ANALISIS DAMPAK REVISI DAFTAR NEGATIF IN
SEMINAR KEUANGAN PUBLIK
ANALISIS DAMPAK REVISI DAFTAR NEGATIF INDUSTRI
DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI X
DARWIN HALIM
NPM 154060006694
KELAS 7-E AKUNTASI
PROGRAM DIPLOMA IV AKUNTANSI
KERJASAMA PKN STAN – BPKP
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Abstrak
Peningkatan investasi sangat penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabil, inklusif, dan berkelanjutan, serta mendorong Indonesia menjadi basis
produksi dan sentra logistik dalam menyesuaikan posisi Indonesia memanfaatkan
perluasan pasar dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan global supply chain.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi X yang
diumumkan pada 11 Februari 2016, dengan pokok kebijakan untuk memperlonggar
investasi dengan meningkatkan perlindungan bagi usaha mikro, kecil, menengah, dan
koperasi. Paket kebijakan ini sendiri banyak membahas mengenai peningkatan investasi
asing di Indonesia dengan merevisi Daftar Negatif Investasi di mana 35 bidang usaha
dibuka untuk dimiliki sampai dengan 100% oleh asing. Dengan peningkatan investasi,
diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan negara,
dan mengurangi angka pengangguran serta pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Kata kunci: Investasi, Paket Kebijakan Ekonomi, Penanaman Modal Asing
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di awal tahun 2016, Indonesia menghadapi masa yang sulit. Tekanan
perekonomian global masih mengganggu Indonesia. Selain nilai tukar yang masih
menghadapi tekanan, nilai ekspor dan impor Januari 2016 juga menurun masing-masing
20,72% dan 17,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (BPS).
Kemuadian beberapa perusahaan besar dari luar negeri seperti Ford dan HarleyDavidson, memilih untuk menghentikan usahanya di Indonesia, sementara Panasonic
memilih menutup beberapa lini usahanya di Indonesia. Hal tersebut diikuti dengan
1
gelombang PHK termasuk dari Toshiba Indonesia yang merampingkan strukturnya di
Indonesia dan kemudian diprediksi akan diikuti oleh Chevron.
Menghadapi hal tersebut, Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai paket
kebijakan ekonomi, yang terbaru adalah Paket Kebijakan Ekonomi X yang diumumkan
pada 11 Februari 2016, dengan pokok kebijakan untuk memperlonggar investasi dengan
meningkatkan perlindungan bagi usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. Di dalam
kebijakan tersebut, pemerintah merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) di mana terdapat
35 bidang usaha yang dikeluarkan dari DNI dan dapat dimiliki 100% oleh asing. Dari
kebijakan tersebut, jelas terlihat bahwa pemerintah ingin meningkatkan investasi dalam
bentuk Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Invesment/FDI) di Indonesia.
Kebijakan ini juga dikeluarkan untuk menyesuaikan posisi Indonesia memanfaatkan
perluasan pasar dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan global supply chain.
Lalu apakah kebijakan ini dapat memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia?
Atau dengan tingginya kepemilikan asing di Indonesia justru memperlemah
perekonomian Indonesia?
2. Landasan Teori
Paket Kebijakan Ekonomi merupakan serangkaian pengambilan keputusan di
bidang ekonomi yang mencakup di dalamnya suatu sistem perpajakan, suku bunga, dan
anggaran pemerintah, serta pasar tenaga kerja, kepemilikan nasional, dan otonomi daerah
dari intervensi pemerintah ke dalam perekonomian. Hingga Februari 2016, Pemerintah
telah mengeluarkan 10 paket kebijakan ekonomi dengan paket kebijakan terakhir yang
berfokus pada peningkatan investasi terutama dalam bentuk Penanaman Modal Asing
(Foreign Direct Investment).
