STUDI PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN MASYARAKAT PADA PROGRAM PNPM- MPd DI KABUPATEN KERINCI

  STUDI PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN MASYARAKAT PADA PROGRAM PNPM- MPd DI KABUPATEN KERINCI ARTIKEL

  OLEH :

  NEL AINI

  NPM : 1010018312074

  PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG HATTA 2015

  STUDI PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN MASYARAKAT PADA PROGRAM PNPM- MPd DI KABUPATEN KERINCI

  2

  1 Nel Aini¹, Alizar Hasan , Wardi ¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

2 Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Andalas

  Email: in3l_jambi@yahoo.com

  ABSTRACT

  This study highlights some of the problems and contrains in the implementation of PNPM –MPd program in Kerinci district. The role of the consultant who assessed to be less active in several stages of activity and community participation which is still less active in some process oh implementation. Moving on from the results of monitoring of this deficiencies, this study will determine the factors that become contruction management consultant role to the independence of the community, knowing the steps that must be performed by contruction management consultant so that people participatte fully in the PNPM- MPd program in Kerinci district. Through descriptive statistical analysis used in this study, so we can conclude that some of the main factors into the role of contruction management consultant to the independence of the community namely the transfer of knowledge, attitude and skill, effective utilization of resources, organizing the local community as well as the financial controller implementation team. These factors certain must be understood and run by contruction management consultants and is a strategic step for the Kerinci goverment for the implementation of the development in order to better target and was able to overcome in the future.

  Keywords: The role of Contruction Management Consultant, participation of community, the independence of community.

1. PENDAHULUAN tingkat desa maupun di tingkat

  Kabupaten. Peran dari Konsultan

1.1 Latar Belakang Masalah

  Manajemen Konstruksi yang kurang aktif dalam beberapa tahap kegiatan Kurangnya partisipasi masyarakat juga menjadi penyebab terganggunya dalam beberapa proses kegiatan proses kegiatan yang di lakukan oleh Progran Nasional Pemberdayaan masyarakat penerima Progran Nasional Masyarakat Mandiri Perdesaan

  Pemberdayaan Masyarakat – Mandiri

  • – (PNPM-MPd) di Kabupaten Kerinci Perdesaan (PNPM- MPd) di menimbulkan kendala bagi pelaku–

  Kabupaten Kerinci. Didalam proses pelaku Progran Nasional pelaksanaan sering terjadi hal – hal

  Pemberdayaan Masyarakat – Mandiri yang bisa merugikan program seperti Perdesaan ( PNPM- MPd) dalam tidak terkontrolnya pelaksanaan fisik pekerjaan yang tidak mengikuti spesifikasi teknis, pengambilan material oleh masyarakat sekitar untuk kepentingan pribadi. Dalam tahap pemeliharaan masyarakat kurang bersedia memelihara fasilitas yang sudah di bangun dan kurang adanya rasa memiliki terhadap apa yang sudah di bangun. Hal ini juga disebabkan kurang berfungsinya tim pemelihara kegiatan yang sudah di bentuk sebelumnya. Selama berjalannya Progran Nasional Pemberdayaan Masyarakat

  • – langkah yang harus dilakukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi sehingga masyarakat berpartisipasi penuh didalam program PNPM – MPd di Kabupaten Kerinci Menentukan faktor – faktor utama yang menjadi pokok permasalahan terhadap peran Konsultan Manajemen Konstruksi.
  • – Mandiri Perdesaan (PNPM – MPd) di Kabupaten Kerinci sejak tahun 2007 sampai sekarang terlihat tingkat ketergantungan masyarakat terhadap Konsultan selaku Fasilitator yang cukup tinggi juga membuat masyarakat menjadi pasif dan tidak mandiri dalam mengerjakan kegiatan insfrastruktur perdesaan yang menjadi kebutuhan mereka sendiri.

