Gerakan Lingkungan Dalam Isu Perubahan

UNIVERSITAS INDONESIA

Makalah Perubahan Sosial, Ekonomi, dan Dinamika Politik:

“Gerakan Lingkungan Dalam Isu Perubahan Iklim : Studi Kasus Gerakan The Big Ask
Dalam Mendorong Climate Change Act Di Inggris Pada Tahun 2005-2008”

Disusun oleh:
Aditya Fathurrahman Abdillah (1206250550)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM SARJANA ILMU POLITIK
DEPOK
DESEMBER 2014
1

PENDAHULUAN
Kejadian Revolusi Industri adalah bentuk kemajuan dengan mendorong negara-negara
di daratan Eropa untuk melaksanakan pembangunan dengan industrialisasi secara besarbesaran. Perkembangan tersebut menjadikan Eropa sebagai benua paling maju diantara
benua-benua


lainnya.

Selanjutnya,

industrialisasi

di

Eropa

berkembang

menjadi

industrialisasi yang dipicu oleh revolusi teknologi yang menghasilkan negara-negara industry
yang menguasai perekonomian dunia.
Kemajuan industrialisasi tidak luput diperlukannya kebutuhan bahan baku dari
industri itu sendiri, yaitu bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil yang mendominasi sebagai
bahan baku industri-industri di negara maju adalah minyak, gas, dan batubara. 1 Proses
industrialisasi secara besar-besaran akhirnya mengakibatkan produksi gas rumah kaca dengan

skala besar. Yang termasuk kategori gas rumah kaca adalah carbon dioxide (CO2), methane
(CH4), nitrous oxide (N2O), hydrofluorocarbons (HFCs), perfluorocarbons (PFCs), dan
sulphur hexafluoride (SF6).2 Produksi gas rumah kaca dengan skala besar yang diakibatkan

pembakaran bahan bakar fosil oleh industri-industri negara maju akan membuat pemanasan
global (global warming) terjadi. Pemanasan global ini nantinya akan berdampak terjadinya
fenomena perubahan iklim (climate change). Efek dari perubahan iklim bisa mengakibatkan
naiknya permukaan air laut, harga pangan meningkat, terjadinya cuaca ekstrem,
berkurangnya sumber air, dan meningkatnya penyakit pernapasan.3
Pada akhirnya isu perubahan iklim menjadi permasalahan global sehingga diburuhkan
koordinasi internasional untuk mengatasinya. Bentuk koordinasi internasional tersebut
dijewantahkan dengan berdirinya United Nations Framework Convention on Climate Change
(UNFCCC). UNFCCC didirikan pada tanggal 9 Mei 1992 dengan tujuan untuk menstabilkan
konsentrasi gas rumah kaca sehingga tidak akan mengganggu sistem iklim global.4 UNFCCC
telah menghasilkan sebuah perjanjian internasional yang sangat penting dalam penanganan
perubahan iklim di dunia, yaitu Protokol Kyoto.

1

Anthony Giddens, The Politics Of Climate Change. (Cambridge : Polity Press, 2009) Hal. 35

IPCC, Climate Change 2007 : The Physical Science Basis, diakses dari http://www.ipcc.ch/pdf/assessmentreport/ar4/wg1/ar4-wg1-chapter1.pdf pada tanggal 22 Desember 2014 pukul 12.46. Hal. 100
3
Zika Zakiya, Enam Dampak Perubahan Iklim Pada Hidup Kita,
http://sains.kompas.com/read/2013/01/20/17502648/Enam.Dampak.Perubahan.Iklim.pada.Hidup.Kita
diakses pada tanggal 22 Desember 2014 pukul 12.56.
4
Dikutip dari United Nations Framework Convention on Climate Change ,
http://unfccc.int/resource/docs/convkp/conveng.pdf diakses pada tanggal 22 Desember 2014 pukul 13.03.
2

