Filsafat manusia dalam pandangan filsafat

BAB II
Filsafat
studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan
dijabarkan dalam konsep mendasar filsafat tidak dialami dengan melakukan
eksperimen dan percobaan tetapi dengan mengutarakan masalah secara percis,
mencari solusi , memberikan argumentasi dan alas an yang tepat untuk solusi terntu

Manusia
dapat diartikan berbeda – beda dari segi biologis rohani dan istilah kebudayaan atau
secara campuran , secara lain manusia digolongkan dengan mamalia yang dilengkapi
dengan otak berkemampuan tinggi

Filsafat manusia:
filsafat manusia adalah cabang ilmu filsafat yang membahas mengenai makna
manusia , filsafat manusia menghubungkan manusia sebagai objeck studinya . filsafat
manusia ilmu yang berkembang karna manusia penih dengan tanda Tanya atau hall
misteri , filsafat manusia perlu dipelajari karena manusia mempunyai kemampuan
menganalisan dan banyak hall. Pada suatu titik manusia akan mempertanyakan
keberadaannya sebagai manusia. Dengan demikian filsafat manusia mngantar
manusia untuk menyelami kehidupannya sendiri dan sangat mungkin mendapatkan
pencerahaan. Dalam sejarah manusia selalu berusaha memecahkan permasalahan

pokok tentang makna dan eksistensinya yang sulit mendapatkan jawaban

Pendidikan adalah
pembelajaran pengetahuan keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang
ditransfer dari satu generasi ke generasi lainnya atau berikutnya, melalui penelitian,
pengajaran dan pelatihan. Pendidikan sering dibawahi oleh bimbingan orang. Tetapi
tidak menutup kemungkinan untuk otodidak

Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal dari seorang bayi dilahrikan dan berlangsung seumur
hidup. Pengalaman juga termaksud dalam pembelajaraan
Fungsi pendidikan :
 Mempersiapkan
 Mengembangkan bakat
 Melestarikan kebudayaan
 Menamkan keterampilan

Pendidikan filsafat
Pendidikan sebagai pengetahuan atau ilmu mempunyai bagian yang terdiri atas dasar
dan fakta. Lazimnya, dasar bersifat abstrak. Misal, pendidikan di Indonesia

berdasarkan Pancasila. Yang dimaksud dengan Pancasila adalah nilai-nilai luhur yang
bersumber dari Pancasila. Ada banyak nilai-nilai luhur, kita misalkan adalah keadilan.
Keadilan ini bersifat abstrak. Keadilan akan bersifat konkret jika sudah diterapkan
dalam bidang tertentu, misalkan dalam bidang hukum. Inilah yang disebut fakta dari
pendidikan. Dalam pendidikan, manusia adalah subjek pendidikan. Pendidikan perlu
mengetahui dengan jelas pengertian manusia. Apa itu manusia? Jawaban dari
pertanyaan ini dapat bersifat umum yang lebih abstrak kemudian akan diperjelas
dengan penjelasan yang lebih konkret. Dan inilah filsafat.

Filsafat manusia berhubungan dengan pendidikan
Manusia pada titik nya akan selalu mencari tahu keberadaan sebagai manusia, karena
manusia memang selalu mencari tahu dan memecahkan masalah . yang sudah kita
tahu bahwa filsafat manusia memang berhubungan erat dengan pendidikan. Karena
manusia dilengkapi oleh akal dan pikiran serta dikaruniai logika yang membuat
manusia terus berkembang dari waktu kewaktu, didalam waktu pencahariannya
terhadap sebuah pemecahaan masalah, dan manusia selalu ingin mengetahui sesuatu
melalui penelitian, percobaan pengalaman serta pendapat yang termaksud unsur dari
katagori pendidikan .

Hubungan Antara Filsafat,Manusia dan Pendidikan

A. Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan
Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral, asal atau
pokok. Karena filsafatlah yang mula-mula merupakan satu-satunya usaha manusia
dibidang kerohanian untuk mencapai kebenaran atau pengetahuan. Lambat laun
sesuai dengan sifatnya, manusia tidak pernah merasa puas dengan meninjau suatu hal
dari sudut yang umum, melainkan juga ingin memperhtikan hal-hal yang khusus.
Maka kemudian timbulah penyelidikan mengenai hal-hal yang khusus yang
sebelumnya masuk dalam lingkungan filsafat. Jika penyelidikan ini mencapai tingkat
yang tinggi, maka cabang penyelidikan itu melepaskan diri dari filsafat sebagai
cabang ilmu pengetahuan yang baru dan berdiri sendiri. Adapun yang pertama kali
melepaskan diri dari filsafat ialah ilmu pasti, kemdian disusul oleh ilmu-ilmu
pengetahuan lainya. Akan tetapi meskipun lambat laun banyak ilmu pengetahuan
yang melepaskaan diri tidakla berarti ilmu pengetahuan itu sama sekali tidak
membutuhkan bantuan dari ilmu filsafat. Misalnya makna dari pengetahuan tentang
atom, baru mulai nampak bila dihubungkan dengan peradaban. Seorang ahli atom
berusaha menemukan fakta kemudian menciptakan tekhnik-tekhnik yang diperlukan.
Semuanya itu dilakukan dari pengetahuan tentang atom yang semakin meluas dan
mendalam. Namun para ahli atom kadang-kadang atau tidak memperhatikan apa yang

