EVALUASI KEBUTUHAN FASILITAS PELABUHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PELAYANAN PERBEKALAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI KABUPATEN GORONTALO UTARA ARTIKEL

  

EVALUASI KEBUTUHAN FASILITAS PELABUHAN DAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PELAYANAN PERBEKALAN

MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI

KABUPATEN GORONTALO UTARA

ARTIKEL

  

IBRAHIM

NPM. 0610018112006

Program Studi PSP2K

  

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

2013

  

EVALUASI KEBUTUHAN FASILITAS PELABUHAN DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN PELAYANAN PERBEKALAN MELAUT

DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI

KABUPATEN GORONTALO UTARA

  1 Ibrahim, Eni Kamal, Junaidi .

1 Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Perairan, Pesisir dan Kelautan Program

  Pascasarjana Universitas Bung Hatta E-mail : himnsa@yahoo.co.id

  

ABSTRACT

  The research about requirement evaluation of port facility and development strategy of marine service at the coastal fishery port of North Gorontalo Regency was conducted from September to December 2012. The aim of this research was 1) to study more clearly about the facility condiution, activity and output of exiting port at coastal fishery port of North Gorontalo Regency and 2) to orgnize the development strategy and to improve the function of coastal fishery port of North Gorontalo Regency based on internal and external factors in order to fulfill the priority needs of marine service to fisherman at the port. From the result of research can be seen that the existing condtion of port facility at nort gorontalo was still far from the suitable usage. To be required some rehabilitation and addition to the facility of port for example fuel facility, fresh water facility and ice to two port PPP Kwandang and PPI Gentuma. The condition of landing activity, marketing and processing to two fishery port of North Gorontalo Regency was good. Meanwhile, the value of production output of the marine fish to each the port in 2011 to PPP Kwandang was 2.882,9 ton and to PPI Gentuma was 20,3 ton. The facility for marine needs (fuel, water and ice) at the fishery port of North Gorontalo Regency was still not fullfile the demand. The result of scoring analysis showed that the port which become priority to develop was PPP Kwandang (value 117), and then PPI Gentuma (value 72,2). The strategy should be implemented in the development of the port facility to fulfill the demand of fihserman at the fisher port of Nort Gorontalo Regency was ST strategy by doing : 1) to have optimalization the potency of SDI at the same time do the protection to the Indonesian marine, 2) to develop the facility of fishery port which fulfill the international standar, 3) to keep and maintan the operational fishery port, 4) to increase the institution capacity and 5) to control and apply the law suppremacy. Kew words: evaluation, facility, acitvity, output, development strategy, marine

  service, north gorontalo regency

I. PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang

  Latar belakang dibangunnya Pelabuhan Perikanan Pantai Kwandang adalah karena adanya permintaan dari nelayan- nelayan kecil yang jumlahnya sangat banyak mencapai 16.441. Pada awalnya pelabuhan yang dibangun hanya berupa Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Gentuma, kemudian pada tahun 2005 ditingkatkan statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Seiring dengan semakin berkembangnya kapal dan teknologi penangkapan ikan di Kwandang dan besarnya sumber daya ikan yang ada di Laut Sulawesi, Pemerintah Propinsi Gorontalo mencanangkan PPP Kwandang sebagai salah satu lokasi Sentra Perikanan Tangkap setingkat Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di wilayah Indonesia timur yang terletak di pantai utara Gorontalo.

  Dalam perjalanan pengembangannya yang secara bertahap dari tahun 2004 sampai tahun 2010 telah dibangun beberapa fasilitas, balk fasilitas pokok, fasilitas fungsional maupun fasilitas penunjang, namun demikian jumlah dan kapasitas fasilitas yang ada sampai saat ini masih sangat terbatas sehingga masih sangat perlu ditingkatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan bagi pengguna jasa pelabuhan baik yang ada di PPP Kwandang maupun di PPI Gentuma. Selain fasilitas yang disediakan tersebut, yang paling menyebabkan tersendatnya pelayanan di PPP Kwandang dan PPI Gentuma adalah minimnya kebutuhan perbekalan seperti es, BBM, air bersih dan fasilitas prosessing di pelabuhan ini.

  Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menganggap perlu melakukan penelitian tentang Analisis Pengembangan Pelabuhan Perikanan yang ada di Gorontalo Utara baik di PPI Gentuma maupun di PPP Kwandang.

  1.2. Rumusan Masalah

  a. Ketersediaan BBM yang ada di pelabuhan perikanan belum memadai untuk kapal- kapal yang mendarat dan bongkar muat, karena kwota SPDN yang masih sangat terbatas.

  b. Ketersediaan es untuk menunjang pengawetan hasil tangkapan belum memadai, hal ini disebabkan pabrik es yang beroperasi sekarang hanya dapat memproduksi es 10 ton per hari.

  c. Belum adanya fasilitas prosesing/pengolahan ikan.

  d. Belum adanya fasilitas air bersih yang memadai terutama di TPI-PPI Gentuma e. Sampai saat ini belum adanya pihak ketiga atau mitra yang ingin menanamkan modalnya di PPP Kwandang dan Gentuma. Hal ini tentu saja membuat proses operasional pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara ini agak tersendat.

  1.3. Tujuan Penelitian

  1. Mengkaji lebih jelas kondisi fasilitas, aktivitas dan output pelabuhan saat ini di Pelabuhan Perikanan Pantai dan PPI di Kabupaten Gorontalo Utara.

  2. Menyusun strategi pengembangan dan meningkatkan fungsi Pelabuhan Perikanan Pantai dan PPI di Kabupaten Gorontalo Utara berdasarkan analisa internal dan eksternal pelabuhan dalam rangka memenuhi kebutuhan prioritas pelayanan pembekalan melaut nelayan di pelabuhan perikanan.