Penanaman modal asing langsung atau Foreign Direct Investment bagi negara
berkembang sangat diperlukan terutama bagi Indonesia yang membutuhkan dana yang
2
besar untuk pembangunan nasional. Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa ahli
telah memperkuat argument bahwa peranan FDI relatif besar dalam pembangunan suatu
negara. Penelitian Rana dan Dowling (1988) mengenai pengaruh penanaman modal
asing terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya di negara-negara sedang berkembang,
menyimpulkan bahwa modal asing memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan
tabungan domestik di negara-negara berkembang di Asia.
Prinsip dasar perubahan Daftar Negatif Investasi (DNI) yang saat ini diatur
dengan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014, yaitu:
a. Memberikan perlindungan kepada pelaku usaha kecil dan menengah berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(yang mempunyai kekayaan bersih dibawah Rp 10 miliar)
b. Memotong mata rantai pemusatan ekonomi yang selama ini dinikmati oleh kelompok
tertentu.
c. Membuat harga lebih murah, misalnya obat dan alat kesehatan.
d. Mengantisipasi era persaingan dan kompetisi Indonesia yang sudah memasuki
Masyrakat Ekonomi ASEAN (MEA).
e. Membuka lapangan kerja dan memperkuat modal untuk membangun bangsa.
f. Mendorong Perusahaan Nasional agar mampu bersaing dan semakin kuat di pasar
dalam negeri maupun pasar global.
g. Kebijakan ini bukan liberalisasi tetapi upaya mengembangkan potensi geopolitik dan
geo-ekonomi nasional, antara lain dengan mendorong Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, dan Koperasi (UMKMK) dan perusahaan nasional meningkatkan
kreativitas, sinergitas, inovasi, dan kemampuan menyerap teknologi baru dalam era
keterbukaan.
B. METODE
3
Tulisan ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara
mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur berupa buku-buku (text book),
peraturan perundang-undangan, surat kabar, artikel, jurnal, situs web dan penelitianpenelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi
kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan
akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam
tulisan ini. Pembahasan akan menggunakan metode analisis teoritis dengan
membandingkan teori ekonomi yang telah umum dan hasil penelitian sebelumnya
dengan kondisi yang akan dihadapi dengan paket kebijakan ini sehingga dampak dari
Peningkatan Penanaman Modal Asing di Indonesia dapat diperkirakan dengan baik.
C. HASIL DAN DISKUSI
1. Pokok Kebijakan dalam Paket Kebijakan Ekonomi X
a. Memperkuat efektivitas pelaksanaan kebijakan DNI dengan menambah
ketentuan:
1) Menegaskan definisi kemitraan sesuai dengan sektor, seperti 20% plasma;
2) Peningkatan kepastian usaha (grandfather clause);
3) Peningkatan kepatuhan kementerian/lembaga dan Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan Daftar Negatif Investasi (DNI); dan
4) Memberikan saluran penyelesaian cepat permasalahan pelaksanaan DNI
melalui Tim Nasional Peningkatan Investasi dan Peningkatan Ekspor.
b. Dikeluarkan dari Daftar Negatif Investasi, yaitu sebanyak 35 bidang usaha, antara
lain: industri crumb rubber; cold storage; pariwisata; industri perfilman;
penyelenggara transaksi perdagangan secara elektronik (market place) yang
bernilai Rp100milyar ke atas; pembentukan lembaga pengujian perangkat
4
telekomunikasi; pengusahaan jalan tol; pengelolaan dan pembuangan sampah
yang tidak berbahaya; industri bahan baku obat.
c. Jenis/Bidang usaha yang tertutup:
1) Berdasarkan Undang-undang Nomor 25/2007 tentang Penanaman Modal;
2) Saat ini dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) terdapat 20 bidang usaha yang
tertutup untuk semua penanaman modal;
3) Di dalam DNI yang baru ditambah lagi 1 bidang usaha yang tertutup dengan
alasan kelestarian lingkungan, yaitu pemanfaatan (pengambilan) koral/karang
hidup ataupun koral mati dari alam.
d. Perlindungan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi
(UMKMK);
e. Kelonggaran investasi dan penyatuan beberapa bidang usaha menjadi satu bidang
usaha untuk mempermudah perizinan dan administrasi;
f. Peningkatan modal asing dengan revisi komposisi saham PMA dalam DNI.
