panduan PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATA
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMANFAATAN BIOGAS DARI HUMAN FECES SEBAGAI UPAYA
MEMINIMALISIR PENCEMARAN AIR DAN KRISIS ENERGI
MASYARAKAT TEPIAN SUNGAI KAPUAS
BIDANG KEGIATAN :
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh :
Nashrul Sasmita Maulidi
Santy
Wikke Prawitaningtyas
F17111017
F02112072
F02112022
Angkatan 2011 (Ketua)
Angkatan 2012 (Anggota)
Angkatan 2012 (Anggota)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
RINGKASAN .................................................................................................
PENDAHULUAN ..........................................................................................
Latar Belakang ....................................................................................
Tujuan ..................................................................................................
Manfaat ................................................................................................
GAGASAN .....................................................................................................
Sungai Kapuas dan Limbah Pencemarnya ...........................................
Permasalahan Pembuangan Human Feces di Sungai Kapuas..............
Solusi Pengolahan Human Feces di Sungai Kapuas ............................
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplementasian Pemanfaatan
Biogas dari Human Feces Sebagai Upaya Meminimalisir Pencemaran
Air Dan Krisis Energi Masyarakat Tepian Sungai Kapuas ..................
Langkah-langkah strategis keberhasilan Pemanfaatan Biogas dari
Human Feces Sebagai Upaya Meminimalisir Pencemaran Air Dan
Krisis Energi Masyarakat Tepian Sungai Kapuas ................................
KESIMPULAN ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
v
1
1
2
2
2
2
2
3
6
8
10
iii
DAFTAR TABEL
Persentase Kandungan Biogas .........................................................................
Nilai nisbah C/N dari beberapa jenis bahan organik ........................................
Konversi Biogas dan Penggunaannya ..............................................................
Konversi Biogas Dengan Energi Konvensional ...............................................
Langkah-langkah strategis yang dapat digunakan untuk pengimplementasian
Pemanfaatan Biogas Dari Human Feces Sebagai Upaya Meminimalisir
Pencemaran Air Dan Krisis Energi Masyarakat Tepian Sungai Kapuas .........
3
3
5
5
7
iv
RINGKASAN
Sejak awal tahun baru 2009 hingga saat ini di beberapa daerah Indonesia
terjadi kelangkaan BBM yang dirasakan cukup parah, salah satunya di daerah
Kalimantan Barat. Kelangkaan BBM ini membuat masyarakat di daerah
Kalimantan Barat resah akan sulitnya mendapatkan bahan bakar tersebut.
Kelangkaan BBM ini dirasakan masyarakat pada akhir Februari 2011 hingga saat
ini. Untuk mendapatkan bahan bakar tersebut masyarakat harus mengantri berjamjam dan kadang-kadang bahan bakar tersebut habis. Konsumsi BBM di Kalimantan
Barat menurut Pertamina mencapai 19,5% dari kuota yang ditetapkan pada
semester I tahun 2012. Tahun ini, Kalbar mendapat jatah BBM 433.847 KL. BPH
Migas pernah menyatakan, pada Januari-April 2012, konsumsi BBM di Kalbar
masuk nomor tiga terboros, yaitu 16,65% atau mencapai 172.690 KL. Hal ini
berdampak juga bagi masyarakat yang hidup di tepian sungai Kapuas. Untuk itu
perlunya energi alternatif sebagai solusi mengatasi masalah tersebut. Energi
alternatif tersebut dapat memanfaatkan human feces atau kotoran manusia dari
masyarakat yang hidup di tepian sungai Kapuas. Energi alternatif itu dapat berupa
biogas. Biogas dari Human feces merupakan biogas yang dihasilkan dari human
feces atau kotoran manusia (tinja). Human feces memiliki nisbah C/N sebesar 8,
sehingga human feces dapat dijadikan substrat penghasil biogas. Proses konversi
human feces menjadi biogas melewati tahapan diantaranya hidrolisis (hidrolisis
karbohidrat, protein, dan lemak oleh enzim-enzim hidrolisa menjadi monomermonomernya), asidifikasi (hasil dari hidrolisis diasamkan oleh bakteri asetogen
menjadi asam-asam organik), dan metanogenesis (pembentukan gas metana dari
asam-asam organik oleh bakteri metanogen). Biogas yang diperoleh jika dalam satu
rumah tediri dari 5 orang maka diperoleh ± 2 kg/hari human feces, dari jumlah
tersebut dikonversikan akan diperoleh biogas sebanyak 0,39 m3/bulan, sehingga
jika terhitung selama 90 hari dalam satu rumah dapat diperoleh biogas dari human
feces sebanyak 1,17 m3.
v
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami kesulitan dalam
mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak atau yang biasa disebut dengan BBM.
Menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya populasi manusia
sangat kontradiktif dengan kebutuhan energi bagi kelangsungan hidup manusia
beserta aktivitas ekonomi dan sosialnya. Sejak lima tahun terakhir Indonesia
mengalami penurunan produksi minyak nasional akibat menurunnya secara
alamiah cadangan minyak pada sumur-sumur produksi. Padahal dengan
pertambahan jumlah penduduk meningkat pula kebutuhan akan sarana
transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan
konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk memenuhi kebutuhan BBM
tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Sejak awal tahun baru 2009
hingga saat ini di beberapa daerah Indonesia terjadi kelangkaan BBM yang
dirasakan cukup parah, salah satunya didaerah Kalimantan Barat (Pontianak Post,
2011).
Kelangkaan BBM ini membuat masyarakat didaerah Kalimantan Barat
resah akan sulitnya mendapatkan bahan bakar tersebut. Kelangkaan BBM barubaru ini dirasakan masyarakat pada akhir Februari 2011 hingga saat ini. Untuk
mendapatkan bahan bakar tersebut harus mengantri berjam-jam dan kadangkadang bahan bakar tersebut habis. Kelangkaan BBM ini dimanfaatkan oleh
penjual enceran yang menjual BBM di kios-kios dengan harga yang tinggi yaitu
6-25 ribu per liter. Konsumsi BBM di Kalimantan Barat menurut Pertamina
mencapai 19,5% dari kuota yang ditetapkan pada semester I tahun 2012. Tahun
ini, Kalbar mendapat jatah premium 433.847 KL. BPH Migas pernah menyatakan,
pada Januari-April 2012, konsumsi premium di Kalbar masuk nomor tiga
terboros, yaitu 16,65% atau mencapai 172.690 KL.
Setelah harga BBM naik beberapa waktu yang lalu, kehidupan masyarakat
baik didesa maupun di kota semakin sulit. Warga berlomba-lomba mencari
sumber energi alternatif, ada yang menggunakan energi matahari, energi air,
maupun energi angin. Sebenarnya ada sumber energi alternatif yang relatif
sederhana dan sangat cocok untuk masyarakat pedesaan khususnya masyarakat
tepian sungai. Energi alternatif itu adalah biogas. Biogas adalah gas yang
dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme
dalam keadaan anaerob. Tinja dan urin manusia tergolong bahan organik
merupakan hasil sisa perombakkan dan penyerapan dari sistem pencernaan
(Sugiharto 1987). Sama halnya dengan limbah organik lain, limbah manusia dapat
digunakan sebagai sumberdaya yang masih jarang diungkapkan. Biogas memiliki
kandungan energi yang tidak kalah dari kandungan energi dari bahan bakar fosil.
Nilai kalori dari 1 m3 biogas setara dengan 0,6-0,8 liter minyak tanah. Untuk
menghasilkan listrik 1kWh dibuthkan 0,62-1 m3 biogas yang setara dengan 0,52
2
liter minyak solar. Oleh karena itu biogas sangat cocok menggantikan minyak
tanah, LPG, dan bahan bakar fosil lainnya.
Tujuan
Dari masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka dapat diketahui
tujuan yang hendak dicapai dari gagasan ini, yaitu :
1. Mengurangi pencemaran air sungai Kapuas yang terjadi di Sungai Kapuas
2. Untuk memanfaatkan human feces menjadi biogas sebagai bahan bakar
alternatif
Manfaat
Dapat membuat energi alternatif yang ramah lingkungan dengan
memanfaatkan human feces menjadi biogas sebagai upaya meminimalisasi
penggunaan bahan bakar minyak dan pencemaran air di tepian sungai Kapuas.
GAGASAN
Sungai Kapuas dan Limbah Pencemarnya
Kondisi sungai Kapuas saat ini sangat memprihatikan dan sudah jauh
dari harapan untuk kepentingan kehidupan masyarakat di Kalimantan Barat
seperti untuk keperluan minum, mandi dan lain-lain. Sungai Kapuas telah
mengalami pencemaran akibat dari limbah buangan masyarakat, limbah pabrik,
limbah rumah sakit, transportasi, aktivitas penambangan yang menyebabkan
penurunan standar air yang telah ditentukan. Bila ditinjau dari segi fisik air yaitu
warna sungai, tampak warna sungai Kapuas sudah mulai keruh bahkan
menguning, sedangkan dari segi bau, terkadang pada beberapa titik sungai
memiliki bau yang menyengat.
