Sistem Pendeteksi Jalur Telepon Berbasis

Seminar Proyek Akhir 2009
Jur. Teknik Telekomunikasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS, Juli 2009

1

Sistem Pendeteksi Jalur Telepon Berbasis Mikrokontroler
Muhammad Naufal Majdi, Mike Yuliana, ST, MT dan Akuwan Shaleh, SST
Mahasiswa Jurusan Teknik Telekomunikasi
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS, Surabaya 60111
Email : nau_fals@yahoo.co.id

Abstrak
Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi telekomunikasi maka kebutuhan telepon sebagai alat komunikasi seharihari menyebabkan ketergantungan pemakaian telepon oleh banyak pelanggan. Banyaknya pelanggan ini diringi oleh banyaknya
LEN (Line Equipment Number) yang digunakan pada bagian MDF (Main Distribution Frame), sehingga kebanyakan MDF
memiliki kondisi yang tidak beraturan. Untuk itu diperlukan suatu system yang dapat mendeteksi keadaan LEN dari tiap LEN
tersebut. Dalam tugas akhir ini dibuat rancang bangun system pendeteksi keadaan LEN dengan menggunakan DT AVR LOW
COST MICRO SYSTEM dengan AT-MEGA 8385. System ini digunakan untuk mengontrol jalur pada jaringan telepon di bagian
MDF, sehingga sentral telepon dapat dengan mudah mengetahui jalur mana yang dalam kondisi baik atau tidak. Dimana ketika
sebuah LEN dihubungkan dengan roxette. Dari roxette ini terhubung dengan konektor RJ11 pada DT AVR LOW COST MICRO
dengan AT 8385. Sebelum masuk ke PC, karena tegangan output dari MDF terlalu kecil sehingga diperlukan sebuah alat penguat

tegangan. PC disini berfungsi untuk menampilkan keadaan jalur.
Kata kunci:MDF, Mikrokontroler ATmega 8535

1.

PENDAHULUAN
PABX (Private Automatic Branch Exchange)
merupakan sebuah sentral telepon mini yang
dipasangkan di perkantoran, sekolah maupun
bangunan-bangunan dengan kapasitas jalur terbatas.
Sebuah PABX dapat terhubung dengan PABX lain
sesuai dengan kebutuhan instansi. Setiap PABX
memiliki Port Identification Module (PIM). Dalam
sebuah PIM terdapat slot untuk memasangkan cardcard yang dibutuhkan. Masing-masing card memiliki
beberapa port yang dapat tersambung ke nomor yang
berbeda. Selain PIM, PABX juga dilengkapi dengan
Main Distribution Frame (MDF), yang berfungsi
untuk menyambungkan PIM dengan jalur pelanggan.
Pada MDF terdapat Line Equipment Number (LEN)
yang menjadi penghubungnya diantaranya.

Jumlah pelanggan akan menentukan jumlah
LEN pada MDF yang akan digunakan. Semakin
banyak jumlah pelanggan, maka akan semakin
banyak LEN yang dibutuhkan. Dengan jumlah LEN
yang semakin banyak, maka akan mempersulit
pengecekan kondisi jaringan PABX, karena untuk
pengecekan masih dilakukan secara manual. Oleh
karena itu, sangat dibutuhkannya alat yang
terintegrasi dengan software yang dapat melakukan
monitoring kondisi jaringan.
Pada tugas akhir ini, akan dibuat sebuah
sistem
pendeteksi
jalur
telepon
berbasis
Mikrokontroller. PABX yang digunakan adalah
PABX NEAX 2000 IPS dan mikrokontroller yang
digunakan adalah AT-MEGA 8535. Diharapkan hasil


akhir dari tugas akhir ini akan mampu mendeteksi
kehandalan jaringan atau sambungan telepon
pelanggan dengan mengetahui extensi yang
digunakan.

2. LANDASAN TEORI
2.1 Mikrokontroler
Suatu kontroler digunakan untuk mengontrol
suatu proses atau aspek-aspek dari lingkungan.
Pada masanya, kontroler dibangun dari komponenkomponen logika secara keseluruhan. Setelah itu
barulah dipergunakan mikrokprosesor sehingga
keseluruhan kontroler masuk kedalam PCB yang
cukup kecil. Pada tugas akhir ini menggunakan
mikrokontroler ATmega 8535. Tujuan dari
mikrokontroler ini adalah sebagai alat bantu untuk
mendeteksi tengangan. Mikrokontroler ini terdapat
satu port ADC yang terletak pada port A.

