Hakikat Perkembangan Anak Usia Dini

Hakikat Perkembangan Anak Usia Dini
03
APR
2014
Meninggalkan komentar
by primasuci in Perkembangan Anak

BAB I
PENDAHULUAN
Para ahli pendidikan anak memandang usia dini merupakan masa emas (the golden age) yang hanya
datang sekali dan tidak dapat diulang. Anak usia dini berada dalam masa keemasan di sepanjang rentang
usia perkembangan manusia. Pada masa itu anak berada pada periode sensitif (sensitive periods) di
mana di masa inilah anak secara khusus mudah menerima berbagai stimulus dari lingkungannya. Bahkan
sekitar 50% kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika mereka berusia 4 tahun. Peningkatan 30%
berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Ini
berarti bahwa perkembangan yang terjadi pada usia 0-4 tahun sama besarnya dengan perkembangan
yang terjadi pada usia 4-18 tahun. Itulah sebabnya upaya stimulasi sejak dini kepada anak yang berusia 0
hingga 6 tahun sangatlah penting, karena pada masa tersebut perkembangan otak mereka dapat
berlangsung optimal dan itu sangat berpengaruh terhadap kehidupannya kelak. Betapa meruginya suatu
keluarga, masyarakat, dan bangsa jika mengabaikan praktik penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
(PAUD). Masa usia dini tersebut merupakan masa yang paling tepat dalam mengembangkan aspek fisikmotorik, kognitif, sosial-emosi, bahasa, moral dan agama. Pada buku ini, pembaca akan mengkaji tentang

hakikat psikologi perkembangan anak usia dini, paradigma dasar psikologi perkembangan anak usia dini,
perkembangan fisik-motorik pada anak usia dini, perkembangan kognitif pada anak usia dini,
perkembangan bahasa pada anak usia dini, perkembangan sosial-emosi pada anak usia dini, serta
perkembangan moral dan agama pada anak usia dini. Pada masing-masing pembahasan mengenai
kelima aspek perkembangan pada anak usia dini akan dikaji mengenai hakikatnya, tingkat
pencapaiannya, problematikanya, serta optimalisasinya. Berbagai kajian mengenai psikologi
perkembangan anak usia dini pada buku ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap upaya
peningkatan mutu penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia.
1.

Latar Belakang

Manusia merupakan salah satu makhluk yang selalu bertumbuh dan berkembang. Anak usia dini adalah
bagian dari manusia yang juga selalu bertumbuh dan berkembang bahkan lebih pesat dan fundamental

pada awal-awal tahun kehidupannya. Kualitas perkembangan anak di masa depanya, sangat ditentukan
oleh stimulasi yang diperolehnya sejak dini.
Pemberian stimulasi pendidikan untuk anak usia dini adalah hal sangat penting mengingat 80%
pertumbuhan otak berkembang pada anak sejak usia dini. Elastisitas perkembangan otak anak usia dini
lebih besar pada usia lahir hingga sebelum 8 tahun kehidupannya, 20% siasanya ditentukan selama sisa

kehidupannya setelah masa kanak-kanak. Dan tentu saja bentuk stimulasi yang diberikan harusnya
dengan cara yang tepat sesuai dengan hakihat perkembangan anak usia dini.
Memahami hakikat perkembangan anak usia dini pun pada akhirnya menjadi suatu bagian yang tak kalah
penting untuk menentukan stimulasi apa yang tepat untuk mereka. Oleh sebab itu, makalah ini akan
membahas tentang hakikat perkembangan anak usia dini.

2.

Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1.

Apa definisi perkembangan anak usia dini?

2.

Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini?

3.


Apa sajakah aspek perkembangan anak usia dini?

4.

Bagaimanakah prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini?

5.

Apa tujuan mempelajari hakikat perkembangan anak usia dini?

6.

Bagaimanakah konsep umur dalam perkembangan anak usia dini?

7.

Bagaimakah periode perkembangan anak usia dini?

8.


Bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini?

9.

Apa saja isu-isu perkembangan anak usia dini?

C.

Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah di atas, antara lain:
1.

Mendeskripsikan definisi perkembangan anak usia dini

2.

Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini


3.

Menyebutkan aspek perkembangan anak usia dini

4.

Menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini

5.

Menyebutkan tujuan mempelajari hakikat perkembangan anak usia dini

6.

Mendeskripsikan konsep umur dalam perkembangan anak usia dini

7.

Menklasifikasikan periode perkembangan anak usia dini


8.

Menjelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini

9.

Menyebutkan isu-isu perkembangan anak usia dini.


BAB II
PEMBAHASAN

A.

Definisi Perkembangan Anak Usia Dini

Menurut Werner yang dikutip oleh Monks, dkk , pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses
ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Dalam pertumbuhan, ahli psikologi tidak
membedakan antara perkembangan dan pertumbuhan, bahkan ada yang lebih memgutamakan

pertumbuhan. Sebenarnya, istilah pertumbuhan dimaksudkan untuk menujukkan bertambah besarnya
ukuran badan dan fungsi fisik murni. Menurut banyak ahli psikologi, istilah perkembangan lebih dapat
mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang muncul.
Perkembangan menurut Berardo yang dikutip oleh Santrock ialah pola gerakan atau perubahan yang
dimulai dari pembuatan dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan. Kebanyakan perkembangan
meliputi pertumbuhan, walaupun perkembangan juga mencakup pembusukan (seperti dalam kematian
dan orang mati). Pola atau pernyataan-pernyataan dari kelompok-kelompok penekan yang sangat vokal.
Para pembuat kebijakan sering terjebak dalam isu-isu ideologis dan moral yang diperdebatkan secara
panas, seperti keluarga berencana dan aborsi, atau undang-undang perawatan anak dan cuti melahirkan.
Pada poin ini, tidak ada indikasi yang jelas bahwa perbedaan-perbedaan yang tajam tentang peran
keluarga dan pemerintah akan diselesaikan sesuai dengan solusi yang rasional di masa depan yang dekat.
Maka perkembangan manusia dapat didefinisikan sebagai suatu yang merujuk pada perubahanperubahan tertentu yang terjadi dalam sepanjang siklus kehidupan manusia, sejak masa konsepsi sampai
mati, tidak dapat berulang, tidak dapat diputar kembali, dan bersifat tetap. Perubahan yang dimaksud
dapat berupa perubahan secara kuantitatif dan perubahan secara kualitatif. Perubahan secara kuantitatif
itu seperti perubahan dalam tinggi badan, penguasaan jumlah kosakata, perubahan berat badan, dan
sebagainya. Sedangkan perubahan secara kualitatif, seperti perubahan dalam struktur dan organisasi