Salah satu sumber pencemar sungai Kapuas yang berasal dari limbah
buangan masyarakat adalah human feces (tinja) yang dibuang langsung kedalam
sungai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pebriadi (2013), penggunaan
sungai Kapuas yang dapat mencemari lingkungan seperti buang air besar sebesar
55,81 %, selain itu kadar bakteri E.coli yang terdapat di salah satu titik di sungai
kapuas yaitu Siantan Hilir menunjukkan kadar yang sangat tinggi 1100 MPN/g
dengan batas standar mutu yang diijinkan maksimal < 3 MPN/g. Kotoran manusia
yang dibuang langsung ke sungai merupakan prekursor pencemar air sungai
Kapuas. Kotoran manusia yang langsung dibuang ke sungai dapat berdampak
pada kesehatan manusia diantaranya dapat menyebabkan terjadinya penyakit
seperti disentri, kolera, diare, typus, dan penyakit kulit akibat adanya bakteri
E.coli.
Permasalahan Pembuangan Human Feces di Sungai Kapuas
Permasalahan yang terjadi hingga saat ini, masyarakat tepian sungai
Kapuas tidak menampung feses akan tetapi langsung membuang ke sungai, hal ini
3
dikarenakan masih banyak masyarakat yang hidup di pinggiran sungai dan
memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan dari tinja sehingga toilet yang
digunakan masyarakat tepian sungai Kapuas tidak menggunakan penampung
septic tank. Menurut Jamaludin (2010) ada beberapa faktor yang menyebabkan
tidak tersedianya fasilitas septic tank. Selain faktor ekonomi, tidak tersedianya
lahan untuk menempatkan septic tank juga merupakan faktor yang menyebabkan
sebagian besar masyarakat pesisir sungai membuat jamban tanpa tangki. Lahan
yang tersedia untuk penempatan septic tank semakin padat untuk pemukiman
penduduk, untuk itu dibutuhkan suatu modifikasi atau inovasi dari septic tank
yang dapat digunakan masyarakat pesisir sungai dengan kondisi tersebut.
Solusi Pengolahan Human Feces di Sungai Kapuas
Biogas dari Human Feces
Biogas dari Human feces merupakan biogas yang dihasilkan dari human
feces atau kotoran manusia (tinja). Secara umum, Biogas adalah gas produk akhir
pencernaan atau degradasi anaerobik bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri
anaerobik dalam lingkungan bebas, termasuk diantaranya: kotoran manusia dan
hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap
limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Komponen terbesar
(penyusun utama) biogas adalah metana (CH4, 54–80 %-vol) dan karbon dioksida
(CO2, 20–45 %-vol). Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses
anaerobik yang terjadi. Beberapa kandungan biogas:
Tabel 1. Persentase Kandungan Biogas
No
Komponen
Persentase
1
Metana (CH4)
55-75%
2
Karbon dioksida (CO2)
25-45%
3
Nitrogen (N2)
0-0,3%
4
Hidrogen (H2)
1-5%
5
Hidrogen sulfat (H2S)
0-3%
6
Oksigen (O2)
0,1-0,5%
(Sumber: Prasetyo dalam artikel Biogas sebagai Energi Alternatif Terbarukan)
Menurut Sri Wahyuni (2013), pada prinsipnya tahapan dalam proses
pembentukan biogas memiliki beberapa parameter bahan dan faktor yang harus
diperhatikan dengan baik, salah satunya nisbah C/N. Nisbah C/N merupakan
perbandingan antara karbon dan nitrogen pada suatu bahan organik. Karbon dan
nitrogen merupakan dua unsur utama yang membentuk substrat bahan organik.
Keduanya diperlukan sebagai sumber energi mikroorganisme dalam melakukan
aktivitas perombakan. Setiap substrat bahan organik memiliki nilai C/N yang
berbeda seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
4
Tabel 2. Nilai nisbah C/N dari beberapa jenis bahan organik
No
Bahan
C/N
1
Kotoran Bebek
8
2
Kotoran Manusia
8
3
Kotoran Ayam
10
4
Kotoran Kambing
12
5
Kotoran Domba
19
6
Kotoran Kerbau
24
(Sumber: Karki dan Dixit dalam Wahyuni, 2013)
Berdasarkan Tabel 2, kotoran manusia memiliki nisbah C/N sebesar 8,
hal tersebut menunjukkan bahwa kotoran manusia dapat dijadikan substrat bahan
organik sebagai penghasil biogas.
Proses Konversi Human Feces menjadi Biogas
Proses konversi human feces menjadi biogas sama halnya seperti
pembuatan biogas dari kotoran sapi meliputi hidrolisis, asidifikasi, dan
metanogenesis. Proses konversi human feces menjadi biogas sebagai berikut:
1. Pertama, human feces yang telah dibuang masuk ke dalam closet kemudian
dibuka katup untuk ditampung ke dalam penampung awal feces. Jika
penampung awal feces yang ditandai dengan indikator yang terdapat pada
pelampung telah penuh, maka buka katup guna mengalirkan human feces
menuju pipa penghubung I. Selain human feces pengguna closet dapat
memasukkan limbah dapur seperti potongan sayur ataupun minyak goreng
bekas dan tanaman pengganggu ekosistem air seperti eceng gondok. Pada
tahap ini terjadi proses hidrolisis yakni dimana nutrien yang terdapat pada
human feces seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Pada karbohidrat akan
terdekomposisi dari karbohidrat kompleks (selulosa) menjadi karbohidrat
sederhana seperti glukosa, yang disebabkan adanya bakteri yang menjadi
pemeran utama dalam pengurai karbohidrat kompleks melalui pembentukan
enzim-enzim seperti amilase, sukrase, dan selulase, sedangkan protein akan
terhidrolisis oleh enzim protease menjadi asam-asam amino, dan untuk lemak
akan terhidrolisis oleh enzim lipase menjadi asam lemak (McCarty, 1981).
2. Kedua, apabila pipa penghubung telah penuh buka keran untuk mengalirkan ke
disgester. Di dalam disgester proses konversi human feces menjadi biogas
berlanjut ke tahap berikutnya yakni tahap asidifikasi, dimana pada tahap ini
hasil dari tahap hidrolisis seperti glukosa, asam amino, dan asam lemak
menjadi asam-asam organik sederhana seperti asetat, butirat, propionat, dan
laktat oleh bakteri asetogenik. Asam-asam organik kemudian diproses oleh
bakteri metanogen pada tahap metanogenesis untuk menjadi gas metana.
3. Ketiga, gas metana yang terbentuk akan mengalir ke pipa penghubung II untuk
dialirkan ke rumah sebagai bahan bakar gas pengganti LPG dan dapat juga
digunakan sebagai penerangan. Biogas dari human feces sebelum
5
digunakanuntuk keperluan sehari-hari harus diperhatikan manometer yang
berfungsi sebagai alat untuk mengukur tekanan dari jumlah gas yang telah
terbentuk. Jika manometer menunjukkan angka lebih dari 50, maka gas dapat
digunakan. Jika belum mencapai standar atau saat penggunaan sudah
mendekati angka 50 maka yang terjadi adalah human feces yang tertampung
pada disgester akan masuk ke dalam pipa penghubung II dan dapat
mengganggu proses konversi human feces menjadi biogas nantinya.
