Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

(1)

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDIDIKAN PEMAKAI

DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kertas Karya

Dikerjakan Oleh :

NANDA FITRIA DEWI 102201024

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI D3 ILMU PERPUSTAKAAN MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan Pemakai Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Oleh : Nanda Fitria Dewi NIM : 102201024

PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN Ketua Jurusan : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd NIP : 19570407 198603 2 001

Tanda Tangan :

____________________

Tanggal :


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya : Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan Pemakai Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Oleh : Nanda Fitria Dewi

NIM : 102201024

Dosen Pembimbing : Dra. Eva Rabita, M. Hum NIP : 19560331 198603 2 001

Tanda Tangan : _________________

Tanggal : __________________

Dosen Pembimbing : Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si NIP : 19560716197903 2 002

Tanda Tangan : _________________


(4)

Puisi Buat Alm Papa ku H.Emil Akhyar S.E

Masih segar goresan luka kepergianmu

Masih membayang kenangan indah masa lalumu Kini semua benar-benar telah berlalu

Sedih ini bercampur pilu Tangis ini bercampur rindu Sesungguhnya aku…?

Masih butuh kasih sayang mu Masih ingin di manja

Namun, apalah dayaku

Kiniku hanya bisa memandang nisanmu Mengenang jasa dan kebaikanmu

Menuruti semua nasihatmu Papa…

Do’a ku ini mengiringi perjalananmu Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu Semoga Allah menerima amal ibadahmu

Dan semoga tempat yang layak ditujukan untukmu Aku… sebagai anak mu selalu menyayangimu … Papa…..

Medan, 30 Juni 2013


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat meyelesaikan studi di Jurusan D3 Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Kertas karya ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi D3 Perpustakaan. Kertas karya ini diberi judul “Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kertas karya ini, demikian penulis mengharapkan kertas karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pelayanan yang ada di perpustakaan.

Oleh karena itu kemampuan serta pengalaman yang dimiliki oleh penulis sangatlah terbatas, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun

Dalam penyusunan kertas karya ini penulis telah mendapatkan bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si. selaku penanggung jawab perpustakaan Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan data bagi penulis selama mengadakan observasi.

Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd selaku Ketua Program Studi D3 Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Hj. Eva Rabita, M. Hum, Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyusun kertas karya ini.


(6)

5. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si, Selaku Dosen Pembaca yang telah membaca dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyusun kertas karya.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi D3 Perpustakaan yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.

7. Ter-istimewa kepada Papaku H. Emil Akhyar S.E, (Alm. Tgl. 30 Juni 2013) dan Mamaku Nurhayati Wardhany Siregar SM.Ak yang telah memotivasi penulis menyelesaikan kertas karya ini (walau setiap hari di omelin) Terima kasih Papaku Terima kasih Mamaku 

8. Kepada Teman dekatku Muhammad Abral dan Bayu Trianto yang telah menemani penulis selama penulisan kertas karya ini.

9. Kepada kanda Endang Ruminola br Tarigan yang telah membantu penulis, menjadi sahabat penulis, (walaupun penulis rada jahil atau nyebelin ) dan menemani penulis saat observasi di perpustakaan. Terima kasih. 

10. Kepada teman-teman Stambuk 2010, kepada kakak Stambuk 2009 dan Stambuk 2008 yang sudah memberikan informasi tentang perkuliahan.


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… ...

DAFTAR ISI ……… .. ii

i 1.1 Latar Belakang Masalah………... ... 1

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Tujuan Penulisan ………...……… . 2

1.3 Ruang Lingkup ………... ... 3

1.4 Metode Pengumpulan Data……….. .... 3

2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi…………..………….… .. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi…….…… 5

2.1.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ……….. 5

2.1.1.2.Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi………. 5

2.1.2 Jenis Koleksi Perpustakaan………..……… 7

2.1.3 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan……….. 8

2.2 Pengertian Pelayanan Pemakai.………..……… . 8

2.2.1 Tujuan dan FungsiPelayanan Pemakai ……….. ... 9

2.2.1.1 Tujuan Pelayanan Pemakai ……… 9

2.2.1.2 FungsiPelayanan Pemakai ………..… . 9

2.2.2 Sistem Pelayanan Pemakai ……… . 10

2.2.2.1 Sistem Pelayanan Terbuka ……… 10

2.2.2.2 Sistem Pelayanan Tertutup ……… .. 12

2.2.3 Jenis Pelayanan Pemakai ……… 13

2.3 Pengguna Perpustakaan ……… .. 14

2.4 Pendidikan Pemakai ……… 14

2.4.1 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Pemakai ……… . 16

2.4.1.1 Tujuan Pendidikan Pemakai ……… . 16

2.4.1.2 Fungsi Pendidikan Pemakai ……… .. 17


(8)

2.4.3 Metode Pendidikan Pemakai ……… .. 19

2.4.4 Waktu dan Lokasi Program Pendidikan Pemakai ……… 21

2.4.4.1 Waktu Program Pendidikan Pemakai ……… ... 21

2.4.4.2 Lokasi Program Pendidikan Pemakai ……… ... 22

2.4.5 Pemanfaatan Perpustakaan oleh Pemakai ……… ... 23

2.4.6 Peran Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai ……… ... 24

BAB III 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas Sumatera Utara . PEMBAHASAN 3.1.1 Struktur Organisasi Perpustakaan USU………. .. 26

……... 26

3.2 Pelaksanaan Pendidikan Pemakai Perpustakaan USU ……… 28

3.3 Metode Yang Digunakan Pendidikan Pemakai USU ... 34

3.4 Waktu Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan USU ... 35

3.5 Lokasi Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan USU ... 35

3.6 Pemanfaatan Perpustakaan Oleh Pemakai Perpustakaan USU ... 35

3.7 Peran Pustakawan Pendidikan Pemakai Perpustakaan USU ... 35

3.8 Kendala Yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan pemakai ... 35

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 36

4.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan intansi pada sebuah perguruan tinggi yang bersifat akademis dalam menunjang pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Sejalan dengan era informasi global maka perguruan tinggi sebagai lembaga yang bersifat ilmiah memiliki peranan dalam memberikan informasi dengan keberadaan perpustakaan perguruan tinggi yang dituntut untuk memfungsikan dirinya sebagai pusat pelestarian ilmu pengetahuan, pusat belajar, pusat penelitian, dan sebagai pusat penyebaran informasi.

Usaha untuk perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan telah berkembang dan banyak mengalami kemajuan. Untuk tercapainya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan, pemerintah berusaha melengkapi sarana yang dibutuhkan, diantaranya adalah sarana penunjang seperti perpustakaan.

Dengan demikian, perpustakaan perguruan tinggi sebagai sarana dalam memberikan layanan kepada pengguna baik mahasiswa maupun dosen.

Menurut Pakdesofa (2008:1) menyatakaan bahwa :

“perpustakaan merupakan pusat terkumpulnya berbagai informasi dan ilmu pengetahuan baik yang berupa buku maupun bahan rekaman lainnya yang diorganisasikan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pemakai perpustakaan. Pentingnya perpustakaan diorganisasikan dengan baik agar memudahkan pemakai dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya, karena bahan-bahan yang ada di perpustakaan itu sebenarnya adalah himpunan ilmu pengetahuan yang diperoleh umat manusia dari masa ke masa.”

Perpustakaan universitas sumatera utara (USU) adalah perpustakaan perguruan tinggi yang menyediakan bahan perpustakaan bagi pemakainya, yaitu sivitas akademika, baik untuk mendukung program perkuliahan maupun penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, dan lain lain. Perpustakaan USU sendiri telah melakukan orientasi pengenalan sistem perpustakaan. Materi yang diberikan meliputi : pengenalan akan sejarah perpustakaan, visi & misi


(10)

perpustakaan, jenis pelayanan pengguna teknik informasi, serta koleksi yang digunakan dalam Perpustakaan USU.

Salah satu pelaksana kegiatan/ tugas pustakawan di perpustakaan adalah pelayanan pendidikan pemakai yang merupakan kegiatan inti yang dilakukan oleh pustakawan. Dalam hal ini perpustakaan memberikan pelayanan pendidikan pemakai kepada pengguna dengan tujuan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat.

Pendidikan Pemakai merupakan usaha untuk memberikan petunjuk dalam menggunakan atau mencari informasi yang dibutuhkan pemakai. Pendidikan pemakai di perpustakaan universitas sumatera utara melibatkan pustakawan profesional perpustakaan yang dapat memberikan pendidikan pemakai kepada pengguna, yaitu dengan pemberian cara tentang teknik – teknik yang paling efesien dan efektif untuk menggunakan perpustakaan. Tujuan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memberikan program pendidikan pemakai adalah untuk membantu pengguna perpustakaan agar dapat memanfaatkan semua sarana layanan perpustakaan dengan tepat guna.

