Asesmen dalam psikologi klinis (1)
PURI AQUARISNAWATI
ASESMEN DALAM
PSIKOLOGI KLINIS
ASESMEN SECARA UMUM
ASESMEN
Proses mengumpulkan informasi yang
digunakan sebagai dasar untuk
menegakkan diagnosa.
Langkah untuk mendapatkan informasi /
pengumpulan informasi dari
permasalahan yang sedang dialami;
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
Informasi yang terkumpul digunakan
untuk menunjang keputusan-keputusan,
tindakan-tindakan
Diagnosis adalah ditentukan proses
terjadinya gangguan, termasuk jenis
apakah penyakit tersebut.
Diagnosis mengidentifikasikan masalah
spesifik klien diarahkan pada usaha
untuk mengkomunikasikan informasi
tentang individu tertentu kepada
profesional lain.
Melalui assesment dapat mampu
menentukan kekuatan, kelemahan,
keparahan permasalahan psikologis
klien
Sasaran Assesment
Memusatkan perhatian terhadap
disfungsi / psikologis individual
Memperhatikan abnormalitas /
kekurangan dalam aspek pikiran, emosi,
perilaku
Memusatkan perhatian untuk
menemukan kekuatan klien
(kemampuan; ketrampilan; kekuatan)
Melakukan evaluasi dan melukiskan
kepribadian individu
Melakukan assesment terhadap
kekuatan dan kelemahan lingkungan
sosial individu dan efek lingkungan
sosial terhadap pikiran, perasaan, dan
perilaku
ASESMEN KLINIS
Asesmen klinis
adalah semua usaha yang dilakukan klinisi
untuk mendapatkan data atau informasi
tentang diri klien dengan tujuan untuk
mengerti kapasitas, kepribadian dan status
mental klien, yang untuk proses
selanjutnya digunakan untuk menegakkan
diagnosa, prognosa dan memberi
intervensi. Dalam hal ini asesmen yang
dilakukan dapat dalam level individu,
kelompok maupun komunitas.
Asesmen Individu (Observasi Klinis,
Wawancara Klinis, Psikotes)
Asesmen Komunitas
Survei Status Kesehatan
PROSES ASSESMENT
DALAM PSIKOLOGI KLINIS
Empat Komponen dalam Proses
Assesment Psikologi Klinis, (Bernstein
dan Nietzel, ’80) :
1. Perencanaan dalam prosedur pengumpulan
data (Planning data collection procedures)
2. Pengumpulan data untuk assesment
3. Image Intake / pengolahan data dan
pembentukan hipotesis
4. Mengkomunikasikan data assesmen baik
dalam bentuk laporan maupun bentuk lisan
1. Perencanaan Dalam Prosedur
Pengumpulan Data
Apa yang ingin diketahui dan
bagaimana caranya :
Apakah tujuan assesmen untuk
melakukan klasifikasi; deskripsi;
variabel; prediksi (diharapkan salah satu
tujuan menonjol)
Dipengaruhi oleh orientasi pemeriksa
2. METODE ASESMEN
Ada beberapa metode asesmen yang dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosa, yaitu:
1. Interview/wawancara (Auto anamnesa & Allo anamnesa)
2. Observasi (obs.langsung yg memiliki tingkat validitas tinggi
dlm asesmen)
3. Life record (mll data” klien, spt ijazah, buku harian, surat,
album foto, penghargaan, riwayat kesehatan, dsb)
4. Checklist (biasanya digunakan bersamaan dg observasi)
5. Psikotes (membantu mengurangi bias selama asesmen
berlangsung)
Pengumpulan Data untuk
Assesmen, melalui
Wawancara
Pengalaman subyek
Teknik : Langsung (focus) dan Tidak
langsung (umum)
Untuk melihat gambaran menyeluruh
berdasarkan apa yang diceritakan
BENTUK PERTANYAAN
TERSTRUKTUR ada panduan
TIDAK TERSTRUKTUR Disesuaikan dengan situasi
yang terjadi
Bertanya pada orang lain yang mengetahui individu
(klien)
Untuk memberikan informasi dasar tentang klien yang
dinilai oleh orang lain
Lebih banyak digunakan, bila S dianggap kurang
berkompeten; sulit diajak bicara
Untuk mengetahui tingkatan sosiabilitas individu dengan
lingkungan
Hal yang paling penting dalam
proses wawancara
Kemampuan mendengarkan secara kreatif dan empatik dan
kemampuan menggali
Mengamati suara dan pembicaraan (kecepatan bicara; waktu
reaksi; spontanitas; tata bahasa; gaya bicara;
perbendaharaan kata; kelancaran bicara)
Mengamati perilaku non verbal dan waspada terhadap
perubahan-perubahan yang ada.
