Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dalam Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V Semester I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar, hal ini tercantum dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (20). Dalam Peraturan Pemerintah No. 19
tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 10 ayat (1) menyatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas
dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh
adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya metode ilmiah
(scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah (working
scientifically), nilai dan sikap ilmiah (scientific attitudes) (Depdiknas, 2006).
Menurut Folwer (Trianto, 2014:136) “IPA adalah pengetahuan yang sistematis
yang dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi“.
Pada jenjang pendidikan dasar IPA merupakan mata pelajaran wajib. Undangundang No. 20 Tahun 2003, pada pasal 31 ayat 1e menyatakan IPA merupakan
salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada jenjang pendidikan dasar
khususnya di SD. Menurut Trianto (2014:137) “pada hahikatnya IPA dibangun
atas dasar produk ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai
produk, dan sebagai prosedur”. Sebagai proses diartiakan semua kegiatan ilmiah
untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan
pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa
pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan
bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur
1
2
dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai umtuk mengetahui sesuatu
(riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method).
Menurut Iskandar (1997: 16) beberapa alasan pentingnya mata pelajaran IPA yaitu,
IPA berguna bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari, bagian
kebudayaan bangsa, melatih anak berfikir kritis, dan mempunyai nilai-nilai
pendidikan yaitu mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara
keseluruhan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri
Kalicacing 02 tanggal 7 September 2016 dalam pembelajaran IPA telah berjalan
dengan baik namun belum memenuhi karakteristik IPA. Terlihat pada rasa
keingintahuan siswa yang masih kurang dan siswa belum mengaplikasikan
pembelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari, contohnya masih terlihat siswa
membuang sampah tidak pada tempatnya. Siswa belum terlihat aktif dalam
mengikuti pembelajaran, serta masih banyak siswa yang kurang memerhatikan
guru. Guru sudah berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
memanfaatkan perpustakaan, dan membuat RPP yang baik, namun karena
keterbatasan teknologi membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran
IPA sehingga hasil belajar juga belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan
sekolah yaitu 70. Guru ingin meningkatkan hasil belajar IPA agar semua siswa
dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) serta siswa dapat
mengaplikasikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Dari dokumentasi pertama nilai ulangan tengah semester I siswa kelas V SD
Negeri Kalicacing 02 yang didapatkan dari buku administrasi mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) tahun pelajaran 2016/2017 diketahui 4 (22,22%) siswa
yang mendapat nilai antara 45-60, 8 (44,45%) siswa yang mendapatkan nilai antara
61-69, 4 (22,22%) siswa yang mendapatkan nilai antara 70-80, dan 2 (11,11%)
siswa yang mendapatkan nilai antara 80-95. Hanya 6 (33,33%) yang baru
memenuhi KKM yang telah ditetapkan sekolah. Berdasarkan hasil belajar yang
diperoleh siswa, maka pembelajaran IPA di SD Negeri Kalicacing 02 belum
maksimal. Sehingga perlu di upayakan adanya perbaikan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri kalicacing 02.
3
1.2. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas, terdapat beberapa
permasalahan
yang
ditemui
dalam
proses
pembelajaran.
Permasalahan
pembelajaran tersebut antara lain siswa belum terlihat aktif dalam mengikuti
pembelajaran, serta masih banyak siswa yang kurang memerhatikan guru. Guru
sudah berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memanfaatkan
perpustakaan, dan membuat RPP yang baik, namun karena keterbatasan teknologi
membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran IPA. Di sisi lain siswa
belum mampu mengaplikasikan pembelajaran IPA di dalam kehidupan sehari-hari.
Dari permasalahan yang telah terjadi, perlu adanya upaya tindak lanjut untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA di SD Negeri Kalicacing 02. Upaya
tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual pada
pembelajaran IPA. Pembelajaran yang kontekstual dapat dicapai melalui
pendekatan pembelajaran yang mengacu pada pengaplikasian materi di dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual menuntut siswa membuat
hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan nyata. Salah
satu pendekatan yang dapat menjawab permasalahan diatas adalah pendekatan
Science, Environment, Technology, and Society (SETS).
