BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 - Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Perpustakaan perguruan tinggi merupakan penyebar informasi di lingkungan universitas yang penggunanya adalah civitas akademika, dosen, dan pegawai dilingkungan perguruan tinggi. Maka untuk itu perpustakaan perguruan tinggi harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi perpustakaan untuk mencapai tri dharma perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan merupakan unit yang menunjang perguruan tinggi yang bersangkutan dalam mencapai tujuannya.

  Perpustakaan perguruan tinggi oleh Rahman : (2008 : 11) menyatakan bahwa :

  “Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan unsure penunjang bagi suatu perguruan tinggi yaitu pendidikan atau teaching, penelitian atau research, dan pengabdian pada masyarakat atau yang dikenal dengan cooperative extention. Kerena perannya, perpustakaan perguruan tinggi sering disebut sebagai jantungnya perguruan tinggi.”

  Pengertian definisi menurut perpustakaan perguruan tinggi, buku pedoman (2004 : 95 & 97) menyatakan bahwa : tentang orientasi perpustakaan dan tutorioal pemanfaatan perpustakaan dijelaskan sebagai berikut :

1. Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademikan.

  2. Tutorial perpustakaan adalah mendidik pengguna agar dapat menggunakan perpustakaan serta sumber-sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi Berdasarkan uraian diatas penulis dapat merumuskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang turut berperan membantu perguruan dalam melaksanakan tri dharmanya, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Sebagai bagian integral dari suatu perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi haruslah mempunyai tujuan perpustakaan perguruan tinggi hendaknya sejalan dengan tujuan lembaga induknya.

  Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (1999 : 4) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah :

  1. Dharma pertama yaitu pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku

  2. Dharma kedua yaitu penelitian, dilakukan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi para peneliti 3. Dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, diselenggarakan melalui kegiataan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat Menurut Rahman (2008:12-13) menyatakan bahwa, sesungguhnya perpustakaan didirikan dengan beberapa tujuan seperti :

1. Untuk tempat penyimpanan 2.

  Untuk penelitian 3. Untuk sumber informasi 4. Untuk pendidikan 5. Untuk pemeliharaan budaya

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung semua fungsi perguruan tinggi sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

2.1.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Setiap Perpustakaan memiliki fungsi tertentu yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Demikian halnya dengan perpustakaan perguruan tinggi juga memiliki fungsi.

  Menurut perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman (2004 : 3-4) yaitu perpustakaan perguruan tinggi mempunyai fungsi sebagai berikut:

  1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para civitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pelajaran setiap program studi, koleksi strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pengajaran.

  2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi

  3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan melakukan penelitian dan pengajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

  4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan 5. Fungsi Publikasi

  Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.

  6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi puusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang hasilkan oleh warga perguruan tingginya.

  7. Fungsi Interprestasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki fungsi edukasi, informasi, riset, publikasi, deposit dan interprestasi. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat informasi bagi sivitas akademika perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung.

2.1.2 Jenis Koleksi Perpustakaan

  Koleksi perpustakaan merupakan aset berharga yang harus tetap dijaga seutuh mungkin. Hal ini penting agar koleksi tersebut dapat dipergunakan secara berkesinambungan antara satu pengguna dengan pengguna lainnya di perpustakaan. Jenis koleksi perpustakaan berbeda-beda antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Namun pada umumnya koleksi dalam bentuk tercetak khususnya buku lebih populer di kalangan pengguna perpustakaan. Oleh sebab itu penjelasan mengenai koleksi perpustakaan juga merupakan aspek yang penting dalam kaitannya terhadap penyelenggaraan pendidikan pemakai agar pengguna mengetahui berbagai koleksi yang tersedia di perpustakaan.