2

Protokol

Kyoto

adalah

sebuah


perjanjian

internasional

mengenai

upaya

penanggukangan perubahan iklim yang dibentuk pada bulan Desember 1997 dan mulai
berlaku sejak tahun 2005. Negara-negara yang terlibat di dalam perjanjian Protokol Kyoto
dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu negara Annex I dan negara non-Annex.5 Dimana
negara Annex I terdiri atas negara-negara industri maju yang menjadi objek utama Protokol
Kyoto untuk bersedia memotong emisi gas rumah kacanya. Namun, terdapat kendala bagi
negara Annex I untuk mengurangi emisi gas rumah karcanya karena berbenturan dengan
kepentingan-kepentingan ekonomi. Jika mengurangi emisi gas rumah kaca, maka harus ada
pengendalian terhadap industri-industri yang sudah menjadi garda terdepan dalam
perekonomian negara industry maju.
Hal tersebut menyebabkan munculnya berbagai gerakan lingkungan hidup di negaranegara Annex I untuk mendorong pemotongan emisi gas rumah kaca, salah satunya terjadi di
Inggris. Di Inggris terjadi gerakan lingkungan hidup yang dipelopori oleh NGO yang
bernama Friends Of The Earth melalui kampanye “The Big Ask”. Gerakan lingkungan hidup

ini bertujuan mendorong disahkannya Climate Change Act di Inggris supaya bisa mengurangi
emisi gas rumah kaca yang telah dihasilkan oleh industri-industri di Inggris. Dalam makalah
ini penulis akan mencoba menjawab sebuah pertanyaan yaitu “bagaimana proses gerakan
“The Big Ask” bisa mendorong Pemerintahan Inggris dalam membuat kebijakan Climate
Change Act?”
KERANGKA TEORI
Teori Gerakan Sosial
Dalam makalah ini, penulis akan menggunakan teori gerakan sosial dari Eduardo
Canel dalam tulisannya “New Social Movement Theory and Resource Mobilization Theory :
The Need For Integration ” untuk membedah gerakan The Big Ask dalam mendorong

Pemeirntahan Inggris dalam membuat kebijakan Climate Change Act. Disini penulis akan
menjabarkan dua teori besar mengenai gerakan sosial yaitu resource mobilization dan new
social movement serta perbandingan dari kedua teori tersebut.

Pertama adalah teori resource mobilization. Dalam teori ini, gerakan sosial muncul
akibat dari adanya ketersediaan sumber pendukung gerakan, tersedianya kelompok koalisi,

Dikutip dari Kyoto Protocol To The United Nations Framework Convention On Climate Change ,
http://unfccc.int/resource/docs/convkp/kpeng.pdf diakses pada tanggal 22 Desember 2014 pukul 13.20

5

3

adanya dukungan dana, adanya tekanan, dan upaya pengorganisasian yang efektif. Salah satu
sumber sumber daya penting dalam gerakan sosial ini adalah ideologi.
Kedua adalah teori new social movement yang menempatkan arah perjuangan gerakan
salah satunya melawan kapitalisme industri. Dalam new social movement, perkembangan
sistem kapitalisme justru mereka yang tidak terlibat secara langsung dalam sistem eksploitasi
produksi semakin besar dan merasakan kekecewaan serta melahirkan posisi tawar kolektif
terhadap negara. Oleh karena itu, new social movement tumbuh berkembang di zaman
globalisasi neoliberal.

Menurut Eduardo Canel, terdapat lima karakteristik dalam

membedakan teori new social movement dan teori resource mobilization , yaitu6 :
Teori

Resource Mobilization


New Social Movement

1.

Continuity

Discontinuity

2.

System Integration

Social Integration

3.

State

Civil Society


4.

Political Realm

Cultural Realm

5.

Instrumental Action

Expressive Action

PEMBAHASAN
Kebijakan Inggris Dalam Penanggulangan Isu Perubahan Iklim Pra Climate Change
Act

Dalam menanggulangi isu perubahan iklim global, Inggris meratifikasi UNFCCC
pada bulan Desember 2013 dan Protokol Kyoto pada bulan Mei 2002 bersama dengan
anggota Uni Eropa lainnya. Uni Eropa sebagai sebuah badan regional memiliki target
pereduksian sebesar 8 persen menurut Protokol Kyoto. Berdasarkan Perjanjian Pembagian

Beban (Burden Sharing Agreement), Uni Eropa mengalokasikan target tersebut diantara
anggota-anggotanya. Dalam perjanjian tersebut Inggris ditargetkan melakukan pereduksian