Upaya diatas didukung dengan penelitian yang dilakukan Heru Santoso yang
memperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan SETS meningkatkan
aktivitas belajar kelas IV SD Negeri 03 Kalieuluh Kebakkrabat, dapat dilihat dari
besarnya peningkatan rata-rata pada semua indikator siswa sbesar 33,75%. Dan
penelitian yang dilakukan oleh Heru Santoso memperoleh kesimpulan bahwa
pendekata SETS berpengaruh terhadap aktivitas belajar.
Pembelajaran Kontekstual menurut Elaine B. Johson (2007:67) CTL adalah
sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di
dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjeksubjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu
konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Pendekatan Science,
Environment, Technology, and Society (SETS) dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan sebutan salingtemas yang merupakan sains, lingkungan, teknologi, dan
4
masyarakat. Menurut Anna Poedjiadi (2010:115) dari beberapa istilah yang telah
dikemukakan oleh para pendidik atau praktisi pendidik yakni Science Technology
Society yang diterjemahkan dengan Sains Teknologi Masyarakat (STM atau
SATEMAS atau ITM), Science Environment Technology (SET) dan Science
Environment Technology Society (SETS) yang disingkat dengan salingtengmas
yang intinya sebenarnya sama saja. Amalia Sapriati (2014:2.9) menyatakan
pendekatan salingtengmas merupakan cara pandang bahwa siswa belajar,
menyusun pengetahuan, melalui interaksi pribadi antara pengalaman dan skemata
siswa yang tepat. Pendekatan SETS bertujuan untuk membantu siswa dalam
mengaplikasikan ilmu alam dengan lingkungan sekitar serta masyarakat, dan
membantu siswa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perlu adanya
perbaikan pembelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang berjudul
“PenerapanPembelajaran Kontekstual Melalui Pendekatan Science, Environment,
Technology, and Society (SETS) dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Tahun Pelajaran
2016/2017”.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science,
Environment, Technology, and Society (SETS) dalam upaya meningkatkan
aktivitas belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 semester I
tahun pelajaran 2016/2017?
2.
Apakah peningkatan aktivitas belajar dengan penerapan pembelajaran
kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and
Society (SETS) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD
Negeri Kalicacing 02 Semester I tahun pelajaran 2016/2017?
5
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian
tindakan kelas bertujuan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran kontekstual melalui
pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS)
meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing
02 Semester I.
2.
Untuk mengetahui apakah peningkatan aktivitas belajar dengan penerapan
pembelajaran
kontekstual
melalui
pendekatan
Science,
Environment,
Technology, and Society (SETS) meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa
kelas 5 SD Negeri Kalicacing Semester I.
1.5. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat atau kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini,
manfaat tersebut dapat berupa manfaat teoritis, dan manfaat praktis. Adapun
manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman,
pengalaman dan ilmu pengetahuan dalam pendidikan, dengan menyampaikan
isu-isu yang berupa masalah, menggunakan metode demonstrasi sebagai
pembentukan konsep siswa, serta siswa mampu mencitpakan teknologi
sederhana untuk lingkungan sekitar dan dapat bersosialisasi dengan teman
sekelas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
sebagai dasar penelitian lebih lanjut dan mendukung kajian teori bahwa dengan
menerapkan
pembelajaran
kontekstual
melalui
pendekatan
Science,
Environment, Technology, and Society (SETS) pembelajaran lebih bermakna
karena siswa mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam
kehidupan nyata.
6
b.
Praktis
1. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA dengan penerapan pembelajaran kontekstual
melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS).
2. Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan,
ketrampilan, serta pengalaman tentang penerapan pembelajaran kontekstual
melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS).
3. Sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan khasalah
perpustakaan untuk meningkatkan pengetahuan dalam rangka membuat
pembelajaran menjadi efektif.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar, hal ini tercantum dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (20). Dalam Peraturan Pemerintah No. 19
tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 10 ayat (1) menyatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas
dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh
adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya metode ilmiah
(scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah (working
scientifically), nilai dan sikap ilmiah (scientific attitudes) (Depdiknas, 2006).
Menurut Folwer (Trianto, 2014:136) “IPA adalah pengetahuan yang sistematis
yang dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi“.
Pada jenjang pendidikan dasar IPA merupakan mata pelajaran wajib. Undangundang No. 20 Tahun 2003, pada pasal 31 ayat 1e menyatakan IPA merupakan
salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada jenjang pendidikan dasar
khususnya di SD. Menurut Trianto (2014:137) “pada hahikatnya IPA dibangun
atas dasar produk ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai
produk, dan sebagai prosedur”. Sebagai proses diartiakan semua kegiatan ilmiah
untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan
pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa
pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan
bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur
1
2
dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai umtuk mengetahui sesuatu
(riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method).
Menurut Iskandar (1997: 16) beberapa alasan pentingnya mata pelajaran IPA yaitu,
IPA berguna bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari, bagian
kebudayaan bangsa, melatih anak berfikir kritis, dan mempunyai nilai-nilai
pendidikan yaitu mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara
keseluruhan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri
Kalicacing 02 tanggal 7 September 2016 dalam pembelajaran IPA telah berjalan
dengan baik namun belum memenuhi karakteristik IPA. Terlihat pada rasa
keingintahuan siswa yang masih kurang dan siswa belum mengaplikasikan
pembelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari, contohnya masih terlihat siswa
membuang sampah tidak pada tempatnya. Siswa belum terlihat aktif dalam
mengikuti pembelajaran, serta masih banyak siswa yang kurang memerhatikan
guru. Guru sudah berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
memanfaatkan perpustakaan, dan membuat RPP yang baik, namun karena
keterbatasan teknologi membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran
IPA sehingga hasil belajar juga belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan
sekolah yaitu 70. Guru ingin meningkatkan hasil belajar IPA agar semua siswa
dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) serta siswa dapat
mengaplikasikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Dari dokumentasi pertama nilai ulangan tengah semester I siswa kelas V SD
Negeri Kalicacing 02 yang didapatkan dari buku administrasi mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) tahun pelajaran 2016/2017 diketahui 4 (22,22%) siswa
yang mendapat nilai antara 45-60, 8 (44,45%) siswa yang mendapatkan nilai antara
61-69, 4 (22,22%) siswa yang mendapatkan nilai antara 70-80, dan 2 (11,11%)
siswa yang mendapatkan nilai antara 80-95. Hanya 6 (33,33%) yang baru
memenuhi KKM yang telah ditetapkan sekolah. Berdasarkan hasil belajar yang
diperoleh siswa, maka pembelajaran IPA di SD Negeri Kalicacing 02 belum
maksimal. Sehingga perlu di upayakan adanya perbaikan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri kalicacing 02.
3
1.2. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas, terdapat beberapa
permasalahan
yang
ditemui
dalam
proses
pembelajaran.
Permasalahan
pembelajaran tersebut antara lain siswa belum terlihat aktif dalam mengikuti
pembelajaran, serta masih banyak siswa yang kurang memerhatikan guru. Guru
sudah berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memanfaatkan
perpustakaan, dan membuat RPP yang baik, namun karena keterbatasan teknologi
membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran IPA. Di sisi lain siswa
belum mampu mengaplikasikan pembelajaran IPA di dalam kehidupan sehari-hari.
Dari permasalahan yang telah terjadi, perlu adanya upaya tindak lanjut untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA di SD Negeri Kalicacing 02. Upaya
tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual pada
pembelajaran IPA. Pembelajaran yang kontekstual dapat dicapai melalui
pendekatan pembelajaran yang mengacu pada pengaplikasian materi di dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual menuntut siswa membuat
hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan nyata. Salah
satu pendekatan yang dapat menjawab permasalahan diatas adalah pendekatan
Science, Environment, Technology, and Society (SETS).