  Menurut Rompas (1985 : 10) menyatakan mengenai koleksi di perpustakaan sebagai berikut :

  “Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya buku saja tetapi meliputi segala macam dan bentuk yaitu tercetak dan terekam. Selanjutnya barang cetakan yang dimaksud terdiri atas buku-buku majalah, surat kabar, lembaran photo, lukisan, pamplet, brosur dan bahan-bahan lepas atau terjilid lainnya. Barang Rekaman yang dimaksud terdiri dari kaset, mikrofilm, slide, piringan hitam, dan lain-lain”

  Sementara itu Yulia, dkk (1993 : 3-4), yang menyatakan kategori koleksi perpustakaan sebagai berikut :

  1. Karya cetak, seperti buku dan terbitan berseri.

  2. Karya noncetak, seperti rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan grafika, dan bahan kartografi.

  3. Bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis, dan micropaque.

  4. Karya dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc.

  Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan memiliki berbagai macam jenis koleksi perpustakaan, baik berbentuk cetak maupun digital dan audio visual. Adapun keberadaan koleksi di perpustakaan pada dasarnya harus dapat memuaskan kebutuhan informasi pengguna. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Gelfand (1971 : 68) yang menyatakan bahwa :

  “Collection should satisfy all curricular needs of both graduate and undergraduate students and enable the faculty to keep abreast of new developments in their fields of interest.”

2.1.3 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

  Ketersediaan koleksi adalah suatu kebutuhan pokok yang ada di perpustakaan perguruan tinggi karena disitulah informasi itu didapatkan. Untuk memberikan pelayanan informasi yang maksimal kepada penggunanya, perpustakaan berusaha untuk menyediakan koleksi sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

  Adapun pengertian ketersediaan koleksi perpustakaan menurut Sutarno (2006 : 85) adalah :

  “Ketersediaan koleksi perpustakaan adalah adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah

koleksinya dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh

pengguna perpustakaan tersebut.”

  Selanjutnya Sutarno (2006 : 104) menyatakan ketersediaan koleksi mencakup :

  1. Ketersediaan koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya selalu terjadi setiap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang di butuhkan para pengguna perpustakaan, dan selalu terjadi setiap saat (explosion of information).

  2. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengoleksi, dan menyajikan koleksi ahan pustaka untuk dilayankan kepada para pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat yang dilayani, hanya akan menimbulkan ketiak efesienan dan pemborosan sumber daya perpustakaan.

  Dengan demikian dapat diketahui bahwa penyediaan koleksi perpustakaan harus memperhatikan kebutuhuan pengguna.

2.2 Pengertian Pelayanan Pemakai

  Salah satu kegiatan utama suatu perpustakaan adalah memberikan pelayanan kepada pemakai. Pelayanan pemakai adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pemakai. Untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

  Bagian inilah yang berhubungan langsung dengan pemakai perpustakaan. Pada umumnya perpustakaan yang baik akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pemakai perpustakaan.

  Dalam buku pedoman umum perpustakaan perguruan tinggi (depdikbud,1994 : 58) disebutkan “bahwa pelayanan perpustakaan adalah

  

perberian informasi kepada pengguna. Pemberian informasi kepada pemakai

perpustakaan sangat dibutuhkan oleh pemakai karena dengan informasi tersebut pemakai perpustakaan dapat memanfaatkan fasilitas yang ada pada perpustakaan tersebut.”

  Pelayanaan pemakai yang lazim peminjaman bahan pustaka. Berdasarkan kepada besar kecilkan sebuah perpustakaan, disamping pelayanan bimbingan pemakai, dan pelayanan audio visual sedangkan dalam usaha melayani pemakai perpustakaan dapat melakukan pelayanan dengan system terbuka (open acces) dan sistem layanan tertutup (close acces).

  Jadi pelayanan pemakai adalah kegiatan pemberian pelayanan, bimbingan informasi agar pemakai perpustakaan dapat menggunakan bahan pustaka dengan mudah cepat dan tepat serta jelas dimengerti oleh pemakai perpustakaan.

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Pelayanan Pemakai

  2.2.1.1 Tujuan Pelayanan Pemakai

  Tujuan pelayanan adalah memberikan pelayanan kepada pemakai perpustakaan untuk mendayagunakan bahan pustaka umum maupun koleksi rujukan sesuai dengan jenis pelayanan yang ada di perpustakaan, seperti pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi dan sebagainya. Dengan demikian semua koleksi dapat dimanfaatkan oleh pemakai perpustakaan semaksimal mungkin sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan.

  2.1.1.2 Fungsi Pelayanan Pemakai

  Adapun yang menjadi fungsi pelayanan pemakai seperti yang dikemukakan oleh trimo (1986 : 57) adalah sebagai berikut : a.

  Memberikan stimulasi dan guidance untuk memenuhi minat dan kebutuhan anak didik dan untuk memperluas wawasan membaca mereka b.

