Pembelajaran Pkn Yang Efektif Dalam

BAB 1

BAB 1
Belajar Aktif dan Pembelajaran Efektif

A.

Belajar Aktif

Belajar
merupakan
sebagai
suatu
aktivitas
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
nilai, dan sikap. Perubahan itu bersifat tetap dan berbekas.
Belajar dapat dipandang sebagai usaha untuk melakukan
proses perubahan tingkah laku kearah menetap sebagai
pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya.
Belajar

merupakan
usaha
seseorang
untuk
membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses
belajar
terjadi
perubahan
dan
peningkatan
mutu
kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa, baik
dari segi kognitif, psikomotor maupun afektif.
Belajar aktif (sering dikenal sebagai “cara belajar
siswa aktif”) merupakan suatu pendekatan dalam
pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar
yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan
belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif.
Untuk dapat mencapai hal tersebut, kegiatan pembelajaran
dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa.

Belajar yang bermakna terjadi bila siswa berperan secara
aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu
memutuskan apa yang akan dipelajarinya.
Belajar
aktif
merupakan
perkembangan
dari
teori Dewey learning by doing (1859-1952). Dewey sangat
tidak setuju pada rote learning “belajar dengan menghafal”.

Dewey merupakan pendiri sekolah Dewey School yang
menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu bahwa
siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan.
Keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya
mendorong keterlibatannya secara aktif dalam suatu proses
belajar. Menurut Dewey, guru berperan untuk menyediakan
sarana bagi siswa untuk dapat belajar. Dengan peran serta
siswa dan guru dalam belajar aktif, akan tercipta suatu
pengalaman belajar yang bermakna.

Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna
untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri
siswa dan menggali potensi siswa dan guru untuk samasama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan,
serta pengalaman.
Melalui pendekatan belajar aktif, siswa diharapkan
akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan
kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya. Di samping
itu siswa secara penuh dan sadar dapat menggunakan
potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya, lebih
terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara sistematis,
kritis, tanggap, sehingga dapat menyelesaikan masalah
sehari-hari melalui penelusuran informasi yang bermakna
baginya.
Selanjutnya, belajar aktif menuntut guru bekerja
secara profesional, mengajar secara sistematis, dan
berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Artinya,
guru
dapat

merekayasa
model
pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis dan
menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman yang
bermakna bagi siswa. Untuk itu guru diharapkan memiliki
kemampuan :
a Memanfaatkan sumber belajar di lingkungannya
secara optimal dalam proses pembelajaran.
b Berkreasi dan mengembangkan gagasan baru

c Mengurangi kesenjangan pengetahuan yang diperoleh
siswa dari sekolah dengan pengetahuan yang diperoleh
di masyarakat
d Memperjelas relevansi dan keterkaitan mata pelajaran
bidang ilmu dengan kebutuhan sehari-hari dalam
masyarakat
e Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku siswa secara bertahap dan utuh
f Memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat
berkembang

secara
optimal
sesuai
dengan
kemampuannya
g Menerapkan prinsip-prinsip belajar aktif.
Dengan demikian, belajar aktif diasumsikan sebagai
pendekatan belajar yang efektif untuk dapat membentuk
siswa sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai
kemampuan untuk belajar mandiri sepanjang hayatnya, dan
untuk membina profesionalisme guru.
B.

Pembelajaran Aktif

Mengajar atau “teaching” adalah membantu siswa
memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara
berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan caracara belajar bagaimana belajar (Joyce dan Well, 1996).
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.
Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan

memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan,
penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada
kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada
dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat
perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar,

siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu
sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan
sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran
menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan
siswa”, dan bukan pada “äpa yang dipelajari siswa”.
Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana
cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara
menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata
interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar
dapat berfungsi secara optimal. Pembelajaran perlu

direncanakan dan dirancang secara optimal agar dapat
memenuhi harapan dan tujuan.
Rancangan Pembelajaran hendaknya memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman
nyata dan lingkungan otentik, karena hal ini diperlukan
untuk memungkinkan seseorang berproses dalam
belajar (belajar untuk memahami, belajar untuk
berkarya, dan melakukan kegiatan nyata) secara
maksimal.
b Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan
karakteristik siswa karena pembelajaran difungsikan
sebagai mekanisme adaptif dalam proses konstruksi,
dekonstruksi dan rekonstruksi pengetahuan, sikap, dan
kemampuan.
c Menyediakan media dan sumber belajar yang
dibutuhkan. Ketersediaan media dan sumber belajar
yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman
belajar secara konkrit, luas, dan mendalam, adalah hal
yang perlu diupayakan oleh guru yang profesional dan

peduli terhadap keberhasilan belajar siswanya.
d Penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara
formatif sebagai diagnosis untuk menyediakan
pengalaman belajar secara berkesinambungan dan

dalam
bingkai
belajar
sepanjang
long contiuning education).

hayat

(life

C. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran dimana
siswa
memperoleh
keterampilan-keterampilan

yang
spesifik, pengetahuan dan sikap serta merupakan
pembelajaran yang disenangi siswa. Intinya bahwa
pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahanperubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
(Reiser Robert, 1996).
a. Ciri-ciri pembelajaran efektif :
o Aktif bukan pasif
o Kovert bukan overt
o Kompleks bukan sederhana
o Dipengaruhi perbedaan individual siswa
o Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar
b. Kriteria :
o Kecermatan penguasaan
o Kecepatan unjuk kerja
o Tingkat alih belajar
o Tingkat retensi (Reigeluth & Merril, 1989)

BAB 2

BAB 2

METODE PEMBELAJARAN EFEKTIF

a

METODE GENIUS LEARNING

G

enius learning adalah sebuah model pembelajaran
yang dikemas sedemikian rupa yang menggunakan
pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin
ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara
kerja
memori, neuro-linguistic
programming, motivasi,
konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan, pikiran,
metakognisi, gaya belajar, multiple intelligences atau
kecerdasan majemuk, teknik memori, teknik membaca,
teknik mencatat, dan teknik belajar lainnya.
Dasar Genius