Gambar 1. Mikrokontroler
ATmega8535


Seminar Proyek Akhir 2009
Jur. Teknik Telekomunikasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS, Juli 2009

2.2 Relay

Gambar 2. Relay
Relay pada gambar 2.2 adalah saklar
elektronik yang tersusun dari kumparan, pegas,
saklar (terhubung pada pegas) dan 2 kontak
elektronik (normally close dan normally open).
Relay yang digunakan adalah relay yang mampu
menerima inputan sampai 24 volt dc. Fungsi dari
relay ini adalah pengatur logika control suatu
system.
2.3 PABX NEAX 200 IPS
Public Automatic Branch Exchange (PABX)
merupakan sentral mini digital yang terpasang di
rumah/perkantoran dengan jumlah sambungan
terbatas. Seluruh user yang tersambung pada PABX

tersebut dapat berkomunikasi melalui saluran lokal.

(a) Bagian PIM

(b) Bagian MDF

Gambar 3. Tampak depan PABX NEAX 2000
IPS
PABX NEAX 2000 IPS adalah jenis digital
PABX yang dibuat oleh NEC. Memiliki kapasitas
maksimal 8 Port Identification Modul (PIM). Setiap
PIM terdiri dari 8 card, 1 card digital dan 7 card
analog. Masing-masing card memiliki 8 port yang
dapat tersambung ke 8 nomor berbeda. Dengan
kapasitas maksimal 8 PIM, maka total sambungan
yang tersedia adalah 512 port.
Selain PIM Module, PABX ini juga
dilengkapi dengan MDF (Main Distribution Frame)
Module. MDF module ini digunakan sebagai
penghubung antara PIM Module dan jalur pelanggan.

Selain itu MDF(main distribution frame) mempunyai
fungsi-fungsi khusus yaitu :
 Tempat penyambungan antara kabel primer
dengan kabel dari sentral.
 Tempat pengetesan dalam melokalisir
gangguan
 Tempat melakukan mutasi

2

2.4 Visual Basic
Visual Basic adalah salah satu bahasa
pemrograman komputer. Bahasa pemrograman
adalah perintahperintah yang dimengerti oleh
komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu.
Bahasa pemrograman Visual Basic, yang
dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991,
merupakan pengembangan dari pendahulunya yaitu
bahasa pemrograman BASIC (Beginner’s Allpurpose Symbolic Instruction Code) yang
dikembangkan pada era 1950-an. Visual Basic

merupakan salah satu Development Tool yaitu alat
bantu untuk membuat berbagai macam program
komputer, khususnya yang menggunakan sistem
operasi Windows.

2.5 PHP
PHP (akronim dari PHP Hypertext
Preprocessor)
yang
merupakan
bahasa
pemrogramman berbasis web yang memiliki
kemampuan untuk memproses data dinamis.
PHP merupakan script yang menyatu
dengan HTML dan berada pada server (server side
HTML embedded scripting). Dengan PHP, dapat
dibuat beragam aplikasi berbasis web, mulai dari
halaman web yang sederhana sampai aplikasi
komplek yang membutuhkan koneksi ke database.
PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded

script language artinya sintaks-sintaks dan perintah
yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan oleh
server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa.
Aplikasi-aplikasi yang dibangun oleh PHP pada
umumnya akan memberikan hasil pada web browser,
tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di
server.
Pada prinsipnya server akan bekerja apabila
ada permintaan dari client. Dalam hal ini client
menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan
permintaan ke server (dapat dilihat pada gambar
dibawah). Ketika menggunakan PHP sebagai serverside embedded script language maka server akan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
 Membaca permintaan dari client/browser
 Mencari halaman/page di server
 Melakukan instruksi yang diberikan oleh
PHP untuk melakukan modifikasi pada
halaman/page.
 Mengirim kembali halaman tersebut kepada
client melalui internet.

2.6 Database MySql
MySQL merupakan Relational Database
Management
System
(RDBMS)
yang
didistribusikan secara gratis dibawah lisensi
GPL (General Public Licence). Dimana setiap
orang bebas untuk menggunakan MySQL,
namun tidak boleh dijadikan produk turunan
yang bersifat closed source atau komersial.

Seminar Proyek Akhir 2009
Jur. Teknik Telekomunikasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS, Juli 2009
1. Dasar-Dasar MySQL
Dalam bahasa SQL pada umumnya
informasi tersimpan dalam tabel-tabel yang
secara logic merupakan struktur dua dimensi
terdiri dari baris (row atau record) dan kolom
(column atau field). Sedangkan dalam sebuah

database terdiri dari beberapa tabel.
2. Membuat database dan tabel
Cara untuk membuat sebuah database baru
adalah dengan perintah:
‟ create database < nama_database > ; ‟
3. Constraint
Constraint adalah batasan atau aturan yang
ada pada tabel. MySQL menyediakan
beberapa tipe constraint diantaranya :

NOT NULL *
PRIMARY KEY

FOREIGN
KEY
* UNIQUE
4. Perintah-perintah dasar MySQL
a. Pemasukan data
INSERT INTO
column2,...)

value2,…);


VALUES

(column1,
(value1,

3

Cara kerja dari sistem pendeteksi jalur
telepon yang diusulkan ini adalah sebagai
berikut Pada proyek akhir ini, tegangan dari
MDF akan dideteksi oleh relay, yang
kemudian output dari relay berupa logic 1/0
masuk pada ATMEGA, dimana ATMEGA
mengubah logic 1/0 menjadi kode ASCII.
Selanjutnya, informasi yang didapat dari
ATMEGA menuju PC untuk pemrosesan data
tegangan oleh monitoring dan database server.
Kemudian hasil akhirnya akan ditampilkan
berupa tampilan web.
4.