6

Eduardo Canel, New Social Movement Theory and Resource Mobilization Theory : The Need for Integration,
dalam Michael Kaufman dan Haroldo Dilla Alfonso, Community Powe and Grassroots Democracy : The
Transformation of Social Life, (London : Zed Books, 1997). Hal. 216

4

sebesar 12,5 % dibawah level tahun 1990 dan harus dipenuhi oleh Inggris dalam periode
2008 – 2012.7
Untuk memenuhi target tersebut, pada bulan November 2000, Inggris mengeluarkan
Program Perubahan Iklim Inggris (UK’s Climate Change Programme). Di dalam program
tersebut, Pemerintah Inggris memberikan target yang lebih jauh untuk pengurangan gas
rumah kaca. Target yang ada di dalam UK’s Climate Change Programme melebihi komitmen
Protokol Kyoto, yaitu pereduksian emisi CO2 sebesar 20% untuk tahun 2010. Di dalam
program tersebut juga bertujuan untuk mereduksi gas rumah kaca sebesar 21,5% pada
periode 2008-2012.8

Program ini dirancang untuk menunjukkan pengurangan emisi yang signifikan dapat
dibuat tanpa merusak perekonomian. Terbukti dengan selama satu dekade terakhir, GDP
Inggris telah meningkat sebesar 20% dan pertumbuhan ekonomi meningkat 25% sementara
emisi gas rumah kaca telah menurun hingga 12,8%.9 Terdapat juga perubahan struktur
ekonomi Inggris dalam menerapkan UK’s Climate Change Programme, yaitu dari industri
manufaktur berat menjadi jasa dan manufaktur ringan. Inggris juga berhasil mengganti gas
dan batubara yang tadinya menjadi sumber bahan bakar utama untuk pembangkit listrik
dialiihkan menjadi pembangkit listrik tenaga nuklir.
Kronologis Gerakan The Big Ask Dalam Mendorong Terbentuknya Climate Change Act
Gerakan ini berawal dari sebuah NGO, yaitu Friends of the Earth yang melihat bahwa
Inggris telah memenuhi target Protokol Kyoto, namun telah gagal dalam memenuhi target
domestik yang ditentukan pada Climate Change Programme. Pada tahun 2000, dimana
Climate Change Programme diluncurkan, emisi CO2 mencapai minus 7,5% di bawah tingkat

tahun 1990. Namun, empat tahun berjalannya program tersebut, emisi CO2 masih stagnan di
tingkat yang sama seperti tahun 2000. Pada akhir tahun 2005, pemerintahan Inggris merubah
target yang tadinya pengurangan emisi CO2 sebesar 13,5%

menjadi 8%. Pada bulan


7

Dikutip dari ec.europa.eu/clima/policies/g-gas/kyoto/index_en.htm diakses pada tanggal 22 Desember 2014
pukul 21.41
8
Gabrielle Edwards, The UK Climate Change Programme And Examples Of Best Practice,
https://unfccc.int/files/meetings/workshops/other_meetings/application/pdf/ukge.pdf diakses pada tanggal
22 Desember 2014 pukul 21.59
9
Lovely Christina Manafe, Peran NGO Dalam Penanggulangan Isu Perubahan Iklim : Studi Kasus Peran Friends
Of The Earth Dala Me doro g Cli ate Cha ge Act 2008 Di I ggris Melalui Ka pa ye The Big Ask 20052008, (Depok : University Of Indonesia, 2012). Hal. 31

5

November 2004, pemerintahan Inggris mengakui hanya mungkin untuk memenuhi
pengurangan emisi CO2 sebesar 14% pada tahun 2010.10
Melencengnya tujuan mereduksi emisi gas rumah kaca dari Climate Change
Programme membuat Friends of The Earth memberikan redkomendasi kerangka kebijakan

perubahan iklim yang baru. Menurut mereka, Inggris memerlukan kerangka yang
memungkinkan pemerintah melakukan reduksi emisi sebesar 3% per tahun. Untuk dapat
mencapai target tersebut, Friends of The Earth merekomendasikan agar Departemen
Keuangan ditugaskan untuk mempersiapkan national carbon budget, melaporkan performa
terhadap target dan menjelaskan posisi Inggris dalam terminologi finansial menggunakan
nilai pasar untuk emisi karbon yang diperbolehkan. Friends of the Earth