Learning adalah accelerated
learning atau cara belajar yang dipercepat. Di luar negeri,
model pembelajaran ini dikenal dengan beragam nama,
seperti
Accelerated
Learning,
Quantum
Learning,
Quantum Teaching, Super Learning, Eficient and Efectiie
Learning.
Pada intinya, tujuan berbagai model ini sama, yaitu
bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efisien,
efektif,
dan
menyenangkan.
Lalu
apa
perbedaan
antara Genius Learning dengan lainnya? Genius Learning,
perbedaannya adalah bahwa Genius Learning telah
memasukkan dan mempertimbangkan kondisi masyarakat
Indonesia secara umum, kebudayaan bangsa yang sangat
beragam, kondisi sosial ekonomi, sistem pendidikan
nasional dan tujuan pendidikan yang utama, yaitu
menyiapkan anak-anak Indonesia untuk bisa menjalani
hidupnya dengan berhasil setelah mereka meninggalkan
sekolah formal dan masuk ke Universitas Kehidupan.
Berikut sembilan prinsip dalam Genius Learning, yaitu:

1. Otak akan berkembang dengan maksimal dalam
lingkungan yang kaya akan stimulus multi sensori dan
tantangan
berpikir.
Lingkungan
demikian
akan
menghasilkan jumlah koneksi yang lebih besar di antara
sel-sel otak.
2. Besarnya pengharapan / ekspektasi berbanding lurus
dengan hasil yang dicapai. Otak selalu berusaha
mencari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran.
Proses pembelajaran berlangsung pada level sadar dan
pikiran bawah sadar. Motivasi akan meningkat saat
murid menetapkan tujuan pembelajaran yang positif dan
bersifat pribadi
3. Lingkungan belajar yang “aman” adalah lingkungan
belajar yang memberikan tantantang tinggi namun
dengan tingkat ancaman rendah. Dalam kondisi ini
otakneo-cortex dapat
diakses
dengan
maksimal
sehingga proses berpikir dapat dijalankan dengan
maksimal.
4. Otak sangat membutuhkan umpan balik yang bersifat
segera dan mempunyai banyak pilihan.
5. Musik membantu proses pembelajaran dengan tiga
cara.
Pertama, musik membantu untuk men-charge otak.
Kedua, musik membantu merilekskan otak sehingga
otak siap untuk belajar. Dan ketiga, musik dapat
digunakan untuk membawa informasi yang ingin
dimasukkan ke dalam memori.
6. Ada berbagai alur dan jenis memori yang berbeda yang
ada pada otak kita. Dengan menggunakan teknik dan
strategi yang khusus, kemampuan untuk mengingat
dapat ditingkatkan.

7. Kondisi fisik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan. Untuk bisa mencapai hasil pembelajaran
secara maksimal, kedua kondisi ini, yaitu kondisi fisik
dan kondisi emosi, harus benar-benar diperhatikan.
8. Setiap
otak
adalah
unik
dengan
kapasitas
pengembangan yang berbeda berdasarkan pada
pengalaman pribadi. Ada beberapa jenis kecerdasan.
Kecerdasan dapat dikembangkan dengan proses
pengajaran dan pembelajaran yang sesuai.
9. Walaupun terdapat perbedaan fungsi antara otak kiri
dan kanan, namun kedua belah hemisfer ini bisa bekerja
sama dalam mengolah suatu informasi yang kita
dapatkan dan mengembangkannya.

b

METODE THINK TALK WRITE (TTW)

S

ecara etimologi think talk write dalam kamus john.
Echol,
think
diartikan
dengan
"berfikir"
talk diartikan “berbicara“ sedangkan write diartikan
sebagai "menulis". Jadi think talk write bisa diartikan
sebagai berpikir, berbicara, dan menulis. Sedangkan
strategi think talk write adalah sebuah pembelajaran yang
di mulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak,
mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya di
komunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian
membuat laporan hasil presentasi. Sintaknya adalah
informasi,
kelompok
(membaca-mencatat-menandai),
presentasi, diskusi, melaporkan. Teknik TTW diperkenalkan
oleh Huinker dan Laughin (dalam Ansari, 2003:36).
Teknik ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir,
berbicara, dan menulis.
Suatu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
siswa
adalah
strategi think-talkwrite (TTW). Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker &
Laughlin (1996: 82) ini pada dasarnya dibangun melalui
berfikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan strategi
TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau
berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca,
selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan
temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif
jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5

siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca,
membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan dan
membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya
melalui tulisan.
Aktivitas berfikir (think) dapat dilihat dari proses
membaca suatu teks matematika atau berisi cerita
matematika kemudian membuat catatan apa yang telah
dibaca. Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan
kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat
catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa apa yang
diketahuinya, maupun langkah-langkah penyelesaian dalam
bahasanya sendiri.
Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan
tahap berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka
pahami. Fase berkomunukasi (talk) pada strategi ini
memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Menurut
Huinker & Laughlin dalam Martinis (2008:86), pada
umunya berkomunikasi dapat berlangsung alami, tatapi
menulis tidak.
Proses
komunikasi
dipelajari
siswa
melalui
kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses
komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan
sebagai alat sebelum menulis. Pemahaman dibangun
melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan
dapat menghasilkan solusi atas masalah yang diberikan.
Diskusi pada fase talk ini merupakan sarana untuk
mengungkapkan dan merefeksikan pikiran siswa. Pada