Berdasarkan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Badan
Litbang Pertanian, Departemen Pertanian (2008), bahwa kotoran manusia (human
feces) dengan banyak 0,25 – 0,4 kg/hari dengan kandungan bahan kering (BK)
23% dapat menghasilkan biogas 0,020 – 0,028 m3/kg.BK dengan lama proses
pembentukan selama 30-90 hari, sehingga jika dalam satu rumah terdapat 5 orang
maka biogas yang dihasilkan adalah:
5 orang
X
0,4 kg
= 2 kg/hari
0,23 BK
X
2 kg/hari
= 0,46 kg.BK
0,46 kg.BK
X
0,028
= 0,013 m3/hari
0,013 m3/hari
X
30 hari
= 0,39 m3/bulan
Selama 90 hari dapat diperoleh biogas dari human feces sebanyak 1,17
3
m . Hasil yang biogas ini dapat dikonversikan dengan penggunaannya sebagai
berikut:
Tabel 3. Konversi Biogas dan Penggunaannya
Penggunaan
Energi 1m3 biogas
Penerangan
Lampu 60 – 100 Watt selama 6 jam
Memasak
Memasak 3 jenis makanan untuk 5 – 6 orang
Tenaga
Menjalankan motor 1 hp selama 2 jam
Listrik
4,7 kWh energi listrik
(Sumber: Suriawiria dalam Hanif,2012)
Tabel pembanding dari 1 m3 biogas yang diperoleh dengan energi
konvensional sebagai berikut:
Tabel 4. Konversi Biogas Dengan Energi Konvensional
Biogas
Energi Konvensional
3,47 kg kayu bakar
1,40 kg batu bara
0,80 L petrol
1 m3
0,52 L diesel
0,62 L kerosin
4,70 kWh listrik
(Sumber: Ntengwe, 2010)
6
Reaksi-reaksi yang terjadi selama proses konversi human feces menjadi biogas
sebagai berikut:
1. Hidrolisis
(C6H10O5)n + nH2O
n(C6H12O6)
Selulosa
Glukosa
2. Asidifikasi
C6H12O6
2 CH3CHOHCOOH
Asam Laktat
C6H12O6
CH3CH2CH2COOH + 2 CO2 + 2 H2
Asam Butirat
C6H12O6
CH3CH2COOH + 2 CO2 + 3 H2
Asam Propionat
C6H12O6
3 CH3COOH
Asam Asetat
(Wahyuni,2013)
3. Metanogenesis
CH3CH2CH2COOH + CO2 + 2 H2O
CH3COOH + CH4
CH3CH2COOH + 2 CO2 + 3 H2
CH3COOH + CH4
CH3CH2OH + CO2
CH3COOH + CH4
CH3COOH
CH4 + CO2
4 H2 + CO2
CH4 + 2 H2O
(Wahyuni,2013)
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplementasian Pemanfaatan Biogas
Dari Human Feces Sebagai Upaya Meminimalisir Pencemaran Air Dan
Krisis Energi Masyarakat Tepian Sungai Kapuas
Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat mengimplementasikan proyek
pemanfaatan biogas dari human feces sebagai upaya meminimalisir pencemaran
air dan krisis energi masyarakat tepian sungai Kapuas.
Pemerintah
Peran pemerintah dalam mengimplementasikan pemanfaatan biogas dari
human feces sebagai upaya meminimalisir pencemaran air dan krisis energi
masyarakat tepian sungai Kapuas ini diantaranya : (1) mendata jumlah warga
yang tinggal di daerah tepian sungai yang masih menggunakan jamban terapung
di seluruh Kalimantan Barat. Pemerintah daerah provinsi dapat bekerja sama
dengan kepala daerah untuk daerah kota masing-masing serta dengan
pemerintahan dibawahnya. Selain itu, pemerintah daerah juga dapat bekerja sama
dengan badan pusat statistik (BPS) sehingga proses pendataan data akan lebih
cepat; (2) menyediakan dana produksi dan distribusi proyek ini sesuai dengan
hasil pendataan jumlah warga yang tinggal ditepian sungai dalam setiap
kabupaten di Kalimantan Barat; (3) menjalin kerja sama dengan perusahaan
terkait yang dapat membantu dalam membangun proyek ini; (4) melakukan
7
monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan dan efektivitas alat yang dibuat.
Hal ini pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan badan pengembangan
penyehatan lingkungan permukiman.
Dinas Kesehatan
Peran dinas kesehatan dalam pengimplementasian pemanfaatan biogas
dari human feces sebagai upaya meminimalisir pencemaran air dan krisis energi
masyarakat tepian sungai Kapuas diantaranya : (1) memonitoring kesehatan
masyarakat yang menggunakan alat tersebut di lingkungan daerah tepian sungai
kapuas; (2) membantu dalam hal mengkampanyekan agar masyarakat tidak
membuang air besar kedalam sungai.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Peran dinas kebersihan dan pertamanan kota dalam pengimplementasian
pemanfaatan biogas dari human feces sebagai upaya meminimalisir pencemaran
air dan krisis energi masyarakat tepian sungai Kapuas diantaranya : (1)
memonitoring proses penggunaan alat ini agar pemakaiannya sesuai dengan
prosedur yang benar; (2) membantu dalam hal mengkampanyekan agar
masyarakat tidak membuang air besar kedalam sungai.
Badan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Peran badan pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dalam
pengimplementasian pemanfaatan biogas dari human feces sebagai upaya
meminimalisir pencemaran air dan krisis energi masyarakat tepian sungai Kapuas
diantaranya : (1) membantu memberikan penyuluhan ke masyarakat tepian sungai
dalam hal penggunaan alat tersebut; (2) memonitoring proses penggunaan alat
tersebut agar pemakaian sesuai dengan prosedur yang benar; (3) melakukan uji
kelayakan alat dalam menghasilkan bahan bakar yang dihasilkan; (4) melakukan
pembaruan dan inovasi terhadap bagian-bagian alat yang rusak atau tidak dapat
berfungsi dengan semestinya.
Masyarakat Tepian Sungai
Peranan masyarakat tepian sungai dalam pengimplementasian
pemanfaatan biogas dari human fecessebagai upaya meminimalisir pencemaran
air dan krisis energi masyarakat tepian sungai Kapuas diantaranya : (1)
mendukung program ini dengan cara menerima, menggunakan, menjaga dan
memelihara alat yang diberikan secara gratis sesuai dengan prosedur yang benar;
(2) melaporkan kepada pihak terkait apabila terdapat permasalahan yang dalam
proses penggunaan alat yang diberikan; (3) menjadi agen sosialisasi bagi keluarga
atau warga yang kiranya kurang mengerti terhadap penggunaan dan pemeliharaan
alat.
8
Langkah-langkah strategis keberhasilan Pemanfaatan Biogas dari Human
Feces Sebagai Upaya Meminimalisir Pencemaran Air dan Krisis Energi
Masyarakat Tepian Sungai Kapuas.
Langkah-langkah
strategis
yang
dapat
digunakan
untuk
pengimplementasian pemanfaatan biogas dari human feces sebagai upaya
meminimalisir pencemaran air dan krisis energi masyarakat tepian sungai Kapuas
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Langkah-langkah strategis yang pengimplementasian pemanfaatan
biogas dari human feces.
Tahap
Sub Tahap
Keterangan
Pokok
Perencanaan Pemetaan
Tahap ini, pemerintah menentukan pihak-pihak
pihak-pihak
yang akan terlibat dalam pelaksanaan program
yang
akan ini dan pembagian kerja kepada masing-masing
terlibat dalam pihak terkait
program ini
Pengumpulan
Tahap pengumpulan data, pihak yang telah
data
ditetapkan dapat melakukan pendataan
mengenai jumlah penduduk ditepian sungai
yang masih menggunakan jamban terampung
di Kalimantan Barat, kondisi jamban
terampung, kondisi sungai dan lingkungannya
serta kondisi kesehatan masyarakat.
Analisis desain Pada tahap ini, pihak-pihak terkait yang ahli
dan kompoten dalam hal pembuatan alat ini
melakukan analisis yang telah dirancang serta
menentukan desain alat terbaik yang sesuai
kebutuhan masyarakat, kondisi lingkungan,
kemudahan
dalam
pengoperasian
dan
pemeliharan alat serta menghasilkan bahan
bakar dengan jumlah yang efektif.
Penentuan
Pada tahap ini akan dilakukan penentuan mitra
mitra
yang akan membuat alat. Mitra tersebut
pembuatan alat tentunya memiliki kemampuan serta dapat
dipercaya dapat menyukseskan alat ini. Pada
tahap ini pula, mitra yang akan menjalankan
program ini diberikan desskripsi desain alat
yang akan dibuat.
Rancangan
Tahap rancangan anggaran biaya ini akan
anggaran biaya dilakukan rancangan biaya yang akan
digunakan baik dalam hal produksi dan
evaluasi alat. Rancangan anggaran biaya
9
disusun berdasarkan
data yang telah
dikumpulkan dengan perkiraan harga satu kali
pembuatan alat dan lain-lain.
Pelaksanaan Proses
Tahap ini dilakukan proses pembuatan dan
pembuatan dan perangkaian alat oleh pihak terkai sesuai
perangkaian
dengan desain yang telah ditetapkan
alat
sebelumnya.
Uji kelayakan Setelah proses pembuatan sebuah alat selesai,
alat
maka akan dilaksanakan uji kelayakan oleh
pihak-pihak terkait. Apabila terdapat masalah
pada alat yang dibuat, akan dilakukan
perbaikan dengan solusi terbaik agar alat dapat
berfungsi sesuai dengan desain. Setelah proses
uji kelayakan dilaksanakan dan tidak terdapat
masalah, maka akan diteruskan proses
pembuatan alat.
Sosialisasi
Tahap sosialisasi dilaksanakan setelah proses
pembuatan dan perangkaian alat selesai dibuat.
Pemerintah daerah setempat dapat memberikan
sosialisasi berupa fungsi, cara kerja, cara
penggunaan, dan cara pemeliharaan alat kepada
masyarakat yang meneima bantuan alat yang
diberikan secara gratis oleh pemerintah.
