PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBERDAYA pdf

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PENGELOLAAN
PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK SEBAGAI ENERGI
PEMBANGKIT LISTRIK
BIDANG KEGIATAN
PKM-GT

Diusulkan oleh:
Revy Sugesti

(H1E011005)

Nurul Fatimah

(H1E011020)

Taufiq Setiyawan

(H1E012010)


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013

HALAMAN PENGESAHAN USULAN PKM-GT
1. Judul Kegiatan

2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas

: Pemberdayaan Masyarakat untuk
Pengelolaan Pemanfaatan Sampah Organik
sebagai Energi Pembangkit Listrik
: PKM-GT

: Revy Sugesti

: H1E011005
: MIPA / FISIKA
: Universitas Jenderal
Soedirman
e. Alamat Rumah
: Jalan Pacuan kuda No. 85
RT 04 RW 07, Kecamatan Pangandaran,
Kabupaten Ciamis – Jawa Barat
f. No. Telp/HP
: 085326716368
g. Alamat Email
: revy41@ymail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap
: Sunardi M.,Si.
b. NIP
: 19590715 199002 1001
c. NIDN
: 0015075907

d. Alamat Rumah
: Perum Griya Tegal Sari Indah C4/39
Bojongsari Kembaran, Banyumas
e. No Telp./HP
: 08156563916
Purwokerto, 14 Maret 2013
Menyetujui
Pembantu Dekan III
Fakultas Sains dan Teknik

Ketua Pelaksana Kegiatan

Gatot Hery Sudibyo ST.,MT.
NIP 19720222 200003 1 001

Revy Sugesti
NIM. H1E011005

Pembantu Rektor III
Universitas Jenderal Soedirman


DosenPendamping

Prof. Imam Santosa M. Si.
NIP. 19611001 198803 1 001

Sunardi, M. Si.
NIDN. 0015075907

i

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad
SAW, Tauladan sejati sampai akhir zaman sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Program Kreativitas Mahasiswa – Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang
berjudul “Pemberdayaan Masyarakat untuk Pengelolaan Pemanfaatan Sampah
Organik sebagai Energi Pembangkit Listrik” dengan baik tanpa suatu halangan
yang berarti. Tulisan ini disusun sebagai usulam PKM-GT tahun 2013.
Terselesaikannya penulisan PKM-GT ini adalah berkat dukungan dari

semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebanyakbanyaknya kepada:
1. Bapak Dr. Sunardi, M.Si selaku dosen pembimbing yang membimbing
dan memberikan arahan kepada penulis.
2. Orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan do’anya.
3. Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian penelitian
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan tulisan. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya
bagi penulis dan pembaca.

Purwokerto, 14 Maret 2013

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN PENGESAHAN USULAN PKM-GT ………………………

i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………

ii

DAFTAR ISI

…………………………………………………………….

iii

RINGKASAN

……………………………………………………………

1


PENDAHULUAN
…………………………………………………

1

Tujuan dan Manfaat ………………………………………………………

2

Latar Belakang Masalah

GAGASAN
Kondisi Kekinian …………………………………………………………

3

Solusi yang Pernah Dilakukan ……………………………………………

4


……………………………………………………..

4

Kehandalan Gagasan

Pihak – pihak yang Berperan
Strategi Penerapan
KESIMPULAN

……………………………………………

5

……………………………………………………….

5

…………………………………………………………


6

……………………………………………………

7

………………………………

8

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

iii

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PENGELOLAAN
PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK SEBAGAI ENERGI
PEMBANGKIT LISTRIK
Revy Sugesti, Nurul Fatimah, Taufiq Setiyawan

