PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA SOLUSI PEN

HALAMAN JUDUL

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

SOLUSI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA DI
INDONESIA MELALUI DANA PENSIUN

BIDANG KEGIATAN:
PKM – GAGASAN TULIS

Diusulkan oleh:
Arini Amelia Andiani
Nur Chairun Nisa
Laelatul Mulkia Farida
Yunia Eka Putri

H24154042
H24154044
H24151050
H24154052


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

i

PENGESAHAN GAGASAN TERTULIS

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PENGESAHAN GAGASAN TERTULIS .............................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iv
RINGKASAN ......................................................................................................... 5
PENDAHULUAN................................................................................................... 6
Latar Belakang .................................................................................................... 6

Tujuan .................................................................................................................. 7
Manfaat ................................................................................................................ 7
GAGASAN ............................................................................................................. 7
Kondisi Pemberian Dana Pensiun di Indonesia................................................... 7
Solusi yang Pernah Ditawarkan........................................................................... 9
Gagasan Baru yang Ditawarkan .......................................................................... 9
Pihak-pihak yang dapat Mengimplementasikan Gagasan ................................. 10
KESIMPULAN ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13

iii

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pertumbuhan Peserta Pensiun yang aktif 2011-2015 (OJK)...................... 8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tingkat Pengembalian Dana Pensiun Berdasarkan Jenis Dana Pensiun 20082015 (OJK).......................................................................................................................... 7
Gambar 2 Pembayaran Manfaat Pensiun Pegawai Negeri Sipil 2010-2015 ....................... 8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Dosen Pendamping, Ketua dan Anggota ......................................... 13
Lampiran 2 Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas ........................... 18
Lampiran 3 Surat Pernyataan Ketua Penelitian Pelaksanaan ............................................ 19

iv

5

RINGKASAN
Pemberian dana pensiun saat ini menurut data BPS tahun 2012-2014
mengalami pertumbuhan 917.011 ribu , 921.134 ribu pada tahun 2012 , 849.486
tahun 2013 , 903.663 tahun 2014 dan 883.091 pada tahun 2015. Data selanjutnya
mengenai peningkatan jumlah pembayaran manfaat dana pensiun pegawai negeri
2010-2015 menurut data kementrian keuangan. Berdasarkan kondisi diatas
muncul beberapa masalah mengenai dampak pemberian dana pensiun terhadap
kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia antara lain mengenai fakta dana pensiun
belum mencukupi kesejahteraan pekerja dengan contoh pensiunan guru besar
tidak dapat tidak dapat membayarkan cicilan handphone di masa pensiunnya
ataupun wacana mengenai sistem pembayaran dana pensiun dilakukan secara
sistem pesangon atau sekaligus, terakhir mengenai permasalahan banyaknya

jumlah DPPK dan DPLK yang dirasa kurang efektif dalam mengembalikan
investasi (Return of Investment).
Permasalahan lain seperti banyaknya DPPK dan DPLK yang terdapat di
Indonesia juga dinilai kurang efektif dalam mengelola dana pensiun sehingga
pemeberian dana pensiun masih memberatkan Anggaran Perencanaan Biaya
Nasional (APBN). Adanya isu terkait mengenai perubahan sistem pemberian dana
pensiun yang disetorkan tiap bulannya menjadi sistem pesangon (sekaligus) saat
masa pensiun juga dinilai kurang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan
pekerja yang telah pensiun. Oleh karena itu beberapa solusi pun kami rumuskan
guna menyikapi persoalan yang telah kami paparkan tersebut.