Pendidikan Pemakai diberikan pada masa orientasi mahasiswa baru dengan cara memperkenalkan secara umum tentang keadaan perpustakaan universitas sumatera utara kepada pengguna perpustakaan. Materi pendidikan pemakai yang diberikan oleh perpustakaan universitas sumatera utara kepada pengguna adalah tentang cara penggunaan perpustakaan secara baik dan benar.

Dari pengamatan penulis bahwa pendidikan pemakai yang ada di perpustakaan sudah diberikan kepada mahasiswa, peneliti, dan dosen, namun pendidikan pemakai dilakukan belum maksimal dilakukan alih pustakawan.

Berdasarkan Latar Belakang dan Permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis berminat menulis kertas karya ini dengan judul “Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan pendidikan pemakai di perpustakaan universitas sumatera utara medan


(11)

1.3 Ruang Lingkup

Sesuai dengan ruang lingkup penulisan kertas karya ini, maka penulis mengadakan observasi pada perpustakaan universitas sumatera utara medan bagian pelaksanaan pelayanan pendidikan pemakai. Penulis hanya membatasi ruang lingkup observasi yakni yang dilakukan pada perpustakaan USU tentang pelayanan pendidikan pemakai.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah : 1. Studi Kepustakaan

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca literature yang ada kaitannya dengan materi yang dibahas dalam kertas karya.

2. Studi Lapangan

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung ke perpustakaan universitas sumatera utara.

3. Wawancara

Dilakukan terhadap pemakai pustakawan yang mengelola pelayanan pendidikan di perpustakaan universitas sumatera utara.


(12)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan penyebar informasi di lingkungan universitas yang penggunanya adalah civitas akademika, dosen, dan pegawai dilingkungan perguruan tinggi. Maka untuk itu perpustakaan perguruan tinggi harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi perpustakaan untuk mencapai tri dharma perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan merupakan unit yang menunjang perguruan tinggi yang bersangkutan dalam mencapai tujuannya.

Perpustakaan perguruan tinggi oleh Rahman : (2008 : 11) menyatakan bahwa :

“Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan unsure penunjang bagi suatu perguruan tinggi yaitu pendidikan atau teaching, penelitian atau research, dan pengabdian pada masyarakat atau yang dikenal dengan cooperative extention. Kerena perannya, perpustakaan perguruan tinggi sering disebut sebagai jantungnya perguruan tinggi.”

Pengertian definisi menurut perpustakaan perguruan tinggi, buku pedoman (2004 : 95 & 97) menyatakan bahwa : tentang orientasi perpustakaan dan tutorioal pemanfaatan perpustakaan dijelaskan sebagai berikut :

1. Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademikan.

2. Tutorial perpustakaan adalah mendidik pengguna agar dapat menggunakan perpustakaan serta sumber-sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat merumuskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang turut berperan membantu perguruan dalam melaksanakan tri dharmanya, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.


(13)

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1.1Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebagai bagian integral dari suatu perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi haruslah mempunyai tujuan perpustakaan perguruan tinggi hendaknya sejalan dengan tujuan lembaga induknya.

Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (1999 : 4) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah :

1. Dharma pertama yaitu pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku

2. Dharma kedua yaitu penelitian, dilakukan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi para peneliti

3. Dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, diselenggarakan melalui kegiataan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat

Menurut Rahman (2008:12-13) menyatakan bahwa, sesungguhnya perpustakaan didirikan dengan beberapa tujuan seperti :

1. Untuk tempat penyimpanan 2. Untuk penelitian

3. Untuk sumber informasi 4. Untuk pendidikan

5. Untuk pemeliharaan budaya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung semua fungsi perguruan tinggi sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

2.1.1.2Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Setiap Perpustakaan memiliki fungsi tertentu yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Demikian halnya dengan perpustakaan perguruan tinggi juga memiliki fungsi.


(14)

Menurut perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman (2004 : 3-4) yaitu perpustakaan perguruan tinggi mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para civitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pelajaran setiap program studi, koleksi strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pengajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan melakukan penelitian dan pengajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi puusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang hasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interprestasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki fungsi edukasi, informasi, riset, publikasi, deposit dan


(15)

interprestasi. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat informasi bagi sivitas akademika perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung.

2.1.2 Jenis Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan aset berharga yang harus tetap dijaga seutuh mungkin. Hal ini penting agar koleksi tersebut dapat dipergunakan secara berkesinambungan antara satu pengguna dengan pengguna lainnya di perpustakaan. Jenis koleksi perpustakaan berbeda-beda antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Namun pada umumnya koleksi dalam bentuk tercetak khususnya buku lebih populer di kalangan pengguna perpustakaan. Oleh sebab itu penjelasan mengenai koleksi perpustakaan juga merupakan aspek yang penting dalam kaitannya terhadap penyelenggaraan pendidikan pemakai agar pengguna mengetahui berbagai koleksi yang tersedia di perpustakaan.

Menurut Rompas (1985 : 10) menyatakan mengenai koleksi di perpustakaan sebagai berikut :

“Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya buku saja tetapi meliputi segala macam dan bentuk yaitu tercetak dan terekam. Selanjutnya barang cetakan yang dimaksud terdiri atas buku-buku majalah, surat kabar, lembaran photo, lukisan, pamplet, brosur dan bahan-bahan lepas atau terjilid lainnya. Barang Rekaman yang dimaksud terdiri dari kaset, mikrofilm, slide, piringan hitam, dan lain-lain”

Sementara itu Yulia, dkk (1993 : 3-4), yang menyatakan kategori koleksi perpustakaan sebagai berikut :

1. Karya cetak, seperti buku dan terbitan berseri.

2. Karya noncetak, seperti rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan grafika, dan bahan kartografi.

3. Bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis, dan micropaque.

4. Karya dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan memiliki berbagai macam jenis koleksi perpustakaan, baik berbentuk cetak maupun digital dan audio visual. Adapun keberadaan koleksi di perpustakaan pada dasarnya harus dapat memuaskan kebutuhan informasi pengguna. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Gelfand (1971 : 68) yang menyatakan bahwa :


(16)

“Collection should satisfy all curricular needs of both graduate and undergraduate students and enable the faculty to keep abreast of new developments in their fields of interest.”

2.1.3 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

Ketersediaan koleksi adalah suatu kebutuhan pokok yang ada di perpustakaan perguruan tinggi karena disitulah informasi itu didapatkan. Untuk memberikan pelayanan informasi yang maksimal kepada penggunanya, perpustakaan berusaha untuk menyediakan koleksi sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Adapun pengertian ketersediaan koleksi perpustakaan menurut Sutarno (2006 : 85) adalah :

“Ketersediaan koleksi perpustakaan adalah adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah koleksinya dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan tersebut.”

Selanjutnya Sutarno (2006 : 104) menyatakan ketersediaan koleksi mencakup :

1. Ketersediaan koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya selalu terjadi setiap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang di butuhkan para pengguna perpustakaan, dan selalu terjadi setiap saat (explosion of information).

2. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengoleksi, dan menyajikan koleksi ahan pustaka untuk dilayankan kepada para pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat yang dilayani, hanya akan menimbulkan ketiak efesienan dan pemborosan sumber daya perpustakaan.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa penyediaan koleksi perpustakaan harus memperhatikan kebutuhuan pengguna.

2.2 Pengertian Pelayanan Pemakai

Salah satu kegiatan utama suatu perpustakaan adalah memberikan pelayanan kepada pemakai. Pelayanan pemakai adalah pelayanan yang diberikan


(17)

oleh perpustakaan kepada pemakai. Untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Bagian inilah yang berhubungan langsung dengan pemakai perpustakaan. Pada umumnya perpustakaan yang baik akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pemakai perpustakaan.

Dalam buku pedoman umum perpustakaan perguruan tinggi (depdikbud,1994 : 58) disebutkan “bahwa pelayanan perpustakaan adalah perberian informasi kepada pengguna. Pemberian informasi kepada pemakai perpustakaan sangat dibutuhkan oleh pemakai karena dengan informasi tersebut pemakai perpustakaan dapat memanfaatkan fasilitas yang ada pada perpustakaan tersebut.”

Pelayanaan pemakai yang lazim peminjaman bahan pustaka. Berdasarkan kepada besar kecilkan sebuah perpustakaan, disamping pelayanan bimbingan pemakai, dan pelayanan audio visual sedangkan dalam usaha melayani pemakai perpustakaan dapat melakukan pelayanan dengan system terbuka (open acces) dan sistem layanan tertutup (close acces).