(perilaku yang non verbal yang dapat diamati; perilaku
motorik; postur dan perubahan; ekspresi wajah; kontak mata)
Mengamati penampilan pribadi
Mengintegrasi pengamatan antara :
Kesesuaian efek; isi; tema
Konsistensi antara ekspresi wajah dengan komunikasi
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
WAWANCARA ASSESMENT DAN
WAWANCARA TERAPI
WAWANCARA UNTUK ASSESMEN
Merupakan teknik dasar
Fokus pada masalah dan kebutuhan klien
Mencari kejelasan atas problem “X” untuk intervensi
selanjutnya
WAWANCARA UNTUK TERAPI
Merupakan teknik dasar
Fokus pada masalah dan kebutuhan klien
Mendorong untuk memahami dirinya sendiri yang
diharapkan berorientasi pada perilaku
JENIS INTERVIEW / WAWANCARA
INTERVIEW DIAGNOSTIK
Ditujukan pada pasien / klien yang mengalami gangguan
(Psikotik)
Fokus utama pada simtom “K” untuk melihat parah /
tidaknya durasi; sejarah masa lalunya, dan prediksi ke masa
depan.
Bersifat kaku berupa mental status
(sudah berfokus pada tujuan tertentu)
Meliputi :
Intelektual dan proses berpikir gangguan persepsi;
perhatian dan orientasi; ekspresi emosi; pemahaman
konsep diri dan penampilan perilaku.
INTAKE INTERVIEW
Fokus utama :
Keinginan klien
Motivasi untuk menyelesaikan masalah
Dilakukan secara langsung (tatap muka)
WAWANCARA TENTANG LATAR BELAKANG
SOSIAL INDIVIDU
Mencari gambaran menyeluruh tentang perubahan
dalam kehidupan “S” situasi pribadinya dan
sosialnya.
Hal yang perlu diketahui :
Pengalaman masa kecil
Hubungan dengan orang tua dan saudara kandung
Sejarah pendidikan dan pek.