2. Tujuan dan Manfaat
a. Meningkatkan investasi baik yang bersumber dari dalam negeri maupun dari luar
negeri (asing) dan untuk bidang usaha (sektor) yang sudah bersifat kompetitif
atau memerlukan teknologi dan atau sumber pembiayaan yang tidak tersedia di
dalam negeri dibuka 100% untuk Penanaman Modal Asing. Sehingga percepatan
pembangunan infrastruktur yang bersifat komersial seperti pengusahaan jalan tol,
pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak berbahaya, dan industri bahan
baku obat, terbuka dibiayai dari Penanaman Modal Asing.
b. Mendorong penyebaran investasi ke seluruh Indonesia terutama di luar Jawa
yang porsi saat ini berkisar 42%, komposisi investasi dengan dominasi di sektor
sekunder dan tidak banyak tersinergi berdasarkan value chain.
5
c. Peluang pengembangan dan perlindungan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan
Koperasi terbuka lebar melalui kemitraan Penanaman Modal Dalam Negeri dan
Penanaman Modal Asing.
3. Dampak
Dampak dari paket kebijakan ini tentu saja akan meningkatkan Penanaman
Modal Asing di Indonesia. Peningkatan penanaman modal asing secara jangka pendek
akan memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan merangsang
kegiatan perekonomian, menciptakan lapangan kerja baru, dan memberikan tambahan
pendapatan pajak negara.
Prakash Loungani dan Assaf Razin dalam artikelnya yang dimuat dalam situs
IMF, mengatakan bahwa negara penerima arus modal asing akan mendapatkan
keuntungan dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
a. Transfer teknologi yang tidak bias didapatkan dengan investasi finansial ataupun
perdagangan barang dan jasa.
b. Meningkatkan persaingan pada pasar domestic sehingga semakin kompetitif.
c. Pelatihan tenaga kerja dari aktivitas bisnis baru, sehingga akan meningkatkan
pengembangan SDM di negara penerima.
d. Keuntungan yang didapatkan dari FDI akan menyumbangkan pendapatan pajak
kepada negara penerima.
Perlu diperhatikan bahwa Investor selalu memiliki tujuan untuk mencari laba
yang sebesar-besarnya. Laba ini dapat ditarik oleh investor ataupun diinvestasikan lagi di
negara yang sama ataupun di tempat lain dalam bentuk alin. Sehingga, terdapat
kemungkinan bahwa setiap tahunnya akan ada aliran uang keluar dari Indonesia dalam
bentuk transfer keuntungan kepada Investor. Untuk itu, pemerintah perlu memperhatikan
agar Indonesia tidak kehilangan aliran pendapatan dalam jangka panjang.
6
Dalam kasus Paket Kebijakan Ekonomi X, pemerintah merevisi daftar negatif
investasi dan membuka beberapa bidang usaha untuk investasi penuh dari asing. Namun,
sebagian besar bidang usaha yang dibuka, yaitu hiburan, industri perfilman, dan market
place, adalah bidang usaha yang berorientasi pada konsumsi dan bisnis dalam negeri
bahkan melalui impor. Sehingga, selain menimbulkan adanya aliran uang yang keluar
secara rutin dari Indonesia yang merupakan keuntungan yang didapatkan dari usahanya
di Indonesia, investasi asing pada bidang tersebut juga dapat memperburuk neraca
perdagangan Indonesia. Aliran uang masuk dalam jangka panjang ke Indonesia dari
investasi ini juga dapat diperkirakan akan sangat sedikit karena tidak banyak produk
yang dapat ditawarkan untuk dijual atau diekspor ke negara lain dari bidang usaha
tersebut.
Selain masalah transfer keuntungan, banyaknya kepemilikan asing di Indonesia
akan meningkatkan risiko Indonesia terhadap dampak dari gangguan ekonomi global.