IMPLEMENTASI,
PENGUJIAN
ANALISA SISTEM
4.1 IMPLEMENTASI SISTEM

DAN

4.1.1 Pembuatan Rangkaian Hardware
Pada sistem ini, proses data
tegangan
yang
dilakukan oleh
rangkaian hardware. Berikut gambar
rangkaian hardware yang dibuat :

b. Menghapus record
DELETE [FROM]
condition];



[WHERE

c. Memodifikasi record
UPDATE

[column1=value1,
column2=value2,...]
condition];

SET
[WHERE

d. Menampilkan isi tabel
SELECT [DISTINCT]
FROM

WHERE


3.

PERENCANAAN SISTEM
Sistem ini merupakan suatu sistem yang
dapat mendeteksi jalur telepon. Adapun blok
diagram dari system yang akan dibuat adalah
sebagai berikut :

Gambar 4. Blok diagram sistem

Gambar 5. Rangkaian
Hardware
4.1.2 Pembuatan Konversi Analog ke
Digital
Pada pembuatan program ADC,
keluaran dari rangkaian hardware
adalah berupa tegangan analog. Pada
mikrokontroler AVR ATMega 8535
hanya terdapat 8 port ADC, yaitu pada
port A0-A7. Cara kerja ADC sebagai
berikut :
1. Untuk memilih channel ADC mana
yang digunakan yaitu dengan mengatur
nilai MUX4:0 (dalam I/O register
ADMUX). Jadi channel ADC 0 (pin
A.0) sebagai masukan ADC (referensi
terhadap ground) maka MUX4:0 diberi
nilai 00000B.
2. Pada ADC mikrokontroler ini
mempunyai tegangan referensi yang
dapat dipilih. Tegangan referensi ini
menentukan
teganagn
masukan
maksimum ADC dan hasil konversi
ADC. Untuk memilih tegangan

Seminar Proyek Akhir 2009
Jur. Teknik Telekomunikasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS, Juli 2009
referensi mana yang digunakan yaitu
dengan mengatur nilai REFS1:0 (dalam
I/O register ADMUX.
3. Agar ADC dapat digunakan,
ADEN (ADC enable, dalam I/O register
ADCSRA) harus diberi nilai „1‟.
4. Untuk memulai konversi tegangan
masukan analog menjadi nilai digital
yaitu dengan memberi nilai „1‟pada
ADSC (ADC Start Conversion, dalam
I/O register ADCSRA). Nilai ADSC
akan tetap bernilai „1‟ selama proses
konversi berlangsung dan akan bernilai
„0‟ (otomatis, secara hardware) pada
saat proses konversi sudah selesai.
5. Pada ADC diperlukan frekuensi
clock untuk proses konversi tegangan
analog menjadi nilai digital. Untuk
mndapatkan hasil konversi dengan
ketelitian tinggi, diperlukan frekuensi
clock ADC antara 50 kHz sampai 200
kHz.
#include
#include
#include
#include
unsigned char sadc[20];
#include
#define ADC_VREF_TYPE 0x20
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE &
0xff);
delay_us(10);
ADCSRA|=0x40;
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCH;
}
Gambar 6. Listing Program Konversi
Analog ke Digital
Nilai hasil rangkaian hardware ini
selanjutnya
akan
dikonversikan,
lalu
difragmentasikan untuk menghasilkan urutan
digital 8 bit. Nilai digital tersebut akan
ditransmisikan secara serial ke PC.
4.1.3

Pembuatan Program untuk
Hardware ke Mikrokontroler

Koneksi

Selain pembuatan perangkat keras,
untuk membangun system ini kita juga perlu
program yang menjalankannya. Pembuatan
program ini yaitu program yang akan
mendeteksi tegangan dari rangkaian
hardware ke microkontroler yang bertugas
sebagai pelaksana perintah.
Setelah didapat input data dari
rangkaian hardware, langkah selanjutnya
adalah memproses data yang diterima dari

4

rangkaian hardware tersebut. Listing
program untuk mendeteksi tegangan
ditunjukkan pada gambar 7.
#asm ("sei")
while (1)
{
putchar(13);putchar(10);
//char untuk baris baru
putchar('@');
k=0;
for(i=0;i