Jadi pelayanan pemakai adalah kegiatan pemberian pelayanan, bimbingan informasi agar pemakai perpustakaan dapat menggunakan bahan pustaka dengan mudah cepat dan tepat serta jelas dimengerti oleh pemakai perpustakaan.

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Pelayanan Pemakai 2.2.1.1Tujuan Pelayanan Pemakai

Tujuan pelayanan adalah memberikan pelayanan kepada pemakai perpustakaan untuk mendayagunakan bahan pustaka umum maupun koleksi rujukan sesuai dengan jenis pelayanan yang ada di perpustakaan, seperti pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi dan sebagainya. Dengan demikian semua koleksi dapat dimanfaatkan oleh pemakai perpustakaan semaksimal mungkin sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan.

2.1.1.2 Fungsi Pelayanan Pemakai

Adapun yang menjadi fungsi pelayanan pemakai seperti yang dikemukakan oleh trimo (1986 : 57) adalah sebagai berikut :

a. Memberikan stimulasi dan guidance untuk memenuhi minat dan kebutuhan anak didik dan untuk memperluas wawasan membaca mereka


(18)

b. Membantu para mahasiswa /mahasiswi yang sedang mengerjakan laporan dan proyek lainnya serta kegiatan kerja mereka

c. Mengajar para mahasiswa/makasiswi bagaimana menggunakan buku dan fasilitas perpustakaan lainnya, dan membantu mengembangkan kecakapan mereka tentang perpustakaan

d. Memberikan bantuan kepada para pengajar dalam perencanaan kurikulum dan ikut menyelesaikan problem khusus dalam bidang kurikulum dan pengajaran.

e. Membantu program-program inservice training dan perkembangan profesi para dosen/guru, memberikan stimulasi para dosen/guru dan para mahasiswa/mahasiswi dalam menggunakan perpustakaan

f. Memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk keperluan pengaruh perpustakaan dan memajukan suatu atmosfer membaca yang baik didalam masyarakat

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi pelayanan pemakai dapat membatu para pemakai untuk memenuhi kebutuhan informasi sesuai dengan minat para pemakai jasa perpustakaan. Dengan adanya pelayanan pemakai perpustakaan tersebut diharapkan para pemakai jasa perpustakaan dapat mengguanakan fasilitas perpustakaan secara efektif dan efisien sehingga fungsi perpustakaan benar-benar dapat terlaksana.

2.2.2 Sistem Pelayanan Pemakai

Pelayanan pemakai merupakan pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan sehubungan dengan pemfaatan koleksi. Pada dasarnya perpustakaan memiliki layanan agar pemakai perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi dengan baik dan pemakai dapat mengetahui peraturan dan tata tertib perpustakaan. Dalam melakukan pekerjaan pelayanan pemakai, perlu diusahakan hubungan baik antara pustakawan dengan pemakai perpustakaan

2.2.2.1Sistem Pelayanan Terbuka

Pelayanan pemakai dengan system terbuka adalah suatu cara pinjam yang memungkinkan pemakai perpustakaan untuk memilih langsung bahan pustaka yang dibutuhkan dari rak untuk dibaca maupun untuk dipinjam. Dalam hal ini pemakai dituntut mengetahui cara pengelompokkan bahan pustaka yang dipakai


(19)

oleh suatu perpustakaan guna mempermudah temu balik atau penelusuran bahan pustaka yang diperlukan.

Soeatminah (1992 : 130) menyatakan bahwa sustem layanan terbuka adalah Suatu system layanan yang memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruangan koleksi untuk melihat-lihat, membuka-buka bahan pustaka, dan mengambilnya dari tempat penyimpanan untuk dibaca ditempat atau dipinjam untuk dibawa pulang.

Sistem pelayanan terbuka pada suatu perpustakaan sangat menguntungkan bagi para pemakai jasa perpustakaan karena para pengunjung dapat langsung memilih, melihat-lihat bahan pustaka yang ada perpustakaan. Dengan adanya sistem pelayanan terbuka ini para pemakai dapat merasa puas dalam memilih bahan pustaka yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam buku jenis-jenis pelayanan informasi perpustakaan (Lasa HS 1994 : 4) bahwa keuntungan dan kelemahan sistem layanan terbuka adalah :

Keuntungan :

a. Kartu–kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit yang menggunakannya

b. Menghemat tenaga

c. Judul – judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak

d. Akan segera diketahui judul buku yang sedang dipinjam, dan alamat peminjam

Kelemahan

a. Frekuensi kerusakan lebih besar b. Memerlukan ruangan yang lebih besar c. Susunan buku menjadi tidak teratur

d. Pemula yang datang ke perpustakaan itu sering bingung untuk mencari buku sering bingung

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan terbuka memiliki keuntungan dan kelemahan. Sehingga dengan adanya keuntungan dan kelemahan tersebut maka para pemakai dapat mengetahui pemanfaatan sarana secara terbuka yang tersedia diperpustakaan. Penggunaan sistem pelayanan


(20)

terbuka sangat baik bagi pemakai perpustakaan karena pemakai bias langsung memilih dan membuka-buka dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan 2.2.2.2Sistem Pelayanan Tertutup

Sistem pelayanan tertutup adalah suatu cara peminjaman yang tidak memungkinkan pemakai untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftar/katalog yang tersedia. Koleksinya akan diambil oleh petugas. Untuk memudahkan pelayanan petugas perpustakaan menyediakan katalog perpustakaan agar pemakai mengetahui bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut.

Sistem layanan ini tidak memperbolehkan para pengunjung untuk memilih dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan melainkan harus melalui para petugas perpustakaan. Sistem ini kadang kurang disukai para pemakai jasa perpustakaan karena para pemakai tidak bias langsung memilih dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan

Menurut Lasa (1994 : 4) sistem pelayanan tertutup mempunyai keuntungan dan kelemahan antara lain:

Keuntungan :

a. Daya tamping menjadi lebih banyak

b. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak c. Kerusakan dan kehilangan lebih sedikit.

d. Tidak memerlukan meja baca di ruang koleksi. Kerugian :

a. Banyak energy yang terisap dibagian sirkulasi.

b. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/dipinjam.

c. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara pemakai dengan pustakawan.

d. Antarian peminjam maupun mengembalikan buku dibagian sirkulasi sering berjubel. Keadaan ini diberarti membuang waktu.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan tertutup mempunyai keuntungan dan kelemahan. Para pemakai tidak dapat langsung memperoleh bahan pustaka yang diinginkan melainkan harus melalui para petugas maupun pustakawan. Untuk memudahkan pelayanan bahan pustakawan


(21)

menyediakan katalog agar pengguna dapat mengetahui bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan

2.2.3 Jenis Pelayanan Pemakai

Layanan pemakai yang lazim diberikan kepada pemakai perpustakaan adalah penggunaan bahan pustaka. Selain itu perpustakaan melayani permintaan fotokopi artikel, memberikan bimbingan kepada pemakai mengenai manfaat berbagai fasilitas perpustakaan, membantu peneliti menelusuri informasi dan lain-lain. Layanan perpustakaan perguruan tinggi dapat dibedakan menjadi tujuh jenis layanan sebagaimana dinyatakan dalam buku pedoman perguruan tinggi (1994 : 53) yaitu :

a. Pelayanan Peminjaman

Mengatur penerimaan anggota perpustakaan, peminjaman dan pengembalian perpustakaan.

b. Layanan Rujukan

Melayani pemakai yang memerlukan informasi yang lebih menjenis, perpustakaan memberikan pelayanan yang disebut perujukan.

c. Pelayanan Pandang Dengar (Audio Visual)

Pemakai untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya didalam perpustakaan, misalnya slide

d. Pelayanan Jasa Kesiagaan Informasi

Memungkinkan pemakai mengetahui pustaka baru dalam bidang yang diminatinya.

e. Pelayanan Pendidikan Pemakai

Merupakan kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pemakai dan calon pemakai agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien.

f. Pelayanan Silang Layan

Merupakan kerjasama antara sejumlah perpustakaan dalam bentuk saling memanfaatkan sumber daya dan pelayanan informasi semua perpustakaan yang terlibat

g. Pelayanan Dengan Komputer


(22)

Melalui jenis pelayanan tersebut diatas, maka pemakai jasa perpustakaan akan memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dan memperoleh manfaat dari berbagai sarana pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada para pemakai perpustakaan.

2.3 Pengguna Perpustakaan

Menurut Christianzen dalam Sulistyo-Basuki (1991 : 7) bahwa “Istilah pengguna perpustakaan mengacu pada seseorang yang menggunakan koleksi perpustakaan ini dapat digolongkan menjadi klien dan non klien”.