dilakukan manusia. Karena atom hanya untuk kepentingan perang yang dapat

membawa malapetaka kepada manusia. Hal ini menjadi tugas dari filsafat, karena
menyangkut masalah ini yang berarti filsafat akan memberikan alternatif mana yang
paling baik untuk dijadikan pegangan manusia.
Kemudian bahasan tentang kedudukan atau hubungan antara filsafat dan ilmu
pengetahuan atau berfikir filosofis dan berfikir ilmiah akan dilengkapi uraian ini
dengan Pieget tentang epistemologi genetis, yaitu fase-fase berfikir dan pikiran
manusia dengan mengambil contoh perkembangan akan mulai dari tahun pertama usia
anak hingga dewasa sebagaimana diuraiakan oleh Halford sebagai berikut:
Jasa utama dari Pieget adalah uraiannya mengenai perkembangan anak dalam hal
tingkah laku yang terdiri atas empat fase, yaitu:
1) Fase sensorimotor, berlangsung antara umur 0 tahun sampai usia dimana
cara berfikir anak masih sangat ditentukan oleh kemampuan pengalaman sensorinya,
sehingga sangat sedikit terjadi peristiwa berfikir yang sebenarnya, dimana tanggapan
tidak berperan sama sekali dalam prosees berfikir dan pikiran anak.
2) Fase Pra-operasional, pada usia kira-kira antara 5-8 tahun, yang ditandai
adanya kegiatan berfikir dengan mulai mengunakan tanggapan (disebut logika
fungsional). Ia tidak menyebut dengan berfikir berdasar hubungan sebab akibat,
seperti pendapat para ahli psikologi perkembangan.
3) Fase Operasional yang konkrit, yaitu kegiatan berfikir untuk
memecahakan persoalan secara konkrit dan terhadap benda-benda yang konkrit pula.

4) Fase Operasi Formal, pada anak dimulai pada usia 11 tahun. Anak telah
mulai berfikir abstrak, dengan menggunakan konsep-konsep yang umum dengan
menggunakan hipotesaserta memprosesnya secara sistematis dalam rangka
menyelesaikan problema walaupun si anak belum mampu membayangkan
kemungkinan-kemungkinan bagaimana realisasinya.
Dari uraian dan contoh tadi dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan itu menerima
dasarnya dari filsafat, dengan rincian antara lain:
1)
Setiap ilmu pengetahuan itu mempunyai objek dan problem.
2)
Filsafat juga memberikan dasar-dasar yang umum bagi semua ilmu
pengetahuan dan dengan dasar yang umum itu dirumuskan keadaan dari ilmu
pengetahuan itu.
3)
Disamping itu filsafat juga memberikan dasar-dasar yang khusus yang
digunakan dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan.
4)
Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari
semua ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan memperoleh sifat ilmu itu kalau menepati
syarat-syarat yang telah ditentukan oleh filsafat. Artinya tidak mungkin tiap ilmu itu

meninggalkan dirinya sebagai ilmu pengetahuan dengan meningggalkan syarat yang
telah ditentukan oleh filsafat.
5)
Filsafat juga memberikan metoda atau cara kepada tiap ilmu
pengetahuan. Manusia merupakan subyek pendidikan dan sebagai objek pendidikan,
karena itu sikap untuk dididik dan siap untuk mendidik dimilikinya. Berhasil tidakya
suatu usaha atau kegiatan banyak tergantung pada jelas tidak adanya tujuan. Maka
pendidikan di indonesia mempunyai tujuan pendidikan yang berlandaskan pada
filsafat hidup bangsa indonesia, yaitu pancasila yang menjadi pokok dalam
pendidikan, melalui usaha-usaha pendidikan, dalam keluarga masyarakat, sekolah dan
perguruan tinggi.

b.

Kedudukan Filsafat dalam kehidupan Manusia

Untuk memberikan gambaran bagaimana kedudukan filsafat dalam kehidupan
manusia maka terlebih dahulu diungkapkan kembali pengetian filsafat. Dalam
bahasan sebelumnya, filsafat mengandung pengertian adalah suatu ikhtiar untuk
berfikir secara radikal, dalam arti mulai dari akarnya suatu gejala (hal kehendak