Evaluasi
Monitoring
Tahap monitoring dilakukan oleh pihak-pihak
terkait dengan melakukan monitoring terhadap
keefektifan alat dalam menghasilkan bahan
bakar sebagai bahan bakar pengganti serta
memonitoring
teknis
penggunaan
dan
pemeliharan alat yang dilakukan oleh
masyarakat.
Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan sesuai dengan data
yang diperoleh pada tahap monitoring
sebelumnya. Tahap ini akan dilakukan
perbaikan terhadap alat atau bagian-bagian
yang kurang efektif yang disebabkan
penggunaan oleh masyarakat atau dari alat itu
sendiri serta teknis penggunaan alat oleh
masyarakat.
10
KESIMPULAN
Biogas dari Human feces merupakan biogas yang dihasilkan dari human
feces atau kotoran manusia (tinja). Human feces memiliki nisbah C/N sebesar 8,
sehingga human feces dapat dijadikan substrat penghasil biogas. Proses konversi
human feces menjadi biogas melewati tahapan diantaranya hidrolisis (hidrolisis
karbohidrat, protein, dan lemak oleh enzim-enzim hidrolisa menjadi monomermonomernya), asidifikasi (hasil dari hidrolisis diasamkan oleh bakteri asetogen
menjadi asam-asam organik), dan metanogenesis (pembentukan gas metana dari
asam-asam organik oleh bakteri metanogen). Biogas yang diperoleh jika dalam
satu rumah tediri dari 5 orang maka diperoleh ± 2 kg/hari human feces, dari
jumlah tersebut dikonversikan akan diperoleh biogas sebanyak 0,39 m3/bulan,
sehingga jika terhitung selama 90 hari dalam satu rumah dapat diperoleh biogas
dari human feces sebanyak 1,17 m3.
Tahap implementasi yang akan dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap perencanaan terdiri dari tahap
pemetaan pihak-pihak yang akan terlibat dalam program ini, pengumpulan data,
analisis desain, penentuan mitra pembuatan alat, dan rancangan anggaran biaya.
Pada tahap pelaksanaan terdiri dari tahap proses pembuatan dan perangkaian alat,
uji kelayakan alat, dan sosialisasi. Sedangkan pada tahap evaluasi terdiri dari
tahap monitoring dan evaluasi.
Dengan adanya pengimplementasian pemanfaatan biogas dari human
feces sebagai upaya meminimalisir pencemaran air dan krisis energi masyarakat
tepian sungai Kapuas tentunya akan membawa manfaat bagi masyarakat tepian
sungai Kapuas. Manfaat ini akan dirasakan apabila tahap perancangan, pelaksaan
dan evaluasi dilaksanakan secara maksimal dan didukung dari berbagai pihak.
Biogas yang dihasilkan dapat menggantikan pasokan BBM sehingga masyarakat
tepian sungai Kapuas tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan BBM.
DAFTAR PUSTAKA
Hanif,Andi.2012.Studi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Listrik 10 KW
Kelompok Tani Mekarsari Desa Dander Bojonegoro Menuju Desa
Mandiri Energi.Artikel Penelitian:Institut Teknologi Sepuluh November.
Jamaludin.2010.Penggunaan Septic Tank Terapung Komunal Untuk
Meningkatkan Sanitasi Lingkungan dan Perekonomian Masyarakat di
Pesisir Sungai Kapuas.(online).(http://www.kopdar.blogspot.com ,
diakses tanggal 10 Maret 2015).
McCarty,P.L.1981.Anaerobic Digestion.Amsterdam,New York:Oxford.
Ntengwe, Felix W.2010.Biogas Production In Coe-Closed Floating-Dome Batch
Digester Under Tropical Conditions.International Journal of ChemTech
Research.(2)1,483-492.
Wahyuni,Sri.2013. Biogas Energi alternatif pengganti BBM, Gas, dan Listrik.
Jakarta: swadaya.
_______ 2013. Panduan Praktis Biogas. Jakarta: Swadaya.
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Hp
Nashrul Sasmita Maulidi
Laki-laki
Pendidikan Kimia
F17111017
Singkawang, 03 September 1993
[email protected]
08989001248
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SDN 13
Singkawang
1999 – 2005
SMP
SMP 03
Singkawang
2005 – 2008
SMA
MAN
Singkawang
IPA
2008 – 2011
C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Jenis Penghargaan
Juara 1 Lomba Poster Bulan
Bahasa Man Singkawang
Juara 2 Baca Puisi Bulan
Bahasa Man Singkawang
Peringkat 1 Siswa Teladan
Man Singkawang
Juara 3 LCT TAP MPR SeKota Singkawang
Juara 1 Lomba Debat DN
Himdika FKIP Untan
Finalis 10 Besar Essai EDC
(Economic Debate
Competition) FE Untan seKalbar
Finalis 6 Besar Lomba EDC
(Economic Debate
Competition) FE Untan seKalbar
Finalis 10 Besar Lomba Debat
Pekan Raya Pendidikan FKIP
Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
Man Singkawang
2010
Man Singkawang
2010
Man Singkawang
2010
Dinas Pendidikan Kota
Singkawang
2010
Himdika FKIP Untan
2013
BEM FE Untan
2013
BEM FE Untan
2013
BEM FKIP Untan
2014
9
Untan se-KalBar
Juara 3 LKTI Mahasiswa
Himki FMIPA Untan Tingkat
Nasional
Himki FMIPA Untan
2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Hp
Santy
Perempuan
Pendidikan Kimia
F02112072
Pontianak, 18 Agustus 1994
[email protected]
089694146649
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SDN 04
Pontianak
2000-2006
SMP
SMPN 16
Pontianak
2006-2009
SMA
SMAN 2
Pontianak
IPA
2009-2012
C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
1
Jenis Penghargaan
Juara 3 Lomba Eksperimen
Tingkat se-KalBar
Institusi Pemberi
Penghargaan
HIMDIKA FKIP
UNTAN
Tahun
2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Hp
Wikke Prawitaningtyas
Perempuan
Pendidikan Kimia
F02112022
Pontianak, 21 Januari 1995
[email protected]
089693313919
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SD N 70 PTK
2000-2006
SMP
SMP N 02 PTK
2006-2009
SMA
SMA N 02 PTK
IPA
2009-2012
C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
1
Jenis Penghargaan
Juara 2 Debat Pekan Raya
Pendidikan FKIP Untan seKalBar
Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
BEM FKIP Untan
2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Hp
Rody Putra Sartika,M.Pd
Laki-laki
0008118601
Kuala Secapah, 08-11-1986
[email protected]
085252526794
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SDN 02
Sui.Kunyit
1990-1997
SMP
SMP Negeri 01
Sui. Kunyit
1997-2000
SMA
SMA Negeri 01
Mempawah
IPA
2000-2003
C. Pemakalahan seminar ilmiah
No
1.
2.
Nama Pertemuaan
Waktu dan
Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar
Tempat
Seminar Nasional Sains Pengaruh
Pendekatan 19 Januari 2013,
Problem Posing Bersetting Surabaya
Think Pair Share (PP-TPS)
Terhadap
Pemahaman
Konsep
Asam
Basa
Mahasiswa
Pendidikan
Kimia FKIP UNTAN
Seminar Internasional Pengembangan Perangkat 5 Desember 2014
Pendidikan
Pembelajaran
Menggunakan
Model
Siklus Belajar pada Materi
Hukum
Dasar
Kimia
dalam
Meningkatkan
Pemahaman
Konsep
Mahasiswa
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
Jenis Penghargaan
-
Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Pontianak, 20 Maret 2015
Dosen Pembimbing,
( Rody Putra Sartika,M.Pd )
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No
Nama / NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
1
Nashrul
Sasmita
Maulidi
F17111017
(Ketua)
Pendidikan
Kimia
MIPA
2
Santy
F02112072
(Anggota 1)
Pendidikan
Kimia
MIPA
3
Wikke
Prawitaningt
yas
F02112022
(Anggota 2)
Pendidikan
Kimia
MIPA
Alokasi
Waktu
Uraian Tugas
(jam/minggu)
12 jam/
a. Bertanggung
1minggu
jawab dalam
berkoordinasi
dengan dosen
pembimbing
b. Bertanggung
jawab dalam
membuat
outline dan
pembuatan
PKM-GT
12 jam/
a. Bertanggung
1minggu
jawab
terhadap
pembuatan
desain alat
b. Bertanggung
jawab dalam
pembuatan
proposal
12 jam/
a. Bertanggung
1minggu
jawab dalam
mengumpulk
an refernsi
yang terkait
b. Bertanggung
jawab dalam
pembuatan
proposal
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Closet
Katup
Pelampung
Penampung I dan Pipa Penghubung
Disgester
Slurry pit
Pipa penghubung
Manometer
Kompor
Lampu Gas
Toilet
Dapur
10
1
2
7
6
11
12
2
8
9
5
4
2
DITIMBUN
DALAM
TANAH
4
Desain Alat Pengolahan Human Feces di Sungai Kapuas
3
PEMANFAATAN BIOGAS DARI HUMAN FECES SEBAGAI UPAYA
MEMINIMALISIR PENCEMARAN AIR DAN KRISIS ENERGI
MASYARAKAT TEPIAN SUNGAI KAPUAS
BIDANG KEGIATAN :
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh :
Nashrul Sasmita Maulidi
Santy
Wikke Prawitaningtyas
F17111017
F02112072
F02112022
Angkatan 2011 (Ketua)
Angkatan 2012 (Anggota)
Angkatan 2012 (Anggota)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
RINGKASAN .................................................................................................