Sementara itu Lupiyoadi (2001 : 135) menyatakan bahwa “pelanggan/pengguna adalah seorang yang secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya mendapatkan suatu pelayanan jasa”.

Selanjutnya Basuki (2004 : 399-400) juga menyatakan pemakai informasi ilmiah menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Ilmuwan (peneliti), yang bergerak dalam penelitian dasar dan eksperimental dalam ilmu-ilmu dasar.

2. Insinyur (engineers, rekayasawan, spesialis praktis), bergerak dalam bidang disain eksperimental, proyeksi dan aktivitas operasional dalam berbagai bidang teknologi dan industri.

3. Manajer dalam ruang lingkup sains, teknologi dan ekonomi nasional.

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan definisi di atas dapat dirumuskan bahwa pengguna perpustakaan adalah seseorang yang datang ke perpustakaan karena membutuhkan informasi dengan cara menggunakan jasa perpustakaan. Adanya pengguna perpustakaan datang ke perpustakaan karena didorong oleh kebutuhan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan ataupun memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

2.4 Pendidikan Pemakai

Semakin berkembangnya metode pendidikan di perguruan tinggi, kebutuhan akan perpustakaan semakin dirasakan. Tetapi dengan semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan, jumlah dan macam koleksi juga semakin bertambah, sehingga pemakai perpustakaan terutama mahasiswa, makin binggung


(23)

dalam usahanya menemukan informasi. Dengan demikian mereka tidak dapat memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin.

Namun di lain pihak, keberadaan suatu perpustakaan sebagai pusat pendidikan dan bahkan tempat pendidikan seumur hidup (Lifelong Learning) sudah terpatri di hati pengguna. Davies (1973 : 39) menyatakan “learning how to use library is a basic component of ... (any) instructional programs”. Jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar bagaimana memanfaatkan perpustakaan menjadi hal yang sangat mendasar dalam kaitannya terhadap kebutuhan informasi.”

Definisi pendidikan pemakai menurut Soedibyo (1987 : 121) adalah sebagai berikut : “Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu ataupun secara kelompok.”

Pada dasarnya materi yang diterapkan dalam pendidikan pemakai pada perpustakaan relatif sama antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya.

Secara umum Darmono (2001 : 23) menyebutkan beberapa materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan antara lain adalah :

1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan 2. Peraturan perpustakaan

3. Alat penelusuran informasi

4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan 5. Pengenalan terhadap penempatan koleksi

6. Pengenalan terhadap ruang baca.

Melalui beberapa materi pendidikan pemakai di atas maka dapat diketahui bahwa penyelenggaraan pendidikan pemakai pada perpustakaan, harus mampu menginformasikan aspek-aspek penting yang berkaitan dan dimiliki oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan, dengan harapan melalui pendidikan pemakai maka pengguna perpustakaan tidak akan merasa asing dan lebih cepat beradaptasi terhadap tatanan sistem opersional perpustakaan.


(24)

2.4.1 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Pemakai 2.4.1.1Tujuan Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai memiliki tujuan yang ditetapkan secara objektif. Dalam hal ini, perpustakaan harus dapat mengidentifikasi berbagai sasaran yang ingin dicapai didasarkan atas prioritas pada porsinya masing-masing. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan pemakai pada perpustakaan harus diiringi dengan berbagai target yang ingin dicapai.

Secara umum tujuan pendidikan pemakai tercantum dalam perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman (2004 : 95) sebagai berikut :

1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.

2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.

3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan. 4. Mempromosikan layanan perpustakaan.

5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.

Sementara itu Darmono (2001 : 32) menjelaskan “Bahwa pemanfaatan perpustakaan berkenaan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan perpustakaan. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan”.

Menurut Basuki (2004 : 392) menyatakan bahwa tujuan pendidikan pemakai adalah sebagai berikut :

“Mengembangkan keterampilan pemakai yang diperlukannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan keterampilan tersebut untuk mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh


(25)

sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan dan menerapkan informasi.”

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya pendidikan pemakai pada perpustakaan terutama untuk meningkatkan minat dan keterampilan pengguna sehingga dengan demikian pengguna perpustakaan akan menyadari arti penting memanfaatkan perpustakaan dengan lebih secara lebih maksimal, yang artinya pengguna diharapkan memiliki sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap serta mampu menilai secara objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih selektif menerapkan jenis informasi ke dalam kehidupannya.

2.4.1.2Fungsi Pendidikan Pemakai

Tidak dapat disangkal lagi bahwa pendidikan merupakan proses yang paling efektif untuk mentransformasikan informasi dari satu individu kepada individu lainnya. Wikipedia (2007 : 1) menjelaskan makna pendidikan sebagai berikut :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan”

Pada pendapat tersebut dapat dilihat bahwa yang paling penting dalam proses pendidikan adalah pemberian pengetahuan mengenai teknik dan metode kepada individu lain yang belum mengetahuinya. Dengan demikian dalam konteks perpustakaan, pengetahuan yang perlu diberikan adalah mengenai tata cara penggunaan dan pemanfaatan perpustakaan dengan segala fasilitas yang dimilikinya.

Dalam hal ini pengguna perpustakaan dapat menyadari fungsi pendidikan yang diperolehnya tersebut. Sedangkan menurut Sutarno (2006 : 95-96)


(26)

menjelaskan bahwa fungsi dilakukannya bimbingan pemakai bagi perpustakaan maupun pengguna perpustakaan yaitu agar :

1. Pemakai perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan sistem yang diberlakukan di perpustakaan tersebut.

2. Pemakai perpustakaan dapat menggunakan sarana temu informasi yang tersedia seperti kode/nomor klasifikasi, kartu katalog dan penunjuk yang lain.

3. Pemakai perpustakaan dapat dengan cepat dan tepat menemukan apa yang diperlukan, tanpa banyak membuang waktu, tidak menemui kesulitan atau hambatan.

4. Perpustakaan dapat memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh pengunjung dan anggota perpustakaan.

5. Perpustakaan dapat mengembangkan citra perpustakaan sebagai bagian dari lembaga pendidikan.

Jadi, dengan demikian pendidikan memiliki fungsi yang tak kalah pentingnya dengan fungsi perpustakaan itu sendiri. Hal ini berarti pendidikan pemakai memiliki peran yang besar dalam mendukung perpustakaan yang ingin dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya secara lebih fungsional.

2.4.2 Manfaat Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai yang diberikan oleh perpustakaan pasti memiliki manfaat bagi pengguna perpustakaan. Ada beberapa manfaat pendidikan pemakai yang mendukung tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan pemakai. Menurut Ratnaningsih (1994 : 2) pemberian pendidikan pemakai sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu :

1. Dari segi pengguna, dengan diperolehnya bekal tehnik dan strategi pemanfaatan perpustakaan maka menambah rasa percaya diri dalam penemuan koleksi/informasi yang dibutuhkan, serta mampu memilih informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat.

2. Bagi perpustakaan, kegiatan pendidikan pemakai dapat meningkatkan citra perpustakaan dan pustakawannya.


(27)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat pendidikan pemakai adalah untuk memudahkan pengguna dalam mencari dan menelusur informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.

2.4.3 Metode Pendidikan Pemakai

Program pendidikan pemakai yang diterapkan perpustakan pada dasarnya memiliki berbagai metode. Metode adalah “Suatu cara atau jalan untuk

memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah” (Subagyo, 1997 : 50).

Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis.

Fjallbrant (1978 : 33) menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media pengajaran untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain:

1. Motivation

Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.

2. Activity

Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu rangkaian pekerjaan.

3. Understanding

Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

4. Feedback

Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran dalam pendidikan pemakai selayaknya memperhatikan berbagai aspek dan dampak, baik terhadap penggunanya maupun perpustakaannya.


(28)

Metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai,untuk keperluan penelitian kali ini peneliti membatasi hanya pada topik orientasi perpustakaan. Teknik-teknik tersebut antara lain: ceramah atau kuliah umum di kelas, wisata perpustakaan, penggunaan audio visual, permainan dan tugas mandiri, penggunaan buku pedoman atau pamflet.

1. Ceramah atau kuliah umum di kelas

Penejelasan mengenai pengenalan dan pelayanan perpustakaan dapat diberikan di kelas dengan cara memberikan ceramah atau kuliah secara umum atau melalui demonstrasi. Idealnya jumlah peserta perkelas

kurang lebih antara 15-30 orang. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam metode ini para peserta diberikan beberapa tugas terstruktur dan latihan yang memungkinkan mereka mampu menggunakan perpustakaan secara mandiri. Pelaksanaan metode ini selayaknya dapat dilakukan dengan metode wisata perpustakaan, agar peserta lebih memahami dan akrab dengan dunia perpustakaan yang sebenarnya.