Hobby (untuk meningkatkan mental)
Hubungan dengan lawan jenis
WAWANCARA DENGAN INFORMASI
Digunakan bila “K” mempunyai Psikotik
Berat, Depresi;
Harus tetap memperhatikan kebutuhan
“S”
“Tidak terlalu mendasarkan pada apa
yang diucapkan “S”
SYARAT LINGKUNGAN FISIK INTERVIEW
FASE PEMBUKAAN (15 MENIT)
RAPPORT
Menciptakan kenyamanan
Saling mengenal
Saling percaya
FASE PERTENGAHAN
Mendapatkan informasi untuk merumuskan
tentang perubahan – perubahan karakter “S”
Keluhan dan simptom apa yang dirasakan
sekarang;
Kejadian yang menimbulkan stress yang
selama ini dipendam
Individu seperti apa, adakah fungsi organik
yang mempengaruhinya
Melakukan inquiry
FASE PENUTUPAN
Menenangkan kembali “K”, membuat rencana
untuk langkah selanjutnya
(Bila informasi sedikit, pertemuan
dilanjutkan ke fase kedua)
Sebaiknya tidak terlalu cepat memberikan
saran dan harapan, bila belum mengerti
permasalahan “K”
(Seandainya dalam fase pertengahan bila
mendapatkan gambaran yang tuntas)
BENTUK KOMUNIKASI
VERBAL
Perhatikan untuk pertanyaan yang diberikan
Gunakan perbandingan netral
TEKNIK-TEKNIK BERTANYA
1. NARROWING QUESTIONS
Mengajukan pertanyaan luas dan mendetail
Maksud : untuk mengetahui sikap spontan
dan jujur dari “K”
2. PROGRESSING QUESTIONS
Memberikan pertanyaan tentang sesuatu
yang dekat dengan apa yang sesungguhnya
ingin diketahui
3. EMBEDDING QUESTIONS
Pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui,
diselipkan diantara sejumlah pertanyaan lain
(Berupa pertanyaan ‘sensitif’)
4. LEADING QUESTIONS
Pertanyaan terarah pada sesuatu yang ingin
diketahui dengan cara hati-hati mempunyai
kecenderungan terhadap (Agresif, Impulsif)
5. HOLD OVER QUESTIONS
Menunda pertanyaan yang tiba-tiba muncul
dalam pikiran ‘T’ sama dengan no. 3 tetap
pertanyaan fungsi sensitif
SUBSTANSI PEMERIKSAAN
KEGIATAN PSIKOLOGI KLINIS
ANTARA LAIN :
Assesmen pemfungsian intelektual
Assesmen kepribadian
Assesmen neuropsikologis
Assesmen perilaku
Alat tes intelegensi juga
umum dipakai
Skala Binet - Simon
30 pertanyaan Mulai sangat mudah ke sangat sukar
Subtes Performance :
Digit Symbol
Mengukur kordinasi motorik halus juga untuk mengindikasi
taraf persistensi subjek atas tugas yang tidak menarik.
Picture Completion
Mengukur konsentrasi dan reasoning; diksriminasi visual
Block Design
Kecepatan berprestasi dan koordinasi visual motorik; non
verbal reasoning.
Picture Arrangement
Mengukur kemampuan subyek untuk
menggunakan persepsi visual yang akurat;
melihat kedepan; merencanakan;
menafsirkan situasi sosial.
Object Assembly
Melihat koordinasi visual motorik;
kemampuan menyusun secara sederhana
Test Intelegensi untuk
Keperluan klinis
Membedakan kelompok-kelompok
Deliquen; Skizofrenik; dan organik dari
orang “normal”.
Assesmen Kepribadian
Proyektive Assesmen
Material stimulusnya : Ambigu
Interprestasi berdasar : - Analisis Holistik
Menggali Respon dan perseptual Ketrampilan
verbal Mengalami revisi (1916) Stanford Binet
Wechler Adult Intelegence Scale
Alat pemeriksa intelegensi yang bersifat individu
Memiliki 6 sub tes verbal dan 5 sub tes performance
2 KATEGORI RESPON
1. Respon Assosiasi
Meminta subyek untuk menjawab subtes yang diberikan
pemeriksa. Contoh : Tes Rorcahch
2. Respon Konstruksi
Meminta subyek untuk membangun atau menciptakan cerita /
gambar test konstruksi yang lebih rumit
Contoh : - T.A.T, Wartegg, Sentence Completion
- Alat ukur proyektif yang ekspresif :
Menggambar
Melukis
Psiko Drama
Obyektif Assesmen
Pendekatan yang terstruktur, ilmiah dan non
subyektif dalam deskripsi individual.
Memiliki sub tes yang dirancang secara jelas
dengan jawaban yang terbalas.
Skor test obyektif membedakan hasil seseorang
dengan orang lain.
Contoh :
M.M.P.I : Minnesota Multiphasic Perb.