  II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pelabuhan Perikanan

  Guchian Ruhimat, (1994) mendefenisikan bahwa Pelabuhan Perikanan adalah suatu areal perairan tertentu yang tertutup dan terlindung dan gangguan badai serta merupakan tempat yang digunakan oleh kapal-kapal perikanan untuk bongkar muat, mengisi perbekalan, mengisi bahan bakar, dan perbaikan

  Selanjutnya menurut Pasal 1 Undang- undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, bahwa Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.

2.2. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

  2.3.3. Fasilitas Tambahan

  Aktivitas ini merupakan aktivitas yang disiapkan sebelum melakukan operasi penangkapan ikan. Persiapan yang dilakukan biasanya menyangkut perbekalan yang akan dibawa. Perbekalan yang akan dibawa meliputi es, BBM, air

   Aktivitas Penyediaan Kebutuhan Melaut

  (1) Pembongkaran Hasil Tangkapan (2) Penurunan hasil tangkapan (3) Pengangkutan Hasil Tangkapan b.

  Menurut Pane (2005) aktivitas pendaratan hasil tangkapan meliputi pembongkaran hasil tangkapan dari palkah ke dek, penurunan hasil tangkapan dari dek ke dermaga dan pengangkutan hasil tangkapan dari dermaga menuju TPI.

  2.4. Aktivitas Pelabuhan Perikanan

a.

Aktivitas Pendaratan Hasil Tangkapan

  (1) Fasilitas kesejahteraan: MCK, poliklinik, mess, kantin/warung, dan musholla (2) Fasilitas administrasi : Kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syahbandar dan kantor beacukai.

  Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP. I OIMEN/2004 tentang Pelabuhan Perikanan, dimana pelabuhan perikanan dapat dikategorikan menurut kapasitas dan kemampuan masing-masing pelabuhan untuk melayani kapal yang datang dan pergi serta letak dan posisi pelabuhan. Pelabuhan perikanan diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kategori utama, yaitu: a. Pelabuhan Perikanan Samudera

  b. Pelabuhan Perikanan Nusantara

  Fasilitas fungsional terdiri dari : (1) Tempat Pelelangan Ikan, merupakan tempat untuk melelang ikan hasil tangkapan, dimana terjadi pertemuan antara penjual dengan pembeli (pedagang atau agen perusahaan perikanan) (Lubis, 2006).

  2.3.2. Fasilitas Fungsional

  Fasilitas-fasilitas pokok tersebut antara lain terdiri dari: (1) Dermaga merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat berlabuh dan bertambatnya kapal, bongkar muat hasil tangkapan dan mengisi bahan perbekalan untuk keperluan di laut (Lubis, 2006). Tipe dermaga ada tiga yaitu wharf/quay, bulkhead/quaywall, dan pier/jetty. (2) Kolam pelabuhan adalah perairan pelabuhan untuk masuknya kapal yang akan bersandar di dermaga. (3) Breakwater adalah struktur bangunan kelautan yang berfungsi khusus untuk melindungi pantai atau daerah di sekitar pantai terhadap pengaruh gelombang laut. Menurut Pradoto vide Lubis (2006) bahwa ditinjau dari bentuk bangunannya, breakwater terdiri atas beberapa tipe antara lain tipe timbunan dan tipe dinding tegak. (4) Alat bantu navigasi adalah alat bantu yang berfungsi untuk memberikan peringatan atau tanda terhadap bahaya yang tersembunyi, misalnya batu karang di suatu perairan dan memberikan petunjuk pada waktu kapal akan keluar masuk pelabuhan atau ketika kapal akan merapat dan membuang jangkar.

   Fasilitas Pelabuhan 2.3.1. Fasilitas Pokok

  d. Pangkalan Pendaratan Ikan 2.3.

  c. Pelabuhan Perikanan Pantai

  (2) Slipway atau docking merupakan suatu landasan dengan kelandaian tertentu yang dibangun di pantai untuk meluncurkan ke laut ataupun menaikkan kapal dari dan ke daratan. (3) Pabrik es bertujuan untuk menghasilkan es yang dipergunakan untuk mempertahankan mutu ikan pada saat operasi penangkapan, di TPI dan selama pengangkutan ke pasar atau ke pabrik. (4) Tangki air tawar dan tangki pengisian bahan bakar merupakan bagian dari fasilitas perbekalan. bersih dan bahan makanan yang akan dibawa.

  c. Aktivitas Pemasaran

  Pelelangan ikan adalah salah satu mata rantai tata niaga ikan. Aktivitas pelelangan ikan di tempat pelelangan ikan merupakan salah satu aktivitas di suatu pelabuhan perikanan yang termasuk dalam kelompok aktivitas yang berhubungan dengan pendaratan dan pemasaran ikan. Fungsi tempat pelelangan ikan adalah untuk melelang ikan, dimana terjadi pertemuan antara penjual (nelayan atau pemilik kapal) dengan pembeli (pedagang atau agen perusahaan perikanan).

  Fungsi lain dari tempat pelelangan ikan adalah sebagai pusat pendaratan ikan, pusat pembinaan mutu hasil tangkapan, pusat pengumpulan data dan pusat kegiatan para nelayan di bidang pemasaran. Proses pelelangan ikan yang terjadi di dalam gedung TPI bertujuan untuk menarik sejumlah pembeli yang potensial, menjual dengan penawaran tinggi, menerima harga sebaik mungkin dan menjual sejumlah besar ikan dalam waktu yang sesingkat mungkin (Biro Pusat Statistik, 1990 vide Desiwardani, 2007).

  d. Aktivitas Pengolahan

  Aktivitas pengolahan di suatu pelabuhan perikanan dimaksudkan untuk menambah nilai jual hasil tangkapan. Pengolahan memegang peranan penting untuk mempertahankan kemunduran mutu hasil tangkapan. Pengolahan hasil tangkapan juga berfungsi agar hasil tangkapan dapat dipertahankan seperti saat musim dimana harga ikan menjadi murah dan saat paceklik harga ikan menjadi mahal.