PENDAHULUAN ..........................................................................................
Latar Belakang ....................................................................................
Tujuan ..................................................................................................
Manfaat ................................................................................................
GAGASAN .....................................................................................................
Sungai Kapuas dan Limbah Pencemarnya ...........................................
Permasalahan Pembuangan Human Feces di Sungai Kapuas..............
Solusi Pengolahan Human Feces di Sungai Kapuas ............................
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplementasian Pemanfaatan
Biogas dari Human Feces Sebagai Upaya Meminimalisir Pencemaran
Air Dan Krisis Energi Masyarakat Tepian Sungai Kapuas ..................
Langkah-langkah strategis keberhasilan Pemanfaatan Biogas dari
Human Feces Sebagai Upaya Meminimalisir Pencemaran Air Dan
Krisis Energi Masyarakat Tepian Sungai Kapuas ................................
KESIMPULAN ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
v
1
1
2
2
2
2
2
3
6
8
10
iii
DAFTAR TABEL
Persentase Kandungan Biogas .........................................................................
Nilai nisbah C/N dari beberapa jenis bahan organik ........................................
Konversi Biogas dan Penggunaannya ..............................................................
Konversi Biogas Dengan Energi Konvensional ...............................................
Langkah-langkah strategis yang dapat digunakan untuk pengimplementasian
Pemanfaatan Biogas Dari Human Feces Sebagai Upaya Meminimalisir
Pencemaran Air Dan Krisis Energi Masyarakat Tepian Sungai Kapuas .........
3
3
5
5
7
iv
RINGKASAN
Sejak awal tahun baru 2009 hingga saat ini di beberapa daerah Indonesia
terjadi kelangkaan BBM yang dirasakan cukup parah, salah satunya di daerah
Kalimantan Barat. Kelangkaan BBM ini membuat masyarakat di daerah
Kalimantan Barat resah akan sulitnya mendapatkan bahan bakar tersebut.
Kelangkaan BBM ini dirasakan masyarakat pada akhir Februari 2011 hingga saat
ini. Untuk mendapatkan bahan bakar tersebut masyarakat harus mengantri berjamjam dan kadang-kadang bahan bakar tersebut habis. Konsumsi BBM di Kalimantan
Barat menurut Pertamina mencapai 19,5% dari kuota yang ditetapkan pada
semester I tahun 2012. Tahun ini, Kalbar mendapat jatah BBM 433.847 KL. BPH
Migas pernah menyatakan, pada Januari-April 2012, konsumsi BBM di Kalbar
masuk nomor tiga terboros, yaitu 16,65% atau mencapai 172.690 KL. Hal ini
berdampak juga bagi masyarakat yang hidup di tepian sungai Kapuas. Untuk itu
perlunya energi alternatif sebagai solusi mengatasi masalah tersebut. Energi
alternatif tersebut dapat memanfaatkan human feces atau kotoran manusia dari
masyarakat yang hidup di tepian sungai Kapuas. Energi alternatif itu dapat berupa
biogas. Biogas dari Human feces merupakan biogas yang dihasilkan dari human
feces atau kotoran manusia (tinja). Human feces memiliki nisbah C/N sebesar 8,
sehingga human feces dapat dijadikan substrat penghasil biogas. Proses konversi
human feces menjadi biogas melewati tahapan diantaranya hidrolisis (hidrolisis
karbohidrat, protein, dan lemak oleh enzim-enzim hidrolisa menjadi monomermonomernya), asidifikasi (hasil dari hidrolisis diasamkan oleh bakteri asetogen
menjadi asam-asam organik), dan metanogenesis (pembentukan gas metana dari
asam-asam organik oleh bakteri metanogen). Biogas yang diperoleh jika dalam satu
rumah tediri dari 5 orang maka diperoleh ± 2 kg/hari human feces, dari jumlah
tersebut dikonversikan akan diperoleh biogas sebanyak 0,39 m3/bulan, sehingga
jika terhitung selama 90 hari dalam satu rumah dapat diperoleh biogas dari human
feces sebanyak 1,17 m3.
v
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami kesulitan dalam
mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak atau yang biasa disebut dengan BBM.
Menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya populasi manusia
sangat kontradiktif dengan kebutuhan energi bagi kelangsungan hidup manusia
beserta aktivitas ekonomi dan sosialnya. Sejak lima tahun terakhir Indonesia
mengalami penurunan produksi minyak nasional akibat menurunnya secara
alamiah cadangan minyak pada sumur-sumur produksi. Padahal dengan
pertambahan jumlah penduduk meningkat pula kebutuhan akan sarana
transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan
konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk memenuhi kebutuhan BBM
tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Sejak awal tahun baru 2009
hingga saat ini di beberapa daerah Indonesia terjadi kelangkaan BBM yang
dirasakan cukup parah, salah satunya didaerah Kalimantan Barat (Pontianak Post,
2011).
Kelangkaan BBM ini membuat masyarakat didaerah Kalimantan Barat
resah akan sulitnya mendapatkan bahan bakar tersebut. Kelangkaan BBM barubaru ini dirasakan masyarakat pada akhir Februari 2011 hingga saat ini. Untuk
mendapatkan bahan bakar tersebut harus mengantri berjam-jam dan kadangkadang bahan bakar tersebut habis. Kelangkaan BBM ini dimanfaatkan oleh
penjual enceran yang menjual BBM di kios-kios dengan harga yang tinggi yaitu
6-25 ribu per liter. Konsumsi BBM di Kalimantan Barat menurut Pertamina
mencapai 19,5% dari kuota yang ditetapkan pada semester I tahun 2012. Tahun
ini, Kalbar mendapat jatah premium 433.847 KL. BPH Migas pernah menyatakan,
pada Januari-April 2012, konsumsi premium di Kalbar masuk nomor tiga
terboros, yaitu 16,65% atau mencapai 172.690 KL.
Setelah harga BBM naik beberapa waktu yang lalu, kehidupan masyarakat
baik didesa maupun di kota semakin sulit. Warga berlomba-lomba mencari
sumber energi alternatif, ada yang menggunakan energi matahari, energi air,
maupun energi angin. Sebenarnya ada sumber energi alternatif yang relatif
sederhana dan sangat cocok untuk masyarakat pedesaan khususnya masyarakat
tepian sungai. Energi alternatif itu adalah biogas. Biogas adalah gas yang
dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme
dalam keadaan anaerob. Tinja dan urin manusia tergolong bahan organik
merupakan hasil sisa perombakkan dan penyerapan dari sistem pencernaan
(Sugiharto 1987). Sama halnya dengan limbah organik lain, limbah manusia dapat
digunakan sebagai sumberdaya yang masih jarang diungkapkan. Biogas memiliki
kandungan energi yang tidak kalah dari kandungan energi dari bahan bakar fosil.
Nilai kalori dari 1 m3 biogas setara dengan 0,6-0,8 liter minyak tanah. Untuk
menghasilkan listrik 1kWh dibuthkan 0,62-1 m3 biogas yang setara dengan 0,52
2
liter minyak solar. Oleh karena itu biogas sangat cocok menggantikan minyak
tanah, LPG, dan bahan bakar fosil lainnya.
Tujuan
Dari masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka dapat diketahui
tujuan yang hendak dicapai dari gagasan ini, yaitu :
1. Mengurangi pencemaran air sungai Kapuas yang terjadi di Sungai Kapuas
2. Untuk memanfaatkan human feces menjadi biogas sebagai bahan bakar
alternatif
Manfaat
Dapat membuat energi alternatif yang ramah lingkungan dengan
memanfaatkan human feces menjadi biogas sebagai upaya meminimalisasi
penggunaan bahan bakar minyak dan pencemaran air di tepian sungai Kapuas.
GAGASAN
Sungai Kapuas dan Limbah Pencemarnya
Kondisi sungai Kapuas saat ini sangat memprihatikan dan sudah jauh
dari harapan untuk kepentingan kehidupan masyarakat di Kalimantan Barat
seperti untuk keperluan minum, mandi dan lain-lain. Sungai Kapuas telah
mengalami pencemaran akibat dari limbah buangan masyarakat, limbah pabrik,
limbah rumah sakit, transportasi, aktivitas penambangan yang menyebabkan
penurunan standar air yang telah ditentukan. Bila ditinjau dari segi fisik air yaitu
warna sungai, tampak warna sungai Kapuas sudah mulai keruh bahkan
menguning, sedangkan dari segi bau, terkadang pada beberapa titik sungai
memiliki bau yang menyengat.