Prodi Fisika Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal
Soedirman

RINGKASAN
Listrik dapat dihasilkan dari sumber-sumber energi yang terdapat di
alam, dan tak semua sumber dapat diperbaharui. Di Indonesia, sebagian besar
energi listrik dihasilkan oleh pembangkit yang menggunakan bahan bakar batu
bara yang menjadikan biaya operasional menjadi mahal.
Ketersediaan sumber energi listrik yang terbatas disetiap negara
memunculkan ide untuk membuat pembangkit listrik dari tenaga sampah.
Usaha yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam membantu masyarakat
menanggulangi masalah listrik seperti halnya juga yang telah dilakukan studi
kasus oleh seorang dosen dari Institut Teknik Sepuluh November tentang
pananggulangan masalah sampah yang mewabah didaerahnya. Adalah Dr.
Bambang Sudarmanta S.T M.T dosen Teknik Mesin ITS yang menemukan alat
yang mampu menyulap sampah menjadi listrik. Menurutnya, proses pengolahan
sampah untuk menjadi energi listrik sendiri dilakukan dengan tiga cara, yakni
pembakaran, gasifikasi dan fermentasi.
Masyarakat diharapkan dapat mandiri dengan terciptanya pembangkit
listrik tenaga sampah, mengingat prosesnya mudah dilakukan juga bahannya

yang mudah ditemukan, sementara alatnya yang ditaksir dengan harga yang
cukup mahal, masyarakat bisa mengatasinya dengan swadaya masyarakat,
sehingga masyarakat mampu untuk mengatasi krisis listrik didaerahnya.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan akan listrik semakin meningkat seiring dengan
berkembangnya teknologi. Listrik menjadi sumber energi utama untuk berbagai
bidang usaha dan kehidupan. “Di Indonesia, sebagian besar energi listrik
dihasilkan oleh pembangkit yang menggunakan bahan bakar batu bara yang
menjadikan biaya operasional menjadi mahal. Terjadinya krisis bahan bakar
minyak secara global memberi dampak yang sangat signifikan. Penggunaan batu
bara sebagai bahan bakar sekitar 7000 ton per hari yang diprokduksi PLTU”
(Jawa Pos. 20 Mei, 2008).
Listrik dapat dihasilkan dari sumber-sumber energi yang terdapat di alam,
tentunya tak semua sumber ini dapat diperbaharui. Fakta yang terjadi saat ini
dibeberapa daerah pembangkit listrik mayoritas masih memakai sumber energi
dari bahan fosil, di mana pada akhirnya lambat laun akan semakin tergerus dan
pada akhirnya akan habis. Secara tidak langsung manusia sebagai tokoh utama
dalam pembangunan dituntut mencari sumber energi lain dengan memanfaatkan

1

potensi alam yang ada. Potensi ini dapat dicari dari tenaga air, angin, panas bumi,
atau bahkan limbah sampah sekalipun.
Undang-undang No. 18 tahun 2008 menyatakan bahwa sampah telah
menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara
komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara
ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat
mengubah perilaku masyarakat;
Sampah yang identik dengan anggapan negatif, sampah yang selalu kita
kenal adalah benda yang kotor dan berpotensi membawa penyakit atau virus serta
hal buruk lain. Sampah juga menjadi barang yang harus ditekan produksinya.
Upaya dalam menciptakan lingkungan yang sehat, salah satunya dengan
mengolah sampah rumah tangga masih terus ditingkatkan sosialiasinya ke dalam
komunitas atau masyarakat sekitar. Dengan mengolah sampah rumah tangga dari
lingkungan terkecil yaitu keluarga maka akan dapat mengantisipasi timbulnya
penyakit atau virus yang berbasis lingkungan.
Sistem pengolahan sampah yang umum dilakukan oleh masyarakat adalah
sistem pengelolaan sampah tradisional yang masih dengan mengangkut sampah ke
tempat pembuangan sampah sementara atau langsung kepada tempat sampah
akhir, dan masih membutuhkan dana untuk retribusi dalam suatu wilayah cakupan
yang masih relatif kecil sedangkan
sistem pengolahan sampah mandiri
masyarakat mulai memilah sampah yang mereka hasilkan sehari-hari, mereka juga
melakukan pengumpulan selain melakukan pengangkutan yang tentu saja
sistemnya lebih baik daripada sistem pengelolaan sampah tradisional. Dengan
sistem ini, masyarakat dapat mengontrol jumlah produksi sampah yang mereka
hasilkan. Selain cara diatas, pengolahan sampah juga dapat dilakukan dengan
membuatnya menjadi biogas. “Penambahan air sangat berperan penting dalam
proses penguraian senyawa organik ini dapat dilihat dari volume produksi biogas
yang dihasilkan dari perbandingan antara senyawa organik dan air”. (Thahir,
2009).
Dalam sistem pengelolaan sampah menjadi biogas ini, diperlukan
partisipasi masyarakat. Dengan memberdayakan masyarakat maka sistem
pengelolaan ini dapat berdiri secara mandiri tanpa bergantung kepada bantuan
luar, serta kemandirian masyarakat dapat terwujud. Selain memberdayakan
masyarakat, dalam upaya mewujudkan sistem pengelolaan sampah diperlukan
juga upaya memberdayakan keluarga. Beberapa prinip dalam pemberdayaan
masyarakat adalah : menumbuhkembangkan potensi masyarakat, kontribusi
masyarakat dalam pembangunan masyarakat, mengembangkan gotong royong,
bekerjasama dengan masyarakat, kemitraan dengan organisasi di masyarakat,
desentralisasi.
Tujuan dan Manfaat
1. Mendeskripsikan pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat bahwa
sampah organik dan non-organik dapat dimanfaatkan menjadi energi
pembangkit listrik.
2. Memberi pengarahan kepada masyarakat tentang cara kerja pembangkit listrik
tenaga sampah
3. Mengatasi masalah sampah yang menumpuk dan mencemari lingkungan.
4. Mengatasi masalah krisis listrik di Indonesia.