tahap talk, tugas guru adalah sebagai fasilitator dan
motivator. Sebagai fasilitator guru senantiasa harus
memberi arahan dan bimbingan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan terutama dalam hal materi, baik itu
diminta maupun tidak diminta.
Sebagai
motivator,
guru
senantiasa
memberi
dorongan kepada siswa yang merasa kurang percaya diri
terhadap hasil pekerjaannya dan atau kelompok siswa yang
mendapatkan jalan buntu untuk menemukan suatu
jawaban. Guru juga harus bisa memotivasi siswa yang
dalam kegiatan diskusi kurang aktif atau malah sangat
pasif. Guru harus memberikan semangat kepada siswa yang
bersangkutan bahwa kegiatan diskusi yang sedang
berlangsung adalah penting untuk dijalani, supaya mereka
dapat memahami sendiri.
Fase ”write” yaitu menuliskan hasil diskusi/pada
lembar kerja yang disediakan (LKS). Aktivitas menulis
berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi antar
teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.
Menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah
satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang
siswa tentang materi yang dipelajari (Martinis Yamin, 2008:
87). Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam
membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat
pengembangan konsep siswa. Aktivitas menulis siswa bagi
guru dapat memantau kesalahan siswa, miskonsepsi, dan
konsepsi siswa terhadap ide yang sama.
Aktivitas siswa selama tahap (write) ini adalah :

1.

Menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan
diberikan termasuk perhitungan.

yang

2.

Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi
langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan
diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan
ditindaklanjuti.

3. Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada
pekerjaan ataupun perhitungan yang ketinggalan.
4.

Menyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu
legkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya
(Martinis Yamin, 2008: 87-88).

Tahap terakhir dari strategi TTW adalah presentasi.
Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat berbagi pendapat
dalam ruang lingkup yang lebih besar yaitu dengan teman
satu kelas. Presentasi ini disampaikan oleh salah seorang
perwakilan kelompok yang dilakukan di depan kelas,
setelah sebelumnya siswa yang bersangkutan menuliskan
jawaban kelompoknya di papan tulis. Setelah selesai
presentasi, kemudian dibuka forum tanya jawab dimana
semua siswa berhak mengajukan pertanyaan dan atau
pendapat yang sifatnya mendukung jawaban ataupun
menyanggah jawaban temannya yang presentasi. Setelah
tanya jawab selesai, dilakukan sebuah penyimpulan
bersama tentang materi yang dipelajari.

c METODE INKUIRI / INQUIRY

M

etode mengajar yang diterapkan dalam suatu
pengajaran

dikatakan

efektif

jika

menghasilkan sesuatu yang diharapkan atau

dengan kata lain tujuan tercapai. Metode mengajar dapat
dikatakan efisien jika penerapannya menghasilkan sesuatu
yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga, usaha,
pengeluaran biaya, dan waktu minimum atau semakin kecil
tenaga,

usaha,

pengeluaran

biaya,

dan

waktu

yang

dikeluarkan
(

semakin

1993:124

)

efisien.

Metode

Menurut

Inkuiri

adalah

Uzer

Usman

“suatu

cara

menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang
bersifat mencari secara kritis, analisis dan argumentative
( Ilmiah ) dengan menggunakan langkah – langkah tertentu
menuju kesimpulan.
Menurut Sri Anita W (2001:1-4) metode Inkuiri
merupakan metode Discoiery artinya suatu proses mental
yang lebih tingkatannya”. Upaya mengembangkan disiplin
intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan iswa untuk
membantu

memecahkan

masalah

dengan

memberikan

pertanyaan – Pertanyaan yang memperoleh jawaban atas
dasar rasa ingin tahu merupakan bagian proses Inquiry.
Kerterlibatan aktif secara mental dalam kegiatan belajar
yang sebenarnya.
cara

berpikir

Inquiry secara koperatif memperkaya

siswa

dan

mendorong

mereka

hakekat

timbulnya pengetahuan tentative dan berusaha menghargai
penjelasan.
Pendekatan inquiry merupakan pendekatan mengajar
yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara
berpikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan lebiih banyak
belajar

sendiri,

mengembangkan

kekreatifan

dalam

menyelesaikan masalah. Siswa betul – betul ditempatkan

sebagai

subjek

pendekatan

yang

Inquiry

belajar.

adalah

Peranan

pembimbing

guru

dalam

belajar

dan

fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih
masalah

yang

perlu

dilontarkan

kepada

kelas

untuk

dipecahkan oleh siswa sendiri.
Pendekatan
pendekatan

inquiry

modern,

yang

dalam
sangat

mengajar

termasuk

didambakan

untuk

dilaksanakan disetiap sekolah. Kegiatan ini dilakukan saat
tatap muka atau pada saat tatap muka atau saat kegiatan
bukan komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai peran
aksi. Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dapat lebih
membiasakan kepada anak untuk membuktikan sesuatu
mengenai materi pelajaran yang sudah dipelajari. Dengan
menggunakan

pendekatan

inkuiri

ini

perkembangan

kognitif siswa lebih terarah dan dalam kehidupan sehari –
hari dapat diaplikasikan secara motorik.
Supaya guru dapat melakukan peranannya secara
efektif

maka

diperlukan,

pengenalan

terutama

cara

kemampuan
berpikirnya,

siswa

sangat

cara

mereka

menanggapi, dan sebagainya. Peserta didik menemukan
sendiri

pola



pola

dan

struktur

melalui

sederetan

pengalaman belajar. Peserta didik diwajibkan melakukan
aktivitas mental sebelum keterangan yang dipelajari itu

dimengerti. Funsi pengajaran disini untuk mengarahkan
peserta didik mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Langkah – langkah dalam proses inquiri Menurut E.
Mulyasa ( 2006:235 ) adalah sebagai berikut :
1) Guru

memberikan

pertanyaan

penjelasan,

terhadap

materi

instruksi
yang

atau

diajarkan.

Sebelum memulai pelajaran guru – guru harus
memahami sejauh mana peserta didik memiliki
persepsi terhadap materi tersebut. Kemudian guru
dan peserta didik bersama sama membandingkan
persepsi dengan berbagai pendapat atau teori yang
sudah ada.
2) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk
membaca

atau

menjawab

pertanyaan

serta

pekerjaan rumah.
3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan
yang mungkin membingungkan peserta didik.
4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah
mereka pelajari agar dapat dipahami.
5) Guru

memberikn

penjelasan

informasi

sebagai

pelengkap dan ilustrasi terhadap data yang telah
disajikan.