  Pada dasarnya terdapat empat tipe pengelolaan pelabuhan, dimana masing- masing tipe mempunyai pola yang berbeda menurut Lubis (2006) yaitu: (1) Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah

  Pemerintah daerah merupakan pengelola pelabuhan sekaligus pemiliknya. Biaya pengoperasian pelabuhan dapat ditunjang oleh pemerintah daerah tidak terkecuali dalam hal-hal tertentu seperti perbaikan dan perluasan dermaga ada juga bantuan finansial dari pemerintah pusat.

  (2) Pengelolaan oleh Perusahaan Umum (Semi Publik) Pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh perusahaan umum yang dipercayakan oleh pemerintah setempat. Pelayanan umum dapat porsi yang layak dalam pengelolaan tipe ini. Anggaran tidak lagi merupakan bagian anggaran pemerintah daerah tapi dari pelabuhan sendiri. (3) Pengelolaan oleh Pemerintah Pusat

  Pengelola dan pemilik pelabuhan ini adalah pemerintah pusat. Fasillitas yang ada sifatnya milik umum dan dikelola oleh wakil-wakil yang ditunjuk pemerintah pusat dan bertanggung jawab langsung kepadanya. (4) Pengelolaan oleh Swasta

  Infrastruktur dibangun oleh perusahaan swasta sendiri atau sebagian mendapatkan bantuan pembiayaan dari pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah. Pelabuhan ini dikelola oleh suatu perusahaan swasta atau satu grup swasta yang bertujuan untuk mencari keuntungan semata-mata, dalam hal ini kepentingan umum terabaikan, hanya pelayanan atau kegiatan yang memberikan keuntungan saja dilakukan sedangkan kegiatan yang tidak menguntungkan meskipun diperlukan oleh masyarakat tidak dilakukan b.

   Output Pelabuhan Perikanan

  Secara umum output pelabuhan perikanan dapat digolongkan menjadi dua. Golongan pertama adalah hasil tangkapan yang meliputi produksi hasil tangkapan, nilai produksi, jenis hasil tangkapan, dan harga. Golongan kedua adalah penyediaan kebutuhan melaut yang meliputi produksi air, BBM, dan es.

2.5. Pengelolaan dan Output Pelabuhan Perikanan a. Pengelolaan Pelabuhan Perikanan

  

c.

   Pengembangan Pelabuhan Perikanan

  Pola pengembangan pelabuhan perikanan diarahkan sebagai suatu pengembangan komunitas perikanan fisheries

  communities development secara terpadu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kwandang dan PPI Gentuma di Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian dilakukan selama 4 (empat) bulan yaitu dari bulan September-Desember 2012.

  (Ditjen Perikanan 1998, dalam Risdyaweni, 2005), yaitu: 1) Pengembangan pelabuhan perikanan dengan segala sarana dan prasarana, untuk meningkatkan usaha kegiatan perikanan (produksi, pengolahan dan distnbusi hasil perikanan), menunjang tumbuhnya industri-industri perikanan dan pada akhirnya menunjang pembangunan perikanan secara keseluruhan. 2) Pengembangan masyarakat nelayan dengan segala fasilitas untuk kegiatan operasional dan pembangunan perkampungan nelayan untuk rumah tangga nelayan. 3) Pembinaan sumberdaya manusia perikanan melalui peningkatan keterampilan dan profesionahsme melalui program-program pelatihan maupun manajemen secara terarah.

  Untuk itu pengembangan pelabuhan perikanan di suatu wilayah harus dilakukan secara terencana dengan menganalisis komponen-komponen tyrtipque portuaire (Lubis, 2000) yang terdiri dari 3 (tiga) komponen yang saling terkait yaitu: 1) Foreland adalah suatu komponen yang terdiri dari parameter- parameter yang terdiri dari parameter-parameter yang berkait dengan potensi sumberdaya ikan, daerah penangkapan dan Lingkungan perairan. Dengan demikian foreland secara khusus dapat pula dikatakan daerah produksi;

  2) Fisihing port , dalam analisisnya merupakan komponen yang meliputi kondisi fisik exiting, potensi perikanan (produksi, nilai produksi, unit penangkapan dan lain-lain), dan organisasi yang ada di dalamnya. 3) Hinterland, merupakan salah satu komponen penting dalam analisis, karena komponen tersebut meliputi komponen distribusi, sarana dan prasarana pendukung, lembaga dan organisasi yang mendukung aktivitas pendistnbusian dan lain-lain.

  3.2. Metode Penelitian

  Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey. Pada penelitian ini akan diteliti mengenai aspek input, proses dan output yang dimiliki oleh kedua pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara yang diamati secara langsung ke lapangan terhadap beberapa aspek antara lain: 1) Pada input diteliti gambaran kondisi fasilitas pelabuhan perikanan di

  Kabupaten Gorontalo Utara. 2) Pada proses, diteliti kondisi ada tidaknya aktivitas pelabuhan perikanan di

  Pelabuhan Perikanan Pantai Kabupaten Gorontalo Utara. 3) Pada output diteliti besaran produksi hasil tangkapan, termasuk di dalamnya nilai produksi, jenis hasil tangkapan, dan harga atau rasio antara nilai produksi dan produksi (NP/P) per jenis ikan; dan besaran perbekalan bahan melaut di pelabuhan perikanan pantai di Kabupaten Gorontalo Utara.