2

GAGASAN
Kondisi Kekinian
Kemajuan Bangsa dan Negara sangat bergantung pada tingkat pendidikan
dan produktifitas industri yang dapat menggerakkan roda perekonomiaan bangsa
itu sendiri. Ketersediaan energi yang memadai merupakan salah satu kunci utama
untuk menopang produktifitas serta daya saing industri dalam operasional
bisnisnya, di dalam maupun luar negeri. Listrik menopang kelangsungan di
berbagai bidang, seperti halnya bidang industri, bidang pendidikan, dan lain
sebagainya.
Undang – undang nomor 14 tahun 2012 menyatakan usaha penyediaan
tenaga listrik untuk kepentingan umum meliputi jenis usaha : pembangkitan
tenaga listrik, transmisi tenaga listrik, distribusi tenaga listrik; dan/atau penjualan
tenaga listrik.
Listrik merupakan pemicu lahirnya teknologi-teknologi canggih. Semakin
canggih teknologi, energi listrik akan semakin banyak digunakan. Sedangkan
sumber energilistrik kebanyakan adalah energi yang tidak dapat diperbaharui.
Pengembangan energi alternatif harus disesuaikan sektor lain yang sama-sama
memiliki peran penting dalam kemajuan serta kesejahteraan bangsa. Kunci
suksesnya, ketepatan pilihan energi alternatif yang akan dikembangkan tanpa
mengganggu sektor lain. Pada era modern seperti saat ini aktivitas manusia dalam
dalam penggunaan listrik dan memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang
dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukan sebagai barang
buangan, yaitu sampah dan limbah permasalahan sampah adalah sebuah
permasalahan sudah sangat sulit untuk ditanggulangi.
Sampah organik dapat menyebabkan pencemaran tanah yang dapat
berdampak negatif, seperti terganggunya kehidupan organisme (terutama
mikroorganisme dalam tanah), berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah
sehingga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, danmengubah dan
mempengaruhi keseimbangan ekologi. Semakin menonjolnya kesadaran berpikir
masyarakat akan bahaya sampah dilingkungan tempat tinggal membuat sebagian
besar masyarakat menciptakan teknologi-teknologi canggih untuk upaya
pengolahan sampah. Salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga sampah.
Banyak anggapan bahwa yang berperan dalam pengolahan sampah dengan
bantuan teknologi pembangkit listrik tenaga biogas hanya dapat dilakukan oleh
kalangan para ahli saja. Seharusnya semua lapisan masyarakat lah yang berperan.
Ketakutan akan terjadinya kesalahan yang berakibat fatal seperti pencemaran
menjadi topik yang menghalangi pikiran positif masyarakat untuk mencoba
inovasi ini.
Pengarahan mengenai pentingnya manjaga lingkungan adalah poin utama
menuju terciptanya keseimbangan lingkungan. Pengetahuan tentang proses
pengolahan sampah dan proses kerja pembangkit listrik biogas sangat diperlukan
sebagai dasar pemikiran masyarakat. Ide ini dapat berkembang melalui kerjasama
antar organisasi masyarakat.

