Teori Permintaan Konsumen Ekonomi Mikro (1)
TEORI PERMINTAAN KONSUMEN
1. Pendekatan Kardinal/teori nilai subjektif/Subjective Value Theory William Stanley
Jevons, Karl Merger,Leon W.
2. Pendekatan Ordinal/analisis kurve indifference/Indifference Curve Analysis Francis
Y.Edge Worth, Vilredo Pareto, John R.Hicks dan Allen
Ad.1. Pendekatan Kardinal guna (utility) kepuasan yang diperoleh konsumen dari
barang dan jasa yang dikonsumsikannya dapat dinyatakan dalam angka kardinal.
Demand individu timbul karena ia mengkonsumsi barang. Sampai pada titik
tertentu
Demand individu timbul karena ia mengkonsumsi barang. Sampai pada
titik tertentu
Besarnya kegunaan dianggap dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan “fiktif”
yang disebut UTIL
Qx
0
1
2
3
TUx
1
1
1
0
10
18
10
8
6
MUx
……….
10
Catatan :
Biasanya seorang konsumen berusaha memaksimumkan
guna/kepuasan total yang diperoleh dari pembelanjaan
pendapatannya.
8
24
6
4
28
4
5
30
2
6
30
0
7
28
-2
TU X dTU x
MU X
Q X
dQx
TUx
TUx
30 --
Tux
25 --
MaX MuX= 0
20 --
Tux Mux = (+)
15 --
Tux Mux = (-)
10 -5 -|
|
|
|
|
|
|
1
2
3
4
5
6
7
Qx
MUx
10 -8 -6 -4 -2 -0 --2 --
|
|
|
|
|
|
|
1
2
3
4
5
6
7
MUx
Qx
Keseimbangan Konsumen
Konsumen dikatakan seimbang apabila ia membelanjakan pendapatannya sedemikian
rupa sehingga guna atau kepuasan uang/rupiah terakhir yang dibelanjakan pada
berbagai komoditi sama.
Secara matematika dikatakan seimbang,apabila :
Mu X Mu Y Mu Z
....... dst
PX
PY
PZ
Dengan kendala (constraint)
PX . QX + PY . QY + dst ………… = M (pendapatan seorang konsumen)
Contoh :
Jika diketahui :
Q
MuX
MuY
1
16
11
2
14
10
3
12
9
4
10
8
5
8
7
6
6
6
7
4
5
8
2
4
Dan harga dua komoditi tersebut (X dan Y) tersebut
dimana PX = Rp 2000 dan PY = Rp 1000
Pendapatan seorang konsumen pada periode
tersebut sebesar Rp 12.000,- dan dibelanjakan
seluruhnya.
Bagaimana konsumen tersebut membelanjakan
uangnya keseimbangan
Jawab :
- Rp 2000
1
dua unit barang Y
- Rp 2000
2
dua unit barang Y
3 unit X
- Rp 2000
3
satu unit barang X
6 unit Y
- Rp 2000
4
satu unit barang X
- Rp 2000
5
dua unit barang Y
- Rp 2000
6
satu unit barang X
Mu X Mu Y
PX
PY
PX
atau
Max TU =93
12
6
YM
2000
1000
QX + P Y QY = M
2000 x 3 + 1000 x 6 = 12.000
Ad.2. Pendekatan Ordinal / Analisis Kurva Indiference
Kurva indifference atau “liku tak acuh” menunjukkan berbagai kombinasi barang X
dan barang Y yang memberikan manfaat atau kepuasan yang sama kepada
konsumen.
Apabila kurva indifference yang tinggi menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi dan
begitu pula sebaliknya.