  3.3. Teknik Pengumpulan Data

  Pengumpulan data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer terdiri dari 1) Jenis fasilitas yang ada di Pelabuhan

  Perikanan Pantai Kwandang dan Pangkalan Pendaratan Ikan Gentuma di Kabupaten Gorontalo Utara

  2) Aktivitas pelabuhan perikanan pantai (pendaratan, pelelangan, pengolahan)

  3) Output:  Produksi pelabuhan perikanan pantai di Kabupaten Gorontalo Utara  Nilai produksi pelabuhan perikanan pantai di Kabupaten Gorontalo Utara

   Jenis hasil tangkapan pelabuhan perikanan pantai di Kabupaten Gorontalo Utara

  Kelengkapan fasilitas-fasilitas tersebut terlihat pada Tabel 4.1.

  e. SPBN/SPDN 10 ton 40 ton

  d. Pabrik es 7,5 ton 10 ton

  c. Air Bersih - 15 ton

  b. Pasar Ikan - 210 m²

  2 Fasilitas Fungsional a. TPI 200 m² 375 m²

  955 m² 20.000 m²

  d. kolam pelabuhan

  c. Dermaga 100 m 260 m

  b. Turap 65 m 150 m

  a. Breakwater 50 m 120 m

  1 Fasilitas Pokok

Tabel 4.1. Jenis-jenis Fasilitas Tersedia di Pelabuhan Perikanan Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2012 Pelabuhan No Jenis Fasilitas PPI Gentuma PPP Kwandang

  Pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Fasilitas tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang.

   Besaran perbekalan (BBM, es, air bersih) pelabuhan perikanan pantai di Kabupaten Gorontalo Utara

  Fasilitas kepelabuhanan perikanan terbagi menjadi tiga fasilitas yaitu fasilitas pokok, fungsional dan fasilitas penunjang. Fasilitas-fasilitas tersebut bertujuan agar fungsi pelabuhan perikanan dapat berjalan dengan optimal. Pelabuhan perikanan yang ada rata-rata masih belum dilengkapi fasilitas yang lengkap, terutama pelabuhan perikanan tipe C dan D.

  IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Fasilitas Kepelabuhanan Perikanan yang Tersedia

  meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats) atau yang dikenal analisa metode SWOT.

  (Opportunities) , namun secara bersamaan data

  Penilaian n = banyaknya data = 17 untuk fasilitas; 4 untuk aktivitas; 6 untuk output Analisis pengembangan pelabuhan didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (Strenghths) dan peluang

  (N) = 1 + 3,3 log (n) dengan N = banyaknya kelas atau kategori

  Pembagian kategori penilaian didekati melalui aturan sturges vide Sudjana (1996) tentang penentuan kelas interval yang berbentuk :

  Besaran output diperoleh berupa produksi hasil tangkapan dan penyediaan kebutuhan melaut yang dianalisis melalui pengelompokan. Pengelompokan produksi hasil tangkapan dilakukan pada pelabuhan perikanan pantai Kwandang dan pangkalan pendaratan ikan Gentuma Kabupaten Gorontalo Utara. Penghitunganya dilakukan dengan cara pengurangan antara kebutuhan aktual dengan ketersediaan BBM, es, dan air bersih di setiap pelabuhan perikanan. Penilaian skoring untuk menentukan prioritas pelabuhan yang akan dikembangkan berdasarkan output fasilitas dan aktivitas yang diperoleh dari dua pelabuhan yang dievaluasi

  Analisis data disajikan secara deskriptif mengenai gambaran gambaran kondisi fasilitas dan aktivitas menggunakan tabulasi dan penghitungan rata-rata. Ketersediaan fasilitas terkait kondisi pelabuhan. Fasilitas pelabuhan dianalisis secara deskriptif kelengkapannya terhadap kebutuhannya. Fasilitas dan Aktivitas pelabuhan yang diteliti dibatasi pada fasilitas pendaratan, pelelangan, dan pengolahan

   Analisis Data

  Utara 3.4.

  Utara 2) Kependudukan pelabuhan perikanan pantai di Kabupaten Gorontalo Utara 3) Sarana dan prasarana umum pelabuhan perikanan pantai di Kabupaten Gorontalo

  Data sekunder meliputi: 1) Kondisi geografis pelabuhan pelabuhan perikanan pantai di Kabupaten Gorontalo

  f. Listrik 66.000 watt 105.000 watt g. Bengkel - 40 m²

  h. Alat Angkut Ikan ada Ada

  3 Fasilitas Penunajng a. Kantor Syahbandar

  12 m² 96 m²

  b. Kantor Pengelola PP 20 m² 375 m²

  c. Perumahan Nelayan

  • 125 m²

  d. Pertokoan 65 m² 240 m²

  e. Masjid - 60 m² Keterangan - : Tidak Ada Sumber : Dari Observasi Lapangan di Pelabuhan Perikanan Pantai Kabupaten Gorontalo Utara

  Pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian dari pelabuhan perikanan telah mempunyai berbagai fasilitas yang terdiri atas: TPI, listrik, dan air tawar serta dermaga, talud/turap, BBM, pabrik es, breakwater, rumah nelayan RSS dan dispenser/pompa BBM (Anonymous, 2009).

  Aktivitas penyediaan kebutuhan melaut telah dimiliki oleh seluruh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara. Hal ini ditunjukkan oleh adanya unit pertokoan pujasera yang ada hampir di setiap pelabuhan perikanan. Unit pertokoan pujasera ini biasanya menjual kebutuhan logistik nelayan seperti beras, sayur, mie instan, dan kebutuhan lainnya. Selain itu juga unit pertokoan dan pujasera ini juga melayani kebutuhan lain seperti yang berhubungan dengan perbaikan alat tangkap nelayan yang rusak.

4.2. Aktivitas Kepelabuhanan Perikanan

  1 Pendaratn dan

  Aktivitas kepelabuhanan perikanan yang terdapat di Pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada Tabel 4.2.

  menggunakan teknik skoring diketahui bahwa sebagian besar pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara berada dalam kategori baik dengan selang antara 61 - 80%.

