PEMBELAJARAN KOOPERATIF YANG DIMODIFIKASI

  Disampaikan Oleh: Budi Usodo

  

PEMBELAJARAN KOOPERATIF YANG DIMODIFIKASI Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pengertian: 

  Pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

penggunaan kelompok kecil untuk bekerja

sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.

  

Pendekatan pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan temannya dalam tugas-tugas terstruktur (Lie, A., 1995).

  Pembelajaran Kooperatif yang Dimodifikasi Pengertian: Pembelajaran kooperatif yang dimodifikasi adalah memodifikasi sintaks atau beberapan bagian dari suatu langkah yang bertujuan untuk memperbaiki agar sintaks yang ada, baik secara rasional teoritik maupun dari sisi empiris menjadi lebih baik.

  

Tipe-tipe Model

Tipe-tipe Model

  

Pembelajaran

Pembelajaran

  Kooperatif Kooperatif

Tipe-tipe Model

  

Tipe-tipe Model

Pembelajaran

  

Pembelajaran

Kooperatif Kooperatif

  

Metode ini dipandang paling sederhana dari metode

pembelajaran kooperatif yang lain. Para guru

menggunakan metode STAD untuk mengajarkan

informasi akademik baru kepada siswa setiap

minggu, baik melalui penyajian verbal maupun

tertulis.

  Langkah-langkah :

  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 atau 5 orang secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

  2. Guru menyajikan pelajaran

  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

  4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu

  5. Memberikan penghargaan kelompok

  Modifikasi STAD Alasan:

Pada langkah ke-2 di STAD, yaitu

presentasi guru, kurang relevan dengan prinsip pembelajaran kooperatif yang mengacu pada paham konstrukstivisme.

  Modifikasinya

  Pada langkah kedua STAD, diganti dengan kegiatan yang lebih mengarahkan untuk siswa/mahasiswa menjadi lebih aktif. Misalnya diganti dengan

  

  tugas membaca : siswa/mahasiswa diberikan tugas untuk mempelajari berbagai buku yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, dilaksanakan di luar jam kuliah. Kegiatan ini bertujuan agar siswa lebih siap belajar dan peran guru/dosen sebagai penyampai materi menjadi terkurangi dan berganti dengan tugas sebagai fasilitator. modifikasinya 

  Modul : Dosen menyiapkan materi pelajaran yang disajikan dengan modul, sehingga siswa dapat belajar sendiri dari modul. Langkah-langkah STAD modifikasi Langkah-langkah : Membentuk kelompok yang anggotanya 4 atau 5 orang secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) Kegiatan tugas membaca / belajar modul/ Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

  Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa.

Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu Memberikan penghargaan kelompok k

  Metode pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan ke dalam tim beranggotakan empat sampai enam siswa untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecah menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota

  

Kelompok Asal

a b c a b c a b c a b c a b c d e d e d e d e d e a a a b b b c c c d d d e e e a a b b c c d d e e

  

Kelompok Ahli

  Langkah-langkah :

  1. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa secara heterogen.

  2. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan

setiap anggota siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu

bagian dari bahan akademik tersebut.

  3. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama. Kumpulan siswa semacam itu disebut’kelompok pakar’(expert group).

  4. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar .

  5. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam ‘‘home teams’’, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah Jigsaw Modifikasi Alasan:

  Penentuan ahli biasanya kurang tepat, misalnya mahasiswa yang kurang mampu pada topik A tetapi mendapat tugas sebagai ahli A. Sehingga yang terjadi pada saat diskusi di kelompok ahli menjadi kurang optimal.

   Pada kegiatan di kelompok asal, terkadang yang terjadi adalah ahli tidak dapat menjelaskan karena penguasaannya kurang Modifikasinya 

  Agar penentuan ahlinya lebih tepat, Sebelum langkah-2, perlu dilakukan tes penempatan untuk pembagian sebagi ahli. Tes yang dilakukan adalah pre tes materi ahli

   Sebelum kegiatan kelompok ahli berakhir, dilakukan tes untuk memastikan kesiapan masing-masing ahli.

  Langkah-langkah :

  1. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa secara heterogen.

  2. Pre tes untuk penempatan ahli

  

3. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan setiap anggota

siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.

  4. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama. Kumpulan siswa semacam itu disebut’kelompok ahli’(expert group) dan diakhiri dengan post tes dan tindak lanjut

  

5. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok ahli kembali ke kelompok

semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar .

TEAM ASSISTED

   Pengertian TAI adalah penggabungan pembelajaran kooperatif dengan teknik-teknik pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran individual dan meningkatkan ketrampilan kooperatif siswa.

TEAM ASSISTED

  INDIVIDUALIZATION (TAI) Dasar pemikirannya

  Pembelajaran hendaknya memenuhi kebutuhan individual masing-masing siswa

  

  Kenyataan kebutuhan individual siswa tidak sama

  

  Pembelajaran individual sangat sulit dilaksanakan di kelas, karena faktor waktu, tenaga dan biaya.

  

  Dengan mendesain perangkat pembelajaran dan teknik pembelajaran, penggunaan pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengatasi permasalah tersebut Komponen TAI 

  Team: Para siswa dalam TAI dibagi kedalam tim-tim

  yang beranggotakan 4 sampai 5 orang, seperti pada STAD dan TGT.

   Tes Penempatan: untuk menempatkan siswa dalam

  kelompok heterogen

   Perangkat pembelajaran:

  Halaman panduan yang berupa pengulangan konsep – konsep yang telah diperkenalkan oleh guru dalam kelompok pengajaran Beberapa halaman untuk latihan kemampuan Tes formatif – dua set yang paralel Soal tes unit.

  Halaman jawaban untuk halaman latihan kemampuan dan tes-tes unit dan formatif. Komponen TAI 

  Pembelajaran kelompok: Guru menjelaskan

  beberapa materi pokok untuk setiap kelompok sekitar 10 – 15 menit.

   Team Study Para siswa membentuk kelompok terdiri dari 2 atau 3 orang dalam tim mereka untuk melakukan pengecekan .

  Para siswa membaca halaman panduan mereka dan meminta teman satu tim atau guru untuk membantu bila diperlukan.

  

Tiap siswa mengerjakan soal pertama dalam latihan kemampuannya sendiri dan selanjutnya jawaban dicek oleh teman satu timnya dengan halaman jawaban yang sudah tersedia Komponen TAI 

  Team study (lanjutan)

  Apabila siswa sudah dapat menyelesaikan soal dengan benar dalam latihan kemampuan, dia akan mengerjakan tes formatif A, yaitu kuis yang mirip dengan latihan kemapuan (10 soal). Pada saat mengerjakan tes formatif, siswa harus bekerja sendiri sampai selesai.

  Seorang teman satu timnya akan menghitung skor tesnya. Apabila siswa tersebut dapat mengerjakan delapan atau lebih soal dengan benar, teman satu tim tersebut akan menandatangani hasil tes itu untuk menunjukan bahwa siswa tersebut telah dinyatakan sah oleh teman satu timnya untuk mengikuti tes unit.

  Bila siswa tersebut tak bisa mengerjakan delapan soal dengan benar, guru akan dipanggil untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa tersebut.Guru mungkin akan meminta si siswa untuk kembali mengerjakan soal-soal latihan kemampuan lalu mengerjakan Komponen TAI 

  Team study (lanjutan) 

  Setelah menyelesaikan tes formatif, saatnya siswa melaksanakan tes unit. Hasil dari tes unit tersebut diperiksa oleh anggota dari tim lain secara bergantian.

   Hasil tes unit digunakan sebagai skor individu. Komponen TAI 

  Penghargaan kelompok: Penghargaan kelompok didasarkan pada skor kelompok. Skor kelompok adalah rata- rata dari skor individu setiap anggota kelompok. Langkah-Langkah TAI 

  Tes penempatan

  

  

  Menentukan skor kelompok

  

  Mengerjakan tes unit

  

  Mengerjakan tes formatif secara individual

  Meminta setiap siswa mengerjakan soal latihan dalam kelompok dan saling mengecek jawaban siswa

  

  

  Meminta siswa membaca halaman panduan

  

  Pembelajaran kelompok

  

  Pembentukan Tim dan kelompok

  Memberikan penghargaan kelompok Modifikasi TAI Alasan: 

  Tidak ada kegiatan kelompok yang bertujuan untuk mempelajari materi secara bersama

   Pada kegiatan team study ada kegiatan yang masih melibatkan guru secara dominan, padahal TAI diperlukan untuk menghindari hal tersebut Modifikasinya 