Salah satu sumber pencemar sungai Kapuas yang berasal dari limbah
buangan masyarakat adalah human feces (tinja) yang dibuang langsung kedalam
sungai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pebriadi (2013), penggunaan
sungai Kapuas yang dapat mencemari lingkungan seperti buang air besar sebesar
55,81 %, selain itu kadar bakteri E.coli yang terdapat di salah satu titik di sungai
kapuas yaitu Siantan Hilir menunjukkan kadar yang sangat tinggi 1100 MPN/g
dengan batas standar mutu yang diijinkan maksimal < 3 MPN/g. Kotoran manusia
yang dibuang langsung ke sungai merupakan prekursor pencemar air sungai
Kapuas. Kotoran manusia yang langsung dibuang ke sungai dapat berdampak
pada kesehatan manusia diantaranya dapat menyebabkan terjadinya penyakit
seperti disentri, kolera, diare, typus, dan penyakit kulit akibat adanya bakteri
E.coli.
Permasalahan Pembuangan Human Feces di Sungai Kapuas
Permasalahan yang terjadi hingga saat ini, masyarakat tepian sungai
Kapuas tidak menampung feses akan tetapi langsung membuang ke sungai, hal ini
3
dikarenakan masih banyak masyarakat yang hidup di pinggiran sungai dan
memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan dari tinja sehingga toilet yang
digunakan masyarakat tepian sungai Kapuas tidak menggunakan penampung
septic tank. Menurut Jamaludin (2010) ada beberapa faktor yang menyebabkan
tidak tersedianya fasilitas septic tank. Selain faktor ekonomi, tidak tersedianya
lahan untuk menempatkan septic tank juga merupakan faktor yang menyebabkan
sebagian besar masyarakat pesisir sungai membuat jamban tanpa tangki. Lahan
yang tersedia untuk penempatan septic tank semakin padat untuk pemukiman
penduduk, untuk itu dibutuhkan suatu modifikasi atau inovasi dari septic tank
yang dapat digunakan masyarakat pesisir sungai dengan kondisi tersebut.
Solusi Pengolahan Human Feces di Sungai Kapuas
Biogas dari Human Feces
Biogas dari Human feces merupakan biogas yang dihasilkan dari human
feces atau kotoran manusia (tinja). Secara umum, Biogas adalah gas produk akhir
pencernaan atau degradasi anaerobik bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri
anaerobik dalam lingkungan bebas, termasuk diantaranya: kotoran manusia dan
hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap
limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Komponen terbesar
(penyusun utama) biogas adalah metana (CH4, 54–80 %-vol) dan karbon dioksida
(CO2, 20–45 %-vol). Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses
anaerobik yang terjadi. Beberapa kandungan biogas:
Tabel 1. Persentase Kandungan Biogas
No
Komponen
Persentase
1
Metana (CH4)
55-75%
2
Karbon dioksida (CO2)
25-45%
3
Nitrogen (N2)
0-0,3%
4
Hidrogen (H2)
1-5%
5
Hidrogen sulfat (H2S)
0-3%
6
Oksigen (O2)
0,1-0,5%
(Sumber: Prasetyo dalam artikel Biogas sebagai Energi Alternatif Terbarukan)
Menurut Sri Wahyuni (2013), pada prinsipnya tahapan dalam proses
pembentukan biogas memiliki beberapa parameter bahan dan faktor yang harus
diperhatikan dengan baik, salah satunya nisbah C/N. Nisbah C/N merupakan
perbandingan antara karbon dan nitrogen pada suatu bahan organik. Karbon dan
nitrogen merupakan dua unsur utama yang membentuk substrat bahan organik.
Keduanya diperlukan sebagai sumber energi mikroorganisme dalam melakukan
aktivitas perombakan. Setiap substrat bahan organik memiliki nilai C/N yang
berbeda seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
4
Tabel 2. Nilai nisbah C/N dari beberapa jenis bahan organik
No
Bahan
C/N
1
Kotoran Bebek
8
2
Kotoran Manusia
8
3
Kotoran Ayam
10
4
Kotoran Kambing
12
5
Kotoran Domba
19
6
Kotoran Kerbau
24
(Sumber: Karki dan Dixit dalam Wahyuni, 2013)
Berdasarkan Tabel 2, kotoran manusia memiliki nisbah C/N sebesar 8,
hal tersebut menunjukkan bahwa kotoran manusia dapat dijadikan substrat bahan
organik sebagai penghasil biogas.
Proses Konversi Human Feces menjadi Biogas
Proses konversi human feces menjadi biogas sama halnya seperti
pembuatan biogas dari kotoran sapi meliputi hidrolisis, asidifikasi, dan
metanogenesis. Proses konversi human feces menjadi biogas sebagai berikut:
1. Pertama, human feces yang telah dibuang masuk ke dalam closet kemudian
dibuka katup untuk ditampung ke dalam penampung awal feces. Jika
penampung awal feces yang ditandai dengan indikator yang terdapat pada
pelampung telah penuh, maka buka katup guna mengalirkan human feces
menuju pipa penghubung I. Selain human feces pengguna closet dapat
memasukkan limbah dapur seperti potongan sayur ataupun minyak goreng
bekas dan tanaman pengganggu ekosistem air seperti eceng gondok. Pada
tahap ini terjadi proses hidrolisis yakni dimana nutrien yang terdapat pada
human feces seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Pada karbohidrat akan
terdekomposisi dari karbohidrat kompleks (selulosa) menjadi karbohidrat
sederhana seperti glukosa, yang disebabkan adanya bakteri yang menjadi
pemeran utama dalam pengurai karbohidrat kompleks melalui pembentukan
enzim-enzim seperti amilase, sukrase, dan selulase, sedangkan protein akan
terhidrolisis oleh enzim protease menjadi asam-asam amino, dan untuk lemak
akan terhidrolisis oleh enzim lipase menjadi asam lemak (McCarty, 1981).
2. Kedua, apabila pipa penghubung telah penuh buka keran untuk mengalirkan ke
disgester. Di dalam disgester proses konversi human feces menjadi biogas
berlanjut ke tahap berikutnya yakni tahap asidifikasi, dimana pada tahap ini
hasil dari tahap hidrolisis seperti glukosa, asam amino, dan asam lemak
menjadi asam-asam organik sederhana seperti asetat, butirat, propionat, dan
laktat oleh bakteri asetogenik. Asam-asam organik kemudian diproses oleh
bakteri metanogen pada tahap metanogenesis untuk menjadi gas metana.
3. Ketiga, gas metana yang terbentuk akan mengalir ke pipa penghubung II untuk
dialirkan ke rumah sebagai bahan bakar gas pengganti LPG dan dapat juga
digunakan sebagai penerangan. Biogas dari human feces sebelum
5
digunakanuntuk keperluan sehari-hari harus diperhatikan manometer yang
berfungsi sebagai alat untuk mengukur tekanan dari jumlah gas yang telah
terbentuk. Jika manometer menunjukkan angka lebih dari 50, maka gas dapat
digunakan. Jika belum mencapai standar atau saat penggunaan sudah
mendekati angka 50 maka yang terjadi adalah human feces yang tertampung
pada disgester akan masuk ke dalam pipa penghubung II dan dapat
mengganggu proses konversi human feces menjadi biogas nantinya.