2. Wisata Perpustakaan

Beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan, antara lain :

a. Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan.

b. Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap kebingungan yang dialami pemakai.

c. Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang didiskusikan, misal: penggunaan katalog

d. Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada.

e. Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit.

f. Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti wisata perpustakaan tersebut.

3. Penggunaan Audio Visual

Teknik ini biasanya dilakukan untuk wisata mandiri perindividual (perorangan), di antaranya adalah penggunaan kaset, televisi, slide, dll.


(29)

Pemakai perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset. Orientasi perpustakaan dapat juga dilakukan melalui penggunaan televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai berbagai hal, seperti: fasillitas perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan fungsinya masing-masing.Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara.

4. Permainan dan Tugas Mandiri

Metode ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam mengajarkan bagaimana cara menemukan informasi yang dibutuhkan. Biasanya lebih sesuai diterapkan untuk pemakai perpustakaan usia anak sekolah dasar dan menengah. Permainan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan anak sehingga mereka lebih dapat menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya metode ini dilakukan di tingkat lebih tinggi untuk menghilangkan kejenuhan yang mungkin ada ketika proses pembelajaran dengan metode lain berlangsung.

5. Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet

Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet, dan biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata perpustakaan.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna perpustakaan itu sendiri.

2.4.4 Waktu dan Lokasi Program Pendidikan Pemakai 2.4.4.1Waktu Program Pendidikan Pemakai

Program pendidikan pemakai yang diadakan oleh perpustakaan juga perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk pelaksanaanya. Hal ini dirasa penting


(30)

karena pengguna perpustakaan (anggota perpustakaan) juga memiliki ketersediaan waktu yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, pelaksanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dapat dilaksanakan dengan waktu yang tidak terlalu lama namun sarat dengan informasi penting mengenai pemanfaatan perpustakaan.

Menurut Darmono (2001 : 168-169) menyatakan bahwa :

“Bimbingan perpustakaan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau petugas perpustakaan. Waktu yang diberikan sangat bervariasi, tergantung dari jenis perpustakaannya. Untuk perpustakaan besar dengan koleksi dan jenis layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama bila dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil.”

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan pemakai pada perpustakaan sangat tergantung dari besarnya gedung dan banyaknya jenis layanan yang diberikan. Oleh sebab itu, untuk perpustakaan perguruan tinggi sebaiknya waktu untuk program pendidikan pemakai lebih baik diadakan pada saat setelah penerimaan mahasiswa baru.

2.4.4.2Lokasi Program Pendidikan Pemakai

Lokasi untuk pelaksanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dipilih yang baik dan strategis. Hal ini dilakukan demi kenyamanan anggota dan pengguna perpustakaan. Namun pada umumnya lokasi pelaksanaan program pendidikan pemakai berada pada salah satu ruang perpustakaan yang telah dipilih pihak perpustakaan. Oleh sebab itu hal ini sangat berkaitan erat dengan lokasi perpustakaan.

Menurut Basuki (1993 : 307) yang menyatakan bahwa “perpustakaan universitas hendakya terletak di tengah-tengah universitas sehingga terjangkau oleh semua pihak.”

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa inti dari lokasi perpustakaan, dimana juga biasanya dipakai untuk pelaksanaan program pendidikan pemakai, harus mempertimbangkan jarak bagi semua pihak, yaitu anggota perpustakaan. Oleh sebab itu jika lokasi perpustakaan sudah memenuhi kriteria tersebut maka pendidikan pemakai juga akan berjalan lancar.


(31)

2.4.5 Pemanfaatan Perpustakaan oleh Pemakai

Keberhasilan suatu perpustakaan dinilai dari banyaknya pemakai maupun pengunjung yang memanfaatkan jasa perpustakaan. Hal ini terkadang menimbulkan pertanyaan mengapa masih ada perpustakaan yang memiliki jumlah kunjungan yang minim atau bahkan tidak pernah termanfaatkan oleh pengguna sama sekali.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai Pustaka (2001 : 711) dijelaskan bahwa “pemanfaatan terambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah”. Selanjutnya penambahan imbuhan pe-an pada kata tersebut memiliki arti proses, cara, perbuatan manfaat. Dengan demikian pemanfaatan dapat diartikan sebagai suatu cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau obyek.”

Apabila pemanfaatan perpustakaan belum digunakan secara optimal, maka perlu diadakan pembinaan terhadap pemakai perpustakaan. Menurut Sutarno (2003 : 102), pembinaan masyarakat pemakai perpustakaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan, yaitu menuntun, mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara menggunakan kartu katalog, menelusur sumber informasi dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain.

2. Memberikan pendidikan pemakai, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan mengenai seluk-beluk perpustakaan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat di dalam perpustakaan. Semua itu dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa mengalami banyak kesulitan. 3. Melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi perpustakaan

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum pendidikan pemakai memiliki pengaruh yang signifikan kepada pengguna untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang tersedia, karena melalui pendidikan pemakailah pengguna mengetahui berbagai aktifitas,


(32)

pelayanan serta manfaat yang akan diperoleh kelak apabila memanfaatkan perpustakaan dengan tepat. Dengan demikian dapat dilihat bahwa adanya hubungan yang jelas antara penerapan pendidikan pemakai dengan tingkat pemanfaatan fasilitas dan pelayanan perpustakaan oleh pemakai.

2.4.6 Peran Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai

Dalam kamus besar indonesia kontemporer (Salim, 2002 : 1132) disebutkan bahwa “istilah peran memiliki arti bagian dari tugas utama yang harus dilakukan”.

Definisi pustakawan menurut Harahap (1998 : 1) adalah : “Seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat di ambil kesimpulannya bahwa pengertian peran pustakawan adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada penguna perpustakaan. Dimana salah satu tugasnya adalah memberikan pendidikan, bimbingan, dan bekerjasama kepada pengguna dalam memilih sumber yang diperlukan serta cara mencari dan memanfaatkan informasi tersebut.

Menurut Lancaster dalam Pakdesofa (2008 : 1) pustakawan harus mampu memberikan hal-hal sebagai berikut :

“Pustakawan harus mengajari ilmuwan bagaimana mencari informasi dari sebuah pangkalan data. Ilmuwan bisa memilih informasi yang diperlukan sesuai minatnya. Pustakawan juga harus bisa memberi informasi yang berasal dari siaran. radio, televisi, faksimili, dan dari berbagai sumber informasi lainnya. Pustakawan harus berprestasi yang pasti agar memperoleh pengakuan dari masyarakat dan menjadi lahan yang basah.”

Pustakawan memiliki peran yang paling besar dalam proses penerapan pendidikan pemakai pada perpustakaan. Hal ini disebabkan karena pustakawanlah yang memang seharusnya benar-benar mengetahui segala seluk beluk fasilitas dan aktivitas jasa yang ada di perpustakaan. Oleh sebab itu, para pustakawan


(33)

diharapkan harus benar-benar profesional dalam mengajarkan materi ketika pendidikan pemakai dijalankan.

Dalam rangka menyelenggarakan pendidikan pemakai pada perpustakaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pustakawan dan staf perpustakaan, yaitu sebagai berikut :

1) Petugas perpustakaan harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal.

2) Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

3) Petugas perlu melibatkan dosen, jurusan dan fakultas.

4) Pendidikan dilakukan baik secara terprogram maupun sewaktu-waktu. (perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman, 2004 : 95).


(34)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan USU didirikan pada tahun 1970. Kemudian perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan bergabungnya sejumlah perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang diresmikan pada tanggal 2 nopember 1987 oleh menteri pendidikan dan kebudayaan. Bila ditelusur kembali sejarah USU, perpustakaan pertama didirikan di lingkungan USU adalah perpustakaan fakultas kedokteran (1952) dan kemudian disusul oleh perpustakaan fakultas hukum (1954). Ketika itu USU masih merupakan sebuah yayasan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan sebagai perguruan tinggi negeri ke tujuh di indonesia pada tanggal 20 nopember 1957.

Perpustakaan USU menempati sebuah gedung berlantai empat dengan luas sekitar 6.090 m2 yang terletak di tengah-tengah kampus. Dalam pelaksanaan kegiatan perpustakaan USU memberikan pelayanan dengan membuka perpustakaan universitas cabang pada sejumlah fakultas misalnya hukum,mipa,kedokteran,dll.