6

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dana Pensiun yang merupakan pembagian hak seseoarng untuk
memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki
usia pensiun atau ada sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
Dana pensiun tercantum dalam undang-undang No 11 tahun 1992. Dana pensiun
yang diatur dalam UU No. 11 tahun 1992 terbagi menjadi 3 jenis dana pensiun

antara lain ialah dana pensiun pemberi keja, dana pensiun lembaga keuangan dan
dana pensiun berdasarkan keuntungan. Beberapa lembaga yang berdiri pun seperti
BPJS , DPPK, DPLK, dan Taspen merupakan beberapa contoh badan hukum yang
diakui untuk mengelola dana pensiun BPJS merupakan transformasi dari
Jamsostek sebagai amanat dari UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS dan akan
mulai beroperasi pada 1 Juli 2015. Perbedaan pembagian dana pensiun untuk
pekerja berdasarkan jenis pegawai swasta dan pegawai negeri antara lain Pegawai
Negeri Sipil (PNS) diatur oleh PT . Taspen sebesar 4,75 % dari total 8 % iuran
yang dibayarkan setiap bulannya , sisa 3,25% sisa iuran berasal dari dana
anggaran pemerintah. Minimal kerja PNS yang berhak mendapatkan dana
pensiun ialah dengan minimal 20 tahun masa kerja dan hak mendapatkan dana
pensiun saat umur 58 tahun. Sedangkan pegawai swasta pengelolaan dana pensiun
dapan dilakukan oleh BPJS, DPPK dan DPLK . Pemberian iuran dana pensiun
oleh pekerja ke BPJS ialah 3% dari gaji pekerja dan 5 % berasal dari perusahaan.
Masa kerja Pegawai swasta yang berhak memperoleh dana pensiun ialah minimal
15 tahun masa kerja dan berhak memperoleh dana pensiun saat berusia 56 tahun.
Kondisi mengenai pemberian dana pensiun saat ini menurut data BPS tahun
2012-2014 mengalami pertumbuhan 917.011 ribu , 921.134 ribu pada tahun 2012
, 849.486 tahun 2013 , 903.663 tahun 2014 dan 883.091 pada tahun 2015. Data
selanjutnya mengenai peningkatan jumlah pembayaran manfaat dana pensiun

pegawai negeri 2010-2015 menurut data kementrian keuangan. Berdasarkan
kondisi diatas muncul beberapa masalah mengenai dampak pemberian dana
pensiun terhadap kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia antara lain mengenai
fakta dana pensiun belum mencukupi kesejahteraan pekerja dengan contoh
pensiunan guru besar tidak dapat tidak dapat membayarkan cicilan handphone di
masa pensiunnya ataupun wacana mengenai sistem pembayaran dana pensiun
dilakukan secara sistem pesangon atau sekaligus, terakhir mengenai permasalahan
banyaknya jumlah DPPK dan DPLK yang dirasa kurang efektif dalam
mengembalikan investasi (Return of Investment) faktanya masih tidak stabil tiap
tahunnya pemaparannya dapat dilihat pada gambar 1.

7

Gambar 1 Tingkat Pengembalian Dana Pensiun Berdasarkan Jenis Dana Pensiun
2008-2015 (OJK)
Pentingnya pemberian dana pensiun secara tepat sasaran dan efektif
kepada pekerja dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia.
Manfaat pemberian dana pensiun yang dinilai penting ialah adanya jaminan
kesinambungan penghasilan yaitu peserta program pensiun akan senantiasa
mendapatkan penghasilan tiap-tiap bulannya. Oleh karena itu solusi perlu

dibentuk untuk memperbarui, melengkapi, bahkan melanjutkan kebijakan atau
aturan guna menyikapi permasalahan - permasalahan mengenai isu terkait dana
pensiun yang terjai di Indonesia.
Tujuan
Merumuskan solusi mengenai dalam meningkatkan kesejahteraan Tenaga
Kerja di Indonesia melalui dana pensiun.
Manfaat
Manfaat dari karya tulis ini antara lain
1. Mahasiswa sebagai agent of change bisa memberikan kontribusi dalam
merumuskan solusi terkait permasalahan mengenai dana pensiun di Indonesia.
2. Mencetuskan gagasan guna mengatasi masalah global dana pensiun di
Indonesia agar kesejahteraan pekerja meningkat.
GAGASAN
Kondisi Pemberian Dana Pensiun di Indonesia
Menurut data badan pusat statistik tahun pertumbuhan peserta aktif
penerima dana pensiun di Indonesia mengalami peningkatan peserta dana pensiun
Pada gambar 1 jumlah peningkatan pertumbuhan peserta dana pensiun dari tahun
2011 hingga tahun 2015 mengalamin peningkatan pada tahun 2011 sebesar
917.011 ribu , 921.134 ribu pada tahun 2012 , 849.486 tahun 2013 , 903.663 tahun
2014 dan 883.091 pada tahun 2015 peningkatan tersebut dapat terus meningkat

dengan dalam kurun waktu kedepannya..