Berdasarkan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Badan
Litbang Pertanian, Departemen Pertanian (2008), bahwa kotoran manusia (human
feces) dengan banyak 0,25 – 0,4 kg/hari dengan kandungan bahan kering (BK)
23% dapat menghasilkan biogas 0,020 – 0,028 m3/kg.BK dengan lama proses
pembentukan selama 30-90 hari, sehingga jika dalam satu rumah terdapat 5 orang
maka biogas yang dihasilkan adalah:
5 orang
X
0,4 kg
= 2 kg/hari
0,23 BK
X
2 kg/hari
= 0,46 kg.BK
0,46 kg.BK
X
0,028
= 0,013 m3/hari
0,013 m3/hari
X
30 hari
= 0,39 m3/bulan
Selama 90 hari dapat diperoleh biogas dari human feces sebanyak 1,17
3
m . Hasil yang biogas ini dapat dikonversikan dengan penggunaannya sebagai
berikut:
Tabel 3. Konversi Biogas dan Penggunaannya
Penggunaan
Energi 1m3 biogas
Penerangan
Lampu 60 – 100 Watt selama 6 jam
Memasak
Memasak 3 jenis makanan untuk 5 – 6 orang
Tenaga
Menjalankan motor 1 hp selama 2 jam
Listrik
4,7 kWh energi listrik
(Sumber: Suriawiria dalam Hanif,2012)
Tabel pembanding dari 1 m3 biogas yang diperoleh dengan energi
konvensional sebagai berikut:
Tabel 4. Konversi Biogas Dengan Energi Konvensional
Biogas
Energi Konvensional
3,47 kg kayu bakar
1,40 kg batu bara
0,80 L petrol
1 m3
0,52 L diesel
0,62 L kerosin
4,70 kWh listrik
(Sumber: Ntengwe, 2010)
6
Reaksi-reaksi yang terjadi selama proses konversi human feces menjadi biogas
sebagai berikut:
1. Hidrolisis
(C6H10O5)n + nH2O
n(C6H12O6)
Selulosa
Glukosa
2. Asidifikasi
C6H12O6
2 CH3CHOHCOOH
Asam Laktat
C6H12O6
CH3CH2CH2COOH + 2 CO2 + 2 H2
Asam Butirat
C6H12O6
CH3CH2COOH + 2 CO2 + 3 H2
Asam Propionat
C6H12O6
3 CH3COOH
Asam Asetat
(Wahyuni,2013)
3. Metanogenesis
CH3CH2CH2COOH + CO2 + 2 H2O
CH3COOH + CH4
CH3CH2COOH + 2 CO2 + 3 H2
CH3COOH + CH4
CH3CH2OH + CO2
CH3COOH + CH4
CH3COOH
CH4 + CO2
4 H2 + CO2
CH4 + 2 H2O
(Wahyuni,2013)
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplementasian Pemanfaatan Biogas
Dari Human Feces Sebagai Upaya Meminimalisir Pencemaran Air Dan
Krisis Energi Masyarakat Tepian Sungai Kapuas
Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat mengimplementasikan proyek
pemanfaatan biogas dari human feces sebagai upaya meminimalisir pencemaran
air dan krisis energi masyarakat tepian sungai Kapuas.
Pemerintah
Peran pemerintah dalam mengimplementasikan pemanfaatan biogas dari
human feces sebagai upaya meminimalisir pencemaran air dan krisis energi
masyarakat tepian sungai Kapuas ini diantaranya : (1) mendata jumlah warga
yang tinggal di daerah tepian sungai yang masih menggunakan jamban terapung
di seluruh Kalimantan Barat. Pemerintah daerah provinsi dapat bekerja sama
dengan kepala daerah untuk daerah kota masing-masing serta dengan
pemerintahan dibawahnya. Selain itu, pemerintah daerah juga dapat bekerja sama
dengan badan pusat statistik (BPS) sehingga proses pendataan data akan lebih
cepat; (2) menyediakan dana produksi dan distribusi proyek ini sesuai dengan
hasil pendataan jumlah warga yang tinggal ditepian sungai dalam setiap
kabupaten di Kalimantan Barat; (3) menjalin kerja sama dengan perusahaan
terkait yang dapat membantu dalam membangun proyek ini; (4) melakukan
7
monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan dan efektivitas alat yang dibuat.
Hal ini pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan badan pengembangan
penyehatan lingkungan permukiman.
Dinas Kesehatan
Peran dinas kesehatan dalam pengimplementasian pemanfaatan biogas
dari human feces sebagai upaya meminimalisir pencemaran air dan krisis energi
masyarakat tepian sungai Kapuas diantaranya : (1) memonitoring kesehatan
masyarakat yang menggunakan alat tersebut di lingkungan daerah tepian sungai
kapuas; (2) membantu dalam hal mengkampanyekan agar masyarakat tidak
membuang air besar kedalam sungai.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Peran dinas kebersihan dan pertamanan kota dalam pengimplementasian
pemanfaatan biogas dari human feces sebagai upaya meminimalisir pencemaran
air dan krisis energi masyarakat tepian sungai Kapuas diantaranya : (1)
memonitoring proses penggunaan alat ini agar pemakaiannya sesuai dengan
prosedur yang benar; (2) membantu dalam hal mengkampanyekan agar
masyarakat tidak membuang air besar kedalam sungai.
Badan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Peran badan pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dalam
pengimplementasian pemanfaatan biogas dari human feces sebagai upaya
meminimalisir pencemaran air dan krisis energi masyarakat tepian sungai Kapuas
diantaranya : (1) membantu memberikan penyuluhan ke masyarakat tepian sungai
dalam hal penggunaan alat tersebut; (2) memonitoring proses penggunaan alat
tersebut agar pemakaian sesuai dengan prosedur yang benar; (3) melakukan uji
kelayakan alat dalam menghasilkan bahan bakar yang dihasilkan; (4) melakukan
pembaruan dan inovasi terhadap bagian-bagian alat yang rusak atau tidak dapat
berfungsi dengan semestinya.
Masyarakat Tepian Sungai
Peranan masyarakat tepian sungai dalam pengimplementasian
pemanfaatan biogas dari human fecessebagai upaya meminimalisir pencemaran
air dan krisis energi masyarakat tepian sungai Kapuas diantaranya : (1)
mendukung program ini dengan cara menerima, menggunakan, menjaga dan
memelihara alat yang diberikan secara gratis sesuai dengan prosedur yang benar;
(2) melaporkan kepada pihak terkait apabila terdapat permasalahan yang dalam
proses penggunaan alat yang diberikan; (3) menjadi agen sosialisasi bagi keluarga
atau warga yang kiranya kurang mengerti terhadap penggunaan dan pemeliharaan
alat.
8
Langkah-langkah strategis keberhasilan Pemanfaatan Biogas dari Human
Feces Sebagai Upaya Meminimalisir Pencemaran Air dan Krisis Energi
Masyarakat Tepian Sungai Kapuas.
Langkah-langkah
strategis
yang
dapat
digunakan
untuk
pengimplementasian pemanfaatan biogas dari human feces sebagai upaya
meminimalisir pencemaran air dan krisis energi masyarakat tepian sungai Kapuas
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Langkah-langkah strategis yang pengimplementasian pemanfaatan
biogas dari human feces.
Tahap
Sub Tahap
Keterangan
Pokok
Perencanaan Pemetaan
Tahap ini, pemerintah menentukan pihak-pihak
pihak-pihak
yang akan terlibat dalam pelaksanaan program
yang
akan ini dan pembagian kerja kepada masing-masing
terlibat dalam pihak terkait
program ini
Pengumpulan
Tahap pengumpulan data, pihak yang telah
data
ditetapkan dapat melakukan pendataan
mengenai jumlah penduduk ditepian sungai
yang masih menggunakan jamban terampung
di Kalimantan Barat, kondisi jamban
terampung, kondisi sungai dan lingkungannya
serta kondisi kesehatan masyarakat.
Analisis desain Pada tahap ini, pihak-pihak terkait yang ahli
dan kompoten dalam hal pembuatan alat ini
melakukan analisis yang telah dirancang serta
menentukan desain alat terbaik yang sesuai
kebutuhan masyarakat, kondisi lingkungan,
kemudahan
dalam
pengoperasian
dan
pemeliharan alat serta menghasilkan bahan
bakar dengan jumlah yang efektif.
Penentuan
Pada tahap ini akan dilakukan penentuan mitra
mitra
yang akan membuat alat. Mitra tersebut
pembuatan alat tentunya memiliki kemampuan serta dapat
dipercaya dapat menyukseskan alat ini. Pada
tahap ini pula, mitra yang akan menjalankan
program ini diberikan desskripsi desain alat
yang akan dibuat.
Rancangan
Tahap rancangan anggaran biaya ini akan
anggaran biaya dilakukan rancangan biaya yang akan
digunakan baik dalam hal produksi dan
evaluasi alat. Rancangan anggaran biaya
9
disusun berdasarkan
data yang telah
dikumpulkan dengan perkiraan harga satu kali
pembuatan alat dan lain-lain.
Pelaksanaan Proses
Tahap ini dilakukan proses pembuatan dan
pembuatan dan perangkaian alat oleh pihak terkai sesuai
perangkaian
dengan desain yang telah ditetapkan
alat
sebelumnya.
Uji kelayakan Setelah proses pembuatan sebuah alat selesai,
alat
maka akan dilaksanakan uji kelayakan oleh
pihak-pihak terkait. Apabila terdapat masalah
pada alat yang dibuat, akan dilakukan
perbaikan dengan solusi terbaik agar alat dapat
berfungsi sesuai dengan desain. Setelah proses
uji kelayakan dilaksanakan dan tidak terdapat
masalah, maka akan diteruskan proses
pembuatan alat.
Sosialisasi
Tahap sosialisasi dilaksanakan setelah proses
pembuatan dan perangkaian alat selesai dibuat.
Pemerintah daerah setempat dapat memberikan
sosialisasi berupa fungsi, cara kerja, cara
penggunaan, dan cara pemeliharaan alat kepada
masyarakat yang meneima bantuan alat yang
diberikan secara gratis oleh pemerintah.