  Rumusan penelitian merupakan pokok permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini sehingga dapat di simpulkan permasalahan yang menjadi pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut :

  1. Apakah faktor

  • – faktor yang menjadi peran Konsultan Manajemen Konstruksi terhadap kemandirian masyarakat ?

  2. Apakah langkah – langkah yang harus jalankan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi sehingga masyarakat berpartisipasi penuh di dalam program PNPM-MPd di Kerinci ?

  3. Apa faktor utama yang menjadi pokok permasalahan terhadap peran Konsultan Manajemen Konstruksi ?

  Tujuan dari penelitian ini antara lain : Untuk mengetahui faktor – faktor yang menjadi peran Manajemen Konstruksi terhadap kemandirian masyarakat. Untuk mengetahui Langkah b) Metoda pengumpulan data dengan cara pengumpulan wawancara ,observasi dan telaah catatan program

  1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak Birokrasi (Pemerintah) guna penyempurnaan dalam perencanaan pembangunan yang lebih baik di masa mendatang , khususnya yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat. Memberikan sumbangan pemikiran dan meningkatkan motivasi serta meningkatkan kinerja bagi jasa Konsultan Manajemen untuk meningkatkan peran aktifnya dalam pelaksanaan Program PNPM-MPd.

1.2. Pertanyaan Penelitian

  1.5 Ruang Lingkup Penelitian

  Penelitian identifikasi peranan Konsultan Manajemen Konstruksi dalam pemberdayaan masyarakat di bidang Manajemen Konstruksi terhadap tingkat kemandirian masyarakat ini dibatasi pada beberapa hal, antara lain: a) Obyek penelitian adalah Program

  Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) Kabupaten Kerinci dalam 6 (Enam) kecamatan yaitu Kec. Siulak, Kec.

  Kayu Aro, Kec. Gunung Kerinci, Kec. Sitinjau Laut dan Kec. Keliling Danau dan Kec. Gunung Tujuh.

1.3 Tujuan Penelitian

  Proyek yang ditinjau adalah PNPM- MPd selama 5 tahun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.

  Yang menjadi Responden adalah Pemerintah Daerah, Tokoh Masyarakat, Tim Pengelola Kegiatan dan warga masyarakat penerima program.

  Guna mempermudah pemahaman tesis ini, maka penyajiannya disusun berdasarkan beberapa bab yang sistematis,

  Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM- MPd), PNPM Mandiri Perkotaan (PNPM-MP), serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal.

  Pendekatan Partisipatif merupakan konsep pembangunan yang memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama, mulai dari perencanaan ,pelaksanaan sekaligus pelaku monitoring evaluasi dalam proses pembangunan hingga pada hasil capaian program pembangunan . Abe (2001), menjelaskan perencanaan partisipatif adalah perencanaan yang dalam tujuannya melibatkan kepentingan rakyat, dan dalam prosesnya melibatkan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkankonseptualisasi yang telah dielaborasikan diatas, dapat disimpulkan bahwa PNPM-MPd pada dasarnya merupakan salah satu dan pemerintah daerah dalam rangka untuk memacu efektifitasnya implementasi desentralisasi daerah menuju kemandirian.

  2.2. KEMANDIRIAN MASYARAKAT

  Program PNPM-MPd adalah suatu program pemberdayaan masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan, dimana masyarakat diharapkan dapat mengetahui cara merencanakan program (Planning), Mengorganisir(Organizing),melaksan akan (Actuating) dan melakukan pengawasan atau pengendalian (Controlling) terhadap pembangunan sarana/prasarana yang difasilitasi dan didampingi oleh Konsultan Manajemen Konstruksi yang di sebut Fasilitator. Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh Bakhit et all (2011) di Eropa bahwa kemiskinan massa di negara sedang berkembang merupakan problema pembangunan yang penanganannya memerlukan transfer pengetahuan, sikap dan ketrampilan dari konsultan pendamping kepada komunitas miskin yang di dampingi. Dimana proses alih ilmu pengetahuan tersebut dilakukan menggunakan pendekatan Learning