dalam kemampuan berpikir, perubahan dalam kemampuan melakukan koordinasi gerakan motorik kasar
dan motorik halus, perubahan dalam mengelola emosi, perubahan kemampuan sosial dan sebagainya.
Menurut pakar perkembangan masa hidup, Paul Baltes seperti yang dikutip oleh Santrock bahwa

perkembangan masa hidup manusia mencakup tujuh kandungan dasar: perkembangan adalah seumur
hidup, multidimensional, multidireksional, plastis, melekat secara kesejarahan, multidisiplin, dan
kontekstual.
Perkembangan adalah seumur hidup (lifelong) yang dimaksud adalah tidak ada periode usia yang
mendominasi perkembangan. Para peneliti semakin mempelajari penaglaman dan orientasi psikologis
orang dewasa pada saat yang berbeda dalam perkembangan mereka. Perkembangan meliputi
keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam cara yang dinamis sepanang siklus kehidupan.
Perkembangan adalah multidimensional, maksudnya ada;ah perkembangan terdiri atas dimensi-dimensi
yang berupa dimensi biologis, kognitif, dan sosial. Bahkan dalam satu dimensi seperti intelegensi, ada
banyak komponen, seperti intelegensi abstrak, intelegensi nonverbal, intelegensi sosial, dan lain-lain.
Perkembangan adalah multidireksional. Beberapa atau komponen dari suatu dimensi dapat meningkat
dalam pertumbuhan, sementara atau komponen lain menurun. Misalnya, orang dewasa tua dapat
semakin arif karena mampu menjadikan pengalaman sebagai panduan bagi pengambilan keputusan
intelektual, tetapi melaksanakan secara lebih buruk tugas-tugas yang menuntut kecepatan dalam
memproses informasi.
Perkembangan adalah lentur (plastis), maksudnya ia bergantung pada kondisi kehidupan individu,
perkembangan dapat mengambil banyak jalan. Suatu agenda penelitian perkembangan kunci ialah
pencarian akan kelenturan dan hambatan-hambatannya. Misalnya, para peneliti telah
mendemonstrasikan bahwa kemampuan penalaran orang dewasa dapat ditingkatkan melalui pelatihan.
Perkembangan melekat secara kesejarahan (historically embredded), yang dipengaruhi oleh kondisikondisi kesejarahan. Pengalaman orang-orang yang berusia 40 tahun yang hidup pada masa Depresi

Berat (Great Depression) sangat berbeda dari pengalaman orang-orang yang berusia 40 tahun yang
hidup pada akhir Perang Dunia II yang optimistik. Orientasi karir kebanyakan perempatan berusia 30
tahun pada tahun 1990-an sangat berbeda dari orientasi karir kebanyakan perempuan berusia 30 tahun
pada tahun 1950-an.
Perkembangan dipelajari oleh sejumlah disiplin. Para psikolog, sosiologi, antorpologi, neurosains, peneliti
kesehatan, dan dunia pendidikan semuanya mempelajari perkembangan manusia dan berbagai
persoalan untuk membuka misteri perkembangan sepanjang masa hidup.
Perkembangan adalah kontekstual. Individu secara tegrus menerus merespons dan bertindak
berdasarkan konteks, yang meliputi make up biologis, lingkungan lingkungan fisik, serta konteks sosial,
kesejarahan, dan kebudayaan seseorang. Dalam pandangan kobtekstual, individu dilihat sebagai makhluk
yang sedang berubah di dalam dunia yang sedang berubah.

Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational Young Children) merupakan sosok
individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi
kehidupan selanjutnya, berada pada rentang usia 0-8 tahun. Sedangkan anak usia dini disarikan menurut
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa mereka
adalah anak yang berada pada rentang usia sejak lahir sampai dengan enam tahun. Dan jika disesuaikan
dengan pendapat internasional, maka anak usia dini di Indonesia adalah mereka yang sejak lahir ( usia 0
tahun) hingga memasuki jenjang SD awal.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perkembangan

anak usia dini adalah sesuatu yang merujuk pada perubahan-perubahan tertentu yang terjadi dalam
sepanjang siklus kehidupan anak sejak lahir hingga usia delapan tahun, perubahan yang tidak dapat
berulang, tidak dapat diputar kembali, dan bersifat tetap.

B. Faktor-Faktor Mempengaruhi Perkembangan
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Menurut Rini Hildayani , faktor- faktor
yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu meliputi faktor herediter, pengaruh kontekstual umum,
pengaruh normatif dan normatif, dan pengaruh waktu:periode sensitif atau kritis. Berikut ini akan
dijelaskan sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak yaitu sebagai berikut


1.

Hereditas

Pertama-tama yang mempengaruhi perkembangan seorang anak adalah faktor hereditas. Hereditas
disini yaitu menurun secara genetik dari orang tua kepada anak. Beberapa pengaruh perkembangan
terutama berasal dari hereditas, trait-trait atau karakteristik bawaan yang ditrunkan dari orangtua
biologis. Perbedaan individual meningkat sejalan dengan pertambahan usia. Banyak perubahan yang
khas pada bayi dan anak-anak awal yang tampak terikat pada kematangan tubuh dan otak, seperti

urutan normal dari perubahan fisik dan pola-pola perilaku, termasuk didalamnya kesiapan untuk
menguasai kemampuan baru seperti berjalan dan berbicara
2.

Pengaruh Kontekstual umum

Manusia adalah makhluk sosial. Sejak awal, mereka berkembang dalam konteks sosial dan historikal.
Anak yang lahir pada saat ini mungkin mempunyai pengalaman-pengalaman yang sangat berbeda dari
anak yang lahir pada zaman revolusi. Secara umum, konteks yang langsung berhubungan dengan
seorang bayi adalah keluarga.
a.

Keluarga

Keluarga mengambil bentuk yang bervariasi dalam waktu dan tempat yang berbeda. Ada dua bentuk
susunan keluarga yang umum ditemukan, yaitu nuclear-family dan extended-family. Nuclear family atau
keluarga inti dapat diartikan sebagai unit rumah tangga, ekonomi, dan hubungan dua generasi yang
terdiri dari satu atau dua orang tua dengan anak biologis, anak adopsi, atau anak tiri. Bentuk keluarga
seperti ini cukup dominan di dalam masyarakat. Extended Family atau keluarga besar merupakan
jaringan hubungan multigenerasi yang terdiri dari kakek-nenek, paman-bibi, sepupu, dan saudarasaudara yang lebih jauh hubungannya. Bentuk keluarga seperti ini banyak ditemukan dalam masyarakat
kita dan merupakan pola tradisional dari organisasi kemasyarakatan.
b.

