sesuai dengan kemampuan mereka dalam rangka mengabdi kepada Sang Pencipta, Allah SWT.27

3. Prinsip Keadilan

Keadilan adalah salah satu misi utama ajaran Islam. Implikasi dari prinsip ini adalah: (1) pemenuhan kebutuhan pokok manusia, (2) sumber-sumber pendapatan yang halal dan tayyib, (3) distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata, (4) pertumbuhan dan stabilitas.

Prinsip ‘Adalah (keadilan) menurut Chapra merupakan konsep yang tidak terpisahkan dengan Tauhid dan Khilafah, karena prinsip ‘Adalah adalah merupakan bagian yang integral dengan tujuan syariah (maqasid al

Syariah). Konsekuensi dari prinsip Khilafah dan ‘Adalah menuntut bahwa

semua sumberdaya yang merupakan amanah dari Allah harus digunakan

26

M. Umer Chapra, Masa Depan Ilmu Ekonomi, (terj.) Ikhwan Abidin, The Future of Economics: An Islamic Perspective, (Jakarta: Gema Insani Press 2001), 202-206.

27


(48)

39

untuk merefleksikan tujuan syariah antara lain yaitu; pemenuhan kebutuhan (need fullfillment), menghargai sumber pendapatan (recpectable source of earning), distribusi pendapatan dan kesejah-teraan yang merata

(equitable distribution of income and wealth) serta stabilitas dan pertumbuhan (growth and stability).28

D. Kehalalan Usaha Kerang

Hewan merupakan salah satu makanan yang dikonsumsi manusia. Berjuta-juta spesies dan ribuan nama dan jenis hewan menjadikan manusia memiliki banyak pilihan untuk mengkonsumsinya. Baik hewan darat maupun hewan laut, asalkan diracik dengan sedap, manusia tentu siap untuk menyantapnya. Ada dari swike kodok, tikus bakar sampai sate ular pun juga tak luput dari daftar menu makanan dewasa ini. Akan tetapi, tidak semua hewan enak untuk dimakan, tidak semua hewan baik untuk tubuh. Oleh karenanya, Al-qur’an dan Hadits telah memberi rambu-rambu untuk memilih dan memilah mana hewan yang boleh dimakan, mana yang tidak boleh. Dalam fiqh, dikenal klasifikasi tiga jenis hewan menurut habitat hidupnya. Pertama, Al-hayawan al-maaiy (hewan air) yaitu hewan yang hanya bisa hidup di air saja. Seperti ikan, kepiting, kerang, dll. Hewan ini halal untuk dimakan secara mutlak. Artinya walaupun hewan tersebut tanpa disembelih tetap boleh dimakan29. Sesuai dengan ayat Al-Quran surat Al-Maidah.

28

Ibid., 204

29

Fajar, “Memilih Hewan yang Halal Dimakan”dalam http://ponpesqudsiyyah.blogspot.com/ 2012/01/memilih-hewan-yang-halal-dimakan.html, diakses pada 2 2 september 2014.


(49)

40

                     



Artinya : Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.30

Maksudnya: binatang buruan laut yang diperoleh dengan jalan usaha seperti mengail, memukat dan sebagainya. Termasuk juga dalam pengertian laut disini ialah: sungai, danau, kolam dan sebagainya. Maksudnya: ikan atau binatang laut yang diperoleh dengan mudah, karena telah mati terapung atau terdampar dipantai dan sebagainya.

30

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007), 96.


(50)

BAB III

PENGELOLAAN USAHA TAMBAK KERANG HIJAU DI

DESA CAMPUREJO KECAMATAN PANCENG KABUPATEN

GRESIK

A.

Gambaran Umum Desa Campurejo dan Letak Geografis

Penelitian dilakukan di desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa letaknya sangat setrategis karena desa Campurejo ini adalah wilayah Gresik yang berda paling utara, dekat dengan laut dan pada kawasan pantai desa Campurejo ini memiliki potensi untuk budidaya kerang hijau. Faktor lain yang menjadi pertimbangan yaitu pada lokasi tersebut bukan merupakan alur penangkapan dan jalur lalulintas kapal sehingga apabila digunakan untuk budidaya tidak akan tergangu.