1.6 Sistematika Penulisan

2. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 PROGRAM PNPM-MPd

  by doing yaitu suatu model

  pembelajaran yang penyelenggaraannyadilakukan secara

  sharing antara konsultan dan

  komunitas dalam konteks kerja praktis. Dalam membantu pengelolaan program secaranasional, dibentuk Tim Koordinasi (TK) yang terdiri dari Kantor Menko Kesra, Bappenas, Depdagri, Depkeu, dan Dep.Kimpraswil,di berbagai level pemerintahan. Di tingkat Kecamatan, Kepala Seksi PMD bertindak sebagai Pimpinan Proyek (Pimpro) program atau disebut Penanggung Jawab Operasional Kegiatan(PjOK).

  • Struktur Manajemen PNPM – Mandiri Perdesaan

  Pada program PNPM – MPd yang bertindak sebagai owner adalah pemerintah Kabupaten Kerinci, yang di pimpin oleh seorang kepala Satuan Kerja (Satker) dari instansi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD). Yang bertindak sebagai Contruction Manager adalah pihak jasa konsultan yang menyediakan tenaga Fasilitator sebagai Construction Team sekaligus menyiapkan tenaga ahli pendukung sebagai Design/Perencana dan sebagai pelaksana utama adalah Masyarakat.

  : Komando : Koordinasi/

  Pendampingan

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Program PNPM-MP

  2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab KMK

  Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah (2002), mendefinisikan tentang pekerjaan persiapan antara lain adalah melakukan kegiatan penyusunan program dan pembiayaan sekaligus pembentukan organisasi pengelola proyek dalam hal ini adalah Tim Inti. Langkah pertama dalam perencanaan adalah menyusun tujuan. Langkah kedua adalah mengembangkan komitmen terhadap tujuan, yaitu penentuan untuk mencapai suatu tujuan. Langkah ketiga adalah mengembangkan rencana-rencana kerja yang efektif yaitu menyusun langkah-langkah, sumber daya- sumber daya manusia dan periode waktu yang tepat untuk mencapai tujuan. Langkah keempat adalah menelusuri kemajuan terhadap pencapaian tujuan yaitu menyusun tujuan pendek dan tujuan panjang. Dan langkah kelima yang merupakan langkah terakhir yaitu mempertahankan fleksibilitas. Pada program PNPM-MPd standar perhitungan yang dipakai adalah sederhana sekali yaitu hasil perhitungan biayayang dituangkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB), spesifikasi bahan dan material yang digunakan dan jadwal pelaksanaan yang dipakai sebagai acuan apakah kegiatan program yang berjalan sudah sesuai dengan skedul yang direncanakan atau tidak.

  Dapat disimpulkan bahwa tugas Konsultan Manajemen Kabupaten dan Kecamatan sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi (KMK) yaitu melakukan pendampingan dan memfasilitasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan .

  2.3.3 Lingkup Pekerjaan KMK Dipohusodo (1996), menjelaskan tentang lingkup tugas dari Konsultan MK dibagi menjadi tahap persiapan, perancangan dan pelaksanaan.

  Sedangkan menurut Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

  KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI FASILITATOR TENAGA AHLI MASYARAKAT PENERIMA PNPM- MP PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

  (2002), lingkup tugas Konsultan MK dibedakan menjadi tahap persiapan, perencanaan, pelelangan dan pelaksanaan. Disamping pengendalian tersebut pelaporan pekerjaan mempunyai peranan yang tidak kalah penting, karena dari laporan tersebut dapatdiukur seberapa jauh biaya, kemajuan pekerjaan, dan penggunaan sumber daya lain telah digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Laporan yang dibuat oleh tim pelaksana harus memperhatikan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Prinsip ini harus mutlak dilaksanakan mengingat agar proses manajemen betul-betul berjalan pada masyarakat, sehingga masyarakat dapat belajar dan melembagakan sikap tanggungjawab serta tanggung gugat terhadap apa yang telah dilaksanakan.