Inventory
C.P.I : California Psychological
16 P.F : 16 Personality Factor
Hal yang menyangkut Skala Dasar MMPI
Skala Validitas :
?
L
F
K
Tidak dapat mengatakan
Skala Bohong
Skala Palsu yang buruk
step defensif yang subtil
Skala Klinis :
HS Hipokondriasis (1)
D Depresi (2)
Hy Hysteria (3)
Pd Psychopatic – Deviant (4)
MfMaskuinitas – Feminitas (5)
Pa Paranoia (6)
Pf Psi Kastemia (7)
Sc Skizofrenia (8)
Ma Mamia (9)
Si Introversi Sosial (10)
Assesmen Pemfungsian
Neuropsikologis
Melibatkan tanda-tanda perilaku yang
mencerminkan kesehatan / kekurangan
fungsi otak.
Assesmen Psikologi berusaha
untuk menunjuk kehadiran dan
lokasi
Cedera otak dengan 6 pertanyaan :
Apakah gangguan otak jelas / kabur
Biasanya cedera gangguan otak mempengaruhi :
Kognitif; afektif; perilaku spesifik
Sumber gangguan otak yang kabur :
- Anoxia (Kekurangan O2)
- Penyakit infeksi
- Penyakit degeneratif
- Penyalahgunaan Obat
- Cedera kepala
Adanya pergeseran jaringan karena penyakit
Apakah gangguan bersifat progresif / non progresif.
Apakah gangguannya akut / kronis.
Apakah disfungsi organik / fungsional.
Adanya Minimal Brain Dysfunction.
Sukar untuk anak-anak yang perilaku agresif
ASESMEN PERILAKU
Situasi spesifik apa yang menyebabkan
perasaan cemas ?
Perilaku macam apa yang muncul ketika
merasa cemas ?
Apakah kondisi lingkungan tempat
berhubungan dengan perubahanperubahan dalam parahnya kecemasan ?
Bagaimana klien menanggulangi rasa
cemasnya ?
ASESMEN DALAM
PSIKOLOGI KLINIS
ASESMEN SECARA UMUM
ASESMEN
Proses mengumpulkan informasi yang
digunakan sebagai dasar untuk
menegakkan diagnosa.
Langkah untuk mendapatkan informasi /
pengumpulan informasi dari
permasalahan yang sedang dialami;
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
Informasi yang terkumpul digunakan
untuk menunjang keputusan-keputusan,
tindakan-tindakan
Diagnosis adalah ditentukan proses
terjadinya gangguan, termasuk jenis
apakah penyakit tersebut.
Diagnosis mengidentifikasikan masalah
spesifik klien diarahkan pada usaha
untuk mengkomunikasikan informasi
tentang individu tertentu kepada
profesional lain.
Melalui assesment dapat mampu
menentukan kekuatan, kelemahan,
keparahan permasalahan psikologis
klien
Sasaran Assesment
Memusatkan perhatian terhadap
disfungsi / psikologis individual
Memperhatikan abnormalitas /
kekurangan dalam aspek pikiran, emosi,
perilaku
Memusatkan perhatian untuk
menemukan kekuatan klien
(kemampuan; ketrampilan; kekuatan)
Melakukan evaluasi dan melukiskan
kepribadian individu
Melakukan assesment terhadap
kekuatan dan kelemahan lingkungan
sosial individu dan efek lingkungan
sosial terhadap pikiran, perasaan, dan
perilaku
ASESMEN KLINIS
Asesmen klinis
adalah semua usaha yang dilakukan klinisi
untuk mendapatkan data atau informasi
tentang diri klien dengan tujuan untuk
mengerti kapasitas, kepribadian dan status
mental klien, yang untuk proses
selanjutnya digunakan untuk menegakkan
diagnosa, prognosa dan memberi
intervensi. Dalam hal ini asesmen yang
dilakukan dapat dalam level individu,
kelompok maupun komunitas.