  18 Baik Sekali Sumber : Data Diolah Berdasarkan hasil a nalisis dengan

  2. PPP Kwandang

  1. PPI Gentuma 13.9 Baik

Tabel 4.3. Kategori pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara Berdasarkan penghitungan dengan teknik skoring untuk kelompok fasilitas Pelabuhan Perikanan Jumlah Nilai Kategori Fasilitas

  Perhitungan Skoring Fasilitas Teknik penghitungan skoring yang dilakukan memperlihatkan bahwa kedua kategori pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara ditinjau dari ketersediaan fasilitas yang ada sudah baik.

  Rangkaian aktivitas yang terjadi di beberapa pelabuhan perikanan Kabupaten Gorontalo Utara terdiri atas aktivitas pendaratan dan pembongkaran, pengolahan, dan pemasaran. Keseluruhan jenis aktivitas tersebut telah berjalan di seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara. Hal ini mengindikasikan bahwa fasilitas yang berkaitan dengan keberlangsungan aktivitas tersebut telah dimanfaatkan oleh pelabuhan tersebut. Aktivitas pendaratan dan pembongkaran ikan dilakukan oleh nelayan dengan baik karena tersedia dermaga. Selain itu juga aktivitas pendaratan dan pembongkaran ikan memerlukan pelayanan penyediaan es dan atau garam untuk mempertahankan kualitas hasil tangkapan.

  Pembongkaran

  Keterangan √ : Ada Sumber : Dari Observasi Lapangan di Pelabuhan Perikanan Pantai Kabupaten Gorontalo Utara

  4 Pengolahan  

  3 Pemasaran  

   

  kebutuhan melaut

Tabel 4.2. Aktivitas kepelabuhanan perikanan di pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2012 Pelabuhan No Jenis Fasilitas PPI Gentuma PPP Kwandang

   

  2 Penyediaan Pelabuhan perikanan terbaik dengan dengan nilai 18 dimiliki oleh PPP Kwandang.

  Tingginya nilai yang diperoleh tiap pelabuhan perikanan disebabkan oleh perbedaan bobot yang dimiliki oleh masing- masing fasilitas. Bobot yang diberikan antara tiga jenis fasilitas utama yaitu fasilitas pokok, fungsional, dan penunjang adalah berbeda yaitu dengan nilai berturut-turut adalah 3, 2 dan 1.

  3 atau angka tertinggi. Selanjutnya seluruh nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan skoring terhadap 3 variabel (fasilitas, aktivitas, output) dijumlahkan kemudian ditentukan nilai yang tertinggi adalah pelabuhan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten Gorontalo Utara.

  Sumber : Data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2011

  2.882,9 16.653.019 5.777 Jumlah 2.903,2 17.763.202 11.199 Rata-rata 1.451,6 8.881.601 5.599,5

  20,3 110.183. 5.422 PPP Kwandang

  PPI Gentuma

Tabel 4.5 Volume produksi dan nilai produksi serta rasio nilai produksi terhadap hasil tangkapan didaratkan di pelabuhan perikanan Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2011 Pelabuhan Perikanan Volume (Ton) Nilai Produksi (Rp. 1000) Rasio NP/P Rp/Kg)

  Data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gorontalo Utara menunjukkan bahwa, pada tahun 2011terjadi penurunan hasil tangkapan di Kabupaten Gorontalo Utara. Selama periode tahun 2000- 2011 hanya sekali terjadi penurunan produksi dan nilai produksi hasil tangkapan yaitu pada tahun 2011. Terjadi selisih hasil tangkapan yang cukup jauh antara masing-masing pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara.

  4.3. Output Pelabuhan Perikanan Kabupaten Gorontalo Utara 1. Produksi dan Nilai Produksi Pelabuhan Perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara

  Tingginya nilai yang diperoleh tiap pelabuhan perikanan disebabkan oleh penghitungan yang dilakukan hanya menggunakan faktor ada atau tidaknya aktivitas yang diamati pada masing-masing pelabuhan perikanan. Apabila semua aktivitas terdapat di pelabuhan perikanan maka akan diberi angka

  Perhitungan Skoring Aktivitas

  Berdasarkan perhitungan teknik skoring diketahui bahwa seluruh pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara berada dalam kategori baik dengan selang nilai lebih dari 75% (>75%) atau sama dengan nilai maksimal yaitu 3.

  3 Baik Sumber : Data Diolah

  2. PPP Kwandang

  3 Baik

  1. PPI Gentuma

  Tabel 44. Kategori pelabuhan perikanan untuk kelompok aktivitas di Kabupaten Gorontalo berdasarkan penghitungan dengan teknik skoring Pelabuhan Perikanan Jumlah Nilai Kategori Fasilitas

  Berbeda dengan faktor fasilitas, kategori yang dilakukan pada faktor aktivitas hanya terbagi menjadi tiga kategori yaitu pelabuhan perikanan baik, cukup, dan buruk. Nilai untuk kategori pelabuhan perikanan baik dihitung dengan cara mengalikan nilai maksimal yang diperoleh dengan persentase nilai yang digunakan. Selang nilai yang digunakan yaitu 68 - 100% dikalikan nilai maksimal yaitu 2,5 - 3. Kategori pelabuhan perikanan bernilai cukup berkisar antara 34 - 67% selanjutnya dikalikan nilai maksimal dihasilkan nilai antara 1,0 – 2,0 dan untuk kategori pelabuhan perikanan buruk adalah 0 - 33% dikalikan dengan nilai maksimal sehingga dihasilkan nilai antara 0 – 0,9.