  2.3 PARTISIPASI MASYARAKAT Partisipasi masyarakat merupakan kesadaran diri sendiri untuk ikut terlibat dalam berbagai hal yang berkaitan dengan diri dan lingkungannya. Di daerah kabupaten Kerinci kehidupan sosial masayarakat cukup baik, seperti kebiasaan royong gotong masih dikembangkan, adat istiadat masih sangat kuat berpengaruh.

  2.4 PERAN KONSULTAN MK DALAM MENUMBUHKAN PARTISIPASI MASYARAKAT Menurut Petunjuk Teknis Operasional PNPM – MPd, Dalam peranan pemberdayaan masyarakat melibatkan peran dari konsultan MK yang bertugas memberikan bantuan teknis dan dukungan manajemen kepada pemerintah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Dalam hal ini konsultan MK menerjemahkan fungsi-fungsi yang telah disebutkan diatas antara lain fungsi perencanaan, organisasi, jaringan kerja maupun fungsi koordinasi. Fungsi perencanaan Konsultan MK dituntut untuk dapat menerjemahkan, menyesuaikan diri dan mengembangkan aspek-aspek perencanaan ke dalam bentuk rencana kerja yang lebih detail, sehingga pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang dikehendaki. Berdasarkan teori, penelitian terdahulu dapat di simpulkan bahwa faktor yang menjadi peran Konsultan Manajemen Konstruksi adalah seperti tabel di bawah ini : Faktor Sub-Faktor Sumber . Bantuan teknis dan dukungan manajemen kepada

  Pemerintah Daerah - Sebagai Fasilitaor Teknik - Sebagai Fasilitator Pemberdayaan Petunjuk Teknis Operasional, 2010

.

Pembentukan organisasi pengelola proyek - membentuk Tim Inti Pengelola proyek -- Membentuk Tim Pemelihara Kegiatan Petunjuk Teknis Operasional PNPM-MP, 2010

.

Membantu pengelola kegiatan - menyusun Kerangka Acuan Kerja - membantu menyiapkan kontrak perjanjian pekerjaan

.

Mengevaluasi program kegiatan - membuat format pelaksanaan pemeliharaan proyek - Identifikasi proyek yang telah di pelihara - Mengoreksi laporan tim pengelola proyek

.

Transfer pengetahuan, sikap dan ketrampilan - Membantu pembuatan RAB Pekerjaan - Melakukan survey bersama - Mencontohkan pelaksanaan pekerjaan konstruksi Bakhit et all (2011) . Memanfaatkan sumber daya secara efektif, baik itu sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya non manusia - Mengutamakan pemakaian material lokal - Mempekerjakan para Tukang setempat (Munkner,2001)

.

Pengorganisasian masyarakat setempat sebagai kelompok inti (Tim Inti) - Pembentukan pengurus kegiatan fisik dan non fisik Ravensburg (2001)

.

Peningkatan pendapatan para pelaku sektor informal - Membatu menciptakan lapangan kerja Walter dan Munkner(2001

  3. METODOLOGI PENELITIAN

  1.1 PENDAHULUAN Penelitian ini menggunakan jenis yang berkaitan dengan peranan metode Kualitatif dimana konsultan manajemen , baik penelitian yang dilakukan dalam dengan implementasi untuk setting tertentu yang ada dalam kemandirian masyarakat, kehidupan riil (alamiah) dengan pemberdayaan masyarakat dan maksud menginvestigasi dan lain sebagainya. Berdasarkan memahami fenomena : apa yang hal tersebut, penelitian ini terjadi, mengapa terjadi, serta dilakukan untuk mengetahui bagaimana terjadi (Finlay, 2006). faktor yang menjadi peran Sedangkan data ditulis secara Konsultan Manajemen

  Konstruksi terhadap deskriptif dimana berupa kata – kata,penelitian ini bukan kemandirian masyarakat. merupakan penelitian experimen, dimana datanya diperoleh dari hasil

  1.3 PENGUMPULAN DATA DAN perlakuan peneliti tetapi data sudah

  INSTRUMEN YANG DI ada di lapangan sebelum peneliti GUNAKAN

  PENGUMPULAN DATA

  • melakukan studinya.