Asesmen Individu (Observasi Klinis,
Wawancara Klinis, Psikotes)
Asesmen Komunitas
Survei Status Kesehatan
PROSES ASSESMENT
DALAM PSIKOLOGI KLINIS
Empat Komponen dalam Proses
Assesment Psikologi Klinis, (Bernstein
dan Nietzel, ’80) :
1. Perencanaan dalam prosedur pengumpulan
data (Planning data collection procedures)
2. Pengumpulan data untuk assesment
3. Image Intake / pengolahan data dan
pembentukan hipotesis
4. Mengkomunikasikan data assesmen baik
dalam bentuk laporan maupun bentuk lisan
1. Perencanaan Dalam Prosedur
Pengumpulan Data
Apa yang ingin diketahui dan
bagaimana caranya :
Apakah tujuan assesmen untuk
melakukan klasifikasi; deskripsi;
variabel; prediksi (diharapkan salah satu
tujuan menonjol)
Dipengaruhi oleh orientasi pemeriksa
2. METODE ASESMEN
Ada beberapa metode asesmen yang dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosa, yaitu:
1. Interview/wawancara (Auto anamnesa & Allo anamnesa)
2. Observasi (obs.langsung yg memiliki tingkat validitas tinggi
dlm asesmen)
3. Life record (mll data” klien, spt ijazah, buku harian, surat,
album foto, penghargaan, riwayat kesehatan, dsb)
4. Checklist (biasanya digunakan bersamaan dg observasi)
5. Psikotes (membantu mengurangi bias selama asesmen
berlangsung)
Pengumpulan Data untuk
Assesmen, melalui
Wawancara
Pengalaman subyek
Teknik : Langsung (focus) dan Tidak
langsung (umum)
Untuk melihat gambaran menyeluruh
berdasarkan apa yang diceritakan
BENTUK PERTANYAAN
TERSTRUKTUR ada panduan
TIDAK TERSTRUKTUR Disesuaikan dengan situasi
yang terjadi
Bertanya pada orang lain yang mengetahui individu
(klien)
Untuk memberikan informasi dasar tentang klien yang
dinilai oleh orang lain
Lebih banyak digunakan, bila S dianggap kurang
berkompeten; sulit diajak bicara
Untuk mengetahui tingkatan sosiabilitas individu dengan
lingkungan
Hal yang paling penting dalam
proses wawancara
Kemampuan mendengarkan secara kreatif dan empatik dan
kemampuan menggali
Mengamati suara dan pembicaraan (kecepatan bicara; waktu
reaksi; spontanitas; tata bahasa; gaya bicara;
perbendaharaan kata; kelancaran bicara)
Mengamati perilaku non verbal dan waspada terhadap
perubahan-perubahan yang ada.
(perilaku yang non verbal yang dapat diamati; perilaku
motorik; postur dan perubahan; ekspresi wajah; kontak mata)
Mengamati penampilan pribadi
Mengintegrasi pengamatan antara :
Kesesuaian efek; isi; tema
Konsistensi antara ekspresi wajah dengan komunikasi
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
WAWANCARA ASSESMENT DAN
WAWANCARA TERAPI
WAWANCARA UNTUK ASSESMEN
Merupakan teknik dasar
Fokus pada masalah dan kebutuhan klien
Mencari kejelasan atas problem “X” untuk intervensi
selanjutnya
WAWANCARA UNTUK TERAPI
Merupakan teknik dasar
Fokus pada masalah dan kebutuhan klien
Mendorong untuk memahami dirinya sendiri yang
diharapkan berorientasi pada perilaku
JENIS INTERVIEW / WAWANCARA
INTERVIEW DIAGNOSTIK
Ditujukan pada pasien / klien yang mengalami gangguan
(Psikotik)
Fokus utama pada simtom “K” untuk melihat parah /
tidaknya durasi; sejarah masa lalunya, dan prediksi ke masa
depan.