  Diperlukan kegiatan kelompok (disebut pra kegiatan kelompok) yang membahas

permasalahan / belajar secara bersama

   Diperlukan peran siswa yang pandai untuk menggantikan peran guru, dengan terlebih dahulu memilih siswa dalam satu tim sebagai pengganti guru (Asistensi) Langkah-Langkah TAI Modifikasi 

  Tes penempatan

  

  Menentukan skor kelompok

  

  Mengerjakan tes unit

  

   Asistensi

  Mengerjakan tes formatif secara individual

  Meminta setiap siswa mengerjakan soal latihan dalam kelompok dan saling mengecek jawaban siswa

  

  

  Meminta siswa membaca halaman panduan

  

  Pembelajaran kelompok

  

   Pra pembelajaran kelompok

  Pembentukan Tim dan kelompok

  

  (TEAMS GAMES TOURNAMENTS)

  

Prinsip model TGT ini pada

dasarnya sama dengan model

tipe STAD, yang berbeda

hanyalah cara mengetahui

kemampuan siswanya saja. Kalau

didalam TGT diakhiri dengan

permainan / turnamen yang

pesertanya perwakilan dari

  

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model TGT dapat

diilustrasikan sebagai berikut:

  1 Guru menyampaikan materi pembelajaran ke siswa secara klasikal (paling sering menggunakan model pembelajaran langsung).

2 GURU MEMBAGI SISWA KE DALAM

  BEBERAPA KELOMPOK (SETIAP Kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa yang heterogen, baik dari segi kemampuan, agama, jenis kelamin atau lainnya)

  3 Dilanjutkan diskusi kelompok untuk penguatan materi (saling membantu untuk memperdalam materi yang sudah diberikan)

  4 Guru meminta masing-masing kelompok untuk mengirimkan wakil-wakilnya duduk dalam setiap meja turnamen guna bertanding melawan anggota kelompok lainnya.

  MEJA

MEJA TURNAMEN TURNAMEN MEJA

  KOMPOSISI SETIAP MEJA TURNAMEN

  

KOMPOSISI SETIAP MEJA TURNAMEN

  DAPAT DIILUSTRASIKAN SEBAGAI

  

DAPAT DIILUSTRASIKAN SEBAGAI

  BERIKUT:

  

BERIKUT:

Team A

  Team B Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah MEJA MEJA MEJA MEJA

  

TURNAME TURNAME TURNAME TURNAME

N N N N

Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah

  Tournament Perangkat tournamen:

  • – Satu set lembar tournament (soal dan jawaban)
  • – Satu set skor tournamet
  • – Satu set kartu nomor yang bersesuaian dengan nomor soal

  Pelaksanaan tournament

  a. Melakukan drawing kartu untuk menentukan pembaca pertama (pembaca pertama adalah yang memperoleh nomor terbesar)

  b. Pembaca pertama mengocok kartu-kartu dan mengambil kartu teratas c. Pembaca membaca dengan keras soal sesuai dengan nomor yang terambil d. Kesempatan pertama menjawab soal kuis turnamen diberikan kepada pembaca, selanjutnya giliran menjawab bagi anggota kelompok yang lain searah putaran jarum jam. siswa yang ada di sebelah kiri atau kanannya(penantang pertama) punya opsi untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda.

  Kalau tidak menjawab boleh diliwati.

  Pelaksanaan tournament

  e. Penantang kedua boleh menantang kalau mempunyai jawaban yang berbeda, kalau tidak menantang boleh melewatinya. Akan tetapi, penantang harus hati-hati karena mereka harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan

ke dalam kotak (jika ada) apabila jawaban mereka salah.

  f. Jika semua penantang telah lewat penantang kedua mengecek jawaban dan membacanya dengan keras.

  Pembaca atau penantang yang memperoleh jawaban yang benar dapat menyimpan kartunya.

  g. Putaran berikutnya, posisinya berubah, penatang pertama

menjadi pembaca, penantang kedua, menjadi penantang

kedua.

  h. Kegiatan ini dilakukan sampai kartu di meja habis i. Skor individu diperoleh dari banyaknya kartu yang diperoleh.