  1. Data Primer

  1.2 KERANGKA PEMIKIRAN merupakan data utama Sebagai usaha penanggulangan yang digunakan yang dampak krisis ekonomi, Bank diambil dari masyarakat Dunia (World Bank) pelaku PNPM

  • –MPd memberikan bantuan pinjaman berupa hasil investasi kepada pemerintah wawancara.

  Indonesia melalui Program

  2. Data Sekunder Nasional Pemberdayaan Data pendukung ini di Masyarakat Mandiri ambil dari buku

  • – Perdesaan (PNPM-MPd).

  Petunjuk Teknis Pentingnya Program Nasional program, laporan, foto Pemberdayaan Masyarakat – ataucatatan administrasi Mandiri Perdesaan (PNPM- dan keuangan MPd) adalah untuk

  Dalam penelitian ini mempercepat penanggulangan akan digunakan kedua kemiskinan secara terpadu dan data baik primer berkelanjutan dengan visinya maupun data sekunder yaitu tercapainya

  INSTRUMEN masyarakat miskin perdesaan PENELITIAN yang melibatkan peran

  • kesejahteraan dan kemandirian

  Chairiri (2009), Ada tiga Konsultan Manajemen metode sebagai instrumen Konstruksi untuk penelitian : meningkatkan kemandirian

  1. Wawancara (Interview) masyarakat dalam

  2. Observasi Partisipatif melaksanakan pembangunan (ParticipantObservation). infrastruktur pedesaan.

  3. Telaah Catatan Program Berdasarkan studi (Organisational Record). literatur diketahui bahwa perlu dilakukan banyak penelitian

  • MENETAPKAN RESPONDEN Penetapan atau pemilihan responden adalah cara menentukan sampelyang dalam penelitian Kualitatif di sebut Informan (Yulia, 2005). Dalam penelitian ini yang akan menjadi informan atau responden adalah orang –orang yang benar-benar memahami, mengerti dan terlibat langsung dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitianini,seperti tabel berikut ini :
  • MELAKUKAN WAWANCARA Dalam melakukan wawancara sebaiknya melakukan hal – hal berikut :
    • Melakukan koding data, koding data dapat dilakukan secara praktis dengan melakukan penomoran pada baris catatan lapangan
    • Menemukan dan menandai kata-kata kunci serta tema-tema dalam wawancara.

Tabel 3.1 . Daftar Responden Penelitian

  No Unsur Responden umlah Respon den Keterangan 1. Pemerintah Daerah 1 Terdiri dari PJOKAB Kab. Kerinci dari Dinas BPMPD 2. Pemerintah Kecamatan 6 Terdiri dari Camat dan Kasi Ekobang sebagai PJOK 3. Tokoh Masyarakat, BKAD, PL 6 Sebagai BKAD,Pembantu Lokal dan tokoh masyarakat desa 4. Tim Pengelola Kegiatan & masyarakat 6 Sebagai Pengelola kegiatan dan masyarakat di desa 5. Konsultan Manajemen Konstruksi TOTAL 3 Fasilitator Kabupaten dan Fasilitator Kecamatan RESPONDEN 22

  3.4 ANALISIS DATA

Tabel 3.2 . Variabel dan Butir/Item Pertanyaan NO Variabel Butir / Item Pertanyaan