6) Mendiskusikan

aplikasi

dan

melakukan

sesuai

dengan informasi tersebut.
7) Merangkum

dalam

bentuk

rumusan

sebagai

kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kelebihan metode inkuiri sebagai berikut:
1) Siswa aktif dalam belajar
2) Membangkitkan motivasi belajar siswa
3) Siswa memahami benar bahan pelajaran
4)Menimbulkan rasa puas bagi siswa dan menambah
kepercayaan pada diri sendiri sebagai penemu
5)Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya
dalam berbagai konteks
6) Melatih siswa belajar mandiri
Kelemahan metode inkuiri sebagai berikut:
1) Menyita waktu yang banyak
2) Cara belajar ini diperlukan adanya kesiapan
mental
3) Tidak semua siswa dapat melakukan penemuan
4) Tidak berlaku untuk semua topik
5) Metode ini kurang berhasil utnuk mengajar kelas
yang besar karena sangat merepotkan guru.

Tabel

1.

Tahap

Kegiatan

Pelaksanaan

Penbelajaran Inquiry
Jenis Kegiatan Bentuk Kegiatan
Membina suasana atau iklim yang lebih
responsif (pada langkah ini guru
mengkondisikan
agar
siswa
siap
melaksanakan proses pembelajaran).
Menyadarkan peserta didik bahwa
mereka
memiliki
keingintahuan
terhadap sesuatu
( orientasi )
Guru memberikan penjelasan instruksi
atau pertanyaan terhadap materi yang
Kegiatan
diajarkan. Sebelum memulai pelajaran
guru harus memahami sejauh mana
Awal
peserta
didik
memiliki
persepsi
terhadap materi tersebut. Kemudian
guru dan peserta didik bersama sama
membandingkan
Resitasi untuk menanamkan fakta –
fakta yang telah mereka pelajari agar
dapat dipahami.
Guru memberikan penjelasan informasi
sebagai
pelengkap
dan
ilustrasi
terhadap data yang telah disajikan.
Siswa mendiskusikan aplikasi dan
melakukan sesuai dengan informasi
Kegiatan Inti
tersebut.
Siswa
merangkum
dalam bentuk
rumusan sebagai kesimpulan yang

dapat
dipertanggungjawabkan
(menelaah
jawaban
sementara
/
hipotesis).
Penilaian
Refeksi : siswa menyimpulkan materi
pelajaran yang telah diajarkan.
Pemberian tugas.

Kegiatan
Penutup
Dari

beberapa

menunjukkan

bahwa

pendapat
metode

dan

uraian

diatas,

pembelajaran

inquiri

merupakan bentuk belajar yang fundamental, karena siswa
tidak hanya menerima informasi dari guru tetapi lebih
banyak mencari dan memberi informasi dlam proses
pembelajaran.

d

METODE EXAMPLE NON EXAMPLE

a.

P

Pengertian

embelajaran Example Non Example atau juga biasa di
sebut example and non-example merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai
media pembelajaran. Metode Example non Example adalah
metode yang menggunakan media gambar dalam
penyampaian
materi
pembelajaran
yang
bertujuan
mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan
memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung
dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan
media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat

menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk
diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.
Penggunaan Model Pembelajaran Example Non
Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa.
Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun
dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan
aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas
rendah seperti :
a kemampuan berbahasa tulis dan lisan,
b kemampuan analisis ringan, dan
c kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya
Model
Pembelajaran
Example
Non
Example
menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor,
ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar
yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak
jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga
melihat dengan jelas.

b.

Ciri-ciri Metode Example non example

Metode Example non Example juga merupakan
metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar
mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada
umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep
yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan
juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri.
Example and Nonexample adalah taktik yang dapat
digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Strategi
yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk
mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2
hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu
definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk
mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang
ada.

 Example memberikan gambaran akan sesuatu yang
menjadi contoh akan suatu materi yang sedang
dibahas, sedangkan
 non-example memberikan gambaran akan sesuatu
yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang
dibahas.
Metode Example non Example penting dilakukan
karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang
diketahui secara primer hanya dari segi definisinya
daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian
siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan
dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang
lebih dalam mengenai materi yang ada.

c.

Kelebihan dan Kekurangan.

Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode
Example non Example antara lain:
 Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya
digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya
dengan lebih mendalam dan lebih komplek.
 Siswa
terlibat
dalam
satu
proses
discovery
(penemuan),
yang
mendorong
mereka
untuk
membangun
konsep
secara
progresif
melalui
pengalaman dari Example non Example
 Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk
mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep
dengan mempertimbangkan bagian non example yang
dimungkinkan masih terdapat
Beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari
konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Kebaikan:

 Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
 Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh
gambar.
 Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya.
Kekurangan:
 Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk
gambar.
 Memakan waktu yang lama.

d.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

e

Langkah-langkah :
Guru
mempersiapkan
gambar-gambar
sesuai
dengan tujuan pembelajaran
Guru menempelkan gambar di papan atau
ditayangkan melalui OHP
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan
pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa
gambar
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil
diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat
pada
kertas
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan
hasil diskusinya
Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
Kesimpulan

METODE MIND MAPPING
1.