Bersifat kaku berupa mental status
(sudah berfokus pada tujuan tertentu)
Meliputi :
Intelektual dan proses berpikir gangguan persepsi;
perhatian dan orientasi; ekspresi emosi; pemahaman
konsep diri dan penampilan perilaku.
INTAKE INTERVIEW
Fokus utama :
Keinginan klien
Motivasi untuk menyelesaikan masalah
Dilakukan secara langsung (tatap muka)
WAWANCARA TENTANG LATAR BELAKANG
SOSIAL INDIVIDU
Mencari gambaran menyeluruh tentang perubahan
dalam kehidupan “S” situasi pribadinya dan
sosialnya.
Hal yang perlu diketahui :
Pengalaman masa kecil
Hubungan dengan orang tua dan saudara kandung
Sejarah pendidikan dan pek.
Hobby (untuk meningkatkan mental)
Hubungan dengan lawan jenis
WAWANCARA DENGAN INFORMASI
Digunakan bila “K” mempunyai Psikotik
Berat, Depresi;
Harus tetap memperhatikan kebutuhan
“S”
“Tidak terlalu mendasarkan pada apa
yang diucapkan “S”
SYARAT LINGKUNGAN FISIK INTERVIEW
FASE PEMBUKAAN (15 MENIT)
RAPPORT
Menciptakan kenyamanan
Saling mengenal
Saling percaya
FASE PERTENGAHAN
Mendapatkan informasi untuk merumuskan
tentang perubahan – perubahan karakter “S”
Keluhan dan simptom apa yang dirasakan
sekarang;
Kejadian yang menimbulkan stress yang
selama ini dipendam
Individu seperti apa, adakah fungsi organik
yang mempengaruhinya
Melakukan inquiry
FASE PENUTUPAN
Menenangkan kembali “K”, membuat rencana
untuk langkah selanjutnya
(Bila informasi sedikit, pertemuan
dilanjutkan ke fase kedua)
Sebaiknya tidak terlalu cepat memberikan
saran dan harapan, bila belum mengerti
permasalahan “K”
(Seandainya dalam fase pertengahan bila
mendapatkan gambaran yang tuntas)
BENTUK KOMUNIKASI
VERBAL
Perhatikan untuk pertanyaan yang diberikan
Gunakan perbandingan netral
TEKNIK-TEKNIK BERTANYA
1. NARROWING QUESTIONS
Mengajukan pertanyaan luas dan mendetail
Maksud : untuk mengetahui sikap spontan
dan jujur dari “K”
2. PROGRESSING QUESTIONS
Memberikan pertanyaan tentang sesuatu
yang dekat dengan apa yang sesungguhnya
ingin diketahui
3. EMBEDDING QUESTIONS
Pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui,
diselipkan diantara sejumlah pertanyaan lain
(Berupa pertanyaan ‘sensitif’)
4. LEADING QUESTIONS
Pertanyaan terarah pada sesuatu yang ingin
diketahui dengan cara hati-hati mempunyai
kecenderungan terhadap (Agresif, Impulsif)
5. HOLD OVER QUESTIONS
Menunda pertanyaan yang tiba-tiba muncul
dalam pikiran ‘T’ sama dengan no. 3 tetap
pertanyaan fungsi sensitif
SUBSTANSI PEMERIKSAAN
KEGIATAN PSIKOLOGI KLINIS
ANTARA LAIN :
Assesmen pemfungsian intelektual
Assesmen kepribadian
Assesmen neuropsikologis
Assesmen perilaku
Alat tes intelegensi juga
umum dipakai
Skala Binet - Simon
30 pertanyaan Mulai sangat mudah ke sangat sukar
Subtes Performance :
Digit Symbol
Mengukur kordinasi motorik halus juga untuk mengindikasi
taraf persistensi subjek atas tugas yang tidak menarik.