Desa Campurejo merupakan salah satu nama desa antara beberapa desa yang terdapat di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik. Jarak antara Kota Gresik menuju desa Campurejo ±45 km, jika ditempuh dengan kendaraan kira-kira dalam jangka waktu 1 jam. Sedangkan, untuk akses jalan menuju desa Campurejo bisa dikatakan lancar, karena konstruksi jalan sudah beraspal, meskipun masih ada beberapa jalan yang masih membutuhkan perbaikan.

Secara administratif, desa Campurejo dibagi menjadi 3 dusun, yaitu dusun Sidorejo, dusun Rejodadi, dan dusun Karang Tumpuk, desa Campurejo secara struktural merupakan bagian dari sistem perwilayahan Kecamatan


(51)

43

Panceng jumlah seluruh penduduk desa Campuerjo berjumlah 10.000 orang.1

B.

Profil Usaha Kerang Hijau

Pada awalnya usaha kerang hijau ini ada karena para petani tambak bandeng sulit mencari benih dan biaya pakan yang cukup memberatkan bagi petani tambak ikan bandeng dan para nelayan, terkadang tidak bisa melaut karena ombak yang cukup besar sehingga para nelayan dan petani tambak ikan bandeng ini berinisiatif untuk mencari trobosan untuk meningkatkan penghasilan mereka sehingga muncul ide untuk berbudidaya kerang hijau dan Pada mulanya, usaha kerang hijau ini adalah menjadi mata pencaharian sampingan bagi para nelayan. Namun, karena dirasa cukup menguntungkan, maka semakin banyak orang yang menjadikannya sebagai sumber penghasilan utama. Untuk memulai usaha budidaya kerang hijau dengan bagan tancap.2

Namanya juga kerang hijau, pemeliharaannya tidak terlalu sulit. Benihnya sudah disediakan oleh alam, juga tidak butuh pakan, karena sudah disediakan oleh alam. Pada prinsipnya, usaha ini hanyalah pembesaran saja. Berbeda dengan usaha budidaya perikanan lain, dimana titik kritis hampir terdapat pada setiap tahapan, mulai dari pembenihan, pemberian pakan, pembesaran, kualitas air, atau penyakit. “Adapun dalam budidaya kerang ini, upaya kita hanyalah menyediakan Bambu untuk menempel, mengawasinya

1

Aminudin Aziz, pofil desa campurejo 2014 4

2


(52)

44

sampai besar, dan selanjutnya panen. Relatif mudah Usaha kerang hijau meningkat ketika pada saat panen masyarakat bisa melihat hasil dari usaha tersebut sehingga usaha ini berkembang pesat saat ini jumlah petanitambak kerang hijau di Campurejo mencapai 89 orang usaha kerang hijau ini terbuka artinya siapa pun boleh mendirikan usaha kerang hijau

Budidaya kerang hijau dikembangkan di desa Campurejo. Mengingat akan melimpahnya potensi sumber daya kerang hijau dan mudah dibudidayakan serta modelnya relatif sederhana maka budidaya kerang hijau menjadi salah satu upaya dalam menyedikan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan pemenuhan gizi atau protein hewani yang murah. Hal ini sangat membantu bagi peningkatan produksi perikanan pada umumnya.

Kerang merupakan sumber daya hayati laut yang banyak tersedia di perairan pesisir Kabupaten Gresik, kerang hijau mudah dibudidayakan dan bersifat ramah lingkungan antara lain karena dalam proses budidayanya tidak memerlukan pakan. Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu jenis kerang yang sangat digemari masyarakat. Kerang jenis ini juga mempunyai nilai ekonomis baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

Menurut Abdun Na’im usaha ini adalah usaha yang sangat mudah. Yang bisa dilakukan oleh siapa saja, tanpa membutuhkan keahlian khusus. Oleh karna itu, tidak aneh kalau usaha kerang hijau ini dilihat sebagai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di wilayah-wilayah pantai. Setelah cukup lama berkembang di pantai utara pengembangan usaha ini sebagai peluang untuk mengurangi pengangguran.