PENGERTIAN

Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan
informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar
otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di
kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta
jalan kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh
tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas.
Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah rute
yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan
pergi dan dimana kita berada.
Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang
digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan
fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang
alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat
informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada
menggunakan
teknik
mencatat
biasa..Mind
mapping, disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran,
adalah salah satu cara mencatat materi pelajaran yang
memudahkan siswa belajar. Mind mapping bisa juga
dikategorikan
sebagai
teknik
mencatat
kreatif.Dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena
pembuatan mind mapping ini membutuhkan pemanfaatan
imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih
mudah membuat mind mapping ini. Begitu pula, dengan
semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan
semakin kreatif.
Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan
oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga
dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki
sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain
yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat
efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam

yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide
tersebut.
Mind
Mapping
juga
berguna
untuk
mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk
diagramnya
yang
seperti
diagram
pohon
dan
percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu
informasi kepada informasi yang lain.
Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan
demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak
agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian
kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat
meningkatkan daya ingat hingga 78%.
Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Maping
Ø Catatan biasa :
a.
Catatan Biasa
b.
Hanya berupa tulisan-tulisan saja
c.
Hanya dalam satu warna
d.
Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang lama
e.
Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama
f.
Statis
Ø Mind mapping :
a.
Peta pikiran
b.
Berupa tulisan, simbol, dan gambar
c.
Berwarna warni
d.
Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang
pendek
e.
Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat
dan efektif
f.
Membuat individu menjadi kreatif

Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping)
adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya
belajar
visual.
Peta
pikiran
memadukan
dan
mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam
diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan
otak maka kan memudahkan seserorang untuk mengatur
dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis
maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol,
bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap
informasi yang diterima.Peta pikiran yang dibuat oleh siswa
dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena
berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri
siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang
diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat
proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran.
Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan
suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa
terutama dalam proses pembuatan mind mapping.
(Sugiarto,Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak
Dengan Berfikir.)
Cara membuat mind mapping, terlebih dahulu
siapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi
landscape kemudian tempatan topik yang akan dibahas di
tengah-tengah halaman kertas dengan posisi horizontal.
Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada
mind mapping yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak
kiri yang bersifat rasional, numerik dan verbal bersinergi
dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi,
kreativitas dan seni. Dengan ensinergikan potensi otak kiri
dan kanan, siswa dapat dengan lebih mudah menangkap
dan menguasai materi pelajaran.

Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci
sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada setiap cabang
pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat.
Setiap garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke
pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk
tidak lurus agar tidak membosankan. Garis-garis cabang
sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak menjauh
dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat
kepentingan dari masing-masing garis.
Model pembelajaran Mind Mapping sangat baik
digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk
menemukan alternatif jawaban. Dipergunakan dalam kerja
kelompok secara berpasangan ( 2 orang ).

Langkah-langkah pembelajarannya :
1.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.
Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3.
Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah
kelompok berpasangan dua orang.
4.
Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu
menceritakan materi yang baru diterima dari guru
dan pasangannya mendengar sambil membuat
catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.
Begitu juga kelompok lainnya.
5.
Menugaskan
siswa
secara
bergiliran/diacak
menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman
pasangannya.
Sampai
sebagian
siswa
sudah
menyampaikan hasil wawancaranya.

6.
7.

Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang
kiranya belum dipahami siswa.
Kesimpulan/penutup.

2.

Prinsip Dasar Mind Mapping
Mind Mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan
dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar,
dan
menggambarkan
secara
kesatuan
dengan
menggunakan teknik pohon.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Kelebihan dan Kekurangan mind mapping
Beberapa manfaat memiliki mind maping antara lain :
Merencana
Berkomunikasi
Menjadi Kreatif
Menghemat Waktu
Menyelesaikan Masalah
Memusatkan Perhatian
Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran
Mengingat dengan lebih baik
Belajar Lebih Cepat dan Efisien
Melihat gambar keseluruhan

Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik
mind mapping ini, yaitu :
a.
Cara ini cepat
b.
Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan
ide-ide yang
muncul dikepala anda

c.

d.

Proses mengganbar diagram bisa memunculkan
ide-ide yang
lain.
Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi
panduan untuk
menulis.

Kekurangan model pembelajaran mind mapping:
a.
Hanya siswa yang aktif yang terlibat
b.
Tidak sepenuhnya murid yang belajar
c.
Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan

f

METODE EKSPOSITORI

M

etode

pembelajaran

ekspositori

merupakan

metode pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan keterangan lebih dahulu, defenisi,

prinsip dan konsep materi pembelajaran serta memberikan
contoh – contoh latihan masalah dalam bentuk ceramah,
demonstrasi, penugasan dan tanya jawab sedangkan siswa
mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat.
Penggunaan

metode

ekspositori

merupakan

metode

pembelajaran mengarah tersampaikannya isi pelajaran
kepada siswa secara langsung. Metode ekspositori sering
disamakan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama –
sama memberikan informasi.
Soemantri (2001:45) membedakan metode ekspositori
dan metode ceramah, mengingat dominasi guru dalam
metode ekpositori banyak dikurangi. Guru tidak terus
bicara, informasi informasi diberikan pada saat atau bagian


bagian

yang

Menjelaskan

diperlukan,

konsep

dan

seperti
prinsip

awal
baru

pelajaran.
pada

saat

memberikan contoh kasus dilapangan.
Menurut
ekspositori

Herman

adalah

Yudoyo

suatu

cara

(1979:133)
untuk

“Bahwa

menyampaikan

gagasan atau ide dalam memberikan info dengan lisan atau
tulisan”. Selanjutnya Dimyati dan Mujiono (1999:172)
“menyatakan

bahwa

metode

ekspositori

adalah

memindahkan pengetahuan, keterangan dan nilai kepada
siswa”.

Menurut

Wahyudin

(2004),

dalam

pembelajaran

dengan strategi ekspositori guru cenderung menggunakan
kontrol proses pembelajaran dengan aktif, sementara siswa
relatif pasif menerima dan mengikuti apa yang disajikan
oleh guru. Pembelajaran ekspositori ini merupakan proses
pembelajaran yang lebih berpusat pada guru (“teacher
center”), guru menjadi sumber pemberi informasi utama
meskipun

dalam

strategi

pembelajarannya

digunakan

metode selain ceramah dan dilengkapi atau didukung
dengan penggunaan media, penekanannya pada proses
penerimaan pengetahuan (materi pelajaran) bukan pada
proses pencarian konstruksi pengetahuan.
Peranan guru dalam metode ekspositori merupakan
pembimbing