  Membantu para mahasiswa /mahasiswi yang sedang mengerjakan laporan dan proyek lainnya serta kegiatan kerja mereka c.

  Mengajar para mahasiswa/makasiswi bagaimana menggunakan buku dan fasilitas perpustakaan lainnya, dan membantu mengembangkan kecakapan mereka tentang perpustakaan d. Memberikan bantuan kepada para pengajar dalam perencanaan kurikulum dan ikut menyelesaikan problem khusus dalam bidang kurikulum dan pengajaran.

  e.

  Membantu program-program inservice training dan perkembangan profesi para dosen/guru, memberikan stimulasi para dosen/guru dan para mahasiswa/mahasiswi dalam menggunakan perpustakaan f. Memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk keperluan pengaruh perpustakaan dan memajukan suatu atmosfer membaca yang baik didalam masyarakat Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi pelayanan pemakai dapat membatu para pemakai untuk memenuhi kebutuhan informasi sesuai dengan minat para pemakai jasa perpustakaan. Dengan adanya pelayanan pemakai perpustakaan tersebut diharapkan para pemakai jasa perpustakaan dapat mengguanakan fasilitas perpustakaan secara efektif dan efisien sehingga fungsi perpustakaan benar-benar dapat terlaksana.

2.2.2 Sistem Pelayanan Pemakai

  Pelayanan pemakai merupakan pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan sehubungan dengan pemfaatan koleksi. Pada dasarnya perpustakaan memiliki layanan agar pemakai perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi dengan baik dan pemakai dapat mengetahui peraturan dan tata tertib perpustakaan. Dalam melakukan pekerjaan pelayanan pemakai, perlu diusahakan hubungan baik antara pustakawan dengan pemakai perpustakaan

2.2.2.1 Sistem Pelayanan Terbuka

  Pelayanan pemakai dengan system terbuka adalah suatu cara pinjam yang memungkinkan pemakai perpustakaan untuk memilih langsung bahan pustaka yang dibutuhkan dari rak untuk dibaca maupun untuk dipinjam. Dalam hal ini pemakai dituntut mengetahui cara pengelompokkan bahan pustaka yang dipakai oleh suatu perpustakaan guna mempermudah temu balik atau penelusuran bahan pustaka yang diperlukan.

  Soeatminah (1992 : 130) menyatakan bahwa sustem layanan terbuka adalah Suatu system layanan yang memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruangan koleksi untuk melihat-lihat, membuka-buka bahan pustaka, dan mengambilnya dari tempat penyimpanan untuk dibaca ditempat atau dipinjam untuk dibawa pulang.

  Sistem pelayanan terbuka pada suatu perpustakaan sangat menguntungkan bagi para pemakai jasa perpustakaan karena para pengunjung dapat langsung memilih, melihat-lihat bahan pustaka yang ada perpustakaan. Dengan adanya sistem pelayanan terbuka ini para pemakai dapat merasa puas dalam memilih bahan pustaka yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.

  Dalam buku jenis-jenis pelayanan informasi perpustakaan (Lasa HS 1994 : 4) bahwa keuntungan dan kelemahan sistem layanan terbuka adalah :

  Keuntungan : a.

  Kartu–kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit yang menggunakannya b.

  Menghemat tenaga c. Judul – judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak d. Akan segera diketahui judul buku yang sedang dipinjam, dan alamat peminjam

  Kelemahan a.

  Frekuensi kerusakan lebih besar b. Memerlukan ruangan yang lebih besar c. Susunan buku menjadi tidak teratur d. Pemula yang datang ke perpustakaan itu sering bingung untuk mencari buku sering bingung

  Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan terbuka memiliki keuntungan dan kelemahan. Sehingga dengan adanya keuntungan dan kelemahan tersebut maka para pemakai dapat mengetahui pemanfaatan sarana secara terbuka yang tersedia diperpustakaan. Penggunaan sistem pelayanan terbuka sangat baik bagi pemakai perpustakaan karena pemakai bias langsung memilih dan membuka-buka dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan

2.2.2.2 Sistem Pelayanan Tertutup

  Sistem pelayanan tertutup adalah suatu cara peminjaman yang tidak memungkinkan pemakai untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftar/katalog yang tersedia. Koleksinya akan diambil oleh petugas. Untuk memudahkan pelayanan petugas perpustakaan menyediakan katalog perpustakaan agar pemakai mengetahui bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut.