(53)

45

1. Pengembangan Produksi Kerang a. Pengertian Kerang Hijau

Kerang hijau termasuk binatang lunak (Mollusca) yang hidup ditaut, bercangkang dua (bivalve) berwama hijau. Insangnya berlapis-lapis (Lamelii branchia) dan berkaki kapak (Pelecypoda) serta memiliki benang byssus. Kerang hijau adalah plankton feeder, dapat berpindah-pindah tempat dengan menggunakan kaki dan benang byssus, hidup baik pada perairan dengan kisaran kedalaman 1 - 7 meter.3.

b. Jenis Kerang Hijau

Adapun klasifikasi ilmiah dari kerang hijau menurut Dance adalah sebagai berikut:

Filum : Mollusca

Kelas : Bivalvia

Subkelas : Lamelibranchiata

Superordo : Filibrachiata

Ordo : Anisomaria

Famili : Mitylidae

Genus : Perna

Spesies : Perna viridis L

Nama dagang : green mussel

3


(54)

46

Nama lokal : sirindit, kerang kuku.4

c. Sistem Reproduksi Kerang Hijau

Kerang berkembang biak secara kawin. Umumnya berumah dua dan pembuahannya internal. Telur yang dibuahi sperma akan berkembang manjadi larva glosidium yang terlintang oleh dua buah katup. Dalam reproduksinya, Hewan ini memiliki alat kelamin yang terpisah atau diocious, bersifat ovipora yaitu memiliki telur dan sperma yang berjumlah banyak dan mikroskopik. Seekor kerang hijau dewasa mampu menghasilkan telur sebanyak 12.000.000 butir yang dilepaskan ke air. Setelah dibuahi, telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva dan hidup di perairan sebagai plankton. Setelah lebih kurang dua minggu, larva tersebut akan mencari substrat untuk menempel dan tumbuh menjadi kerang dewasa. Induk kerang hijau yang telah matang kelamin mengeluarkan sperma dan sel telur kedalam air sehingga bercampur dan kemudian terjadi pembuahan, telur yang telah dibuahi tersebut setelah 24 jam kemudian menetas dan tumbuh berkembang menjadi larva kemudian menjadi spat yang masih bersifat planktonik hingga berumur 15-20 hari kemudian benih/ spat tersebut menempel pada substrat dan akan menjadi kerang hijau dewasa (Induk) setelah 4 – 5bulan kemudian.5

Kerang-kerangan oleh beberapa pihak dianggap sebagai sumber makanan sehat. Selain bisa diolah menjadi berbagai jenis

4

Syamsuri, Istamar, Biologi Umum (Jakarta: Erlangga, 2006 ), 19

5


(55)

47

makanan lezat dia juga dianggap sebagai sumber lemak sehat. Made Astawan, dalam artikelnya yang berjudul “Sehat dan Awet Muda bersama Kerang”, mengatakan bahwa kerang merupakan sumber protein hewani yang lengkap. Mengandung semua jenis asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat di dalam tubuh, sehingga mutlak harus berasal dari makanan. Hal terpenting yang berkaitan dengan protein adalah kemampuannya untuk dicerna dan diserap tubuh setelah dikonsumsi. Kemampuan tubuh mencerna protein kerang adalah sekitar 85-95 persen. Hal ini berarti kerang dapat digunakan sebagai sumber protein yang baik bagi semua kelompok usia.

Kerang juga kaya akan vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), serta vitamin larut air (B1, B2, B6, B12, dan niasin). Selain itu, kerang merupakan sumber utama mineral yang dibutuhkan tubuh, seperti iodium (I), besi (Fe), seng (Zn), selenium (Se), kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), flour (F), dan lain-lain. Bahkan, mineral dari makanan laut lebih mudah diserap tubuh daripada kacang-kacangan dan serealia (padi-padian). Keunggulan kerang juga adalah memiliki kadar lemak total dan lemak jenuh yang rendah, tetapi kadar asam lemak tak jenuh {omega-3} cukup tinggi. Konsumsi omega-3 yang cukup akan


(56)

48

membuat peredaran darah lebih mudah dan lancar, sehingga mencegah terjadinya hipertensi6