juga

merekomendasikan agar target sektoral ditentukan berdasarkan prinsip politik, lingkungan,
dan sosial yang transparan.11 Hal tersebut yang menjadi dasar dari gerakan “The Big Ask”.
Pada tanggal 7 April 2005, sebelum gerakan ini dimulai, Friends of The Earth
melakukan diskusi dengan mantan Menteri Lingkungan Hidup Konservatif John Gummer,
mantan Menteri Lingkungan Hidup Buruh Michael Meacher dan kemudian juru bicara
Lingkungan Liberal Demokrat Norman Baker, mengusulkan RUU untuk memerangi
perubahan iklim dengan menetapkan target tahunan reduksi emisi CO2 sebesar 3% yang
berarti penurunan sebesar 80% pada tahun 2050.12 Setelah mengusulkan RUU, Friends of
The Earth meluncurkan gerakan “The Big Ask” pada tanggal 25 Mei 2005 dengan

bekerjasama dengan Thom Yorke yang merupakan vokalis dari kelompok musik Radiohead.
Peluncuran gerakan “The Big Ask” bersamaan dengan survei NOP yang menunjukkan bahwa
73% masyarakat Inggris tidak melihat bahwa pemerintahan sudah cukup bagus dalam
menanggulangi isu perubahan iklim.13 Friends of The Earth juga melakukan konsolidasi
dengan NGO-NGO lainnya untuk memperkuat gerakan “The Big Ask”. Friends of The Earth

10

Bryony Worthington, What the Government Should Do To Tackle Climate Change : Friends of The Earth
Response to The Climate Change Programme Review,
http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/ccpr_foe_submission.pdf diakses pada tanggal 22
Desember 2014 pukul 23.04. Hal. 5-6
11
Ibid. Hal. 12 - 18
12
Anonim, History The Big Ask Campaign,
http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/history_of_the_big_ask.pdf diakses pada tanggal 22
Desember 2014 pukul 23.50
13
Anonim, Archived Press Release : New Campaign For Climate Change Law -73% Say Government Not Doing
Enough http://www.foe.co.uk/resource/press_releases/new_campaign_for_climate_c_24052005 diakses
pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 00.02

6

bersama beberapa NGO lainnya membentuk sebuah koalisi yang bernama Stop Climate
Chaos yang turut meminta diadakannya target reduksi emisi per tahun.

Dalam gerakannya, Friends of The Earth mencoba menarik seluruh lapisan
masyarakat di Inggris dengan mengadakan konser musik bernama The Big Ask Live yang
diadakan pada bulan Mei 2006. Konser ini diadakan di London yang dibintangi oleh
Radiohead dan turut dihadiri oleh David Miliband dan David Cameron. The Big Ask Live
juga diikuti dengan berbagai even di berbagai daerah di Inggris.
Pada pertengahan September 2006, Friends of The Earth meluncurkan “a Big Push”
untuk mendorong sebanyak mungkin anggota parlemen untuk menandatangani EDM 178 dan
untuk menulis kepada Perdana Menteri untuk meminta legislasi perubahan iklim baru.
Selama beberapa minggu berikutnya, 620 dari total 646 anggota parlemen telah dilobi secara
personal oleh konstituen yang mendukung kampanye The Big Ask.14 Para relawan-relawan
seperti vokalis kelompok music Radiohead, Thom Yorke, juga ikut melobi anggota
parlemennya di Oxford. Begitu juga beberapa pemuda di bawa umur 16 tahun mengunjungi
Tony Blair di Downing Street untuk mendiskusikan perubahan iklim dan mendorong untuk
RUU mengenai perubahan iklim untuk diperkenalkan.
Rancangan undang-undang perubahan iklim akhirnya dipublikasikan pada bulan
Maret 2007.15 Friends of the Earth menyambut baik hal tersebut. Gerakan melalui media
online pun mulai diluncurkan dengan didukung oleh selebriti seperti Jude Law, James Blunt,
dan Johnny Borrel.16 Gerakan The Big Ask juga meminta agar pemerintahan Inggris
memasukkan sektor aviasi dan perkapalan di dalam target pereduksian emisi. Pada akhirnya,
tanggal 28 Oktober 2008, pemerintah Inggris mengeluarkan Climate Change Act yang akan
mereduksi emisi CO2 Inggris sebesar 80% pada tahun 2050 dari semua sektor, termasuk
aviasi dan perkapalan.
Analisis Gerakan The Big Ask Dalam Kerangka Teori Gerakan Sosial
Penulis melihat bahwa gerakan The Big Ask sebetulnya adalah sebuah new social
movement. Terlihat dari tujuan utama perjuangan The Big Ask adalah untuk melawan
14