  Sistem layanan ini tidak memperbolehkan para pengunjung untuk memilih dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan melainkan harus melalui para petugas perpustakaan. Sistem ini kadang kurang disukai para pemakai jasa perpustakaan karena para pemakai tidak bias langsung memilih dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan

  Menurut Lasa (1994 : 4) sistem pelayanan tertutup mempunyai keuntungan dan kelemahan antara lain:

  Keuntungan : a.

  Daya tamping menjadi lebih banyak b. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak c. Kerusakan dan kehilangan lebih sedikit.

  d.

  Tidak memerlukan meja baca di ruang koleksi.

  Kerugian : a.

  Banyak energy yang terisap dibagian sirkulasi.

  b.

  Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/dipinjam.

  c.

  Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara pemakai dengan pustakawan.

  d.

  Antarian peminjam maupun mengembalikan buku dibagian sirkulasi sering berjubel. Keadaan ini diberarti membuang waktu.

  Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan tertutup mempunyai keuntungan dan kelemahan. Para pemakai tidak dapat langsung memperoleh bahan pustaka yang diinginkan melainkan harus melalui para petugas maupun pustakawan. Untuk memudahkan pelayanan bahan pustakawan menyediakan katalog agar pengguna dapat mengetahui bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan

2.2.3 Jenis Pelayanan Pemakai

  Layanan pemakai yang lazim diberikan kepada pemakai perpustakaan adalah penggunaan bahan pustaka. Selain itu perpustakaan melayani permintaan fotokopi artikel, memberikan bimbingan kepada pemakai mengenai manfaat berbagai fasilitas perpustakaan, membantu peneliti menelusuri informasi dan lain- lain. Layanan perpustakaan perguruan tinggi dapat dibedakan menjadi tujuh jenis layanan sebagaimana dinyatakan dalam buku pedoman perguruan tinggi (1994 : 53) yaitu : a.

  Pelayanan Peminjaman Mengatur penerimaan anggota perpustakaan, peminjaman dan pengembalian perpustakaan.

  b.

  Layanan Rujukan Melayani pemakai yang memerlukan informasi yang lebih menjenis, perpustakaan memberikan pelayanan yang disebut perujukan.

  c.

  Pelayanan Pandang Dengar (Audio Visual) Pemakai untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya didalam perpustakaan, misalnya slide d.

  Pelayanan Jasa Kesiagaan Informasi Memungkinkan pemakai mengetahui pustaka baru dalam bidang yang diminatinya.

  e.

  Pelayanan Pendidikan Pemakai Merupakan kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pemakai dan calon pemakai agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien.

  f.

  Pelayanan Silang Layan Merupakan kerjasama antara sejumlah perpustakaan dalam bentuk saling memanfaatkan sumber daya dan pelayanan informasi semua perpustakaan yang terlibat g. Pelayanan Dengan Komputer Dengan memanfaatkan computer sebagai sarana perpustakaan.

  Melalui jenis pelayanan tersebut diatas, maka pemakai jasa perpustakaan akan memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dan memperoleh manfaat dari berbagai sarana pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada para pemakai perpustakaan.

2.3 Pengguna Perpustakaan

  Menurut Christianzen dalam Sulistyo-Basuki (1991 : 7) bahwa “Istilah

  

pengguna perpustakaan mengacu pada seseorang yang menggunakan koleksi

perpustakaan ini dapat digolongkan menjadi klien dan non klien”.

  Sementara itu Lupiyoadi (2001 : 135) menyatakan bahwa

  

“pelanggan/pengguna adalah seorang yang secara kontinu dan berulang kali

datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya mendapatkan suatu pelayanan jasa”.

  Selanjutnya Basuki (2004 : 399-400) juga menyatakan pemakai informasi ilmiah menjadi tiga kelompok, yaitu :

  1. Ilmuwan (peneliti), yang bergerak dalam penelitian dasar dan eksperimental dalam ilmu-ilmu dasar.

  2. Insinyur (engineers, rekayasawan, spesialis praktis), bergerak dalam bidang disain eksperimental, proyeksi dan aktivitas operasional dalam berbagai bidang teknologi dan industri.