Status Sosial-ekonomi dan lingkungan tempat tinggal

Status sosial-ekonomi berkaitan dengan beberapa faktor yang berhubungan seperti faktor penghasilan,
pendidikan, dan pekerjaan. Berbagai proses perkembangan misalnya perbedaan dalam interaksi antara
ibu dan anak dan hasil perkembangan, misalnya kesehatan dan kemampuan berpikir seorang anak sering
pula dihubungkan dengan status tersebut. Hasil perkembangan lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berhubungan dengan status sosial ekonomi itu sendiri, seperti jenis rumah dan lingkungan tempat orang
tinggal,kualitas nutrisi dan kesehatan
c.

Budaya dan Kelompok Etnik

Budaya mengacu pada keseluruhan cara hidup dari masyarakat atau kelompok yang melipoti adat,tradisi,
belief (keyakinan), nilai, bahasa, dan produk-produk fisik ari alat hingga karya seni. Semua tingkah laku
yang dipelajari diwariskan dari orangtua kepada anak.
d.
Konteks historis merupakan waktu ketika seorang tumbuh meliputi bagaimana pengalaman
tertentu mempengaruhi jalan hidup seseorang. Para penelti mulai memusatkan perhatian bagaimana
pengalaman tertentu yang terikat dengan waktu dan tempat mempengaruhi arah kehidupan seorang
3.

Pengaruh Normatif dan Non normatif

Perkembangan memiliki sebab. Untuk memahami kemiripan dan perbedaan dalam perkembangan, kita
harus melihat pengaruh-pengaruh yang dialami pada banyak atau kebanyakan orang dan pengaruhpengaruh yang hanya dialami oleh orang-orang tertentu saja. Kejadian atau pengaruh yang dialami
dalam cara yang serupa oleh kebanyakan orang dalam kelompok disebut pengaruh normatif. Sedangkan
pengaruh nonnormatif merupakan peristiwa-peristiwa luar biasa yang dimiliki dampak besar terhadap
kehidupan individu
4.

Periode kritis

Periode kritis adalah masa-masa dalam perkembangan ketika seseorang terutama terbuka terhadap
berbagai pengalaman tertentu. Sebagai contoh kejadian yang berlangsung pada saatkehamilan. Jika ibu
hamil terkena sinar X, memakan obat-obatan atau mengalami penyakit tertentu pada selama kehamilan,
bayinya mungkin akan menunjukan dampak penyakit tertentu tergantung pada sifat penyakit dan waktu
terjadinya.

Selain itu lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan sedangkan lingkungan
yang kurang baik akan menghambatnya .

B.

Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Perkembangan anak terdiri atas sejumlah aspek perkembangan yang perlu ditingkatkan . Aspek-aspek
perkembangan tersebut meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa,
dan perkembangan sosial-emosional.
1.

Perkembangan Fisik

Pada dua tahun pertama dari kehidupan bayi dan anak mencapai perkembangan fisik yang lebih pesat
dari pada periode masa kanak-kanak yang lain. Pada ulang tahun yang pertama mereka meningkatkan
berat badannya dan memperoleh keterampilan mobilitas yang meliputi merangkak, berdiri, dan berjalan.
Selama tahun kedua,mereka berlatih danmenghaluskan keterampilan mobilitas. Perkembangan motorik
berlangsung melalui perkembangan proximodistal (perkembangan dari pusat badan ke arah jari-jemari
tangan) dan melalui perkembangan cephalocaudal (perkembangan dari bagian atas badan turun ke kaki).
Pada usia lima bulan mereka dapat meraih mainan. Perkembangan motorik kasar dan halus dikendalikan
oleh kematangan dan stimulasi biologis serta kesempatan aktivitas fisik. Tumbuh gigi dimulai usia tujuh
bulan dan tumbuh lengkap pada usia tiga tahun. Pengendalian buang air kecil dan buang air besar belum
dicapai anak sampai usia dua setengah atau tiga tahun.
Pada saat anak-anak pindah dari masa toddler ke masa prasekolah, mereka mulai kehilangan tampang
gemuknya. Badan mereka menjadi lebih proporsional ketika mereka lebih tinggi dan lebih kurus. Dengan
pertumbuhan yang agak lambat, mereka bertambah berat dan tinggi badannya. Anak-anak pada masa ini
menjadi terampil memanjat, berlari,dan melompat. Kemudian mereka dapat menguasai keterampilan
meloncat dan lari cepat saat mereka mencapai koordinasi dan kendali yang lebih baik. Mereka dapat
melempar dan menangkap bola serta bergerak naik dan turun tangga.

2.

Perkembangan Kognitif

Piaget mendeskripsikan tahap pertama perkembangan kognitif sebagai tahap sensorimotorik karena bayi
mengetahui dan memahami dunianya dengan menggunakan indera dan tindakan refleks. Bayi
membentuk pemahaman melalui pengunaan sensori motorik yang dilakukan dengan menggunakan
tindakan refleks bawaan seperti menghisap, menghirup, dan menggenggam. Saat refleks terkoordinasi,
bayi dapat memegang dan mengambil objek sesuai dengan keinginannya. Setelah konservasi objek
dicapai, bayi dapat mengingat tindakan dan menemukan benda yang dicarinya. Saat ini bayi mulai
belajar bahwa ia dapat menyebabkan sesuatu hal terjadi dan dapat mengingat peristiwa serta objekobjek yang dialaminya.

Pada usia 2 sampai 6 tahun, anak mencapai tahap praoperasional yang merupakan periode baru dalam
perkembangan berpikir anak. Pada tahap ini, anak dapat menggunakan simbol. Ia juga mampu mewakili
objek dan peristiwa secara mental. Namun ia masih dikendalikan oleh presepsinya. Padamasa ini anak
mengalami keterbatasan karena ia memusatkan diri pada satu karakteristik dalam suatu waktu dan
memandang suatu objek berdasarkan sudut pandang diri sendiri yang bersifat egosentris.
Pada usia 6 sampai 8 tahun, anak pindah dari tahap praoperasional ke tahap konkret operasional. Pada
saat ini anak memperoleh kemampuan konsep operasional secara bertahap. Saat anak berada dalam
transisi dari tahap praoperasional ke tahap konkret operasional, kualitas pikirannya berubah. Ia tidak lagi
menilai sesuatu berdasarkan persepsinya, sebaliknya ia mulai menggunakan operasi mental dan logis
untuk memahami pengalaman-pengalamannya. Kemampuan berpikir ini menyebabkan kemajuan dalam
kemampuan memori. Kemampuan konservasi merupakan ciri utama yang menandai prestasi anak pada
tahap konkret operasional. Dengan kemampuan tersebut, anak memahami bahwa penampilan fisik
sesuatu objek yang tidak mengubah kuantitasnya.
3.