Terlebih dengan status utang Indonesia yang berada pada level BB, investor akan mudah
sekali menarik dananya di Indonesia jika terdapat gangguan perekonomian.
4. Simpulan dan Saran
Peningkatan investasi baik dari dalam negeri maupun dalam bentuk Penanaman
Modal Asing merupakan kebijakan yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia dengan
kondisi saat ini. Peningkatan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi,
menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan negara. Selain itu
terdapat manfaat alih teknologi dan pengembangan sumber daya manusia dari aktivitas
investasi asing. Namun, terdapat kemungkinan aliran uang yang keluar dari Indonesia
akan lebih besar daripada uang yang masuk dari investasi ini dalam jangka panjang.
Untuk itu, sebaiknya paket kebijakan ini perlu diikuti oleh kebijakan lain untuk
mengurangi dampak negatif dari investasi asing. Pemerintah sebaiknya mendorong
7
investasi asing pada sektor produktif yang berorientasi ekspor untuk menjaga neraca
perdagangan dan aliran kas masuk di masa depan. Pemerintah juga perlu membuat
langkah pencegahan dari dampak yang berlebihan dari gangguan ekonomi global.
Referensi
Badan Pusat Statistik, http://www.bps.go.id. Diakses pada 15 Februari 2016.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 11 Februari 2016. Paket Kebijakan
Ekonomi Minggu ke-II Februari 2016 (Tahap X).
Loungani, Prakash dan Assaf Razin. 2001. How Beneficial Is Foreign Direct Investment
for Developing Countries?. International Monetary Fund. Diakses pada 15
Februari 2016. http://www.imf.org/external/pubs/ft/fandd/2001/06/loungani.htm
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang
Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di
Bidang Penanaman Modal.
Rana, Pradumna B. and J. Malcolm Dowling Jr. 1988. The Impact Of Foreign Capital
On Growth: Evidences From Asian Developing Countries. The Developing
Economies, Volume 26, Issue 1, hal. 3–11, Maret 1988.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
8
ANALISIS DAMPAK REVISI DAFTAR NEGATIF INDUSTRI
DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI X
DARWIN HALIM
NPM 154060006694
KELAS 7-E AKUNTASI
PROGRAM DIPLOMA IV AKUNTANSI
KERJASAMA PKN STAN – BPKP
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Abstrak
Peningkatan investasi sangat penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabil, inklusif, dan berkelanjutan, serta mendorong Indonesia menjadi basis
produksi dan sentra logistik dalam menyesuaikan posisi Indonesia memanfaatkan
perluasan pasar dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan global supply chain.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi X yang
diumumkan pada 11 Februari 2016, dengan pokok kebijakan untuk memperlonggar
investasi dengan meningkatkan perlindungan bagi usaha mikro, kecil, menengah, dan
koperasi. Paket kebijakan ini sendiri banyak membahas mengenai peningkatan investasi
asing di Indonesia dengan merevisi Daftar Negatif Investasi di mana 35 bidang usaha
dibuka untuk dimiliki sampai dengan 100% oleh asing. Dengan peningkatan investasi,
diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan negara,
dan mengurangi angka pengangguran serta pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Kata kunci: Investasi, Paket Kebijakan Ekonomi, Penanaman Modal Asing
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di awal tahun 2016, Indonesia menghadapi masa yang sulit. Tekanan
perekonomian global masih mengganggu Indonesia. Selain nilai tukar yang masih
menghadapi tekanan, nilai ekspor dan impor Januari 2016 juga menurun masing-masing
20,72% dan 17,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (BPS).
Kemuadian beberapa perusahaan besar dari luar negeri seperti Ford dan HarleyDavidson, memilih untuk menghentikan usahanya di Indonesia, sementara Panasonic
memilih menutup beberapa lini usahanya di Indonesia. Hal tersebut diikuti dengan
1
gelombang PHK termasuk dari Toshiba Indonesia yang merampingkan strukturnya di
Indonesia dan kemudian diprediksi akan diikuti oleh Chevron.