Picture Completion
Mengukur konsentrasi dan reasoning; diksriminasi visual
Block Design
Kecepatan berprestasi dan koordinasi visual motorik; non
verbal reasoning.
Picture Arrangement
Mengukur kemampuan subyek untuk
menggunakan persepsi visual yang akurat;
melihat kedepan; merencanakan;
menafsirkan situasi sosial.
Object Assembly
Melihat koordinasi visual motorik;
kemampuan menyusun secara sederhana
Test Intelegensi untuk
Keperluan klinis
Membedakan kelompok-kelompok
Deliquen; Skizofrenik; dan organik dari
orang “normal”.
Assesmen Kepribadian
Proyektive Assesmen
Material stimulusnya : Ambigu
Interprestasi berdasar : - Analisis Holistik
Menggali Respon dan perseptual Ketrampilan
verbal Mengalami revisi (1916) Stanford Binet
Wechler Adult Intelegence Scale
Alat pemeriksa intelegensi yang bersifat individu
Memiliki 6 sub tes verbal dan 5 sub tes performance
2 KATEGORI RESPON
1. Respon Assosiasi
Meminta subyek untuk menjawab subtes yang diberikan
pemeriksa. Contoh : Tes Rorcahch
2. Respon Konstruksi
Meminta subyek untuk membangun atau menciptakan cerita /
gambar test konstruksi yang lebih rumit
Contoh : - T.A.T, Wartegg, Sentence Completion
- Alat ukur proyektif yang ekspresif :
Menggambar
Melukis
Psiko Drama
Obyektif Assesmen
Pendekatan yang terstruktur, ilmiah dan non
subyektif dalam deskripsi individual.
Memiliki sub tes yang dirancang secara jelas
dengan jawaban yang terbalas.
Skor test obyektif membedakan hasil seseorang
dengan orang lain.
Contoh :
M.M.P.I : Minnesota Multiphasic Perb.
Inventory
C.P.I : California Psychological
16 P.F : 16 Personality Factor
Hal yang menyangkut Skala Dasar MMPI
Skala Validitas :
?
L
F
K
Tidak dapat mengatakan
Skala Bohong
Skala Palsu yang buruk
step defensif yang subtil
Skala Klinis :
HS Hipokondriasis (1)
D Depresi (2)
Hy Hysteria (3)
Pd Psychopatic – Deviant (4)
MfMaskuinitas – Feminitas (5)
Pa Paranoia (6)
Pf Psi Kastemia (7)
Sc Skizofrenia (8)
Ma Mamia (9)
Si Introversi Sosial (10)
Assesmen Pemfungsian
Neuropsikologis
Melibatkan tanda-tanda perilaku yang
mencerminkan kesehatan / kekurangan
fungsi otak.
Assesmen Psikologi berusaha
untuk menunjuk kehadiran dan
lokasi
Cedera otak dengan 6 pertanyaan :
Apakah gangguan otak jelas / kabur
Biasanya cedera gangguan otak mempengaruhi :
Kognitif; afektif; perilaku spesifik
Sumber gangguan otak yang kabur :
- Anoxia (Kekurangan O2)
- Penyakit infeksi
- Penyakit degeneratif
- Penyalahgunaan Obat
- Cedera kepala
Adanya pergeseran jaringan karena penyakit
Apakah gangguan bersifat progresif / non progresif.
Apakah gangguannya akut / kronis.
Apakah disfungsi organik / fungsional.
Adanya Minimal Brain Dysfunction.
Sukar untuk anak-anak yang perilaku agresif
ASESMEN PERILAKU
Situasi spesifik apa yang menyebabkan
perasaan cemas ?
Perilaku macam apa yang muncul ketika
merasa cemas ?
Apakah kondisi lingkungan tempat
berhubungan dengan perubahanperubahan dalam parahnya kecemasan ?
Bagaimana klien menanggulangi rasa
cemasnya ?