Contoh :
Grafik IC
Skedul
Indifference
Curve I
Indifference
Curve II
Indifference
Curve III
OX
OY
OX
OY
OX
OY
1
10
3
10
5
12
2
5
4
7
6
9
3
3
5
5
7
7
4
2,3
6
4,2
8
6,2
OY
12 -10 -- C
8 -6 --
5
1,7
7
3,5
9
5,5
4 --
6
1,2
8
3,2
10
5,2
2 --
7
0,8
9
3
11
5
8
0,5
10
2,9
12
4,9
9
0,3
10
0,2
IC1 < IC2 < IC3
D
IC3
IC2
F
IC1
|
|
|
|
|
|
2
4
6
8
10
12
Qx
Tingkat Penggantian Marginal
Tingkat penggantian marginal X untuk Y (Marginal rate of substitution X for Y/ MRS XY)
yaitu : menunjukkan jumlah barang Y yang tersedia dikorbankan/diserahkan oleh seorang
konsumen untuk memperoleh satu satuan tambahan barang X (masih pada IC nya).
Apabila individu/seorang konsumen itu bergerak ke bawah sepanjang IC,maka MRSnya
bekurang.
Contoh :
Pada grafik IC dimana bergesernya titik C ke D
pada IC1 menunjukkan bahwa seorang
konsumen menyerahkan 5 satuan Y untuk
memperoleh
satu
satuan
X
dalam
pertukarannya. Jadi MRSXY = 5. Begitu juga dari
D ke F pada IC1, MRSXY = 2
Bisa kita lihat apabila konsumen terus bergerak
ke bawah sepanjang ICnya,maka ia bersedia
menyerahkan jumlah Y yang makin lama makin
kecil untuk memperoleh barang X
( = MRSXY menurun)
MRSXY
IC1
IC2
IC3
1
--
--
--
2
5
3
3
2
2
4
0,7
0,8
5
0,6
6
0,5
7
0,4
8
0,3
9
0,2
10
0,1
Sifat khusus Kurva Indifference
1. Indifference Curve (IC) mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively sloped) atau
tidak akan pernah mempunyai miring positif
2. IC melewati semua titik-titik yang ada dalam bidang barang X-Y konsumen dinggap
dapat membedakan untu setiap dua untai komoditi mana yang lebih dipilih dan mana
yang indifferent
3. IC tidak mungkin berpotongan antara yang satu dengan yang lainnya
QY
G
I
O
IC2
H
G = H IC1
G = I IC2
H≠I
IC1
QX
4. IC berbentuk cembung kearah titik O, sifat ini disebabkan karena batas kemampuan
barang X untuk menggantikan Y (MRSXY)
GARIS BATAS ANGGARAN
(The Budget Constraint Line)
Yaitu menunjukkan semua kombinasi berbeda dari dua jenis barang yang dapat dibeli
oleh seorang konsumen, dengan pendapatan uang dan harga-harga barang tertentu
Contoh :
Andaikan pendapatan konsumen Rp100.000/bulan. Harga PX = PY = Rp 10.000.
Pendapatan tersebut seluruhnya dibelikan pada X dan Y
QY
Konsumen akan mendapatkan
10 -- K
Kurva Budget
8 -6 -4 --
Apabila seluruh uang tersebut dibelikan
barang X maka akan mendapat 10 unit; dan
kalau hanya dibelikan barang Y = 10 unit
2 -L
|
|
|
|
|
2
4
6
8
10
Qx
KESEIMBANGAN KONSUMEN
Konsumen dikatakan seimbang apabila dalam batas-batas harga dan pendapatannya
yang tertentu, ia memaksimumkan guna atau kepuasan total atas pengeluarannya.
Dengan kata lain, seorang konsumen akan seimbang apabila garis budget yang tertentu
mencapai kurva indifference yang tertinggi
OY
Yang paling Max adalah pada titik E
12 --
IC2 > IC1
10 -- F
A
8 --
6 --
4 --
E
IC3
IC2
B
2 --
L
|
|
|
|
|
2
4
6
8
10
IC1
|
12
Qx
KURVA PENDAPATAN - KONSUMSI & KURVA ENGEL
Kurva pendapatan – konsumsi maksudnya : kurva yan menghubungkan titik-titik
keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat pendapatan dimana tingkat harga barang
tidak berubah. Kurva ini mempunyai nilai kemiringan positif bila kedua barang termasuk
jenis “normal dan superior”
OY
10 -8 --
Kurva Pendapatan Konsumsi (ABC) /
Income Consumption Curve
6 --
4 --
IC3
IC2
IC1
2 -|
|
I
|
II
|
|
III
2
4
6
8
10
|
12
Qx
Kurva ENGEL maksudnya :suatu fungsi yang menghubungkan keseimbangan jumlah
komoditi yang dibeli konsumen pada berbagai tingkat pendapatan.
