PENTINGNYA SISTEM INFORMASI PENGADILAN D

PENTINGNYA SISTEM INFORMASI PENGADILAN DI DALAM
LINGKUNGAN DEMOKRASI
Ada beberapa perbedaan dari sistem-sistem hukum di dunia, namun
sebagian besar memiliki dasar fundamental yang sama. Sistem ini
meliputi aturan hukum, perlunya independensi peradilan, perlindungan
terhadap integritas dari sistem peradilan, akses dan transparansi sistem
peradilan, keadilan dalam melindungi hak prosedural dan substansif, dan
persamaan di mata hukum.
Tanpa adanya informasi yang akurat dan terbuka di dalam sistem
peradilan dan pemutusan, kita tidak akan bisa memastikan apakah
pengadilan telah memenuhi kewajiban mereka. Oleh karena itu, dilihat
dalam konteks yang luas dari sistem peradilan yang demokratis, sistem
CTM (Case Tracking and Management) bisa menjadi landasan peradilan.
Berikut beberapa contoh bagaimana sistem CTM yang baik dapat
mendukung perbaikan administrasi keadilan dan aturan-aturan hukum :
 Merawat banyak dokumen kasus
Sistem CTM ini menjamin kontrol khusus terhadap suatu kasus dan
menyimpan semua dokumen yang berkaitan dengan kasus tersebut
(comprehensive case record). The Trial Court Performance Standard
dapat memperlihatkan hubungan antara sistem CTM dengan
manajemen


pemberkasan

dimana

keduanya

mempengaruhi

keadilan, transparansi, dan pertanggungjawaban dalam sistem
peradilan.
 Penempatan dokumen kasus
Karena dokumen-dokumen dapat mempengaruhi hak dan kewajiban
seseorang dari generasi ke generasi, pemeliharaan dokumen jangka
panjang

sangatlah

diperlukan.


Sistem

harus

bisa

menjamin

keberadaan dokumen kasus, baik itu kasus aktif maupun kasus yang
sudah

diarsipkan.

Ketidakakuratan,

ketidakjelasan,

hilangnya

dokumen kasus, atau ketersediaan dokumen kasus yang sulit dapat

membahayakan
proses peradilan.

ketangguhan

pengadilan

dan

menumbangkan

 Mencegah penyelewengan pada proses pengadilan yang
melakukan penghancuran atau penyembunyian dokumen
Masalah ini lumrah terjadi dalam sistem peradilan yang kotor. Bagi
negara-negara yang masih berpegang teguh pada metode kuno
dalam

pengarsipan

dokumen


yang

tidak

bertanggungjawab

sebenarnya dapat menyebabkan malapetaka bagi sistem peradilan
di negara tersebut. Dalam sistem CTM yang baik, akan susah untuk
menutupi

dokumen

yang

hilang

apalagi

melindungi


si

penanggungjawab dokumen yang lalai. Hal ini didukung oleh setiap
dokumen kasus yang dapat dikenali secara khusus, mempunyai
lokasi sendiri, dapat dilacak dalam daftar, dan secara berkala
dijadwalkan sebagai aspek dalam pengelolaan kasus. Ketika ada
dokumen

yang

hilang,

sudah

ada

petugas

petugas


yang

bertanggung jawab. Apabila angka dan asal dokumen diketahui
sengaja dihilangkan, maka akan ada jejak yang dapat membantu
menemukan si penjahat.
 Menghilangkan diskriminasi terhadap orang miskin
Di beberapa negara, penyuapan sudah menjadi hal yang lumrah
dilakukan untuk menghindari proses peradilan yang seharusnya
dipenuhi. Hasilnya adalah kasus yang berasal dari orang orang
miskin membuat mereka semakin menderita. Jenis diskriminasi ini
tidak terdeteksi, atau setidaknya tidak terdokumentasi, tanpa
sistem CTM yang baik. Sistem CTM menghasilkan pergerakan kasus
yang teratur melalui proses pengadilan dan mencari penjelasan
untuk menunda kasus.
 Penetapan yurisdiksi
Sebuah kasus dapat ditunda atau ditutup dengan mudah oleh
kekeliruan
penanganan


proses.
kasus

Kekeliruan
karena

ini

bisa

membahayakan
mencegah

permulaan

pengadilan

untuk

menetapkan yurisdiksi terhadap orang-orang yang terlibat. Sistem

CTM yang baik dapat mengenali kasus dimana terdakwa tidak
dilayani, kasus-kasus yang ditutup karena ketidaksanggupan untuk
menemukan siapa yang bisa melayani kasus tersebut, dan, mungkin
mengenali penjahatnya langsung.
 Menjaga hak hukum