Tabel. 1. Kandungan Zat Gizi Per 100 g Daging Kerang

Kandungan gizi Kerang

Energi (kkal) 59

Protein (g) 8,0

Lemak (g) 1,1

Karbohidrat (g) 3,6

Kalsium (mg) 133

Fosfor (mg) 170

Besi (mg) 3,1

Vitamin A (SI) 300

Vitamin B1 (mg) 0,01

Air (g) 85,0

Sumber: Direktorat Gizi Depkes (1992)

2. Produksi Kerang Hijau

Budidaya kerang hijau terbagi atas empat kelompok, yaitu metode tancap, metode rakit apung, metode rakit tancap, dan metode tali rentang (long line).

a. Tancap

Caranya adalah menggunakan tonggak kayu atau bambu yang ditancapkan ke dasar perairan. Oleh karena itu, tancap ini ini hanya dapat diterapkan di daerah pantai yang dasarnya berlumpur. Metode yang sangat sederhana ini cocok untuk perairan dengan kedalaman 3-5 cm.

Panjang bambu yang digunakan antara 5-10 m. Ujung atasnya harus tetap terendam air sewaktu air surut terendah. Tonggak yang

6

Made Astawan, Sehat dan Awet Mudah Bersama Kerang, Senior, tanpa tanggal, http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Nutrition&y=cybershopping%7C0 %7C0%7C6%7C499, diakses 3 November 2014


(57)

49

digunakan kerap kali dirangkaikan satu sama lain sehingga berbentuk bagan tancap. Untuk 1 ha, usaha budi daya kerang dibutuhkan kurang lebih 500 batang bambu.Bambu atau kayu yang digunakan tersebut sering cepat rusak karena membusuk ataupun dilubangi oleh hewan-hewan penggerek. Secara normal, setiap metode tancap dapat menghasilkan 10 kg/m. Satu kolektor tancap dapat menghasilkan lebih kurang 30 kg kerang per tahun.7

b. Rakit Apung

Bahan yang digunakan pada metode ini terdiri atas tali dan rakit (tali, bambu, pelampung, dan jangkar). Metode ini biasanya digunakan pada perairan dengan kedalaman 3-4 m pada saat surut terendah. Untuk ukuran satu unit rakit, dapat dibuat 6 m x 8 m, 5 x 5 m, 15 x 15 m, atau 3o x 30 m yang diberi jarak pada rakit untuk pelampung.8

c. Rakit Tancap

Pembesaran kerang hijau dengan metode rakit tancap ini hampir sama dengan pembesaran rakit apung. Perbedaannya pada penggunaan pelampung. Rakit tancap, menggunakan kayu atau bambu yang ditancapkan pada dasar perairan sehingga tidak bergerak. Penempatan rakit harus memperhitungkan tinggi rendah pasang surut untuk menghindari rakit dari kekeringan. Ukuran rakit biasanya 4 m x 4 m dengan kebutuhan material berupa bambu diameter 4-5 cm

7

Solin, (Pembuat tambak keranghijau dengan rakit tancap ), Wawancara, Gresik, 27 Juni 2014

8

Zainul, (Pembuat tambak keranghijau dengan Rakit apung ),Wawancara, Gresik, 15 September 2014


(58)

50

sebanyak 100-110 batang, tali rabok, dan tali marlon.Jumlah kerang hijau per kolektor atau tali pembesaran yang dapat diperoleh selama pembesaran 4-5 bulan untuk satu kali antara 5000 kg.9

d. Tali Rentang (Long Line)

Metode ini disebut juga dengan metode tali memanjang atau

long line, yaitu merentangkan tali secara memanjang/horizontal.

Metode ini menggunakan pelampung besar yang dihubungkan satu dengan yang lainnya untuk memberikan daya apung pada tali. Setiap deret tali penyangga pada kedua ujung terakhir diikatkan pada jangkar untuk menjaga agar pelampung tidak tertarik ke tengah pada saat penambahan berat.

Keuntungan dari metode ini adalah lebih fleksibel/tidak kaku dan memiliki ketahanan paling tinggi terhadap ombak serta angin. Dengan demikian, bahaya kerusakan dan kerugian yang diakibatkan gelombang dan angin dapat diperkecil. Satu unit berukuran 4 tali jalur dengan panjang tali 70 m bisa dipasang 56 tali kolektor.10

Di desa Campurejo masyarakat menggunakan Metode yang ke 3 yaitu metode rakit tancap, sebab metode ini cocok untuk di terapkan di desa Campurejo karena kondisi ombak besar sering kali membuat rakitan bambu yang ada hanyut terbawa arus untuk menghindari hal tersebut, masyarakat menggunakan rakit tancap .