8

Tabel 1 Pertumbuhan Peserta Pensiun yang aktif 2011-2015 (OJK)

Selain itu data dari kementrian keuangan juga terlihat peningkatan yang
terjadi pada jumlah nilai pembayaran manfaat dana pensiun PNS dari tahun 2010
hingga 2015 yang dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Gambar 2 Pembayaran Manfaat Pensiun Pegawai Negeri Sipil 2010-2015
Dari kondisi diatas munculah beberapa masalah mengenai dampak
pemberian dana pensiun terhadap kesejahteraan tenaga kerja Indonesia, Beberapa
permasalahn Industri Dana pensiun di Indonesia saat ini paling tidak menghadapi
beberapa masalah utama yaitu :
1. Dana pensiun yang diberikan saat ini belum mencukupi kesejahteraan tenaga
kerja Indonesia, dapat dilihat dari fakta jumlah penrimaan dana pensiun
2. Adanya wacana yang di tetapkan pemerintah mengenai pemberian dan pensiun
secara sekaligus (pesangon ) program tersebut dirasa kurang efektif dantidak
meberi banyak dampak positif untuk para pensiun, di karenakan tidak semua

pensiunan memiliki keterampilan mengelola dana pensiun yang di berikan
pemerintah apabila dana pensiun itu di berikan secara sekaligus
3. Banyaknya lembaga dana pensiun yang terdapat di ndonesia, seperti di kutip
dari Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada akhir Desember 2014 terdapat
267 perusahaan dana pensiun. Sebanyak 195 perusahaan di antaranya berupa
Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK PPMP).
Sedangkan, jumlah pelaku Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran
Pasti (DPPK PPIP) sebanyak 47 perusahaan dan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK) mencapai 25 pemain. Pada 4 Juni 2015, jumlah DPPK
PPMP bertambah menjadi 198 perusahaan. Tapi jumlah DPPK PPIP menyusut
menjadi 45 pelaku. Sementara itu pelaku DPLK masih tetap yakni 25
perusahaan. Sehingga total pelaku dana pensiun ada 268. Dana kelolaan
industri dana pensiun diprediksi menyentuh Rp 190 triliun hingga Rp 200

9

triliun hingga akhir tahun nanti. Dari total dana kelolaan tersebut, Dana
Pensiun Pemberi Kerja mendominasi dana kelolaan, yakni sebanyak 80%.
Sedangkan sisanya berasal dari DPLK.Dari hal tersebut masalah yang
berpotensi akan terjadi ialah :

a. Masalah Pengawasan
UU Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun dan peraturan pemerintah
sebagai aturan pelaksanaannya yakni PP Nomor 76 dan 77 tahun 1992
masing-masing tentang DPPK dan DPLK membuka kesempatan yang
seluas-luasnya kepada siapapun untuk dapat mendirikan lembaga pengelola
Dana Pensiun tanpa ada satupun hambatan yang berarti. Sehingga hal
tersebut dapat membuat bermunculan ratusan bahkan mungkin ribuan
institusi pengelola dana pensiun khususnya DPPK. Akibatnya, Pemerintah
akan lebih sulit dalam pengawasan khususnya menyangkut pemenuhan hakhak peserta oleh DPPK.
b. Masalah Biaya Pengelolaan
Semakin banyaknya lembaga pengelola berbanding lurus dengan tingginya
biaya pengelolaan baik yang berupa management cost atau juga operating
cost. Dengan melihat trend investasi dana pensiun besarnya management
cost dan operating cost akan semakin menyerap return atas investasi yang
rendah . Pada akhirnya kepentingan peserta dana pensiun yang harus
dikorbankan.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Upaya-upaya pemerintah yang telah dilakukan untuk mensejahterakan para
pensiunan dengan membuat beberapa program dan kebijakan kebijakan antara
lain :