  3. Manajer dalam ruang lingkup sains, teknologi dan ekonomi nasional.

  Dengan demikian, berdasarkan penjelasan definisi di atas dapat dirumuskan bahwa pengguna perpustakaan adalah seseorang yang datang ke perpustakaan karena membutuhkan informasi dengan cara menggunakan jasa perpustakaan. Adanya pengguna perpustakaan datang ke perpustakaan karena didorong oleh kebutuhan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan ataupun memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

2.4 Pendidikan Pemakai

  Semakin berkembangnya metode pendidikan di perguruan tinggi, kebutuhan akan perpustakaan semakin dirasakan. Tetapi dengan semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan, jumlah dan macam koleksi juga semakin bertambah, sehingga pemakai perpustakaan terutama mahasiswa, makin binggung dalam usahanya menemukan informasi. Dengan demikian mereka tidak dapat memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin.

  Namun di lain pihak, keberadaan suatu perpustakaan sebagai pusat pendidikan dan bahkan tempat pendidikan seumur hidup (Lifelong Learning) sudah terpatri di hati pengguna. Davies (1973 : 39) menyatakan “learning how to

  

use library is a basic component of ... (any) instructional programs ”. Jadi dengan

  demikian dapat dikatakan bahwa belajar bagaimana memanfaatkan perpustakaan menjadi hal yang sangat mendasar dalam kaitannya terhadap kebutuhan informasi.”

  Definisi pendidikan pemakai menurut Soedibyo (1987 : 121) adalah sebagai berikut : “Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang

  

pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan

secara efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu

ataupun secara kelompok.”

  Pada dasarnya materi yang diterapkan dalam pendidikan pemakai pada perpustakaan relatif sama antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Secara umum Darmono (2001 : 23) menyebutkan beberapa materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan antara lain adalah :

1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan 2.

  Peraturan perpustakaan 3. Alat penelusuran informasi 4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan 5. Pengenalan terhadap penempatan koleksi 6. Pengenalan terhadap ruang baca.

  Melalui beberapa materi pendidikan pemakai di atas maka dapat diketahui bahwa penyelenggaraan pendidikan pemakai pada perpustakaan, harus mampu menginformasikan aspek-aspek penting yang berkaitan dan dimiliki oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan, dengan harapan melalui pendidikan pemakai maka pengguna perpustakaan tidak akan merasa asing dan lebih cepat beradaptasi terhadap tatanan sistem opersional perpustakaan.

2.4.1 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Pemakai

2.4.1.1 Tujuan Pendidikan Pemakai Pendidikan pemakai memiliki tujuan yang ditetapkan secara objektif.

  Dalam hal ini, perpustakaan harus dapat mengidentifikasi berbagai sasaran yang ingin dicapai didasarkan atas prioritas pada porsinya masing-masing. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan pemakai pada perpustakaan harus diiringi dengan berbagai target yang ingin dicapai.

  Secara umum tujuan pendidikan pemakai tercantum dalam perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman (2004 : 95) sebagai berikut :

  1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.

  2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.

  3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan.

  4. Mempromosikan layanan perpustakaan.

  5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.

  Sementara itu Darmono (2001 : 32) menjelaskan “Bahwa pemanfaatan

  

perpustakaan berkenaan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan

perpustakaan. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu

bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis

perpustakaan”.

  Menurut Basuki (2004 : 392) menyatakan bahwa tujuan pendidikan pemakai adalah sebagai berikut :

  “Mengembangkan keterampilan pemakai yang diperlukannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan keterampilan tersebut untuk mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh

  sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan dan menerapkan informasi.”

  Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya pendidikan pemakai pada perpustakaan terutama untuk meningkatkan minat dan keterampilan pengguna sehingga dengan demikian pengguna perpustakaan akan menyadari arti penting memanfaatkan perpustakaan dengan lebih secara lebih maksimal, yang artinya pengguna diharapkan memiliki sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap serta mampu menilai secara objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih selektif menerapkan jenis informasi ke dalam kehidupannya.