  1 2 3 1. Faktor – faktor yang menjadi peran Konsultan Manajemen Konstruksi 1. APAKAH KONSULTAN /FASILITATOR TELAH MEMBERIKAN BANTUAN TEKNIS DAN DUKUNGAN MANAJEMEN KEPADA PEMERINTAH DAERAH ? 2. DALAM MEMBENTUK TIM PENGELOLA DAN TIM PEMELIHARA , APAKAH KONSULTAN/FASILITATOR MASIH IKUT BERPERAN ? 3. APAKAH KONSULTAN/FASILITATOR MASIH IKUT MEMBANTU SEPENUHNYA DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN ? 4. PADA TAHAP EVALUASI DAN PEMELIHARAAN, APAKAH KONSULTAN/FASILITATOR JUGA SELALU MENGEVALUASI KEGIATAN YANG TELAH DI LAKUKAN SEBELUMNYA ? 5. APAKAH ADA TRANSFER PENGETAHUAN , SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI KONSULTAN/FASILITATOR KEPADA MASYARAKAT ? 6. APAKAH SUMBER DAYA ( SDM DAN NON SDM) TELAH DIMANFAATKAN SECARA EFEKTIF ? 7. ADAKAH DILAKUKAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT SETEMPAT SEBAGAI TIM INTI ? 8. APAKAH KONSULTAN/FASILITATOR BERPERAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT SETEMPAT ?

  • MEMPERSIAPKAN WAWANCARA Sebelum diadakan wawancara terlebih dahulu dilakukan hal – hal seperti berikut :

  9. APAKAH KONSULTAN /FASILITATOR TELAH MELAKUKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN EFEKTIF DAN EFISIEN ? 10. APAKAH KONSULTAN/FASILITATOR TELAH MEMBERIKAN CONTOH PELAKSANAAN PEKERJAAN (TRIAL & ERROR) DENGAN BAIK KEPADA MASYARAKAT ?

  • Mempersiapkan pertanyaan secara terstrukstur
  • Mempersiapkan peralatan pendukung seperti buku, pena, tape rekaman, dll
  • Mengkonfirmasi waktu pelaksanaan wawancara

  2. Langkah 1. HARUSKAH KONSULTAN/FASILITATOR

  Konsultan harus dilakukan Manajemen Konstruksi agar masyarakat berpartisipasi penuh MENGEMBANGKAN INOVASI BARU KEPADA MASYARAKAT ? 2. APAKAH KONSULTAN/FASILITATOR DAPAT MENYIAPKAN PERSONIL DAN TENAGA AHLI YANG SESUAI UNTUK MEMBANTU PEKERJAAN MASYARAKAT ? 3. PERLUKAH KONSULTAN/FASILITATOR MELAKUKAN PENDEKATAN EMOSIONAL KEPADA MASYARAKAT DAN TOKOH MASYARAKAT ? 4. PERLUKAH ADANYA PENGAKUAN DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN (REWARD) BAGI MASYARAKAT YANG TELAH BERPARTISIPASI AKTIF DAN MELAKSANAKAN KEGIATAN PNPM-MP DENGAN BAIK ?

  5. SIAPKAH KONSULTAN/FASILITATOR MELAKUKAN TUPOKSI SESUAI SOP DENGAN SEGALA RESIKO SELAMA MASA KONTRAK PNPM-MP ? 6. PENTINGKAH KONSULTAN/FASILITATOR MELAKUKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SECARA TRANSPARAN ? 7. PENTINGKAH SETIAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DILAKUKAN SECARA MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT ?

  Setelah dilakukan wawancara terhadap responden hasil dari penelitian ini mengacu pada tiga langkah pengolahan data kaulitatif yakni reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing and verification), (Mile dan Huberman dikutip oleh Salim, 2006:20-24).