program

pelajaran

karena

merupakan

programmer. Guru harus melihat program pelajaran yang
telah ditetapkan untuk dijelaskan dan siswa harus dapat
menguasainya. Guru merupakan sumber data yang penting
dan

merupakan

komponen

pemindah

antara

sumber

pengajaran dengan siswa. Peranan guru ialah membimbing
siswa untuk mendapatkan informasi yang benar, yang
merupakan bagian dari kurikulum yang dipersyaratkan.
Siswa diharapkan dapat memenuhi persyaratan oleh
guru. Peranan siswa dalam metode ekspositori sering

digambarkan secara kurang tepat, siswa dianggap pasif.
Sebenarnya
pembelajaran

peranan

siswa

ekspositori

dapat

aktif

seperti

dalam

membaca

proses
materi,

mengerjakan tugas, mencari jawaban yang benar. Namun
mereka diarahkan untuk

memenuhi persyaratan yang

ditetapkan oleh guru.
Kelebihan dari metode ekspositori adalah :
a) Dapat menampung kelas besar.
b) Bahan pelajaran yang diberikan secara urut oleh
guru.
c) Guru

dapat

menentukan

tiap

tiap

hal

yang

dianggap penting
d) Guru dapat memberikan penjelasan – penjelasan
yang dari setiap pelajaran
Kekurangan dari metode ekspositori adalah sebagai
berikut :
a) Pada metode ini tidak menemukan penonjolan
aktivitas fisik seperti aktivitas mental siswa.

b) Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi
informasi (bahan pelajaran)
c) Pengetahuan yang didapat dari metode ekspositori
cepat hilang
Tabel 2: Langkah – langkah Pembelajaran
Ekspositori
Kegiatan
Awal

Menciptakan suasana pembelajaran yang
terbuka
Mengajak siswa keluar dari kondisi mental
yang pasif
Membangkitkan motivasi dan minat siswa
untuk belajar
Merangsang dan mengunggah rasa ingin
tahu siswa

Kegiatan
Inti

Guru menyampaikan materi pelajaran yang
telah dipersiapkan.
Guru

menghubungkan

materi

pelajaran

dengan pengalaman siswa sehari – hari

Guru menyimpulkan materi pelajaran yang
telah diajarkan dan mencatat kesimpulan
materi tersebut.
Kegiatan
akhir

 Penilaian
 Refeksi

:

siswa

menyimpulkan

materi

pelajaran yang telah diajarkan.
 Pemberian tugas
Berdasarkan

uraian-uraian

diatas

dapat

ditarik

kesimpulan bahwa metode ekspositori adalah suatu cara
untuk menyampaikan gagasan atau ide dengan memberikan
keterangan lebih dahulu, defenisi, prinsip dan konsep
materi pembelajaran dengan tujuan untuk memindahkan
pengetahuan, keterangan dan nilai kepada siswa.

BAB 3

BAB 3
PROSEDUR PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN

1. PROSEDUR GENIUS LEARNING
Berdasarkan prinsip-prinsip di atas dan lebih jauh
berdasar pada cara kerja otak menawarkan langkahlangkah aplikatif dalam proses pembelajaran, yakni sebagai
berikut:
a) Suasana Kondusif
Inti Genius Learning adalah strategi pembelajaran
yang membangun dan mengembangkan lingkungan
pembelajaran yang positif dan kondusif. Tanpa lingkungan
yang mendukung, strategi apapun yang diterapkan di
dalam kelas akan sia-sia. Guru bertanggung jawab untuk
menciptakan iklim belajar yang kondusif sebagai persiapan
untuk masuk ke dalam proses pembelajaran yang
sebenarnya. Kondisi yang kondusif ini merupakan syarat
mutlak demi tercapainya hasil yang maksimal. Untuk
menciptakan suasana kondusif ini ada beberapa hal yang
harus dilakukan:
a. Memenuhi kebutuhan fisik, yang meliputi :
 Fisik murid: murid harus dijauhkan dari lapar,
kekenyangan, haus, lelah, terlalu panas, terlalu
dingin, terlalu dibatasi gerak-geriknya.
 Fisik dan fasilitas pendukung ruang belajar:
Pengaturan meja variatif, ukuran kelas yang tepat,
suhu ruang yang nyaman, pencahayaan yang
memadai, ketenangan kelas terjaga, berbagai hiasan
(poster-poster, pot-pot bunga).

 Memenuhi kebutuhan rasa aman, dicintai dan
dihargai. Pemenuhan kebutuhan fisik bukanlah tugas
yang terlalu sulit. Yang lebih sulit adalah untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu
kebutuhan akan rasa aman, dicintai dan dihargai.
Faktor ini adalah faktor internal, yang walaupun
sudah berusaha dipenuhi, sering kali tidak mudah
untuk mewujudkannya.
Genius Learning menawarkan beberapa
praktis untuk memenuhi kebutuhan psikhis, yaitu:

langkah

 Ciptakan hubungan positif.
Untuk menciptakannya, gunakan metode PARTIS ,
yaitu: Perasaan diterima, Aspirasi, Rasa aman, Tantantang,
Identitas, dan Sukses.
Tip praktis untuk menciptakan Perasaan diterima:
o Gunakan dan sebut nama anak dengan positif
o Berikan perhatian secara adil dan merata terhadap diri
setiap anak
o Bagi tugas dan tanggung jawab secara merata dan adil
o Kelompokkan anak dengan kawan yang ia kenal baik
o Kelompokkan anak dengan kawan yang belum ia kenal
o Rayakan keberhasilan secara bersama-sama
o Berikan pujian dan penghargaan pada saat-saat khusus