1. Penerapan pay as you go dalam sistem pembayaran dan pensiun
2. Pemberian pembinaan dan pengawasan terhadap dana pensiun yang ada di
Indonesia
3. Melakukan pengenalan tentang pentingnya asuransi dan jaminan pensiun
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Dari permasalahan yang di dasarkan pada fakta empiris yang ada serta
solusi yang pernah di tawarkan ,maka pentingnya pemberian dana pensiun secara
tepat sasaran dan efektif kepada pekerja serta pengelolaan dana pensiun yang
baik oleh pemerintah di harapkan dana pensiun tersebut akan memberi manfaat
yang berkelanjutan untuk kehidupan para pensiunan di hari tuanya.
Oleh karena itu solusi atau strategi yang perlu di bentuk untuk
memeperbaharui, melengkapi , bahkan melanjutkan kebijakan atau aturan guna
menyikapi permasalahan-permasalahan mengenai isu terkait dana pensiun yang
terjadi di Indonesia, maka solusi yang coba penulis tawarkan ialah :

10

1. Pembentukan pola pikir tenaga kerja Indonesia untuk merubah gaya hidup agar
lebih hemat setelah masa pensiun
2. Pemberian dana pensiun secara berkelanjutan /berkesinambungan (periodic),
karena jika diberikan secara pesangon di khawatirkan para pensiun tidak siap
menerima dana pensiun secara sekaligus karena tidak semua pensiunan di masa
akhir kerja, telah mempersiapkan masa pensiun nya dengan baik, sehingga jika
tetap di berkan secara periodic para pensiunan akan merasa tetap terjamin
hidupnya
3. Memperketat Syarat Pendirian DPPK atau DPLK, ini dapat dilakukan dengan
menetapkan jumlah minimal peserta, atau jumlah minimal modal pendirian
lembaga pengelola dana pensiun, sebagaimana di industri perbankan. Ini
penting bukan hanya untuk menghindari menjamurnya lembaga pengelola dana
pensiun baru yang tidak cukup sehat, tapi juga akan mendorong terjadinya
merger antar DPPK atau DPLK yang sudah ada, kemudian Untuk mendorong
kerjasama antar lembaga pengelola dana pensiun, pemerintah juga dapat
memberikan insentif kepada beberapa lembaga yang sudah ditunjuk misalnya
PT Taspen, PT Jamsostek, atau DPPK lain dengan kriteria modal atau jumlah
peserta tertentu, selain itu Pemerintah perlu memberikan insentif baik yang
berupa tax incentives atau return incentives. Insentif pembebasan pajak yang
sebaiknya diberikan kepada seluruh transaksi yang mendorong proses merger
antar pengelola. Selain itu, Pemerintah juga dapat menawarkan tingkat return
of investmen (ROI) yang lebih tinggi kepada dana pensiun dengan jumlah besar
yang diinvestasikan untuk proyek-proyek pemerintah seperti untuk
pembentukan restructuring fund dalam rangka percepatan pembangunan
infrastruktur
4. Menaikan jumlah premi pensiun di Indonesia, dari potongan iuran dana
pensiun tersebut diharapkan cadangan kas untuk dana pensiun meningkat serta
pada saat tiba waktunya dana pensiun itu di berikan mereka akan lebih banyak
menerima dana pensiun tersebut , seperti contoh iuran premi di Negara lain :
china 28 %, singapur 31 % yang berbeda jauh dengan Indonesia yang masih
memotong premi iuran pensiun sebesar 8 %
5. Meningkatkan Return Of Investment (ROI) pada investasi pengelolaan dana
pensiun, selama ini jenis investasi pengelolaan dana pensiun terbanyak berasal
dari deposito yang memiliki ROI yang kecil sehingga sebaiknya investasi di
alihkan jenis investasi lain seperti saham yang memiliki pengembalian
investasi yang besar agar
Pihak-pihak yang dapat Mengimplementasikan Gagasan
Penerapan solusi setelah dirumuskan membutuhkan peran serta pihak-pihak.
Dalam mengimplementasikan solusi yang di tawarkan membutuhkan peran
kolaboratif dari berbagai sector diantara nya pemerintah sebagai regulator dan
pembuat kebijakan, akademisi sebagai konseptor berbasis keilmuan dan lahirnya