Perpustakaan USU merupakan unsur pelaksanaan teknik (UPT) dari tridharma yang mendukung visi/misi dan tujuan USU dan melaksanakan tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat sebagai pusat pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Selain itu pusat pendidikan yang mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja, penelitian yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta sebagai pusat konsultasi dan rujukan bagi dunia usaha/industri. Berkaitan dengan itu, perpustakaan terus berupaya untuk menyelaraskan peranannya dalam mengikuti dinamika perkembangan USU.

3.1.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah


(35)

ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorngan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi Perpustakaan Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :


(36)

(37)

3.2 Pelaksanaan Pendidikan Pemakai Perpustakaan USU

Pelaksanaan Pendidikan Pemakai merupakan suatu spesialisasi dan tidak setiap pustakawan mampu mengerjakannya. Pustakawan yang mengajarkan pendidikan pemakai harus memiliki ketrampilan mengajar. Pengenalan Pelaksanaan Pendidikan pemakai di USU tergolong 2 jenis yaitu :

A. Secara Kelompok (orientasi)

Secara kelompok yaitu pengenalan terhadap perpustakaan USU biasanya diberikan ketika pemakai/pengguna mahasiswa baru (orientasi) memasuki suatu lembaga (pendidikan) yang bersangkutan.

Materinya yang disampaikan antara lain :

1. Pengenalan Umum tentang Perpustakaan USU

Materi yang diberikan pada saat program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan USU adalah materi pengenalan umum tentang perpustakaan yang meliputi pengetahuan tentang perpustakaan USU, Sejarah, visi dan misi, jam buka, jumlah koleksi, dan jumlah anggota. 2. Pengetahuan tentang Perpustakaan USU

Program orientasi pengenalan sistem perpustakaan berlangsung adalah pengetahuan tentang perpustakaan itu sendiri. Apakah responden yang sudah mengetahui tentang perpustakaan USU.

3. Sejarah Perpustakaan USU

Materi yang diberikan pada saat program orientasi berlangsung adalah sejarah dari perpustakaan USU hal ini perlu diketahui oleh peserta orientasi agar mereka dapat memahami bagaimana awal berdirinya Perpustakaan USU itu sendiri.

4. Visi dan Misi Perpustakaan USU

Setiap perpustakaan memiliki visi dan misi tentang apa arah tujuan yang harus dicapai kedepannya dalam melaksanakan pelayanan kepada setiap pengguna perpustakaan. Begitu juga dengan perpustakaan USU, sebagai salah satu pelaksananaan dari fungsi tridharma perguruan tinggi harus dapat memaparkan visi dan misi perpustakaan sehingga pemakai mengetahui tujuan dari perpustakaan USU itu sendiri.


(38)

5. Jam buka dari Perpustakaan USU

Dalam melayani kebutuhan pemakai, jam buka perpustakaan merupakan faktor yang dapat memberikan kepuasan terhadap pemakai Perpustakaan USU. Oleh karena itu setiap pengguna harus memiliki pengetahuan akan jam buka dari perpustakaan terlebih terhadap mahasiswa tahun ajaran baru.

6. Jumlah Koleksi pada Perpustakaan USU

Setiap mahasiswa baru USU perlu mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Hal ini dikarenakan, pemenuhan koleksi diperpustakaan diperoleh dari dana kemahasiswaan, yang dibayarkan oleh setiap mahasiswa pada saat mereka masuk untuk pertama kalinya di universitas dan seberapa banyak koleksi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing mahasiswa.

7. Jumlah anggota pada Perpustakaan USU

Anggota perpustakaan merupakan pengguna aktif yang setiap saat memerlukan semua layanan dan fasilitas dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang diinginkannya. Perpustakaan USU sendiri saat ini melayani lebih dari 40.000 orang pemakai yang setiap tahunnya selalu bertambah.

8. Pengenalan terhadap denah Perpustakaan USU

Materi yang tidak kalah pentingnya yang diberikan pada saat program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan USU adalah materi pengenalan terhadap denah perpustakaan yang meliputi pengetahuan tentang lokasi gedung perpustakaan, letak pintu masuk, lokasi ruang baca pada gedung perpustakaan, lokasi layanan referensi, lokasi layanan digital, dan lokasi layanan KPS. Hal ini menjadi sangat penting dibahas karena sering sekali terjadi salah pemahaman akan letak setiap layanan pada perpustakaan sehingga pemakai cenderung menjadi bingung ketika memasuki gedung Perpustakaan USU.

9. Lokasi Gedung Perpustakaan USU

Lokasi Perpustakaan USU menempati sebuah gedung berlantai empat seluas sekitar 6.090 meter persegi yang terletak di tengah-tengah kampus. Letak yang sangat strategis seperti ini memudahkan


(39)

pengguna untuk menjangkau perpustakaan, sehingga mahasiswa dengan fleksibel dan dapat kapan saja mengunjungi perpustakaan tanpa mempertimbangkan waktu dan jarak tempuh.

10.Letak pintu masuk pada Perpustakaan USU

Letak pintu masuk pada suatu bangunan perpustakaan akan menentukan bagaimana pemanfaatan dari setiap layanan yang ada dalam perpustakaan tersebut. Apabila letak pintu masuk hanya satu, dan cenderung tidak fleksibel,sehingga menyulitkan pengguna perpustakaan untuk masuk kedalam perpustakaan tentu dapat menjadi masalah bagi pengguna perpustakaan.

11.Lokasi Ruang Baca pada Perpustakaan USU

Ruang baca yang lengkap dan nyaman merupakan sarana fasilitas dari sebuah perpustakaan yang sangat dibutuhkan oleh setiap penggunanya. Hal ini dikarenakan setiap pengunjung perpustakaan membutuhkan ruang baca untuk terlebih dahulu membaca buku (koleksi) maupun sebagai tempat berdiskusi antar satu mahasiswa dan dengan teman diskusinya. Oleh karena itu, pemenuhan akan sarana ini menjadi salah satu faktor pendukung apakah fasilitas yang ada pada perpustakaan dapat dikatakan terpakai atau tidak.

12.Lokasi Layanan Referensi pada Perpustakaan USU

Salah satu layanan yang menyediakan koleksi berupa kamus, ensiklopedi,laporan tahunan, maupun artikel-artikel ilmiah pada perpustakaan adalah layanan referensi. Dilihat dari koleksi yang disediakan, layanan ini sangat diperlukan oleh setiap pengguna baik sebagai sarana penambah khasanah ilmu pengetahuan maupun sebagai bahan perbandingan dalam menulis tugas akhir.

13.Lokasi Layanan Digital pada Perpustakaan USU

Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang pada saat ini, menuntut setiap mahasiswa harus dapat mengenal teknologi dan proses digitalisasi. Perpustakaan USU sendiri sangat mengemari akan proses digitalisasi ini. Hal ini dibuktikan banyaknya karya-karya ilmiah yang pada awalnya berbentuk teks kemudian diubah menjadi bentuk file


(40)

elektronik yang kemudian disajikan kepada penggunanya lewat situs perpustakaan USU maupun dalam bentuk CD yang dapat diakses melalui layanan digital

14.Lokasi Layanan KPS pada Perpustakaan USU

Selain pada rak, salah satu dari koleksi juga ditempatkan pada layanan KPS (koleksi pinjam singkat). Hal ini dilakukan untuk menjaga agar koleksi tidak habis dipinjam oleh pengguna sehingga mengakibatkan kekosongan koleksi (tidak ada koleksi yang dapat dipinjam). Lokasi layanan KPS sangat vital dalam penyediaan bahan pustaka karena apabila koleksi sudah kosong pada rak,alternative lain adalah mengunjungi layanan KPS. Oleh karena itu, Lokasi layanan KPS harus diketahui oleh semua pengguna terlebih kepada pemakai yang baru memasuki jenjang Universitas.