Perkembangan Bahasa

Pada dua tahun pertama dalam kehidupan bayi dan anak pindah dari ucapan prabahasa ke penggunaan
bahasa. Menangis dan tenang pada selama beberapa bulan pertama dalamkehidupan bayi berkembang
menjadi meraban pada usia 5 atau 6 bulan. Meraban meliputi pola-pola intonasi bahasa sekitar usia 10
bulan. Penggunaan kalimat satu kata atau ujaran untuk berbagai jenis komunikasi yang bermakna secara
bertahap berkembang pada usia 18 bulan sampai kombinasi dua atau tiga kata. Pada usia 2 tahun anak
pindah dari ujaran telegrafis. Dalam hal ini, ia mampu menggunakan kalimat yang lebih panjang dan
lebih sempurna. Saat ini anak belajar aturan morfologi meskipun sering mengalami kesalahan karena
sering menggunakan perampatan yang berlebihan. Disamping itu, ia belajar menyusun kalimat dengan
memperjelas susunan kata yang lebih baik. Kalimat mereka semakin kompleks saat mereka
mengembangkan kosa kata dan ujaran ekspresif.
Pada usia 3 tahun, anak mulai memahami dan menggunakan aturan percakapan. Mereka mampu
membicarakan hal-hal yang saat ini tidak ada dihadapannya. Akibatnya, mereka dapat menggunakan
bahasa saat bersandiwara atau pembicaraan tentang hal-hal yang dihayalkan. Pada saat kesadaran
prasosial anak berkembang,anak usia 4 tahun juga dapat memvariasikan gaya bicaranya ketika
berbincang-bincang dengan berbagai lawan bicara, seperti terhadap anak yang lebih muda, sebaya, atau
dewasa.
Proses perkembangan bahasa usia 6 sampai 8 tahun mirip dengan perkembangan motorik anak. Pada
usia ini anak menghaluskan dan mengembangkan bahasa yang dipelajari pada tahun-tahun prasekolah.
Pada masa ini anak telah menguasai dasar-dasar sintaksis dan semantic, yaitu mereka telah belajar
bagaimana kalimat dibentuk dan kata-kata digunakan untuk mengkomunikasikan makna. Namun
demikian mereka masih bingung dengan makna dan penggunaan kata.
4.

Perkembangan Sosial Emosional

Pada masa bayi,ikatan emosional antara bayi dan orang tua / pengasuh disebut kelekatan attachment.
Kelekatan emosional positif sangat penting dalam proses perkembangan sosial dan emosional bayi dan
anak. Perilaku orang tua yang tidak layak dapat menyebabkan pola-pola kelekatan yang tidak
mendukung perkembangan positif perilaku anak.
Perkembangan sosial selama 2 tahun pertama meliputi perkembangan tanda-tanda sosial diantara
teman sebaya. Gaya sosial pada masa anak-anak berhubungan dengan sejarah kelekatan. Anak-anak
dengan sejarah kelekatan yang aman dapat bergaul dengan teman-teman sebaya secara positif.
Perkembangan perilaku sosial empati anak sudah mulai sejak usia 12 bulan, saat bayi merespon
kesedihan orang lain. Pada usia 12 bulan itu pula bayi dapat menunjukan kesedihan dirinya dan pada
usia 18 bulan bayi tersebut dapat mencoba menghibur teman sebaya yang sedih.
Pada usia 2 dan 5 tahun, anak-anak secara bertahap belajar bagaimana menjadi anggota suatu kelompok
sosial. Tugas utama selama masa ini ialah sosialisasi. Proses sosialisasi dipengaruhi pola asuh orang tua,
hubungan mereka dengan saudara kandung dan teman sebaya, kondisi tempat tinggal dan lingkunagn
tempat tinggal anak. Agar anak menjadi anggota kelompok sosial, anak tersebut harus mempelajari
tingkah laku yang layak, yaitu tingkah laku yang diharapkan orang tua,saudara kandung, dan teman
sebaya. Salah satu capaian utama anak pada masa ini ialah saat ia mampu bekerja sama, berbagi,
menghargai dan membantu orang lain.
Pada usia 6 sampai 8 tahun, anak mengalami transisi dari TK ke kelas-kelas awal sekolah dasar. Pada
masa ini anak menghadapi peran-peran baru yang sangat penting baik dari segi sosial maupun
perkembangan emosionalnya. Prestasi dan penerimaan sosial sangat penting dalam kehidupan anak. Jika
anak merasa sukses dan berprestasi maka hal ini dapat mengembangkan rasa identitas sukses anak
tersebut. Sebaliknya jika ia merasa gagal, tidak popular, dan tidak merasa berhasil dalam berprestasi
maka ia akan mengembangkan rasa identitas yang gagal.

C.

Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak

Pada dasarnya perkembangan manusia mempunyai prinsip-prinsip umum, seperti yang diuraikan
dibawah ini:
1.
Manusia berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Seseorang dalam satu kelas sangat
dengan berbagai pengalam tentang perbedaan dalam kecepatan perkembangan. Misalnya, seseoarang
siswa berkembang sangat cepat dalam melakukan koordinasi gerakan motorik kasar, motorik halus, dan
koordinasi visual motorik, ia dapat berlari sambil melempar atau menangkap bola. Sementara siswa yang
lainnya cepat matang dalam berpikir dan dalam melakukan interaksi sosial dengan baik.
2.
Manusia berkembang dengan urutan perkembangan yang teratur. Anak balita dapat berjalan
setelah ia merambat, dan kemampuan merambat baru dapat dikuasai anak balita setelah ia
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan motorik sebelumnya yaitu merangkak. Usia remaja baru
dapat dimasuki anak setelah ia melalui usia dini dan usia kanak-kanak.

Perkembangan berlangsung dengan proses yang bertahap. Oleh sebab itu, suatu perkembangan tidak
mungkin terjadi dalam waktu satu malam saja. Seorang anak yang tidak dapat menulis memerlukan
waktu untuk dapat melakukan kegiatan menulis, karena kegiatan menulis membutuhkan prasyarat yaitu
kemampuan mengenal dan memahami huruf dan alapabet yang dapat dirangkai menjadi kata yang
berarti, serta kemampuan untuk memusatkan perhatian.
Prinsip-prinsip perkembangan anak menurut Gesell yang dikutip oleh William Crain menyebutkan ada
beberapa hal meliputi konsep kematangan, studi pola-pola, dan beberapa prinsip perkembangan lainnya
yang dibagi menjadi tiga wilayah yaitu jalinan timbal balik, asimetri fungsional dan pengaturan diri.

1.