Tip praktis untuk menciptakan Aspirasi:
o Tunjukkan dan berikan contoh perilaku positif
o Buat tembok aspirasi,
menempel aspirasi

suatu

tembok

atau

tempat

o Anjurkan murid untuk menggunakan kalimat positif “aku
bisa ...”
o Gunakan poster/alat peraga untuk memperjelas apa
yang dipelajari
o Tetapkan target pribadi untuk murid
Tip praktis menciptakan Rasa aman:
o Rancang proses pembelajaran menjadi bagian-bagian
kecil yang terukur yang dapat dimengerti setiap murid.
o Perhatikan
komunikasi

bahasa

lisan

yang

digunakan

dalam

o Berikan penilaian positif, misalnya: hitunglah berapa
jawaban benar
o Perkuat perilaku positif dengan memberikan pujian atas
perilaku baik
o Lakukan aktivitas bersama
Tip praktis menciptakan Tantangan:
o Dorong murid melakukan self test sebagai bagian dari
proses pembelajaran

o Gunakan beragam jenis pengujian yang bersifat informal
o Fokuskan
peningkatan
prestasi
murid
dengan
membandingkan prestasi murid saat ini dengan prestasi
sebelumnya, bukan dengan membandingkan prestasi murid
satu dengan yang lain
o Bagi proses pencapaian prestasi menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil dan terukur
o Berikan tanggung jawab dan peran bagi setiap murid
secara bergantian
o Bicarakan dengan murid metode penilaian yang akan
digunakan untuk mengukur prestasi mereka.

Tip Praktis menciptakan Identitas :
o Kenali murid: nama sampai latar belakang, kesukaan,
hobi, dan kebiasaan murid.
o Berikan pujian dan penghargaan atas prestasi murid
o Tetapkan target secara individual dan memberikan
keyakinan bahwa mereka bisa mencapai target itu
o Temukan
komunikasi.

keunikan

murid

dan

gunakan

o Dorong murid berani mengambil tanggung jawab

Tip praktis menciptakan budaya Sukses:

dalam

o Luangkan waktu untuk mencari tahu keberhasilan kecil
maupun besar yang dicapai oleh murid dan berikan waktu
untuk mendengar cerita sukses dibalik peristiwa itu.
o Jelaskan kepada murid bahwa diperlukan usaha dan
keuletan untuk bisa mencapai keberhasilan.
o Gunakan Goal-Setting agar tingkat pencapaian prestasi
dapat diukur dengan mudah dan jelas.
 Guru berdiri di depan pintu kelas menyambut
kedatangan murid dan menyalami murid satu
persatu
 Sapa murid dengan menggunakan nama mereka
masing-masing
 Buat catatan mengenai perkembangan diri setiap
murid
 Gunakan poster: penyambutan, pelepasan, kalimat
afirmatif, dll.
 Tempatkan meja guru dekat dengan meja murid
 Umpan balik dari murid
 Kelompok belajar
b) Menghubungkan
Hubungkan pelajaran yang akan diajarkan dengan
apa yang telah diketahui oleh murid sebelumnya,
konteksnya, dan apa yang dapat dilakukan oleh murid
dengan pelajaran itu pada masa akan datang. Semakin
personal hubungan yang bisa diciptakan, hasilnya akan
semakin baik. Dapat digunakan strategi sebagai berikut:

a.

Mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan selalu membutuhkan jawaban. Untuk bisa
menjawab, kita perlu berpikir. Saat berpikir kita mengakses
memori jangka pendek kita. Dengan demikian, memori ini
terisi informasi baru dan menggeser informasi yang tidak
ada gunanya ke luar dari memori jangka pendek. Untuk
menghilangkan memori yang tidak berguna ini, murid
diminta untuk menghubungkan (memikirkan) materi yang
akan mereka pelajari saat ini dengan apa yang telah
mereka ketahui sebelumnya. Selain itu, murid perlu
mengerti aplikasi dari apa yang dipelajari ke dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam hal melakukan ini, minta murid untuk
menuliskan di atas kertas, apa yang muncul di pikirannya.
Ini akan semakin memperkuat pikirannya tentang materi
yang akan dipelajari dan dengan demikian akan menghapus
informasi tak berguna yang ada di dalam memorinya yang
tidak ada hubungan sama sekali dengan materi pelajaran.
b.

Gunakan gambar atau poster sebagai pemicu

Misalnya anda menggantungkan gambar manusia
perahu. Lalu tanyakan kepada murid apa yang muncul
dalam pikiran mereka saat mereka melihat gambar
tersebut. Laukan brain-storming. Catat apa saja ide yang
muncul dan tuliskan di papan tulis. Setelah mendapatkan
cukup banyak ide, kategorikan ide-ide itu ke dalam
kelompok-kelompok tertentu.
c.

Membangun ide/idea-build-up

Cara ini bisa dilakukan sebagai berikut: Misalnya
materi yang akan diajarkan adalah mengenai cara kerja
otak manusia. Anda bisa meminta murid mengeluarkan
kertas kosong dan menuliskan dua hal yang ia ketahui dan
dua hal yang tidak ia ketahui mengenai otak. Ia boleh
menulis apa saja. Setelah itu minta murid untuk saling
membandingkan apa yang mereka tuliskan dengan teman
di sebelahnya. Dari sini akan muncul empat hal yang
diketahui dan empat hal yang tidak diketahui.
Setelah itu, minta pasangan ini membandingkan isi
kertas mereka dengan pasangan lain. Lakukan ini hingga
semua pasangan telah saling membandingkan isi kertas
mereka. Setelah ini semua selesai dilakukan, anda sebagai
guru akan mendapat satu daftar, yang memberikan
gambaran kelas secara menyeluruh, mengenai hal yang
diketahui dan yang tidak diketahui mengenai otak. Lalu
tuliskan daftar itu di papan tulis. Ajarkan materi mengenai
otak berdasarkan informasi yang anda dapatkan dari murid
anda. Ajarkan apa yang tidak mereka ketahui dann jangan
membuang waktu mengulang apa yang telah mereka
ketahui.
c) Gambaran besar
Untuk lebih membantu menyiapkan pikiran murid
dalam menyerap materi yang diajarkan, sebelum proses
pembelajaran dimulai, guru harus memberikan gambaran
besar (big picture) dari keseluruhan materi. Memberi
gambaran besar ini berfungsi sebagai perintah kepada
pikiran untuk menciptakan “folder” yang nantinya akan
diisi dengan informasi. Folder ini akan diisi dengan