11

ide ide kreatif, para pensiun selaku penerima dana pensiun, dan lembaga lembaga
pemberi dana pensiun baik DPPK maupun DPLK untuk ikut serta secara aktif
dalam kebijakan kebijakan mengenai aturan dana pensiun yang di keluarkan
pemerintah. Peran kolaboratif ini tentunya tidak terbentuk secara cepat tetapi
memerlukan proses yang konsisten dan sistematis mulai dari sosilisasi, mobilisasi,
persuasi hingga implementasi.
KESIMPULAN
Dana Pensiun merupakan hak jaminan yang layaknya di terima pekerja
setelah habis masa kerjanya atau pada masa pensiun. Meningkatnya penerima
dana pensiun dan pertumbuhan kebutuhan pemberian dana pensiun setiap
tahunnya menimbulkan beberapa masalah yang dapat berdampak pada masalah
kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia kedepannya. Permasalahan yang ada antara
lain ialah belum mencukupinya pemberian dana pensiun saat ini terhadap
kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia, terdapatnya salah satu wacana mengenai
pemberian dana pensiun secara sekaligus atau pesangon tidak efektif dan
banyaknya lembaga dana pensiun yang terdapat di Indonesia
(DPPK dan
DPLK). Solusi yang dirumuskan antara lain ialah pembentukan pola pikir tenaga
kerja Indonesia untuk merubah gaya hidup agar lebih hemat setelah masa pensiun,
pemberian dana pensiun secara periodik dan bersinambungan memperketat syarat
pendirian DPPK dan DPLK, menambah jumlah premi iuran tiap pekerja tentang
dana pensiun, dan meningkatkan Return of Investment pengelolaan dana pensiun
pada lembaga pengolaan dana terkait pensiun. Solusi diatas diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia pada masa pensiunnya.

12

DAFTAR PUSTAKA
Humas UGM.2017.Sistem Pensiun di Indonesia Terburuk di Dunia.[Berita
Publikasi].diakes pada Februari 2017 pada www.ugm.ac.id/berita/2010Maryono.2010. Perkembangan Dan Permasalahan Dana Pensiun Di
Indonesia.[jurnal] Universitas Stikubank. ID:Semarang.
Suprayitno A.2015. Permasalahan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Indonesia.
[jurnal] Program Studi Diploma IV Akuntansi Khusus PKN-STAN
OJK.2015. Statistik Dana Pensiun tahun 2015.[Publikasi] Diakses Februari 2017
pada www.ojk.go.id
OJK.2015. Statistik Lembaga Keuangan tahun 2015.[Publikasi] Diakses Februari
2017 pada www.ojk.go.id
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun

13

LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Dosen Pendamping, Ketua dan Anggota

14

15

16

17

18

Lampiran 2 Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas
Alokasi
Waktu
(Jam/
Minggu)

Nama /
NIM

Program
Studi

Bidang
Ilmu

1.

Arini
Amelia
Andiani /
H24154042

Manajemen

Fakultas
Ekonomi
dan
Manajemen

Koordinasi
Antar Anggota :
 Monitoring
 Administrasi
 Penyusunan
gagasan
 Editor

2.

Nur
Chairun
Nisa /
H24154044

Manajemen

Fakultas
Ekonomi
dan
Manajemen

3.

Laelatul
Mulkia
Farida /
H24154050

Manajemen

Fakultas
Ekonomi
dan
Manajemen

4.

Yunia Eka
Putri /
H24154052

Manajemen

Fakultas
Ekonomi
dan
Manajemen

 Mencari
Literatur
 Penyusunan
gagasan
 Editor
 Mencari
Literatur
 Penyusunan
gagasan
 Desain Poster
 Mencari
Literatur
 Editor
 Penyusunan
gagasan
 Desain Poster

No

Uraian Tugas

19

Lampiran 3 Surat Pernyataan Ketua Penelitian Pelaksanaan