Nama kurva ini diambil dari Christian Lorent Engel seorang ahli statistik Jerman
QX
Untuk barang
kebutuhan pokok
QX
X3
X2
X2
X1
X1
0
M1
M2
M3
M
0
Barang memadai
superior
M1
M2
M
Sering juga kemiringan kurva ENGEL ini kadang-kadang digunakan sebagai petunjuk
tetang elastisitas pendapatan terhadap permintaan suatu barang (Income Elasticity of
Demand)
KURVA HARGA KONSUMSI DAN KURVA PERMINTAAN KONSUMEN
Dengan merubah harga X, sedangkan harga Y, selera konsumen dan pendapatan
dianggap konstan kita akan mendapatkan kurva harga konsumsi konsumen tersebut dan
kurva permintaannya akan barang X
Kurva harga konsumsi adalah : menunjukkan permintaan konsumen akan komoditi X
menunjukkan jumlah X yang ingin dibelinya pada berbagai harga X, Cateris Paribus
QY
10
Liku Harga Permintaan
5
E
T
IC3
IC2
II
I
0
5
10
20
QX
Apabila PX = PY = Rp 10.000 dan M = Rp 100.000,- konsumen berada dalam
keseimbangan (E) yaitu pada IC2 berpotongan dengan kurva Budget.
Keseimbangan PX turun menjadi Rp 5.000,- maka keseimbangan konsumen pada titik T
yaitu IC3 berpotongan dengan budget II
1. Pendekatan Kardinal/teori nilai subjektif/Subjective Value Theory William Stanley
Jevons, Karl Merger,Leon W.
2. Pendekatan Ordinal/analisis kurve indifference/Indifference Curve Analysis Francis
Y.Edge Worth, Vilredo Pareto, John R.Hicks dan Allen
Ad.1. Pendekatan Kardinal guna (utility) kepuasan yang diperoleh konsumen dari
barang dan jasa yang dikonsumsikannya dapat dinyatakan dalam angka kardinal.
Demand individu timbul karena ia mengkonsumsi barang. Sampai pada titik
tertentu
Demand individu timbul karena ia mengkonsumsi barang. Sampai pada
titik tertentu
Besarnya kegunaan dianggap dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan “fiktif”
yang disebut UTIL
Qx
0
1
2
3
TUx
1
1
1
0
10
18
10
8
6
MUx
……….
10
Catatan :
Biasanya seorang konsumen berusaha memaksimumkan
guna/kepuasan total yang diperoleh dari pembelanjaan
pendapatannya.
8
24
6
4
28
4
5
30
2
6
30
0
7
28
-2
TU X dTU x
MU X
Q X
dQx
TUx
TUx
30 --
Tux
25 --
MaX MuX= 0
20 --
Tux Mux = (+)
15 --
Tux Mux = (-)
10 -5 -|
|
|
|
|
|
|
1
2
3
4
5
6
7
Qx
MUx
10 -8 -6 -4 -2 -0 --2 --
|
|
|
|
|
|
|
1
2
3
4
5
6
7
MUx
Qx
Keseimbangan Konsumen
Konsumen dikatakan seimbang apabila ia membelanjakan pendapatannya sedemikian
rupa sehingga guna atau kepuasan uang/rupiah terakhir yang dibelanjakan pada
berbagai komoditi sama.