  Pelabuhan Perikanan Pantai Kwandang melalui KUD sebagai pengelola TPI, pada tahun 2011 memproduksi sebanyak 2.882.900 kg ikan hasil tangkapan dengan jumlah nilai produksi mencapai Rp16.653.019.000,00. Pelabuhan Perikanan Pantai Kwandang merupakan daerah sentra Utara. Selanjutnya PPI Guntema melalui KUD Mina Bahari, pada tahun yang sama hanya menghasilkan 20.300. kg ikan hasil tangkapan dengan nilai produksi sebesar Rp 110.183.000,00 atau berada di urutan kedua Pelabuhan perikanan Kabupaten Gorontalo Utara.

Tabel 4.6. Profil Output Pelabuhan Perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2011

  Output Pelabuhan Perikanan Volume Produks i Nilai Produksi Rasio NP/P (Rp/Kg ) Air Bersih (Liter) BBM (Liter) Es (balok / hari) PPI Gentuma 20.3 110.183 5.422 --- 16.00 110 PPP Kwandan g 2.882.9 16.653.01 9 5.777 10.00 5.333 200 Sumber: DKP Kabupaten Gorontalo Utara - - - = Data tidak tersedia

  Kategori output yang disajikan merupakan output dari aktivitas produksi perikanan dan output dari aktivitas pemenuhan kebutuhan melaut. Apabila ditinjau dari aktivitas produksi perikanan yang dihasilkannya, PPP Kwandang merupakan pelabuhan yang memiliki volume produksi dan nilai produksi yang tertinggi dengan nilai berturut-turut adalah 2.882,9 ton dan 20,3. Namun pelabuhan ini hanya memperoleh nilai rasio NP/P sebesar Rp 5.777,00 per kg.

  Selanjutnya apabila ditinjau dari aktivitas pemenuhan kebutuhan melautnya PPP Kwandang sebagai satu-satunya pelabuhan yang mampu menyediakan fasilitas pemenuhan kebutuhan melaut bagi nelayannya. Kondisi ini berbeda sekali dengan PPI Gentuma. Fasilitas air bersih hanya dimiliki oleh pelabuhan perikanan pantai kwandang saja sementara itu pada PPI Gentuma tidak data fasilitas dan penyediaan air bersih. .

  Selanjutnya fasilitas BBM telah dimiliki oleh kedua unit pelabuhan di Kabupatetn Gorontalo Utara ini yaitu di PPI Gentuma dan PPP Kwandang. Begitu juga dengan fasilitas pabrik es di Kabupaten Gorontalo Utara ini sudah dimiliki olehh kedua pelabuhan perikanan ada di Kabpaten Gorontalo Utara ini yaitu PPI Gentuma dan PPP Kwandang

  Teknik penghitungan skoring yang dilakukan memperlihatkan bahwa Kwandang merupakan pelabuhan terbaik yang menghasilkan output dari semua pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara (Tabel 4.21). Walaupun PPP Kwandang memperlihatkan sebagai pelabuhan terbaik dari sisi output dibanding pelabuhan perikanan di PPI Gentuma, akan tetapi PPP Kwandang sesungguhnya tetap perlu dilakukan pembenahan dan peningkatan fasilitas karena masih terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana yan tersedia.

2. Penyediaan Kebutuhan Melaut

Tabel 4.7. Kategori pelabuhan perikanan untuk kelompok output di Kabupaten Gorontalo berdasarkan penghitungan dengan teknik skoring Pelabuhan Perikanan Jumlah Nilai Kategori

  Output PPI Gentuma

  25 Cukup PPP Kwandang

  57 Baik Sumber : Data Diolah

  Keseluruhan nilai yang disajikan pada

Tabel 4.21 memperlihatkan bahwa PPP

  Kwandang merupakan pelabuhan baik pertama di Kabupaten Gorontalo Utara berdasarkan dari output aktivitas produksi perikanan dan output aktivitas pemenuhan kebutuhan melaut. Ditinjau dari output aktivitas produksi perikanannya, volume produksi dan nilai produksi perikanan yang dihasilkan PPP Kwandang merupakan yang tertinggi di Kabupaten Gorontalo Utara yaitu sebesar 2.882,9 dan Rp 16.653.019.000,00. Selanjutnya adalah PPI Gentuma dengan volume produksi dan nilai produksi yang dihasilkan adalah 20,3 ton dan Rp 110.183.000,00.

  Output aktivitas pemenuhan kebutuhan melaut menunjukkan PPP Kwandang sebagai pelabuhan yang masuk kategori baik. Pemenuhan kebutuhan akan air bersih, BBM, dan es telah dilaksanakan di Kabupaten ini. Penilaian pelabuhan perikanan terbaik berdasarkan output ini hanya menjadi milik PPP Kwandang dikarenakan di pelabuhan perikanan lainnya di Kabupaten Gorontalo Utara keberadaan fasilitas yang menunjang pemenuhan kebutuhan melaut nelayan belum terpenuhi. Kondisi ini tentunya menimbulkan kerugian bagi nelayan.

4.4. Evaluasi Potensi Pengembangan Fasilitas dan Aktivitas Pelabuhan Perikanan di Kabupatengorontalo Utara

  Nama Pelabuhan Nama Menurut Variabel

  2

  66.5

   Aktivitas =6

  2. PPI Gentuma  Fasilitas =34.5  Output =26

  1

   Aktivitas = 6 107.7

  44.7  Output = 57

  1. PPP Kwandang  Fasilitas =

  Jumlah Nilai Urutan Prioritas

  Berikut ini disajikan analisis kebutuhan fasilitas per pelabuhan di Kabupaten Gorontalo Utara.

  Kebutuhan pasokan BBM tertinggi berada di PPP Kwandang dengan jumlah 18.915 liter per hari sedangkan kapasitas tangki BBM yang tersedia di pelabuhan ini hanya sebesar 5.333 liter. Selanjutnya kekurangan pasokan BBM sehingga terdapat kekurangan -13.582 liter pasokan BBM. Selain di PPP Kwandang kekurangan pasokan BBM juga terjadi di PPI Gentuma dimana kebutuhan 9.990 liter dengan kemampuan menyediakan hanya 3.980 dengan kekurangan pasokan -6.010 liter per hari.