2.4.1.2 Fungsi Pendidikan Pemakai

  Tidak dapat disangkal lagi bahwa pendidikan merupakan proses yang paling efektif untuk mentransformasikan informasi dari satu individu kepada individu lainnya. Wikipedia (2007 : 1) menjelaskan makna pendidikan sebagai berikut :

  “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan”

  Pada pendapat tersebut dapat dilihat bahwa yang paling penting dalam proses pendidikan adalah pemberian pengetahuan mengenai teknik dan metode kepada individu lain yang belum mengetahuinya. Dengan demikian dalam konteks perpustakaan, pengetahuan yang perlu diberikan adalah mengenai tata cara penggunaan dan pemanfaatan perpustakaan dengan segala fasilitas yang dimilikinya.

  Dalam hal ini pengguna perpustakaan dapat menyadari fungsi pendidikan yang diperolehnya tersebut. Sedangkan menurut Sutarno (2006 : 95-96) menjelaskan bahwa fungsi dilakukannya bimbingan pemakai bagi perpustakaan maupun pengguna perpustakaan yaitu agar :

  1. Pemakai perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan sistem yang diberlakukan di perpustakaan tersebut.

  2. Pemakai perpustakaan dapat menggunakan sarana temu informasi yang tersedia seperti kode/nomor klasifikasi, kartu katalog dan penunjuk yang lain.

  3. Pemakai perpustakaan dapat dengan cepat dan tepat menemukan apa yang diperlukan, tanpa banyak membuang waktu, tidak menemui kesulitan atau hambatan.

  4. Perpustakaan dapat memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh pengunjung dan anggota perpustakaan.

  5. Perpustakaan dapat mengembangkan citra perpustakaan sebagai bagian dari lembaga pendidikan.

  Jadi, dengan demikian pendidikan memiliki fungsi yang tak kalah pentingnya dengan fungsi perpustakaan itu sendiri. Hal ini berarti pendidikan pemakai memiliki peran yang besar dalam mendukung perpustakaan yang ingin dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya secara lebih fungsional.

2.4.2 Manfaat Pendidikan Pemakai

  Pendidikan pemakai yang diberikan oleh perpustakaan pasti memiliki manfaat bagi pengguna perpustakaan. Ada beberapa manfaat pendidikan pemakai yang mendukung tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan pemakai. Menurut Ratnaningsih (1994 : 2) pemberian pendidikan pemakai sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu :

  1. Dari segi pengguna, dengan diperolehnya bekal tehnik dan strategi pemanfaatan perpustakaan maka menambah rasa percaya diri dalam penemuan koleksi/informasi yang dibutuhkan, serta mampu memilih informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat.

2. Bagi perpustakaan, kegiatan pendidikan pemakai dapat meningkatkan citra perpustakaan dan pustakawannya.

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat pendidikan pemakai adalah untuk memudahkan pengguna dalam mencari dan menelusur informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.

2.4.3 Metode Pendidikan Pemakai

  Program pendidikan pemakai yang diterapkan perpustakan pada dasarnya memiliki berbagai metode. Metode adalah “Suatu cara atau jalan untuk

  

memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah” (Subagyo, 1997 : 50).

  Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis.

  Fjallbrant (1978 : 33) menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media pengajaran untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain: 1.

  Motivation Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.

  2. Activity Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu rangkaian pekerjaan.

  3. Understanding Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

  4. Feedback Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.

  Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran dalam pendidikan pemakai selayaknya memperhatikan berbagai aspek dan dampak, baik terhadap penggunanya maupun perpustakaannya.

  Metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai,untuk keperluan penelitian kali ini peneliti membatasi hanya pada topik orientasi perpustakaan. Teknik-teknik tersebut antara lain: ceramah atau kuliah umum di kelas, wisata perpustakaan, penggunaan audio visual, permainan dan tugas mandiri, penggunaan buku pedoman atau pamflet.

  1. Ceramah atau kuliah umum di kelas Penejelasan mengenai pengenalan dan pelayanan perpustakaan dapat diberikan di kelas dengan cara memberikan ceramah atau kuliah secara umum atau melalui demonstrasi. Idealnya jumlah peserta perkelas kurang lebih antara 15-30 orang. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam metode ini para peserta diberikan beberapa tugas terstruktur dan latihan yang memungkinkan mereka mampu menggunakan perpustakaan secara mandiri. Pelaksanaan metode ini selayaknya dapat dilakukan dengan metode wisata perpustakaan, agar peserta lebih memahami dan akrab dengan dunia perpustakaan yang sebenarnya.