permasalahan) sampai mencapai kebenaran yang dilakukan dengan kesungguhan dan
kejujuran melalui tahapan-tahapan pikiran. Oleh karena itu seorang yang berfilsafat
adalah orang yang berfikir secara sadar dan bertanggung jawab dengan pertama
adalah tehadap dirinya sendiri. Kebenaran dalam pengetahuan yang diterima filsafat
adalah apabila isi pengetahuan yang diusahakan sesuai dengan objek yang diketahui
yang didasari oleh kebebasan berfikir (diatur oleh logika) untuk menyelidiki atau tata
pikir yang bermetoda, bersistem, dan berlaku universal, sehingga dengan demikian
filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari ketetapan dan sebab-sebab yang sedalamdalamnya bagi segala sesuatu (seluruh dunia dan alam ini), sebagai pandangan hidup.
Apabila pandangan ini mengenai manusia adalah meliputi segala soal hidup manusia:
pikiran, budi, tingkah laku dan nilai-nilainya dan tujuan hidup manusia, baik didunia
maupun sesudah didunia ini tiada yang kemudian dikenal dengan sebutan pedoman
hidup.Filsafat sebagai ikhtiar berfikir maka bukan berarti untuk merumuskan suatu
doktrin yang final, konklusif, dan tidak bisa diganggu gugat. Dia bukan sekedar
idealis seperti apa yang kita alami sebagai realita. Disamping itu ada pula anggapan
bahwa filsafat adalah hanya suatu kegiatan perenungan yang bertujuan mencapai
pengetahuan tentang hakikat dari segala yng nyata, tetapi filsafat sebenarnya untuk
sampai kepada pengertian yang lebih jauh dari pada ssekedar persepsi, yaitu berupa
kegiatan mental dalam wujud konseptualisasi.
Ada seorang guru/pemikir yang mempunyai kesadaran diri untuk
mendapatkan dan meningkatkan pemahaman yang ada didalam kehidupan yang nyata,

misalnya bagaimana pengetahuan tersebut diperolehnya, dan bagaiman bentuk dari
apa yang telah dikuasai itu, maka filsafatlah yang membantu mereka untuk
menjawabnya. Karena memang didalam abad ini persoalan pengetahuan merupakan
pusat permasalahan didalam agenda didalam seorang ahli filsafat. Sejarah ilmu
filsafat selalu menaruh perhatian kepada permasalahan pertama filsafat realita,
pengetahuan dan nilai (akan dibicarakan dalam problema pokok filsafat dan filsafat
pendidikan).
Guru pemikir tadi menyatakan pendapatnya dengan dukungan yang persuasif
ialah apa yang diketahui ialah apa saja yang kita buktikan. Apakah kita pernah
membantah bbahwa hari cerah dan tidak ada mendung bila kita dan orang lain
melihat sinar matahari? Apakah sinar matahari telah tertanggkap oleh mata kita? Dan
apakah kita masih akan membantah bahwa api itu panas setelah kita masukan jari
ketempat api, dan segera menariknya kembali karena panas melalui jari. Jika kita
pikirkan semua itu, maka kita akan memperoleh seperangkat pengetahuan dari
pengalaman empiriat (sensoris). Pengetahuan yang berguna tidak senantiasa langsung
diperoleh, tetapi dapat juga secara tidak langsung yang merupakan eksistensi
pengertian yang diambil sacara empiris. Dengan membatasi pengetahuan pada
pengalaman empiris saja berarti mengabaikan sekian banyak yang kita rasa telah
diketahui. Kita telah merasa apa yang kit sukai atau tebaik untuk diri kita dalam suatu


atau lain keadaan meskipun kita tidak dapat membuktikanya. Kita hanya merasa
memiliki perasaan yang kuat semacam intuisi, meskipun kit tidak dapat
membuktikanya. Dan kita menjadikan perasaan tersebut sebagai suatu dasar untuk
sikap atau keputusan.

BAB III
Penutup
Manusia adalah mahluk tuhan yang dilengkapi oleh akal sehat , itu
menjadikan manusia selalu berkembang dan tidak monoton atau dengan kata lain
manusia adalah sesuatu yang dinamis. Manusia adalah sesuatu yang harus didik , dan
harus melewati berbagai masalah agar memiliki keterampilan menyelesaikan masalah.
Tetapi tidak menutup kemungkinan manusia mengalami kegagalan dalam masa
pertumbuhannya , kegagalan atau keberhasilan itu tersebut tergantung dari manusia
itu menjalani kehidupan serta factor internal dan eksternal manusia itu sendiri disaat
ia melewati masa pertumbuhan . Dua cabang ilmu pendidikan, yaitu filsafat
pendidikan dan sistem atau teori pendidikan dan hubungan antara keduanya adalah
bahwa yang satu suplemen terhadap yang lain dan keduanya diperlukan oleh setiap
guru sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar bidang studi tertentu.

BAB I

 Pendahuluan
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang dilengkapi akal sehat, manusia
juga termaksud makluk ciptaan yang

 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud Manusia
Apa yang dimaksud dengan filsafat
Apa yang dimaksud dengan filsafat manusia
Apa yang dimaksud dengan pendidkan
Apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan

 Tujuan Penulisan
1.
2.

3.

Untuk Mengetahui Manusia
Untuk Mengetahui Filsafat dan filsafat manusia
Untuk mengetahui pendidikan dan filsafat pendidikan