Pancasila sebagai Ideologi Nasional (4)

Pancasila sebagai Ideologi Nasional merupakn cara pandang dan juga metode bagi seluruh
bangsa indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.seperti kita ketahui, selain sebagai Dasar
Negara, ia juga menjadi ideologi bangsa. Sebagai ideologi nasional, Pancasila berfungsi
menggerakkan masyarakat untuk membangun bangsa dengan usaha-usaha yang meliputi
dalam semua bidang kehidupan. Pancasila tidak menentukan secara apriori sistem ekonomi dan
politik, tetapi sistem apa pun yang dipilih harus mampu menyalurkan aspirasi utama tersebut.
Pancasila sebagai Ideologi Nasional yang pada dasarnya menampilkan nilai-nilai universal
menunjukan wawasan yang integral integratif dan sebagai ideologi modern mampu memberikan
gairah dan semangat yang tinggi. Berbeda dengan ideologi-ideologi Barat, Pancasila yang
dilahirkan dalam budaya dan sejarah peradapan timur sangat menjunjung tinggi peran
religiusitas yang justru sangat didambakan dalam alam kehidupan dan peradapan teknokratis
sekarang ini.
Sebagaimana kita ketahui, kondisi masyarakat sejak permulaan hidup kenegaraan adalah serba
majemuk. Masyarakat Indonesia bersifat multietnis, multireligius, dan multiideologis.
Kemajemukan tersebut menunjukkan adanya berbagai unsur yang saling berinteraksi. Berbagai
unsur dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat merupakan benih-benih yang dapat
memperkaya khazanah budaya untuk membangun bangsa yang kuat, tetapi sebaliknya dapat
memperlemah kekuatan bangsa dengan berbagai percekcokan dan perselisihan.
Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
Melihat situasi demikian, masalah yang perlu diatasi pertama kali adalah bagaimana

menggalang persatuan dan kesatuan bangsa yang sangat dibutuhkan untuk mengawali
penyelenggaraan negara. Dengan kata lain, nation and character buildings merupakan prasyarat
dan tugas utama yang harus dilaksanakan. Dalam konteks ini Pancasila dipersepsikan sebagai
ideologi persatuan. Pancasila diharapkan mampu memberikan jaminan persatuan untuk
memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik.
Karena urgensi untuk memecahkan masalah-masalah politik selama dua dasawarsa dalam
penyelenggaraan negara, Pancasila sebagai Ideologi Nasional dipersepsikan sebagai sintesa
atau perpaduan yang mempersatukan berbagai sikap hidup yang berada di tanah air. Berbagai
aliran dan pendirian yang berbeda dipertemukan dalam Pancasila. Pancasila menyediakan
arena yang di satu pihak memberikan keleluasaan bergerak, tetapi di pihak lain memberikan
patokan moral yang tidak boleh dilanggar.
Penampilan Pancasila sebagai ideologi persatuan atau pemersatu telah menunjukkan relevansi
dan kekuatannya dalam dua dasawarsa sejak permulaan kehidupan dan penyelenggaraan

negara RI. Rakyat Indonesia telah dibangun dengan kasadaran kuat sebagai bangsa yang
memiliki identitas dan hidup bersatu dalam jiwa nasionalisme dan patriotisme.
Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Nasional untuk memberikan orientasi ke depan
mengharuskan bangsa Indonesia selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapinya.
Kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan teknologi, dan pesatnya perkembangan sarana
komunikasi membuat dunia makin kecil dan independensi di kalangan bangsa-bangsa di dunia

semakin menguat.
Pembangunan nasional tidak hanya ditentukan faktor-faktor dalam negeri, tetapi juga dikaitkan
dengan faktor yang berkaitan dengan permodalan. Bangsa Indonesia kini sedang sibuk
membangun dengan usaha memecahkan masalah-masalah dalam negeri, seperti kemiskinan
dan kesenjangan sosial, mau tidak mau terseret ke dalam jaringan politik dunia yang dipengaruhi
oleh kekuatan ekonomi raksasa dunia. Tantangan itu hanya bisa diatasi apabila bangsa
Indonesia tetap mempertahankan identitasnya dalam ikatan persatuan nasional dan mampu
mengembangkan dinamikanya agar mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia.

Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :
1. Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi mengandung di
dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilainilai itu akan merupakan cita-cita yang memberi arah terhadap perjuangan
bangsa dan negara.
2. Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya dengan
berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan menjadi
kesepakatan bersama dari suatu bangsa.
3. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus dan
menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan para pendiri
negara (the fouding father).
4. Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk melalui

pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama, sehingga memberi
kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita bersama.
5. Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar negara dan
sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.

Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :
a. Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan dan
cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.
b. Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersumber
dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, yang menjadi milik mereka
bersama dan yang tak asing bagi mereka.
c. Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat
mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang harus dipatuhi
atau ditaati yang sifatnya positif.
d. Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti perkembangan
jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman, dapat mengikuti perkembangan
ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan demokratis.

Contoh pancasila sebagai ideologi nasional dalam kehidupan sehari-hari:
1. Ketuhanan yang maha esa

Contoh: menghormati seseorang yang sedang melakukan ibadah ibadah
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Contoh: mengok orang yang sedang sakit
3. Persatuan indonesia
Contoh: menjalin kerjasama
4. Kerakyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawatan/perwakilan
Contoh: bermusyawrah dalam menyelesaikan suatu masalah
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Contoh: tidak membedakn si kaya dan si miskin