Upaya diatas didukung dengan penelitian yang dilakukan Heru Santoso yang
memperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan SETS meningkatkan
aktivitas belajar kelas IV SD Negeri 03 Kalieuluh Kebakkrabat, dapat dilihat dari
besarnya peningkatan rata-rata pada semua indikator siswa sbesar 33,75%. Dan
penelitian yang dilakukan oleh Heru Santoso memperoleh kesimpulan bahwa
pendekata SETS berpengaruh terhadap aktivitas belajar.
Pembelajaran Kontekstual menurut Elaine B. Johson (2007:67) CTL adalah
sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di
dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjeksubjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu
konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Pendekatan Science,
Environment, Technology, and Society (SETS) dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan sebutan salingtemas yang merupakan sains, lingkungan, teknologi, dan
4
masyarakat. Menurut Anna Poedjiadi (2010:115) dari beberapa istilah yang telah
dikemukakan oleh para pendidik atau praktisi pendidik yakni Science Technology
Society yang diterjemahkan dengan Sains Teknologi Masyarakat (STM atau
SATEMAS atau ITM), Science Environment Technology (SET) dan Science
Environment Technology Society (SETS) yang disingkat dengan salingtengmas
yang intinya sebenarnya sama saja. Amalia Sapriati (2014:2.9) menyatakan
pendekatan salingtengmas merupakan cara pandang bahwa siswa belajar,
menyusun pengetahuan, melalui interaksi pribadi antara pengalaman dan skemata
siswa yang tepat. Pendekatan SETS bertujuan untuk membantu siswa dalam
mengaplikasikan ilmu alam dengan lingkungan sekitar serta masyarakat, dan
membantu siswa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perlu adanya
perbaikan pembelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang berjudul
“PenerapanPembelajaran Kontekstual Melalui Pendekatan Science, Environment,
Technology, and Society (SETS) dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Tahun Pelajaran
2016/2017”.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science,
Environment, Technology, and Society (SETS) dalam upaya meningkatkan
aktivitas belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 semester I
tahun pelajaran 2016/2017?
2.
Apakah peningkatan aktivitas belajar dengan penerapan pembelajaran
kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and
Society (SETS) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD
Negeri Kalicacing 02 Semester I tahun pelajaran 2016/2017?
5
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian
tindakan kelas bertujuan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran kontekstual melalui
pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS)
meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing
02 Semester I.
2.
Untuk mengetahui apakah peningkatan aktivitas belajar dengan penerapan
pembelajaran
kontekstual
melalui
pendekatan
Science,
Environment,
Technology, and Society (SETS) meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa
kelas 5 SD Negeri Kalicacing Semester I.
1.5. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat atau kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini,
manfaat tersebut dapat berupa manfaat teoritis, dan manfaat praktis. Adapun
manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman,
pengalaman dan ilmu pengetahuan dalam pendidikan, dengan menyampaikan
isu-isu yang berupa masalah, menggunakan metode demonstrasi sebagai
pembentukan konsep siswa, serta siswa mampu mencitpakan teknologi
sederhana untuk lingkungan sekitar dan dapat bersosialisasi dengan teman
sekelas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
sebagai dasar penelitian lebih lanjut dan mendukung kajian teori bahwa dengan
menerapkan
pembelajaran
kontekstual
melalui
pendekatan
Science,
Environment, Technology, and Society (SETS) pembelajaran lebih bermakna
karena siswa mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam
kehidupan nyata.
6
b.
Praktis
1. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA dengan penerapan pembelajaran kontekstual
melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS).
2. Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan,
ketrampilan, serta pengalaman tentang penerapan pembelajaran kontekstual
melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS).
3. Sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan khasalah
perpustakaan untuk meningkatkan pengetahuan dalam rangka membuat
pembelajaran menjadi efektif.