9

Abdun Na’im, Pembuat Tambak Kerang hijau dengan Rakit Tancap , Wawancara, Gresik, 22 September 2014

10

Rohman, Pembuat Tambak Kerang hijau dengan Tali Rentang ), Wawancara, Gresik, 25 Juni 2014


(1)

69

pendapatan Rp.5.140.000 (dijual glondongan) sementara masyarakat umumnya membuat 3 buah tempat karang hijau, berarti hasil yang didapatkan setiap orang apabila langsung dijual adalah Rp. 15.420.000,-. maka melihat keuntungan sebesar ini apabila di bagi dengan 4 bulan maka hasilnya sudah melebihi UMK (Upah Minimum Kerja) yang ada di Kabupaten Gresik, apalagi kalau masyarakat melakukan pemanenan sendiri profit yang di peroleh Rp - 7,140,000 ,- X 3 buah = Rp. 21.420.000,- hasil yang didapatkan lebih besar 2x lipat dari hasil penjualan langsung di tempat tampah diolah sendiri. Hal ini dapat membuktikan bahwa masyarakat bisa sejahtera dari kerang hijau.

Di samping itu saya akan membandingkan antara potensi para masyarakat yang bekerja sebagai petani dan tambak kerang hijau. Sebab di desa Campurejo juga terdapat banyak sekali petani-petani (jagung, kacang dan padi). Ini adalah data pengahsilan petani :


(2)

70

1. Jagung

Tabel .6. Hasil Pertanian Jagung

NO Nama

barang Harga satuan Banyak Jumlah

1 Bibit Jagung 60.000 5 300.000

2 Ngrakal 70.000 6 420.000

3 Tanam 30.000 6 180.000

4 Matun 30.000 12 360.000

5 Pupuk mes 95.000 2 190.000

Total 1.450.000

Penjualan 2.300.000

Profit 850.000

Sumber : Kelompok Tani desa Campurejo (2014) 2. Kacang

Tabel. 7. Hasil Pertanian Kacang

NO Nama barang Harga satuan Banyak Jumlah

1 Bibit Kacang 16000 30 480.000

2 ngrakal 70000 6 420.000

3 Tanam 30000 6 180.000

4 Matun 30000 12 360.000

TOTAL 1.440.000

Penjualan 2.750.000

Profit 1.310.000

Sumber : Kelompok Tani desa Campurejo (2014) 3. Padi

Tabel. 8. Hasil Pertanian Padi

NO Nama

barang

Harga satuan Banyak Jumlah

1 Padi 50.000 5 250.000

2 Traktor 250.000 1 250.000

3 Daut 30.000 10 300.000

4 Tanam 30.000 10 300.000

5 Pupuk urea 95.000 4 380.000

6 Bensin 70.000 10 700.000

Total 2.180.000

Penjualan 3.600.000


(3)

71

Sumber : Kelompok Tani desa Campurejo (2014)

Rata-rata para petani di desa Campurejo hanya mendapat keuntungan minimal Rp.800.000,- dan makasimal pendapatan 1.400.000,-

E. Relefansinya Terhadap Teori Kesejahteraan dan Ukuran Kesejahteraan

Melihat pendapatan yang di peroleh warga maka dapat kita lihat dari kaca mata teori kesejahteraan tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem negara yang menjamin terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil dibidang ekonomi, ini semua suadah bisa di lakukan oleh masyarakat desa Campurejo berkat usaha tambak kerang hijau.