Konsep Kematangan

Pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Gessel dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama,
anak adalah produk dari lingkungannya. Namun yang lebih fundamental lagi, ujar Gessel, perkembangan
anak berasal dari dalam, yaitu aksi dari gen-gen di tubuhnya. Gesell menyebut proses ini kematangan.
Ciri menakjubkan perkembangan kematangan ini selalu terjadi dalam urutan tertentu. Pertama kali ini
bisa dilihat dari perkembangan embrio di mana, sebagai contohnya, jantung selalu menjadi organ
pertama yang berkembang dan berfungsi. Sesudah itu sel-sel yang berbeda-beda mulai membentuk
sistem saraf utama dengan cepat-yaitu otak dan saraf tulang belakang. Perkembangan otak dan kepala
secara utuh baru dimulai setelah bagian-bagian lain terbentuk seperti tangan dan kaki. Urutan ini, yang
diarahkan oleh blueprint genetik, tidak penah bejalan terbalik.
Dengan cara yang sama, perkembangan urutan ini terus berlanjut setelah bayi lahir. Sebagai contoh,
karena kepala berkembangan penuh paling awal di dalam embrio, maka wilayah ini pula yan berkembang
lebih dulu di dalam perkembnagan pasca-lahir. Bayi pertama-tama belajar mengendalikan bibir dan lidah
mereka, baru kemudian belajar mengendalikan pergerakan mata, diikuti oleh belajar mengendalikan
pergerakan mata dan lidah mereka, baru kemudian mengendalikan leher, bahu lengan, telapak tangan,
jari-jari, badan, tungkai dan telapak kaki mereka. Di dalam perkembangan pralahir dan pascalahir
terdapat kecenderungan perkembangan dari kepala menuju kaki (chepalocaudal).
Efek-efek kematangan berbeda total dengan lingkungan. Di dalam perkembangan pralahir, kematangan
dapat dibedakan dari aspek-aspek lingkungan internal seperti temperatur embrio dan oksigen yang
diterima oleh ibunya. Faktor-faktor lingkungan ini memang vital – yaitu mendukung pertumbuhan yang
tepat – namun ternyata mereka tidak berperan langusng bagi urutan perkembangan struktur-struktur
dan pola-pola aksi. Ini semua hasil dari mekanisme kematangan.
Sekali bayi dilahirkan, ia memsauki suatu lingkungan yang sangat berbeda jenisnya. Lingkungan ini bukan
hanya berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan fisiknya, namun juga lingkungan sosial dan budaya yang
berusaha memengaruhi bayi untuk bertindak dengancara-cara yang benar. Gessel mengatakan bahwa
anak-anak jelas memerlukan lingkungan sosial untuk menyadari potensinya, namun dia juga

berpendapat bahwa daya-daya pensosialan ini bekerja maksimaljika senada dengan prinsip-prinsip
kematangan yang muncul dari dalam diri mereka.
Gessel sangat menentang semua upaya yang mehgajarkan hal-hal yang jauh di luar jadwal pertumbuhan
anak-anak mereka. Mereka akan duduk, berjalan dan berbicara jika mereka sudah siap, ketika sistem
saraf mereka cukup matang. Pada momen yang tepat, mereka akan sanggup melakukan suatu tugas
menurut desakan-desakan dari dalam dirinya. Sebelum momen itu tiba, pengajaran apa pun kecil saja
nilai-nilainya, malah bisa menciptakan tegangan-tegangan antara pengasuh dan yang diasuh.
Kematangan biologis menurut Gessel mengacu pada proses di mana perkembangan manusia diatur oleh
faktor-faktor intrinsik – utamanya gen-gennya, yaitu substansi kimia yang terdapat di dalam nukleus
setiap sel. Gen-gen menentukan urutan, waktu dan bentuk pemunculan pola-pola tindakan.
2.

Studi Pola-pola

Gessel menyatakan kalau mempelajari pertumbuhan, kita tidak boleh mengukur hanya pada hal-hal yang
muncul secara kuantitaif, namun juga menyelidiki pola-polanya. Pola adalah segala sesuatu yang
memiliki bentuk atau tampilan tertentu – contohnya kedipan mata. Dan yang paling penting adalah
proses pemolaan itu sendiri, proses yang dengannya beberapa tindakan menjadi terorganisasikan.
Proses pemolaan paling jelas di dalam kasus penglihatan bayi. Waktu lahir, mata bayi selalu bergerak ke
sana-kemari tanpa tujuan, namun setelah beberapa hari atau mungkin beberapa jam kemudian mereka
mulai sanggup menghentikan mata dan menatap objek-objek untuk waktu yang singkat. Mereka dapat
menghentikan mata mereka dan menatap sesuatu ‘seperti yang diinginkan’ karena suatu hubungan
terpola yang baru telah dibuat antara impuls-impuls di dalam otak dan otot-otot kesil yang
mebggerakkan mata mereka.
Pada usia satu bulan bayi biasanya dapat menatap sebuah cincin di hadapan mereka dan bisa mengikuti
cincin itu sampai putaran 90°. Kemampuan ini mengimplikasikan pengorganisasian baru antara otot
mata dan otot-otot leher lebih besar yang menggerakkan kepala.
Pemolaan ini terus meluas ketika bayi dapat mengorganisasikan pergerakan mata dengan pergerakan
tangan mereka, waktu mereka bisa menatap apa yang dipegang. Pada usia empat bulan bayi biasanya
dapat memegang mainan kerincingnya dan menatapnya sekaligus. “Ini adalah pertumbuhan yang
signifikan. Ini berarti mata dan tangan sedang melakukan kerja sebuah tim, memasuki koordinasi yang
lebih efektif. Pertumbuhan kejiwaan tidak bisa diukur dalam satuan inci atau pon, jadi kita hanya bisa
mengukurnya lewat pola-pola”.
Koordinasi tangan dan mata biasanya tidak selesai pada usia empat bulan. Pada beberapa kasus hanya
koordinasi mata yang lebih menonjol. Pada usia ini bayi dapat ‘memungut’ dadu satu inci atau permen
yang lebih kecil ukurannya hanya lewat mata. Artinya, mereka dapat memfokuskan pandangan kepada
dadu atau permen itu dan bisa melihatnya dari berbagai sudut yang berbeda, namun belum bisa
memegangnya dengan tangan, bayi hanya bisa menatap dadu dan kemudian tangan mereka, seolah
memiliki ide untuk menggenggam dadu tersebut tapi belum bisa melakukannya. Sistem saraf mereka

belum cukup bertumbuh. Pada usia enam bulan bayi hanya sanggup mengambil dadu denga telapak
tangan, dan baru pada usia sepuluh bulan mereka dapat memungut permen kecil dengan jarinya. Kalau
begitu, koordinasi tangan dan mata berkembang secara perlahan dan setahap demi setahap makin
terorganisasikan dan memasuki gerakan-gerakan yang lebih bervariasi dan sempurna.

3.

Prinsip-prinsip perkembangan lainnya

Pengamatan Gesell menyingkapkan beberapa prinsip perkembangan lainnya. Kita dapat
mengelompokkannya menjadi tiga wilayah: jalinan timbal balik, asimetri fungsional dan pengaturan diri.
a.