Secara matematika dikatakan seimbang,apabila :
Mu X Mu Y Mu Z
....... dst
PX
PY
PZ
Dengan kendala (constraint)
PX . QX + PY . QY + dst ………… = M (pendapatan seorang konsumen)
Contoh :
Jika diketahui :
Q
MuX
MuY
1
16
11
2
14
10
3
12
9
4
10
8
5
8
7
6
6
6
7
4
5
8
2
4
Dan harga dua komoditi tersebut (X dan Y) tersebut
dimana PX = Rp 2000 dan PY = Rp 1000
Pendapatan seorang konsumen pada periode
tersebut sebesar Rp 12.000,- dan dibelanjakan
seluruhnya.
Bagaimana konsumen tersebut membelanjakan
uangnya keseimbangan
Jawab :
- Rp 2000
1
dua unit barang Y
- Rp 2000
2
dua unit barang Y
3 unit X
- Rp 2000
3
satu unit barang X
6 unit Y
- Rp 2000
4
satu unit barang X
- Rp 2000
5
dua unit barang Y
- Rp 2000
6
satu unit barang X
Mu X Mu Y
PX
PY
PX
atau
Max TU =93
12
6
YM
2000
1000
QX + P Y QY = M
2000 x 3 + 1000 x 6 = 12.000
Ad.2. Pendekatan Ordinal / Analisis Kurva Indiference
Kurva indifference atau “liku tak acuh” menunjukkan berbagai kombinasi barang X
dan barang Y yang memberikan manfaat atau kepuasan yang sama kepada
konsumen.
Apabila kurva indifference yang tinggi menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi dan
begitu pula sebaliknya.
Contoh :
Grafik IC
Skedul
Indifference
Curve I
Indifference
Curve II
Indifference
Curve III
OX
OY
OX
OY
OX
OY
1
10
3
10
5
12
2
5
4
7
6
9
3
3
5
5
7
7
4
2,3
6
4,2
8
6,2
OY
12 -10 -- C
8 -6 --
5
1,7
7
3,5
9
5,5
4 --
6
1,2
8
3,2
10
5,2
2 --
7
0,8
9
3
11
5
8
0,5
10
2,9
12
4,9
9
0,3
10
0,2
IC1 < IC2 < IC3
D
IC3
IC2
F
IC1
|
|
|
|
|
|
2
4
6
8
10
12
Qx
Tingkat Penggantian Marginal
Tingkat penggantian marginal X untuk Y (Marginal rate of substitution X for Y/ MRS XY)
yaitu : menunjukkan jumlah barang Y yang tersedia dikorbankan/diserahkan oleh seorang
konsumen untuk memperoleh satu satuan tambahan barang X (masih pada IC nya).
Apabila individu/seorang konsumen itu bergerak ke bawah sepanjang IC,maka MRSnya
bekurang.
Contoh :
Pada grafik IC dimana bergesernya titik C ke D
pada IC1 menunjukkan bahwa seorang
konsumen menyerahkan 5 satuan Y untuk
memperoleh
satu
satuan
X
dalam
pertukarannya. Jadi MRSXY = 5. Begitu juga dari
D ke F pada IC1, MRSXY = 2
Bisa kita lihat apabila konsumen terus bergerak
ke bawah sepanjang ICnya,maka ia bersedia
menyerahkan jumlah Y yang makin lama makin
kecil untuk memperoleh barang X
( = MRSXY menurun)
MRSXY
IC1
IC2
IC3
1
--
--
--
2
5
3
3
2
2
4
0,7
0,8
5
0,6
6
0,5
7
0,4
8
0,3
9
0,2
10
0,1
Sifat khusus Kurva Indifference
1. Indifference Curve (IC) mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively sloped) atau
tidak akan pernah mempunyai miring positif
2. IC melewati semua titik-titik yang ada dalam bidang barang X-Y konsumen dinggap
dapat membedakan untu setiap dua untai komoditi mana yang lebih dipilih dan mana
yang indifferent
3. IC tidak mungkin berpotongan antara yang satu dengan yang lainnya
QY
G
I
O
IC2
H
G = H IC1
G = I IC2
H≠I
IC1
QX
4. IC berbentuk cembung kearah titik O, sifat ini disebabkan karena batas kemampuan
barang X untuk menggantikan Y (MRSXY)
GARIS BATAS ANGGARAN
(The Budget Constraint Line)
Yaitu menunjukkan semua kombinasi berbeda dari dua jenis barang yang dapat dibeli
oleh seorang konsumen, dengan pendapatan uang dan harga-harga barang tertentu
Contoh :
Andaikan pendapatan konsumen Rp100.000/bulan. Harga PX = PY = Rp 10.000.