Menghadapi hal tersebut, Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai paket
kebijakan ekonomi, yang terbaru adalah Paket Kebijakan Ekonomi X yang diumumkan
pada 11 Februari 2016, dengan pokok kebijakan untuk memperlonggar investasi dengan
meningkatkan perlindungan bagi usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. Di dalam
kebijakan tersebut, pemerintah merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) di mana terdapat
35 bidang usaha yang dikeluarkan dari DNI dan dapat dimiliki 100% oleh asing. Dari
kebijakan tersebut, jelas terlihat bahwa pemerintah ingin meningkatkan investasi dalam
bentuk Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Invesment/FDI) di Indonesia.
Kebijakan ini juga dikeluarkan untuk menyesuaikan posisi Indonesia memanfaatkan
perluasan pasar dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan global supply chain.
Lalu apakah kebijakan ini dapat memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia?
Atau dengan tingginya kepemilikan asing di Indonesia justru memperlemah
perekonomian Indonesia?
2. Landasan Teori
Paket Kebijakan Ekonomi merupakan serangkaian pengambilan keputusan di
bidang ekonomi yang mencakup di dalamnya suatu sistem perpajakan, suku bunga, dan
anggaran pemerintah, serta pasar tenaga kerja, kepemilikan nasional, dan otonomi daerah
dari intervensi pemerintah ke dalam perekonomian. Hingga Februari 2016, Pemerintah
telah mengeluarkan 10 paket kebijakan ekonomi dengan paket kebijakan terakhir yang
berfokus pada peningkatan investasi terutama dalam bentuk Penanaman Modal Asing
(Foreign Direct Investment).
Penanaman modal asing langsung atau Foreign Direct Investment bagi negara
berkembang sangat diperlukan terutama bagi Indonesia yang membutuhkan dana yang
2
besar untuk pembangunan nasional. Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa ahli
telah memperkuat argument bahwa peranan FDI relatif besar dalam pembangunan suatu
negara. Penelitian Rana dan Dowling (1988) mengenai pengaruh penanaman modal
asing terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya di negara-negara sedang berkembang,
menyimpulkan bahwa modal asing memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan
tabungan domestik di negara-negara berkembang di Asia.
Prinsip dasar perubahan Daftar Negatif Investasi (DNI) yang saat ini diatur
dengan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014, yaitu:
a. Memberikan perlindungan kepada pelaku usaha kecil dan menengah berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(yang mempunyai kekayaan bersih dibawah Rp 10 miliar)
b. Memotong mata rantai pemusatan ekonomi yang selama ini dinikmati oleh kelompok
tertentu.
c. Membuat harga lebih murah, misalnya obat dan alat kesehatan.
d. Mengantisipasi era persaingan dan kompetisi Indonesia yang sudah memasuki
Masyrakat Ekonomi ASEAN (MEA).
e. Membuka lapangan kerja dan memperkuat modal untuk membangun bangsa.
f. Mendorong Perusahaan Nasional agar mampu bersaing dan semakin kuat di pasar
dalam negeri maupun pasar global.
g. Kebijakan ini bukan liberalisasi tetapi upaya mengembangkan potensi geopolitik dan
geo-ekonomi nasional, antara lain dengan mendorong Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, dan Koperasi (UMKMK) dan perusahaan nasional meningkatkan
kreativitas, sinergitas, inovasi, dan kemampuan menyerap teknologi baru dalam era
keterbukaan.
B. METODE
3
Tulisan ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara
mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur berupa buku-buku (text book),
peraturan perundang-undangan, surat kabar, artikel, jurnal, situs web dan penelitianpenelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi
kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan
akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam
tulisan ini. Pembahasan akan menggunakan metode analisis teoritis dengan
membandingkan teori ekonomi yang telah umum dan hasil penelitian sebelumnya
dengan kondisi yang akan dihadapi dengan paket kebijakan ini sehingga dampak dari
Peningkatan Penanaman Modal Asing di Indonesia dapat diperkirakan dengan baik.