15.Peraturan Perpustakaan

Perpustakaan akan berjalan dengan baik dan tertib sesuai dengan visi dan misi perpustakaan tersebut, apabila perpustakaan tersebut memiliki peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh seluruh pustakawan dan sivitas akademika. Peraturan perpustakaan merupakan pedoman bagi pemakai dalam memanfaatkan fasilitas dan layanan perpustakaan. Peraturan perpustakaan ini dibuat untuk memelihara ketertiban di perpustakaan dan untuk mengetahui hak dan kewajiban masing-masing pengguna dan pustakawan. Dalam materi orientasi pengenalan sistem perpustakaan yang diadakan oleh Perpustakaan USU, peraturan perpustakaan juga salah satu materi yang diberikan diantaranya meliputi bagaimana menjadi anggota perpustakaan, hak dari seorang anggota perpustakaan, kewajiban dari anggota perpustakaan, jumlah buku yang dapat dipinjam, jumlah denda yang harus dibayar, dan cara memberikan saran.

a. Hak dari seorang anggota perpustakaan USU

Setiap pengguna harus mengetahui apa saja hak yang dimilikinya setelah menjadi anggota perpustakaan. Hal ini perlu diketahui oleh pengguna perpustakaan, agar fasilitas yang ada


(41)

dapat digunakan sebaik mungkin sehingga pengguna perpustakaan mendapatkan kepuasan dalam mendapatkan layanan perpustakaan.

b. Kewajiban dari anggota perpustakaan USU

Untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan dalam menggunakan fasilitas perpustakaan, setiap anggota harus dapat memenuhi kewajiban yang telah diatur dalam peraturan perpustakaan. Hal ini untuk menciptakan kesetaraan antara hak dan kewajiban sehingga kepuasan anggota Perpustakaan akan informasi yang dibutuhkan dapat terpenuhi.

c. Jumlah buku yang dapat dipinjam di Perpustakaan USU

Peraturan jumlah peminjaman koleksi yang dapat dipinjam sangat perlu diketahui oleh semua anggota perpustakaan. Agar peminjaman koleksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien, harus ada prosedur peminjaman yang baik. Dalam melakukan kegiatan peminjaman, pustakawan mencatat identitas peminjam dan mencatat keterangan dari koleksi yang akan dipinjam (judul buku, kode akses buku).

d. Jumlah denda yang harus dibayar

Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh anggota perpustakaan akan dikenakan sanksi. Jenis sanksi yang diberikan dapat berupa denda, sanksi administratif, dan sanksi akademik.Denda merupakan sanksi langsung yang diberikan oleh perpustakaan apabila pengguna melakukan keterlambatan dalam pengembalian bahan pustaka.Sanksi berupa denda ini sangat perlu diberitahukan kepada anggota perpustakaan yang baru saja mengenal peraturan perpustakaan. Jumlah denda yang harus dibayar apabila terlambat mengembalikan buku yaitu Rp. 300,- per hari untuk setiap item pinjaman biasa, dan Rp. 600,- perhari untuk setiap item pinjaman KPS


(42)

e. Cara memberikan saran untuk kemajuan Perpustakaan USU Setiap perpustakaan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik setiap saat. Untuk itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk kebaikan perpustakaan sangat dibutuhkan sehingga kekurangan sistem yang menyulitkan pengguna dapat diatasi. Kebanyakan pengguna perpustakaan kurang memahami bagaimana cara memberikan saran sehingga kesulitan yang dialami pengguna dalam memahami sistem perpustakaan tidak dapat teratasi.

B. Secara Personal (individual)

Secara personal yaitu pengenalan terhadap Penelusuran Informasi (OPAC) biasanya diberikan ketika pemakai/pengguna mahasiswa baru yang memasuki suatu lembaga (pendidikan) yang bersangkutan.

Materinya yang disampaikan antara lain :

1. Alat Penelusuran Informasi diperpustakaan USU

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data yang mempunyai nilai pengetahuan, terorganisir sehingga menjadi bentuk yang berguna bagi pemakainya yang menggambarkan kejadian-kejadian bersifat nyata serta dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan. Agar informasi ini dapat dipergunakan oleh pengguna, sebuah perpustakaan harus memiliki alat penelusuran informasi. Alat penelusuran informasi yang sangat dikenal adalah OPAC yang dapat menunjukkan informasi mengenai ketersediaan koleksi di perpustakaan tersebut.

OPAC merupakan saran penghubung antara sekumpulan dokumen pada suatu perpustakaan dengan pengguna perpustakaan. Melalui OPAC pengguna dapat melakukan proses temu balik informasi dengan cara memasukkan pertanyaan atau permintaan (query) pada OPAC dengan menggunakan titik akses (access point) melalui pengarang, judul, subjek, maupun kata kunci, sehingga dengan menggunakan OPAC pengguna dapat menemukan koleksi yang dicari serta


(43)

mengetahui jumlah eksemplar, lokasi dan status dari koleksi yang dimiliki perpustakaan.

2. Teknik Penelusuran OPAC

Dalam melakukan penelusuran OPAC diperlukan beberapa teknik penelusuran. Teknik penelusuran merupakan teknik seseorang untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya. teknik penelusuran OPAC di bagi menjadi lima bagian yaitu penelusuran dengan kamus istilah, penelusuran bebas, penelusuran dengan ekspresi Boolean, penggunaan teknik ANY, pemotongan istilah.

3.3 Metode Yang Digunakan Pendidikan Pemakai Perpustakaan USU Metode yang digunakan pemakai yang dapat digunakan adalah Ceramah atau Kuliah Umum di Kelas, pengenalan tentang pelayanan perpustakaan dapat diberikan di kelas dengan cara memberikan ceramah atau kuliah secara umum, dan akan lebih jelas jika dilengkapi demonstrasi. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam metode ini para peserta diberikan beberapa tugas terstruktur dan latihan yang memungkinkan mereka mampu menggunakan perpustakaan secara mandiri. Metode ini dapat dilanjutkan dan dilengkapi dengan metode wisata perpustakaan, agar peserta lebih memahami dan akrab dengan dunia perpustakaan yang sebenarnya. Metode ceramah dengan disertai demonstrasi ini dapat dilakukan dengan beberapa aktifitas, seperti aktifitas hands-on, latihan-latihan (praktek), kelas-kelas kecil, workshop atau lokakarya, dan klinik term-paper.

Wisata Perpustakaan, metode ini memiliki keberhasilan yang lebih nyata dibandingkan metode yang lain karena peserta memiliki kesempatan untuk mengenal perpustakaan secara langsung (praktek langsung). Oleh karena itu dalam melakukan wisata perpustakaan perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Mampu menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan.

2. Berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap kebingungan yang dialami pemakai.

3. Menggunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang didiskusikan, misal: penggunaan catalog online (OPAC).


(44)

4. Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada.

5. Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit.

6. Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti wisata perpustakaan tersebut.

3.4 Waktu Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan USU

Program pendidikan pemakai yang diadakan oleh perpustakaan USU pada masa penerimaan mahasiswa baru (orientasi) dengan cara memperkenalkan secara umum tentang keadaan perpustakaan USU kepada pengguna perpustakaan. 3.5 Lokasi Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan USU

Lokasi pelaksanaan program pendidikan pemakai di Jln Perpustakaan No.1 kampus USU, medan

3.6 Pemanfaatan Perpustakaan Oleh Pemakai

Pemanfaatan perpustakaan bagi pemakainya adalah bahwa kemampuan pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan USU merupakan dasar yang amat penting dalam mencapai keberhasilan, Selain itu perpustakaan USU mampu mendidik pemakainya untuk tertib dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan semua koleksinya secara maksimal.

3.7 Peran Pustakawan Pendidikan Pemakai Perpustakaan USU

Peran pustakawan agar para pemakai perpustakaan dituntut untuk dapat menguasai berbagai kompetensi informasi yaitu suatu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat menggunakan atau memanfaatkan berbagai fasilitas perpustakaan secara optimal.

3.8 Kendala Yang Terjadi Dalam Pelaksanaan Pendidikan Pemakai 1. Pendidikan pemakai selalu dilakukan secara terus-menerus sebagai bagian

dari kegiatan rutinitas yang harus dilakukan oleh pustakawan sebagai tenaga professional.

2. Kurangnya kepedulian pustakawan senior untuk membimbing pustakawan junior untuk melakukan pendidikan pemakai tersebut.

3. Sedikitnya /kurangnya jam tatap muka bagi mahasiswa untuk menerima bimbingan pemakai.


(45)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah penulis peroleh dari observasi pada Perpustakaan USU , dengan ini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pelayanan pendidikan pemakai yaitu mampu meningkatkan pelayanan pendidikan pemakai yang baik, hal ini dilakukan guna melindungi informasi yang terkandung di dalamnya.

2. Pelayanan pemakai adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pemakai. Untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Bagian inilah yang berhubungan langsung dengan pemakai perpustakaan. Pada umumnya perpustakaan yang baik akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pemakai perpustakaan.

3. Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu ataupun secara kelompok

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penulis yang diperoleh dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Pendidikan pemakai diketahui memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penggunaan perpustakaan di lingkungan mahasiswa USU maka pihak perpustakaan diharapkan perlu lebih mengoptimalkan program pendidikan pemakai di perpustakaan universitas sumatera utara sehingga khususnya pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan semua koleksi dan fasilitas yang disediakan perpustakaan USU dengan mudah. 2. Pihak perpustakaan sebaiknya memberikan pendidikan pemakai bukan

hanya kepada mahasiswa baru tetapi juga diberikan kepada mahasiswa lama dengan memperkenalkan kepada pengguna mengenai koleksi dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan USU sehingga pengguna dapat


(46)

memanfaatkan semua koleksi dan fasilitas sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.