  Hampir seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara membutuhkan pengadaan dan perbaikan pada fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas pemenuhan kebutuhan melaut. Fasilitas yang paling dibutuhkan di setiap pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara adalah fasilitas tangki BBM, Pengadaan Depot ES dan Pembangunan Instalasi Air Bersih di PPI Gentuma. Dari teknik skoring didapatkan nilai evaluasi yang terbaik adalah pada PPP Kwandang seperti pada tabel berikut

  2. PPP Kwandang BBM dan Pengadaan Pabrik Es Sumber : Data Diolah dari Laporan Statistik 2012

  1. PPI Gentuma BBM, Pengadaan Pabrik Es dan Air Bersih

Tabel 4.9. Profil fasilitas yang perlu dikembangkan di pelabuhan perikanan Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2011 Pelabuhan Perikanan Fasilitas Yang Perlu Dikembangkan

  Kebutuhan pasokan air bersih tertinggi di seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat di PPP Kwandang sebesar 10.000 liter per hari. Selanjutnya kekurangan pasokan air bersih juga terjadi di PPI Gentuma dengan jumlah 6.500 liter per hari. Tingginya kekurangan pasokan air bersih di kedua pelabuhan ini disebabkan oleh tidak tersedianya instalasi air bersih, sehingga nelayan yang berada di pelabuhan ini akan memenuhi kebutuhan air bersihnya dengan cara mencarinya di luar kawasan pelabuhan dengan menggunakan mobil tangki air PDAM.

  Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bidang Penangkapan DKP Kab.Gorontalo Utara diketahui bahwa para nelayan di kedua PPP dan PPI ini dan nelayan kecil dari luar pelabuhan yang kekurangan pasokan es biasanya membeli es balok di luar pelabuhan. Mengingat fungsi es yang sangat penting dalam mempertahankan mutu hasil tangkapan maka DKP Kab Gorontalo Utara dan pengelola pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara untuk segera melakukan pengadaan pabrik es atau pun peningkatan produksi es di kedua pelabuhan ini

  Kebutuhan es di seluruh pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara masih sangat memprihatinkan. Kondisi ini dikarenakan hanya terdapat dua pabrik es di Kabupaten Gorontalo Utara yaitu di PPP Kwandang dan PPI Gentuma.

  Pemenuhan kebutuhan BBM yang dilakukan oleh nelayan di luar pelabuhan akan menyebabkan nelayan mengeluarkan biaya tambahan seperti biaya pengangkutan BBM.

  Keadaan yang terjadi di PPI Gentuma dengan PPP Kwandang yang telah memiliki fasilitas tangki BBM namun kapasitas dan kuwota masih terbatas di kedua pelabuhan perikanan. Hal ini menyebabkan nelayan akan membeli kebutuhan bahan bakar solarnya di luar pelabuhan dengan harga tinggi.

Tabel 4.10. Urutan pelabuhan perikanan potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2011 Penghitungan dengan menggunakan teknik skoring menunjukkan bahwa PPP Kwandang sebagai satu-satunya pelabuhan perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara yang tergolong kategori baik dengan nilai tertinggi yaitu 107.7

  Matrik SWOT Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

  2. Menyediakan fasilitas yang memenuhi standar internasional.

  2. Fasilitas yang belum layak mendukung kualitas produksi perikanan yang didaratkan.

  3. Terbatasnya biaya operasional dan pemeliharaan fasilitas prasarana pelabuhan.

  4. Sarana dan prasarana pengawasan perikanan belum memadai.

  5. Pengurusan perijinan yang belum sepenuhnya menjadi kewenangan UPT PP.

  6. Sistem (software) informasi perikanan belum memadai.

  7. Kemampuan manajemen maupun teknis SDM yang kurang memadai.

  ST-Strategies

  

1. Optimalisasi pemanfaatan potensi

SDI sekaligus pengamanan wilayah perairan indonesia.

  

3. Pemeliharaan dan perbaikan fasilitas

operasional juga akan senantiasa

memperoleh perhatian secara

proporsional. Untuk meningkatkan investasi swasta diperlukan selain fasilitas yang memadai, juga iklim usaha yang kondusif.

  3. Penyempurnaan, pengembangan dan 4. pemeliharaan fasilitas Ancaman (Threats)

  

4. Peningkatan kapasitas kelembagaan,

hal ini bukan hanya berguna

untuk meningkatkan kualitas

lembaga perikanan yang ada namun guna menciptakan sinergisitas antar lembaga terkait.

  

5. Pengawasan dan penegakan hukum.

  

Dengan strategi ini diharapkan

rasionalisasi penangkapan guna

peningkatan kualitas dan kuantitas

hasil perikanan dapat dicapai.

  WT-Strategies 1.

   Menekan nilai kerugian akibat IUU fishing.

  2. Pemberdayaan masyarakat, tujuan dalam strategi ini adalah guna meningkatkan SDM.

  3. Peningkatan akses permodalan.

  Peningkatan ini dapat berupa peningkatan pengetahuan masyarakat perikanan terhadap cara mengakses permodalan bagi kegiatan usaha serta kerjasama dengan pihak perbankan yang khusus menangani hal tersebut.

  1. Kemampuan manajemen maupun teknis SDM yang kurang memadai.

  2. Pengembangan sistem informasi perikanan.

  

1. Potensi sumber daya perikanan di

Laut Sulawesi.

  4. Sarana dan prasarana pengawasan perikanan belum memadai.

  

2. Komitmen pemerintah pusat dan

daerah yang tinggi dibidang

pengembangan perikanan dan

kelautan.

  

3. Kewenangan dan tugas pokok serta

fungsi PP yang luas dan jelas.