C. HASIL DAN DISKUSI
1. Pokok Kebijakan dalam Paket Kebijakan Ekonomi X
a. Memperkuat efektivitas pelaksanaan kebijakan DNI dengan menambah
ketentuan:
1) Menegaskan definisi kemitraan sesuai dengan sektor, seperti 20% plasma;
2) Peningkatan kepastian usaha (grandfather clause);
3) Peningkatan kepatuhan kementerian/lembaga dan Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan Daftar Negatif Investasi (DNI); dan
4) Memberikan saluran penyelesaian cepat permasalahan pelaksanaan DNI
melalui Tim Nasional Peningkatan Investasi dan Peningkatan Ekspor.
b. Dikeluarkan dari Daftar Negatif Investasi, yaitu sebanyak 35 bidang usaha, antara
lain: industri crumb rubber; cold storage; pariwisata; industri perfilman;
penyelenggara transaksi perdagangan secara elektronik (market place) yang
bernilai Rp100milyar ke atas; pembentukan lembaga pengujian perangkat
4
telekomunikasi; pengusahaan jalan tol; pengelolaan dan pembuangan sampah
yang tidak berbahaya; industri bahan baku obat.
c. Jenis/Bidang usaha yang tertutup:
1) Berdasarkan Undang-undang Nomor 25/2007 tentang Penanaman Modal;
2) Saat ini dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) terdapat 20 bidang usaha yang
tertutup untuk semua penanaman modal;
3) Di dalam DNI yang baru ditambah lagi 1 bidang usaha yang tertutup dengan
alasan kelestarian lingkungan, yaitu pemanfaatan (pengambilan) koral/karang
hidup ataupun koral mati dari alam.
d. Perlindungan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi
(UMKMK);
e. Kelonggaran investasi dan penyatuan beberapa bidang usaha menjadi satu bidang
usaha untuk mempermudah perizinan dan administrasi;
f. Peningkatan modal asing dengan revisi komposisi saham PMA dalam DNI.
2. Tujuan dan Manfaat
a. Meningkatkan investasi baik yang bersumber dari dalam negeri maupun dari luar
negeri (asing) dan untuk bidang usaha (sektor) yang sudah bersifat kompetitif
atau memerlukan teknologi dan atau sumber pembiayaan yang tidak tersedia di
dalam negeri dibuka 100% untuk Penanaman Modal Asing. Sehingga percepatan
pembangunan infrastruktur yang bersifat komersial seperti pengusahaan jalan tol,
pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak berbahaya, dan industri bahan
baku obat, terbuka dibiayai dari Penanaman Modal Asing.
b. Mendorong penyebaran investasi ke seluruh Indonesia terutama di luar Jawa
yang porsi saat ini berkisar 42%, komposisi investasi dengan dominasi di sektor
sekunder dan tidak banyak tersinergi berdasarkan value chain.
5
c. Peluang pengembangan dan perlindungan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan
Koperasi terbuka lebar melalui kemitraan Penanaman Modal Dalam Negeri dan
Penanaman Modal Asing.
3. Dampak
Dampak dari paket kebijakan ini tentu saja akan meningkatkan Penanaman
Modal Asing di Indonesia. Peningkatan penanaman modal asing secara jangka pendek
akan memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan merangsang
kegiatan perekonomian, menciptakan lapangan kerja baru, dan memberikan tambahan
pendapatan pajak negara.
Prakash Loungani dan Assaf Razin dalam artikelnya yang dimuat dalam situs
IMF, mengatakan bahwa negara penerima arus modal asing akan mendapatkan
keuntungan dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
a. Transfer teknologi yang tidak bias didapatkan dengan investasi finansial ataupun
perdagangan barang dan jasa.
b. Meningkatkan persaingan pada pasar domestic sehingga semakin kompetitif.
c. Pelatihan tenaga kerja dari aktivitas bisnis baru, sehingga akan meningkatkan
pengembangan SDM di negara penerima.
d. Keuntungan yang didapatkan dari FDI akan menyumbangkan pendapatan pajak
kepada negara penerima.