3. Perlu dilakukan bimbingan pemakai secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga pelayanan kepada pemakai dapat lebih ditingkatkan


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Saleh, 2008. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : Universitas Terbuka.

Artawan, I Made. 2002. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan di Perguruan Tinggi. <http://www.artawan.mutiaracyber.com/artikel.html

Darmono, H. Agus. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Cet. 1. Jakarta : Kencana.

> (12 Januari 2008).

Davies. R.H. and Stimberling. 1973. Lifelong Education and the School. Hamburg : UNESCO Institute for Education.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Fjallbrant, Nancy. 1978. User Education Libraries. London : Clive Bingley.

Gelfand, M. A. 1971. University Libraries For Developing Countries. Paris : UNESCO.

Harahap, Basyal Hamidy dan J.N.B Tairas. 1998. Kiparah Pustakawan:

Seperempat Abat Ikatan Pustakawan Indonesia 1973-1998. Jakarta: Ikatan

Pustakawan Indonesia.

Hartono, Bambang. 1986. Sistem Dan Pelayanan Informasi. Jakata : Argana Kencana Abadi


(48)

Lasa, H.S. 1986. Perpustakaan sebagai sumber informasi dan layanan yang diberikan. Lontara no. 33

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktik. Jakarta : Salemba Empat.

Pakdesofa. 2008. Peran Perpustakaan dalam Membina Minat Baca : Bag 1. <http://massofa.wordpress.com/2008/01/18/peran-perpustakaan-dalam-membina-minat-baca-bag-1/> (20 Februari 2008).

Pakdesofa. 2008. Pelayanan Perpustakaan : Bag 2.

<http://massofa.wordpress.com/2008/01/20/pelayanan-perpustakaan-bag-2/

Pamuntjak, Rusina Sjahrial. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta : Djambatan

> Februari 2008).

Perpustakaan Nasional RI. 1992. Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Khusus. Edisi 1. Jakarta : perpustakaan Nasional RI.

P.Sumardji. 1992. Pelayanan Referensi di Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius (anggota ikapi)

Ratnaningsih, Rr. 1994. Pemakai dan Bimbingan pengguna Perpustakaan Tinjauan dari Segi mahasiswa baru Hingga Peneliti Terintegrasi Terlepas dari

Kurikulum. Dalam Laporan Lokakarya Bimbingan Pengguna dan Promosi

Perpustakaan Perguruan Tinggi negeri. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.


(49)

Rompas, J. 1985. Pengantar Organisasi Perpustakaan. Jakarta : Lembaga Perpustakaan Dokumentasi dan Informasi.

Salim, Peter. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Modern English Press.

Soedibyo, Noerhayati. 1987. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung : Alumni.

Subagyo, Joko. 1997. Metode penelitian : Dalam teori dan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Sulistyo-Basuki.1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia.

Sulistyo-Basuki. 2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung : Rekayasa Sains.

Sutarno. 2003. Perpustakaan dan Masyarakat. Yogyakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Sutarno. 2006. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. : Sagung Seto.

Wijoyo. 2008. Pendidikan Pengguna di Perpustakaan Perguruan Tinggi-prediksi, kendala tentang pelaksanaannya. <http://widodo.staff.uns.ac.id/12/15/pendidikan pengguna di perpustakaan perguruan tinggi- prediksi, kendala tentang pelaksanaannya> (7 Maret 2009) Wikipedia. 2007. Pendidikan.

Wikipedia. 2007. Pendidikan. <http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan.htm> (15 Januari 2008).

Yuyu, Yulia, Dkk. 1993. Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka.


(50)

(1)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah penulis peroleh dari observasi pada Perpustakaan USU , dengan ini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pelayanan pendidikan pemakai yaitu mampu meningkatkan pelayanan pendidikan pemakai yang baik, hal ini dilakukan guna melindungi informasi yang terkandung di dalamnya.

2. Pelayanan pemakai adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pemakai. Untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Bagian inilah yang berhubungan langsung dengan pemakai perpustakaan. Pada umumnya perpustakaan yang baik akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pemakai perpustakaan.

3. Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu ataupun secara kelompok

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penulis yang diperoleh dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Pendidikan pemakai diketahui memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penggunaan perpustakaan di lingkungan mahasiswa USU maka pihak perpustakaan diharapkan perlu lebih mengoptimalkan program pendidikan pemakai di perpustakaan universitas sumatera utara sehingga khususnya pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan semua koleksi dan fasilitas yang disediakan perpustakaan USU dengan mudah.

2. Pihak perpustakaan sebaiknya memberikan pendidikan pemakai bukan hanya kepada mahasiswa baru tetapi juga diberikan kepada mahasiswa lama dengan memperkenalkan kepada pengguna mengenai koleksi dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan USU sehingga pengguna dapat


(2)

memanfaatkan semua koleksi dan fasilitas sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.

3. Perlu dilakukan bimbingan pemakai secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga pelayanan kepada pemakai dapat lebih ditingkatkan


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Saleh, 2008. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : Universitas Terbuka.

Artawan, I Made. 2002. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan di Perguruan Tinggi. <http://www.artawan.mutiaracyber.com/artikel.html

Darmono, H. Agus. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Cet. 1. Jakarta : Kencana.

> (12 Januari 2008).

Davies. R.H. and Stimberling. 1973. Lifelong Education and the School. Hamburg : UNESCO Institute for Education.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Fjallbrant, Nancy. 1978. User Education Libraries. London : Clive Bingley.

Gelfand, M. A. 1971. University Libraries For Developing Countries. Paris : UNESCO.

Harahap, Basyal Hamidy dan J.N.B Tairas. 1998. Kiparah Pustakawan:

Seperempat Abat Ikatan Pustakawan Indonesia 1973-1998. Jakarta: Ikatan

Pustakawan Indonesia.

Hartono, Bambang. 1986. Sistem Dan Pelayanan Informasi. Jakata : Argana Kencana Abadi


(4)

Lasa, H.S. 1986. Perpustakaan sebagai sumber informasi dan layanan yang diberikan. Lontara no. 33

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktik.

Jakarta : Salemba Empat.

Pakdesofa. 2008. Peran Perpustakaan dalam Membina Minat Baca : Bag 1. <http://massofa.wordpress.com/2008/01/18/peran-perpustakaan-dalam-membina-minat-baca-bag-1/> (20 Februari 2008).

Pakdesofa. 2008. Pelayanan Perpustakaan : Bag 2.

<http://massofa.wordpress.com/2008/01/20/pelayanan-perpustakaan-bag-2/

Pamuntjak, Rusina Sjahrial. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan.

Jakarta : Djambatan

> Februari 2008).

Perpustakaan Nasional RI. 1992. Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Khusus. Edisi 1. Jakarta : perpustakaan Nasional RI.

P.Sumardji. 1992. Pelayanan Referensi di Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius (anggota ikapi)

Ratnaningsih, Rr. 1994. Pemakai dan Bimbingan pengguna Perpustakaan Tinjauan dari Segi mahasiswa baru Hingga Peneliti Terintegrasi Terlepas dari

Kurikulum. Dalam Laporan Lokakarya Bimbingan Pengguna dan Promosi

Perpustakaan Perguruan Tinggi negeri. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.


(5)

Rompas, J. 1985. Pengantar Organisasi Perpustakaan. Jakarta : Lembaga Perpustakaan Dokumentasi dan Informasi.

Salim, Peter. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Modern English Press.

Soedibyo, Noerhayati. 1987. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung : Alumni. Subagyo, Joko. 1997. Metode penelitian : Dalam teori dan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Sulistyo-Basuki.1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia. Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia. Sulistyo-Basuki. 2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung : Rekayasa Sains.

Sutarno. 2003. Perpustakaan dan Masyarakat. Yogyakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Sutarno. 2006. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. : Sagung Seto.

Wijoyo. 2008. Pendidikan Pengguna di Perpustakaan Perguruan Tinggi-prediksi, kendala tentang pelaksanaannya. <http://widodo.staff.uns.ac.id/12/15/pendidikan pengguna di perpustakaan perguruan tinggi- prediksi, kendala tentang pelaksanaannya> (7 Maret 2009) Wikipedia. 2007. Pendidikan.

Wikipedia. 2007. Pendidikan. <http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan.htm> (15 Januari 2008).

Yuyu, Yulia, Dkk. 1993. Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka.


(6)