  4.2 Mengidentifikasi faktor – faktor yang menjadi peran Konsultan Manajemen Konstruksi terhadap kemandirian masyarakatdi Kabupaten Kerinci. Hasil observasi tentang identifikasi faktor – faktor yang menjadi peran Konsultan Manajemen Konstruksi terhadap kemandirian masyarakat di Kabupaten Kerinci yang penulis wawancarai dengan menggunakan pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu terbukti bahwa responden yang penulis wawancarai terdapat semuanya memahami tentang proses dan alur kegiatan serta mendukung program PNPM

  • –proses administrasi di tingkat desa . Irwan Fasilitator
  • –MPd di kabupaten

  Kerinci, seperti yang dapat kita lihat dari hasil wawancara dari responden berikut ini :

  Sutan Makmur, SE,Ak Camat

  Kec. Gunung Kerinci bahwa Konsultan sudah memberikan bantuan teknis dan dukungan Manajemen kepada pemerintah daerah kabupaten dan kecamatan, buktinya semua proses Musrenbang desa sampai ke kecamatan di fasilitasi oleh Konsultan sehingga hasil musrenbang inilah yang kami gunakan untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk lima tahun kedepan, inilah salah satu bentuk bantuan manajemen pemerintahan yang telah di bantuKonsultan PNPM- MPd.

4. PEMBAHASAN

  Yantodium (PJOKab) Pemerintah Daerah Kab. Kerinci

  bahwa pemerintah merasa terbantu dalam tenaga teknis dengan adanya konsultan teknis yang menjadi fasilitator antara pemerintah dengan masyarakat karena pemerintah memiliki keterbatasan tenaga teknis untuk mengawasi pekerjaan fisik di desa –desa, dalam segi manajemen pemerintah juga telah terbantu dalam menyusun administrasi perencanaan kegiatan daerah serta proses

  Kabupaten mengatakan bahwa

  sudah diberikan yaitu berupa perpaduan proses perencanaan program yang di sinkonisasikan dengan perencanaan daerah serta pengamatan regulasi daerah dalam mendukung pelaksanaan program.

  Sulaiman tokoh masyarakat Kec.

  Keliling Danau bahwa Konsultan perlu memberikan motivasi dan mengembangkan inovasi baru kepada masyarakat karena pada dasarnya prinsip PNPM yaitu bertumpu pada masyarakat miskin, dengan kata lain merubah pola pikir masyarakat supaya lebih maju. Sunardi, SIp. M.Si Camat Kec. Sitinjau Laut bahwa sebenarnya perlu, namun perlu juga penghargaan buat Konsultan karena kalau kami lihat tidak seimbang dengan beban kerjanya di tambah lagi sekarang sudah ada kerja tambahan untuk program integrasi pada kecamatan lain sehingga kami juga perlu memperhatikan kinerja konsultan . Semua pendapat para responden ini mencerminkan salah satu prinsip pemberdayaan dalam pelaksanaan program PNPM

  • –MPd sesuai dengan Pedoman Umum PTO PNPM-MPd (2010) yaitu

  Demokratis dimana masyarakat

  mengambil keputusan pembangunan secara musyarawah dan mufakat. Ini juga nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Nilai- nilai dasar tersebut diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM Mandiri Perdesaan.

  Dari hasil pengumpulan data yang penulis peroleh dan observasi partisipatif langsung ke lapangan pada semua tingkat lapisan masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa Faktor – faktor yang menjadi peran Konsultan Manajemen Konstruksi terhadap kemandirian masyarakat dalam program PNPM

  • –MPd di

  Kabupaten Kerinci yakni Memberi bantuan teknis dan dukungan manajemen, Membantu pengorganisasian, pengelolaan dan evaluasi kegiatan program,Transfer pengetahuan, sikap dan ketrampilan, memanfaatkan sumber daya , membantu meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, memberi contoh pelaksanaan pekerjaan serta sebagai Pengontrol terhadap pengelolaan keuangan. Dan indikator langkah – langkah yang harus dilakukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi sehingga masyarakat berpartisipasi penuh dalam program PNPM MPd adalah sebagai berikut :