3

Solusi yang Pernah Dilakukan
PLTSa disebut juga sebagai pembangkit listrik tenaga sampah merupakan
pembangkit yang dapat membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan
sampah sebagai bahan utamanya, baik dengan memanfaatkan sampah organik.
Mekanisme pembangkitan dapat dilakukan dengan metode secara
pembakaran/thermal dan secara biologis. Proses konversi melalui metode thermal
dapat dicapai melalui beberapa cara pembangkitan, yaitu dengan metode pirolisis,
combustion, Plasma Arc Gasification, thermal gasifikasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah dilakukan studi kasus oleh seorang
dosen dari Institut Teknik Sepuluh November tentang pananggulangan masalah
sampah yang mewabah didaerahnya. Adalah Dr. Bambang Sudarmanta
ST,.MTdosen Teknik Mesin ITS yang menemukan alat yang mampu menyulap
sampah menjadi listrik. Menurutnya, proses pengolahan sampah untuk menjadi
energi listrik sendiri dilakukan dengan tiga cara, yakni pembakaran, gasifikasi dan
fermentasi. (F. Hadiatmodjo, 2012)
Pada proses pembakaran, hingga mencapai 600 bar, sampah yang telah
dipilah akan dikelompokan dalam beberapa kategori. Lalu, panas dari pembakaran
tersebut di alirkan ke turbin untuk menggerakan generator dan menghasilkan
listrik. Kategori sampah anorganik yang tidak bernilai ekonomis akan dibakar
dalam insenerator dan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel.Cara lain yang bisa
dilakukan adalah dengan metode gasifikasi. Metode ini berbeda dengan metode
sebelumnya karena tidak dilakukan pembakaran. Dalam metode ini, sampah yang
berupa biomassa akan diubah menjadi synthetic gas yang kemudian akan
dimurnikan kembali. Gas yang telah dimurnikan tersebut akan digunakan sebagai
bahan bakar mesin diesel atau mesin bensin.
Selain dua cara tersebut, Bambang dan timnya juga telah mengembangkan
metode lain yakni metode fermentasi. Diakui olehnya, metode ini belum pernah
diterapkan pada sampah.Beliau merancang sebuah alat pembangkit tenaga listrik
berbahan dasar sampah. Prinsip kerjanya diawali dengan menampung berbagai
jenis sampah baik organik maupun an-organik kedalam sebuah tabung, kemudian
sampah itu dibakar sehingga menghasilkan uap yang ditampung dalam sebuah
boiler kemudian mengahsilkan panas yang digunakan untuk memutar turbin
sehingga dapat menggerakkan generator. Pembangkit karya mahasiswa ITS ini
dapat menghasilkan daya listrik hingga 2.000 Watt per hari. PLTSa ala ITS ini
menggunakan teknologi pembakaran sampah untuk menghasilkan energi.
Tetapi penulis hanya menggunakan sampah organic sebagai bahan utama
pembuatan tenaga listrik tersebut, yang menggunakan metode fermentasi.
Kehandalan gagasan
Setelah menganalisis kekurangan dan kelebihan pembangkit listrik tenaga
sampah an-organik yang telah ada, penulis berinisiatif untuk mengembangkan ide
tersebut agar dapat mengatasi masalah krisis listrik daerah sekaligus mengurangi
produksi pencemaran yang diakibatkan oleh limbah.
Sampah non-organik yang sudah diolah secara terpadu dimasukkan ke
insinerator. Di dalam insinerator, sampah dibakar dan gas hasil pembakaran
digunakan untuk memanaskan air hingga menguap. Uap yang dihasilkan
digunakan untuk menggerakkan turbin. Selain sampah non-organik, sebenarnya
sampah organik pun dapat digunakan sebagai alternatif energi pembangkit listrik.