Pendapatan tersebut seluruhnya dibelikan pada X dan Y
QY
Konsumen akan mendapatkan
10 -- K
Kurva Budget
8 -6 -4 --
Apabila seluruh uang tersebut dibelikan
barang X maka akan mendapat 10 unit; dan
kalau hanya dibelikan barang Y = 10 unit
2 -L
|
|
|
|
|
2
4
6
8
10
Qx
KESEIMBANGAN KONSUMEN
Konsumen dikatakan seimbang apabila dalam batas-batas harga dan pendapatannya
yang tertentu, ia memaksimumkan guna atau kepuasan total atas pengeluarannya.
Dengan kata lain, seorang konsumen akan seimbang apabila garis budget yang tertentu
mencapai kurva indifference yang tertinggi
OY
Yang paling Max adalah pada titik E
12 --
IC2 > IC1
10 -- F
A
8 --
6 --
4 --
E
IC3
IC2
B
2 --
L
|
|
|
|
|
2
4
6
8
10
IC1
|
12
Qx
KURVA PENDAPATAN - KONSUMSI & KURVA ENGEL
Kurva pendapatan – konsumsi maksudnya : kurva yan menghubungkan titik-titik
keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat pendapatan dimana tingkat harga barang
tidak berubah. Kurva ini mempunyai nilai kemiringan positif bila kedua barang termasuk
jenis “normal dan superior”
OY
10 -8 --
Kurva Pendapatan Konsumsi (ABC) /
Income Consumption Curve
6 --
4 --
IC3
IC2
IC1
2 -|
|
I
|
II
|
|
III
2
4
6
8
10
|
12
Qx
Kurva ENGEL maksudnya :suatu fungsi yang menghubungkan keseimbangan jumlah
komoditi yang dibeli konsumen pada berbagai tingkat pendapatan.
Nama kurva ini diambil dari Christian Lorent Engel seorang ahli statistik Jerman
QX
Untuk barang
kebutuhan pokok
QX
X3
X2
X2
X1
X1
0
M1
M2
M3
M
0
Barang memadai
superior
M1
M2
M
Sering juga kemiringan kurva ENGEL ini kadang-kadang digunakan sebagai petunjuk
tetang elastisitas pendapatan terhadap permintaan suatu barang (Income Elasticity of
Demand)
KURVA HARGA KONSUMSI DAN KURVA PERMINTAAN KONSUMEN
Dengan merubah harga X, sedangkan harga Y, selera konsumen dan pendapatan
dianggap konstan kita akan mendapatkan kurva harga konsumsi konsumen tersebut dan
kurva permintaannya akan barang X
Kurva harga konsumsi adalah : menunjukkan permintaan konsumen akan komoditi X
menunjukkan jumlah X yang ingin dibelinya pada berbagai harga X, Cateris Paribus
QY
10
Liku Harga Permintaan
5
E
T
IC3
IC2
II
I
0
5
10
20
QX
Apabila PX = PY = Rp 10.000 dan M = Rp 100.000,- konsumen berada dalam
keseimbangan (E) yaitu pada IC2 berpotongan dengan kurva Budget.
Keseimbangan PX turun menjadi Rp 5.000,- maka keseimbangan konsumen pada titik T
yaitu IC3 berpotongan dengan budget II