Perlu diperhatikan bahwa Investor selalu memiliki tujuan untuk mencari laba
yang sebesar-besarnya. Laba ini dapat ditarik oleh investor ataupun diinvestasikan lagi di
negara yang sama ataupun di tempat lain dalam bentuk alin. Sehingga, terdapat
kemungkinan bahwa setiap tahunnya akan ada aliran uang keluar dari Indonesia dalam
bentuk transfer keuntungan kepada Investor. Untuk itu, pemerintah perlu memperhatikan
agar Indonesia tidak kehilangan aliran pendapatan dalam jangka panjang.
6
Dalam kasus Paket Kebijakan Ekonomi X, pemerintah merevisi daftar negatif
investasi dan membuka beberapa bidang usaha untuk investasi penuh dari asing. Namun,
sebagian besar bidang usaha yang dibuka, yaitu hiburan, industri perfilman, dan market
place, adalah bidang usaha yang berorientasi pada konsumsi dan bisnis dalam negeri
bahkan melalui impor. Sehingga, selain menimbulkan adanya aliran uang yang keluar
secara rutin dari Indonesia yang merupakan keuntungan yang didapatkan dari usahanya
di Indonesia, investasi asing pada bidang tersebut juga dapat memperburuk neraca
perdagangan Indonesia. Aliran uang masuk dalam jangka panjang ke Indonesia dari
investasi ini juga dapat diperkirakan akan sangat sedikit karena tidak banyak produk
yang dapat ditawarkan untuk dijual atau diekspor ke negara lain dari bidang usaha
tersebut.
Selain masalah transfer keuntungan, banyaknya kepemilikan asing di Indonesia
akan meningkatkan risiko Indonesia terhadap dampak dari gangguan ekonomi global.
Terlebih dengan status utang Indonesia yang berada pada level BB, investor akan mudah
sekali menarik dananya di Indonesia jika terdapat gangguan perekonomian.
4. Simpulan dan Saran
Peningkatan investasi baik dari dalam negeri maupun dalam bentuk Penanaman
Modal Asing merupakan kebijakan yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia dengan
kondisi saat ini. Peningkatan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi,
menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan negara. Selain itu
terdapat manfaat alih teknologi dan pengembangan sumber daya manusia dari aktivitas
investasi asing. Namun, terdapat kemungkinan aliran uang yang keluar dari Indonesia
akan lebih besar daripada uang yang masuk dari investasi ini dalam jangka panjang.
Untuk itu, sebaiknya paket kebijakan ini perlu diikuti oleh kebijakan lain untuk
mengurangi dampak negatif dari investasi asing. Pemerintah sebaiknya mendorong
7
investasi asing pada sektor produktif yang berorientasi ekspor untuk menjaga neraca
perdagangan dan aliran kas masuk di masa depan. Pemerintah juga perlu membuat
langkah pencegahan dari dampak yang berlebihan dari gangguan ekonomi global.
Referensi
Badan Pusat Statistik, http://www.bps.go.id. Diakses pada 15 Februari 2016.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 11 Februari 2016. Paket Kebijakan
Ekonomi Minggu ke-II Februari 2016 (Tahap X).
Loungani, Prakash dan Assaf Razin. 2001. How Beneficial Is Foreign Direct Investment
for Developing Countries?. International Monetary Fund. Diakses pada 15
Februari 2016. http://www.imf.org/external/pubs/ft/fandd/2001/06/loungani.htm
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang
Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di
Bidang Penanaman Modal.
Rana, Pradumna B. and J. Malcolm Dowling Jr. 1988. The Impact Of Foreign Capital
On Growth: Evidences From Asian Developing Countries. The Developing
Economies, Volume 26, Issue 1, hal. 3–11, Maret 1988.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
8