Kebutuhan

dokumen

dibutuhan

sepanjang

kasus

yang

lengkap


perkembangan

dan

kasus.

akurat
Peristiwa

terus
dan

pengarsipan harus dapat dilacak lalu dokumen masuk ke dalam file
kasus. Kehilangan, kesalahan pengarsipan, atau perubahan isi
dokumen dapat memberi efek buruk pada hak hukum yang penting.
Contohnya, akibat dari hilangnya dokumen dari kasus pidana,
seorang terdakwa dapat dipenjara dalam waktu lama atau bahkan
dapat menghindari penghakiman atau pengenaan sanksi pidana. Di
dalam


kasus

membahayakan

perdata,
hukum

hilangnya
dasar

yang

dokumen

kasus

menyebabkan

dapat


pengadilan

langsung atau jangka pendek bisa membahayakan seseorang,
seperti anak anak di dalam lingkungan kejam dan mendesak.
Seorang hakim pun tidak bisa melindungi hak-hak yang bukan
menjadi tanggung jawabnya. Sebuah sistem CTM yang baik akan
melacak kejadian dan pengarsipan secara kumulatif, mengenali
hubungan timbal balik mereka, dan mencegah kasus beku yang
mengorbankan para pencari keadilan.
 Memudahkan peninjauan banding
Peran terpenting bagi seorang hakim adalah untuk membuat
keputusan yang adil yang sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dokumen kasus memungkinkan penentuan apakah hakim tersebut
sudah memenuhi tanggung jawabnya atau belum. Dokumen ini
menjadi dasar bagi peninjauan banding dan untuk mengoreksi
kesalahan informasi karena tidak lengkap. Sistem CTM yang baik
menyediakan dokumen yang luas dan lengkap yang dibutuhkan
untuk peninjauan banding.
 Memfasilitasi penegakan hukum
Proses hukum biasanya berakhir dengan perintah atau keputusan
dari hakim. Ini adalah proses awal dari penegakan hukum.
Kelemahan utama dari beberapa pengadilan adalah keengganan
atau ketidakmampuan mereka untuk melaksanakan penilaian.
Terkadang penegakkan hukum adalah sesuatu di luar kekuatan
mereka, tapi seringkali tidak. Saat penegakan hukum ada di dalam
kewenangan pengadian, sistem CTM yang baik dapat melacak

apakah penegakan hukum telah ditegakkan, sebuah keputusan atau
denda telah dibayar, atau sanksi pidana telah diberlakukan.
 Meningkatkan keterbukaan dan tanggungjawab
Sistem CTM yang baik mengizinkan kepala hakim dan pengawas
luar untuk melihat pola dari tindakan. Contohnya, hal ini dapat
membantu identifikasi hakim mana yang lambat performanya,
mungkin solusinya bisa menyarankan apakah kita butuh sumber
daya baru atau pergantian sistem. Selain itu, hal ini dapat
membantu memeriksa keputusan hakim di pengadilan yang sama
namun

berbeda

dalam

pelaksanaannya

yang

mengakibatkan

ketidakadilan untuk seseorang maupun kelompok. Aktivitas-aktivitas
tersebut dapat membantu menghapuskan kecurigaan publik. Ketika
banyak pengadilan yang tidak biasa melakukan pemeriksaan publik,
pengadilan yang sadar hukum akan menggunakan informasi untuk
menilai dirinya sendiri untuk mencari solusi dan dukungan publik.
Dari contoh-contoh yang telah diberikan diatas, sudah jelas bahwa
sistem CTM yang baik dapat memiliki dampak substansial pada peraturan
perundang-undangan. Dengan pemahaman ini, petugas penegak hukum
dapat melibatkan pejabat-pejabat lokal untuk bekerjasama, bersinergi
untuk menetapkan tujuan yaitu perbaikan sistem manajemen peradilan
sebagai bagian dari tugas para penegak hukum yang lebih besar.

Dokumen yang terkait

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

JENIS-JENIS KALIMAT INTEROGATIF BAHASA INDONESIA DI PERSIDANGAN PENGADILAN NEGERI JEMBER

7 105 16

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERNAK ITIK PETELUR DENGAN SISTEM INTENSIF DAN TRADISIONAL DI KABUPATEN PRINGSEWU

10 119 159

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59