informasi yang sejalan pada saat proses pemasukan
informasi. Pada tahap pemasukan informasi, materi
pelajaran disampaikan secara linear dan bertahap.
Mengapa gambaran besar ini sangat mambantu? Prinsip
kerjanya sama dengan fungsi gambar yang ada pada puzzle.
Bayangkan bila anda harus menyusun puzzle yang terdiri
dari 1000 keping gambar tanpa diberi gambar besarnya.
Tentu akan sangat sulit dan membingungkan.
Strategi yang digunakan adalah sebagai berikut:
 Berikan ringkasan dari apa yang akan dipelajari
 Jelaskan bagaimana cara anda akan mengajarkan
materi pembelajaran dan berikan kata-kata kunci.
 Tulis atau buat gambaran besar, pada papan tulis,
dari materi pelajaran yang akan anda sampaikan.
 Gunakan gambar, poster, fowchart atau mengajukan
pertanyaan yang bersifat terbuka yang membutuhkan
jawaban
yang
merangsang
pemikiran
yang
mendalam.
Gunakan kalimat, sebagai berikut:
 Pertanyaan yang ada di papan tulis adalah
pertanyaan yang akan kita cari jawabannya
bersama-sama melalui pelajaran / materi
 Poster yang saya pegang menunjukkan bagaimana
proses pembelajaran kita akan dilakukan
Gunakan kata kunci sebagai pemicu. Berikut ini adalah
kata-kata kunci yang akan kita pakai pada sesi ini .
 Tetapkan tujuan

Pada tahap inilah proses pembelajaran baru dimulai.
Apa hasil yang akan dicapai pada akhir sesi harus
dijelaskan dan dinyatakan kepada murid. Hasil yang akan
dicapai dapat dijelaskan langsung kepada seluruh kelas,
ada juga yang dijelaskan per kelompok, atau kadang
dijelaskan kepada murid secara pribadi. Tulislah dengan
huruf yang besar dan jelas di papan tulis sehingga murid
dapat senantiasa melihat tujuan dari proses pembelajaran
yang akan segera mereka mulai. Tahap ini juga merupakan
tahap goal-setting.
Ajarkan kepada murid cara untuk mencapai hasil
yang telah ditetapkan, dengan menggunakan bahasa murid
itu sendiri. Minta mereka untuk membuat goal secara
detail, lebih baik kalau bisa secara tertulis.
 Gunakan kalimat:
o Pada akhir sesi ini kita akan mengerti bahwa dan
Marilah kita lihat .... dan ....
o Amati goal yang telah kita tetapkan pada minggu
lalu untuk ....
o Keluarkan kartu goal anda dan letakkan di
meja ...
o Bacalah hasil yang ingin anda capai ( di dalam
hati ) sebelum anda memberi tahu kawan
anda ....
o Setelah kita menyelesaikan pelajaran ini, kita
akan tahu bahwa target yang kita tetapkan telah
tercapai dengan menggunakan parameter ....
o Anda akan menunjukkan bahwa anda bisa
menerapkan materi ini kepada ....

d) Pemasukan informasi
Pada tahap ini, informasi yang akan diajarkan harus
disampaikan dengan melibatkan gaya belajar. Metode
penyampaian harus bisa mengkombinasikan gaya belajar
visual, auditori, dan kinestetis dan bila memungkinkan juga
mengakomodasi gaya penciuman dan pengecapan. Pada
tahap ini, memori jangka panjang akan dapat diakses
apabila proses pemsukan informasi bersifat unik dan
menarik. Gunakan strategi yang berbeda sesuai dengan
situasinya, misalnya active concert, membaca dengan cara
dramatisasi, menggunakan poster, gunakan pendekatan
mendengar secara aktif dan berikan juga waktu untuk
melakukan refeksi, review.
Lalu
bagaimana
tepatnya
metode
pengajaran/pemasukan informasi untuk mengakomodasi
masing-masing gaya belajar?


Gaya Belajar Visual:
 gerakan tubuh/body language
 buku/majalah
 grafik, diagram
 peta pikiran/mind mapping
 OHP/LCD/Komputer
 Poster
 Kolase
 Flowchart
 Highlighting (memberikan warna pada bagian
yang dianggap penting)

 kata-kata kunci yang dipajang di sekeliling kelas
 tulisan dengan warna yang menarik
 model/peralatan


Gaya Belajar Auditori:
 instruksi guru
 suara yang jelas dengan intonasi yang terarah
dan bertenaga
 membaca dengan keras
 pembicara tamu
 sesi tanya jawab
 rekaman ceramah/kuliah
 diskusi dengan teman
 belajar
dengan
mendengarkan
atau
menyampaikan informasi
 kuliah
 role play / permainan peran
 musik
 kerja kelompok


Gaya









Belajar Kinestetik:
merancang dan membuat aktivitas
keterlibatan fisik
field trip
membuat model
memainkan peran/skenario
highlighting
berjalan
membuat mind mapping

 menggunakan
gerakan
menjelaskan sesuatu
 waktu istirahat yang teratur

tubuh

untuk

Selain memperhatikan cara penyampaian yang multi
sensori, anda juga harus memutuskan, pada level mana dari
perkembangan kognitif dalam taksonomi Bloom, murid
akan diajar berpikir. Apakah hanya pada level pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis ataukah pada level
evaluasi?

e) Aktivasi
Saat murid menerima informasi melalui proses
pembelajaran (pemasukan informasi), informasi ini masih
bersifat pasif. Murid masih belum merasa memiliki
informasi atau pengetahuan yang ia terima. Mengapa?
Karena proses penyampaian berlangsung satu arah, yaitu
dari guru ke murid. Untuk bisa lebih meyakinkan bahwa
murid benar-benar telah mengerti dan untuk menimbulkan
perasaan di hati murid bahwa informasi yang barusan
diajarkan adalah benar-benar milik mereka, kita perlu
melakukan proses aktivasi.
Proses aktivasi merupakan proses yang membawa
murid kepada satu tingkat p