Evaluasi
Monitoring
Tahap monitoring dilakukan oleh pihak-pihak
terkait dengan melakukan monitoring terhadap
keefektifan alat dalam menghasilkan bahan
bakar sebagai bahan bakar pengganti serta
memonitoring
teknis
penggunaan
dan
pemeliharan alat yang dilakukan oleh
masyarakat.
Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan sesuai dengan data
yang diperoleh pada tahap monitoring
sebelumnya. Tahap ini akan dilakukan
perbaikan terhadap alat atau bagian-bagian
yang kurang efektif yang disebabkan
penggunaan oleh masyarakat atau dari alat itu
sendiri serta teknis penggunaan alat oleh
masyarakat.
10
KESIMPULAN
Biogas dari Human feces merupakan biogas yang dihasilkan dari human
feces atau kotoran manusia (tinja). Human feces memiliki nisbah C/N sebesar 8,
sehingga human feces dapat dijadikan substrat penghasil biogas. Proses konversi
human feces menjadi biogas melewati tahapan diantaranya hidrolisis (hidrolisis
karbohidrat, protein, dan lemak oleh enzim-enzim hidrolisa menjadi monomermonomernya), asidifikasi (hasil dari hidrolisis diasamkan oleh bakteri asetogen
menjadi asam-asam organik), dan metanogenesis (pembentukan gas metana dari
asam-asam organik oleh bakteri metanogen). Biogas yang diperoleh jika dalam
satu rumah tediri dari 5 orang maka diperoleh ± 2 kg/hari human feces, dari
jumlah tersebut dikonversikan akan diperoleh biogas sebanyak 0,39 m3/bulan,
sehingga jika terhitung selama 90 hari dalam satu rumah dapat diperoleh biogas
dari human feces sebanyak 1,17 m3.
Tahap implementasi yang akan dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap perencanaan terdiri dari tahap
pemetaan pihak-pihak yang akan terlibat dalam program ini, pengumpulan data,
analisis desain, penentuan mitra pembuatan alat, dan rancangan anggaran biaya.
Pada tahap pelaksanaan terdiri dari tahap proses pembuatan dan perangkaian alat,
uji kelayakan alat, dan sosialisasi. Sedangkan pada tahap evaluasi terdiri dari
tahap monitoring dan evaluasi.
Dengan adanya pengimplementasian pemanfaatan biogas dari human
feces sebagai upaya meminimalisir pencemaran air dan krisis energi masyarakat
tepian sungai Kapuas tentunya akan membawa manfaat bagi masyarakat tepian
sungai Kapuas. Manfaat ini akan dirasakan apabila tahap perancangan, pelaksaan
dan evaluasi dilaksanakan secara maksimal dan didukung dari berbagai pihak.
Biogas yang dihasilkan dapat menggantikan pasokan BBM sehingga masyarakat
tepian sungai Kapuas tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan BBM.
DAFTAR PUSTAKA
Hanif,Andi.2012.Studi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Listrik 10 KW
Kelompok Tani Mekarsari Desa Dander Bojonegoro Menuju Desa
Mandiri Energi.Artikel Penelitian:Institut Teknologi Sepuluh November.
Jamaludin.2010.Penggunaan Septic Tank Terapung Komunal Untuk
Meningkatkan Sanitasi Lingkungan dan Perekonomian Masyarakat di
Pesisir Sungai Kapuas.(online).(http://www.kopdar.blogspot.com ,
diakses tanggal 10 Maret 2015).
McCarty,P.L.1981.Anaerobic Digestion.Amsterdam,New York:Oxford.
Ntengwe, Felix W.2010.Biogas Production In Coe-Closed Floating-Dome Batch
Digester Under Tropical Conditions.International Journal of ChemTech
Research.(2)1,483-492.
Wahyuni,Sri.2013. Biogas Energi alternatif pengganti BBM, Gas, dan Listrik.
Jakarta: swadaya.
_______ 2013. Panduan Praktis Biogas. Jakarta: Swadaya.
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Nomor Hp
Nashrul Sasmita Maulidi
Laki-laki
Pendidikan Kimia
F17111017
Singkawang, 03 September 1993
[email protected]
08989001248
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SDN 13
Singkawang
1999 – 2005
SMP
SMP 03
Singkawang
2005 – 2008
SMA
MAN
Singkawang
IPA
2008 – 2011
C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Jenis Penghargaan
Juara 1 Lomba Poster Bulan
Bahasa Man Singkawang
Juara 2 Baca Puisi Bulan
Bahasa Man Singkawang
Peringkat 1 Siswa Teladan
Man Singkawang
Juara 3 LCT TAP MPR SeKota Singkawang
Juara 1 Lomba Debat DN
Himdika FKIP Untan
Finalis 10 Besar Essai EDC
(Economic Debate
Competition) FE Untan seKalbar
Finalis 6 Besar Lomba EDC
(Economic Debate
Competition) FE Untan seKalbar
Finalis 10 Besar Lomba Debat
Pekan Raya Pendidikan FKIP
Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
Man Singkawang
2010
Man Singkawang
2010
Man Singkawang
2010
Dinas Pendidikan Kota
Singkawang
2010
Himdika FKIP Untan
2013
BEM FE Untan
2013
BEM FE Untan
2013
BEM FKIP Untan
2014
9
Untan se-KalBar
Juara 3 LKTI Mahasiswa
Himki FMIPA Untan Tingkat
Nasional
Himki FMIPA Untan
2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Nomor Hp
Santy
Perempuan
Pendidikan Kimia
F02112072
Pontianak, 18 Agustus 1994
[email protected]
089694146649
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SDN 04
Pontianak
2000-2006
SMP
SMPN 16
Pontianak
2006-2009
SMA
SMAN 2
Pontianak
IPA
2009-2012
C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
1
Jenis Penghargaan
Juara 3 Lomba Eksperimen
Tingkat se-KalBar
Institusi Pemberi
Penghargaan
HIMDIKA FKIP
UNTAN
Tahun
2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Nomor Hp
Wikke Prawitaningtyas
Perempuan
Pendidikan Kimia
F02112022
Pontianak, 21 Januari 1995
[email protected]
089693313919
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SD N 70 PTK
2000-2006
SMP
SMP N 02 PTK
2006-2009
SMA
SMA N 02 PTK
IPA
2009-2012
C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
1
Jenis Penghargaan
Juara 2 Debat Pekan Raya
Pendidikan FKIP Untan seKalBar
Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
BEM FKIP Untan
2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
Nomor Hp
Rody Putra Sartika,M.Pd
Laki-laki
0008118601
Kuala Secapah, 08-11-1986
[email protected]
085252526794
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SDN 02
Sui.Kunyit
1990-1997
SMP
SMP Negeri 01
Sui. Kunyit
1997-2000
SMA
SMA Negeri 01
Mempawah
IPA
2000-2003
C. Pemakalahan seminar ilmiah
No
1.
2.
Nama Pertemuaan
Waktu dan
Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar
Tempat
Seminar Nasional Sains Pengaruh
Pendekatan 19 Januari 2013,
Problem Posing Bersetting Surabaya
Think Pair Share (PP-TPS)
Terhadap
Pemahaman
Konsep
Asam
Basa
Mahasiswa
Pendidikan
Kimia FKIP UNTAN
Seminar Internasional Pengembangan Perangkat 5 Desember 2014
Pendidikan
Pembelajaran
Menggunakan
Model
Siklus Belajar pada Materi
Hukum
Dasar
Kimia
dalam
Meningkatkan
Pemahaman
Konsep
Mahasiswa
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
No
Jenis Penghargaan
-
Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Pontianak, 20 Maret 2015
Dosen Pembimbing,
( Rody Putra Sartika,M.Pd )
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No
Nama / NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
1
Nashrul
Sasmita
Maulidi
F17111017
(Ketua)
Pendidikan
Kimia
MIPA
2
Santy
F02112072
(Anggota 1)
Pendidikan
Kimia
MIPA
3
Wikke
Prawitaningt
yas
F02112022
(Anggota 2)
Pendidikan
Kimia
MIPA
Alokasi
Waktu
Uraian Tugas
(jam/minggu)
12 jam/
a. Bertanggung
1minggu
jawab dalam
berkoordinasi
dengan dosen
pembimbing
b. Bertanggung
jawab dalam
membuat
outline dan
pembuatan
PKM-GT
12 jam/
a. Bertanggung
1minggu
jawab
terhadap
pembuatan
desain alat
b. Bertanggung
jawab dalam
pembuatan
proposal
12 jam/
a. Bertanggung
1minggu
jawab dalam
mengumpulk
an refernsi
yang terkait
b. Bertanggung
jawab dalam
pembuatan
proposal
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Closet
Katup
Pelampung
Penampung I dan Pipa Penghubung
Disgester
Slurry pit
Pipa penghubung
Manometer
Kompor
Lampu Gas
Toilet
Dapur
10
1
2
7
6
11
12
2
8
9
5
4
2
DITIMBUN
DALAM
TANAH
4
Desain Alat Pengolahan Human Feces di Sungai Kapuas
3