  

4. Tersedianya SDM dalam jumlah

yang memadai dan dapat

didayagunakan serta didukung

dengan biaya operasional.

  

5. Tersedianya sarana dan prasarana

yang terus dikembangkan dan

disempurnakan sesuai dengan master plan.

  

6. Tersedia dan telah operasionalnya

prasarana pengawasan terpadu di kawasan PP.

  1. Kemampuan manajemen maupun teknis SDM yang kurang memadai.

  2. Fasilitas yang belum layak mendukung kualitas produksi perikanan yang didaratkan.

  3. Terbatasnya biaya operasional dan pemeliharaan fasilitas prasarana pelabuhan.

  5. Pengurusan perijinan yang belum sepenuhnya menjadi kewenangan UPT PP.

  1. Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil.

  6. Sistem (software) informasi perikanan belum memadai.

  Peluang (Opportunites)

  1. Tumbuh dan berkembangnya iklim usaha sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah yang mendorong peningkatan investasi.

  2. Semakin menguatnya nilai mata uang asing terhadap rupiah akan mendorong pengembangan ekspor dan peningkatan devisa.

  3. Semakin meningkatnya pangsa pasar produk perikanan baik lokal maupun nasional, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat untuk mengkonsumsi produk pangan yang bergizi dan menyehatkan.

  SO – Strategies

  

1. Menciptakan pusat-pusat

pertumbuhan baru.

  

2. Peningkatan kualitas pelayanan PP.

  WO Strategies

  Sumber : Data Diolah

  4.5. Kwandang 2.882,9 ton, sedangkan di PPI Formulasi Strategi Pengembangan Pelayanan Pembekalan di PPP Gentuma memiliki produksi 20,3 ton .

  Kwandang Gorontalo Utara Penyediaan kebutuhan melaut untuk BBM

  sebanyak 28.985 liter/hari yang tersedia Berdasarkan analisis matrik diatas 9.313 liter/hari, Es 413 balok/hari yang dapat diormulasikan strategi pengembangan tersedia 410 balok/hari, air bersih 2.336

  PPP Kwandang maka dilakukan dengan liter/hari (khusus PPI Gentuma belum menggunakan analisa SWOT dimana faktor- tersedia) sehingga dapat di simpulkan fatkor peluang-ancaman dan kekuatan- bahwa kedua pelabuhan perikanan yang kekuatan pada analisis eksternal dan internal ada di Kab. Gorontalo Utara masih belum pada analisa sebelumnya merupakan masukan dapat terpenuhi. bagi analisa SWOT 3) Hasil perhitungan dengan teknik skoring menunjukkan bahwa pelabuhan yang

  Berdasarkan hasil analisis SWOT menjadi prioritas utama dalam dapat disimpulkan bahwa strategi prioritas pengembangan adalah PPP Kwandang untuk mengembangkan pelayanan perbekalan (nilai 117), selanjutnya adalah PPI Nelayan melalut di PPP Kwandang Gentuma (nilai 72,7) Kabupaten Gorontalo Utara berada pada 4) Strategi yang diterapkan dalam kuadran II dengan pemilihan strategi pengembangan pelayanan pembekalan memanfaatkan kekkuatan dengan nelayan melaut di Pelabuhan perikanan meminilaisir ancaman yang ada yaitu strategi kabupaten gorontalo utara adalah ST . menerapkan strategi ST

  Strategi ST yang dijalankan untuk pencapaian pengembangan PPP Kwandang

  5.2. Saran

  Kabuupaten Gorontalo Utara ini meliputi: (1) Diperlukan upaya perbaikan, optimalisasi pemanfaatan potensi SDI pembenahan serta penambahan fasilitas yang sekaligus pengamanan wilayah perairan ada di pelabuhan perikanan seperti PPP Indonesia; (2) menyediakan fasilitas yang Kwandang, dan PPI Gentuma. Upaya tersebut memenuhi standar internasional; (3) diperlukan untuk meningkatkan output pemeliharaan dan perbaikan fasilitas pelabuhan perikanan berupa penyediaan operasional PP; (4) peningkatan kapasitas kebutuhan melaut. Selain itu juga input lain kelembagaan; dan (5) pengawasan dan perlu diteliti seperti SDM dan Master Plan di penegakan hukum. Pelabuhan Perikan.

  V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2009a. Gorontalo dalam Angka.

  5.1. Kesimpulan

  1) Kondisi fasilitas pelabuhan perikanan di BPS. Gorontalo Utara Kabupaten Gorontalo Utara masih jauh Anonymous. 2009b. Statistik Pelabuhan dari layak untuk dipergunakan. Perikanan Kabupaten Gorontalo Utara.

  Dibutuhkan beberapa perbaikan fasilitas Dinas Kelautan dan Perikanan yang sudah ada seperti fasilitas BBM, Kabupaten Gorontalo Utara. instalasi air bersih dan pabrik es seperti di Anonymous. 2010a. Statistik Perikanan PPP Kwandang dan PPI Gentuma. Kondisi Provinsi Gorontalo Tahun 2011. aktivitas pendaratan, pemasaran dan Dinas Kelautan dan Perikanan pengolahan di kedua pelabuhan perikanan Gorontalo. di Kabupaten Gorontalo Utara relatif baik . Anonymous, 2010b. Papan Dinas. Dinas

  2) Besaran output berupa produksi hasil Kelautan dan Perikanan Kabupaten tangkapan masing-masing pelabuhan Gorontalo Utara. perikanan pada tahun 2011 di Kabupaten DKP. 2008. Himpunan Peraturan Perundang- Gorontalo Utara yang terbesar adalah PPP undangan di Bidang Kelautan dan

  Perikanan. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta.

  E. 2006. Pengantar Pelabuhan Perikanan. Bahan Kuliah Pelabuhan Perikanan. Laboratorium Pelabuhan Perikanan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

  Jakarta. Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT. Tehnik