4

Hal ini perlu diperhatikan, disamping jumlahnya yang tak kalah banyak dengan
sampah an-organik, sampah organik lebih mudah ditemukan dilingkungan dan
dengan nilai ekonomis. Penciptaan pembangkit listrik dengan energi sampah
organik dapat dilakukan dengan metode fermentasi yang mudah dilakukan oleh
masyarakat desa.
Gagasan ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat dalam
terciptanya pembangkit listrik tenaga sampah, mengingat prosesnya mudah
dilakukan juga bahannya yang mudah ditemukan, sementara alatnya yang ditaksir
dengan harga yang cukup mahal, masyarakat bisa mengatasinya dengan swadaya
masyarakat, sehingga masyarakat mampu untuk mengatasi krisis listrik
didaerahnya.
Metode yang digunakan adalah dengan cara melakukan pengarahan serta
sosialisasi tentang bagaimana prinsip kerja alat pembangkit listrik tenaga sampah
ini, apa saja manfaatnya bagi kehidupan dan penjelasan mengenai penerapan
dalam kehidupan sehari-hari.
Pihak-pihak yang Berperan
Masyarakat adalah tokoh utama dalam lingkungan hidupnya. Peranan
masyarakat dinilai penting untuk mendukung gagasan ini, hal ini dikarenakan
masyarakat juga yang akan merasakan hasil dari gagasan ini. Pengarahan dan
sosialisasi mengenai pengolahan sampah organik sebagai energi alternatif
pembangkit listrik merupakan langkah utama untuk menumbuhkan kesadaran
dalam diri masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian alam. Pembagian
peran dalam proses pewujudan pembangkit listrik biogas berbahan dasar sampah
organik sangat penting dilakuakan, mengingat proses pengolahan yang harus
terstruktur dan sistematis. Misalnya, dalam suatu lingkungan RT, seorang ketua
RT memegang tanggungjawabnya sebagai ketua pelaksana program gagasan yang
penuklis ajukan ini. Sedangkan dibidang keuangan dan kepengurusan lain juga
dibutuhkan peran beberapa anggota masyarakat dibawah pengawasan Ketua RT.
Untuk pengelola dan pengumpul bahan diharapkan setiap kepala keluarga dapat
mengerjakannya secara mandiri.
Peran masyarakat selain ketua dan pengurus adalah sebagai pelaku utama
dalam proses dari mulai pengolahan sampah hingga pengolahan listrik hasilnya.
Semua gagasan tersebut dapat berjalan dengan baik tentunya atas kerjasama
masyarakat itu sendiri untuk menghasilkan lingkungan hidup yang lebih baik,
bebas pencemaran dan virus penyakit, serta menjaga kestabilan alam.

Strategi Penerapan
Langkah awal yang dilakukan adalah merencanakan pembangunan
pembangkit listrik tenaga sampah, kemudian memilih dan memisahkan jenis
sampah organik dan non-organik. Sampah organik yaitu sampah yang mudah
dibusukkan. Sampah organik yang banyak ditemukan dipasar dan dapur rumah
tangga terlebih dahulu diolah menjadi biogas. Biogas adalah gas yang dihasilkan
dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi
langka oksigen (anaerob). “Biogas selain dapat dimanfaatkan untuk kompor
rumah tangga juga dapat digunakan untuk membangkitkan listrik” (Suyitno,
2010). Sampah dimasukkan kedalam sebuah tabung penampung, dengan bantuan

5

bakteri pengaurai dan akan mengasilkan gas yang dibakar dengan suhu tinggi
kurang lebih 1000C tetapi tidak menyebabkan polusi bagi udara disekitarnya yang
selanjutnya akan disalurkan menuju turbin sehingga dapat menggerakkan
generator pembangkit listrik.
Sedangkan untuk sampah non-organik yang sudah diolah secara terpadu
dimasukkan ke insinerator. Di dalam insinerator, sampah dibakar dan gas hasil
pembakaran digunakan untuk memanaskan air hingga menguap. Uap yang
dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin.
Aplikasi pada masyarakat itu sendiri adalah dengan terciptanya
pembangkit listrik tenaga sampah yang dimungkinkan untuk masyarakat tidak lagi
menggunakan pembangkit listrik dari pemerintah, tetapi masyarakat mampu
menciptakan tenaga listriknya sendiri secara mandiri, tentunya dalam kapasitas
kecil.