Pengelolaan usaha kerang hijau di desa Campurejo ini, masih di lakuakan secara Tradisional dan akan berkembang dengan prospek yang lebih baik jika mendapat perhatian khusus dari instansi pemerintah yang terkait sehingga dapat di kembangkan dengan maksimal sehingga dapat mendapatkan profit yang menjanjikan, sehingga terjadi surplus masyarakat desa Campurejo merupakan selisih antara total pendapatan rumah tangga dengan total pengeluaran rumah tangga. Surplus itu merupakan peningkatan pendapatan yang potensial sehingga masyarakat desa Campurejo diharapkan bisa meningkatkan modal untuk meningkatkan produksi kerang hijau. Dengan modal produksi yang meningkat akibat dari meningkatnya pendapatan masyarakat akan memberikan peluang yang lebih tinggi dalam produksi kerang hijau.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Bello, Dogarawa. “Islamic Social Welfare and the Role of Zakah in the Family System” dalam Journal of Islamic Law, Volume 10, Nomer 1,Oktober 2010.

Angipora, P. Marius. Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999.

Anto, M. B. Hendrie. Pengantar Ekonomika Mikro Islami, Yogyakarta: Ekonisia, 2003.

Arman, Mazara Ahmad. “Budidaya Kerang Hijau”, dalam http: // serdaducemara.Wordpress.com/2013/02/11/budidaya-kerang-hijau/ diakses 1 juni 2014.

Asriyah, Wardatul. “Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi “, dalam http://jitoum.blogspot.com/2009/05/implikasi-pembangunan-daerah/ diakses pada 8 Mei 2014.

Astawan, Made. Sehat dan Awet Mudah Bersama Kerang, Senior, tanpa tanggal, dalam http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Nutritio. n&y=cybershopping%7C0%7C0%7C6%7C499, diakses 3 November 2014. Basith, Abdul. Ekonomi Kemasyarakatan, Malang: UIN-Maliki Press, 2012.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif , Surabaya: Airlangga University Press, 2001,

Craig, James C dan Robet M Grant. Strategi Manajement. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1993.

Chapra, M. Umer. Masa Depan Ilmu Ekonomi, (terj.) Ikhwan Abidin, The Future of

Economics: An Islamic Perspective, Jakarta: Gema Insani Press 2001. diakses 1 juni 2014.

Fahrudin, Adi. Pengantar Kesejahteraan Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2012. Habib, “Pengertian Strategi” dalam

http://dilihatya.com/926pengertian-strategi-menurut-para-ahli diakses pada 4 januari 2015.


(5)

Hitt, Michael. Manajemen Strategi Daya Saing dan Globalisasi. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Laynurak, M. Yoseph. ”Model Diversifikasi Usaha Masyarakat Pesisir dan implikasi Terhadap Kesejahteraan Serta Kelestarian Sumber Daya Wilayah Pesisir di Kabupaten Belu-NTT” (Disertasi-Universitas Diponegoro, Semarang, 2008).

Mankiw, N. Gregory. Principel of Economics Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, cet. III, 2006.

Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. XXVI, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Mubyarto, Reformasi Sistem Ekonomi, Yogyakarta: UII PRESS, 2000.

Nasikun, Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga, Yogyakarta PT. Tiara Wacana, 1996.

Nazir, Moh. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.

Sa’id, Gumbira. Manajemen Strategis Perspektif Syariah. Jakarta: Khirul Bayan, 2003.

Salvatone, Dominick. Teori Mikro Ekonomi, Yogyakarta: Erlangga 2008. Siswanto, Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran, Jakarta : Presindo 1998).

Soerjani, Moh. Lingkungan: Sumber daya Alam dan Kependudukan dalam

Pembangunan, Jakarta: UI-Press, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Bandung: Alfa Beta, 2008. Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Makro Ekonomi, Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, Cet, XII, 2001.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. III, 2007.

Sumodiningrat, Gunawan. Membangun Perekonomian Rakyat, Yogyakarta: Pustaka


(6)

Sunggono, Bambang. Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1997.

Syofwan, Ari. ”Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di

Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat”, (Skripsi-Universitas Sumatera

Utara, 2012).

Widodo, Hertanto. Panduan Praktis Operasional Baitul Ma>l Wat Tamwil (BMT) Jakarta: Mizan, 1999.

Yahya,”Prospek Kelautan” dalam: http//royanimuslim.wordpress.com/2013/01/18/39 diakses 1 juni 2014.

Yusanto dan Widjajakusuma. Manajemen Strategi dalam Persektif Syariah. Jakarta: Khairul Bayan, 2003.