Jalinan timbal balik

Manusia dibangun atas di dasar yang bersifat bilateral; kita memiliki dua belahan otak, dua mata, dua
tangan, kaki dan seterusnya.Tindakan kita juga memiliki kualitas yang dualistik, seperti meluruskan dan
melipat kaki. Jalinan timbal balik mengacu kepada proses perkembangan di mana dua kecenderungan
secara bertahap meraih pengorganisasian yang efektif. Sebagi contoh, dalam perkembangan penggunaan
tangan, bayi pertgama-pertama menggunakan satu tangan, lalu keduanya bersama-sama, kemudian
menyukai salah satu tangan, lalu menyukai keduanya lagi, begitu seterusnya samapi akhirnya dia
menemukan salah satu tangan lebih mendominasi. Sifat memilih yang maju-mundur ini bisa
dimetaforiskan sebagai ‘jalinan’ sehingga dari sini muncullah istilah ‘jalinan timbal balik’. Gesell
menunjukkan bagaimana jalinan timbal balik melukiskan pemolaan banyak tingkah laku, termasuk
tindakan melihat, berguling-guling dan berjalan.
Gesell juga percaya bahwa jalinan timbal balik mencirikan perkembangan kepribadian. Di sini dapat
dilihat organisme mengintegrasikan kecenderungan introvert dan ekstrovert. Sebagai contoh, anak-anak
yang bisa mengatur diri sendiri pada usia tiga tahun tiba-tiba menjadi lebih berfokus ke dalam dirinya
pada usia tiga setengah tahun, menjadi malu-malu dan tidak nyaman. Periode introversi ini diikuti oleh
ayunan menuju ekstroversi pada usia empat tahun, dan dua kecenderungan ini akhirnya jadi
terintegrasikan dan seimbang pada usia lima tahun. Siklus seperti ini dimulai sejak bayi dan terus
berlanjut sampai usia 16 tahun. Organisme untuk sementara kehilangan keseimbangannya saat dia
mengembanga ke wilayah dalam atau wilayah luar yang lebih luas, namun kemudian mengorganisasi
ulang dirinya pada tingkatgan yang baru.

b.

Asimetri fungsional

Melalui proses jalinan timbal-balik, kita menyeimbangkan dualitas sifat kita. Meskipun demikian, kita
jarang mencapai keseimbangan sempurna atau simetris. Pada kenyataannya, tingkat asimetris berfungsi
sangat tinggi, kita memang menjadi paling ekektif waktu menghadapi dunia dari satu sudut pandang,
satu tangan, satu mata, dan seterusnya.

Kecenderungan asimetris bayi terlihat di dalam refleks penguat (tonic neck reflex) bayi, sebuah refleks
yang ditemukan Gesell pada manusia. Gesell mencatat bahwa bayi lebih suka berbaring dnegan kepala
menoleh ke satu sisi, dan saat betindak demikian mereka otomatis menggunakan refleks leher penguat.
Bayi mengembangkan lengan ke sisi sesuai arah kepala (seolah-olah melihat tangan mereka) dan
menekuk lengan lain di belakang kepala. Postur refleks leher penguat ini sangat mirip dengan posisi
dasar seorang atlet tolak peluru. Refleks leher penguat sangat dominan selama tiga bulan pertama
setelah bayi lahir dan kemudian menurun seiring dengan perkembangan baru sistem sarafnya.
c.

Pengaturan diri

Gesell yakin kalau mekanisme perkembangan intrinsik begitu kuat sampai-sampai organisme bisa pada
tataran yang sangat menyolok, mengatur perkembangannya sendiri. Dalam sebuag studi, dia
menunjukkan bagaiman bayi bisa mengatur siklus makan, tidur, dan bangunnya sendiri. Waktu bayi
diperbolehkan untuk menentukan kapan mereka perlu perawat dan tidur, secara bertahap mereka
membutuhkan makanan yang semakin sedikit setiap hari dan terjaga lebih lama pada siang hari. Namun
kemajuan ini tidak mengikuti garis lurus, ada banyak fluktuasi di dalamnya termasuk kemunduran.
Namun bayi secara gradual sungguh dapat bekerja dengan jadwal yang tetap.
Gesell juga menulis tentang pengaturan diri ini dari sudut yang cukup berbeda, berfokus pada
kemampuan organisme untuk mepertahankan seluruh integrasi dan keseimbangannya. Pertumbuhan,
tentunya, juga memiliki ketidaksetimbangan seperti disebutkan di atas bahwa pola tidur dan amkan bayi
sering kali fluktuatif. Kita melihat fluktuasi yang sama terjadi pula di dalam perkembangan kepribadian,
di mana periode kestabilan diikuti oleh periode ketidakstabilan waktu anak memasuki fase introvert atau
ekstrovert. Tegangan muncul saat anak-anak mengalami hal-hal yang tidak dikenalnya. Meskipun begitu,
mekasnisme pengaturan diri ini selalu bekerja, memastikan organisme tidak pernah berjalan terlalu jauh
dalam satu arah sebelum bergerak lebih nauh sekali lagi. Karena proses-proses pengaturan diri intrinsik
inilah, anak-anak terkadang menolak upaya kita mengajari mereka hal-hal baru. Seolah dari dalam diri
mereka ada yang berbisik agar tidak mempelajari hal-hal baru terlalu cepat. Integritas organisme harus
mereka pertahankan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Hurlock mengklasifikasikan beberapa prinsip perkembangan anak
antara lain: perkembangan melibatkan perubahan, perkembangan awal lebih kritis ketimbang
perkembangan selanjutnya, perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar, pola
perkembangan dapat diramalkan, pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan,
terdapat perbedaan individu dalam perkembangan, periode pola perkembangan, pada setiap periode
perkembangan terdapat harapan sosial, setiap bidang perkembangan mengandung bahaya yang
potensial, dan kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan.

D.

Tujuan Mempelajari Perkembangan Anak Usia Dini

Beberapa alasan yang mendasari tujuan dalam mempelajari perkembangan manusia adalah karena
perkembangan manusia bersifat unik, berlangsung dalam waktu panjang, dan bersifat kompleks. Oleh
sebab itu, tujuan dalam mempelajari perkembangan manusia adalah sebagai berikut.