KESIMPULAN
Mendeskripsikan pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat bahwa
sampah organik dan non-organik dapat dimanfaatkan menjadi energi pembangkit
listrik. Sampah terdiri dari dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah nonorganik. Selain memberikan dampak negatif, kedua jenis sampah ini juga
memiliki nilai positif dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk energy
pembangkit listrik. Pengolahan sampah organik dsebagai sumber energy listrik
dilakukan dengan proses fermentasi, sedangkan sampah non-organik dengan cara
melakukan pembakaran langsung.
Keberadaan pembangkit listrik bersumber dasar sampah ini tentu saja
sebagai solusi untuk mengatasi masalah sampah yang menumpuk dan mencemari
lingkungan. Keuntungan lainnya yaitu, berkurangnya krisis energy listrik di
Indonesia, khususnya didaerah desa karena dengan pembangkit listrik tenaga
sampah ini dapat memandirikan masyarakat. Pengolahan sampah sebagai energi
alternatif pembangkit listrik merupakan pengganti yang efektif bagi energi
batubara yang persediaannya dialam semakin berkurang. Sehingga dapat
mengatasi krisis listrik.

6

DAFTAR PUSTAKA
Damirin, Muhammad dkk. 2010. ” Studi P er enca na a n P emba ngkit
Listr ik Tena ga Sa mpa h Denga n Teknologi Dr y Ana er obic Conver tion ”,
Unissula.
Deublin Dieter and Stenhauser Angelika. 2008. “ Bioga s F r om Wa ste
And Renewa ble Resour ce ” Wiley- Vch, German.
F. Hadiatmodjo. 2012. Ini Dia, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ala ITS.
http://www.itoday.co.id/pendidikan/
Jawa Pos. 20 Mei, 2008. Pasokan Batu Bara Untuk PLTU Menipis, Jawa Pos,
hlm. 5 & 12.
Suyitno. 2010. Teknologi Biogas. Bandung : Graha Ilmu
UU No. 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
UU No. 14 tahun 2012 Tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Wahyu, Sri. 2008. Biogas. Jakarta : Penebar Swadaya

7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
1. KETUA PELAKSANA
Nama
: Revy Sugesti
Tempat, tanggal lahir : Ciamis, 20 Januari 1993
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat asal
: Jalan Pacuan kuda No. 85 RT 04 RW 07, Kec.
Pangandaran, Kab.
Ciamis – Jawa Barat
Agama
: Islam
Status
: Mahasiswa
Riwayat Pendidikan
No. Jenjang
Nama Sekolah
Tahun
1
SD
SDN 02 Pangandaran
1999 - 2005
2
SMP
SMPN 01 Pangandaran
2005 - 2008
3
SMA
SMAN 01 Pangandaran
2008 - 2011
4
PT
Prodi Fisika
2011 - sekarang

Purwokerto, 14 Maret 2013

Revy Sugesti
NIM. H1E011005

8

2. ANGGOTA PELAKSANA 1
Nama
: Nurul Fatimah
Tempat, tanggal lahir : Cilacap, 30 Maret 1992
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat asal
: Perumahan Taman Wanasari Indah
Jl. Saturnus Raya Blok i3 no.6 RT 06 / RW 04
Kec. Cibitung - Kab Bekasi
Jawa Barat
Agama
: Islam
Status
: Mahasiswa
Riwayat Pendidikan
No. Jenjang
Nama Sekolah
Tahun
1
SD
SDN Wanasari 14
1998 - 2004
2
SMP
SMPN 01 Cikarang - Barat
2004 - 2007
3
SMA
SMAN 01 Cibitung
2007 - 2010
4
PT
Prodi Fisika
2011 - sekarang

Purwokerto, 14 Maret 2013

Nurul Fatimah
H1E011020

9

3. ANGGOTA PELAKSANA 2
Nama
: Taufiq Setiyawan
Tempat, tanggal lahir : Ngawi, 30 Juni 1993
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat asal
: Dusun Kayangan, Desa Brubuh, Kec.
Jogorogo, Kab. Ngawi - Jawa Timur
Agama
: Islam
Status
: Mahasiswa
Riwayat Pendidikan
No. Jenjang
Nama Sekolah
Tahun
1
SD
SDN Brubuh 2
2000 - 2006
2
SMP
SMPN 02 Jogorogo
2006 - 2009
3
SMA
SMAN 01 Jogorogo
2009 - 2012
4
PT
Prodi Fisika
2012 - sekarang

Purwokerto, 14 Maret 2013

Taufiq Setiyawan
H1E012010

10