  5 Guru memberi penghargaan pada

kelompok berdasarkan jumlah dari hasil

perolehan skor dari masing-masing meja

turnamen (atau sama seperti dalam model STAD) Modifikasi TGT 

  Modifikasi TGT sama dengan STAD, yaitu mengganti langkah ke-2 : Presentasi guru

  Metode Struktural

  Metode ini menekankan pada struktur- struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Berbagai struktur tersebut dikembangkan oleh Kagan dengan maksud menjadi altenatif dari berbagai struktur kelas tradisional.

   Struktur-struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja sama saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil secara Teknik-teknik Pendekatan Struktural

1. Mencari Pasangan

  Pengertian Teknik belajar mengajar mencari pasangan ( Make a Match ) adalah siswa mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan Teknik-teknik Pendekatan Struktural

1. Mencari Pasangan Langkah-langkah:

  a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep

atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian

kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu

  c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang

  

d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (soal jawaban) e.

  

Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas

waktu diberi poin f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya g. Demikian seterusnya

  h. Kesimpulan/penutup Modifikasi Mencari pasangan Alasan: Kelemahan dari metode ini adalah akan terjadi kegaduhan luar biasa akibat kegiatan mencari pasangan

  Upaya:

Kelas displit menjadi beberapa, sehingga Langkah modifikasi mencari pasangan Langkah-langkah:

  a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep

atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian

kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban b. Membagi kelas menjadi 4 atau 5 kelompok besar yang berisimaksimal 10 siswa

  c. Setiap siswa mendapat satu buah kartu

  d. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang e.

  Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) f. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin g.

Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya h. Demikian seterusnya i. Kesimpulan/penutup Langkah Modifikasi

  Teknik-teknik Pendekatan Struktural

2. Bertukar Pasangan

   Teknik belajar mengajar Bertukar Pasangan memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain.

   Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Teknik-teknik Pendekatan Struktural

  2. Bertukar Pasangan Langkah-langkah : 1.

  Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).

  2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.

  3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.

  4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian

  pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.

  5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan Modifikasi bertukar pasangan Alasan: Pada langkah ke-4, kemungkinan diperoleh jawaban yang berbeda dengan jawaban pasangannya, sehingga kemungkinan timbul keraguan, mana jawaban yang benar.

  Upaya: Mencari pasangan lagi sampai diperoleh kepastian jawaban. Teknik-teknik Pendekatan Struktural

  2. Bertukar Pasangan Langkah-langkah : 1.

  Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).

  2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.

  3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.

  

4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan

yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.

  5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

  6. Jika jawaban dari pasangan yang baru belum diperoleh suatu

kepastian jawaban, maka perlu mencari pasangan baru lagi sampai benar-benar diperoleh jawaban yang pasti Teknik-teknik Pendekatan Struktural

3. Berkirim Salam dan Soal

   Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan

menjawab pertanyaan yang dibuat

oleh teman-teman sekelasnya.

   Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang tes dan ujian. Teknik-teknik Pendekatan Struktural

3. Berkirim Salam dan Soal Langkah-langkah:

  

  Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain.

  

  Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya

  

  Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain

  

  Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokkan dengan jawaban kelompok yang membuat

Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS AWAL SD

0 0 38

STUDI EMPIRIS TERHADAP FAKTOR FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA BURSA EFEK JAKARTA

0 0 11

FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 0-5 TAHUN DI PUSKESMAS SIMPANG PERIUK KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Susmini, SKM,M.Kes, Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Faktor Faktor yang memp

0 0 12

MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN MODUL ASUHAN KEPERAWATAN JIWA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN KEPERAWATAN JIWA (Studi di Rumah sakit Ernaldi bahar Provinsi Sumatera Selatan) Ns.Yunike, S.Kep.Ns.M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekk

0 2 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TYPHUS ABDOMINALIS PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2014 Bambang Soewito, SKM. M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK -

0 0 11

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMAN 2 KABUPATEN OKU TAHUN 2013 D. Eka Harsanto, S.Kp, M.Kes Poltekkes Palembang Prodi Keperawatan Baturaja ABSTRAK - FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKO

0 1 7

PROFIL KADAR HAEMOGLOBIN PASIEN LEUKIMIA ANAK YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RS dr.M HOESIN PALEMBANG Sarmalina Simamora

0 0 7

SPEKTROSKOPI FLAVONOID GOLONGAN AURON YANG DIISOLASI DARI BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill)

0 0 7

STANDAR PROGRAM YANG BAIK

1 17 10

PASAR YANG SARAT TANTANGAN

0 0 29