Lovely Christina Manafe, Op.Cit, Hal.55
Anonim, Climate Change Law, http://www.pcs.org.uk/en/resources/green_workplaces/climate_change.cfm
diakses pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 01.58
16
Anonim, The Climate Change Bill,
http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/climate_change_bill.pdf diakses pada tanggal 23
Desember 2014 pukul 02.03
15

7

kapitalisme industri yang mengeksploitasi sumber produksi secara besar-besaran. Sumber
produksi disini yaitu bahan bakar fosil. Eksploitasi tersebut berakibat pada meningkatnya
emisi gas rumah kaca dan menyebabkan perubahan iklim terjadi. Climate Change Act yang
direkomendasikan oleh Friends of The Earth melalui gerakan The Big Ask mempunyai fungsi
laten sebagai penekan agar industri-industri tidak melakukan eksploitasi secara besar-besaran.
Penulis juga akan melakukan analisis menggunakan lima karakteristik yang
membedakan antara resource mobility movement dan new social movement serta dikaitkan
dengan gerakan The Big Ask. Karakteristik yang pertama yaitu gerakan The Big Ask termasuk
karakteristik yang bersifat diskontinuitas dan bukan bersifat kontinuitas. Penulis berargumen
bahwa gerakan The Big Ask hanya mempunyai tujuan untuk mendorong disahkannya Climate
Change Act agar pemerintahan Inggris bisa mereduksi gas CO2 secara berkala tiap tahunnya.

Setelah tujuannya tercapai, gerakan The Big Ask pun berakhir.
Karakteristik yang kedua yaitu gerakan The Big Ask dalam kampanyenya
mengandalkan integrasi sosial. Penulis bisa berargumen seperti itu dengan melihat dalam
gerakan The Big Ask, Friends of The Earth mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut
melobi atau mendorong Climate Change Bill kepada pemerintahan Inggris. Terlihat dengan
relawan-relawan seperti vokalis kelompok music Radiohead, Thom Yorke, juga ikut melobi
anggota parlemennya di Oxford. Begitu juga beberapa pemuda di bawa umur 16 tahun
mengunjungi Tony Blair di Downing Street untuk mendiskusikan perubahan iklim dan
mendorong untuk RUU mengenai perubahan iklim untuk diperkenalkan.
Karakteristik yang ketiga yaitu gerakan The Big Ask dalam kegiatan kampanyenyan
melalui kekuatan masyarakat sipil.

Argumen penulis ini dibuktikan dengan melakukan

konsolidasi dengan NGO-NGO lainnya untuk memperkuat gerakan The Big Ask. Friends of
The Earth bersama beberapa NGO lainnya membentuk sebuah koalisi yang bernama Stop
Climate Chaos yang turut meminta diadakannya target reduksi emisi per tahun. Dalam

gerakannya, juga, Friends of The Earth bekerja sama dengan politisi partai politik, seniman,
dan para pengusaha.
Karakteristik yang keempat dan kelima yaitu gerakan The Big Ask menggunakan
ranah budaya dan tindakan ekspresif dalam gerakannya. Terbukti dengan diadakannya sebuah
konser musik bernama The Big Ask Live yang diadakan pada bulan Mei 2006. Konser ini
diadakan di London yang dibintangi oleh Radiohead dan turut dihadiri oleh David Miliband
dan David Cameron. The Big Ask Live juga diikuti dengan berbagai even di berbagai daerah
8