1.
Ahli pendidikan dan pendidik, ahli bimbingan dan konseling, ahli keluarga berencana, ahli
kesehatan, dokter dan perawat, penyelenggara penitipan anak, penyelenggara therapist, gerontologist
(orang yang mempelajari dan penyelenggara perawatan orang tua) pemberantasan narkoba, pengatur
penjara, ahli agama dan dai, semuanya memerlukan pemahaman terhadap perkembangan manusia.
2.
Memahami perkembangan manusia memberikan manfaat bagi setiap individu, keluarga, dan
masyarakat. Pada saat ini berbagai perusahaan telah memasukkan sejarah perkembangan karyawannya
untuk pengembangan karir karyawan tersebut.
3.
Pemahaman terhadap perkembangan manusia memberikan perspektif yang bersifat kontekstual.
Hal ini disebabkan karena proses perkembangan merupakan hasil interaksi antara tiga aspek yaitu:
pengaruh proses perubahan biologis, pengaruh sejarah perkembangan manusia, dan pengaruh
lingkungan, seperti peristiwa-peristiwa yang dialami manusia sepanjang hidupnya.
Pemahaman terhadap perkembangan manusia bermanfaat bagi perencanaan, pengembangan dan
pengendalian kehidupan manusia, baik sebagai individu, sebagai anggota masyrakat dan sebagai warga
Negara kea rah yang lebih baik, lebih bermanfaat dan lebih progresif.

E.

Konsep Umur dan Perkembangan

Dalam perkembangan manusia konsep umur sangat terkait dengan periode perkembangan manusia
tersebut. Pada saat ini konsep umur dan periode perkembangan sudah banyak mengalami perubahan.
Pada masa ini, di dalam masyarakat bukanlah hal yang luar biasa kalau usia 65 tahun menjadi ayah dari
seorang balita atau pada usia 35 tahun sudah menjadi kakek. Usia 70 tahun masih menjadi mahasiswa
atau usia 55 tahun mulai memasuki dunia business. Oleh sebab itu mengelompokkan manusia
berdasarkan umur merupakan hal yang cukup sulit.
Pada masa sebelumnya dan sampai saat ini konsep tentang perkembangan manusia dikelompokkan
berdaskan masa perkembangan dan masa perkembangan tersebut terjadi dalam rentang usia tertentu.
Misalnya masa usia dini terbagi atas masa infant terjadi pada usia 0-1 tahun, masa bermain atau toodler
usia 2-3 tahun, masa prasekolah 4-6 tahun, masa usia sekolah dasar 7-13 tahun, masa remaja 13-17
tahun, masa dewasa 18-60 tahun tahun dan masa tua 60 tahun keatas.
1.

Umur Kronologis

Umur kronologis berkaitan dengan jumlah tahun yang telah dijalani manusia sejak ia lahir sampai saat
tertentu dalam kehidupan manusia sebelum ia mati. Botwinick (1978) seperti yang dikutip oleh santrock

(1997: 22) menjelaskan bahwa umur kronologis tidak relevan lagi untuk digunakan dalam menjelaskan
perkembangan manusia. Selanjutnya pendapat ini diperkuat oleh Neugarten (1964: 204) yang
mengemukakan bahwa factor usia atau umur kronologis merupakan hal yang lemah untuk memprediksi
perkembangan manusia.
2.

Umur Psikologis

Berkaitan dengan kemampuan manusia melakukan adaptasi terhadap lingkungannya dan kemampuan ini
dibandingkan dengan umur kronologis. Kemamuan manusia untuk melakukan adaptasi dengan
lingkungannya sangat dipengaruhi oleh proses belajar, kemampuan mengatasi masalah, kemampuan
mengontrol emosi, motivasi dan cara berpikir. Berdasarkan hal tersebut dapat ditentukan bahwa
sesorang mempunyai umur psikologis yang matang atau yang kurang matang.
3.

Umur Sosial

Berkaitan dengan peranan sosial dan harapan-harapan seseorang dalam usia yang dilaluinya. Sesorang
yang mengharapakan peranannya sebagai ibu akan berusaha menampilkan sesuatu sebagai seseorang
ibu. Selanjutnya, ia akan sangat menyadari bahwa ia adalah ibu dari anak yang berusia 3 tahun. Ibu dan
anak yang berusia 3 tahun menunjukkan perilaku yang berbeda dengan ibu yang menghadapi anak yang
berusia 20 tahun. Umur sosial dijadikan pedoman untuk menentukan peranan dalam kehidupan, kapan
akan menikah kapan akan menjadi seorang ayah atau ibu. Kapan akan menjadi nenek atau kakek.
Berdasarakan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sepanjang kehidupannya manusia
melalui berbagai usia seperti usia kronologis, usia biologis, usia psikologis dan usia sosial. Pemahaman
terhadap hal ini bermanfaat dalam mengelola perkembangan manusia sepanjang hidupnya.

F.

Periode Perkembangan Anak Usia Dini

Untuk memudahkan pemahaman dan pengorganisasian, umumnya perkembangan digambarkan dalam
pengertian periode. Beberapa ahli Klasifikasi periode perkembangan dalam Santrock yang paling luas
digunakan dengan urutan sebagai berikut: periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak-anak, masa
pertengahan dan akhir anak-anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa perntengahan dewasa, dan
masa akhir dewasa.
Perkembangan individu berlangsung secara berkesinambungan. Bila ditinjau dari bentuk – bentuk
perkembangan dan pola – pola perilaku yang tampak khas untuk setiap usia tertentu maka rentang
kehidupan individu dapat dibagi menjadi beberapa periode perkembangan. Menurut Hurlock Periode
tersebut menurut adalah sebagai berikut :
1.

Masa Prenatal

Berlangsung dari konsepsi sampai lahir
2.

Masa Neonatus

Berlangsung dari lahir sampai usia akhir minggu kedua setelah kelahiran
3.

Masa Bayi

Berlangsung dari usia akhir minggu kedua setelah kelahiran sampai usia dua tahun
4.

Masa Kanak – kanak Awal

Berlangsung mulai usia 2 tahun sampai usia 6 tahun
5.

Masa Kanak – kanak Akhir

Berlangsung mulai usia 6 tahun sampai usia 10 atau 12 tahun
6.

Masa Pubertas/Pra remaja

Berlansung mulai usia 10 atau 12 tahun sampai usia 13 atau 14 tahun
7.

Masa Remaja Awal

Berlangsung mulai usia 13 atau 14 tahun sampai usia 17 tahun
8.

Masa Remaja Akhir

Berlangsung mulai usia 17 tahun sampai uisa 21 tahun
9.

Masa Dewasa Awal

Berlangsung mulai usia 21 tahun sampai usia 40 tahun
10.

Masa Setengah Baya

Berlangsung mulai usia 40 tahun sampai usia 60 tahun
11.

Masa Tua

Berlangsung mulai usia 60 tahun sampai meninggal dunia
Namun demikian, periode perkembangan untuk anak usia dini dijelaskan sebagai berikut:
1.

