HUBUNGAN KONSUMSI BUAH SAYUR DAN KEGEMUK (1)

HUBUNGAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KEGEMUKAN
PADA SISWA KELAS 5
DI SD ISLAM DARUL HIKAM BANDUNG
(RELATIONSHIP OF FRUIT CONSUMPTION, VEGETABLE
CONSUMPTION AND OBESITY IN CLASS 5 OF ISLAMIC
ELEMENTARY SCHOOL DARUL HIKAM BANDUNG)

NASKAH PUBLIKASI
diajukan untuk melengkapi persyaratan menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma
III Kesehatan Bidang Gizi

oleh
LUGINA RIZKY KHAERUNISA
NIM : P17331113004

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2016

HUBUNGAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KEGEMUKAN
PADA SISWA KELAS 5

DI SD ISLAM DARUL HIKAM BANDUNG
(RELATIONSHIP OF FRUIT CONSUMPTION, VEGETABLE
CONSUMPTION AND OBESITY IN CLASS 5 OF ISLAMIC
ELEMENTARY SCHOOL DARUL HIKAM BANDUNG)
Lugina Rizky Khaerunisa
Gizi Masyarakat, Jurusan Gizi, Politeknik Kementrian Kesehatan Bandung
ABSTRAK
Kegemukan merupakan kelebihan berat badan karena asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan seperti kelebihan asupan energi dan kurangnya konsumsi serat. Prevalensi
kegemukan di kota Bandung sebesar 12,1%. Konsumsi buah dan sayur penduduk Indonesia
masih rendah yaitu 15 gram/hari. Konsumsi buah dan sayur tinggi dapat mencegah
kegemukan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan konsumsi buah, sayur dan
kegemukan pada siswa kelas 5 di SD Islam Darul Hikam Bandung.
Penelitian dilakukan pada bulan Februari dan April 2016. Disain penelitian yang digunakan
Cross sectional dengan jumlah sampel 45 siswa. Status kegemukan menggunakan IMT/U
(Indeks Massa Tubuh menurut umur). Konsumsi buah dan sayur dengan Semiquantitative
Food Frequency Questionnaire (SFFQ). Data dianalisis menggunakan Chi-Square dan Fisher
Exact.
Hasil penelitian menunjukkan siswa yang mengalami kegemukan 46,7%. Siswa dengan

konsumsi buah kurang 24,4% dan siswa dengan konsumsi sayur kurang 86,7%. Hasil analisis
data menunjukan tidak ada hubungan konsumsi buah dan kegemukan (p>0.05). Adanya
hubungan konsumsi sayur dan kegemukan (p 0.05). There are relationship of vegetable consumption and obesity (p 0,05). Meskipun tidak ada hubungan
dengan kegemukan, secara statistik
konsumsi buah kurang berisiko mengalami
kegemukan 2x lebih besar daripada
konsumsi buah yang cukup (RP 1,92 CI
95%) .
Penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ratu Ayu
(2011) dimana meneliti faktor risiko
kegemukan pada anak 5-15 tahun di
Indonesia dengan hasil tidak adanya
hubungan antara konsumsi buah dengan
kegemukan (p 0,092)7. Penelitian lain yang
sejalan yaitu penelitian tentang Faktor
Risiko Obesitas pada anak SD Insan Kamil
Kota bogor oleh Pramuditha (2011)
dengan hasil tidak adanya hubungan
frekuensi konsumsi buah dengan Obesitas

(p 0,736)8.

21

61,8

Total

Nilai P

0,1

Ketidak
ada
hubungan
antara
konsumsi buah dengan kegemukan salah
satunya dapat disebabkan oleh konsumsi
buah dalam bentuk jus hal ini dikarenakan
dalam jus diberi penambahan gula sekitar

1-2 penukar. Dengan demikian buah yang
awalnya rendah energi menjadi tinggi
energi dengan penambahan gula. Selain itu
adanya faktor lain yang menyebabkan
kegemukan yang tidak diteliti seperti
adanya riwayat kegemukan di keluarga,
faktor aktifitas fisik, asupan lemak dan
asupan energi.
Hubungan konsumsi sayur dan
kegemukan
Dari 45 sampel tersebut diantaranya39
sampel dengan konsumsi sayur kurang
sebanyak 21 orang (46,7%) berstatus gizi
gemuk dan 18 orang (40%) berstatus gizi
normal. Selengkapnya tersaji pada tabel 6

Tabel 6 Hubungan Konsumsi buah dan Kegemukan

Kurang


Kegemukan
Normal
Gemuk
n
%
n
%
21
53,8
18
46,2

n
39

%
100,0

Cukup


0

6

100,0

Konsumsi
Sayur

0,0

Hasil uji statistik menggunakan ChiSquare ditemukan nilai harapan < 5 pada >
20% dari total sel maka menggunakan
Fisher Exact Test dan menunjukan adanya
hubungan dengan kegemukan (p 0,023).
Penelitian tersebut
sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ratu ayu
(2011) mengenai faktor risiko kegemukan
pada anak 5-15 tahun Di Indonesia yang

menunjukan hasil adanya hubungan yang
signifikan antara konsumsi sayur dengan
kegemukan (p