di Inggris. Tidak sampai disitu, gerakan The Big Ask juga melakukan kampanye lewat media
online yang didukung seniman-seniman seperti Jude Law dan James Blunt.
KESIMPULAN
Penulis menyimpulkan bahwa gerakan The Big Ask berhasil dalam melawan
kapitalisme industri yang melakukan eksploitasi sumber produksi secara besar-besaran
dengan mendorong Climate Change Act segera disahkan. Dengan adanya aturan mereduksi
gas CO2 sebanyak 3% tiap tahunnya akan membuat industri-industri di Inggris berpikir ulang
untuk mengeksplotasi sumber produksi berupa bahan bakar fosil secara besar-besaran.
Kendala dalam pereduksian gas rumah kaca dikarenakan kepentingan ekonomi pun bisa
diselesaikan melalui Climate Change Act ini.
Dalam gerakannya mendorong Climate Change Act untuk disahkan, gerakan The Big
Ask menggunakan cara-cara yang sama seperti dikatakan oleh teori new social movement.

Gerakan tersebut pertama-tama membangun relasi sosial dengan elemen masyarakat lainnya
untuk mengangkat isu Climate Change Bill diangkat menjadi isu nasional. Setelah terangkat,
gerakan ini menggunakan poros masyarakat sipil dengan membangun koalisi Stop Climate
Chaos untuk mendorong pemerintahan Inggris mesosialisasikan dan mensahkan Climate
Change Bill. Gerakan The Big Ask juga menggunakan elemen budaya dan tindakan ekspresif

dengan mengadakan konser dan kampanye di media online sebagai bentuk untuk menarik
simpati dari masyarakat Inggris.

9

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Canel, Eduardo, New Social Movement Theory and Resource Mobilization Theory : The Need for
Integration, dalam Michael Kaufman dan Haroldo Dilla Alfonso, 1997, Community Powe and
Grassroots Democracy : The Transformation of Social Life, (London : Zed Books)
Giddens, Anthony, 2009, The Politics Of Climate Change. (Cambridge : Polity Press)

Sumber Internet
Anonim, History The Big Ask Campaign,
http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/history_of_the_big_ask.pdf diakses pada
tanggal 22 Desember 2014 pukul 23.50
Anonim, Archived Press Release : New Campaign For Climate Change Law -73% Say Government Not
Doing Enough
http://www.foe.co.uk/resource/press_releases/new_campaign_for_climate_c_24052005 diakses
pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 00.02
Anonim, Climate Change Law,
http://www.pcs.org.uk/en/resources/green_workplaces/climate_change.cfm diakses pada tanggal
23 Desember 2014 pukul 01.58
Anonim, The Climate Change Bill,
http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/climate_change_bill.pdf diakses pada tanggal
23 Desember 2014 pukul 02.03
Edwards, Gabriel, The UK Climate Change Programme And Examples Of Best Practice,
https://unfccc.int/files/meetings/workshops/other_meetings/application/pdf/ukge.pdf diakses pada
tanggal 22 Desember 2014 pukul 21.59
IPCC, Climate Change 2007 : The Physical Science Basis, diakses dari
http://www.ipcc.ch/pdf/assessment-report/ar4/wg1/ar4-wg1-chapter1.pdf pada tanggal 22
Desember 2014 pukul 12.46
Worthington, Bryony, What the Government Should Do To Tackle Climate Change : Friends of The
Earth Response to The Climate Change Programme Review,
10

http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/ccpr_foe_submission.pdf diakses pada tanggal
22 Desember 2014 pukul 23.04
Zika Zakiya, Enam Dampak Perubahan Iklim Pada Hidup Kita,
http://sains.kompas.com/read/2013/01/20/17502648/Enam.Dampak.Perubahan.Iklim.pada.Hidup.K
ita diakses pada tanggal 22 Desember 2014 pukul 12.56.

Sumber Disertasi/Jurnal/Skripsi
Manafe, Lovely Christina, 2012, Peran NGO Dalam Penanggulangan Isu Perubahan Iklim : Studi
Kasus Peran Friends Of The Earth Dalam Mendorong Climate Change Act 2008 Di Inggris Melalui
Ka pa ye The Big Ask 2005-2008, (Depok : University Of Indonesia)

11