Masa Prenatal

Meskipun kenyataan bahwa periode perkembangan pertama dalam rentang kehidupan ini merupakan
periode yang paling singkat dari seluruh periode perkembangan, namun dalam banyak hal periode ini
penting atau bahkan yang terpenting dari semua periode. Periode ini yang mulai pada saat pembuahan
dan berakhir pada kelahiran, kurang lebih panjangnya 270 -280 hari atau sembilan bulan.
Meskipun relatif, periode prenatal mempunyai enam ciri penting, masing – masing ciri mempunyai akibat
yang lambbat pada perkembangan selama rentang kehidupan, karakteristik itu adalah :

a.
Pada saat ini sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai daar bagi perkembangan selanjutnya,
diturunkan sekali untuk selamanya, sementara itu kondisi-kondisi yang baik ataupun tidak baik, baik
sebelum atau sesudah kelahiran sampai tingkat tertentu, dapat dan mungkin mempengaruhi sifat-sifat
fisik dan psikologis yang membentuk sifat- sifat bawaan ini, perubahan-perubahan yang terjadi bersifat
kuantitatif dan bukan kualitatif.
b.
Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan
sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai mengganggu
pola perkembangan yang akan datang.
c.
Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisikondisi pada tubuh ibu tidak dapat mempengaruhinya, sama halnya dengan sifat bawaan.
d.
Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode prenatal
dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu
e.
Periode prenatal merupakan masa yang banyak mengandung bahaya, baik fisik maupun
psikologis.bahaya-bahaya psikilogis dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau
bahkan dapat mempengaruhi suatu perkembangan.
f.
Periode prenatal merupakan saat-saat dimana orang yang berkepentingan membentuk sikap
pada individu yang baru diciptakan.
2.

Masa NeoNatus /neo Natal

Pembagian masa bayi neonatal
Periode Partunate, mulai saat kelahiran sampai antara lima belas menit dan tiga piluh menit sesudah
kelahiran. Periode ini bermulq dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah tali pusar
dipotong dan diikat.
Peride Neonate,(dari pemotongan tali pusar dan pengikatannnya samapai sekitara akhir minggu kedua
dari kehidupan pascamatur)sekarang bayi adalah individu yang terpisah, mandiri dan tidak lagi
merupakan parasit.
Karakteristik bayi Neonatal :
Setiap peride ditandai oleh gejala perkembangan tertentu, berikut ini beberapa karakteristik penting :


Masa bayi neonatal merupakan peride tersingkat dari semua periode perkembangan



Merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal



Merupakan masa terhentinya perkembangan



Merupakan pendahuluan dan perkembangan selanjutnya



Merupakan periode yang berbahaya

3.

Masa Bayi

Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu.ciri cirri
masa bayi meskipun sama dengan cirri periode-periode lain dalam rentang kehidupan, adalah sangat
penting selama dua tahun masa bayi ini,
Karakteristik masa Bayi :

Masa bayi adalah masa dasar sesungguhnya, meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahuntahun terutama tahun-tahun awal dianggap sebagai masa dasar, namun masa bayi adalah dasar periode
kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap dan mode ekspresi emosi
terbentuk.

Masa bayi adalah masa di mana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat, bayi berkembang
pesat baik secara fisik maupun psikologis. Dengan cepatnya pertumbuhan ini perubahan tidak hanya
terjadi dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan.

Bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan,hal ini merupakan efek dari pesatnya
perkembangan pengendalian tubuh memungkinkan bayi , duduk, berdiri, berjalan dan menggerakkan
benda-benda.

Masa meningkatnya individualitas, mungkin hal-hal terpenting dalam meningkatkan kemandirian
adalah bahwa keadaan ini memungkinkan bayi mengembangkan hal-hal yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya.

Masa dimulainya sosialisasi, egosentrisme yaitu pada diri bayi muda belia , cepat berubah
keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok social.


Masa permulaan berkembangnya penggolonganan peran seks


Masa bayi adalah masa yang menarik, hal ini disebabkan karena anggapan bayi menarik karena
ketidak berdayaan dan ketergantungannya.

Merupakan permulaan kreativitas, dalam bulan-bulan pertama bayi Belajar mengembangkan
minat dan sikap yang merupakan dasar bagi kreativitasnya kemudian dan untuk menyesuaikan diri
dengan pola-pola yang diletakkan orang lain.


Masa bayi adalah masa bahaya,bahaya bisa merupakan bahaya fisik dan bahaya psikologis

4.

Masa kanak-kanak awal

Pada saat ini secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda
yaitu awal dan akhir. Periode awal brlangsung dari dua sampai enam tahun dan periode akhir dari enam
sampai tiba saatnya anak matang secara seksual.

Karakteristik kanak-kanak awal :

Sebagian besar orang tua menganggapa awal masa anak-anak sebagai usia yang mengundang
masalah atau masa sulit.masa bayi sering mmembawa masalah bagi orang tua dan umumnya berkisar
pada masalah perawatan fisik bayi.
Pada masa awal kanak-kanak para pendidik menyebut tahun awal kanak-kanak sebagai usia pra sekolah
untuk membedakannya dari saat di mana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik dan mental, untuk
menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal.

Para ahli psikiologi menggunakan sejumlah sebutan berbeda untuk menguraikan cirri yang
menonjol dari perkembangan psikologis anak selama tahun-tahun awal masa kanak-kanak. Salah satu
sebutan yang banyak digunakan sebagai usia kelompok, masa dimana anak-anak mempelajari dasardasar perilaku social sebagai persiapan bagi kehidupan social yang lebih tinggi yang diperlukan untk
penyesuaian diri pada waktu mereka masuk di kelas satu.
Karena perkembangan utama yang terjadi selama awal masa kanak-kanak berkisar di seputar
penguasaan dan pengendalian lingkungan, banyak ahli psikologi melabelkan sebagai usia penjelajah,
sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana
meknismenya, bagaimana perasaannya, dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungannya.
Salah satu cara yang umum dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya, jadi periode ini
sering disebut sebagai usia bertanya.
Salah satu yang terpenting dan yang bagi banyak anak-anak yang merupakan tugas perkembangan yang
paling sulit adalah untuk berhubungan secara emosional dengan orang tua, saudara-saudara kandung
dan orang lain.
5.

Masa Kanak-kanak Akhir

Akhir masa kanak-kanak (late childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu
matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, masa akhir kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang
sanagt mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Karakteristik akhir masa kanak-kanak :

Bagi banyak orang tua akhir masa kanak-kanak merupakan usia yang menyulitkan, suatu masa
dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak dipengarruhi oleh temanteman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota keluarga lain.

Para pendidik melabelkan akhir masa kanak-kanak dengan uisa sekolah dasar . pada usia
tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari pelbagai keterampilan tertentu,
baik keterampilan kurikuler maupun ekstrakurikuler.


Bagi ahli psikologi, akhir masa kanak-kanak adalah usia berkelompok, suatu masa dimana
perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota
kelompok .
Tugas perkembangan akhir masa kanak- kanak ;
a.

Perkembangan fisik

Akhir masa kanak-kanak merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan relative seragam sampai
mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun sebelum anak secara seksual menjadi
matang pada