  1. Memberi motivasi dan mengembangkan inovasi baru kepada masyarakat

  2. Melakukan pendekatan emosional kepada masyarakat dan tokoh masyarakat

  3. Memberikan penghargaan (reward) bagi masyarakat yang telah berpartisipasi aktif

  4. Melakukan tupoksi sesuai SOP dengan segala resiko selama masa kontrak

  5. Menyiapkan personil dan tenaga ahli yang sesuai untuk membantu masyarakat

  6. Melakukan musyawarah untuk mufakat dalam mengambil setiap keputusan 5.

  PENUTUP

  Dari 10 (sepuluh) faktor – faktor yang menjadi peran Konsultan Manajemen Konstruksi terhadap kemandirian masyarakat dalam program PNPM – MPd di Kabupaten Kerinci dapat di simpulkan menjadi 4 (empat) faktor utama yang menjadi pokok permasalahan terhadap peran Konsultan Manajemen Konstruksi Memberikan bantuan teknis dan dukungan manajemen kepada pemerintah daerah Transfer pengetahuan, sikap dan ketrampilan,Pengorganisasian masyarakat setempat sebagai kelompok inti (Tim Inti),Sebagai

  Paper disajikan pada Workshop Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif . Laboratorium

  Dipohusodo, Istimawan,

  Pengontrol terhadap pengelolaan keuangan tim pengelola kegiatan

  Sementara itu rekomendasi dan saran yang dapat disampaikan adalah :

  1. Diharapkan Konsultan Manajemen Konstruksi dapat menjalankan dan menjiwai perannya dengan sebaik– baiknya agar masyarakat terus berpartisipasi dan penuh semangat dalam melaksanakan program PNPM – MPd di tingkat desa.

  2. Sebaiknya pemerintah lebih banyak mencontoh dan menyadur konsep – konsep program pemberdayaan ini yang bersifat bottom – up, sehingga pelaksanaan pembangunan menjadi lebih tepat sasaran serta efektif dan efisien.

  3. Diharapkan proses perencanaan dalam program PMPN – MPd dapat mamakai tenaga ahli di masing

  Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, Nomor: 332/KPTS/M/2002, Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Jakarta: Penerbit Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002 Laksmono, Bambang Shergi.

  Jakarta : Penerbit Cides, 1996

  Pembangunan Untuk Rakyat.

  Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1996. Kartasasmita, Ginanjar.

  Penelitian Kualitatif . Jakarta : Rajo Grafindo Persada.

  2007 Chairiri, A. Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif.

  Manajemen Proyek dan Konstruksi , Jilid 1 dan 2.

  Pengembangan Akuntansi (LPA), Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2009

  • – masing bidang sesuai jenis kegiatan yang dilaksanakan seperti ahli bangunan, ahli lingkungan, ahli pengairan guna terwujudnya perencanaan yang matang dengan hasil yang optimal.

6. DAFTAR PUSTAKA

  • – ilmu

  2003 Bungin Burhan (ed). Metode

  Penelitian Kualitatif . Jakarta : Rajo Grafindo Persada.

  2001 Bungin Burhan (ed). Analisis Data

  Bakhit, Izziedin et all. Attacking The Roots of Poverty. Jakarta : Penerbit Yakoma – PGI.

  Pemberdayaan Masyarakat .

  Depok : Pusat Antar Universitas Ilmi

  Sosial UI. 1989 Miles, Matthew B. Dan A. Michael

  Huberman. Analisis Data Kualitatif (terjemahan) . Jakarta : Universitas Indonesia. 1992

  Mikkelsen, Brita. Metode

  Penelitian Partisipatoris dan

  • – Upaya upaya Pemberdayaan . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

  2001 Mukherjee, Nilanjana, Joan

  Hardjono, and Elizabeth Carriere. People, Property and Livelihoods: Links for Sustainable Property Reduction in Indonesia, Washington DC: The World Bank. 2002

  Soeharto, Iman.”Dari konseptual

  sampai Operasional “, Manajemen Proyek . Jakarta:

  Penerbit Airlangga, 1995 ________. Dimensi Gender dalam

  Pengembangan Program secara Partisipatif . Bandung

  : Studio Driyamedia Bandung. 1996

  _________. Petunjuk Teknis Operasional PNPM-MP.

  Jakarta: Penerbit Tim Koordinasi PNPM-MP. 2010