  2. Wisata Perpustakaan Beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan, antara lain : a.

  Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan.

  b.

  Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap kebingungan yang dialami pemakai.

  c.

  Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang didiskusikan, misal: penggunaan katalog d.

  Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada.

  e.

  Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit.

  f.

  Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti wisata perpustakaan tersebut.

  3. Penggunaan Audio Visual Teknik ini biasanya dilakukan untuk wisata mandiri perindividual (perorangan), di antaranya adalah penggunaan kaset, televisi, slide, dll.

  Pemakai perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset. Orientasi perpustakaan dapat juga dilakukan melalui penggunaan televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai berbagai hal, seperti: fasillitas perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan fungsinya masing-masing.Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara.

  4. Permainan dan Tugas Mandiri Metode ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam mengajarkan bagaimana cara menemukan informasi yang dibutuhkan.

  Biasanya lebih sesuai diterapkan untuk pemakai perpustakaan usia anak sekolah dasar dan menengah. Permainan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan anak sehingga mereka lebih dapat menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya metode ini dilakukan di tingkat lebih tinggi untuk menghilangkan kejenuhan yang mungkin ada ketika proses pembelajaran dengan metode lain berlangsung.

  5. Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet, dan biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata perpustakaan.

  Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna perpustakaan itu sendiri.

2.4.4 Waktu dan Lokasi Program Pendidikan Pemakai

2.4.4.1 Waktu Program Pendidikan Pemakai

  Program pendidikan pemakai yang diadakan oleh perpustakaan juga perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk pelaksanaanya. Hal ini dirasa penting karena pengguna perpustakaan (anggota perpustakaan) juga memiliki ketersediaan waktu yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, pelaksanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dapat dilaksanakan dengan waktu yang tidak terlalu lama namun sarat dengan informasi penting mengenai pemanfaatan perpustakaan. Menurut Darmono (2001 : 168-169) menyatakan bahwa :

  “Bimbingan perpustakaan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau

petugas perpustakaan. Waktu yang diberikan sangat bervariasi, tergantung dari

jenis perpustakaannya. Untuk perpustakaan besar dengan koleksi dan jenis

layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama bila

dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil.”

  Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan pemakai pada perpustakaan sangat tergantung dari besarnya gedung dan banyaknya jenis layanan yang diberikan. Oleh sebab itu, untuk perpustakaan perguruan tinggi sebaiknya waktu untuk program pendidikan pemakai lebih baik diadakan pada saat setelah penerimaan mahasiswa baru.

2.4.4.2 Lokasi Program Pendidikan Pemakai

  Lokasi untuk pelaksanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dipilih yang baik dan strategis. Hal ini dilakukan demi kenyamanan anggota dan pengguna perpustakaan. Namun pada umumnya lokasi pelaksanaan program pendidikan pemakai berada pada salah satu ruang perpustakaan yang telah dipilih pihak perpustakaan. Oleh sebab itu hal ini sangat berkaitan erat dengan lokasi perpustakaan.

  Menurut Basuki (1993 : 307) yang menyatakan bahwa “perpustakaan

  

universitas hendakya terletak di tengah-tengah universitas sehingga terjangkau

oleh semua pihak.”

  Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa inti dari lokasi perpustakaan, dimana juga biasanya dipakai untuk pelaksanaan program pendidikan pemakai, harus mempertimbangkan jarak bagi semua pihak, yaitu anggota perpustakaan. Oleh sebab itu jika lokasi perpustakaan sudah memenuhi kriteria tersebut maka pendidikan pemakai juga akan berjalan lancar.

2.4.5 Pemanfaatan Perpustakaan oleh Pemakai

  Keberhasilan suatu perpustakaan dinilai dari banyaknya pemakai maupun pengunjung yang memanfaatkan jasa perpustakaan. Hal ini terkadang menimbulkan pertanyaan mengapa masih ada perpustakaan yang memiliki jumlah kunjungan yang minim atau bahkan tidak pernah termanfaatkan oleh pengguna sama sekali.

  Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai Pustaka (2001 : 711) dijelaskan bahwa “pemanfaatan terambil dari kata dasar

  manfaat yang artinya guna, faedah”. Selanjutnya penambahan imbuhan pe-an

pada kata tersebut memiliki arti proses, cara, perbuatan manfaat. Dengan

demikian pemanfaatan dapat diartikan sebagai suatu cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau obyek.”

  Apabila pemanfaatan perpustakaan belum digunakan secara optimal, maka perlu diadakan pembinaan terhadap pemakai perpustakaan. Menurut Sutarno (2003 : 102), pembinaan masyarakat pemakai perpustakaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan, yaitu menuntun, mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara menggunakan kartu katalog, menelusur sumber informasi dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain.

  2. Memberikan pendidikan pemakai, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan mengenai seluk-beluk perpustakaan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat di dalam perpustakaan. Semua itu dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa mengalami banyak kesulitan.

  3. Melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi perpustakaan Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum pendidikan pemakai memiliki pengaruh yang signifikan kepada pengguna untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang tersedia, karena melalui pendidikan pemakailah pengguna mengetahui berbagai aktifitas, pelayanan serta manfaat yang akan diperoleh kelak apabila memanfaatkan perpustakaan dengan tepat. Dengan demikian dapat dilihat bahwa adanya hubungan yang jelas antara penerapan pendidikan pemakai dengan tingkat pemanfaatan fasilitas dan pelayanan perpustakaan oleh pemakai.

2.4.6 Peran Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai

  Dalam kamus besar indonesia kontemporer (Salim, 2002 : 1132) disebutkan bahwa “istilah peran memiliki arti bagian dari tugas utama yang

  harus dilakukan”.

  Definisi pustakawan menurut Harahap (1998 : 1) adalah : “Seseorang

  

yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan

kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu

pengetahuan, dokumentasi dan informasi dan informasi yang dimilikinya melalui

pendidikan.”

  Berdasarkan pendapat di atas dapat di ambil kesimpulannya bahwa pengertian peran pustakawan adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada penguna perpustakaan. Dimana salah satu tugasnya adalah memberikan pendidikan, bimbingan, dan bekerjasama kepada pengguna dalam memilih sumber yang diperlukan serta cara mencari dan memanfaatkan informasi tersebut.

  Menurut Lancaster dalam Pakdesofa (2008 : 1) pustakawan harus mampu memberikan hal-hal sebagai berikut :

  “Pustakawan harus mengajari ilmuwan bagaimana mencari informasi dari sebuah pangkalan data. Ilmuwan bisa memilih informasi yang diperlukan sesuai minatnya. Pustakawan juga harus bisa memberi informasi yang berasal dari siaran. radio, televisi, faksimili, dan dari berbagai sumber informasi lainnya. Pustakawan harus berprestasi yang pasti agar memperoleh pengakuan dari masyarakat dan menjadi lahan yang basah.”

  Pustakawan memiliki peran yang paling besar dalam proses penerapan pendidikan pemakai pada perpustakaan. Hal ini disebabkan karena pustakawanlah yang memang seharusnya benar-benar mengetahui segala seluk beluk fasilitas dan aktivitas jasa yang ada di perpustakaan. Oleh sebab itu, para pustakawan diharapkan harus benar-benar profesional dalam mengajarkan materi ketika pendidikan pemakai dijalankan.

  Dalam rangka menyelenggarakan pendidikan pemakai pada perpustakaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pustakawan dan staf perpustakaan, yaitu sebagai berikut :

  1) Petugas perpustakaan harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal.

  2) Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

  3) Petugas perlu melibatkan dosen, jurusan dan fakultas. 4) Pendidikan dilakukan baik secara terprogram maupun sewaktu-waktu.

  (perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman, 2004 : 95).

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

2 39 50

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kualitas Pelayanan - Analisis Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Metode LibQual+TM di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu Sumatera Barat

0 0 18

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum - Evaluasi Penggunaan Koleksi Literatur Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

6 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

0 0 14

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Analisis Kinerja Pustakawan Layanan Sirkulasi Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Ditinjau Dari Persepsi Pengguna)

0 0 22

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Sistem Pengandaan bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Kampus II

0 0 23

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pendidikan Pemakai - Pengaruh Pendidikan Pemakai Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan di Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang (IAIN IB Padang)

0 0 26

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi - Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pelayanan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

0 0 23

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi - Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Mahasiswa Memilih Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi - Strategi Pengembangan Pelayanan Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan

0 0 22